Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Geliga Sains (JGS): Jurnal Pendidikan Fisika, e-ISSN 2614-5383

x(x), x-x, 20xx p-ISSN 1978-502X


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau DOI: http://dx.doi.org/10.31258/jgs.x.x.x-x

Improving Student’s Problem Solving Ability Through the Application of


the Problem Based Learning Model Assisted by e-LKPD Liveworksheets

Della Dian Nooritasari*1), Dicky Prasetyo Wibowo2), Maryani3)


1,2,3)
Pendidikan Profesi Guru, Physics Education, University of Jember

*1)
e-mail: ppg.delladiannooritasari62@program.belajar.id

Abstract
This study aims to improve student’s problem solving skills through the application of Problem Based
Learning learning model assisted by Liveworksheets electronic form of students worksheets (e-LKPD) on
alternative energy material. This type of research is a class action assessment (PTK). The research subjects
were 36 students of class X-6 SMA Negeri 4 Jember. Data collection techniques used observation methods
and problem solving instrument tests. This research was said to be successful if it met this indicators, (1)
student’s problem solving ability increased from pre-cycle to cycle I and to the next cycle, and (2) scores of
student’s problem solving reached ≥ 75 with classical completeness ≥ 85%. The results showed an increase
in the percentage from 80.20% of cycle I to 86.11% in cycle II. This research concludes that the application
of Problem Based Learning model assisted by e-LKPD Liveworksheets is proven effective in improving
students' problem solving skills.

Keywords: Problem Based Learning, Student’s Worksheets, Liveworksheets, Problem Solving.

*)
Komunikasi Penulis https://jgs.ejournal.unri.ac.id/index.php/JGS/index
2

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui


Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan e-LKPD
Liveworksheets

Della Dian Nooritasari*1), Dicky Prasetyo Wibowo2), Maryani3)


1,2,3)
Pendidikan Profesi Guru, Pendidikan Fisika, Universitas Jember

Abstrak
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik berbentuk elektronik (e-LKPD)
Liveworksheets pada materi energi alternatif. Jenis penelitian ini adalah penilaian tindakan kelas (PTK). Subjek
penelitian adalah siswa kelas X-6 SMA Negeri 4 Jember sejumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode observasi, tes dengan instrumen kemampuan pemecahan masalah, dan dokumentasi.
Penelitian ini dikatakan berhasil jika memenuhi indikator keberhasilan, yaitu (1) Kemampuan pemecahan
masalah siswa pada siklus I meningkat dari prasiklus dan meningkat dari siklus I ke siklus berikutnya, dan (2)
nilai tes kemampuan pemecahan masalah siswa mencapai KKM yaitu ≥ 75 dengan ketuntasan klasikal ≥ 85%.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan persentase kemampuan pemecahan masalah dari siklus I
sebesar 80,20% menjadi 86,11% di siklus II. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model Problem Based
Learning berbantuan e-LKPD Liveworksheets pada pembelajaran fisika terbukti efektif meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa.

Kata kunci: Problem Based Learning, e-LKPD, Liveworksheets, Kemampuan Pemecahan Masalah.

Pendahuluan sehingga siswa banyak yang tidak memiliki


kemampuan pemecahan masalah yang (Brok
Fisika merupakan salah satu mata dkk, 2010).
pelajaran yang sulit dipahami bagi beberapa Pemecahan masalah perlu dilatihkan agar
siswa (Pujianto dkk, 2013). Proses siswa dapat menghadapi tantangan di masa
pembelajarannya harus dimulai dari membawa depan dengan baik. Siswa yang telah dilatih
siswa pada permasalahan nyata dan untuk memecahkan masalah dengan baik akan
penyelesaian masalah yang dibuat siswa harus memiliki pola pikir yang berkembang dalam
dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari, menciptakan solusi. Proses pemecahan
sehingga siswa dapat memahami fisika lebih masalah dapat membuat siswa terlibat aktif
baik. Kesulitan yang dialami siswa disebabkan dalam menggunakan pengetahuan secara
karena proses pembelajaran hanya membuat inovatif (Creberth dkk, 2011:5). Siswa juga
siswa duduk dan mendengarkan perkataan guru menunjukkan inisiatif dalam mengidentifikasi
(Haji dkk, 2015), atau pembelajaran masih masalah yang ada dengan menerapkan
banyak menggunakan metode tradisional (Gok beberapa strategi (Creberth dkk, 2011:5).
& Silay, 2008). Selain itu, pada proses Strategi yang diterapkan siswa akan
pembelajaran saat ini masih terdapat masalah memperlihatkan pemahaman siswa terhadap
yaitu kurangnya usaha guru dalam suatu masalah dan konsep yang digunakan
mengembangkan pemikiran yang menuntun (Cock, 2012:11). Siswa yang sudah terbiasa
siswa untuk menguasai konsep (Sirait & memiliki keterampilan pemecahan masalah
Sahyar, 2013 dalam Dewi, 2017). Disamping akan memiliki pemikiran yang kompleks,
itu, guru juga belum efektif dalam mengajarkan karena pemecahan masalah dapat membantu
kemampuan pemecahan masalah pada siswa, siswa dalam mengembangkan solusi yang
kreatif (Hull dkk, 2013:2). Salah satu strategi
3

