Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 21
Laporan pratikum ke-2 Tanggal: 21 september 2023 MK. Dieetik penyakit infeksi & defisiensi_ —- Tempat: Laboratorium Kulinari Gizi PEMBUATAN GIZI BURUK MEMB F75 DENGAN TEPUNG. UNTUK ANAK GIZI BURUK Di susun oleh Jon mince Tobai 21.1321 1,043 Dosen Praktikum: Mulyanti, S.Gz,.M.Si PRODIS-1 GIZI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERSADA NABIRE YAYASAN PENDIDIKAN PERSADA NABIRE 2023 KATA PENGANTAR Poji syukur kita panjatkan kehadiran ALLAH swt. Yang telah memberikan Rahmat dan Hidaya-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “laporan praktikum cara membuat P75 dengan tepung”” ini tepat pada waktunya, Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah dietetic penyakit infeksi.Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengolahan protein nabati di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Laporan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, jika ada kesalahan kata mohon di maafkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasi Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR . DAFTAR ISL. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang.. B. Tu jan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Gizi Buruk.. B. Tipe Gizi Buruk....... vee 5 C. Penyebab Gizi Buruk, 3 wits 6 D. Gejala Terjadinya Gizi Buruk .. BAB Ill METODE.. A. Waktu dan Tempat B. Alat. C. Bahan. i " ee 13 D. Prosedur Pengujian.... ee 14 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V. KESIMPULAN. 16 A. Penutup.. B. Saran DAFTAR PUTAKA LAMPIRAN BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pencapaian tingkat Kesehatan baik bersifat promotif, preventif, kuratif ‘maupun rehabilitatif, Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah sakit baik rawat inap dan rawat jalan, untuk keperluan metabolisme twbub, peningkatan Kesehatan maupun mengoreksi kelainan metabolisme, Pelayanan gizi rumah sakit ini disesuaikan dengan keadaan individu dan berdasarkan status gizi, anamnesa dan status metabolisme tubuh, Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat pasien (Depkes, 2003). Pemberian berpengaruh terhadap keadaan gi makanan yang memenuhi gizi seimbang serta habis termakan-merupakan salah satu cara untuk mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari rawat inap (Depkes, 2006) Masalah gizi buruk dan kekurangan gizi telah menjadi keprihatinan dunia sebab penderita gizi buruk umumnya adalah balita dan anak-anak yang tidak Jain adalah generasi generus bangsa, Kasus gizi buruk merupakan aib bagi pemerintah dan masyarakat karena terja zaman (Republika, 2009) di tengah_pesatnya kemajuan Depkes (2011) menyatakan bahwa terdapat tiga fase dalam proses pengobatan gizi buruk baik kwashiorkor, marasmus, maupun marasmik- kwashiorkor yaitu fase stabilisasi, fase tansisi, dan fase rehabilitasi. dalam praktikum ini, akan dibuat F-75 untuk gizi buruk fase stabilisasi dan fase. Fase stabilisasi biasanya terjadi selama 1-2 hari. Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati ati, Karena keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang, Saat memasuki fase transisi anak mulai stabil dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (cathup). Pada praktikum kami membuat formula F75 (F75) formula makanan cair tersebut dari susu, gula, minyak dan mineral mix, yg mengandung 75 kkal (kilo kalori) setiap 100 ml diberikan kepada balita gizi buruk pada fase stabilisa gizi buruk atau kurang energi protein (KEP) terus menjadi salah satu masalah kesehatan utama di dunia sampai saat ini, terutama