Materi Kuliah Audit

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 122

TOPIK 1

AUDIT KAS
1. Jumlah Pertemuan : 4 jam/ minggu

2. Tujuan : Diharapkan mahasiswa mampu:


1. Memahami tentang materialitas, risiko
dan strategi audit terhadap kas.
2. Memahami tentang kas dan prinsip
akuntansi berterima umum terhadap
kas.
3. Memahami tentang pengujian
pengendalian dan substantif terhadap
kas

3. Diskripsi : Topik ini membahas :


1. Materialitas, risiko dan strategi audit
terhadap kas.
2. Pemahaman atas struktur pengendalian
intern kas (test of control).
3. Pengujian Substantif terhadap kas.
4. Manfaat : Diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menentukan besarnya materialitas,
risiko dan strategi audit terhadap kas.
2. Mendisain program pengujian
pengendalian dan pengujian substantif
terhadap kas.
3. Melaksanakan pengujian pengendalian
dan pengujian substantif terhadap kas.
4. Membuat kertas kerja audit terhadap
kas.
TOPIK 2
AUDIT PIUTANG

1. Jumlah Pertemuan : 4 jam / minggu

2. Tujuan : Diharapkan mahasiswa mampu


1. Memahami tentang materialitas, risiko
dan strategi audit terhadap piutang.
2. Memahami tentang piutang dan prinsip
akuntansi berterima umum terhadap
piutang.
3. Memahami tentang pengujian
pengendalian dan substantif terhadap
piutang.

3. Diskripsi : Topik ini membahas :


1. Materialitas, risiko dan strategi audit
terhadap piutang.
2. Pemahaman atas struktur pengendalian
intern piutang (test of control).
3. Pengujian substantif terhadap piutang.
4. Manfaat : Diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menentukan besarnya materialitas, risiko
dan strategi audit terhadap piutang.
2. Mendesain pengujian pengendalian dan
pengujian substantif terhadap piutang.
3. Melaksanakan pengujian pengendalian
dan substantif terhadap piutang.
4. Membuat kertas kerja audit terhadap
piutang.
TOPIK 3
AUDIT PERSEDIAAN
1. Jumlah Pertemuan : 4 jam / minggu

2. Tujuan : Diharapkan mahasiswa mampu :


1. Memahami tentang materialitas, risiko dan
strategi audit terhadap persediaan.
2. Memahami tentang persediaan dan prinsip
akuntansi berterima umum terhadap
persediaan.
3. Memahami tentang pengujian
pengendalian dan substantif terhadap
persediaan

3. Diskripsi : Topik ini membahas :


1. Materialitas, risiko dan strategi audit
terhadap persediaan.
2. Pemahaman atas struktur pengendalian
intern persediaan (test of control)
3. Pengujian substantif terhadap persediaan

4. Manfaat : Diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menentukan besarnya materialitas, risiko
dan strategi audit atas persediaan.
2. Mendesain pengujian pengendalian dan
pengujian substantif terhadap persediaan.
3. Melaksanakan pengujian pengendalian
dan substantif terhadap persediaan.
4. Membuat kertas kerja audit terhadap
persediaan.
TOPIK 4
ASET ASET TETAP
1. Jumlah Pertemuan : 4 jam / minggu

2. T u j u a n : Diharapkan mahasiswa mampu:


1. Memahami tentang materialitas, risiko
dan strategi audit terhadap aset tetap.
2. Memahami tentang aset tetap dan prinsip
akuntansi berterima umum terhadap aset
tetap.
3. Memahami tentang pengujian
pengendalian dan substantif terhadap
aset tetap

3. Diskripsi : Topik ini membahas :


1. Materialitas, risiko dan strategi audit
terhadap aset tetap.
2. Pemahaman atas struktur pengendalian
intern aset tetap (test of control).
3. Pengujian substantif terhadap aset tetap.

4. Manfaat : Diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menentukan besarnya materialitas, risiko
dan strategi audit terhadap aset tetap.
2. Mendesain pengujian pengendalian dan
pengujian substantif terhadap aset tetap.
3. Melaksanakan pengujian pengendalian
dan substantif terhadap aset tetap.
4. Membuat kertas kerja audit terhadap aset
tetap.
TOPIK 5
AUDIT UTANG USAHA
1. Jumlah Pertemuan : 4 jam/ minggu
2. Tujuan : Diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memahami tentang materialitas, risiko dan
strategi audit terhadap utang usaha.
2. Memahami tentang utang usahas dan
prinsip akuntansi berterima umum terhadap
utang usaha.
3. Memahami tentang pengujian pengendalian
dan substantif terhadap utang usaha.

3. Diskripsi : Topik ini membahas :


1. Materialitas, risiko dan strategi audit
terhadap utang usaha.
2. Pemahaman atas struktur pengendalian
intern utang usaha (test of control).
3. Pengujian substantif terhadap utang
usaha.

