Fisikokimia Bekatul

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321971226

PEMANFAATAN TEPUNG BEKATUL RENDAH LEMAK PADA PEMBUATAN


KRIPIK SIMULASI

Article in Jurnal Gizi dan Pangan · July 2007


DOI: 10.25182/jgp.2006.1.2.34-44

CITATIONS READS

13 1,120

2 authors, including:

Evy Damayanthi
Bogor Agricultural University
63 PUBLICATIONS 299 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Evy Damayanthi on 27 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

PEMANFAATAN TEPUNG BEKATUL RENDAH LEMAK PADA


PEMBUATAN KERIPIK SIMULASI
(Utilizing Defatted Rice Bran Flour In Making of Simulated Chips)

(Evy Damayanthi1 dan Dwi Inne Listyorini2)

ABSTRACT

The objectives of this study are to determine the substitution level of defatted rice
bran flour substituted to wheat flour, to know the impact of defatted rice bran flour
substitution to physical, chemical and organoleptic characteristics of simulated chips, and
to compare defatted rice bran flour with whole rice bran flour as substituted raw material
in making of simulated chips to physical, chemical, and organoleptic characteristics. The
substitution of defatted rice bran increased content of water, ash, protein and fiber, but
fat, carbohydrate and energy decreased compare with control simulated chips ( = 0.05).
Organoleptic test of simulated chips with some levels of defatted rice bran flour
substitution showed that acceptance of panelist to color has mode ranged from not like to
like; mode of aroma ranged from neutral to like; and both of taste and crispiness has
mode ranged from not like to like. Percentage of panelist that accepted simulated chips
color in some level of defatted rice bran flour substitution ranged from 20% to 96.7%,
aroma 76.7% to 90%, taste 50% to 100% and crispiness 53.3% to 100%. The substitution of
defatted rice bran flour will decrease acceptance of panelist to color, aroma, taste and
crispiness ( = 0,05). Simulated chips substituted by defatted rice bran flour and whole
rice bran flour shows that the content of water, ashes, carbohydrate, energy, insoluble
dietary fiber and total dietary fiber of simulated chips were not significantly difference (
= 0.05), but there was a significantly difference for fat and soluble dietary fiber. The
organoleptic test showed that the color, aroma and taste of simulated chips were not
significantly difference, but there was a significantly difference for crispiness ( = 0,05).

Keywords: defatted rice bran flour, whole rice bran flour, simulated chips

PENDAHULUAN1 memperbaiki kualitas keripik perlu dilakukan


(Velzey, 2002).
Latar Belakang
Keripik simulasi merupakan salah satu
Makanan ringan atau snack food merupa- upaya untuk memperbaiki kualitas keripik.
kan jenis makanan yang sudah sejak lama Matz (1984) pertama kali menggunakan istilah
dikenal oleh sebagian besar masyarakat. Ma- keripik simulasi untuk produk kentang yang
kanan ringan ini biasanya dikonsumsi di antara diolah dengan cara membentuk adonan, dibuat
waktu makan utama dan umumnya merupakan lembaran-lembaran tipis, dicetak dan digo-
bagian yang tidak dapat ditinggalkan dalam reng. Karebet (1999) juga menyebutkan bahwa
kehidupan sehari-hari terutama di kalangan keripik simulasi mempunyai kelebihan dari segi
anak-anak dan remaja. Di Indonesia, makanan keseragaman ukuran, cita rasa maupun dari
ringan sudah dikembangkan sejak tahun 1970- segi gizi. Hal ini dikarenakan pada saat pem-
an. Salah satu jenis makanan ringan yang di- buatan adonan dapat dilakukan penambahan
kembangkan dan cukup populer adalah keripik. lemak, pati, gula, flavour dan bahan lain yang
Keripik pada umumnya dibuat dengan menggu- dapat meningkatkan kandungan gizi keripik.
nakan satu macam bahan baku, seperti ken-
Bekatul merupakan salah satu hasil
tang, ubikayu serta bahan-bahan lain yang di-
samping proses penggilingan padi yang jumlah-
iris tipis dan kemudian digoreng, sehingga se-
nya cukup banyak. Pada proses penggilingan
ringkali keripik yang dihasilkan memiliki keku-
beras pecah kulit diperoleh hasil samping
rangan dari segi gizi, cita rasa maupun kesera-
dedak 8-9% dan bekatul sekitar 2-3%. Selain itu
gaman ukuran. Oleh karena itu upaya untuk
Departemen Pertanian (2002) juga menyebut-
kan bahwa ketersediaan bekatul di Indonesia
1
Staf pengajar Departemen Gizi Masyarakat, cukup banyak dan mencapai 4.5-5 juta ton
Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB. setiap tahunnya, selain itu bekatul merupakan
2
Alumni Jurusan Gizi Masyarakat dan makanan sehat alami mengandung antioksidan,
Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian multivitamin dan serat tinggi untuk penangkal
(FAPERTA) IPB

34
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

penyakit degeneratif juga kaya akan pati, pro- garam, bawang merah, bawang putih dan
tein, lemak, vitamin dan mineral (Damayanthi, minyak goreng yang diperoleh dari Toko Citra
Tjing & Arbianto, 2007). Usaha, Darmaga dan untuk analisis kimia
diperoleh dari laboratorium.
Pada penelitian ini bekatul yang diguna-
kan akan dibuat tepung terlebih dahulu. Hal Alat-alat yang digunakan untuk membuat
ini dikarenakan bekatul yang langsung dipero- tepung bekatul adalah otoklaf, ayakan 60
leh dari pabrik penggilingan memiliki tekstur mesh, tampah dan kain saring; untuk membuat
yang kasar, sehingga jika dimanfaatkan secara keripik simulasi adalah baskom, pisau, plastik,
langsung dapat menurunkan tingkat kesukaan timbangan, cetakan, rooler noodle dan toples
terhadap produk (Damayanthi, Madanijah & plastik dan untuk analsis sifat fisik dan kimia
Sofia, 2001). Pada pembuatan keripik simulasi adalah whitenees meter, instron, cawan
ini, tepung terigu disubstitusi oleh tepung be- porselen, tanur, oven, gelas ukur, gelas piala,
katul rendah lemak. Hal ini sebagai pertim- buret, pipet, erlenmeyer, soxhlet, desikator,
bangan apabila tepung bekatul rendah lemak labu, timbangan dan penjepit.
merupakan limbah dari pengolahan minyak be-
katul. Sebagai bahan perbandingan digunakan Metode Penelitian
juga tepung bekatul utuh. Pembanfaatan te-
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap
pung bekatul rendah lemak diharapkan dapat
yaitu penelitian pendahuluan dan lanjutan.
memberi nilai tambah dan nilai ekonomis te-
Pada penelitian pendahuluan dilakukan pem-
pung bekatul sebagai bahan pangan serta
buatan tepung bekatul rendah lemak dan
dapat meningkatkan nilai gizi keripik yang
tepung bekatul utuh (Gambar 1).
dihasilkan.
Pengayakan bekatul segar
Tujuan Penelitian
1. Menentukan tingkat substitusi tepung
bekatul rendah lemak terhadap tepung Diotoklaf pada suhu 121oC selama 3 menit
terigu.
2. Mengetahui pengaruh substitusi tepung Dikeringkan dalam oven (105oC, 1jam)
bekatul rendah lemak terhadap sifat fisik
(rendemen dan kekerasan) dan sifat kimia
(kadar air, abu, protein, lemak, karbohid- Direndam dan diaduk heksan
rat dan serat pangan) serta mutu organo- (Bekatul : Heksan = 1 : 5), 1jam
leptik keripik simulasi.
3. Membandingkan sifat fisik, kimia dan Disaring
organoleptik keripik simulasi yang disubsti- Bekatul
tusi tepung bekatul rendah lemak dan
tepung bekatul utuh. Bekatul Fraksi Bekatul
Utuh heksana + minyak rendah
BAHAN DAN METODE lemak