pada anak-anak di bawah lima tahun (Hockenberry & Wilson, 2009). Kurang Energi Protein (KEP) didefinisikan suat keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari schingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam jangka waktu yang lama yang ditandai dengan 2-skor berat badan berada di bawah -2.0 SD baku normal (Kemenkes 2010) Menurut Menteri Kesehatan, Nila Djuwita F Moelok (2015) menyebutkan bahwa kasus gizi buruk yang terjadi dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat membuat makanan yang kaya akan nutrisi, Secara realita Kebanyakan masyarakat tidak memahami cara meamasak bahan ‘makanan secara tepat yang dapat menurunkan kualitas dari bahan makanan tersebut. Selain kurangnya pengetahuan, masalah ekonomi pun akan ‘mempengaruhi bahan makanan yang dibeli sehingga akan berpenguruh terhadap kualitas makanan yang di asup Kurang energi protein (KEP) merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi kecukupan yang dianjurkan, Pada umumnya gizi buruk didominasi oleh kwashiorkhor dan marasmus (Trehan & Manary 2014), Marasmus disebabkan oleh defisiensi energi dan zat gizi, sedangkan kwashiorkhor lebih disebabkan karena defisiensi protein. Penyakit KEP (Kurang Energi Protein) merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di Indonesia maupun di negara yang sedang berkembang lainnya, Prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak berumur dibawah lima tahun (balita), ibu yang sedang menyusui dan menyusui(Ardiana & Wirjatmadi 2012). Balita gizi buruk yang mengalami kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu Yang sudah berlangsung sejak lama akan mengalami gangguan dalam pertumbuhan Fisik dan imunitas, kerentanan terhadap infeksi, serta penurunan kecerdasan (katona & apte, 2008; lamid, et al, 2012; ahmed, hogsain et al. 2014). Gizi buruk dalam Jangka panjang dapat menyebabkan generasi yang hilang (lost generation) dan bila hal ini Tidak ditanggulangi secara cepat dapat meningkatkan mortalitas. Tanda-tanda klinis Yang sering dijumpaipada anak balita gizi buruk yaitu: marasmus dan marasmik Kwashiorkor dengan ciri khas adanya atropi pada bagian tubuh tertentu (Chandras TUJUAN Pratikum pengolahan membuat £75 dengan tepung dilakukan dengan tujuan diantaranya adalah 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi F75 terhadap kenaikan berat 2. Formula F75) bertujuan untuk menaikkan berat badan A BAB IL TINJAUAN PUSTAK Gizi Buruk 1. Pengertian Gizi Buruk Kurang energi protein (KEP) mempakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi kecukupan yang dianjurkan, Pada umumnya gizi buruk didominasi oleh kwashiorkhor dan marasmus (Trehan & Manary 2014), Marasmus disebabk: oleh defisiensi energi dan zat gizi, sedangkan kwashiorkhor lebih disebabkan karena defisiensi protein. Penyakit KEP (Kurang Energi Protein) merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di Indonesia maupun di negara yang sedang berkembang lainnya, Prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak berumur dibawah lima tahun (balita), ibu yang sedang menyusui dan menyusui(Ardiana & Wirjatmadi 2012). Gizi buruk adalah status gizi yang di dasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk). Balita di katakana gizi buruk apabila indeks Berat Badan menurut umur (BB/U) kurag dari -3 SD menurut Jellife (1966) dalam Supariasa, 1.D.Nyoman (2002), gizi buruk di bedakan menurut umur anak: a. Usia kurang dari 6 bulan dengan BB/PB (atau BB/TB) kurang dari -3 SD, atau edema bilateral yang bersifat fitting (tidak Kembali setelah di tekan), B. Usia 6 — 59 bulan dengan