4. Manfaat : Diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menentukan besarnya materialitas, risiko
dan strategi audit terhadap utang usaha.
2. Mendesain pengujian pengendalian dan
pengujian substantif terhadap utang
usaha.
3. Melaksanakan pengujian pengendalian
dan substantif terhadap utang usaha.
4. Membuat kertas kerja audit terhadap
utang usaha.
TOPIK 6
AUDIT EKUITAS MODAL SAHAM

1. Jumlah Pertemuan : 4 jam/ minggu

2. Tujuan : Diharapkan mahasiswa mampu :


1. Memahami tentang materialitas, risiko dan
strategi audit terhadap ekuitas modal
saham.
2. Memahami tentang ekuitas pemegang
saham dan prinsip akuntansi berterima
umum terhadap ekuitas modal saham.
3. Memahami tentang pengujian
pengendalian dan substantif terhadap
ekuitas modal saham.

3 Diskripsi Topik ini membahas :


1. Materialitas, risiko dan strategi audit
terhadap ekuitas modal saham.
2. Pemahaman atas struktur pengendalian
intern ekuitas modal saham (test of
control).
3. Pengujian Substantif terhadap ekuitas
modal saham.
4 Manfaat Diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menentukan besarnya materialitas, risiko
dan strategi audit terhadap ekuitas
modal saham.
2. Mendesain pengujian pengendalian dan
pengujian substantif terhadap ekuitas
modal saham.

3. Melaksanakan pengujian pengendalian


dan substantif terhadap ekuitas modal
saham.
4. Membuat kertas kerja audit terhadap
ekuitas modal saham.
DAFTAR ISI
HAL
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

TOPIK 1 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT.................. 1


PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)
KAS (TEST OF CONTROL)...................................................... 1
PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP KAS 4
PERTANYAAN ...................................................................... 22
TOPIK 2 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT...................... 23
PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)
PIUTANG (TEST OF CONTROL).............................................. 24
PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP
PIUTANG………...................................................................... 26
PERTANYAAN ...................................................................... 41

TOPIK 3 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT...................... 42


PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)
PERSEDIAAN (TEST OF CONTROL)......................................... 42
PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP
PERSEDIAAN…...................................................................... 45
PERTANYAAN ...................................................................... 61

TOPIK 4 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT...................... 62


PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)
ASET TETAP (TEST OF CONTROL).......................................... 62
PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP
ASET TETAP …...................................................................... 67
PERTANYAAN ...................................................................... 79

TOPIK 5 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT...................... 80


PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)
UTANG USAHA (TEST OF CONTROL)...................................... 80
PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP
UTANG USAHA.........….......................................................... 82
PERTANYAAN ...................................................................... 93
TOPIK 6 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT...................... 94
PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)
EKUITAS MODAL SAHAM (TEST OF CONTROL)....................... 94
PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP
EKUITAS MODAL SAHAM....................................................... 97
PERTANYAAN ...................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan anugerah-Nya sehingga
penulisan bahan ajar untuk mata kuliah “Auditing 2” ini dapat diselesaikan.

Materi bahan ajar ini disusun dari beberapa buku atau literatur yang
berkaitan dengan mata kuliah ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan bahan ajar ini :

1. Bapak Direktur Politeknik Negeri Bali.


2. Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali.
3. Bapak Kaprodi D-4 Akuntansi Manajerial Politeknik Negeri Bali.
4. Bapak Ketua UP2AI Politeknik Negeri Bali.
5. Pihak lainnya yang telah ikut membantu yang tidak dapat kami
sebutkan secara satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa bahan ajar ini masih banyak


kekurangannya dan sangat perlu penyempurnaan dimasa yang akan datang, untuk
itu saran yang membangun dari rekan-rekan sejawat dan para mahasiswa
pengguna bahan ajar ini sangat penulis harapkan.

Denpasar, 30 Desember 2015


Penulis,

Drs.Ec. Ida Bgs. Anom Yasa, MM., Ak.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Totok Budi Santoso, 2004, Auditing 2, Dasar-dasar Prosedur


Pengauditan Laporan Keuangan, Yogyakarta, UPP YKPN.

Boynton, William C, Johnson, Reymond N, Kell, Walter G, 2003, MODERN


AUDITING, Edisi Ketujuh, Jilid II, Jakarta, Penerbit Airlangga.

Elder, Randal J., Beasley, Mark S., Arens, Alvin A., Amir Abadi Yusuf, 2011,
JASA AUDIT DAN ASSURANCE, Pendekatan Terpadu (Adaptasi
Indonesia), Jakarta, Penerbit Salemba Empat.

