Professional Documents
Culture Documents
Jurnal D1216020
Jurnal D1216020
JURNAL
PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN GADGET
OLEH REMAJA
(Deskriptif Kualitatif tentang Persepsi Orang Tua terkait Dampak dari
Aktivitas Penggunaan Gadget oleh Pelajar di SMP Negeri 4 Surakarta
dengan Komunikasi Interpersonal di Lingkup Keluarga)
Oleh:
Fadhila Jehan Mei Erdani
D1216020
Abstract
In this modern era gadget is not only being used by adults, but also by
toddlers, pre-schoolers, elementary students and teenagers. The usage of gadget
by children especially teenagers certainly has both positive and negative effects in
the context of interpersonal communication in the family. The purpose of this
research is to know the perception from parents regarding the usage of gadgets
by children with interpersonal communication in the family sphere. The theory
used is the perception theory put forward by Deddy Mulyana quoted from Dr
Robert A. Baron and Paul B. Paulus, which is an internal process that allows
someone to choose, organize and interpret stimuli from the environment, and that
process influences someone’s behavior. In this case how parents interpret stimuli
from the environment is children's attitudes and behaviors that are seen when
children use gadgets for interpersonal communication that happened in the family
sphere that later raises parents perception. This parents perception based on the
experience by their children. This study also aims to identify the supervision given
by parents regarding the rules, restrictions given to children in using their
gadgets. The research method used is descriptive qualitative. Data collection was
obtained from interviewing 10 parents with different educational backgrounds,
ages and professions from students of grades 7 th.8 th, and 9 th who attended school
in Surakarta State Middle School 4. The results of this research shows that
parents perception about the usage of gadget by children toward interpersonal
communication in the family sphere appears from children's attitudes and
behavior as well as supervision that are given by parents. The supervision is
carried out by parents by giving time limits for children in using their gadgets.
Parents perceptions of being positive or negative regarding the use of gadgets by
children are related to supervision given by parents to children in using their
gadgets.
Keywords: Perception, Interpersonal Communication, The Effect of Gadget
2
Pendahuluan
1
Teknologi komunikasi saat ini seolah menjadi kebutuhan yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat. Wujud dari perkembangan teknologi
komunikasi tersebut adalah munculnya gadget. Menurut Kuncoro (2009) Gadget
adalah sebuah fitur berteknologi tinggi. Gadget juga adalah sebuah piranti atau
instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna dan
umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru setiap masyarakat dari berbagai
latar belakang, usia, status sosial, pekerjaan memiliki gadget.
Dengan kehadiran gadget yang didukung dengan adanya Internet,
membuat masyarakat semakin dimudahkan dalam melakukan aktivitasnya dengan
segala kelebihan/keunggulan yang diberikan. Bukan hanya orang tua saja yang
memanfaatkan kemudahan dan kecanggihan dari kehadiran gadget tersebut,
bahkan anak usia remaja pada masa sekarang ini pun sudah mengenal bahkan
menggunakan gadget diikuti juga dengan mengakses internet. Survey yang
dilakukan oleh Kementerian Informasi dan Unicef tahun 2014 menunjukkan,
persentase pengguna internet yang termasuk kategori usia anak-anak dan remaja
di Indonesia cukup tinggi, yaitu 79,5 persen.
Usia anak-anak dan remaja merupakan usia dimana mereka sudah aktif
menggunakan internet yang otomatis menunjukkan mereka juga aktif dalam
menggunakan gadget. Kemudahan dan kecanggihan yang dihadirkan oleh gadget
tentu memberikan manfaat tersendiri bagi penggunanya. Pengaruh positif dari
penggunaan gadget tersebut pada diri anak diantaranya yaitu dapat meningkatkan
kreatifitas dan kecerdasan anak. Melalui gadget, pengetahuan dan wawasan yang
dimiliki anak juga dapat bertambah. Kemudahan lain yang diberikan oleh gadget
bagi remaja adalah membantu dalam hal pendidikan. Gadget menjadi salah satu
sarana bagi anak dalam proses pembelajaran, proses perkembangan pola fikir.
Namun seperti mata pisau, gadget yang memberikan manfaat tersebut di satu sisi
juga dapat memberikan pengaruh yang buruk apabila penggunaanya tidak secara
bijak.
3
Terlebih dalam hal ini adalah anak-anak khususnya usia remaja yang
mudah terpengaruh oleh lingkungan pergaulan mereka. Apabila mereka tidak
diberikan pengertian dan pemahaman maka remaja yang hidup pada zaman
modern saat ini akan mudah terbawa oleh dunia maya dan menganggap tindakan
yang mereka lakukan wajar karena juga didukung oleh lingkungan.
Dilansir dari Kompas, 23 Juli 2018, menyebutkan bahwa penggunaan
gadget yang terhubung ke jaringan internet dapat mengganggu tumbuh kembang
anak serta membuat anak kecanduan dan adiksi gadget. Akibat adiksi (kecanduan)
terhadap gadget tersebut membuat anak berperilaku yang membahayakan ketika
dirinya tidak diperbolehkan menggunakan gadget seperti anak sampai berani
mengancam nyawa orang tuanya dengan menggunakan pisau, atau mencoba
mencekik ibunya, ketika berkomunikasi dengan orang tuanya dengan ucapan yang
kasar. Pada beberapa kasus juga ditemukan perubahan sikap dan perilaku anak
yang berada pada kondisi yang mengkhawatirkan.