Dikeringkan
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eks-
perimental yang dilaksanakan di Laboratorium Digiling
PSPG (Pusat Studi Pangan dan Gizi) di IPB serta
Diayak 60 mesh
Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratori-
um Organoleptik dan Laboratorium Analisis
Pangan di Departemen Gizi Masyarakat, Fakul- Tepung Tepung bekatul
tas Ekologi Manusia, IPB. Penelitian ini dilaksa- bekatul utuh rendah lemak
nakan pada bulan Maret sampai dengan Juli
2003. Gambar 1. Prosedur Pembuatan Tepung Beka-
tul Utuh dan Bekatul Rendah Lemak
Bahan dan Alat (Damayanthi, 2002)
Bahan-bahan yang digunakan meliputi
bekatul padi varietas IR 64 yang diperoleh dari Tepung bekatul yang dihasilkan dianalisis
penggilingan padi Desa Cicadas, Ciampea sifat fisik (densitas kamba, derajat putih dan
Bogor; untuk membuat keripik simulasi adalah rendemen). Pengukuran derajat putih dilaku
tepung terigu Segitiga biru, sagu, margarin, kan dengan Whitenees meter, yaitu menggu-
nakan standar lempeng plastik warna putih

35
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

yang nilai derajat putihnya sama dengan warna Pencampuran tepung terigu, tepung sagu*,
putih asap pembakaran pita BaSO4 Tepung tepung bekatul rendah lemak/utuh*, margarin*,
bekatul dimasukkan ke dalam plat-plat yang bawang merah, bawang putih, garam dan air
tersedia hingga padat dan rata, kemudian
dibaca jarum petunjuk alat. Selanjutnya dila-
kukan analisis sifat kimia (kadar air, abu, dibuat adonan
protein, lemak) (Sulaeman, Anwar & Marliyati,
1995) dan kadar serat pangan larut, serat
pangan tidak larut dan serat pangan total (Asp,
Johson, Hallmer & Siljestron, 1983). Penentu- dibuat lembaran dengan roller noodle
an konsentrasi substitusi tepung bekatul
terhadap terigu dilakukan dengan trial and
dicetak bulat (diameter 3 cm)
error. Jumlah tepung bekatul rendah lemak
maksimal yang dapat disubstitusi terhadap
tepung terigu adalah 20%, sedangkan tepung
bekatul utuh hanya 10%. Komposisi bahan digoreng (160-190oC) selama 10-15 detik
keripik simulasi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Bahan Keripik Simulasi Keripik simulasi
dengan Substitusi Tepung Bekatul
Persentase Substitusi Keterangan : * = modifikasi
Komposisi
Tepung Bekatul
Bahan Gambar 2. Prosedur Pembuatan Keripik Simu-
(gram) Rendah Lemak Utuh lasi (Matz, 1984 dan Susila, 1999)
0% 5% 10% 15% 20% 10%
Tepung terigu 100 95 90 85 80 90
Tepung bekatul - 5 10 15 20 10 Rancangan Percobaan
Tepung sagu 20 20 20 20 20 20
Margarin 4 4 4 4 4 4 Rancangan percobaan yang digunakan
Bawang merah 4 4 4 4 4 4 adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan
Bawang putih 2 2 2 2 2 2 dua kali ulangan. Perlakuannya adalah substi-
Garam 3 3 3 3 3 3
Air 45 45 45 45 45 45
tusi tepung bekatul rendah lemak dengan taraf
0, 5, 10, 15 dan 20%. Model yang digunakan
Pada penelitian lanjutan dilakukan adalah sebagai berikut :
pembuatan keripik simulasi dengan perlakuan Yij = µ + τi + εij
substitusi tepung bekatul rendah lemak
terhadap terigu sebesar 0% (Kontrol), 5%, 10%, Keterangan :
15% dan 20% serta substitusi tepung bekatul Yij = Nilai pengamatan respon karena peng-
utuh terhadap tepung terigu sebesar 10%. aruh taraf ke-i dari tingkat substitusi
Prosedur pembuatan keripik simulasi disajikan tepung bekatul rendah lemak terhadap
pada Gambar 2. Selanjutnya dilakukan analisis tepung terigu pada ulangan ke-j.
sifat fisik, kimia dan organoleptik terhadap µ = Nilai rata-rata umum
produk keripik yang dihasilkan. Sifat fisik yang τi = Pengaruh tingkat substitusi tepung be-
dianalisis adalah kekerasan, sedangkan analisis katul rendah lemak terhadap tepung
sifat kimia adalah kadar air, abu, protein, terigu pada taraf ke-i
lemak dan serat pangan). Selain itu dilakukan εij = Kesalahan penelitian karena pengaruh
perhitungan kadar karbohidrat by difference taraf ke-i dari substitusi tepung beka-
(Winarno, 1997). Rumus kadar Total karbo- tul rendah lemak terhadap tepung te-
hidrat by difference adalah rigu pada ulangan ke-j
100% - % (protein + lemak + abu + air) i = Banyaknya taraf substitusi tepung be-
katul rendah lemak terhadap tepung
Selanjutkan dilakukan uji organoleptik terigu (i = 0, 5, 10, 15, 20%)
yaitu uji hedonik oleh panelis yang berjumlah j = Banyaknya ulangan (j = 1, 2)
30 orang. Panelis diminta memberikan
penilaian kesukaan terhadap warna, aroma, Pengolahan dan Analisis Data
rasa dan kerenyahan. Kriteria ujinya adalah 5
(sangat suka), 4 (suka), 3 (biasa), 2 (tidak Data hasil analisis sifat fisik keripik
suka) dan 1 (sangat tidak suka). simulasi dengan substitusi tepung bekatul
rendah lemak dan tepung bekatul utuh diana-
lisis secara deskriptif, sedangkan data hasil
analisis kimia keripik simulasi dengan subtitusi
tepung bekatul rendah lemak diolah menggu-

