Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/351227528

MENGONSUMSI NARKOBA MENIMBULKAN PERILAKU SEKS BEBAS


DIKALANGAN REMAJA (DRUGS INTAKE GENERATES FREE SEX BEHAVIOUR
TOWARD TEENAGER)

Article in JURNAL SOSIAL HUMANIORA · April 2021


DOI: 10.30997/jsh.v12i1.3528

CITATIONS READS

0 859

3 authors, including:

Ai Kusmiati Asyiah Ristina Siti Sundari


Universitas Perjuangan Tasikmalaya Universitas Perjuangan Tasikmalaya
19 PUBLICATIONS 6 CITATIONS 143 PUBLICATIONS 236 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ristina Siti Sundari on 30 April 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 87
Volume 12 Nomor 1, April 2021

MENGONSUMSI NARKOBA MENIMBULKAN PERILAKU SEKS BEBAS


DIKALANGAN REMAJA

DRUGS INTAKE GENERATES FREE SEX BEHAVIOUR TOWARD


TEENAGER

A K Asyiah1a, R S Sundari2 , D Risana1


1 Program Studi Manajemen, Universitas Perjuangan Tasikmalaya
Jl. PETA No. 177 Tasikmalaya 46115
2 Program Studi Agribisnis, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Jl. PETA No. 177 Tasikmalaya 46115


a Korespondensi: Ai Kusmiati Asyiah, E-mail: aikusmiati@unper.ac.id

(Diterima: 28-09-2020; Ditelaah: 29-09-2020; Disetujui: 30-10-2020)

ABSTRACT
Drugs intake causing free sex behavior toward teenager at Tasikmalaya then this matter has
been worrying us. Promiscuity as teenager opinion is the common activity, instead give the
bad impact either for health, norm or social among families and environment. It influence to
future for teenager themselves and then could get worse for next generation. The research
aimed to know whether correlation between drugs intake and promiscuity deal with
teenager in Tasikmalaya. The method used survey then analyzed by Rank Spearman
Correlation Test toward 26 respondent using questionnaire. The research indicated that
there is the significant correlation between drugs intake and promiscuity. The more
dragging in drugs intake, the more doing free sex due to promiscuity. The weighted value of
drugs intake is 78,5% and also free sex is 67,2%. It is necessary to do spiritual or religion
approach and positive activity such as art, sport, organization or gardening regard to
personality development to raise belief, safety and health either physically and mentally.
Keywords: Drugs, Promiscuity, free sex, Teenager.

ABSTRAK
Mengonsumsi narkoba dapat mengakibatkan perilaku seks bebas dilakangan remaja di
Tasikmalaya. Hal ini semakin mencemaskan semua pihak. Pergaulan bebas seperti hal tersebut
menurut remaja itu merupakan suatu hal yang dianggap biasa padahal dampak dari semua itu
sangat memprihatinkan baik dari segi kesehatan maupun lingkungan keluarga dan lingkungan
social yang menjadi tercemar dan bagi kalangan remaja hal tersebut dapat merusak masa
depan remaja itu sendiri dan secara umum dapat merusak generasi penerus bangsa. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mengonsumsi narkoba terhadap perilaku
seks bebas di kalangan remaja di Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah survey yang
dianalisis menggunakan korelasi Rank Spearman terhadap 26 orang responden yang
diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan teradapat korelasi antara mengkonsumsi
narkoba dengan perilaku seks bebas. Semakin terjerat dalam mengkonsumsi narkoba maka
perilaku seks bebas semakin tinggi. Klasifikasi variabel mengkonsumsi narkoba termasuk
kategori tinggi dengan nilai tertimbang mencapai 78,5%, demikian juga perilaku seks bebas
termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai tertimbang mencapai 67,2%. Perlu diadakan
pendekatan spiritual atau keagamaan untuk meningkatkan keimanan dan manyadari bata-
88 Asyiah et,al. Mengkonsumsi Narkoba Menimbulkan Perilaku

batas yang dianjurkan dan dilarang dalam agama untuk keselamatan dan kesehatan fisik dan
mental remaja.
Kata Kunci: Narkoba, pergaulan bebas, seks bebas, remaja.
Asyiah, A. K., Sundari, R, S., & Risana, D. (2020). Mengkonsumsi Narkoba Menimbulkan
Perilaku Seks Bebas DiKalangan Remaja. Jurnal Sosial Humaniora, 11(2), 87-95.

