1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA

MATERI GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN DI SMA


Gita Fransiska, Edy Tandililing, Muhammad Musa Syarif Hidayatullah
Program Studi pendidilam fisika FKIP Untan Pontianak
Email: gitafransiska1234@gmail.com

Abstract
The study aims*to identify students’ concepts understanding in the
material of uniformly changing straight motion in SMA Negeri 1
Tanah Pinoh. The study used a survey method without a comparison
class that is descriptive correlative. The research instrument was a
multiple-choice diagnostic test with three answer choices, ten
questions were about conceptual understanding, and ten questions
were about learning outcomes test. The validation of the*learning
outcomes test was 3.36 with valid criteria, while the reliability of the
learning outcomes test was 0.44 with the medium category. The
result found that the students’ concepts understanding was classified
low with an*average percentage of 31.39%. The students’ concepts
understanding with the highest percentage is in the interpretation
aspect of 41.67% with a sufficient category, and the minor
percentage is in exploration aspects with 31.39%. The study did not
find a correlation of rcount 0,360 < rtable 0,179 between conceptual
understanding and learning outcomes. Therefore, the understanding
concept becomes an essential principle for achieving physics
learning outcomes. The study also found that there had not been any
difference among gender as indicated by the results of the Mann-
Whitney test (P> 0.05), with the analysis results showing that female
students were higher than male students in the aspects of translation
and extrapolation. While, in the interpretation aspects, male
students are higher than female students. Thus, the results of this
study are expected to be a consideration for determining the learning
model to improve students' concepts understanding.
Keywords: Concept Understanding, Gender, Learning Outcome.
PENDAHULUAN konsep adalah suatu gagasan yang
cukup tepat, abstraksi yang
Fisika merupakan salah satu mewakili suatu kejadian yang
mata pelajari Ilmu Pengetahuan mempunyai kemiripan atau
Alam (IPA) yang mempelajari sekelompok fakta yang mempunyai
tentang peristiwa atau fenomena makna bagi seorang maupun
alam. “Fisika merupakan cabang gerombolan .
sains dasar yang memepelajari
perilaku dan struktur materi” Pada era abad ke-21adanya
(Giancoli, 2014). Pada pelajaran revolusi indrustri 4.0, dimana
fisika, peserta didik wajib bisa tahu Griffin & Care (Zubaidah, 2018 )
konsep-konsep supaya bisa menggolongkan keterampilan dan
memecahkan masalah dalam sikap abad 21 sebagai ways to
kehidupan sehari-hari sehingga thinking (knowledge, critical and
mencapai keberhasilan belajar yang creative thinking), ways to learning
baik, Jadi bisa didefinisikan bahwa (literacy andsoftskills), dan ways to

1
learning with other (personal, social, menurut Bloom (pada Susanto,
and civic responsibilities). Adapun 2013: 6) “diartikan menjadi
US-based Partnership for 21st kemampuan untuk menyerap*arti
Century Skills (P21), dari materi atau bahan yang
mengidentifikasi keterampilan dipelajari”. dalam penelitian ini
berpikir kritis (Critical Thinking memfokuskan
Skills), keterampilan berpikir mengukur*pemahaman konsep
kreatif(Creative Thinking Skills), peserta didik pada taksonomi bloom
keterampilan yaitu tingkataan kognitif C2, dimana
komunikasi(Communication skills), di jenjang C2 merupakan
dan keterampilan kolaborasi kemampuan interpretasi
(Collaboration skills) sebagai (menyebutkan materi), translasi
kompetensi yang diperlukan di abad (mengganti simbol berasal bentuk
ke-21, yaitu disebut juga 4C. untuk satu ke bentuk yang lain) dan
mencapai hal tersebut tentunya ektrapolasi (memperluas arti). 3
peserta didik perlu memahami aspek pamahaman ini yang wajib di
konsep sebagai dasar utamanya. Hal miliki oleh peserta didik untuk
ini sangat berpengaruh untuk memahami konsep asal suatu mata
menunjung perubahan revolusi pelajaran yang di pelajari,
indrusti yang direncanakan. khususnya*pada mata pelajaran
fisika.
Salah satu yang
mempengaruhi pemahaman konsep Gerak lurus berubah beraturan
adalah berpikir kritis dimana dari ialah salah satu sub materi yang
penelitian (Triagono, 2017) diajarkan pada mata pelajaran fisika.
mengemukakan bahwa “ antara dalam gearak lurus berubah
pemahaman konsep dan beraturan ini akan mempejari
kemampuan berpikir kritis perihal kenyataan apa saja yang
menunjukkan bahwa keduanya menyebabkan terjadinya gerak lurus
memiliki pengaruh yang saling berubah beraturan, diantaranya
konstruktif dalam mengahsilkan jarak dan perpindahan, kelajuan dan
penyelesaian yang kompreherensif kecepatan, gerak lurus beraturan,
dari suatu permasalahan fisika.” akselerasi serta gerak lurus berubah
Penelitian (Istiqamah et. al., 2019) beraturan (Saripudin,
juga mengemukakan bahwa terdapat 2009).Berdasarkan kemendikbud
hubungan antara pemahaman (2019) memberikan yang akan
konsep dan berpikir kritis. terjadi ujian nasional se-Indonesia
menggunakan nalai rata-rata peserta
Sama halnya dalam didik sebesar 45,93, sedangkan pada
pembelajaran fisika, peserta didik nilai ujian nasiaonal se-kalimantan
wajib dapat memahami konsep- barat rata-rata sebessar 44,19,
konsep yang ada pada pembelajaran kemudian yang akan terjadi ujian
fisika serta menerapkannya dalam IPA SMA pada kabupaten Melawi
kehidupan sehari-hari. Keberhasilan sebanyak 47,42 hal*ini memberikan
dalam memahami konsep fisika bahwa pemahaman konsep peserta
dapat dilihat dari pencapaian hasil didik di kabupaten Melawi masih
belajar peserta didik. Pemahaman kurang.