36
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

nakan sidik ragam (ANOVA). Jika hasil analisis Tabel 2. Hasil Analisis Sifat Kimia Tepung
menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dila- Bekatul Rendah Lemak dan
kukan uji lanjut Duncan (Steel & Torrie, 1993). Pembandingnya
Data hasil pengujian organoleptik dianalisis Jenis Tepung (%bk)
secara deskriptif berdasarkan persentase kesu- Bekatul
Sifat Kimia Bekatul
kaan panelis dan skor modus dari masing- Rendah Terigu
utuh*)
masing taraf perlakuan. Persentase kesukaan Lemak
panelis dihitung dengan menjumlahkan persen- Air (%bb) 7.48 8.09 9.80
Abu 8.87 8.72 0.57
tase kesukaan panelis yang menyatakan biasa
Lemak 2.13 15.79 1.09
(3), suka (4) dan sangat suka (5) terhadap Protein 10.41 8.97 10.31
keripik simulasi yang dihasilkan. Data ini juga Total Karbohidrat 70.57 66.53 88.03
dianalisis dengan menggunakan uji Friedman SP Larut 3.55 2.06 2.49
(Friedman test). Jika terdapat perbedaan yang SP Tdk Larut 35.51 15.83 3.14
nyata antar taraf dari uji Friedman ini maka SP Total 39.06 17.89 5.63
dilakukan uji lanjutan yaitu Multiple Sumber : *) Damayanthi, Sofia dan Madanijah (2001)
Comparison Test. Keterangan : bb = berat basah
bk = berat kering
Rumus Uji Friedman adalah sebagai berikut :
Fr = [12 / (Nk (k+1) Σ Rj2 ] – [3N(k+1)] Tabel 2 menunjukkan bahwa tepung
bekatul rendah lemak mempunyai kadar air
keterangan : (7.48%) dan kadar lemak (2.13%) lebih rendah
N = banyaknya panelis dibandingkan dengan tepung bekatul utuh.
K = banyaknya perlakuan Nilai kadar air dan kadar lemak yang rendah
Rj = Rata-rata dari peringkat (ranking) pada tepung bekatul rendah lemak memberi-
skor perlakuan ke-j kan keuntungan karena dapat memperpanjang
j = banyaknya ulangan masa simpan. Rendahnya kadar lemak disebab-
Σ Rj2 = jumlah kuadrat total perlakuan kan karena sebagian besar lemak atau minyak-
Data hasil analisis kimia dan uji organo- nya sudah diekstrak.
leptik keripik simulasi dengan substitusi te- Tepung bekatul rendah lemak mempu-
pung bekatul rendah lemak 10% dan tepung nyai kadar abu (8.87%), protein (10.41%) dan
bekatul utuh 10% diolah dengan menggunakan karbohidrat (70.57%) lebih tinggi dibandingkan
uji-t berpasangan. Pengolahan dan analisis da- dengan tepung bekatul utuh. Sebagai konse-
ta dilakukan dengan menggunakan program kuensi logis dari rendahnya kadar lemak pada
SPSS 10.0 for Windows. bekatul rendah lemak, maka komponen-
komponen lainnya, yaitu abu, protein, karbo-
hidrat dan serat pangan lebih tinggi diban-
HASIL DAN PEMBAHASAN dingkan bekatul utuh. Tingginya kadar abu dari
tepung bekatul menunjukkan bahwa tepung
Penelitian Pendahuluan bekatul memiliki kandungan mineral lebih
Sifat Fisik Tepung Bekatul banyak dibandingkan dengan tepung terigu.
Tepung bekatul rendah lemak mempu- Fosfor merupakan komponen terbesar dalam
nyai nilai derajat putih sebesar 47.13%. Hal ini bekatul, kemudian diikuti kalium, magnesium
ditunjukkan dengan warna coklat pada tepung dan silikon. Tingginya kandungan protein dari
bekatul rendah lemak jauh lebih muda diban- tepung bekatul rendah lemak, maka dapat
dingkan dengan tepung bekatul utuh (43.5%). dijadikan sebagai bahan pangan sumber pro-
Nilai densitas kamba tepung bekatul rendah tein. Menurut Luh (1980), dalam beras pecah
lemak adalah sebesar 0.48g/ml, sedangkan te- kulit, protein merupakan komponen utama
pung bekatul utuh 0.49g/ml. Rendemen kedua setelah pati. Adapun distribusi protein
tepung bekatul rendah lemak adalah sebesar tersebut pada dedak 14%, bekatul 3% dan
65.80% dari berat bekatul utuh yang telah beras 83%. Fraksi protein utama di dalam
dipisahkan dari menir dan sekam. Nilai terse- dedak adalah albumin dan globulin dan di
but cukup besar untuk digunakan sebagai dalam bekatul adalah glutenin.
bahan baku dalam pembuatan suatu produk. Hasil analisis menunjukkan bahwa te-
pung bekatul, baik yang utuh bahkan yang
Sifat Kimia Tepung Bekatul rendah lemak merupakan sumber serat pangan
Hasil analisis kadar air, abu, lemak, yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh
protein, serat pangan dan kadar karbohidrat kandungan serat pangan total tepung bekatul
by diferrence disajikan pada Tabel 2. utuh dan rendah lemak berturut-turut adalah
17.89% dan 39.06% jauh lebih tinggi dibanding-

