Makalah Kewirausahaan Kel 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 37

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“Entreprenurship, Inovasi, Pengembangan Produk Farmasi Dan


Manajemen Bisnis Farmasi”

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Erna Hasani Kusuma Pratiwi (4820123517)
Sevie Anggraeni
Ni Putu Eka Pradnya Swari
Heny Fitri

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 FARMASI


UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDIN
BAGU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa
pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita dihari akhir kelak.
Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Entreprenurship, Inovasi,
Pengembangan Produk Farmasi Dan Manajemen Bisnis Farmasi” bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan Farmasi. Akhirul kalam, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan
memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Mataram, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR·································································
DAFTAR ISI············································································
BAB I PENDAHULUAN·····························································
A. Latar Belakang·······································································
B. Rumusan Masalah···································································
C. Tujuan·················································································
BAB II PEMBAHASAN······························································
A. Pengertian Wirausaha·······························································
B. Tokoh-tokoh yang Berperan di Bidang Farmasi di Indonesia dan Dunia····
C. Jenis-jenis Usaha di Bidang Farmasi··············································
D. Kelebihan dan Kelemahan Wirausaha di Bidang Farmasi·····················
E. Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan Wirausaha Farmasi··········
F. Inovasi Wirausaha di Bidang Farmasi·············································
G. Manajemen Bisnis Farmasi·························································
BAB III PENUTUP····································································
A. Kesimpulan···········································································
B. Saran···················································································
DAFTAR PUSTAKA·································································
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan tak akan lepas dari seseorang yang mempunyai jiwa wirausaha. Tetapi
tak semua orang mempunyai jiwa wirausaha, dan tidak semua orang yang mempunyai jiwa
wirausaha bisa memimpin sebuah perusahaan baik kecil, sedang maupun besar. Karena di
berbagai belahan Negara, perusahaan besar yang didirikan oleh para wirausaha ini bermula
dari perusahaan keluarga (Susanto, 2007: 3).
Sikap seorang pemimpin memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu
perusahaan karena seorang pemimpin sangatlah berpengaruh besar di dalam
mengorganisasikan perusahaan keluarga tersebut, dimana pemimpinnya merupakan
anggota keluarga itu sendiri. Hal ini dikarenakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga
itu sendiri lebih baik daripada pengelolaan perusahaan keluarga yang diserahkan kepada
para profesional (sugars, Brad. 2014.). Akan tetapi sudah barang tentu ada syarat yang
harus terpenuhi, yaitu seorang pemimpin harus dapat berpikir dan bertindak profesional.
Kewirausahaan atau entrepreurship adalah kata kunci kemajuan suatu bangsa karena
kewirausahaan memberikan ruang yang luas bagi inovasi yang dapat menciptakan nilai
tambah ekonomi yang sangat besar. Kewirausahaan tidak saja mempunyai kontribusi yang
besar dalam menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menciptakan kesejahteraan dan
kemakmuran bagi sang enterpreneur maupun masyrakat luas. Tidak ada satu negara dan
bangsa di dunia ini yang bisa maju ekonominya, jika tidak memiliki sejumlah wirausaha
sekurang-kurangnya 2% dari total populasinya (McClelland, 1961). Mengapa demikian?
Dalam realitasnya yang menggerakkan dan menghidupi perekonomian suatu negara adalah
perusahaan-perusahaan yang dikendalikan oleh para enterpreneur.
Untuk itu menjadi sangat penting mendorong generasi muda untuk menjadi
enterpreneur yang merdeka, kreatif dan kaya. Seorang mahasiswa tidak harus semua
berujung sebagai karyawan atau buruh pada perusahaan orang lain atau menggantungkan
nasibnya pada orang lain. Setelah menyelesaikan studinya bahkan ketika masih sebagai
mahasiswa, dia harus mengembangkan kapasitas dan talentanya untuk menjadi seorang
enterpreneur yang andal. Seorang enterpreneur tidak mencari kerja pada orang lain, tetapi
justru dapat menciptakan lapangan kerja - mengorganisir banyak tenaga kerja untuk maju
dan makmur bersama-sama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan entrepreneur farmasi?
2. Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dibidang wirausaha farmasi di Indonesia dan
Dunia?
3. Apa saja jenis-jenis usaha dibidang farmasi Indonesia dan dunia?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan wirausaha dibidang farmasi?
5. Apa faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan wirausaha?
6. Apa saja inovasi wirausaha di bidang farmasi?
7. Bagaimana manajemen bisnis farmasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan entrepreneur farmasi
2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dibidang wirausaha farmasi di
Indonesia dan Dunia
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis usaha dibidang farmasi Indonesia dan dunia
4. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan wirausaha dibidang farmasi
5. Untuk mengetahui apa faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan wirausaha
6. Untuk mengetahui apa saja inovasi wirausaha di bidang farmasi
7. Untuk mengetahui bagaimana manajemen bisnis farmasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Entrepreneurship/Wirausaha