Penggunaan gadget oleh anak tersebut secara berkelanjutan tentu juga
memberikan pengaruhnya sendiri dalam hal komunikasi interpersonal yang
terjalin antara anak dengan orang tua dalam lingkup keluarga. Proses komunikasi
interpersonal yang hakikatnya dilakukan secara face to face (tatap muka), dengan
kemunculan gadget, komunikasi interpersonal tersebut tidak jarang dilakukan
melalui chat atau obrolan. Secara tidak langsung penggunaan gadget tersebut
sedikit demi sedikit dapat membuat komunikasi yang terjalin antar anggota
keluarga menjadi tidak lagi intensif apabila penggunaannya secara berlebihan dan
tanpa batas. Dalam lingkup keluarga sering dijumpai satu keluarga ketika sedang
berkumpul bersama anggota keluarga malah asyik dan fokus terhadap gadgetnya
masing-masing.
Fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari tersebut menunjukkan
bahwa peran pengawasan dan kontrol dari orang tua sangatlah penting. Apabila
tidak diawasi dengan baik oleh orang tua maka gadget tersebut diibaratkan
menjadi sisi mata pisau yang tajam yang membawa dampak buruk bagi kehidupan
anak-anak terlebih dengan kaitannya terhadap komunikasi interpersonal dalam
lingkup keluarga.
4
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana persepsi orang tua terkait aktivitas penggunaan gadget oleh
pelajar di SMP Negeri 4 Surakarta dengan komunikasi interpersonal di
lingkup keluarga?
2. Bagaimana bentuk pengawasan yang diberikan orang tua kepada anak
dalam menggunakan gadgetnya?
Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal
(Deddy Mulyana, 2007 : 81). Komunikasi interpersonal yang dilakukan
merupakan komunikasi dua arah dimana proses komunikasi berlangsung
secara tatap muka. Interaksi yang terjadi dalam komunikasi interpersonal
memberi pengaruh terhadap perubahan pendapat dan pengetahuan yang
membentuk persepsi. Dalam proses komunikasi antarpribadi/interpersonal
terdapat tahapan-tahapan diantaranya adalah kontak (first impression),
perkenalan, pertemuan, decline (puncak), perpecahan.
Menurut Suranto, A.W. (2005 : 7), dalam proses komunikasi
interpersonal terdapat komponen-komponen komunikasi secara integrative
saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen itu sendiri.
Komponen-komponen tersebut adalah sumber/komunikator, encoding,
pesan, saluran, penerima/komunikan, decoding, respon, gangguan, dan
konteks komunikasi (dimensi waktu, ruang, dan nilai).
2. Persepsi
Persepsi adalah suatu proses pemaknaan terhadap suatu pesan.
Dalam proses komunikasi pemaknaan pesan merupakan hal yang penting
5
2. Efek Halo
3. Stereotip
4. Gegar Budaya (Culture Shock)
3. Remaja
Pengertian remaja menurut Muangman (1980 : 9), remaja adalah suatu
masa dimana:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang
penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri.
Tahap perkembangan remaja terbagi menjadi tiga, yaitu masa remaja
awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Menurut Monks
(2004), tahap perkembangan remaja terbagi menjadi beberapa fase, yaitu
fase remaja awal berusia 12-15 tahun, fase remaja pertengahan berusia 15-
18 tahun, dan fase remaja akhir berusia 18-21 tahun.
4. Gadget
Gadget adalah sebuah teknologi yang berkembang pesat dan memiliki
fungsi khusus. Menurut Widiawati dan Sugiman (2014), gadget
merupakan barang canggih yang diciptakan dengan berbagai aplikasi yang
dapat menyajikan berbagai media berita, jejaring sosial, hobi, bahkan
hiburan. Penggunaan gadget tentu memiliki pengaruh atau dampak
tersendiri bagi penggunanya. Ismail Cawidu (2013 : 39) mengungkapkan
dampak negatif yang ditimbulkan antara lain menjadi korban kejahatan,
candu atau menjadi korban pornografi, diajak memakai narkoba, menjadi
korban penipuan, menjadi korban pelecehan seksual, menjadi korban
penyalahgunaan data, atau mengalami kekerasan psikis dalam dunia maya
(cyberbully).
Metodologi
7
tidak hanya pengaruh yang positif tetapi juga pengaruh yang negatif bagi
anak mereka yang masuk ke dalam kategori usia remaja.
a. Persepsi Positif Orang Tua Terkait Penggunaan Gadget oleh
Pelajar di SMP Negeri 4 Surakarta
Beberapa orang tua yang menjadi informan mengatakan
mengenalkan dan memberikan fasilitas gadget kepada anaknya karena
gadget mendatangkan manfaat selain membantu dalam hal berkomunikasi
gadget juga membantu terkait dengan pendidikan, aktivitas sekolah,
belajar, mengerjakan tugas, serta dapat menambah wawasan anak. Seperti
yang diungkapkan oleh informan 4, 6, dan 1.