2
Penelitian terdahulu (Azizah, menemukan bahwa peserta didik
2020) mengemukakan perempuan lebih unggul dari peserta
bahwa secara keseluruhan, didik laki-laki, juga menurut
pemahaman konsep peserta didik (Miyake dkk , 2010: Madsen dkk,
terkait materi suhu dan kalor dengan 2013) menemukan bahwa dalam
kategori sedang (48%), Agus sebuah ujian fisika rata-rata skor
Pujianto dkk.,*di SMA Negeri 6 yang diperoleh peserta didik
Palu memberikan bahwa peserta perempuan tampak berada dibawah
didik yang pemahaman konsepnya peserta didik laki-laki. Sehingga
baik sebesar 21,67 %, Rania belum tentu bahwa peserta didik
mengungkapkan bahwa pemahaman perempuan lebih unggul
konsep peserta didik mempunyai dibandingkan peserta didik laki-
skor homogen-rata 47,06 (Nukhba laki, begitu juga sebaliknya.
et. al., 2017). Maka bisa diartikan
bahwa kemampuan*peserta didik Dengan demikian, tujuan
dalam memamhami konsep di dilakukannya penelitian ini yaitu
Indonesia masih termasuk relatif untuk menganalisis pemahaman
kurang. Pemahaman konsep konsep peserta didik pada materi
seseorang individu pastinya gerak lurus berubah beraturan di
mempengaruhi hasil belajar peseta SMA Negeri 1 Tanah Pinoh.
didik itu sendiri, sebagai akibatnya Sehingga diharapkan dapat menjadi
perlu adanya pengukuran hasil pertimbangan untuk menentukan
belajar. berdasarkan hasil yang ada model pembelajaran sebagai upaya
menunjukkan bahwa masih meningkatkan pemahaman konsep
minimnya pemahaman konsep peserta didik.
perserta didik pada gerak lurus METODE PENELITIAN
berubah beraturan. pada penelitian ini
Selain mendeskripsikan profil dipergunakan bentuk penelitian
pemahaman konsep peserta didik, informasi lapangan, sebab data yang
penelitian ini juga membahas dipergunakan merupakan data*yang
tentang korelasi antara pemahaman terjadi secara alamiah dengan kata
konsep dan hasil belajar. Dimana lain terdapat atau*tidaknya data
fungsi pemahaman konsep yaitu tersebut bukan sebagai akibat
peserta didik akan mampu peruntukan peneliti*(Azwar dan
mengaitkan serta memecahkan Prihantono, 1987). Skema penelitian
permasalahan dengan berbekal disajikan pada Gambar 1.
kemampuan dasar melalui konsep
yang sudah dipahaminya (O’Connel
2007), sehingga pemahaman konsep
menjadi penentu peserta didik
tersebut dalam keberhasilan
pembelajaran. Serta pada penelitian
ini juga membahas tentang
perbedaan pemahaman konsep Gambar 1. Skema Desain
berdasarkan gender. Dalam hasil Penelitian
penelitian (Bagas, 2019)

3
keterangan: dilakukan pada kelas X IPA SMA
Negeri 9 Pontianak
S = Sampel Penelitian Tahun*Pelajaran 2020/2021 pada
X0 =Diberikan seperangkat 111 peserta didik diperoleh bahwa
tes (tes pemahaman tingkat reabilitas untuk soal tes
konsep dan tes hasil tergolong sedang dibuktikan dengan
belajar) hasil perhitungan sebesar 0,44.