negative terhadap kehidupan masyarakat


PENDAHULUAN terutama bagi para remaja, karena dapat
mengganggu kegiatan remaja di sekolah
Usia remaja adalah merupakan usia yang
atau kampus maupun dilingkungan
sangat rentan dalam menghadapi kehidupan
masyarakat itu sendiri (Hasibuan, 2017).
karena usia tersebut seseorang merasa
Undang-undang telah melarang
selalu ingin mencari jati diri dengan
terhadap pengunaan narkoba terutama
kehidupan yang ada atau sedang mencari
untuk dikonsumsi karena bahaya yang
pola hidup yang sesuai menurut mereka
sendiri. Para ahli pendidikan sependapat diakibatkan dengan mengonsumsi narkoba
itu sangat buruk sekali terhadap kesehatan
bahwa remaja adalah mereka yang berusia
tubuh seseorang. Selain merusak kesehatan
antara 16 tahun sampai dengan 24 tahun,
seorang remaja sudah tidak lagi dapat tubuh juga efek yang ditimbulkan dengan
mengonsumsi narkoba tersebut sangat
dikatakan sebagai anak-anak, namun masih
mengerikan.
belum cukup matang untuk dikatakan
dewasa (Ramadan, 2016). Dampak yang ditimbulkan dari
mengonsumsi narkoba terbukti sangat
Menurut ilmu psykologi, rentang usia merugikan baik dari aspek medis, social,
remaja terbagi menjadi tiga kelompok hukum dan ekonomi (Rahmadona &
diantarnya remaja awal yaitu usia 10- 13 Agustin, 2014). Secara khusus salah satu
tahun, kemudian remaja pertengahan yaitu efek mengonsumsi narkoba bisa
usia 14-16 tahun dan remaja akhir adalah merangsang libido atau nafsu seks
17-19 tahun (Amanda et al., 2017). seseorang karenanya dengan kondisi
Kalangan remaja yang rentan dengan tersebut seseorang bisa melakukan kegiatan
kondisi tersebut diatas, maka pergaulan seks yang tidak terkontrol itu berarti
bebas pun sulit untuk bisa terhindar dari seseorang dapat melakukan seks terhadap
para remaja tersebut yaitu dari sekian siapapun yang ada disekitarnya dengan
banyak berbagai macam pergaulan bebas bebas karena nafsu seks yang tidak
dikalangan remaja diantaranya terbendung.
mengonsumsi narkoba dan pergaulan seks Pengungkapan kasus yang
bebas. dilaksanakan oleh Satuan Narkoba Polres Kota
Narkoba adalah merupakan Tasikmalaya dalam tahun 2018 sebanyak 48
kepanjangan dari Narkotika, dan kasus serta dalam tahun 2019 sebanyak 52
obat/bahan Bahan berbahaya (Wikipedia, kasus oleh karena demikian terjadi
2019), dimana istilah narkoba sudah sangat peningkatan kasus dari tahun sebelumnya,
sering kita dengar di lingkungan masyarakat kemudian dari jumlah kasus selama dua (2)
pada umumnya. Mengonsumsi narkoba tahun tersebut rata-rata penyalahguna narkoba
berarti memakai atau menggunakan didominasi oleh usia 17–35 tahun. Hal ini
narkoba untuk memenuhi kebutuhan atau menjadi kekhawatiran semua pihak,
kepuasan. Mengonsumsi narkoba bisa bagaimana kita bisa membantu
dikategorikan sebagai penyalahgunaan menyelamatkan kalangan remaja yang
narkoba sebab narkoba tidak bisa begitu merupakan generasi penerus bangsa agar
saja dikonsumsi dengan bebas oleh terhindar dari perilaku seks bebas karena
siapapun karena dilarang oleh undang- akibatnya akan sangat membahayakan.
undang dan narkoba ini memberikan efek Sudah merupakan suatu kewajiban untuk
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 89
Volume 12 Nomor 1, April 2021