37
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

kan tepung terigu (5.63%). Tepung bekatul dipilih ukuran ketebalan yang akan digunakan.
rendah lemak mempunyai kadar serat pangan Ukuran ketebalan yang dipilih sebesar 3mm,
larut, tidak larut dan total berturut-turut se- karena ketebalan di bawah 3mm, keripik
besar 3.55%, 35.51% dan 39.06% lebih tinggi memiliki rasa yang kurang renyah, sedangkan
dibandingkan dengan kadar serat pangan te- di atas 3mm, keripik agak keras. Faktor kete-
pung bekatul utuh dan tepung terigu (Tabel 2). balan penting untuk diperhatikan, hal ini
Babcock (1987) mengungkapkan bahwa bekatul dikarenakan keseragaman ukuran memegang
yang telah dihilangkan lemaknya dapat diguna- peranan penting untuk memperoleh penam-
kan untuk membuat produk tinggi serat dan pakan yang baik, juga agar penetrasi panas
dapat meningkatkan kadar serat sebesar 35- merata pada saat pengolahan (Matz, 1984).
48%. Tahap selanjutnya dilakukan pencetakan keri-
pik dengan cetakan bulat berdiameteter 3cm.
Penelitian Lanjutan Tahap terakhir adalah proses penggorengan
keripik. Kisaran suhu yang digunakan dalam
Penentuan Konsentrasi Substitusi Tepung
penggorengan keripik simulasi adalah sekitar
Bekatul Terhadap Tepung Terigu dalam
160-190oC dengan lama penggorengan 10-15
Pembuatan Keripik Simulasi
detik. Menurut Susila (1999), jika suhu minyak
Berdasarkan hasil uji coba (trial and kurang dari kisaran di atas, maka keripik akan
error) diketahui bahwa jumlah tepung bekatul menyerap minyak lebih banyak, sedangkan jika
rendah lemak maksimal yang dapat disubstitusi suhu terlalu tinggi, maka keripik akan gosong.
terhadap tepung terigu sebesar 20%, sedang- Pada akhir pembuatan keripik simulasi dilaku-
kan tepung bekatul utuh maksimal yang dapat kan proses perhitungan rendemen.
disubstitusi adalah sebesar 10%. Penentuan
batas maksimal tersebut mempertimbangkan Sifat Fisik Keripik Simulasi
sejumlah tepung bekatul yang tidak mampu
Sifat fisik keripik yang dianalisis adalah
lagi menyatu dengan adonan. Tingkat substi-
rendemen dan kekerasan. Keripik yang disubs-
tusi tepung bekatul rendah lemak di atas 20%
titusi tepung bekatul rendah lemak 0% (kon-
dan tepung bekatul utuh di atas 10% menye-
trol), 5%, 10%, 15% dan 20% memiliki rendemen
babkan adonan mudah pecah dan sulit dibuat
berturut-turut adalah 97.69%, 95.78%, 93.54%,
lembaran dan dicetak, warna keripik yang di-
91.06% dan 89.10% (Gambar 3).
hasilkan lebih gelap.
Penentuan selang dilakukan dengan cara
melihat perbedaan yang nampak antara keripik 2.29
3 1.88 1.68
kontrol dengan keripik yang disubstitusi tepung 1.22 1.41
2
bekatul rendah lemak 5%. Pada saat dilakukan 1
trial and error, perbedaan tersebut sudah 0
terlihat, oleh karena itu jumlah tepung beka- 0% 5% 10% 15% 20%
tul rendah lemak yang disubstitusi terhadap
tepung terigu adalah sebesar 0% (kontrol), 5%, P ersentase Substitusi Tepung B ekatul Rendah
Lemak
10%, 15% dan 20%.

Pembuatan Keripik Simulasi


Gambar 3. Nilai Rata-rata Kekerasan Keripik
Pembuatan keripik simulasi dilakukan Simulasi
berdasarkan metode Matz (1984) dan Susila
(1999) dengan beberapa modifikasi. Pembuat- Nilai kekerasan keripik yang disubstitusi
an keripik dimulai dengan pencampuran te- tepung bekatul rendah lemak cenderung lebih
pung terigu, sagu, tepung bekatul, margarin, tinggi dibandingkan kontrol. Hal tersebut juga
bawang merah, bawang putih, garam dan air. diperkuat dengan kerenyahan keripik hasil uji
Air yang digunakan dalam pembuatan keripik organoleptik yang cenderung menurun kesuka-
ini sebesar 25-55% dari berat bahan, sedangkan annya dengan bertambahnya tingkat substitusi
margarin digunakan sebagai bahan pelembut tepung bekatul rendah lemak (Tabel 4).
tekstur. Selanjutnya dilakukan pembuatan
adonan dengan cara mencampurkan semua Terjadinya peningkatan nilai kekerasan
bahan secara merata dan diuleni sampai kalis, keripik yang disubstitusi tepung bekatul ren-
dengan tujuan untuk mempermudah dalam dah lemak diduga disebabkan oleh tingginya
proses pembuatan lembaran. kandungan serat tepung bekatul rendah lemak
sehingga menyebabkan keripik yang dihasilkan
Pada tahap pembuatan lembaran, adon- berkurang porositasnya dan menjadi lebih
an dimasukkan ke dalam alat pembuat lem- besar kerapatannya, sehingga keripik menjadi
baran (rooler noodle machine), kemudian

38
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

keras dan berkurang kerenyahannya. Kere- ginya tingkat substitusi tepung bekatul rendah
nyahan juga terlihat berhubungan dengan ka- lemak (Gambar 4). Meningkatnya kadar air ke-
dar air keripik yang disubstitusi tepung bekatul ripik simulasi diduga karena penguapan air pa-
rendah lemak. Semakin rendah kadar air keri- da saat penggorengan lebih sedikit daripada
pik yang disubstitusi tepung bekatul rendah keripik kontrol. Ruang kosong dari air yang
lemak, maka keripik akan semakin renyah. menguap tergantikan oleh minyak terserap.
Hal ini berhubungan dengan sifat daya serap
Sifat Kimia Keripik Simulasi minyak tepung bekatul yang lebih rendah
daripada daya serap tepung terigu (Luh, 1980).
Hasil analisis sifat kimia keripik dengan
berbagai perlakuan disajikan pada Tabel 3 dan Kadar Abu. Berdasarkan hasil uji lanjut
Gambar 4. Data pada Tabel 3 menunjukkan Duncan diketahui bahwa kadar abu keripik si-
bahwa Kadar air keripik simulasi berkisar anta- mulasi kontrol lebih rendah secara nyata di-
ra 1.94-2.86%, abu (1.99-3.01%), lemak (17.04- bandingkan dengan semua perlakuan. Kadar
19.36%) dan protein (5.16-7.96%). Hasil sidik abu semakin meningkat secara nyata dengan
ragam menunjukkan bahwa tingkat substitusi semakin tingginya tingkat substitusi tepung be-
tepung bekatul rendah lemak berpengaruh katul rendah lemak (Gambar 4). Tingginya ka-
nyata (α = 0.05) terhadap kadar air, abu, le- dar abu keripik simulasi yang disubstitusi te-
mak, protein, karbohidrat, serat pangan larut, pung bekatul rendah lemak disebabkan oleh
tidak larut dan total keripik yang dihasilkan. tingginya kadar abu tepung bekatul rendah le-
mak (8,87%) dibandingkan dengan tepung teri-
Kadar Air. Hasil uji lanjut Duncan me-
gu (0.57%) (Tabel 2). Tingginya kadar abu da-
nunjukkan bahwa kadar air keripik kontrol le-
lam keripik simulasi menunjukkan bahwa
bih rendah secara nyata dibandingkan dengan
kandungan mineral keripik yang disubstitusi
semua perlakuan. Kadar air tersebut semakin
tepung bekatul lebih banyak daripada keripik
meningkat secara nyata dengan semakin ting-
kontrol.