1. Wirausaha adalah orang-


orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan
2. menilai kesempatan-
kesempatan bisnis;
mengumpulkan sumber-
sumber daya
3. yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan
daripadanya serta
mengambil
4. tindakan yang tepat, guna
memastikan kesuksesan
(Geoffrey G. Meredith et.
5. Al, 1995).
6. Farmasi adalah ilmu yang
mempelajari cara
membuat, mencampur,
7. meracik,
memformulasikan,
mengidentifikasi,
mengombinasi,
menganalisis,
8. serta menstandarkan obat
dan pengobatan juga sifat-
sifat obat beserta
9. pendistribusian dan
penggunaannya secara
aman. ( Anief 1995).
10. Prof Arry menjelaskan,
pharmapreneur adalah
kewirausahaan yang terkait
11. dengan aktivitas-
aktivitas farmasi. Ragam
aktivitas tersebut antara
lain
12. telefarmasi, distribusi
dan pemasaran, inovasi
produk farmasi, serta
pendidikan
13. dan pelatihan.
14. Wirausaha adalah
orang-orang yang
mempunyai kemampuan
melihat dan
15. menilai kesempatan-
kesempatan bisnis;
mengumpulkan sumber-
sumber daya
16. yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan
daripadanya serta
mengambil
17. tindakan yang tepat,
guna memastikan
kesuksesan (Geoffrey G.
Meredith et.
18. Al, 1995).
19. Farmasi adalah ilmu
yang mempelajari cara
membuat, mencampur,
20. meracik,
memformulasikan,
mengidentifikasi,
mengombinasi,
menganalisis,
21. serta menstandarkan
obat dan pengobatan juga
sifat-sifat obat beserta
22. pendistribusian dan
penggunaannya secara
aman. ( Anief 1995).
23. Prof Arry menjelaskan,
pharmapreneur adalah
kewirausahaan yang terkait
24. dengan aktivitas-
aktivitas farmasi. Ragam
aktivitas tersebut antara
lain
25. telefarmasi, distribusi
dan pemasaran, inovasi
produk farmasi, serta
pendidikan
26. dan pelatihan.
Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber-sumber daya
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya serta mengambil
tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan (Geoffrey G. Meredith et. Al,
1995).
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik,
memformulasikan, mengidentifikasi, mengombinasi, menganalisis, serta
menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian
dan penggunaannya secara aman. ( Anief 1995).
Prof Arry menjelaskan, pharmapreneur adalah kewirausahaan yang terkait
dengan aktivitas-aktivitas farmasi. Ragam aktivitas tersebut antara lain
telefarmasi, distribusi dan pemasaran, inovasi produk farmasi, serta pendidikan
dan pelatihan.
B. Tokoh-tokoh yang berperan di bidang farmasi di Indonesia dan Dunia
a. Tokoh-tokoh yang berperan di bidang farmasi di Indonesia
1) Drs. Jahja Santoso, Apt
Drs. Jahja Santoso, Apt Dilahirkan di Cirebon dari keluarga yang sederhana
, ayahnya seorang clerk dengan pendapatan yang tidak seberapa. Ketika jahja
santoso mudah diterima sebagai mahasiswa di ITBoleh orang tuanya di bekali 2
(dua) becak untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dia memang sudah ulet dan
gigih sejak muda , ketika lulus sebagai apoteker, becaknya tidak di jual tetapi
malah menhadi 30 becak dan jahja santoso lulus sebagai apoteker dengan nilai
yang terbaik / cumlaude.
Pada awalnya ketika dia lulus
sebagai apoteker, dia bekerja
di
perusahaan farmasi lain tetapi
hanya sebentar lalu merintis
usaha sendiri
mendirikan industri farmasi .
Drs. Jahja Santoso, Apt, adalah
pendiri
owner PT SANBE SARMA .
yang sekarang merupakan
industry farmasi
terkemuka di Indonesia
terutama produk infus sofbag
yang di pionir
dipasarkan di indobesia.
Pada awalnya ketika dia lulus sebagai apoteker, dia bekerja di perusahaan
farmasi lain tetapi hanya sebentar lalu merintis usaha sendiri mendirikan
industri farmasi . Drs. Jahja Santoso, Apt, adalah pendiri owner PT SANBE
SARMA yang sekarang merupakan industry farmasi terkemuka di Indonesia
terutama produk infus sofbag yang di pionir dipasarkan di Indonesia.
2) Drs. Boenjamin Setiawan
PT Kalbe farma didirikan pada tanggal 10 september 1966. Oleh 6
bersaudara, yaitu khowlip tjoen ,khowlip lip hiang , khowlip lip swan ,
boenjamin setiawan maria karmila ,F. bing arianto . perusahaan ini didirikan
semula berlokasi disebuah garasi jl.simpang 1/1 tanjung priok Jakarta utara.
Pada tahun 1970. Pusat kegiatan dipindahkan kejalan.
Ahmad Yani dikawasan Jakarta timur. Pada pertengahan tahun 1997,
PT.kalbe farma berpindahan lokasi dikawasan industri Delta Silikon Cikarang .
selain memasok pasar di dalam negri , PT. Kalbe farma mengekspor produknya
keberbagai Negara antara lain ke Malaysia, singapura, philipina , Vietnam,
srilangka, Nigeria, miyanmar dll.
Boenjamin setiawan adalah seorang dokter lulusan universitas Indonesia
yang kemudian memperoleh beasiswa untuk melanjutkan study kedoktoran di
university California dan memperoleh gelar phD yang diraih pada tahun 1961.
Kemudian pada tahun 1966 dengam modal pinjaman dari drs.Wim kalona,
pakboen bersama saudara-saudaranya mendirikan perusahaan farmasi kalbe
farma di tanjung periok . konon menyeewa sebuah rumah . talenta dan
ketekunanya dalam penelitian telah memotifasi danmenghantarkan PT. kalbe
farma Tbk. Kini menjadi perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara . PT
Kalbe farma telah memperluas bidang usaha tidak saja produk farmasi tetapi
juga produk-produk nutrisi yang inovatif .
PT Kalbe Farma kini telah memiliki positioning dan corporate yang kuat
dimata konsumenya inovasi-inovasi yang telah di lakukan meskipun tidak
berupa molekul baru, beberapa temuan produk perusahaan ini mempunyai
market share yang sangat besar, ambil contoh produk OTC promag pangsa
pasarnya mencapai lebih dari 80% dengan brand equity yang sangat kuat. Kita
bisa melihat hydrococo dari airkelapa selama ini tidak banyak di manfaatkan
oleh PT.kalbe farma di buat jadi produk minuman yang banyak di minati oileh
konsumen.
PT Kalbe Farma kini mulai bergerak kearah knowledge based company
yang terus memperkuat basis knowledgenya sebagai keunggulan daya
saingnya. Halnya ini tentu memiliki implikasi pada penguatan risert dan
infestasi pada knowledge agar mampu menghasilkan produk -produk inovatif
yang memiliki deman market yang besar.