bisa membentuk remaja sebagai generasi Kombinasi variabel dilakukan untuk


penerus bangsa, dimana Pendidikan mendapatkan penilaian responden terhadap
Pancasila dan kewarganegaraan sebagai variable yang diamati. Setelah dilakukan
paradigma baru berupaya memberdayakan operasionalisasi variabel kemudian
remaja khususnya mahasiswa melaui proses dilakukan pengumpulan data dengan
pendidikan agar mampu berperan aktif tahapan penentuan sampel penelitian.
dalam sistem pemerintahan yang Penilaian dilakukan dengan skala likers
demokratis (Ihsan, 2017). seperti pada tabel dibawah ini :
Memberikan pendidikan dengan tujuan Tabel 2. Skala Likert Kuesioner
untuk membentuk karakter yang baik sesuai No. Pernyataan Skor
dengan visi dan misi Universitas Perjuangan 1. Sangat suka/setuju 5
2. Suka/setuju 4
dimana kita harus membentuk mahasiswa 3. Cukup Suka/setuju 3
yang cageur, bageur, bener, pinter tur 4. Tidak Suka/setuju 2
singer. Salah satu penanggulangan 5. Sangat Tidak Suka/setuju 1
penyalahgunaan narkoba dalam upaya
preventive atau pencegahan yaitu berupa Rancangan Analisis Data
kegiatan educative atau pengajaran untuk Setelah angket dikumpulkan dari responden
menciptakan kesadaran, kewaspadaan, daya yang menyangkut pengkonsumsi narkoba
tangkal serta terciptanya kondisi perilaku dan perilaku seks bebas dikalangan remaja
hidup bebas narkoba (Hariyanto, 2018). di Tasikmalaya. Langkah selanjutnya
ditabulasi dan dianalisis, kuisioner yang
dibuat menggunakan Skala Likers dengan
MATERIAL AND METODE pembobotan melalui skor 5-4-3-2-1.
Rumus yang digunakan untuk melakukan
Teknik Penentuan Responden analisis data, yakni Nilai Tertimbang (Djoni,
Teknik penentuan responden dilakukan 2008) sebagai berikut :
dengan sengaja (purposive sampling) 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
karena merupakan salah satu teknik NT = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚) 𝑥 100%
pengambilan sampel yang pertimbangkan Sistem skoring dan kisaran skor masing-
secara khusus agar data yang dihasilkan masing indicator serta klasifikasi indicator
menjadi lebih representative (Setiawan, dari variabel pertama dijabarkan dalam
2017). Sampel diambil dari para remaja Tabel 3 dan 4. Nilai dan kisaran Skoring
pelaku seks bebas yang ada di wilayah Kota pada indikator dan variable pelaku
Tasikmalaya. penyalahguna narkoba
Operasionalisasi Variabel
Tabel 3. Nilai dan Kisaran Skoring pada
Variabel yang digunakan dalam penelitian
Indikator dari Variabel Penelitian
tentang konsumsi narkoba menimbulkan No. Indikator Kisaran
perilaku seks bebas di kalangan Remaja. Skor
Variabel-variabel tersebut adalah sebagai 1. Konsumsi Narkoba 10 – 50
berikut: 2. Seks Bebas 10– 50
Jumlah Skoring 20 – 100
1. Pengkonsumsi adalah setiap orang yang
memakai atau menggunakan Penentuan interval kelas untuk indicator
2. Seks bebas adalah seks yang dilakukan dan variable perilaku seks bebas formulasi
diluar pernikahan/pra nikah nya sebagai berikut :
3. Perilaku adalah sikap, tindak dan ucap
dari pelaku seks bebas: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
Klasifikasi =
4. Narkoba yaitu zat yang disalahgunakan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
oleh pengkonsumsi: Berdasarkan hasil perhitungan maka
diperoleh hasil klasifikasi sebagai berikut :
Kerangka Analisis
90 Asyiah et,al. Mengkonsumsi Narkoba Menimbulkan Perilaku