Tabel 3. Hasil Analisis Sifat Kimia Keripik Simulasi dengan Berbagai Tingkat Substitusi
Tepung Bekatul Rendah Lemak
Substitusi Tepung Bekatul Rendah Lemak (%bk)
Sifat Kimia
0% (kontrol) 5% 10% 15% 20%
a b c d
Air (% bb) 1,94 2,16 2,40 2,86 2,52 e
Abu 1,99 a 2,23 b 2,35 c 2,80 d 3,01 e
Lemak 19,36 d 18,98 cd 18,54 c 17,04 a 17,55 b
Protein 5,16 a 6,05 b 6,95 c 7,66 d 7,96 e
Total Karbohidrat 73,48 d 72,73c 72,16 b 72,50 c 71,48 a
SP Larut 1.20a 1.56b 2.04c 2.51d 3.00e
SP Tidak Larut 5.26 a 6.54 b 7.85 c 9.22 d 10.33 e
SP Total 6.46 a 8.10 b 9.89 c 11.73 d 13.33 e
Keterangan : SP = Serat Pangan bb = berat basah bk = berat kering
Huruf yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata (α = 0.05)

25
20 Air
Persentase (%)

Abu
15
Lemak
10
Protein
5
0
0% 5% 10% 15% 20%
Substitusi Tepung Bekatul Rendah Lemak

Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak berpengaruh nyata (α = 0.05)

Gambar 4. Pengaruh Substitusi Tepung Bekatul Rendah Lemak terhadap Kadar Air,
Abu, Lemak dan Protein Keripik Simulasi

39
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

Kadar Lemak. Hasil uji lanjut Duncan karbohidrat keripik yang disubstitusi tepung
menunjukkan bahwa kadar lemak keripik simu- bekatul diduga disebabkan oleh kadar karbo-
lasi yang disubstitusi tepung bekatul rendah hidrat tepung bekatul rendah lemak (70.57%)
lemak 15% dan 20% lebih rendah secara nyata yang lebih rendah daripada tepung terigu
dibandingkan dengan semua perlakuan, se- (88.02%) (Tabel 2).
dangkan kadar lemak keripik keripik subtitusi
Kadar Serat Pangan. Hasil uji lanjut
5% tidak berbeda nyata (α = 0.05) baik dengan
Duncan menunjukkan bahwa kadar serat pa-
keripik kontrol maupun dengan substitusi 10%
ngan larut, tidak larut dan total keripik kontrol
(Gambar 4). Rendahnya kadar lemak keripik
lebih rendah secara nyata dibandingkan de-
simulasi yang disubstitusi tepung bekatul ren-
ngan semua perlakuan. Kadar serat pangan
dah lemak ini diduga karena penyerapan mi-
larut, tidak larut dan total semakin tinggi
nyak pada keripik yang disubstitusi tepung
dengan meningkatnya tingkat substitusi tepung
bekatul rendah lemak lebih sedikit daripada
bekatul (Tabel 3). Tingginya kadar serat pa-
kontrol. Menurut Varela, Bender dan Morton
ngan keripik yang disubstitusi tepung bekatul
(1988), penyerapan minyak dipengaruhi oleh
rendah lemak diduga disebabkan oleh kadar
suhu, lama penggorengan, sifat bahan, luas
serat pangan tepung bekatul rendah lemak
permukaan bahan dan porositas bahan. Selain
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tepung
itu hal tersebut juga berhubungan dengan
terigu (Tabel 2).
penguapan air selama proses penggorengan.
Penguapan air pada keripik yang disubstitusi
Uji Organoleptik
tepung bekatul rendah lemak lebih sedikit
daripada keripik kontrol. Hasil uji kesukaan terhadap keripik
simulasi menunjukkan bahwa modus tingkat
Kadar Protein. Hasil uji lanjut Duncan kesukaan terhadap warna, aroma, rasa dan
menunjukkan bahwa kadar protein keripik kon- kerenyahan keripik simulasi berkisar antara
trol lebih rendah secara nyata dibandingkan tidak suka, biasa dan suka. Persentase kesu-
dengan semua perlakuan. Kadar protein sema- kaan panelis terhadap warna, aroma, rasa dan
kin meningkat secara nyata dengan semakin kerenyahan keripik berkisar antara 20–100%
tingginya tingkat substitusi tepung bekatul (Tabel 4).
rendah lemak (Gambar 4). Hal ini disebabkan
oleh kadar protein tepung bekatul rendah Tabel 4 menunjukkan bahwa persentase
lemak (10.41%) yang lebih tinggi dibandingkan kesukaan panelis terhadap warna berkisar an-
dengan tepung terigu (10.31%) (Tabel 2). tara 20-96.7%, aroma (70-90%), rasa (50-100%)
dan kerenyahan (53.3-100%) (Tabel 4). Hasil
Kadar Karbohidrat. Hasil uji lanjut uji Friedman menunjukkan bahwa substitusi
Duncan menunjukkan bahwa kadar karbohidrat tepung bekatul rendah lemak berpengaruh
keripik simulasi dengan substitusi tepung beka- nyata (α = 0.05) terhadap tingkat kesukaan
tul rendah lemak 20% lebih rendah secara warna, aroma, rasa dan kerenyahan keripik
nyata dibandingkan dengan semua perlakuan,
begitu pula dengan keripik subtitusi 10% lebih Warna. Hasil uji lanjut Multiple
rendah secara nyata dibandingkan dengan Comparison Test menunjukkan bahwa warna
substitusi 0%, 5% dan 15%. Kadar karbohidrat keripik kontrol lebih disukai secara nyata di-
keripik subtitusi 15% tidak berbeda nyata bandingkan dengan keripik substitusi 10%, 15%
dengan keripik substitusi 5% (Tabel 3). dan 20%. Begitu pula dengan warna keripik
substitusi 5% dan 10% lebih disukai secara
Berdasarkan hasil tersebut diketahui nyata dibandingkan dengan substitusi 15% dan
bahwa semakin tinggi tingkat substitusi tepung 20%. Keripik yang disubstitusi tepung bekatul
bekatul rendah lemak, maka kadar karbohidrat rendah lemak pada umumnya memiliki warna
menurun secara nyata. Rendahnya kadar