Henry Simamora, AUDITING, Jilid II, Cetakan Pertama, Yogyakarta, UPP AMP
YKPN, 2002

Mulyadi, Kanaka Puradiredja, 1998, AUDITING, Buku Dua, Edisi Kelima,


Jakarta, Penerbit Salemba Empat.

Sukrisno Agoes, 2004, AUDITING (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan


Publik, Buku Satu dan Dua, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Jakarta,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

Theodorus M. Tuanakotta, 1982, AUDITING , Petunjuk Pemeriksaan Akuntan


Publik, Edisi Ketiga, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia,

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Ikatan


Akuntan Indonesia.
BAHAN AJAR

AUDITING 2
MKB 56415

OLEH :
DRS.EC. IDA BGS. ANOM YASA, MM., AK.

PROGRAM STUDI D-4 AKUNTANSI MANAJERIAL


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BALI
2015

i
TOPIK
1 AUDIT SALDO KAS

MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT


Kas sangat terkait dengan transaksi-transaksi lainnya sehingga
mengakibatkan volume transaksi yang melibatkan kas sangat tinggi. Tingginya
volume transaksi mengakibatkan tingginya risiko bawaan kas.
Faktor-faktor penyebab tingginya risiko bawaan kas :
1. Tingginya potensi salah saji akibat tingginya volume transaksi,
2. Sifat kas paling likuid dan sangat diminati,
3. Kesempatan manipulasi dalam bentuk kitting maupun window dressing.
Tingginya risiko bawaan, menyebabkan perusahaan memperluas struktur
pengendalian intern, untuk dapat mencegah dan mendeteksi adanya salah saji.
Perluasan struktur pengendalian intern, secara signifikan mengurangi risiko
pengendalian. Strategi audit yang digunakan adalah kombinasi strategi lower
assessed level of control risk dengan primarily substantive approach, dengan
lebih mengutamakan kepada pengujian substantif.

PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) KAS


(TEST OF CONTROL)
Pemahaman ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/ memadai tidaknya
struktur pengendalian intern kas klien. Pemahaman struktur pengendalian kas
akan meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi
(sistem akuntansi), penaksiran risiko, pemantauan dan aktivitas pengendalian.
Pemahaman terhadap SPI kas klien sangat penting dalam proses audit, karena
hasilnya sangat menentukan risiko pengendalian, besarnya materialitas dan
luasnya pengujian berikutnya.
Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan :

Menyiapkan Program Pengujian Pengendalian Kas


Program pengujian SPI biasanya dapat berbentuk satu set ICQ (Internal
Control Quesionaire) standar yang telah disesuaikan dengan kondisi klien.
Berikut ini diberikan contoh program pengujian SPI kas :
Topik 1 - Audit Kas Hal 1
Y=Ya T= Tidak
Klien : TDD = Tidak
Dapat Diterapkan
ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD
1. Apakah digunakan kuitansi khusus perusahaan ?
Bila Ya, apakah :
a. Bernomor urut tercetak ?
b. Digunakan menurut urutan nomor urut ?
c. Bentuk pembayaran dinyatakan dalam kuitansi ?
d. Buku kuitansi ter-register ? dan
Dicatat secara uptodate ?
e. Buku kuitansi terkontrol dengan baik ?
f. Bagian Akuntansi memperhatikan urutan nomor urut ?
2. Bila digunakan bon (penjualan) kontan, apakah :
a. Bernomor urut tercetak ?
b. Digunakan menurut urutan nomor urut ?
c. Bentuk pembayaran dinyatakan dalam kuitansi ?
d. Bon kontan ter-register ?
e. Dicatat secara uptodate ?
f. Bagian Akuntansi memperhatikan urutan nomor urut ?
3. Apakah penagih piutang (kolektor) atau orang yang
membuka sampul pengiriman uang (khusus perusahaan
yang menerima pembayaran berupa check melalui pos)
membuat suatu daftar check dan uang tunai yang diterima ?
Bila Ya, apakah :
a. Satu copy diberikan kepada Bagian Akuntansi ?
b. Daftar tersebut dicocokkan oleh Bagian Akuntansi
dengan kuitansi ?

4. Bila tidak digunakan kuitansi atau bon (penjualan) tunai,


apakah perusahaan menggunakan cash register untuk
mengadministrasikan penerimaan ?

1. Apakah penjuaian tunai atas sisa bahan dan sejenis nya


(scrap, salvage), prosedurnya sama dengan penjualan biasa ?
2. Apakah hasil penerimaan baik dari penjualan tunai maupun
penagihan piutang disetorkan secara utuh ke bank paling
lambat keesokan harinya ?
3. Apakah penyetoran dilakukan oleh pegawai yang bukan
pemegang buku piutang ?