Tabel 4. Klasifikasi Indikator dari Variabel Tabel 7. Nilai dan Kisaran Skoring pada
Penelitian Indikator dari Variabel Penelitian
No. Indikator Klasifikasi (Nilai/Skor) No. Indikator Kisaran
Rendah Sedang Tinggi Skor
1. 3,00 – 7,00 – 11,00 – 1. Kencan 3 – 15
Coba-coba
6,00 10,00 15,00 2. Hormonal 3– 15
2. 3,00 – 7,00 – 11,00 – 3. Ekonomi 3– 15
Pergaulan
6,00 10,00 15, 00 Jumlah Skoring 12 – 60
3. 3,00 – 7,00 – 11,00 –
Ketagihan
6,00 10,00 15, 00
Konsumsi 9,00 – 21,0 – 33,00 – Penentuan interval kelas untuk indicator
Narkoba 12,00 30,0 45,00 dan variable perilaku seks bebas formulasi
Sumber : Data primer diolah nya sebagai berikut :
Sistem skoring dan kisaran skor masing-
masing indicator serta klasifikasi indikator 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 =
dari variable kedua dijabarkan dalam Tabel 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
3 dan 4 sebagai berikut :
Rancangan Uji Hipotesis
Untuk menginterpretasikan hasilnya maka
Tabel 5. Nilai dan Kisaran Skoring pada akan dibandingkan dengan tabel nilai-nilai
Indikator dari Variabel Penelitian Rho (Emory, 1980). Tujuan metode
No. Indikator Kisaran
Skor pengujian Rank Spearman menurut Riyadi
1. Coba-coba 3 – 15 (2015) adalah untuk menguji hipotesis ada
2. Pergaulan 3 – 15 tidaknya pengaruh atau hubungan antara 2
3. Ketagihan 3 – 15
Jumlah Skoring 9 – 45 variabel.
Penentuan interval kelas untuk indicator 1) Jika terdapat sedikit rank kembar/tidak
dari variable konsumsi narkoba formulasi sama sekali, rumusnya sebagai berikut :
nya sebagai berikut : 6 ∑N di2
rs = 1 - Ni=1
3
−N
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2) Keterangan :
Klasifikasi = rs = Korelasi Rank Spearman
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
Berdasarkan hasil perhitungan maka 2
∑ di = Perbedaan antara jarak rank
diperoleh hasil klasifikasi yang disajikan X dan rank Y
pada table 6 berikut: N = Jumlah responden
3) Jika terdapat banyak rank kembar dari
Tabel 6. Klasifikasi Indikator dan Variabel peubah tersebut, masing-masing diberi
perilaku seks bebas rata-rata sehingga pengaruh rank
Klasifikasi (Nilai/Skor)
No. Indikator kembar dapat diatasi. Untuk menghitung
Rendah Sedang Tinggi
1. Kencan 3,00 – 7,00 – 11,00 – korelasi apabila terjadi rank kembar
6,00 10,00 15,00 digunakan rumus sebagai berikut :
2. Hormonal 3,00 – 7,00 – 11,00 – ∑ 𝑥 2 + ∑ 𝑦 2 − ∑ 𝑑𝑖 2
6,00 10,00 15, 00 rs =
3. Ekonomi 3,00 – 7,00 – 11,00 – 2√∑ 𝑥 2 . ∑ 𝑦 2
6,00 10,00 15, 00
Perilaku Seks 44,0 4) Keterangan :
Bebas
12,0 – 25,0 28,00 – 41,00
0– ∑ 𝑥 2 = Nilai dari konsumsi narkoba
60,0 ∑ 𝑦 2 = Nilai dari perilaku seks bebas
0
Sumber : Data primer diolah Nilai ∑ 𝑥 2 + Y2 diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Sistem skoring dan kisaran skor masing- ∑ 𝑥2 =
𝑁 3 −𝑁
Tx =
𝑡 3 −𝑡
masing indicator serta klasifikasi indikator 12−Tx 12
2 𝑁 3 −𝑁 𝑡 3 −𝑡
dari variable tersebut dijabarkan dalam ∑𝑦 = Ty =
12−Ty 12
Tabel 7.
Keterangan :
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 91
Volume 12 Nomor 1, April 2021