yang dapat digunakan yaitu dengan peserta didik yang tuntas sebanyak 10 siswa
menggunakan pemecahan masalah menurut (27,78%). Capaian KKM di sekolah adalah
Polya, dengan empat indikator yang harus ≥75 dan ketuntasan klasikal yang digunakan
dilaksanakan yaitu (1) memahami masalah; (2) adalah ≥85%.
membuat rancangan pemecahan masalah; (3) Berdasarkan permasalahan-permasalahan
menerapkan rancangan pemecahan masalah; tersebut, maka peneliti menetapkan bahwa
(4) memeriksa kembali solusi pemecahan perlu adanya tindakan dalam pembelajaran di
masalah. Pengembangan solusi yang kreatif kelas dengan menerapkan model pembelajaran
oleh siswa dapat mengarahkan mereka untuk Problem Based Learning (PBL) berbantuan e-
mengidentifikasi berbagai macam solusi LKPD Liveworksheets dengan
sebelum mengaplikasikannya ke dalam mengintegrasikan suatu permasalahan berbasis
pemecahan masalah (Polya, G., 2004). fenomena nyata dalam kehidupan sehari-hari
Kemampuan pemecahan masalah dapat serta dapat memberikan tantangan kepada
dilatih melalui pembelajaran dengan model siswa agar menjadi lebih terampil dan lebih
Problem Based Learning (PBL). Model PBL mengeksplorasi lagi pengetahuan yang mereka
memiliki karakteristik dimana proses miliki, tapi juga dikemas dengan strategi
pembelajaran diawali dengan pemberian pembelajaran dan bahan ajar yang
masalah yang ada di dunia nyata (Sani, 2014). menyenangkan agar siswa tidak bosan dan
Pembelajaran berbasis masalah atau PBL dapat lebih menyukai materi fisika.
menantang peserta didik untuk bekerja secara Penelitian ini bertujuan untuk
berkelompok dan mencari alternatif solusi dari mendeskripsikan efektivitas penerapan Model
permasalahan dunia nyata (Medriati, 2013). Problem Based Learning berbantuan e-LKPD
PBL juga merupakan model pembelajaran Liveworksheets untuk meningkatkan
yang berpusat pada peserta didik dengan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
melibatkan secara aktif peserta didik melalui X-6 di SMAN 4 Jember dalam pembelajaran
kegiatan penyelidikan dan diksui (Arrends fisika sub materi energi alternatif. Harapannya
dkk, 1991). Berdasarkan penelitian penelitian ini dapat memberikan manfaat
sebelumnya menunjukkan bahwa PBL dapat sebagai alternatif pilihan bahan ajar yang dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik dipakai guru untuk meningkatkan
(Maduwu dkk, 2017), serta dapat keterampilan pemecahan masalah siswa
meningkatkan kemampuan pemecahan melalui permasalahan faktual dalam kehidupan
masalah peserta didik (Asuri dkk, 2021). sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran siswa kelas
X-6 di SMA Negeri 4 Jember, ditemukan
beberapa permasalahan salah satunya yaitu Metode Penelitian
kurangnya keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran. Siswa yang berada di bangku Penelitian ini merupakan penelitian
barisan depan masih bisa mengikuti materi tindakan kelas (PTK). Penelitian dilakukan di
yang disampaikan oleh guru serta sangat aktif SMA Negeri 4 Jember dengan subjek
beriknteraksi dengan guru. Berbeda halnya penelitian adalah siswa kelas X-6 di SMA
dengan siswa yang duduk di bagian belakang, Negeri 4 Jember tahun ajaran 2022/2023
kebanyakan mereka sudah tidak fokus untuk berjumlah 36 siswa. Materi yang dipilih adalah
memperhatikan guru atau bahkan sibuk dengan energi alternatif pada kurikulum merdeka.
gadget masing-masing. Beberapa siswa juga Penelitian dilaksanakan secara bersamaan
masih merasa kesulitan dalam memahami dengan kegiatan pembelajaran dengan memuat
permintaan soal sehingga guru harus dua siklus. Setiap siklus terdapat empat
berulangkali menjelaskannya. Selain itu, tahapan kegiatan (Gambar 1), yaitu (1)
materi yang disampaikan oleh guru di kelas perencanaan (plan), (2) tindakan (act), (3)
masih sering secara konvensional (tidak pengamatan (observe), dan (4) refleksi (reflect)
menggunakan multimedia yang menarik). (Altrichter dkk, 2002).
Presentase awal rata-rata kemampuan
pemecahan masalah peserta didik sebesar
42,71% (Sangat kurang) dengan jumlah
4