BB/PB (tau BB/TB) kurang dari -3 SD atau Lila <11,5 em atan edema bilateral yang bersif2. Kurang energi protein (KEP) merupakan keadaan kurang gizi yang discbabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi kecukupan yang dianjurkan, Pada umumnya gizi buruk didominasi oleh kwashiorkhor dan marasmus (Trehan & Manary 2014). Marasmus disebabkan oleh defisiensi energi dan zat gizi, sedangkan 2. kwashiorkhor lebih disebabkan karena defisiensi protein. Penyakit KEP (Kurang Energi Protein) merupakan salah satu penyakit gangguan gizi aupun dine yang penting di Indonesia ara yang, sedang, berkembang lainnya, Prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak berumur dibawah Jima tahun (balita), ibu yang sedang menyusui dan menyusui(Ardiana & Wirjatmadi 2012) Tipe Gizi Buruk a. Marasmus Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemukan pada balita.marasmus terjadi Karena pengambilan energi yang tidak cukup. Pada penderitamarasmus, pertumbuhannya akan berkurang atau terhenti, sering terjaga pada waktumalam, mengalami konstipasi tan diare, dimana bila mengalami diare akan terlihatberupa bercak hijau tua yang terdiri dari sedikit lendir dan sedikit tinja. Gangguan padakulit dimana tugor kulit akan menghilang dan penderita terlihat keriput. Gejalah bertambah berat jika lemak pada bagian pipi akan menghilang dan penderita terlihat seperti wajah orang tua, Vena superfisialis akan terlihat jelas, ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu menonjol, dan mata tampak besar dan dalam. Perut tampak membuneit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas dan tampak atropi (Liansyah, 2015) b. Kwashiorkor Kwashiorkor mermpakan salah satu bentuk: malnutrisi protein ang berat disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi , namun asupan protein yang tidak adekuat. Kwashiorkor terjadi Karena pengambilan protein yang tidak cukup, dimana pada penderita ni anak akan mengalami gangguan pertumbuhan, perubahan mental, yaitu biasanya penderita cengeng dan pada stadium lanjut menjadi apatis dan sebagian besar penderita ditemukan oedema Penderita juga an mengalami gejala gastrointestinal yaitu anoreksia dan diare. Hal ini kemungkinan karena gangguan fungsi hati, pankreas dan usus. Penderita stadium Janjut, rambut akan terlihat kusam, kering, halus, jarang dan berwarna putih. Kulit menjadi kering dengan menunjukkn garis-garis yang lebih mendalam dan lebar, Terjadi perubahan kulit yang khas yaitu crazypavementdermatosis yang merupakan bercak- bereak putih atau merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan pada bagian tubuhyang sering mendapat tekanan dan disertai_kelembaban, Pada perabaan hati ditemukan hati membesar, kenyal, permukaan licin, dan pinggiran tajam. Anemia ringan juga ditemukan dan terjadinya kelainan kimia yaitukadar albumin serum yang rendah dan kada globulin yang normal atau sedikit meninggi (8) ¢. Marasmiks-kwashiorkor Tipe marasmik-kwashiorkor adalah gabungan beberapa gejala Minik dari marasmik dan kwashiorkor dengan berat badan_menurut umur Kurang dari 60% baku median WHO- NCHS yang ditandai oedema yang tidak mencolok, kelainan rambut, kelainan kulit serta kelainan biokimia, Makanan schari-hari tidak cukup mengandung protein dan energy untuk pertumbuhan normal (Pudjiadi $, 2010). 