Topik 1 - Audit Kas Hal 2


4. Apakah bukti setoran dicocokkan dengan kuitansi bon
(penjualan) tunai oleh Bagian Akuntansi ?
5. Apakah total yang tertera pada bukti setoran dicocokkan
dengan transaksi Debit pada Buku Bank yang bersangkutan ?
6. Apakah Debit Memo dari bank diterima langsung oleh Pejabat
tertentu (yang bukan Kasir) untuk diinvestigasi ?
7. Apakah tugas kasir terpisah dari pembukuan piutang, sehingga
kasir atau orang yang menyetor ke Bank tidak mendapat
kesempatan untuk mencatat atau mengubah angka pada buku
piutang dan daftar perhitungan saldo yang akan dikirim kepada
langganan ?
8. Bila perusahaan membina beberapa dana kas sesuai dengan
sumber penggunaannya, apakah dana kas tersebut dan surat
berharga secara pisik disimpan secara terpisah dan
diadministrasikan masing-masing(tidak tercampur) ?
9. Cek mundur yang diterima apakah :
a. Hanya diberikan kuitansi sementara penerimaan cek
mundur ?
b. Diberikan kuitansi asli bila telah dapat diuangkan ?
c. Disetorkan ke bank pada saat jatuh tempo ?
d. Dibina buku catatan cek mundur ?
e. Bila Ya, apakah orang tertentu (bukan kasir) secara
berkala mencocokkan catatan tersebut dengan kuitansi
sementara/asli ?
10. Apakah pengamanan untuk menjaga uang kas cukup ?
Sebutkan bagaimana ?
11. Disimpan dalam brankas yang kuncinya dipegang oleh dua
orang yang berbeda (dual key).
12. Apakah atas kerugian yang mungkin diderita atas uang yang
disimpan atau di perjalanan diasuransikan dengan cukup ?
Sebutkan perinciannya !
Asuransi untuk Cash In Transit dengan insurance coverage ?
13. Apakah penerimaan yang sifatnya rutin, misalnya sewa,
dividen, bunga dan sebagainya, secara berkala di-reviu
sehingga atas kekurangannya segera dibuatkan catatan dan
diinvestigasi ?
14. Apakah kantor Pusat mengontrol penerimaan Cabang ?

Topik 1 - Audit Kas Hal 3


A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum
pernyataan di atas :
………………………………………………………….
………………………………………………………….

B. Catatan lain :
…………………………………………………………
…………………………………………………………

C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk) ?

D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)

Diisi oleh :

Direview oleh :

Gambar 1.1 : ICQ Pengujian SPI Kas

Melaksanakan Pengujian
Berdasarkan atas program pengujian SPI, maka pengujian dilakukan dengan
mengadakan wawancara (interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait
serta melakukan observasi terhadap pelaksanaan kelima elemen SPI kas klien.

Menganalisis dan Menyimpulkan Hasil Pengujian


Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur
pengendalian intern kas klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan
digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan risiko pengendalian dan
luasnya pengujian berikutnya.

PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIVE TEST) SALDO KAS.

Pengujian substantif terhadap saldo kas merupakan proses pekerjaan lapangan


yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter kas yang tersaji di

Topik 1 - Audit Kas Hal 4


laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh auditor untuk
melakukan pengujian adalah :

Memahami Akun/siklus Yang Diaudit.


Pemahaman terhadap saldo kas sebagai akun yang diaudit, harus dilakukan
oleh auditor sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut.
Saldo kas terdiri dari uang tunai (uang kertas, uang logam) surat berharga
yang setara dengan uang (pos wesel, certified check, cashier’s check) dan dana
yang disimpan di bank yang penggunaannya/pengambilannya tidak dibatasi untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas terdiri dari ; a) Kas di tangan (cash
on hand) berupa dana kas kecil dan penerimaan kas yang belum disetor ke Bank;
b) Kas di Bank (Cash at Bank) yaitu dana yang disimpan di Bank berbentuk
rekening giro.

Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Kas.


PABU terhadap kas merupakan standar akuntansi keuangan yang diterapkan
untuk menyajikan kas di laporan posisi keuangan. Standar akuntansi untuk kas :
1. Kas yang tersaji di laporan posisi keuangan adalah saldo kas yang ada di
tangan perusahaan dan saldo rekening giro di bank pada tanggal laporan posisi
keuangan yang penggunaan/pengambilannya tidak dibatasi untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan.
2. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas (segera jatuh
tempo) dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan.
3. Kas dalam bentuk valuta asing harus dicantumkan di laporan posisi keuangan
sebesar nilai kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.

Memahami Tujuan Pengujian Substantif Kas.


Tujuan pengujian substantif terhadap Kas adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi kas klien,
2. Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
kas yang tersaji pada Laporan posisi keuangan,

Topik 1 - Audit Kas Hal 5


3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang tersaji pada laporan posisi
keuangan,
4. Membuktikan kewajaran penilaian kas yang tersaji pada laporan posisi
keuangan,
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas pada Laporan posisi
keuangan.