X1 =Analisis data serta uji Tahapan dalam penelitian ini


statistik yang sesuai terdiri*dari tiga tahap, yaitu
untuk menjawab persiapan, aplikasi dan akhir.
masalah penelitian Tahap Persiapan*
Populasi*pada penelitian ini Pada*tahap ini hal-hal yang
artinya semua peserta diddik kelas X dilakukan yaitu: (1) perumusan
MIPA SMA Negeri 1 tanah pinoh masalah serta penyusunan proposal
tahun*pelajaran 2020/2021 penelitian, (2) penyusunan
menggunakan pengambilan*sampel instrumen penelitian, (3) seminar
pada penelitian ini proposal penelitian, (4) validasi
menggunakan*Teknik sampel total. instrumen, (5) revisi instrumen
Sampel total merupakan teknik penelitian, (6) uji coba soal, dan (7)
pengambilan sampel*dimana perhitungan reliabilitas instrumen.
seluruh anggota populasi dijadikan
sampel (Sugiyono, 2018). Sampel di Tahap pelaksanaan
penelitian ini yaitu siswa kelas X
MIPA SMA Negeri 1 Tanah Pinoh Hal- hal yang duilakukan
tahun ajaran 2020/2021 yang antara lain: (1)
berjumlah 35 peserta didik. mempersiapkan*peserta didik yang
akan diteliti, (2) menyampaikan soal
Pada penelitian ini digunakan pilihan ganda untuk mengetahui
isntrumen berbentuk pilihan*ganda pemahamn konsep dan hasil belajar
berjumlah 10 soal pada tes peserta didik.
pemahaman konsep serta 10 soal
pilihan ganda pada soal hasil belajar. Tahap Akhir
Instrumen*penelitian ini Hal-hal*yang dilakukan pada
divalidasi*oleh tiga orang validator tahap akhir yaitu: (1) pengolahan
yaitu dua orang dosen data sesuai hasil analisis, (2)
Pendidikan*fisika FKIP Untan serta penarikan konklusi, dan (3)
satu orang*guru mata pelajaran menyusun laporan akhir penelitian.
fisika SMA Negeri 1 Tanah Pinoh.
Validitas*instrumen yang diperoleh HASIL DAN PEMBAHASAN
dari hasil validitas tergolong valid Penlitian ini dilakukan dikelas
berdasarkan perhitungan validitas X IPA SMA Negeri 1 Tanah Pinoh
tes hasil belajar diperoleh rata-rata yagn berjumlah 35 peserta didik
hasil validasi sebesar 3,36 dengan pada tahun ajaran 2020/2021.
kriteria valid dan tanpa revisi. Pengambilan data dilakukan secara
Sedangkan hasil*uji coba soal yang tatap muka dengan pengarahan asal

4
pengajar pengampu mata pelajaran HASIL
fisika, peserta didik diminta
mengerjakan soal tes secara Profil pemahaman konsep peserta
langsung yang sudah dibagikan. dari didik kelas X di materi gerak
hasil pengerjaan peserta didik, lurus berubah beraturan di SMA
diperoleh masing -masing sebanyak 1 Tanah Pinoh
30 peserta didik yang mengerjakan Profil peserta*didik dalam
soal pemahaman konsep serta soal memahami konsep merampungkan
hasil belajar. ada 5 orang yang tidak soal fisika di materi gerak lurus
mengerjakan soal tes pemahaman berubah bearuturan disajikan
konsep*dan soal tes hasil*belajar. pada*tabel berikut.