T = Faktor koreksi posisi strategis dalam lalu lintas ekonomi


t = Banyaknya kembar data regional yang berada di jalur selatan pulau
di = Perbedaan antara rank X dan Y jawadi bagian tenggara Provinsi Jawa Barat.
Interpretasi ukuran Korelasi menurut (Mudzakkir, 2017)
(Nazir, 2013) : Batas-batas wilayah Kota
1. 0,00 sampai 0,20, artinya hampir tidak Tasikmalaya yaitu sebelah utara dengan
ada korelasi Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis (dengan
2. 0,21 sampai 0,40, artinya korelasi batas sungai citanduy), sebelah barat
rendah dengan kab. Tasikmalaya, sebelah timur
3. 0,41 sampai 0,60, artinya korelasi dengan Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis
sedang dan sebelah selatan dengan kab.
4. 0,61 sampai 0,80, artinya korelasi tinggi Tasikmalaya (batas Sungai Ciwulan). Pada
5. 0,81 sampai 1,00, artinya korelasi tahun 2020 penduduk Kota Tasikmalaya
sempurna mencapai 663.986 jiwa dengan luas wilayah
Menentukan Hipotesis 284,00 M2. (BPS, 2020)
H0 =konsumsi narkoba tidak berhubungan Tasikmalaya yang dikenal sebagai
dengan perilaku seks bebas kota santri sangat kental nuansa
H1=konsumsi narkoba berhubungan dengan keislamannya dalam kehidupan masyarakat,
perilaku seks bebas namun ditengah gempuran modernisasi
Untuk penentuan signifikansi r, di uji masyarakat kota Tasikmalaya pada
dengan : akhirnya menemui tantangan tersendiri,
𝑛−2
thit = Rs 1 −(𝑟𝑠)2 dengan timbulnya dampak negative akibat
dari perkembangan dan modernisasi
Kriteria uji yang digunakan untuk tersebut yang bermuara pada rusaknya
menetapkan keputusan hipotesis adalah : moral dan perilaku warga masyarakat
Jika thitung ≥ ttabel tolak hipotesis
dengan menunjukan perubahan social yang
nol/terima H1 negative seperti kebiasaan mabuk-
Jika thitung < ttabel terima hipotesis mabukan, prostitusi dan penyakit social
nol/tolak H1
lainnya.(Satori & Nurohman, 2018)
Diharapkan dengan dilakukannya
Selanjunya hasil uji ini (thit) akan
penelitian ini, dapat mengurangi perubahan
dibandingkan dengan δb = n – 2 dengan
sosial yang negatif khusus bagi kalangan
hipotesis sebagai berikut : remaja di Kota Tasikmalaya dengan
H0 : p ≤ 0 : Tidak terdapat hubungan antara meminimalisir penyakit social tentang
konsumsi narkoba dengan perilaku seks pergaulan bebas remaja dengan kebiasaan
bebas mengkonsumsi narkoba dan perilaku seks
H1 : p > 0 : Terdapat hubungan positif antara
bebas. Dengan demikian harapan utama
konsumsi narkoba dengan perilaku seks adalah remaja di kota Tasikmalaya dapat
bebas.
mengetahui dan memahami bahaya
mengkonsumsi narkoba yang dapat
berdampak pada perilaku seks bebas begitu
HASIL DAN PEMBAHASAN juga sebaliknya perilaku seks bebas dapat
Gambaran Umum Wilayah Penelitian berdampak pada mengkonsumsi narkoba
Wilayah penelitian meliputi Kota karena kedua hal tersebut tidak dapat
Tasikmalaya yang merupakan wilayah yang dipisahkan dan saling mempengaruhi serta
berdekatan dengan kota Bandung yang saling berkaitan yang menjadikan sebab
merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat akibat dari keduanya.
dengan jarak sejauh 105 Km, dan secara Hasil dari penelitian ini kami sebagai
geografis berada pada 108024’02” BT dan peneliti mempunyai rencana target capaian
7010’ LS – 70 26’32”LS. Posisi ini merupakan yaitu dengan mempublikasikannya pada
92 Asyiah et,al. Mengkonsumsi Narkoba Menimbulkan Perilaku

Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional dan besar pada kelangsungan hidup dimasa
sebagai pemakalah dalam Temu Ilmiah depan (Sitorus & Natalia, 2015).
Lokal.
Tabel 8. Variabel Narkoba
Analisis Dampak Mengkonsumsi No. Indikator
Nilai Nilai
NT (%) Ktgr
ideal dicapai
Narkoba Sangat
1 Coba-coba 5 4.15 83,0
tinggi
Orang mengkonsumsi narkoba jenis-jenis Sangat
2 Pergaulan 5 4.58 91,6
tertentu serta berbagai minuman beralkohol tinggi
dimana kandungannya bisa menimbulkan 3 Ketagihan 5 3.04 60,8 tinggi
perilaku beringas, berani dan agresif, Jumlah 15 11.77 78,5 tinggi
beringas, serta kadang-kadang tidak bisa
mengendalikan diri serta mempengaruhi Variabel mengkonsumsi narkoba
system saraf pusat sebagai depresan oleh yang dilakukan oleh cara coba-coba dengan
karena hal itu seseorang dapat berperilaku nilai tertimbang sebesar 83 persen dan
negative seperti melakukan seks bebas. termasuk dalam klasifikasi sangat tinggi.
seseorang dengan pengaruh alkohol dapat Kemudian mengkonsumsi narkoba
berperilaku seks bebas karena kemampuan dilakukan karena pergaulan dengan nilai
alkoholik untuk menahan dorongan seksual tertimbang sebesar 91,6 persen dan
secara umum lebih tinggi di bandingkan termasuk dalam klasifikasi sangat tinggi.
dengan orang yang tidak mengkonsumsi Sedangkan mengkonsumsi narkoba
alkohol bisa mengakibatkan yang dilakukan karena ketagihan dengan nilai
berdampak secara langsung dan tertimbang sebesar 60.8 persen dan
penggunaan alkohol yang menjadi salah termasuk dalam klasifikasi tinggi.
satu faktor resiko sangat penting terhadap
pasangan seks (Ananti & Ernawati, 2017). Tabel 9. Variabel Seks Bebas
Nilai Nilai
Untuk salah satu jenis narkoba lain No. Indikator NT (%) Ktgr
ideal rata2
yaitu shabu yang merupakan satu dari
1 Kencan 5 3.31 66,2 tinggi
sekian banyak narkoba, dengan
2 Hormonal 5 3.54 70,8 tinggi
mengkonsumsi shabu yang merupakan
3 Ekonomi 5 3.23 64,6 tinggi
narkotika jenis amphetamine yang
mengakibatkan kerja organ tubuh seperti Jumlah 15 10.08 67,2 tinggi
jantung dan otak bekerja lebih cepat dari
kerja biasanya sehingga mengakibatkan Variabel perilaku seks bebas yang dilakukan
seseorang bertenaga untuk sementara karena alasan berkencan dengan nilai
waktu dan hal ini dapat memicu keinginan tertimbang sebesar 66,2 persen dan
untuk menyalurkan hasrat seksual secara termasuk dalam klasifikasi tinggi. Kemudian
terus-menerus dan mampu untuk perilaku seks bebas yang dilakukan karena
meningkatkan kinerja seksual lebih lama hormonal dengan nilai tertimbang sebesar
dan agresif dalam melakukan hubungan 70,8 persen dan termasuk dalam klasifikasi
seksual dan hal ini menyebabkan tinggi. Sedangkan melakukan seks bebas
terlibatnya dalam perilaku seks bebas yang karena dorongan ekonomi dengan nilai
beresiko (Harbia et al., 2018). tertimbang sebesar 64,6 persen dan ini juga
Dampak buruk yang sangat komplek termasuk dalam klasifikasi tinggi.
akibat penyalahgunaan narkoba Berdasarkan tabel 8 dan tabel 9
mengakibatkan berbagai masalah social dan apabila kita amati dari kedua variable
kesehatan, kecenderungan pengkonsumsi tersebut yaitu variable narkoba di mana
narkoba melakukan perilaku seks bebas orang mengkonsumsi narkoba berdasarkan
semakin memperparah kondisi kualitas ketiga indicator tersebut dengan jumlah
hidup pecandu dan tentunya berdampak nilai tertimbang sebesar 78,5 persen, dan ini
termasuk dalam klasifikasi tinggi dan
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 93
Volume 12 Nomor 1, April 2021