PT.kalbe farma kini telah


memiliki positioning dan
corporate yang
kuat dimata consumenya
inovasi-inovasi yang telah di
lakukan meskipun
tidak berupa molekul baru,
beberapa temuan produk
prusahaan ini
mempunyai market share yang
sangat besar.ambil contoh
produk OTC
promag pangsa pasarnya
mencapai lebih dari 80%
dengan brand equity
yang sangat kuat. Kita bisa
melihat hodrococo dari
airkelapa selama ini
tidak banyak di
manfaatkan,oleh PT.kalbe
farma di buat jadi produk
minuman yang banyak di
minati oileh konsumen.
PT kalbe farma kini mulai
bergerak kearah knowledge
based
company yang terus
memperkuat basis
knowledgenya sebagai
keunggulan daya saingnya.
Halnya ini tentu memiliki
implikasi pada
penguatan risert dan infestasi
pada knowledge agar mampu
menghasilkan
produk -produk inovatif yang
memiliki deman market yang
besar.
3) Djoenaedi Joesoef
Djoenaedi Joesoef adalah pendiri dan owner PT Konimex
Pharmaceutical Laboratories yang Memproduksi terutama obat-obat OTC
dengan brand yang tergolong kuat di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh
Pak Djoenaedi pada tanggal 8 Juni 1967 yang semula bidang usahanya adalah
perdagangan obat-obatan, bahan kimia, alat laboratorium dan alat kesehatan.
Tahun 1971 dengan dukungan fasilitas PMDN, PT. Konimex mulai
memproduksi obat sendiri dan ternyata berkembang sangat peat. Pada tahun
1979 dibangun pabrik bar yang berlokasi di Sanggrahan sekitar 5 Km barat
daya Surakarta. Kini produk-produk Konimex tersebar luas diseluruh Indonesia
dan menjadi pelopor pertama perusahaan yang memproduksi tablet/kapsul
dalam kemasan 4 butir. Beberapa produk Konimex yang memiliki brand equity
yang kuat antara lain adalah Konidin, Paramex, Inza, Inzana, Neo Napasin dan
Feminax.

b. Tokoh-tokoh yang berperan di bidang farmasi di Dunia


1) Robert Wood Johnson, James Wood Johnson dan Edward Mead Johnson

2) ohnson & Johnson (JnJ)


adalah perusahaan
multinasional Amerika
3) yang menjadi produsen
peralatan medis, farmasi,
dan barang konsumen
4) dalam kemasan.
Perusahaan yang berdiri
sejak 1886 ini didirikan
oleh
5) tiga bersaudara Robert
Wood Johnson, James
Wood Johnson dan
Edward
6) Mead Johnson di New
Brunswick, New Jersey,
AS. Perusahaan ini
7) bermarkas di New
Brunswick, New Jersey
dengan divisi
konsumennya
8) berlokasi di Skillman,
New Jersey. Perusahaan
ini membawahi 230 anak
9) perusahaan dan
beroperasi di di 57
negara. Perusahaan
mempekerjakan
10) sekitar 116.200 karyawan
yang memproduksi
produk-produk yang
dijual
11) di 175 negara.
Penjualannya dalam
setahun mampu mencapai
$ 65
12) miliar pada tahun 2011
lalu.
13) Beberapa merek Johnson
& Johnson antara lain
adalah Band-Aid
14) Brand, Tylenol, Johnson's
baby products, produk
perawatan kulit dan
15) kecantikan Neutrogena,
pencuci muka Clean &
Clear, dan lensa kontak
16) Acuvue. Bisnis ini
berawal dari
terinspirasinya tiga
bersaudara Johnson
17) oleh pidato seorang
advokat tentang
antiseptik sehingga
mereka
18) bergabung dan
menciptakan satu usaha
bersama untuk membuat
lini
19) perban bedah siap pakai
pada tahun 1885.
Perusahaan memproduksi
20) produk pertama mereka
pada tahun 1886.
21) Pada tahun 1888,
Perusahaan meluncurkan
"Metode Modern
22) Antiseptik untuk
Perawatan Luka" yang
dengan cepat menjadi
salah satu
23) standar untuk antiseptik
operasi. Metode ini
banyak membantu praktik
24) operasi di AS dan seluruh
dunia. Johnson &
Johnson meluncurkan
25) peralatan bersalin untuk
membuat persalinan lebih
aman bagi ibu dan
26) bayi pada tahun 1894.
JOHNSON'S ® Baby
Powder kemudian masuk
di
27) pasaran dan membawa
kesuksesan bagi
perusahaan.
28) Pada tahun 1898,
perusahaan ini menjadi
perusahaan pertama yang
29) memproduksi benang gigi
agar mudah terjangkau
oleh masyarakat.
Johnson & Johnson (JnJ) adalah perusahaan multinasional Amerika
yang menjadi produsen peralatan medis, farmasi, dan barang konsumen dalam
kemasan. Perusahaan yang berdiri sejak 1886 ini didirikan oleh tiga
bersaudara Robert Wood Johnson, James Wood Johnson dan EdwardMead
Johnson di New Brunswick, New Jersey, AS. Perusahaan ini bermarkas di
New Brunswick, New Jersey dengan divisi konsumennya berlokasi di
Skillman, New Jersey. Perusahaan ini membawahi 230 anak perusahaan dan
beroperasi di di 57 negara. Perusahaan mempekerjakan sekitar 116.200
karyawan yang memproduksi produk-produk yang dijual di 175 negara.
Penjualannya dalam setahun mampu mencapai $ 65 miliar pada tahun 2011
lalu.
Beberapa merek Johnson & Johnson antara lain adalah Band-Aid
Brand, Tylenol, Johnson's baby products, produk perawatan kulit dan
kecantikan Neutrogena, pencuci muka Clean & Clear, dan lensa kontak
Acuvue. Bisnis ini berawal dari terinspirasinya tiga bersaudara Johnson oleh
pidato seorang advokat tentang antiseptik sehingga mereka bergabung dan
menciptakan satu usaha bersama untuk membuat lini perban bedah siap pakai
pada tahun 1885. Perusahaan memproduksi produk pertama mereka pada
tahun 1886. Pada tahun 1888, Perusahaan meluncurkan "Metode Modern
Antiseptik untuk Perawatan Luka" yang dengan cepat menjadi salah satu
standar untuk antiseptik operasi. Metode ini banyak membantu praktik operasi
di AS dan seluruh dunia. Johnson & Johnson meluncurkan peralatan bersalin
untuk membuat persalinan lebih aman bagi ibu dan bayi pada tahun 1894.
JOHNSON'S ® Baby Powder kemudian masuk di pasaran dan membawa
kesuksesan bagi perusahaan.
Pada tahun 1898, perusahaan ini menjadi perusahaan pertama yang
memproduksi benang gigi agar mudah terjangkau oleh masyarakat. Produk ini
dapat membuat gigi lebih mudah dirawat dan hanya terbuat dari sisa jahitan
sutera. Sebagai wujud dari komitmennya, JnJ meluncurkan produk
pertolongan pertama yang disebut First Aid Manual.Peralatan ini dipaket
menjadi satu dalam First Aid Kits yang membantu banyak praktik pertolongan
pertama oleh dokter-dokter terkemuka saat itu.
Pada era 2000-an, Johnson & Johnson mengakuisisi Pfizer Consumer
Healthcare, yang memproduksi beberapa merek konsumen seperti Listerine ®
Antiseptik, Bengay ®, Benadryl ® dan banyak lagi. Pada tahun 2012 lalu,
Alex Gorsky ditunjuk sebagai Kepala Eksekutif Johnson & Johnson sebagai
CEO ke-7 dalam sejarah JnJ.