Tabel. 1 Profil Pemahaman Konsep Peserta Didik


Skor yang
Skor yang
Aspek dioeroleh Pemahaman
Nomor diperoleh Skor
Pemahaman peserta konsep
Soal peserta ideal
Konsep didik/skor peserta didik
didik
ideal
3 1
5 7
Translasi 120 0,31 30,38%
8 4
10 25
2 9
4 23
Interpretasi 120 0,42 41,67%
7 7
9 11
1 3
Ekstrapolasi 60 0,22 21,67%
6 10
Rata-rata 31,39%

41.67%
50.00%
30.83%
40.00% 21.67%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Translasi Interpretasi Ektrapolasi

Seri1

Gambar 2. Profil pemahaman konsep

5
Pada tabel 1 menunjukkan dimana korelasi Spearman yang*menunjukkan
rata-rata pemahaman konsep peserta*didik signifikansi hubungan pemahaman konsep
pada pemahaman konsep*gerak lurus dengan hasil belajar diperoleh*nilai
berubah beraturan tergolong kurang signifikansi (2-tailed)*sebesar 0,344
dimana*rata-rata pemahaman konsep (>0,05). Dengan demikian H0 diterima
peserta didik sebesar 31,39% yang mana yang*berarti tidak terdapat hubungan yang
pada kriteria kurang (<40%). Hal ini signifikan antara variabel pemahaman
menunnjukkan masih kurangnya* konsep peserta didik dengan hasil belajar
pemahaman konsep yang dimiliki peserta* peserta didik. Berdasarkan nilai rhitung,
didik khususnya pada materi gerak lurus diketahui nilai rhitung untuk pemahaman
berubah beraturan. konsep (X) dengan*hasil belajar (Y)
sebesar 0,179 sedangkan rtabel sebesar 0,360
Hubungan (korelasi) antara pemahaman disimpulkan bahwa rhitung < rtabel yang
konsep terhadap hasil belajar peserta menunjukkan tidak*terdapat
didik pada materi gerak lurus berubah korelasi*positif antara pemahaman konsep
beraturan di SMA Negeri 1 Tanah Pinoh dengan hasil belajar. Tingkat kekuatan
Uji korelasi*Spearman digunakan hubungan*antara pemahaman konsep
pada penelitian ini karena data yang dengan hasil belajar tergolong sangat lemah
digunakan tidak berdistribusi*normal menurut interval koefisien korelasi.
setelah diuji dengan uji Rangkuman hasil uji korelasi spearman
normalitas*Shapiro-wilk. Kemudian pemahaman konsep dengan*hasil belajar
analisis data*dilanjutkan dengan uji dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel. 2 Rangkuman Hasil Uji Korelasi Spearman Pemahaman Konsep dengan
Hasil Belajar
Jumlah Koefisien
Korelasi Nilai sig.
peserta korelasi rtabel P
Spearman (2-tailed)
didik (n) (r)
Pemahaaman
30
Konsep (X)
0,179 0,360 0,344 >0,05
Hasil Belajar
30
(Y)

Perbedaan pamahaman konsep peserta tailed) sebesar 0 ,105 lebih besar dari nilai
didik kelas X pada materi Gerak lurus probabilitas (>0,05). Oleh karena itu,
berubah beraturan berdasarkan gender sebagaimana pengambilan keputusan uji
di SMA Negeri 1 Tanah Pinoh mann-whitney diatas maka Ha Ditolak.
Perbedaan pemahaman konsep Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
peserta didik laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan pemahaman konsep
dianalisis dengan uji Mann-whitney karena peserta didik perempuan dengan peserta
berdasarkan uji normalitas Shapiro-wilk, didik laki-laki.
data yang digunakan tidak berdistribusi
normal. Kemudian analisis data dilanjutkan
dengan uji Mann-whitney yang
menunnjukkan bahwa nilai Asymp.sig (2-

6
Tabel. 3 Rangkuman Hasil Uji Mann-Whitney Pemahaman Konsep
Berdasarkan Gender
Jumlah peserta Nilai sig. (2-
Gender P
didik (n) tailed)
Perempuan 22
0,105 <0,05
Laki-laki 8