variable seks bebas dilakukan dengan jenis narkoba dapat merangsang nafsu
dorongan dari ke tiga indicator tersebut seksual. (Purnomowardani & Koentjoro,
dengan jumlah nilai tertimbang sebesar 67,2 2000)
persen, dan ini termasuk dalam klasifikasi Demikian besarnya dampak dari
tinggi. mengkonsumsi narkoba terhadap perilaku
seks bebas karena efek narkoba yang
Hasil Uji Hipotesis merangsang syaraf dan rangsangan
metabolisma hormonal sehingga
Hubungan antara remaja yang menimbulkan rangsangan seksual. Begitu
mengkonsumsi narkoba dan perilaku seks juga sebaliknya perilaku seks bebas dapat
bebas dianalisis menggunakan analisis berdampak pada penyalahgunaan narkoba
korelasi Rank Spearman. Hasil analisis atau mengkonsumsi narkoba. Banyak yang
menujukkan hubungan yang kuat di antara menyebabkannya, diantaranya seseorang
keduanya (Tabel 10). Mengkonsumsi melakukan seks bebas karena
narkoba berhubungan erat dengan perilaku menginginkan narkoba. Jadi untuk bisa
seks bebas. Orang yang mengkonsumsi mengkonsumsi narkoba seseorang bisa
narkoba memiliki kecenderungan perilaku melakukan seks bebas komersial, karena
seks bebas dan orang yang melakukan seks pecandu narkoba kadang rela menjual
bebas memiliki hubungan erat pula dengan dirinya sendiri demi untuk mendapatkan
penyalahgunaan narkoba. barang haram tersebut, dalam arti
seseorang awalnya coba-coba meningkat
Tabel 10. Analisis Korelasi Rank Spearman menjadi ketagihan. Pengguna dapat nekad
Narkoba Sex melakukan segala cara untuk memenuhi
Bebas
Spearman’ Narkoba Koefisien 1,000 0,543** sakau atau ketagihannya (Purnomowardani
s rho Korelasi & Koentjoro, 2000)
Sig. (2-arah) - 0,004 Penyalahgunaan narkoba beresiko
N 26 26
Seks Koefisien 0,543** 1,000 12 kali lipat pada remaja yang pernah
Bebas Korelasi melakukan hubungan seksual dibandingkan
Sig. (2-arah) 0,004 - dengan yang tidak pernah melakukan
N 26 26
Ket: ** adalah Korelasi sangat nyata pada taraf 0,01 (2 hubungan seksual. Apabila berlanjut terus
arah) akan berpotensi juga terhadap perilaku
Koefisien korelasi termasuk kategori kejahatan dan kekerasan seksual, dan
sangat signifikan. Hal ini berarti Semakin terjadinya penyakit-penyakit seksual atau
tinggi orang dalam mengkonsumsi narkoba komplikasinya seperti HIV/AIDS, Hepatitis
maka akan semakin tinggi pula perilaku B dan C, Tuberkulosa dan lain lain (Sitorus,
seks bebasnya. Jadi berdasarkan 2016).
interpretasi ukuran korelasi dengan nilai Dari kedua hal tersebut yaitu
0,543 termasuk kolerasi sedang (Nazir, narkoba dan seks bebas tak dapat kita
2013). Kolerasi sedang dalam hal ini sudah ketahui mana yang terlebih dahulu dapat
merupakan suatu hal yang dianggap riskan mempengaruhi, karena dua hal tersebut
atau membahayakan karena terdapat merupakan satu paket yang sangat
hubungan yang positif antara berkaitan satu sama lain tidak dapat
mengkonsumsi narkoba dengan perilaku dipisahkan. (Djauzi, 2012a). Pada
seks bebas. kenyataan dimana seseorang diawali
Walaupun kolerasi sedang dianggap dengan mengkonsumsi narkoba atau
membahayakan karena hubungan yang melakukan seks bebas, dan perilaku seks
sangat erat saling berpengaruhnya antara bebas dengan berganti-ganti pasangan atau
narkoba dan seks bebas, penyalahgunaan penyimpangan seks seperti homo seksual,
narkoba sendiri secara biologis dapat lesbi dan lainnya semua hal tersebut
mempengaruhi fungsi seksual dan beberapa mengandung resiko terhadap pelaku seks
94 Asyiah et,al. Mengkonsumsi Narkoba Menimbulkan Perilaku