Produk ini dapat membuat gigi


lebih mudah dirawat dan
hanya terbuat
dari sisa jahitan sutera.
Sebagai wujud dari
komitmennya, JnJ
meluncurkan produk
pertolongan pertama yang
disebut First Aid Manual.
Peralatan ini dipaket menjadi
satu dalam First Aid Kits yang
membantu
banyak praktik pertolongan
pertama oleh dokter-dokter
terkemuka saat
itu.
Pada era 2000-an, Johnson &
Johnson mengakuisisi Pfizer
Consumer Healthcare, yang
memproduksi beberapa merek
konsumen
seperti Listerine ® Antiseptik,
Bengay ®, Benadryl ® dan
banyak lagi.
Pada tahun 2012 lalu, Alex
Gorsky ditunjuk sebagai
Kepala Eksekutif
Johnson & Johnson sebagai
CEO ke-7 dalam sejarah JnJ.
2) Zhong Huijuan
Zhong merupakan pendiri Hansoh Pharmaceutical Group, pabrik
produsen obat psikotropik yang berbasis di Lianyungang, Provinsi Jiangsu,
China. Obat psikotropik yang diproduksinya memiliki pangsa pasar terbesar
di China. Pada 2019, perusahaan itu mengantongi pendapatan senilai 8,7
miliar yuan (US$1,2 miliar) dari produk obat-obatan untuk mengalami
diabetes, infeksi, tumor, dan penyakit sistem saraf. Diwartakan South China
Morning Post, perubahan karirnya dari seorang guru kimia menjadi penguasa
industri farmasi mengingatkan pada tokoh Walter White, seorang gembong
narkoba dan protagonis dalam serial TV hit Breaking Bad, meskipun tanpa
aspek kriminal.
Selain pendiri, Zhong juga sekaligus pemegang saham mayoritas
Hansoh Pharmaceutical, yang meneliti dan mengembangkan obat untuk
penyakit sistem saraf pusat, kanker, infeksi dan diabetes, serta perawatan
gastrointestinal dan kardiovaskular.
3) Charles Pfizer & Charles Erhart
Pfizer didirikan di Brooklyn , New York , pada tahun 1849 Charles
Pfizer & Charles Erhart. Perusahaan tersebut, yang saat itu merupakan bisnis
bahan kimia, dibiayai dengan pinjaman $2.500 dari ayah Pfizer. Pfizer dan
Erhart langsung meraih kesuksesan dengan produk pertama mereka, bentuk
santonin yang beraroma— obat anthelmintik yang digunakan untuk
mengobati cacingan, penyakit umum pada pertengahan 1800-an. Permintaan
berikutnya untuk desinfektan, pengawet, dan obat penghilang rasa sakit
selama Perang Saudara Amerika (1861-1865) menggandakan pendapatan
perusahaan dan memungkinkan untuk ekspansi. Pada akhir 1800-an
ituproduksi asam sitrat melonjak dengan meningkatnya popularitas minuman
cola, menghasilkan dekade pertumbuhan bagi perusahaan.
Ketika Erhart meninggal pada tahun 1891, Pfizer memperoleh kendali
penuh atas perusahaan. Pada tahun 1900 ia mengajukan sertifikat pendirian;
perusahaan akan tetap dimiliki secara pribadi sampai tahun 1942. Pada tahun
1905 putra bungsu Pfizer, Emile, diangkat sebagai presiden perusahaan;
Charles Pfizer meninggal pada tahun berikutnya.
Pada tahun 1941, atas permintaan pemerintah AS, Pfizer—satu-satunya
perusahaan yang menggunakan teknologi fermentasi untuk memproduksi
penisilin secara massal— mempercepat produksi untuk mengobati tentara
Sekutu yang berperang dalam Perang Dunia II . Perusahaan mengalami
ekspansi yang signifikan selama dekade berikutnya dengan pembentukan
divisi internasional dan pertanian dan tenaga penjualan farmasi Pfizer, serta
kemitraannya dengan perusahaan Jepang Taito untuk memproduksi dan
mendistribusikan antibiotik (1955; Pfizer sepenuhnya mengakuisisi Taito pada
tahun 1983) . Pfizer terus berkembang hingga tahun 1970-an, dengan akuisisi
seperti pabrik farmasi dan kimia Mack Illertissen ( 1971). Produk Pfizer yang
paling menonjol termasuk antidepresan Zoloft, obat disfungsi ereksi Viagra ,
dan obat antidepresan dan antikecemasan Xanax.