Merencanakan Pengujian Substantif Kas.


Berdasarkan atas ketentuan dalam standar auditing, untuk mencapai tujuan
pengujian, maka auditor merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh yang
tertuang dalam bentuk program audit, seperti berikut ini :

INDEK TANGGAL PARAF


NO PROSEDUR AUDIT KERTAS PELAK- PELAKSANA
KERJA SANAAN
1 Prosedur Audit Awal :
1) Usut saldo kas di Laporan
posisi keuangan ke saldo
Kas di buku besar.
2) Hitung kembali saldo kas di
buku besar.
3) Lakukan reviu terhadap
mutasi luar biasa.
4) Usut saldo awal kas di
buku besar ke kertas kerja
tahun lalu.
5) Usut posting pendebitan
dan pengkreditan kas ke
jurnal.
2 Prosedur Analitik :
1) Hitung rasio Kas dengan
Aset lancar.
2) Lakukan analisis dengan
membandingkan rasio
tahun audit dengan rasio
harapan.
3) Bandingkan saldo Kas
dengan jumlah saldo Kas
yang dianggarkan atau
saldo Kas akhir tahun lalu.
3 Pengujian terhadap Akun
Rinci.:
1) Hitung kas yang ada di
tangan klien.
2) Rekonsiliasi catatan kas

Topik 1 - Audit Kas Hal 6


dengan R/C bank yang
bersangkutan.
3) Periksa cek yang beredar
pada tanggal Laporan
posisi keuangan ke dalam
R/C Bank.

4 Pengujian Transaksi Rinci :


1) Lakukan pengujian pisah
batas transaksi kas :
a. Buatlah rekosiliasi saldo
kas menurut cut-off
bank statement dengan
saldo kas menurut
catatan klien.
b. Usut setoran dalam
perjalanan (deposit in
transit) pada tanggal
Laporan posisi
keuangan ke dalam
cut-off bank statement.
c. Periksa tanggal yang
tercantum di dalam cek
yang beredar pada
tanggal Laporan posisi
keuangan.
d. Periksa adanya cek
kosong yang tercantum
dalam cut-off bank
statement.
e. Periksa semua cek
dalam cut-off bank
statement
kemungkinan hilangnya
cek yang beredar pada
tanggal Laporan posisi
keuangan.
2) Buat transfer antar bank
dalam periode sebelum
dan setelah tangal Laporan
posisi keuangan.
3) Buat dan lakukan analisis
terhadap rekonsiliasi bank
4 kolom.
4) Periksa kemungkinan
adanya penggelapan
dengan cara lapping
penerimaan dan
pengeluaran kas.

Topik 1 - Audit Kas Hal 7


5 VerifiKasi Penyajian dan
Pengungkapan kas pada
Laporan posisi keuangan,
bandingkan dengan prinsip
akuntansi berterima umum :
1) Periksa jawaban konfirmasi
bank mengenai batasan
yang dikenakan terhadap
pemakaian rekening
tertentu.
2) Lakukan wawancara
dengan manajemen
mengenai batasan
penggunaan kas.
Gambar 1.2 : Program Pengujian Substantif Kas

Melaksanakan Pengujian
Auditor menggunakan program audit yang tersedia untuk melakukan pengujian
ke perusahaan klien, guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti sesuai dengan
prosedur yang terdapat dalam program audit.

Prosedur Audit Awal


Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo kas pada
Laporan posisi keuangan didukung catatan akuntansi yang memadai. Auditor
merekonsiliasi antara saldo kas pada Laporan posisi keuangan dengan catatan
akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan :
1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle)
yang diterapkan oleh klien.
2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang
mendukung saldo kas di Laporan posisi keuangan.
Untuk melakukan pekerjaan ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet penghapus,
buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator ber-printer
untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan.

Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu.


Bk.Pembantu

Accounting cycle.
Audit trail.
Langkah-langkah yang dilakukan :

Topik 1 - Audit Kas Hal 8


1. Mengusut saldo kas pada laporan posisi keuangan ke saldonya di buku besar,
untuk meyakinkan bahwa saldo kas pada laporan posisi keuangan bersumber
dari akun kas.
2. Hitung kembali saldo kas di dalam buku besar, yang bertujuan untuk
meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Untuk itu lakukan footing dan
cross footing kemudian hitung kembali saldonya.
3. Usut saldo awal kas dan di dalam buku besar ke kertas kerja tahun lalu, jika
audit yang sekarang dilakukan untuk kesekian kalinya.
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa baik dalam penerimaan maupun
pengeluaran kas, yang bertujuan untuk mengetahui ketidakberesan transaksi
kas baik dalam jumlah maupun sumbernya.
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun kas di buku besar ke jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas, untuk meyakinkan bahwa mutasi kas yang
tercatat di buku besar berasal dari jurnal.
6. Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung dari
hasil tes pengendalian.