bebas tersebut yaitu terhadap Harbia, Multazam, M., & Asrina, A. (2018).
terdampaknya infeksi menular seksual atau Dampak Penyalahgunaan Narkotika
penyakit menular seksual. , Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya ( NAPZA ) terhadap
Perilaku Seks Pranikah. Window of
KESIMPULAN Health : Jurnal Kesehatan, 1(3),
Hasil penelitian menunjukkan 204–216.
terdapat korelasi antara mengkonsumsi Hariyanto, B. P. (2018). Pencegahan Dan
narkoba dengan perilaku seks bebas. Pemberantasan Peredaran Narkoba
Semakin seseorang terjerat dalam Di Indonesia. Jurnal Daulat Hukum,
mengkonsumsi narkoba maka seseorang 1(1), 201–210.
dapat berperilaku seks bebas semakin https://doi.org/http://dx.doi.org/1
tinggi. Dengan demikian pengaruh dari 0.30659/jdh.v1i1.2634
mengkonsumsi narkoba dampaknya sangat
kuat terhadap perilaku seks bebas. Hasibuan, A. A. (2017). Narkoba dan
Klasifikasi variable mengkonsumsi narkoba Penanggulangannya. Jurnal Ilmiah
termasuk ke dalam kategori tinggi demikian Bidang Pendidikan, 11(1), 33–44.
juga perilaku seks bebas termasuk ke dalam http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.
kategori tinggi tinggi pula. php/studiadidaktika/article/view/
517/445

DAFTAR PUSTAKA Ihsan. (2017). Kecenderungan Global Dalam


Proses Pembelajaran Pendidikan
Amanda, M. P., Humaidi, S., & Santoso, M. B. Pancasila Dan Kewarganegaraan Di
(2017). Penyalahgunaan Narkoba Sekolah. Jurnal Pancasila Dan
Di Kalangan Remaja (Adolescent Kewarganegaraan, 2(2), 49–58.
Substance Abuse). Prosiding https://doi.org/10.24269/v2.n2.20
Penelitian Dan Pengabdian Kepada 17.49-58
Masyarakat, 4(2), 339–345.
https://doi.org/10.24198/jppm.v4i Mudzakkir, A. (2017). Konservatisme Islam
2.14392 Dan Intoleransi Keagamaan Di
Tasikmalaya. Harmoni, 16(1), 57–
Ananti, Y., & Ernawati, E. (2017). Perilaku 74.
Seks Pranikah pada Remaja Sebagai https://doi.org/10.32488/harmoni.
Dampak Konsumsi Minuman v16i1.56
Beralkohol. Prosiding Seminar
Nasional Ikakesmada “Peran Tenaga Nazir, M. (2013). Metode Penelitian (R.
Kesehatan Dalam Pelaksanaan Sikumbang (ed.)). Ghalia Indonesia.
SDGs,” 165–170. Purnomowardani, A. D., & Koentjoro.
BPS. (2020). Kota Tasikmalaya 2020. In BPS (2000). Penyingkapan Diri, Perilaku
Kota Tasikmalaya/BPS-Statistics of Seksual, dan Penyalahgunaan
Tasikmalaya Municipality (Vol. 5, Narkoba. Jurnal Psikologi, 1, 60–72.
Issue 1, pp. 1–8). Rahmadona, E., & Agustin, H. (2014). Faktor
https://tasikmalayakota.bps.go.id/ Yang Berhubungan Dengan
publication/2020/02/28/c5a5ac82 Penyalahgunaan Narkoba Di Rsj
99cf2672cc421fda/kota- Prof. Hb. Sa’Anin. Jurnal Kesehatan
tasikmalaya-dalam-angka-2020-- Masyarakat Andalas, 8(2), 60.
penyediaan-data-untuk- https://doi.org/10.24893/jkma.8.2.
perencanaan-pembangunan.html 60-66.2014
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 95
Volume 12 Nomor 1, April 2021

Satori, A., & Nurohman, T. (2018). Sitorus, R. J. (2016). Penggunaan Narkotika


Pergeseran Orientasi dan Ekspresi Mendukung Perilaku-Perilaku
Elit Pesantren di Kota Tasikmalaya. Beresiko. Jurnal Ilmu Kesehatan
JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo, Masyarakat, 7(1), 1–5.
2(1), 17. http://www.jikm.unsri.ac.id/index.
https://doi.org/10.21580/jsw.2018 php/jikm/article/view/412
.2.1.2478
Sitorus, R. J., & Natalia, M. (2015). Perilaku
Setiawan, N. (2017). Diklat Metodelogi seksual beresiko penggunaan
Penelitian Sosial. Inspektorat narkoba risky sexual behavior of
Jenderal Departemen Pendidikan narcotic users. Kesmas: Jurnal
Nasional Daftar, 25–28. Kesehatan Masyarakat Nasional,
http://pustaka.unpad.ac.id/wp- 9(4), 348–352.
content/uploads/2009/03/teknik_s
ampling1.pdf

View publication stats

You might also like