C. Jenis-jenis Usaha di Bidang Farmasi


Berikut ini beberapa jenis-jenis usaha di bidang farmasi antara lain:
1. Home Farmasi Care
Pasien yang perlu mendapat pelayanan kefarmasian di rumah antara lain:
Pasien yang menderita penyakit kronis dan memerlukan perhatian khusus tentang
penggunaan obat, interaksi obat dan efek samping obat Pasien dengan terapi
jangka panjang misal pasien TB, HIV/AIDS, DM dll Pasien dengan risiko adalah
pasien dengan usia 65 tahun atau lebih dengan salah satu kriteria atau lebih
regimen obat sebagai berikut: Pasien minum obat 6 macam atau lebih setiap hari.
Pasien minum obat 12 dosis atau lebih setiap hari. Pasien minum salah satu dari
20 macam obat dalam tabel 1 yangtelah diidentifikasi tidak sesuai untuk pasien
geriatri Pasien dengan 6 macam diagnosa atau lebih.
2. Produksi Kosmetik
Kosmetik merupakan salah satu produk yang mudah dijual, irit tempat,
tahan lama, serta banyak dibutuhkan oleh berbagai kalangan wanita di zaman
sekarang. Lulusan sarjana farmasi maupun apoteker dapat membuat kosmetik
sendiri Karena seorang Farmasi mengetahui bahan yang aman untuk semua jenis
kulit.
3. Penjualan minuman herbal yang berasal dari bahan alam diantaranya jamu
4. Toko obat berizin atau Apotek
Membuka Toko Obat berizin & atau Apotek Toko obat berizin adalah
seseorang atau lembaga yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obatan bebas
dan obat-obatan bebas terbatas untuk dijual kembali kepada masyarakat di tempat
tertentu sesuai surat izin. Toko obat hanya diizinkan untuk menjual obat-obatan
bebas dan obat-obatan bebas terbatas dan alat kesehatan ringan, seperti plester,
perban, kapas, dan. Penanggung jawab mengambil obat asisten apoteker yakni
minimal seseorang yang telah lulus SMK jurusan teknik Farmasi. Sedangkan
apotek diperbolehkan untuk menjual semua jenis obat, mulai dari obat bebas
hingga resep dokter. Seorang Apoteker minimal lulusan Fakultas Farmasi menjadi
penanggungjawab utama dari Apotek.

D. Kelebihan dan Kelemahan Wirausaha di Bidang Farmasi


1. Kelebihan Wirausaha

2. Terbuka peluang untuk


mencapai tujuan yang
dikehendaki sendiri.
3. 2. Terbuka peluang untuk
mendemonstrasikan
potensi seseorang secara
4. penuh.
5. 3. Terbuka peluang untuk
memperoleh manfaat dan
keuntungan yang
6. maksimal
7. 4. Terbuka peluang untuk
membantu masyarakat
dengan usaha-usaha
8. konkrit.
9. 5. Terbuka kesempatan
untuk menjadi bos
a) Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.
b) Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan potensi seseorang secara penuh.
c) Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan yang maksimal.
d) Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
e) Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
2. Kelemahan Wirausaha

3. Memperoleh pendapatan
yang tidak pasti, memikul
berbagai resiko.
4. 2. Bekerja keras dan
waktu jam kerja panjang.
5. 3. Kualitas kehidupanya
masih rendah sampai
usahanya berhasil,karena
6. harus berhemat.
7. 4. Tanggung jawabnya
sangat besar,banyak
keputusan yang harus
dibuat
a) Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, memikul berbagai resiko.
b) Bekerja keras dan waktu jam kerja panjang.
c) Kualitas kehidupanya masih rendah sampai usahanya berhasil,karena harus
berhemat.
d) Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dibuat

E. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan Wirausaha Farmasi


1. Faktor-faktor Kegagalan
a) Tidak kompeten dalam manajerial
b) Kurang berpengalaman
c) Kurang dapat mengendalikan keuangan
d) Gagal dalam perencanaan
e) Lokasi yang kurang memadai
f) Ketidakmampuan mengembangkan usaha
2. Faktor-faktor Keberhasilan
a) Visi jelas
b) Ta Risk (uang dan waktu)
c) Semangat dan kerja keras
d) Terencana
e) Hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok
F. Inovasi Wirausaha di Bidang Farmasi
Inovasi yang dapat dilakukan yaitu mengatur strategi pemasaran, diantaranya:
1. Orientasi pemasaran farmasi
a. Orientasi penjualan (Selling Orientation)
Para pemasar memiliki keyakinan bahwa konsumen tidak akan tertarik
dengan produk yang kita miliki dalam jumlah yang besar kecuali melalui
pemasaran yang bertubi-tubi bahkan kalau perlu dengan cara dibujuk,
terutama untuk produk-produk yang belum dikenal atau baru saja diproduksi,
hal ini juga berlaku untuk kegiatan nirlaba, misalnya penggalangan dana
sosial, dll.
Praktek di atas juga berlaku pada kondisi-kondisi tertentu, misalnya
overcapacity, sehingga yang dilakukan adalah bagaimana segera
menghabiskan stok produksi yang tersisa, bukan menjual apa yang
dikehendaki pasar.
b. Orientasi Produksi
Orientasi pemasar yang kedua adalah keyakinan bahwa konsumen lebih
mengutamakan dan menyukai produk yang sudah ada dengan harga yang lebih
terjangkau, penganut orientasi ini diilhami pada pemikiran pemasar di era
revolusi industri, melalui efisiensi produksi, distribusi massal pembiayaan
seminimal mungkin.
Fokus utama dari penganut orientasi ini adalah harga yang murah dan
distribusi produk secara massal, hal ini bisa dijumpai di negara-negara yang
sedang berkembang, termasuk di Indonesia, apalagi dalam situasi dan kondisi
pandemi yang terjadi saat ini. Membanjiri produk dengan harga murah untuk
menahan laju penjualan dari negara-negara lain merupakan pakem dari
penganut orientasi ini, konsekwensinya adalah produk yang dihasilkan
cenderung standar bahkan cenderung mengabaikan permintaan konsumen,
ironisnya, produk dengan harga murah seringkali dipersepsi oleh kebanyakan
konsumen sebagai produk dengan kualitas yang buruk.
Salah satu contoh adalah obat generik yang sengaja dipasarkan dengan
harga yang murah karena mampu menekan berbagai macam biaya, misalnya
promosi, iklan, seminar, dll, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat luas
sebagai cerminan program pemerintah, kedua belah pihak mendapat
keuntungan, dari pihak pemerintah, tersalurkannya beberapa program dan
agenda nasional, dan bagi masyarakat luas berkemampuan untuk membelinya.
c. Orientasi Produk
Orientasi berikutnya adalah orientasi produk yang berkeyakinan bahwa
masyarakat/konsumen lebih menyukai produk yang sudah tersedia, mudah
dijangkau dengan harga yang murah. Perlu diketahui bahwa proses pemasaran
obat-obatan memiliki etika pemasaran yang telah disepakati bersama, untuk
obat-obatan dalam katagori obat bebas, bisa dilakukan oleh siapa saja melalui
media elektronik maupun media cetak sehingga setiap konsumen bisa secara
langsung mendapatkan informasi yang dimaksud.
Adapun obat-obatan yang masuk dalam katagori daftar G, maka tidak
sembarang orang ataupun media yang bisa memasarkannya, ada kode etik
yang telah disepakati bersama, salah satu cara bisa dilakukan adalah
menggunakan jasa PBF (pedagang besar farmasi) ataupun detailer.
Karena itu konsep pemasaran farmasi yang dilakukan di era revolusi
lebih fokus pada produksi massal dengan harga yang terjangkau melalui
produksi yang efisien, jadi tidak semata-mata hanya berorientasi pada hasil
produksi secara fisik semata.
Para farmasis ketika memberikan informasi terkait obat yang dimaksud
oleh pasien menggunakan teori Goods dan Services, yaitu menerangkan
sesuatu yang bisa diketahui secara fisik dan produk yang tidak bisa diketahui
secara fisik, misalnya, jika anda menjual suatu cream kecantikan, sejatinya
anda tidak hanya menjual obat pemutih wajah atau kulit, pemerah bibir, dll,
akan tetapi yang anda jual adalah kecantikan, citra penampilan dan rasa
percaya diri.
d. Orientasi Konsumen
Penganut aliran ini berkeyakinan bahwa keberhasilan perusahaan dalam
mewujudkan orientasi pemasaran tergantung pada kemampuan perusahaan
dalam mengkomunikasikan, memberikan dan menciptakan nilai-nilai kebaikan
konsumen (customer value), sesuai dengan sasaran yang tepat secara efektif
dan efisien dibandingkan dengan kompetitor lainnya.
Ada empat point penting yang ingin dicapai, diantaranya : kebutuhan
konsumen, sasaran pasar, pemasaran yang terintegrasi dan keuntungan (profit
oriented). Yang dimaksud dengan sasaran pasar adalah pelanggan yang terpilih
untuk mendapatkan layanan spesial melalui program khusus yang telah
direncanakan.
2. Faktor Regulasi Farmasi
a. Waktu yang Tepat
Ketersedian obat saat diperlukan menjadi indikator penting dalam pelayanan
bisnis farmasi, sebab keterlambatan dalam penyediaan obat akan merugikan
dan berakibat fatal bagi konsumen. Misalnya injeksi epinefrin yang harus
selalu tersedia di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), sebab keterlambatan
apalagi ketiadaan injeksi tersebut akan sangat merugikan para pasien bahkan
akan berakibat fatal. Dalam dunia pemasaran pada umumnya, ketepatan waktu
menjadi jaminan atas keberlangsungan kepercayaan konsumen atas produk
yang kita jual.
b. Kuantitas yang Tepat
Kuantitas obat biasanya terkait dengan packaging /kemasan yang dilakukan
oleh para pelaku bisnis farmasi, di satu sisi berfungsi untuk menjaga kualitas
obat (sesuai dengan takaran yang dianjurkan), dan mampu melindungi dari
faktor-faktor eksternal, misalnya suhu dan kelembapan udara, dan menjaga
dari degradasi mutu, di sisi yang lain, kemasan berfungsi sebagai sarana
promosi atas produk yang dipasarkan.
c. Tempat yang Tepat
Dalam etika ke-farmasi-an, tidak sembarang obat bisa dijual dengan
bebas d sembarang tempat, tentu berbeda dengan produk makanan dan
minuman, misalnya obat ethical, psikoterapi, obat narkotika, hanya boleh
dijual di tempat tertentu dan dilakukan oleh profesi tertentu dengan cara
tertentu yang telah diatur oleh undang-undang kefarmasian. Aturan pemasaran
yang ketat dimaksudkan untuk melindungi konsumen dari akibat fatal yang