Pembahasan berbanding lurus dengan kecepatan. Pada


aspek interpretasi yaitu penafsiran
Profil pemahaman konsep peserta didik membandingakan percepatan dua buah
kelas X pada materi Gerak lurus benda, dimana pada tahap aspek ini
berubah beraturandi SMA Negeri 1 merupakan aspek yang paling tinggi
Tanah Pinoh diantara ketiga aspek tersebut tetapi masih
Penlitian ini dilakukan dalam kategori cukup. Dimana masih ada
untuk mengetahui* pemahaman konsep peserta didik yang menggap bahwa
peserta didik pada maeri gerak lurus dua*buah benda yang memiliki
berubah beraturan. Rata-rata kecepatan*yang sama maka percepatannya
pemahaman*konsep yang dicapai oleh juga sama, peserta didik masih belum
peserta didik termasuk dalam kategori memahami konsep bahwa dua buah
kurang dengan*persentase sebesar 31,39% benda*yang memiliki kecepatan sama
dari persentase yang diharapkan 100%. tidak*selalu berarti memmiliki percepatan
Berdasarkan*analisis jawaban peserta didik yang sama pula. Pada aspek ketiga yaitu
dalam pemahaman konsep belum*mampu ektrapolasi dimana peserta didik
membantu proses belajar fisika karena menafsirkan perubahan kecepata yang
kesalahan dalam memahami suatu konsep. disajikan dalam bentuk gambar, dimana
Berdasarkan*data yang diperoleh peserta didik beranggapan bahwa*benda
pemahaman konsep peserta didik dengan yang berada di depan (dibelakang)
kategori cukup terdapat pada aspek memiliki kecepatan*yang lebih besar (lebih
Interpretasi dengan persentase sebesar kecil). Hal ini menujukkan bahwa peserta
41,67%, sedangkan pemahaman*konsep didik belum memahami bahwa jika dua
peserta didik dengan kategori kurang buah benda yang bergerak dalam*selang
terdapat pada aspek ekstrapolasi dengan waktu yang sama, maka benda*yang
persentase sebesar 21,67%. memiliki jarak paling besar yang akan
Ditemukan bahwa pada aspek memiliki kecepatan yang lebih besar.
translasi masih terdapat peserta didik yang Masing-masing persentase tiap
beranggapan bahwa percepatan berbanding aspek pemahaman dimana aspek Trasnlasi
lurus dengan kecepatan, dimana pada tahap 30,83%, Interpretasi 41,67% dan
translasi ini peserta didik menyajikan Ektrapolasi sebesar 21,67%. Jika diurutkan
konsep dalam bentuk kalimat dari suatu dari aspek pemahaman*yang paling tinggi
kejadian tertentu dapat ditemukan pada soal ke tingkat pemahaman paling*kurang yaitu
nomor 3 dimana sebuah benda bergerak (1). Interpretasi, (2). Translasi*, dan (3).
dengan perlambatan konstan peserta didik Ekstrapolasi. Hal ini menunnjukkan adanya
menjawab percepatannya berkurang, yang peredaan tingakat pemahaman pada konsep
menjadi fokus peserta didik hanya pada gerak lurus berubah beraturan. Pada hasil
kecepatan yang diperlambat dan belum penelitian ini menunnjukkan bahwa aspek
memahami konsep pecepatan yang ektrapolasi lebih sulit dibandingakn dengan
sebenarnya dimana percepatan tidak aspek interpretasi dan translasi, sejalan

7
dengan itu Teori*Bloom (1956) yang tidak ada korelasi antara pemahaman
mengemukakan bahwa “tingkat aspek konsep dan hasil belajar.
ektrapolasi tingkatannya*lebih tinggi Temuan dalam penelitian ini tidak*sejalan
dibandingakan aspek interpretasi*dan dengan Nizhamiyah (2017) yang
translasi”. Hal ini dikarenakan peserta didik menemukan bahwa adanya hubungan yang
kesulitan dalam mengaitkan hubungan positif antara pemahaman*konsep dan hasil
antara konsep. Puspitasari dkk. (2017) juga belajar*matematika. Hal ini*sejalan
menemukan ektrapolasi mendapatkan skor dengan fungsi pemahaman konsep bahwa
yang paling rendah dibandingkan dengan peserta didik akan mampu mengatasi
translasi dan interpretasi. permasalahan dengan menguasui konsep
Berdasarkan hasil yang penelitian dasar suatu konsepyang sudah dipahaminya
menunjukkan rata-rata pemahaman konsep (O’Connell, 2007). Dengan demikian
peserta*didik pada pemahaman konsep pemahaman konsep sangat*penting untuk
gerak*lurus berubah beraturan*tergolong meningkatkan hasil belajar peserta*didik.
kurang dimana rata-rata pemahaman Berbeda dengan temuan terdahulu dimana
konsep peserta didik sebesar 31,39% yang pada hasil penelitian ini tidak terdapat
mana pada kriteria kurang (<40%). Pada korelasi antara pemahaman konsep dan
penelitian serupa yang dilakukan oleh hasil*belajar peserta*didik.
beberapa peneliti pada*materi hukum Dalam*penyelesaian soal yaitu pilihan
newton (Sari, 2020) menemukan ganda*pada hasil akhir pemahaman konsep
pemahaman*konsep peserta didik*pada tidak berbanding lurus dengan hasil belajar
kategori kurang, kemudian penelitian yang dimana peserta didik yang nilai pemahaman
dilakukan oleh Sandra pada materi hukum konsepnya tinggi memiliki nilai akhir hasil
newton menemukan tidak sepenuhnya belajar yang kurang, begitu juga sebaliknya
memahami konsep dan pada kategori hasil akhir pemahaman konsep yang kurang
kurang (Ella, 2018). pada hasil akhir hasil belajarnya tinggi.