3. Penyebab Gizi Buruk Gizi buruk disebabkan oleh penyebab secara langsung maupun tidak langsung. Adapun penyebab langsung gizi buruk meliputi kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi dan menderita penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung aitu ketersediaan pangan rumah tangga, kemiskinan, pola asuh yang kurang memadai yang pendidikan yang rendah, Salah satu penyebab langsung dari kejadian buruk pada balita adalah faktor konsumsi makanan, Hal disebabkan Karena konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan bersih dan aman sehingga berakibat secara langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita. Faktor penyakit infeksi berkaitandengan tingginya kejadian penyakit menular terutama diare, cacingan dan penyakit pernafasan akut (ISPA). Faktor kemiskinan sering disebut scbagai sumber dari kekurangan gizi dimana erat_kaitannya dengan daya beli pangan di rumah tangga sehingga berdampak pada pemenuhan zat gizi (Ramadani, 2013). Penyebab ainnya yaitu riwayat berat_badan lahir rendah dapat berpengaruh, hal ini dikarenakan bayi yang mengalami BBLR dapat mengalami komplikasi penyakit karena organ yang kurang matang, menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan gizi saat balita. Faktor pendidikan ibu juga berkaitan erat dengan pengetahuan ibu tentang gzi schingga berakibat buruknya pola asuh balita (Marut, 2007) 4. Gejala terjadinya gizi buruk a. Gizi buruk tanpa edema Merupakan salah satu bentuk manifestasi klinis gizi buruk dengan tanda dan gejala klinis sebagai berikut 1) Tampak sangat kurus hingga seperti tulang terbungkus ku 2) Wajah seperti orang tua 3) Cengeng dan rewel 4) Kulit keriput, jaringan lemak sukutis sangat sedikit sampai tidak ada hingga gambang, perut umumnya cekung 5) Sering disertai penyakit infeksi seperti kronis berulang dan diare persisten b. Gizi buruk dengan edema Merupakan salah satu bentuk manifestasi klinis gi2i buruk dengan landa serta gejala Klinis sebagai berikut : 1) Perubahan status mental, apatis dan rewel 2) Rambut tipis, kemerahan, seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit dan rontok 3) Wajah membulat dan sembab 4) Pandangan mata sayu 5) Pembesaran hati © Edema, minimal pada kedua punggung kaki bersifat pintting edema (+) Edema pada kedua punggung kaki (++) Edema pada kedua wngkai dan lengan bawah (+++) Edema pada seluruh tubuh pada wajah dan perut Derajat Edema penting untuk menentukan jumlah cairan yang diberikan 7) Otot mengecil 8) Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas 9) Sering disertai penyakit infeksi umumnya akut juga diare dan anemia 5. Dampak gizi buruk Dampak kekurangan gizi pada balita adalah sebagai berikut: Jangka pendek : meningkatkan angka Dampak kekurangan gizi pada balita. Jangka panjang : dapat berpengaruh tidak tereapainya potensi yang ada ketik dewasa, perawakan pendek mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, menurunkan kecerdasan, produktivitas kerja dan fungsi reproduksi, serta meningkatkan resiko (pada usia dewasa) untuk mengalami obesitas, menderita diabetes, hipertensi, penyakit jantung, keganasan dan penyakit generatif lainnya (Kemenkes, 2019) a) Fase Stabilisasi ) Kebutuhan energi adalah 80-100 kalori/kg bb aktual / hari 2) Kebutuhan protein adalah 1.5 gr/kg bb aktual/ $% RDA /hari 3) Kebutuhan lemak adalah 36% RDA 4) Kebutuhan Karbohidrat adalah $9% RDA 5) Kebutuhan cairan 100ml/ kg bb aktual/ hari 6) Kebutuhan cairan bila tidak ada edema 130ml/ kg bb aktual/ hari b) Fase Tr: 1) Kebutuhan energi adalah 100-150 kalori/ kg bb aktual / hari 2) Kebutuhan protein adalah 3 gr/ kg bb aktual / hari / 12% RDA 3) Kebutuhan lemak adalah 53% RDA 4) Kebutuhan karbohidrat adalah 35% RDA 5) Kebutuhan cairan adalah 150 ml/ hari/kg bb aktual/hari isi ¢) Fase Rehabilitasi Kebutuhan energi adalah 220 kalori/ kg bb aktual/hari Kebutuhan Protein adalah 6 gr/kg bb aktual/hari 1) Kebutuhan lemak adalah 30% RDA 2) Kebutuhan karbohidrat adalah sisanya. 