Tabel 4. Persentase Kesukaan Panelis dan Modus Tingkat Kesukaan terhadap Keripik Simulasi
Persentase Warna Aroma Rasa Kerenyahan
Substitusi Tepung
Bekatul Rendah % % % %
Modus Modus Modus Modus
Lemak Kesukaan Kesukaan Kesukaan Kesukaan

0% 96.7 suka 90.0 suka 100.0 suka 100.0 suka


5% 83.3 suka 90.0 biasa 96.7 suka 96.7 suka
10% 73.3 suka 80.0 biasa 83.3 biasa 96.7 suka
10%* 66.7 biasa 76.7 biasa 73.4 biasa 90.0 suka
15% 36.7 tidak suka 70.0 biasa 70.0 biasa 93.3 biasa
20% 20.0 tidak suka 76.7 biasa 50.0 tidak suka 53.3 tidak suka
Keterangan : * Substitusi Tepung Bekatul Utuh

40
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

agak kecoklatan jika dibandingkan dengan serat lebih tinggi dibandingkan dengan keripik
keripik kontrol. Hal ini disebabkan oleh warna kontrol. Tingginya kandungan serat menyebab-
asal bekatul. Menurut Luh (1980), warna pada kan kerapatan keripik menjadi besar, sehingga
dedak bervariasi dari coklat muda pada dedak keripik menjadi keras dan menurunkan nilai
segar sampai coklat tua pada dedak yang kerenyahan.
mengalami perebusan. Oleh karena itu peneri-
maan panelis terhadap warna keripik yang Produk Keripik Simulasi Terpilih
disubstitusi tepung bekatul rendah lemak cen- Berdasarkan hasil analisis sifat fisik, ki-
derung menurun. mia dan organoleptik diketahui bahwa keripik
Aroma. Berdasarkan hasil uji lanjut simulasi dengan substitusi tepung bekatul
Multiple Comparison Test menunjukkan bahwa rendah lemak 10% merupakan formula keripik
keripik kontrol lebih disukai secara nyata simulasi terbaik dengan rendemen sebesar
dibandingkan dengan keripik simulasi yang 93.54%, kekerasan 1.88 Kg/mm, kadar air
disubstitusi tepung bekatul rendah lemak 15%. 2.40%, abu 2.35%, lemak 18.54%, protein
Hal ini diduga karena keripik simulasi yang 6.95%, karbohidrat 72.16%, serat pangan larut,
disubstitusi tepung bekatul rendah lemak 15% tidak larut dan total berturut-turut sebesar
memiliki aroma bekatul yang khas, sehingga 2.04; 7.85 dan 9.89%. Hasil uji organoleptik
dapat mempengaruhi tingkat kesukaan panelis. menunjukkan bahwa modus tingkat kesukaan
panelis terhadap parameter warna, aroma, ra-
Rasa. Rasa merupakan faktor penting sa dan kerenyahan berkisar antara biasa dan
untuk menentukan daya terima suatu bahan suka. Persentase kesukaan panelis pada semua
makanan. Hal ini dikarenakan rasa lebih ba- parameter yang diuji berada pada kisaran
nyak melibatkan indera pengecap (Winarno, lebih dari 70% (73.3-96.7%) (Tabel 4).
1997).
Hasil uji lanjut Multiple Comparison Test Pengaruh Substitusi Tepung Bekatul Rendah
menunjukkan bahwa rasa keripik kontrol lebih Lemak dan Tepung Bekatul Utuh terhadap
disukai secara nyata dibandingkan dengan keri- Keripik Simulasi.
pik substitusi 15% dan 20%. Selain itu juga rasa
keripik substitusi 5% lebih disukai secara nyata Sifat Fisik Keripik Simulasi
dibandingkan dengan substitusi 20%. Keripik Sifat fisik keripik yang dianalisis adalah
simulasi yang disubstitusi tepung bekatul ren- rendemen dan kekerasan. Rendemen keripik
dah lemak pada umumnya memiliki rasa agak simulasi dengan substitusi tepung bekatul ren-
pahit jika dibandingkan dengan keripik kon- dah lemak 10% (93.54%) cenderung lebih ren-
trol. Menurut Kalhbrener et al., (1974) dalam dah dibandingkan dengan substitusi tepung be-
Luh (1980), sumber utama yang menyebabkan katul utuh 10% (95.05%). Kekerasan keripik
rasa pahit adalah produk yang dihasilkan dari simulasi dengan substitusi tepung bekatul
kerusakan lipid dan protein (hidroperoksida rendah lemak adalah sebesar 1.88kg/mm, se-
atau linoleat dan asam linoleat). Oleh karena dangkan dengan substitusi tepung bekatul utuh
itu persentase kesukaan panelis terhadap rasa adalah sebesar 0.83kg/mm. Keripik simulasi
keripik yang disubstitusi tepung bekatul ren- dengan substitusi tepung bekatul rendah lemak
dah lemak cenderung menurun. lebih keras dibandingkan dengan substitusi
tepung bekatul utuh. Hal ini diduga disebabkan
Kerenyahan. Kerenyahan merupakan oleh kadar serat pangan total keripik simulasi
tekstur yang dinilai berdasarkan kemudahan dengan substitusi tepung bekatul rendah lemak
untuk digigit dan melibatkan pula panca indera yang lebih tinggi (9.89%) dibandingkan dengan
pendengaran. Hasil uji lanjut Multiple keripik yang disubstitusi tepung bekatul utuh
Comparison Test menunjukkan bahwa kere- (8.10%). Tingginya kandungan serat pada keri-
nyahan keripik kontrol lebih disukai secara pik dengan substitusi tepung bekatul rendah
nyata dibandingkan dengan keripik substitusi lemak menyebabkan kerapatan keripik sema-
15% dan 20%. Keripik substitusi 5% dan 10% kin besar, sehingga keripik yang dihasilkan
lebih disukai secara nyata dibandingkan de- lebih keras dan tidak renyah.
ngan substitusi 20%. Keripik yang disubstitusi
tepung bekatul rendah lemak pada umumnya Sifat Kimia Keripik Simulasi
memiliki kerenyahan lebih rendah dibanding-
kan dengan keripik kontrol. Hal ini sejalan Gambar 5 menunjukkan pengaruh substi-
dengan hasil uji fisik kekerasan keripik, sema- tusi tepung bekatul rendah lemak dan tepung
kin tinggi substitusi tepung bekatul, maka cen- bekatul utuh terhadap zat gizi keripik simulasi.
derung semakin tinggi nilai kekerasan keripik. Hasil uji-t berpasangan menunjukkan bahwa
Selain itu keripik yang disubstitusi tepung substitusi kedua jenis tepung bekatul tidak
bekatul rendah lemak memiliki kandungan memberikan pengaruh yang nyata (α = 0.05)