Hubungan (korelasi) antara pemahaman Tidak ditemukannya korelasi antara


konsep terhadap hasil belajar peserta pemahaman konsep dan hasil belajar
didik pada materi gerak lurus berubah dikarenakan konstruksi soal yang
beraturan di SMA Negeri 1 Tanah Pinoh digunakan berbeda dimana pada soal
pemahaman konsep itu hanya pada jenjang
Penelitian ini menunjukkan tidak kognitif C2 (memahami) sedangkan pada
adanya hubungan/ korelasi antara soal hasil belajar kompetensi pengetahuan
pemahaman konsep*dan hasil belajar (kognitif) nya mencakup C1 (mengetahi),
peserta*didik. Hasil uji statistik Spearmen C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan) dan
menunjukkan bahwa dengan*nilai C4 (menganalisi). Hal ini menyebabkan
signifikansi (2-tailed) antara*pemahaman data tidak berkorelasi karena terpengaruh
konsep (X) dengan hasil belajar dengan hasil tes yang didapat, hal ini juga
peserta*didik (Y) adalah sebesar 0,344 menjadi salah satu kelamahan dalam
(>0,05) yang berarti*bahwa tidak terdapat penelitian ini sehingga*hasil yang didapat
hubungan yang signifikan*antara tidak*sesuai dengan hipotesis yang
pemahaman*konsep peserta didik dan hasil diharapkan.
belajar peserta*didik. Jika dilihat dari nilai
rhitung, diketahui nilai rhitung untuk Perbedaan pamahaman konsep peserta
pemahaman konsep (X)* dengan^hasil didik kelas X pada materi Gerak lurus
belajar (Y) sebesar 0,179 sedangkan rtabel berubah beraturan berdasarkan gender
sebesar 0,360 maka dapat*diambil di SMA Negeri 1 Tanah Pinoh
kesimpulan bahwa rhitung < rtabel sehingga Peserta*didik memiliki kemampuan
belajar yang*berbeda-beda, khususnya

8
antara*peserta didik perempua dan*peserta (31%) dan*aspek ektrapolasi (20%),
didik laki-laki*(Michael & Todd, 2012). sementara pada aspek interpretasi
Dilihat dari aspek pemahaman konsep peserta*didik laki-laki lebih unggul
tersebut, peserta*didik perempuan daripada peserta didik perempuan*dimana
memiliki persentase lebih* tinggi pada aspek interpretasi peserta didik
dibandingkan dengan peserta didik laki- sebesar 45% sedangkan peserta didik
laki*yaitu pada aspek tranlasi (34%) dan perempua sebesar 31%.
aspek ekstrapolasi (25%), dimana
peserta*didik laki-laki pada aspek tranlasi

Aspek Pemahaman Konsep


50% 45%
45%
40%
34%
35% 31% 31%
Persentase %

30% 25%
25% 20%
20%
15%
10%
5%
0%
Translasi Interpretasi Ekstrapolasi

Perempuan Laki-laki

Gambar 3. Persentase Aspek Pemahaman Konsep Berdasarkan Gender

Aspek Pemahaman Konsep


33% 32%

32%

32%

31%

31% 30%

30%

30%

29%
Perempuan Laki-laki

Gambar 4. Persentase Pemahaman Konsep Berdasarkan Gender


Berdasarkan data ditemukan bahwa laki, dimana secara umum dapat dilihat
peserta* didik* perempuan memiliki bahwa persentase pemahaman*konsep
pemahaman konsep* lebih tinggi peserta didik perempuan*sebesar 32%
dibandingkan*dengan peserta didik laki- sedangkan peserta*didik laki-laki*sebesar