Prosedur Analitik (analytical review).

Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang
dilakukan :
1. Menghitung rasio Kas seperti berikut ini :
Rasio kas (Cash Rasio), dengan rumus : ( Kas / Aset Lancar ) x 100% = %
2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa rasio tahun lalu, rasio standar,
rasio industri atau rasio yang dianggarkan.
3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan
membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang
tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap kas.

Pengujian terhadap Akun Rinci.


Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) saldo kas
yang tercantum pada laporan posisi keuangan, baik kas di tangan klien maupun
kas di bank.

Topik 1 - Audit Kas Hal 9


Kas Ditangan (Cash on Hand).
Keberadaan kas di tangan klien dapat dibuktikan dengan melakukan prosedur
Cash Count/Cash Opname, yaitu pengecekan/ penghitungan kas secara pisik,
yang dapat dilakukan sebelum, tepat atau setelah tanggal Laporan posisi
keuangan (31 Desember). Penghitungan kas dilakukan dengan menerapkan
“surprise audit” yaitu penghitungan secara serentak dan mendadak baik terhadap
penerimaan kas yang belum disetor ke bank maupun terhadap kas kecil, untuk
menghindari terjadinya transfer uang tunai antar dana yang dimiliki oleh klien.
Penghitungan pisik terhadap surat-surat berharga juga harus dilakukan serentak
dan bersamaan dengan penghitungan kas. Ada tiga hal yang harus diperhatikan
dalam melakukan penghitungan kas :
1. Penghitungan kas harus dilakukan di muka pejabat yang bertanggungjawab
atas penyimpanan kas (kasir/penyimpan dana kas kecil). Pejabat tersebut harus
selalu di tempat penghitungan kas selama dilakukan penghitungan untuk
menghindari tuduhan kepada akuntan jika terjadi kekurangan kas,
2. Hasil penghitungan kas harus dibuatkan Berita Acara Penghitungan Kas yang
harus segera ditandatangani oleh pejabat penyimpan kas sebagai bukti :
1) Setuju atas jumlah kas sesuai dengan hasil penghitungan oleh akuntan,
2) Penerimaan kembali jumlah kas yang dihitung secara utuh sesuai dengan
yang tercantum dalam berita acara tersebut.
3. Elemen-elemen seperti cek mundur, perangko dan meterai serta kas bon tidak
dimasukkan dalam elemen kas pada saat penghitungan pisik tetapi harus
dibuatkan Berita Acara Penghitungan kertas berharga tersebut.
Cash count dilakukan tepat pada tanggal laporan posisi keuangan, maka
Berita Acara Penghitungan Kas ditangan adalah seperti Gambar 1.3. Jika
perusahaan klien menerapkan kas kecil, maka Berita Acara Penghitungan Kas
Kecil dapat dibuat seperti Gambar 1.4.
Cash count dilakukan setelah tanggal laporan posisi keuangan misalnya
tanggal 10 Januari 2014, maka untuk membuktikan eksistensi kas ditangan klien
pada tanggal laporan posisi keuangan (31 Desember 2013) dilakukan dengan cara
menarik mundur dengan “work-back/set-back procedure” seperti terlihat pada
Gambar 1.5.

Topik 1 - Audit Kas Hal 10


Jika audit merupakan audit ditengah-tengah tahun (interim audit), maka audit
harus ditekankan untuk menentukan berfungsi atau tidaknya sistem pengendalian
intern kas klien. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
1) Penghitungan kas harus dilakukan dengan menempuh surprise audit,
2) Tentukan sampel mengenai bulan atau masa yang akan diaudit,
3) Tekanan audit harus diberikan kepada berfungsi atau tidaknya sistem
pengendalian intern, misalnya apakah terdapat pengeluaran kas yang tidak
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, apakah ada pengeluaran pinjaman
karyawan yang bersifat fiktif dan seterusnya.

