Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Nama : Henny Rosida

Kelas : PPG Prajab PGSD_C

NIM : 2300103911027127

PENGALAMAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Pembelajaran sosial emosional atau dikenal juga dengan nama social emotional
learning (SEL) adalah sebuah metode yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan
kesadaran diri, pengendalian diri, dan keterampilan interpersonalnya.

Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional


diperlukan kerja sama yang baik seluruh komunitas sekolah agar tujuan dari pembelajaran ini
dapat tercapai. Adapun tujuan pembelajaran sosial emosional adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa tentang diri sendiri dan orang-
orang di sekitar mereka.
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang akan
membantu mereka dalam memahami emosi yang dirasakan, mengembangkan
identitas mereka, dan mentapkan tujuan.
3. Mengurangi stress dan tekanan yang dialami dalam proses belajar.
4. Siswa mampu mmncapai kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup dengan
keseimbangan antara kompetensi akademik dan sosial emosional.

Pada saat saya melakukan PPL di SD Negeri Lidah Wetan II/462 saya pernah
menjumpai di kelas I (satu) yaitu pada saat praktik pembelajaran baru dimulai, peserta didik
ramai sendiri dan bahkan ada yang menangis sendiri tanpa sebab. Peserta didik sepertinya
memang menyepelekan mahasiswa saat itu, sehingga mereka asyik dengan dunia mereka
sendiri tanpa mendengarkan penjelasan materi oleh mahasiswa. Setiap peserta didik memiliki
karakter yang berbeda-beda, contohnya ada yang senang bermain, senang bergerak, senang
bekerja dalam kelompok, dan lain-lain. Seperti halnya yang terjadi pada kelas I (satu) salah
satunya karakter yang dimiliki adalah senang bermain. Karakter anak pada masa kelas rendah
berbeda dengan karakter anak pada kelas tinggi, hal ini dapat dilihat dalam proses
pembelajaran anak. Usia sekolah dasar utamanya yang ada di kelas rendah belum dapat
mengembangkan keterampilan kognitifnya secara penuh, akan tetapi anak di kelas tinggi
sudah dapat berpikir, berkreasi secara luas.
Karakteristik anak SD kelas rendah adalah senang merasakan atau
melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung ditinjau dari teori perkembangan kognitif
anak SD memasuki tahap operasional konkret. Implikasinya yaitu guru hendaknya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Siswa masih senang belajar bersama temannya atau berkelompok, karena
pergaulannya dengan kelompok sebaya. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru
harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar
dalam kelompok. Model pembelajaran yang cocok yaitu model Game Based Learning.
Model tersebut adalah model pembelajaran yang menggunakan game sebagai alat untuk
mengajarkan materi. Dengan menggabungkan kesenangan dari bermain game dengan proses
belajar, model ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik,
contoh yang sederhana adalah game Puzzle Kids.

Kembali pada pembelajaran sosial emosional, sebagai guru kita harus bisa menjadi
pendidik yaitu terdapat beberapa peran untuk mengembangkan sosial emosional peserta didik
antara lain : memberikan berbagai stimulasi kepada peserta didik, menciptakan lingkungan
yang kondusif, memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, meemberikan pujian atas
apa yang telah dilakukan oleh peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menyampaikan pendapat mereka.

You might also like