Cx = Skor Maksimal Indikator x

Hasil perhitungan presentase tersebut


kemudian akan dikelompokkan ke dalam
kriteria pada Tabel 2 dibawah ini.
Gambar 1. Daur siklus penelitian Tabel 2. Kriteria Kemampuan Pemecahan
tindakan kelas. Masalah
Persentase
Metode pengumpulan data yang Kriteria
Indikator
digunakan meliputi (1) observasi, untuk 80 < x ≤ 100 Sangat Baik
menggambarkan proses pembelajaran di kelas 65 < x ≤ 80 Baik
yang berfungsi sebagai sumber data sebelum 55 < x ≤ 65 Cukup
dan sesudah penelitian, (2) tes dan rubrik 40 < x ≤ 55 Kurang
penilaian keterampilan pemecahan masalah 0 < x ≤ 40 Sangat Kurang
yang, digunakan untuk mendapatkan informasi Sumber: (Djaali & Muljono Pudji, 2008).
tentang kemampuan siswa dalam
menyelesaikan permasalahan fisika dalam
kehidupan sehari-hari dengan soal-soal HOTS Hasil dan Pembahasan
berbasis AKM Literasi dan numerasi (kategori
soal menganalisis, mengevaluasi, dan Dalam penelitian ini, tindakan yang
mencipta), dan (3) dokumentasi, digunakan dilaksanakan terdiri dari dua siklus. Siklus I
untuk mendukung data-data observasi dan tes dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan
yang telah diperoleh sebelumnya. Indikator materi yang dipelajari peserta didik adalah
instrumen kemampuan pemecahan masalah bentuk-bentuk energi. Kemudian, siklus II
yang digunakan telah dikembangkan oleh dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan
Polya (2004) disajikan pada Tabel 1 di bawah materi perubahan energi dan upaya
ini. menghasilkan energi terbarukan. Proses
pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti dengan
Tabel 1. Indikator Kemampuan Pemecahan bantuan teman sejawat sebagai observer.
Masing-masing siklus dilaksanakan
Masalah menggunakan tahapan penelitian tindakan
Indikator Kemampuan Pemecahan kelas (PTK) dengan menerapkan model
No Problem Based Learning untuk meningkatkan
Masalah
1 Memahami masalah kemampuan pemecahan masalah. Ada 4
2 Membuat rancangan pemecahan masalah indikator untuk menilai kemampuan
3 Melaksanakan rancangan pemecahan pemecahan masalah peserta didik, yaitu : (1)
masalah memahami masalah; (2) membuat rancangan
4 Memeriksa kembali pemecahan masalah; (3) menerapkan
Sumber: (Djaali & Muljono Pudji, 2008).
rancangan pemecahan masalah; (4) memeriksa
kembali solusi pemecahan masalah (Polya,
Kemampuan pemecahan masalah siswa 2004).
dalam setiap indikatornya dapat diketahui Tahapan dari setiap siklus pembelajaran
dengan cara menghitung persentase dari yaitu perencanaan, dimana peneliti
masing – masing indikator. Perhitungan melaksanakan observasi awal pada sekolah
persentase dari setiap masing – masing tempat melaksanakan pembelajaran dan
indikator pemecahan masalah siswa merancang modul ajar bersama dengan rekan
menggunakan persamaan di bawah ini: sejawat, guru pamong dan dosen pembimbing.
Ax = (Bx/Cx) × 100% Sebelum tindakan dilaksanakan, peserta didik
mengerjakan pre-test terlebih dahulu dengan
Keterangan: memberikan 5 butir soal uraian untuk menilai
x = Indikator 1, 2, 3, 4 kemampuan pemecahan masalah. Siklus I
Ax = Persentase Indikator x pertemuan pertama dilaksanakan dengan
Bx = Perolehan Skor Indikator x model Problem Based Learning menggunakan
5