terjadi karena obat-obatan yang diterangkan di atas berkaitan langsung dengan
kesehatan dan keselamatan pasien.
Obatan-obatan yang masuk dalam golongan obat keras hanya boleh
dikonsumsi melalui resep dokter, jika hal ini diabaikan, akan mengakibatkan
rusaknya beberapa organ tubuh pasien yang bersangkutan, demikian pula obat-
obatan yang tergolong narkotika akan beresiko meningkatnya ketergantungan,
sedangkan obat-obatan jenis psikotropik akan menyebabkan halusinasi yang
tinggi. Apalagi jika terjadi kelalaian dalam penyimpanan, akurasi informasi
dan penggunaan tentu akan berakibat fatal bagi pasien.
d. Harga yang Baik dan Benar
Rasionalisasi harga suatu obat sebenarnya ditentkan oleh beberapa
faktor, misalnya pengembangan R & D, ukuran pasar, kompetitor, biaya riset
dan kondisi suatu pasar. Obat dengan skala riset yang cukup besar, sementara
ukuran pasarnya sangat kecil, maka harganya cenderung mahal, misalnya obat
leukimia. Demikian pula dengan obat yang tidak memiliki pesaing dan tidak
memiliki alternatif juga cenderung dijual dengan harga yang mahal, misalnya
obat kanker, obat penelusuran DNA, dll.
Kriteria harga suatu obat juga ditentukan oleh hak patent dari obat yang
dipasarkan, apakah masih berlaku atau sudah kadaluarsa, beberapa obat yang
masih memiliki hak patent secara ekslusif cenderung dijual dengan harga
mahal bila dibandingkan dengan obat yang hak patentnya sudah kadaluarsa,
namun demikian, beberapa perusahaan farmasi juga mempertimbangkan
customer value yang akan diterima oleh pasien. Dibeberapa negara, harga
suatu obat masih ditentukan oleh kebijakan pemerintah, namun demikian, di
beberapa negara lain, harga suatu obat ditentukan oleh mekanisme pasar.
e. Produk yang Tepat
Pengurangan atas ukuran obat berapapun jumlahnya, tentu akan
berakibat fatal bagi konsumen, karena itu inovasi atas suatu takaran obat
tertentu harus melalui kajian dan riset yang mendalam, diantaranya uji klinis
untuk memastikan khasiat dan keamanan obat yang diproduksi.
Jaminan perizinan produksi suatu obat dilakukan setelah melalui
serangkaian uji klinis berkaitan dengan khasiat, keamanan, kualitas atau mutu
obat yang akan diproduksi. Registrasi pada sistem evaluasi obat dilakukan
sangat ketat dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Untuk meningkatkan layanan keamanan dan mutu suatu produk,
perusahaan farmasi modern biasanya melakukan berbagai riset dan
pengembangan, bekerjasama dengan divisi pemasaran untuk mengembangkan
suatu produk farmasi yang sesuai dengan karakteristik konsumen. Masukan
dari departemen riset pemasaran dijadikan bahan pertimbangan terkait jenis,
bentuk maupun harga obat yang akan dipasarkan.
G. Manajemen Bisnis Farmasi
Apotek adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang farmasi. Apotek menjual
obat-obatan yang terdiri dari obat bebas maupun obat resep, serta melayani pelayanan
BPJS. Selama ini, proses bisnis yang dijalankan masih manual dan hanya bergantung
pada kontrol internal manusia. Tidak ada pengingat untuk stok dan expired date serta
pengingat untuk pembayaran hutang kepada supplier. Jadi selama ini hanya
bergantung pada kontrol yang dilakukan secara internal oleh manusia yang dapat
menyebabkan kesalahan. Salah satu contoh kesalahan tersebut adalah melakukan order
obat pada saat mengetahui stok barang sudah habis. Melihat hal ini, diperlukan suatu
penyelesaian yaitu sistem informasi manajemen bagi apotek yang sudah terstruktur
dengan baik agar data yang sudah didapat dapat dikelola dengan baik agar dapat
menjadi suatu informasi yang berguna bagi pengelola. Sistem informasi manajemen
yang dibuat diharapkan dapat membantu kinerja operasional apotek sehari-hari.
Sehingga proses bisnis yang berjalan dapat menjadi lebih baik dan cepat mengenai
masalah pengolahan data.
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai
ilmu karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
Dikatakan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan
mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena
manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan
para profesional dituntun oleh suatu kode etik.
Optimasi bisnis pelayanan kesehatan ( Healthcare Business) pada apotek di
Indonesia terbilang unik, kenapa ? Tulang punggung pemasaran obat di Indonesia
bukan pada jejaring distributor ritel via apoteker, melainkan justru menggunakan
tenaga dokter yang memiliki jam interaksi dan tingkat kepercayaan lebih tinggi
dibanding sosok profesi apoteker. Terlepas dari aspek legalitas profesi, strategi ini
adalah model optimal dengan pangsa pasar ethical : OTC adalah 80:20. Pasien akan
patuh pada resep yang diberikan oleh dokter ( obat ethical), dan bukan pada
rekomendasi apoteker, ditambah pada sosok apoteker sendiri yang tidak optimal
menjalankan fungsi profesi pada bisnis apotek ( tidak signifikan eksistensinya secara
profitabilitas maupun produktifitas apotek). Alokasi investasi sponsor untuk dokter
( edukasi, bonus, wisata) di internal perusahaan farmasi nilainya bisa mencapai 40-
50% dari harga obatnya itu sendiri.
Dimensi penilaian bisnis pelayanan ( Service Business) yang ritel Apotek masuk ke
dalam kategori ini, meliputi lima hal, yaitu :
1. Responsiveness ( Tingkat Ketanggapan)
Kecepatan pelayanan obat dan kecepatan pelayanan kasir adalah variabel pertama
yang harus dapat dikuantifikasi dalam standar konsumen Indonesia.
2. Reliability ( Tingkat Kehandalan)
Faktor pemberikan informasi obat oleh petugas apotek, dalam hal ini kejelasan
informasi tentang fungsionalitas berikut detail obat dalam pandangan konsumen.
3. Assurance ( Jaminan )
Faktor berikut meliputi ketersediaan stok dan harga komoditas obat bagi konsumen.
Aspek ini dapat diperluas ke dalam pelayanan purna jual dengan menggunakan basis
data konsumen ( riwayat konsumen)
4. Emphaty ( Empati)
Faktor ini berkaitan dengan model interaksi personal pihak pengelola apotek dengan
pasien berupa metode pelayanan di tempat dan pembinaan hubungan jangka
panjang, ( Asertif). Faktor ini akan sangat berpengaruh terhadap loyalitas yang
ditunjang oleh unsur kepuasan emosional konsumen.
5. Tangibles ( Bukti Fisik)
Faktor fisik yang dapat dirasakan langsung oleh pasien berupa kenyaman dan
kebersihan ruang tunggu, tempat duduk, serta ketersediaan faktor rekreatif bagi
konsumen semacam TV, koran, atau hot spot internet.