3) Kebutuhan cairan adalah 200 ml/kg bb aktual/hari (Tata Laksana Gizi Buruk) Secara klinis terdapat perbedaan klinis antara. marasmus dan kwashiorkor, prosedur tatalaksana terapi pada marasmus dan kwashiorkor adalah sama 6. Makanan Formula Susu formula bayi merupakan cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak yang berfungsi sebagai pengganti ASI (Air Susu Ibu). Susu formula memiliki peranan penting dalam makanan bayi karena bisa sebagai satu- satunya sumber nutrisi bagi bayi dan komposisi susu formula yang diperdagangkan dikontrol dengan hati: Pengawas Obat dan Makanan Amerika) mensyaratkan produk tersebut oleh FDA (Food and Drugs Association atau Badan telah memenuhi standar ketat tertentu (Riskesdas, 2013). Jenis makanan formula sebagai berikut, 1. Asi Asi merupakan makanan bayi yang paling baik, kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak. Asi juga mengandung komponen kekebalan dan dapat menjalin hubungan cinta kasih antara bayi dan ibu. Manfaat bagi ibu dapat mengurangi perdarahan setclah melahirkan dengan memperbaiki kontraksi rahim ibu, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara (Almatsier, 2010). . Pengganti air susu ibu PASI (Pengganti Air Susu Ibu) merupakan alternatif terakhir bila memang ASI tidak keluar, kurang atau mungkin karena penyebab kondiisi lainnya, PAST adalah makanan bayi yang sec: a tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampaiberusia 6 bulan. PASI dapat dikelompokkan menjadi susu formula awal 0-6 bulan, susu lanjutan usia lebih dari 6 bulan dan susu formula Khusus.Susu formula khusus diberikan pada bayi yang mengalami gangguanmalabsorbsi, alergi, intoleransi laktosa ataupun penyakit metabolik lainnya, ‘Susu formula khusns Susu formula khusus merupakan susu hidrolisat protein parsial. Golongan susu ini digunakan untuk bayi yang beresiko alergi atau untuk mencegah gejala alergi agar tidak semakin memberat. Susu formula berbeda dengan susu sapi murni, Dalam susu formula ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi, Karena itu pemberian susu formula harus sesuai dengan kebutuhan bayi dan kandungan yang telah dianjurkan |. RUTE ( Ready to Use Therapeutic Food ) RUTF dapat dibuat dalam skala industri atau rumah tanga. Perawatan balita gizi buruk dengan berbagai tipenya dapat diberikan RUTF yang dapat dibuat dalam bentuk komer yaitu bentuk padat 10 B. (tepung biskuit, permen) dan setengah padat (pasta dan krim), Jenis setengah padat bertekstur lembut, enak, diperkaya dengan mineral. serta tinggi energi dan protein dan mudah dikonsumsi di manapun dan kapanpun karena tidak perlu dimasak. Menurut Latham et al (2011) RUTF dapat dibuat menggunakan bahan pangan dari dacrah Lokal, disesusikan dengan daerahnya masing ~ masing. RUTF merupakan makanan terapi yang diberikan berupa makanan lumat berbentuk seperti bubur susu, Sebelum diberikan dahulu, kepada pasien, serbuk RUTF tersebut diseduhterlel Perporsinya sehesar 35 gram dengan energi 175 - 200 kalori, protein 10%- 20%, lemak 20% - 40% dan karbohidrat 50% - 60% (Unicef, 2012). RUTF ini mengandung energi yang cukup tinggi sehingga dalam terapinya dapat memenuhi kebutuhan pasien dalam sehari Sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan untuk tumbuh kembang pasien serta kebutuhan pasien yang meningkat akibat penyakit infeksi yang diderita selama dirawat ina Pemberia, RUTF merupakan makanan terapi yang diberikan berupa makanan lunat berbentuk seperti bubur susu. Sebelum