LKPD fisik. Peserta didik dibagi menjadi 7 yang memiliki ketuntasan belajar hanya 24
kelompok dengan anggota 4-5 siswa setiap orang atau 66,67% dimana jumlah ini masih
kelompok. Kemudian peserta didik kurang dari presentase ketuntasan klasikal. Hal
mengerjakan LKPD yang telah dibagikan lalu ini dapat terjadi karena beberapa penyebab
mempresentasikan hasil diskusinya. Siklus I selama pembelarana berlangsung, antara lain:
pertemuan kedua peserta didik dan peneliti 1. LKPD fisik yang digunakan
mereviu ulang hasil diskusinya dan menyebabkan dalam tiap kelompok
menyimpulkan hasil pembelajaran, kemudian tidak semua peserta didik fokus ke
mengerjakan soal post-test I yang sesuai LKPD. Sehingga hanya beberapa
dengan indikator pemecahan masalah pada jam peserta didik yang mengerjakan
akhir pertemuan. Siklus II pertemuan pertama LKPD.
dilaksanakan dengan model Problem Based 2. Pengajar masih belum dapat mengatur
Learning menggunakan bantuan e-LKPD jalannya diskusi dengan baik.
liveworksheets. Siklus II pertemuan kedua Sehingga tidak semua peserta didik
peserta didik dan peneliti kembali mereviu melaksanakan pembelajaran.
hasil diskusi dari pertemuan sebelumnya.
Kemudian di jam akhir pembelajaran, peserta Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I,
didik mengerjakan post-test II sebelum pada pembelajaran siklus II pengajar
pembelajaran di tutup. Hasil dari pre-test, mengubah LKPD fisik menjadi e-LKPD
post-test I, dan post-test II ditunjukkan pada menggunakan liveworksheets. Pada tabel 2 dan
Tabel 3 di bawah ini. 3 menunjukkan bahwa pada siklus II,
Sebelum dilaksanakannya tindakan presentase rata-rata kemampuan pemecahan
pembelajaran siklus I, presentase ketuntasan masalah peserta didik menjadi 80,20% dengan
belajar peserta didik pada materi energi kriteria sangat baik dan ketuntasan belajar
alternatif hanya 27,78% atau sebanyak 10 klasikal menjadi 86,11% atau sebanyak 31
peserta didik serta presentase rata-rata peserta didik.
kemampuan pemecahan masalah sebesar Hasil peningkatan persentase tersebut
42,71%. Pada Siklus I, diperoleh peningkatan menunjukkan bahwa penerapan model PBL
presentase ketuntasan belajar yaitu sebesar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
66,67% atau sebanyak 24 peserta didik serta maslaah yang terlihat dari hasil pencapaian
presentase rata-rata kemampuan pemecahan indikator kemampuan pemecahan masalah
masalah sebesar 66,84%. Pada Siklus II, (Bukit dkk, 2019). Peningkatan ini disebabkan
presentase ketuntasan belajar menjadi sebesar karena pada model PBL menyediakan
86,11% atau sebanyak 29 peserta didik serta permasalahan yang berkaitan dengan
presentase rata-rata kemampuan pemecahan kehidupan sehari-hari dan harus ditemukan
masalah menjadi sebesar 80,20%. Kriteria alternatif solusinya (Asuri dkk, 2021).
presentase tiap indikator kemampuan Penerapan model PBL juga dapat menambah
pemecahan masalah dan presentase rata-rata pengetahuan konsep sehingga peserta didik
kemampuan pemecahan masalah ditunjukkan dapat lebih mudah dalam mengingat materi
pada tabel di bawah ini. yang disampaikan (Murdiyah dkk, 2020).
Sebelum dilaksanakan tindakan, kriteria Penggunaan e-LKPD Liveworksheets
rata-rata kemampuan pemecahan masalah membantu peserta didik lebih maksimal dalam
peserta didik kurang. Pada siklus I, kriteria melaksanakan diskusi, karena setiap peserta
rata-rata kemampuan masalah menjadi baik didik dapat membaca dan mengerjakan LKPD
sedangkan pada siklus II kriterianya menjadi melalui gawai yang mereka miliki. Selain itu,
sangat baik. penggunaan e-LKPD juga memudahkan
Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3, diketahui peserta didik untuk melakukan penyelidikan
bahwa presentase rata-rata kemampuan atau kegiatan pemecahan masalah (Purnawati
pemecahan masalah peserta didik adalah dkk, 2020). Hasil penelitian lain menunjukkan
42,71% dengan kriteria kurang. Pada Siklus I, bahwa penggunaan e-LKPD selain dapat
presentase rata-rata kemampuan pemecahan membantu peserta didik dalam memecahkan
masalah meningkat menjadi 66,84% dengan suatu permasalahan fisika, juga membantu
kriteria baik. Akan tetapi, jumlah peserta didik mereka untuk meningkatkan literasi sains
6