Faktor-faktor yang dapat diterapkan Apotek pemula untuk mempertahankan dan


meningkatkan kinerjanya, yaitu :
1. Internal Bisnis
Internal bisnis meliputi
a. Manajemen Stok
Manajemen persediaan menjadi penting karena persediaan yang terlalu banyak
menjadikan kelebihan working capital disebabkan over-stock. Over-stock tersebut
lama kelamaan akan menjadi dead-stock karena usang, kadaluwarsa, perubahan
selera, atau sebab lainnya. Sementara persediaan yang terlalu sedikit justru
mengakibatkan lost of opportunity atau lost of sales.
b. Manajemen Sumber Daya Manusia
Apotek memiliki waktu interaksi dengan konsumen sebagai variabel penunjang
produktivitas. Sikap dan budaya yang dibentukkan kepada karyawan terhadap
konsumen akan sangat signifikan mempengaruhi tingkat persepsi positif
konsumen terhadap apotek. Persepsi positif berkorelasi terhadap loyalitas di luar
faktor harga dan ketersediaan stok.
c. Manajemen Finansial
Apotek memiliki kesamaan mekanisme keuangan internal dengan ritel. Kekuatan
ritel adalah : detail. Pastikan bahwa pos yang menjadi cost dan pos profit benar-
benar dapat teridentifikasi oleh manajer finansial. Keefektifan manajemen
finansial akan sangat berpengaruh terhadap profitabilitas apotek, ini berkorelasi
dengan komoditas apotek yang segmented pada obat, berbeda dengan ritel
konvensional semacam mart.
2. Layanan Konsumen dan Pemeliharaan Jaringan
Layanan konsumen dan pemeliharaan jaringan meliputi :
a. Pemeliharaan Basis Data Konsumen ( Database Maintenance)
Manajemen apotek direkomendasikan untuk memiliki basis data meliputi :
Riwayat kesehatan, riwayat pembelian,serta alamat dan kontak pasien. Ini akan
sangat membantu dalam melakukan tindak lanjut setiap pelayanan purna jual
obat. Jika apotek dalam sebuah kompleks perumahan, bahkan bisa dijalankan
pelayanan pengiriman obat langsung ( Delivery Service).
b. Pemeliharaan Jaringan ( Network Maintenance)
Manajemen apotek jika memiliki target jangka panjang untuk mengembangkan
unit ditribusi solid, direkomendasikan untuk membangun jejaring apotek
kawasan. Semakin besar dan solid jejaring ini, kemungkinan untuk terjadi
peningkatan produktivitas dan profitabilitas akan semakin signifikan. Dari aspek
produktivitas, manajemen stok akan menjadi lebih efisien karena terjadi aliran
stok likuid antar apotek dalam satu kawasan. Selain itu dari segi konsumen juga
akan lebih membantu kemudahan mendapatkan produk dengan disparitas harga
tidak signifikan.Manajemen apotek memiliki fokus lebih pada aspek servis
konsumen di tempat dan purna jual.
Jejaring dengan dokter direkomendasikan untuk dibangun melihat signifikansi
posisi dokter sebagai pihak yang merekomendasikan obat resep langsung ke
mereknya. Secara aspek legalitas profesi hal semacam ini memang sangat
diragukan, namun melihat prospek pasar konsumen obat ke depan dan sikap
lembaga yang memiliki otoritas tidak melakukan tindakan apapun, praktek
semacam ini akan menjadi kelaziman dalam jangka panjang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah Wirausaha farmasi
ini ialah agar kita sebagai generasi muda harus mulai berfikir kreatif, dan
bertindak inovatif sehingga kita tidak tertinggal oleh kemajuan global dengan
harus berani melalui berwirausaha. Dengan penerapan jiwa-jiwa kewirausahaan di
harapkan kita biasa membantu pemerintah dalam memberantas kemiskinan dan
pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang
kurang mampu dan yang sangat membutuhkan pekerjaan

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan kepada semua pembaca agar dapat
mengetahui dan memahami apa itu wirausaha farmasi atau enterpreneur, Farmasi,
tokoh-tokoh yang berperan dalam pendirian perusahaan farmasi, dan jenis-jenis
usaha Farmasi selain itu juga dapat membedakan kelebihan dan kekurangan
wirausaha farmasi di dunia juga berkontribusi memberikan kritik dan saran nya agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang kami
tulis, semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

AB Susanto, 2007, A Strategic Management Approach, CSR, The Jakarta.Anoraga,

Panji. 2007. Pengantar bisnis pengelola bisnis Dalam Era Globalisasi. Jakarta :

Rineka Cipta Anief, 1995, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Geoffrey, G. Meredith, et. Al. (1996). Kewirausahaan Teori Dan Praktek. Jakarta:PT.

Pustaka

Binaman Presindo.Longenecker, Justin G & dkk. 2001. Kewirausahaan Manajemen

Usaha Kecil Buku I. Jakarta : Salemba Empat.

McClelland, D. C. (1961). The Achieving Society, Prin-ceton, NJ: Van Nostrand.

Saiman, Leonardus. 2009. Kewirusahaan Teori, Praktek, dan Kasus-kasus. Jakarta:

Salemba Empat.

Sugars, Brad .2014. Psychology of Entrepreneur Success, Internet. Consulting Group,

Jakarta.

You might also like