diberikan kepada pasien, serbuk RUTF tersebut diseduh terlebih dahulu. Perporsinya sebesar 35 gram Makanan Formula F-75 Mer iki Syarat Sebagai Berikut Gula pasir adalah jenis gula yang paling mudah dijumpai, digunakana sehari-hari untuk pemanis makanan dan minuman, Gula pasir juga barasal merupakan jenis gula yang digunakan dalam penelitian ini gula pa dari cairan sari tebu.setelah di kristalkan,sari tebu akan mengakami kristalisasi atau pti agak kecoklatan. Gula pasir merupakan kerbohidrat sederhana yang dibuat dari dan berubah menjadi butiran gula berwarna putih bers cairan tebu. Gula pasir dominan digunakan sehari sebagai pemanis baik industry maupun pemakaian rumah tangga menurut Darwin (2013) cre susu skim bubuk adalah susu yang kadar lemaknya telah dikurangi hingga berada dibahwa batas minimal yang telah ditetapkan. Susu Skim merupakan bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil sel atau selurunya. Susu skim mengandung dari susu kecuali lemak dan vitamin yaitu kebanyakan susu bubuk berwarna putih kekuningan, namun berbedah dengan susu skim yang berwarna putih saja, hal ini dikarenakan tidak adanya kandungan lemak pada susu tersebut. Aroma atau bahu pada susu skim ini adalah beraroma manis dikarenakan tidak adanya penyinpanan pada sus skim, Untuk ukuran rumah tangga pada susu skim persenduk makanya ialah rata-rata 9,5 gr. URT pada susu bubuk instan C. minyak sayur atau minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang bias digunakan ialaha minyak kelapa sawit, jagun zaitun keledai bungga matahari dan lain-lain.(Wikipedia 2009). Larutan mineral mix adalah larutan untuk membuat formula WHO. Tepung beras terdiri dari tepung beras pecah kulit dan tepung beras sosoh, tepungberas banyak digunakan bahan baku indisutri seperti bihun dan bakmi, macaroni, aneka snacks, kue kering, biskuat, makanan bayi sapian untuk bal , tepung campuran dan sebagainya. Tepung beras juga bnayak digunakan dalam pembuatan “ pudding” atau “justard”, Makanan bayi terbuat dari tepung beras, sudah dapat diberikan kepada bayi yang berumur 2-3 bulan, sedangkan kepada bayi yang berumur lima bulan dapat diberikan dalam bentuk nasi tim. Standar mutu epung beras ditentukan menutur standar industry Indonesia (SID. 12 BAB III METODE A. Waktu Dan Tempat Pratikum ditetik penyakit infeksi, dilaksanakan pada hari kamis tanggal 21 september 2023, pukul 13.00-15.40 WIT bertempat di laboratorium, prodi sarjana gizi, stikes persada nabire B. Alat Proses pengolahan membuat F75 dengan tepung menggunakan peralatan masak yang mendukunya, alat-alat yang digunakan diantaranya tercantung pada tabel 1 dibawab ini, ‘Tabel 1: Alat-Alat Yang Digunakan No Nama Alat Jumlah 1. | Panci 1 2. | Sendok Makan 2 3. | Gelas Saji 1 4, | Mangkok 3 5. | Spatula Kayu 1 6. Sendok Kuah 1 7. | Gelas Ukur 1 8. | Timbangan Digital 1 C. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum pengolahan formula F75 ini adalah: Tabel 2: Bahan-Bahan Yang Digunakan Saat Praktikum No Bahan Jumlah 1 Susu Skim Bubuk 25 gram 2 Gula Pasir 70 gram 3. Minyak Sayur 27MI 4. Mineral Mix 20M 5 Tepung Beras 30 Gram 6 Air 1000 MI Setelah menyiapkan semua bahan dan alat yang di perlukan, maka langkah Jangka selanjutnya adalah melakukan langka-lanka untuk mengolabnya, D. Prosedur Pengolahan Pangan Campurkan gula dan minyak sayur,aduk sampai rata Tambakan larutan mineral mix | Kemudian masukkan susu skim dan tepung sedikit demi sedikit Aduk sampai kalis dan berbentuk gel | Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen sehingga ‘mencapai 1000 ml | Didihkan sambil diaduk-aduk