Kas di Bank (Cash at Bank)


Eksistensi saldo kas klien yang disimpan di bank dapat dibuktikan, dengan
menempuh prosedur berikut :
1. Membuat atau meminta klien untuk membuat rekonsiliasi bank pada
tanggal Laporan posisi keuangan.
Jika akuntan meminta rekonsiliasi bank dari kliennya, maka audit akan
meliputi :
1) Melakukan pengecekan atas kebenaran perhitungan seperti penjumlahan,
perkalian dan seterusnya terhadap angka-angka yang tersaji pada laporan
rekonsiliasi bank klien,
2) Memeriksa kebenaran cek-cek yang beredar (check outstanding) di luar.
Prosedur yang dilakukan adalah :
a. Cocokkan antara catatan kredit buku bank klien dengan catatan debit
laporan R/C bank regular (regular bank statement). Tentukan perbedaan
angka-angka transaksi yang tersaji pada kedua laporan tersebut,
b. Kemudian telusuri perbedaan tersebut ke cut-off laporan bank (cut-off bank
statement) pada periode berikutnya. Cut-off laporan bank adalah rekening
koran bank yang mencakup jangka waktu lebih pendek daripada laporan
R/C bank regular, biasanya kurang dari 1 bulan misalnya 10 – 15 hari,
sedangkan laporan R/C bank regular adalah laporan R/C bank biasanya
mencakup jangka waktu 1 (satu) bulan.

Topik 1 - Audit Kas Hal 11


Index : A/2
PT. BUKIT BERBUNGA
BERITA ACARA PENGHITUNGAN KAS
PER : 31 DESEMBER 2013

JUMLAH
JENIS UANG SATUAN JUMLAH
RUPIAH
UANG KERTAS 100.000,00 100 10.000.000,00 χ
50.000,00 100 5.000.000,00 χ
20.000,00 150 3.000.000,00 χ
10.000,00 10 100.000,00 χ
5.000,00 100 500.000,00 χ
1.000,00 100 100.000,00 χ
500,00 400 20.000,00 χ
100,00 0,00
Jumlah Uang Kertas 18.720.000,00
Λ
UANG LOGAM 1.000,00 0,00
500,00 500 250.000,00 χ
100,00 450 45.000,00 χ
50,00 0.00
Jumlah Uang Logam 295.000,00
Jumlah Uang Tunai 19.015.000,00
Λ
CEK:
PEMILIK CEK BANK NO. CEK NILAI
UD. Arta Jaya BNI 1946 B7002 2.500.000,00 Φ
Gede Arya Mandiri QZ2345 2.000.000,00 Φ
CV. Logam BCA 14567C 1.500.000,00 Φ
7.000.000,00
Jumlah Uang Tunai & Cek 26.015.000,00
Λ
DIBUAT OLEH : DIREVIU OLEH :
Dian Utami Gede Yudha
TANGGAL : TANGGAL :
31/01/2013 31/01/2013

Kepada Akuntan :
Jumlah uang tunai tersebut di atas, adalah benar merupakan hasil penghitungan kas yang
dilakukan oleh akuntan pada tanggal 31 Desember 2013 dihadapan saya. Jumlah uang tunai
tersebut telah dikembaikan kepada saya dalam jumlah penuh segera setelah penghitungan kas
selesai dilakukan oleh akuntan.

Denpasar, 31 Desember 2013


Bagian Kasir,
Putri
(Ni Putu Putri Aprilia Sari)
Χ Test hasil perkalian telah dilakukan
Λ Test kebenaran footing telah dilakukan
Φ Telah diperiksa ke register cek.
Gambar 1.3 : Berita Acara Penghitungan Kas di tangan.

Topik 1 - Audit Kas Hal 12


Index : A/2
PT. BUKIT BERBUNGA
BERITA ACARA PENGHITUNGAN KAS KECIL
PER : 31 DESEMBER 2013
JUMLAH
JENIS UANG SATUAN JUMLAH
RUPIAH
UANG KERTAS 100.000,00 100 10.000.000,00 χ
50.000,00 100 5.000.000,00 χ
20.000,00 150 3.000.000,00 χ
10.000,00 10 100.000,00 χ
5.000,00 100 500.000,00 χ
1.000,00 100 100.000,00 χ
500,00 400 20.000,00 χ
100,00 0 0,00
Jumlah Uang Kertas 18.720.000,00
Λ
UANG LOGAM 1.000,00 0 0,00
500,00 500 250.000,00 χ
100,00 450 45.000,00 χ
50,00 0 0.00
Jumlah Uang Logam 295.000,00
Jumlah Uang Tunai 19.015.000,00
Λ
Bukti Kas Kecil :
UNTUK Tgl. BPKK No. BPKK JUMLAH
Konsumsi Karyawan 24/12/2013 7005 500.000,00 V
Alat-alat Tulis Kantor 31/12/2013 7255 400.000,00 V
Photo Copy 08/01/2014 8790 85.000,00 V
985.000,00
Jumlah Uang Tunai & Cek 20.000.000,00
Λ
DIBUAT OLEH : DIREVIU OLEH :
Dian Utami Gede Yudha
TANGGAL : TANGGAL :
31/12/2013 31/12/2013
Kepada Akuntan :
Jumlah uang tunai tersebut di atas, adalah benar merupakan hasil penghitungan kas yang dilakukan oleh akuntan
pada tanggal 31 Desember 2013 dihadapan saya. Jumlah uang tunai tersebut telah dikembaikan kepada saya dalam
jumlah penuh segera setelah penghitungan kas selesai dilakukan oleh akuntan.