9
31%. Hal*ini menunjukkan bahwa terdapat PENUTUP
perbedaan pemahaman konsep*peserta
didik*perempuan dan laki-laki, tetapi Kesimpulan
perbedaan tersebut tidak signifikan. Berdasarkan* hasil penelitian,
Dibuktikan dengan hasil*uji mann-whitney secara umum* dapat disimpulkan bahwa
dimana nilai signifikansi* diatas nilai pemahaman*konsep peserta didik kelas X
probabilitas*(0,105 > 0,05), dan pada hasil IPA SMA Negeri*1 Tanah Pinoh pada
akhir pemahaman konsep yang diperoleh materi*gerak lurus*berubah beraturan
menunjukkan nilai yang dihasilkan masih tergolong kurang dengan rata-rata
kurang sehingga dapat dikatakan baik persentase sebesar 31,39% dari skor ideal
peserta*didik laki-laki dan perempuan yang diharapkan.
cenderung masih kurang dalam*pemahaan Secara*khusus, dapat disimpulkan
konsep pada materi*gerak lurus*berubah sebagai*berikut: (1) Penelitian
beraturan*khusunya pada konsep ini*menemukan profil*pemahaman konsep
kecepatan dan percepatan. Sejalan*dengan peserta*didik pada kategori kurang dengan
penelitian yang dilakukan*oleh Khasanah tiap aspek: (a) translasi sebesar 30,83%, (b)
(2020) yang menyatakan*bahwa interpretasi sebesar 41,67% dan (c)
“antara*peserta didik berjenis*kelamin ekstrapolasi sebesar 21,67%. (2) Tidak*ada
laki-laki dan perempuan cenderung belum korelasi yang signifikan*antara
mampu*menyatakan ulang konsep*yang pemahaman konsep peserta didik*dan hasil
telah dipelajari”, hal*ini belajar peserta*didik dengan nilai (rhitung
menunjukkan*bahwa pemahaman*konsep 0,179 < rtabel 0,360) dan nilai
laki-laki dan perempuan tergolong sama signifikansi*(2-tailed) sebesar 0,344
atau setara dan jika terdapat perbedaan (>0,05). (3) Tidak terdapat perbedaan
dikarenakan beberapa faktor. pehaman konsep dalam*mengerjakan*soal
Para peneliti menemukan (dalam antara peserta didik*perempuan dengan
Ormord, 2008; 177-179) bahwa sering peserta didik*laki-laki berdasarkan*hasil
ditemukan dalam sebuah kelas uji statistik mann-whitney* menunjukkan
peserta*didik perempuan*lebih banyak bahwa nilai*signifikansi*lebih besar dari
dibandingkan dengan*peserta didik*laki- nilai probabilitas*(0,105 > 0,05).
laki. yaitu karena nilai dengan*alasan rata-
rata*hasil*belajar peserta didik*perempuan Saran
lebih tinggi daripada peserta didik laki- Berdasarkan*temuan penelitian ini,
laki*berdasarkan nilai*UAS, hal ini dapat disarankan*kepada pihak
membuktikan bahwa pencapaian skor terkait*sebagai masukan atau* bahan*
akademik peserta*didik perempuan lebih pertimbangan, diantaranya: (1) Peneliti
baik*dibandingkan dengan peserta didik* senlanjutnya diharapkan agar dapat
laki-laki. Seperti yang dipaparkan diatas melakukan penelitian lebih lanjut terkait
bahwa jumlah peserta didik*laki-laki penggunaan model atau media
lebih*sedikit dibandingkan peserta*didik pembelajaran untuk* meningkatkan
perempuan, penelitian ini juga menemukan pemahaman*konsep peserta didik*pada
bahwa jumlah peserta*didik laki- materi gerak*lurus berubah beraturan di
laki*berjumlah 8 orang dalam*satu SMA*Negeri 1 Tanah Pinoh. (2) Sebaiknya
kelas*sedangkan peserta*didik perempuan soal yang digunakan pada pemahaman
berjumlah*22 orang. Tetapi hal ini*tidak konsep dan hasil belajar mengguankan
menjadikan faktor yang mempengaruhi jenjang kognitif yang sama dan
hasil skor dimana pada penelitian ini skor menggunakan bentuk soal uraian (3)
*antara peserta didik* perempuan dan* Peneliti selanjutnya diharpkan adanya
laki-laki tergolong sama. penelitian secara mendalam untuk