41
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

terhadap kadar air, abu, protein dan karbo-


hidrat keripik yang dihasilkan. Hal ini disebab- 12
Serat
9.89a
kan oleh kadar air abu, protein dan karbo- 10 8.1a
Pangan
hidrat keripik yang dihasilkan dari kedua 8
7.85a
Larut
perlakuan tidak terlalu berbeda jauh. 6.41a
Serat
6
Pangan
Kadar lemak keripik simulasi, hasil uji-t 4
Tidak Larut
berpasangan menunjukkan bahwa substitusi 2.04a 1.69b
Serat
kedua jenis tepung bekatul memberikan 2
Pangan
pengaruh yang nyata (α = 0.05). 0
Total
Bekat ul Rendah Bekat ul Ut uh
Lemak

80 72.16a 72.07
a Subst it usi Tepung Bekat ul

60
Persentase (%)

Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak


18.79b berpengaruh nyata (α = 0.05)
40 2.30a

2.92a 18.54a Gambar 6. Kadar Serat Pangan Keripik Simulasi


6.84a
20 dengan Substitusi Tepung Bekatul
2.35a 6.95a
2.4a Rendah Lemak dan Tepung Bekatul
0 Utuh
u

ak
r

Adanya pengaruh yang nyata (α = 0.05)


Ab
Ai

ra
ei
m

id
ot
Le

pada kadar serat pangan larut keripik yang


oh
Pr

rb

dihasilkan diduga disebabkan oleh kadar serat


Ka

Zat Gizi pangan larut tepung bekatul rendah lemak


yang lebih tinggi (3.55%) dibandingkan dengan
Bekatul Rendah Lemak Bekatul Utuh
tepung bekatul utuh (2.06%).
Serat pangan larut adalah serat pangan
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak
berpengaruh nyata (α = 0.05) yang dapat larut dalam air hangat atau panas
serta dapat terendapkan oleh air yang telah
Gambar 5. Pengaruh Substitusi Jenis Tepung dicampur dengan empat bagian etanol. Serat
Bekatul terhadap Kandungan Zat pangan tidak larut adalah serat pangan yang
Gizi Keripik Simulasi tidak larut dalam air panas atau dingin dan
terdapat pada selulosa, lignin, sebagian besar
Adanya perbedaan kadar lemak antara selulosa, sejumlah kecil kutin, lilin tanaman
keripik yang disubstitusi tepung bekatul ren- (Muchtadi, 2000).
dah lemak dengan keripik yang disubstitusi
tepung bekatul utuh diduga disebabkan oleh Uji Organoleptik Keripik Simulasi
kadar lemak tepung bekatul rendah lemak Hasil uji kesukaan panelis terhadap war-
yang lebih rendah (2.13%) dibanding tepung na, aroma, rasa dan kerenyahan keripik simu-
bekatul utuh (15.79%) (Tabel 2). Rendahnya lasi dengan substitusi tepung bekatul rendah
kadar lemak pada tepung bekatul rendah le- lemak dan tepung bekatul utuh disajikan pada
mak disebabkan oleh bagian lemak atau mi- Tabel 5 dan Gambar 7.
nyak bekatul yang telah diekstrak. Selain itu
rendahnya kadar lemak tepung bekatul rendah Tabel 5. Modus Tingkat Kesukaan Panelis Ter-
lemak memberikan keuntungan karena dapat hadap Keripik Simulasi dengan Substi-
memperpanjang masa simpan. tusi Tepung Bekatul Rendah Lemak
Hasil uji-t berpasangan menunjukkan dan Tepung Bekatul Utuh
bahwa substitusi kedua jenis tepung bekatul Nilai Modus
memberikan pengaruh yang nyata (α = 0.05)
Perlakuan
terhadap kadar serat pangan larut keripik yang Parameter
dihasilkan, sedangkan terhadap serat pangan Bekatul rendah
Bekatul utuh
lemak
tidak larut dan total tidak memberikan
pengaruh yang nyata (α = 0.05) (Gambar 6). Warna Suka Biasa
Aroma Biasa Biasa
Rasa Biasa biasa
Kerenyahan Suka Suka

42
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

larut, tidak larut dan serat pangan total


Persentase Panelis (%) 150 meningkatkan secara nyata, sedangkan untuk
80 76.7 83.3 96.790
73.3 73.4 kadar lemak dan karbohidrat keripik menurun
100 66.7
secara nyata.
50
0 Nilai modus keripik simulasi untuk semua
parameter berkisar antara tidak suka, biasa