Pengenalan dan pemberian fasilitas gadget tersebut selain dapat
memudahkan dalam beraktivitas dan membantu pengembangan pola fikir
anak, juga dikarenakan manusia yang tinggal pada zaman modern saat ini
tidak dapat menghindar dari kemunculan gadget sebagai bentuk dari
zaman yang berkembang semakin maju. Para orang tua yang lahir dan
hidup di zaman sebelum bermunculan teknologi merasakan sendiri adanya
perbedaan yang mereka alami ketika mereka hidup di zaman dahulu
sebelum kemunculan teknologi dengan hidup di zaman globalisasi saat ini
yang segala sesuatunya bergantung dengan gadget dimana dengan gadget
semuanya dapat dilakukan dengan mudah dan praktis.
b. Persepsi Negatif Orang Tua Terkait Penggunaan Gadget Oleh
Pelajar di SMP Negeri 4 Surakarta
Orang tua mengetahui betul bahwa gadget yang digunakan oleh
anak mereka memiliki dua sisi yang ketika tidak digunakan dengan bijak
dapat menjadi bumerang bagi perilaku, mental dan pola fikir anak.
Berbagai pengalaman dialami sendiri oleh orang tua sebagai dampak yang
diberikan dari gadget tersebut. Seperti penuturan dari informan 2 yang
kedapatan menemukan aplikasi pornografi yang tidak seharusnya dibuka
oleh usia remaja pada gadget milik anaknya.
Informan 3 sebagai orang tua juga mengalami sendiri pengalaman
buruk sebagai akibat dari penggunaan gadget yang berpengaruh pada
9
mereka dan tentu di sela-sela waktu kumpul bersama, orang tua berusaha
sebisa mungkin membuat topik pembicaraan dengan anak, memberikan
nasehat-nasehat, dan menceritakan apa saja sehingga anak dapat ikut ke
dalam suasana dan tidak segan untuk menceritakan juga pengalaman-
pengalaman dan kejadian yang dialaminya sebagai bentuk dari timbal
balik pesan yang disampaikan orang tuanya. Atau juga misalnya kegiatan
lainnya yaitu orang tua mengajak anaknya pergi bersama untuk
menghabiskan waktu pada hari libur seperti sabtu dan minggu dengan
syarat saat pergi tidak ada yang menggunakan gadgetnya dan fokus
dengan keluarga satu sama lain. Sehingga dengan demikian, komunikasi
interpersonal dalam lingkup keluarga dapat tetap terjalin.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil sajian data dan analisis data yang sudah dijabarkan pada
bab sebelumnya, maka mengenai persepsi orang tua terkait penggunaan
gadget oleh anak usia remaja dengan komunikasi interpersonal dalam lingkup
keluarga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Persepsi orang tua terkait penggunaan gadget oleh anak usia remaja
dengan kaitannya dalam konteks komunikasi interpersonal dalam
lingkup keluarga terdiri dari persepsi positif dan negatif. Persepsi
orang tua terkait penggunaan gadget oleh anak usia remaja dengan
kaitannya dalam konteks komunikasi interpersonal dalam lingkup
keluarga positif ketika diimbangi dengan pengawasan orang tua dan
persepsi orang tua negatif ketika tidak ada pengawasan yang diberikan
orang tua.
2. Pengawasan yang diberikan orang tua beragam bentuknya, diantaranya
pemberian batasan waktu bagi anak dalam menggunakan gadget,
menyita gadget milik anak, mengikutkan anak ke dalam kegiatan-
kegiatan di luar jam sekolah, seperti les, kursus, seminar dan lain
sebagainya.
14
Daftar Pustaka
Cawidu Ismail. (2013). Bijak Bermedia Sosial: Pemanfaatan Media Sosial
Sebagai Sarana Edukasi Publik. Jakarta: Direktorat Jenderal Informasi dan
Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kuncoro, Eri dkk. (2009). Life on Blackberry. Yogyakarta: Multikom.
Muangman. (1980). Defenisi Remaja. Jakarta: Penerbit Grafindo.
Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Monks. (2004). Tahap Perkembangan Masa Remaja. Medical Journal New
Jersey.
Suranto. (2005). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widiawati, I., Sugiman, H., dan Edy. (2014). Pengaruh Penggunaan Gadget
Terhadap Daya Kembang Anak. Jakarta: Universitas Budi Luhur.
http://stmikglobal.ac.id/wpcontent/uploads/2014/05/ARTIKELIIS.pdf.
Diakses pada 8 April 2018.
Egi. (2013). “Kecanduan Gawai Ancam Anak-anak”. Kompas, 23 Juli 2018.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. (2014). “Riset
Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja dalam
Menggunakan Internet”.
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3834/Siaran+Pers+No.+17-
PIH-KOMINFO-2-
2014+tentang+Riset+Kominfo+dan+UNICEF+Mengenai+Perilaku+Anak+da
n+ Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+0/siaran_pers. (Diakses pada 8
April 2018).