10
meneliti*faktor penyebab Madsen, A., Sarah, B., McKagan, & Sayre,
perbedaan*pemahaman konsep E. C. (2013). Gender Gap on Concept
berdasarkan gender*maupun korelasi Inventories in Physics: What is
pemahaman konsep dan hasil*belajar. Consistent, and What Factors
Influence Gap. Physical Review
Special Topics - Physics Education
DAFTAR RUJUKAN Research 9, 020121.
Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Miyake, A., Kost-Smith L. E., Finkelstein
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group N. D., Pollock, S. J., Cohen, G. L., &
Ito, T. A. (2010). Reducing the Gender
Azwar, A & Prihartono J. (1987). Metode Achievment Gap in College Science: A
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Classroom Study of Values
Masyarakat. Jakarta : Binarupa Affirmation. Science News:
Aksara. Sciencedaily. (online).
Azizah, Z., Taqwa, M. R. A., & Assalam, I. (https://www.sciencedaily.com,
T. (2020). Analisis Pemahaman diakses 24 September 2020).
Konsep Fisika Peserta Didik
Menggunakan Instrumen Berbantukan Nukhba, R., Yana, U., Anisa, Suyudi, Agus,
Quizizz. Jurnal Pendidikan Sains dan Setyo, P., & Deny. (2017). Analisis
Matematika, 8(2). Penguasaan Konsep Kelajuan Dalam
Gerak Lurus Berubah Beraturan
Bloom, B.S. (1978). Taxonomy of Peserta Didik SMA. JRPF (Jurnal
Educational Objectives (The Penelitian Pendidikan Fisika), 2(2),
Clasification of Educational Goals) 2017, 74-81.
Handbook 1 Cognitive Domain.
London : Longman Ormord, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan
Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Giancoli, D C. 2014. Fisika Prinsip dan O’Connel, Susan. (2007). Introduction to
Aplikasi. Jakarta : Erlangga Connection. USA: Heinemann.
Istiqamah, I., Sugiarti, S., & Wijaya, S. Prakoso, B. E. (2019). Analisis
(2019). Perbandingan Pemahaman Kemampuan Multi Representasi
Konsep dan Kemampuan Berpikir Peserta Didik Dalam Mengerjakan
Kritis Melalui Model Pembelajaran Soal Gerak Lurus Berubah Beraturan
Discovery Learning dan Direct di Kelas X SMA Negeri 7 Pontianak.
Instruction. Pendidikan Kimia PPs Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
UNM, 2019 Vol. 3, No. 1 (17- 30), Khatulistiwa, 8 (6).
ISSN (e): 2597-9361 dan ISSN (p): Puspendik. (2019). Laporan Hasil Ujian
2597-4068. Homepage: Nasional 2019. (online).
http://ojs.unm.ac.id/CER, DOI: (https://hasilun.puspendik.kemendikb
https://doi.org/10.26858/cer.v2i2.867 u
1. Diakses Taggal 8 Desember 2021. d.go.id/#2019!sma!daya_serap!13&01
&0007!a&04&T&T&1&!3!&, diakses
Khasanah, M., Risky, E. U., & Rasiman
2 November 2019).
(2020). Analisis Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Sari, A. R. L., Parno, & Ahmad, T. (2020).
SMA Berdasarkan Gender. Jurnal Pemahaman Konsep dan Kesulitan
Matematika dan Pendidikan Siswa SMA pada Materi Hukum
Matematika , 2(5), . 347-354. Newton. Jurnal Pendidikan 3 (10),
1323—1330. 11

11
Saripudin, A., Dede, R. K., & Suganda, A. Dengan Kemampuan Berpikir Kreatif
(2009). Praktis Belajar IPA 1. Jakarta: Siswa Pada Pemecahan Masalah
Pusat Perbukuan. Fisika. E-Journal Universitas PGRI
Madium (Persatuan Guru Republik
Sandra, Ella. (2018). Analisis Pemahaman
Indonesia).
Konsep Siswa Pada Materi Hukum
Newton Di Sma Negeri 3 Bengkayang. Zubaidah, S. (2018). Mengenal 4c:
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Learning And Innovation Skills Untuk
Katulistiwa. 7 (10). Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0
(Online).
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
(https://www.researchgate.net/profile/S
Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
iti-Zubaidah-
Trianggono, M. M. (2017). Analisis 7/publication/332469989). Diakses
Kausalitas Pemahaman Konsep Tanggal 8 Desember 2021.

12

You might also like