a
a

n
s
n

om

ha
Ra
dan suka dengan persentase penerimaan pane-
ar

ya
Ar
W

en
lis berkisar antara 20-100%. Substitusi tepung

r
Ke
Parameter Uji Organoleptik
bekatul rendah lemak mempengaruhi persen-
tase penerimaan panelis terhadap warna, aro-
Bekatul Rendah Lemak Bekatul Utuh
ma, rasa dan kerenyahan (α = 0.05) keripik
yang dihasilkan. Substitusi tepung bekatul
rendah lemak menurunkan persentase peneri-
Gambar 7. Persentase Kesukaan Panelis Ter-
maan panelis terhadap warna, aroma, rasa dan
Terhadap Keripik Simulasi dengan
kerenyahan secara nyata.
Substitusi Tepung Bekatul Rendah
Lemak dan Tepung Bekatul Utuh Rendemen keripik simulasi sebesar
95.05% dan nilai kekerasan keripik sebesar
Hasil uji-t berpasangan menunjukkan 0.83 Kg/mm. Hasil analisis kimia keripik simu-
bahwa substitusi kedua jenis tepung bekatul lasi dengan substitusi tepung bekatul utuh
tidak memberikan pengaruh yang nyata (α = menghasilkan kadar air sebesar 2.92%, abu
0.05) terhadap tingkat kesukaan warna, aroma 2.30%, lemak 18.79%, protein 6.84%, karbo-
dan rasa keripik yang dihasilkan. Hal ini diduga hidrat 72.07%, serat pangan larut 6.41% dan
karena warna, aroma dan rasa keripik simulasi serat pangan total 8.10%. Hasil uji-t berpa-
dengan substitusi tepung bekatul rendah lemak sangan menunjukkan bahwa subtitusi antara
dan tepung bekatul utuh tidak terlalu berbeda tepung bekatul rendah lemak dan tepung be-
jauh. Untuk kerenyahan keripik, hasil uji-t katul utuh tidak berpengaruh nyata (α = 0.05)
berpasangan menunjukkan bahwa substitusi terhadap kadar air, abu, protein, karbohidrat,
kedua jenis tepung bekatul memberikan serat tidak larut dan serat pangan total, tetapi
pengaruh yang nyata (α = 0.05) terhadap berpengaruh nyata (α = 0.05) terhadap kadar
tingkat kesukaan rasa keripik yang dihasilkan. lemak dan serat pangan larut keripik simulasi
Tingginya persentase kesukaan panelis terha- yang dihasilkan.
dap kerenyahan keripik dengan substitusi te-
Modus tingkat kesukaan panelis terhadap
pung bekatul rendah lemak disebabkan oleh
semua parameter berkisar antara biasa sampai
kandungan lemak tepung bekatul rendah
suka. Persentase penerimaan terhadap keripik
lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan
simulasi dengan substitusi tepung bekatul utuh
tepung bekatul utuh. Menurut Ketaren (1986),
berkisar antara 66.7-90%. Substitusi tepung
jumlah lemak dalam bahan pangan menentu-
bekatul rendah lemak tidak berbeda nyata (α =
kan mutu produk. Jumlah lemak yang terlalu
0.05) dengan tepung bekatul utuh dalam hal
banyak menyebabkan produk menjadi lembut,
warna, aroma dan rasa keripik simulasi, tetapi
sedangkan jumlah lemak yang terlalu sedikit
berbeda nyata (α = 0.05) terhadap kerenyahan
menyebabkan produk menjadi keras.
keripik simulasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Kesimpulan Untuk meningkatkan pemanfaatan te-
Pada penelitian ini dihasilkan lima ting- pung bekatul rendah lemak perlu dilakukan
kat substitusi tepung bekatul rendah lemak penelitian lebih lanjut mengenai daya simpan
terhadap tepung terigu, yaitu sebesar 0, 5, 10, tepung bekatul. Selain itu berbagai penelitian
15 dan 20%. Tingkat substitusi tepung bekatul mengenai substitusi tepung bekatul dapat dila-
utuh terhadap tepung terigu adalah 10%. kukan terhadap bahan baku selain tepung teri-
gu. Untuk mengetahui mutu keripik simulasi
Rendemen keripik simulasi berkisar yang dihasilkan perlu pula dilakukan penelitian
89.10-97.69%. Nilai rata-rata kekerasan keripik daya simpan keripik tersebut.
dengan substitusi tepung bekatul rendah lemak
berkisar antara 1.22-2.29kg/mm. Substitusi te-
pung bekatul rendah lemak cenderung mening- DAFTAR PUSTAKA
katkan kekerasan keripik. Semakin tinggi ting-
kat substitusi tepung bekatul rendah lemak Asp NG, Johson CG, Hallmer H & Siljestron M.
maka kadar air, abu, protein, serat pangan 1983. Rapid enzimatic assay of

43
Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 34-44

insoluble and soluble dietary fiber. Matz SA. 1984. Snack Food and Technologi.
Journal Agricultural Food Chemistry, The AVI Publishing Company, Wesport,
31, 467-482. Connecticut.

Babcock D. 1987. Rice bran as source of Muchtadi D. 2000. Sayur-sayuran sumber Serat
dietary fiber. Cereal Food World, 32, dan Antiokasidan Mencegah Penyakit
358-539. Degeneratif. Jurusan Teknologi Pangan
dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian,
Damayanthi E, Sofia IR, Madanijah S. 2001. IPB, Bogor.
Sifat Fisikokomia dan Daya Terima
Tepung Bekatul Padi Awet Sebagai Rahayu Y. 2000. Mempelajari Pembuatan Bu-
Sumber Serat Makanan. Dalam Nuraida buk Minuman Ekstraksi Protein Bekatul
L & Dewanti-Riyadi R (Eds.), Pangan Padi. Skripsi Sarjana Jurusan Gizi
Tradisional Basis Bagi Industri Pangan Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
Fungsional dan Suplemen. (hlm. 245- IPB, Bogor.
261), IPB, Bogor.
Steel RGD & Torrie JH. 1993. Prinsip dan
. 2002. Karakteristik Bekatul Prosedur Statistik Suatu Pendekatan
Padi (Oryza sativa) Awet Serta Biometrik. PT Gramedia Pustaka
Aktivitas Antiokasidan dan Pengham- Utama, Jakarta.
batan Proliferasi Sel Kanker Secara In
Vitro dari Minyak dan Fraksinya. Sulaeman A, Anwar F & Marliyati SA. 1995.
Disertasi Doktor Jurusan Ilmu Pangan, Metode Analisis Komposisi Zat Gizi
IPB, Bogor. Makanan. Diktat Jurusan Gizi Masyara-
kat dan Sumberdaya Keluarga, Fakul-
Damayanthi E, Tjing LT & Arbianto L. 2007. tas Pertanian, IPB, Bogor.
Rice Bran. Panebar Swadaya, Depok
Susila B. 1999. Modifikasi Cara Penghilangan
Departemen Pertanian. 2002. Perkembangan Racun Pada Umbi Gadung (Dioccarea
produksi beras tahun 1990-2001. hispida Denns) dan Teknologi Pemanfa-
http://www.deptan.go.id/infoeksetan atannya Menjadi Keripik Simulasi.
/produksi beras nasional.htm [10 Mei Skripsi Sarjana Fakultas Teknologi
2002]. Pertanian, IPB, Bogor.

Karebet WA. 1998. Optimasi Produk Keripik Varela G, Bender AE & Morton ID. 1988. Frying
Simulasi dari Ubi kayu (Manihot Food. Principles, Changes, New
esculenta Crantz.) dan Ubi jalar Approach. Ellis Horwood and VCH
(Ipomea batatas L.) Bersuplementasi Verlaggeselscaft mbH, Weinheim,
Protein Tepung Kedelai dan Tepung Federal Republik of Germany.
Beras. Skripsi Sarjana Fakultas Tekno-
logi Pertanian, IPB, Bogor. Velzey AV. 2002. Small Scale Food Processing
Industries in West Java : Potentialities
Ketaren S. 1986. Peranan Teknologi Minyak And Constrain. http://www.akatiga.
dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta. or.id/20%Info.

Luh BS. 1980. Rice : Production and Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.
Utilization. The AVI Publishing Gramedia Pustaka Utama.
Company, Wesport, Connecticut.

44

View publication stats

You might also like