(Fadhila, 2022). Hasil penelitian Judul artikel. Nama jurnal, prosiding atau
mengungkapkan bahwa, peserta didik yang simposium (italic), Volume (Nomor),
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Halaman. Doi (jika ada), Setiap artikel
e-LKPD memiliki kemampuan berpikir kritis menggunakan minimal 15 referensi dan
yang lebih tinggi daripada peserta didik yang mayoritas dari sumber primer (jurnal).
menggunakan LKPD konvensional (Puspita Gunakan aplikasi Mendeley [Times New
dkk, 2021). Roman 11 spasi 1].

Contoh:
Kesimpulan Trianto. (2012). Model Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Richard, O.O., & Francis, C. I. (2013). Science
penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah Process Skills in the Kenya Certificate of
diuraikan, maka dapat diperoleh kesimpulan Secondary Education Biology Practical
bahwa model pembelajaran PBL berbantuan e- Examinations. Scientifik Research an
LKPD Liveworksheets dapat meningkatkan Academic Publisher, 4(11), 713-717.
kemampuan pemecahan masalah energi Fauza, N., Ernidawati, & Syaflita, D. (2020).
alternatif pada siswa kelas X-6 SMA Negeri 4 Difficulty Analysis of Physics Students in
Jember. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Learning Online During Pandemic Covid-
peningkatan persentase kemampuan pemecahan 19. Jurnal Geliga Sains: Jurnal Pen-
masalah dari siklus I sebesar 80,20% menjadi didikan Fisika, 8(1), 49–55.
86,11% di siklus II. Rekomendasi untuk peneliti https://doi.org/10.31258/jgs.8.1.49-54
selanjutnya, agar dapat mengembangkan temuan Rahmad, M., Syaflita, D., Nor, M., & Susanti,
penelitian ini lebih lanjut mengenai model M. (2019). Needs Analysis of Air Quality
pembelajaran PBL dengan berbantuan media Detection Tool in Project Based Learning.
atau bahan ajar lain agar pembelajaran fisika Journal of Physics: Conference Series,
menjadi lebih menyenangkan dan membantu 1351(1), 1–6. https://doi.org/10.1088/
siswa lebih mudah dalam menyelesaikan suatu 1742-6596/1351/1/012066
permasalahan. Ronghuai, H., Spector, J. M., & Junfeng, Y.
(2019). Educational Technology A Primer
for the 21st Century. In Journal of
Daftar Pustaka Research on Computing in Education (p.
248). Springer. https://doi.org/10.1080/
Daftar Pustaka hanya memuat referensi yang 08886504.1995.107821399
digunakan sebagai referensi dalam Wong, W., & Ng, P. K. (2016). An Empirical
penulisan artikel. Daftar pustaka disusun Study on E-Learning versus Traditional
menurut abjad menggunakan APA Style Learning among Electronics Engineering
edisi ke-6, yang menempatkan nama Students. American Journal of Applied
keluarga dalam urutan buku: Nama Sciences, 13, 836–844. https://doi.org/10.
penulis. (Tahun). Judul buku (italic). Kota 3844/ ajassp.2016.836.844
penerbitan: Edisi terbitan (jika ada),
Penerbit. Adapun jurnal, prosiding, atau
simposium, yaitu: Nama penulis. (Tahun).

Catatan:
Jika terdapat tabel atau gambar yang tidak muat dalam satu kolom kecil, maka dibuat dalam satu
kolom tersendiri. Disarankan untuk meletakkan di bagian bawah berikut ini dengan memberikan
nomor gambar atau nomor tabel. Jumlah halaman setiap artikel minimum 8 halaman.
7

Data Autor
Status Autor
No. HP/WA
No Nama Autor (Penulis utama, pedamping, e-mail aktif
aktif
coresponden autor)
1
2
dst

You might also like