hingga larut selama 5-7 menit 4 BABIV HASIL DAN PEMBAHASAAN Formula 75 atau F-75 adalah formula yang diberikan pada penderita gizi buruk fase stabilisasi yang diberikan secara bertahap dengan tujuan memberikan makanan awal agar anak dalam kondisi stabil. Formula 75 (F-75) ini terdapat 75(P-75) dengan tepung. Pada pembuatan formula F-75 sebaiknya dilakukan pemanasan, Apalagi untuk F-75 dengan tepung karena tepung beras masih dalam keadaan mentah, Selain itu pemasakan bertujuan membuat formula menjadi homogen dan menhilangkan air yang berlebihan schingga formula yang dihasilkan menjadi pekat, Pemasakn juga berjuan untuk menghasilakn cita rasa yang lebih baik dibandingkan yang tidak dilakukan pemasakan. Namun pemasakan yang berlebihan dapat menyebabkan formula menjadi bahan minyak dan bahan lain yang tidak menyatu atau pecah — pecah, sedangkan jika pemanasan kurang akan ‘menghasitkan formula dengan cita rasa yang kurang baik Pada pratikum ini kami membuat, F75 dengan tepung karena pasien mengalami diare. F-75 dengan tepung mempunyai osmolaritas lebih rendah sehingga lebih tepat bagi anak yang menderita diare. Bahan yang diperlukan untuk membuat makanan formula 75 dengan tepung ini adalah gula, susu skim bubuk, minyak sayur, larutan elektronik dengan tepung beras. Untuk hasil dan pengolah F75 dengan tepung dosis 75 kami dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 15 A. BABV KESIMPULAN Kesimpulan F-75 merupakan formula yang dibuat khusus dalam penatalaksanaan formula F-75 bahan kasus gizi buruk pada fase stabilisasi. Pada pembu: yang digunakan yaitu, susu skim bubuk, minyak sayur, gula pasir, mineral mix.tepung beras dan air masak 1000 cc. F-75 adalah diet yang mengandung energi, protein, lemak, dan karbobidrat sesuai dengan rujukan penatalaksanaan gizi buruk. Indikasi Pemberian F-75 diberikan kepada Anak Gizi Buruk yaita penyakit kwashiorkor,marasmus dan _ marasmus, kwashiorkor/dll. Saran Hal yang perluh diperbaiki dari proses pembuatan formula F-75 dengan tepung adalah agar lebih baik lagi tekturnya, 16 DAFTAR PUSTAKA Alwi, A. (2011). Analisis Mutu Pelayanan Ke rumah Sakit di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Makassar.Jurnal MKMI, Vol 7 No. 1, April 2011, hal 141-149. Adiningsih S. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda, PT-Elex Media, Jakarta Peraturan Menteri Kesehatan No. 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya sehatan Ditinjau dari Aspek Rumah Fikawati, S., & Syafig, A. (2010). Kajian Implementasi Dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif Dan Inisiasi Menyusu Dini Di Indonesia, 14(1), 17-24 Hasil Pengukuran Intereter Reliability Berdasarkan Metode Cohen's Kappa Penelitian Pengaruh Pemberian Diet Formula 75 dan 100 Terhadap Berat Badan Balita Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok... htips://gizikia, kemkes, go. d/assets/file/peclomanftatalaksana- gibur pafhttps://sizikia kemkes.go id/assets/file/pedoman/tatalaks ana ACF Internasional (2011). Guidelines for the integrated Management for Severe Acute Malnutrition: In and out patient treatment. Black RE, Linsay HA, Zulfiqar AB, Laura EC, Mercedes O, Majid E, et al. Matemal and child undernutrition: global and regional exposures and health consequences. The Lancet, 2008; 371; 243- 60 7 LAMPIRAN Gambar 1, Timbangan Gambar 2. Peneampuran Gula dan Minyak Gambar 3. Proses Penambahan Gambar 4, Proses Penambahan Mineral Mix Susu Skim dan Tepung Gambar 5. Prose Penambahan Gambar 6. Proses Pemanasan Air 1000 MI 1000 MI Gambar 7. Hasil Formula F-75 dengan Tepung

You might also like