Denpasar, 31 Desember 2013


Bagian Kas Kecil,
Putri
(NI Putu Putri Aprilia Sari)
χ Test hasil perkalian telah dilakukan
Λ Test kebenaran footing telah dilakukan
V Telah diperiksa ke bukti transaksi
No. JP Keterangan Debit Kredit
----------- --------------------------------------- --------------------- -----------------
JP-1 Beban Karyawan 500.000,00 -
Beban Administrasi 400.000,00 -
- Kas Kecil - 900.000,00
(Untuk mencatat bukti kas kecil yang belum diakui)

Gambar 1.4 : Berita Acara Penghitungan Kas Kecil.

Topik 1 - Audit Kas Hal 13


Index : A/2-2
Saldo cash opname pada tanggal : 10 Januari 2014 Rp. 32.750.250,00 ©
Ditambah :
Pengeluaran kas tanggal : 1 s.d 10 Januari 2014 Rp. 7.975.675,00 TVC
Rp. 40.725.925,00
Λ
Dikurangi :
Penerimaan kas tanggal :1 s.d 10 Januari 2014 Rp. 20.725.925,00 TVC
Saldo kas per-tes pada tanggal : 31 Desember 2013 Rp. 20.000.000,00
Saldo kas per-book pada tanggal : 31 Desember 2013 Rp. 20.000.000,00 Θ
Selisih Rp 0
^
© Sesuai dengan hasil kas opname tgl. 10 Jan. 2014 Dibuat oleh : Direviu oleh :
T Telah di-trace ke perkiraan kas Dian Utami Gede Yudha
V Telah diperiksa ke bukti transaksi
Tanggal : Tanggal :
C Telah diperiksa ke Jurnal Pen. & Peng. Kas
Θ Cocok dengan saldo per-book 12/01/2014 13/01/2014
Λ Footing telah ditest kebenarannya
Gambar : 1.5 : Work-back Procedure Penghitungan Kas

c. Memeriksa kebenaran setoran dalam perjalanan (deposit in transit).


Prosedur yang dilakukan adalah :
a) Cocokkan antara catatan debit buku bank klien dengan catatan kredit
laporan R/C bank regular (regular bank statement). Tentukan perbedaan
angka-angka transaksi yang tersaji pada kedua laporan tersebut.
b) Kemudian telusuri perbedaan tersebut ke cut-off laporan bank (cut-off
bank statement) pada periode berikutnya.
3) Mencocokkan saldo menurut laporan R/C bank regular dengan hasil konfirmasi
bank. Kertas kerja rekonsiliasi bank seperti Gambar 1.6.

2. Mengirimkan Permintaan Konfirmasi Saldo Bank.


Permintaan konfirmasi mengenai saldo-saldo pada tanggal Laporan posisi
keuangan langsung dari bank yang bersangkutan. Informasi yang diperlukan dari
bank :

Topik 1 - Audit Kas Hal 14


Index : A/1-1
PT. BUKIT BERBUNGA
REKONSILIASI BANK – BNI 1946
Per : 31 Desember 2013
Saldo menurut R/C BNI 1946 per 31 Des 2013 Rp. 2.789.650.000,00 ©
Ditambah :
- Beban Administrasi Bank Rp. 850.750,00 £
- Deposit in transit Rp 138.654.000,00 ®
Rp. 2.929.154.750,00
Λ
Dikurangi :
- Pendapatan Bunga Bank Rp. 1.750.875,00 £
- Cek yang sedang beredar Rp 72.875.000,00 µ ®
Saldo per-book per 31 Desember 2013 Rp 2.854.528.875,00 Θ
Λ
© Sesuai dengan saldo R/C bank per 31 Des 2013 Dibuat oleh : Direviu oleh :
£ Telah ditelusur ke R/C bank per 31 Des 2013 Dian Utami Gede Yudha
® Telah diperiksa ke Register Cek
Tanggal : Tanggal :
µ Telah diperiksa ke bonggol cek
Θ Cocok dengan saldo per-book klien 06/01/2014 07/01/2014
Λ Footing telah ditest kebenarannya
Gambar 1.6 : Rekonsiliasi Bank

1) Saldo tiap jenis rekening klien di bank pada tanggal laporan posisi keuangan.
2) Saldo tiap jenis utang klien di bank pada tanggal laporan posisi keuangan
beserta tanggal jatuh tempo, bunga, dan jenis jaminan yang bersangkutan
dengan utang tersebut.
3) Saldo utang bersyarat yang mungkin menjadi kewajiban klien.
4) Batasan-batasan terhadap rekening bank lain.

Pengujian Transaksi Rinci


Pengujian yang dilakukan akan meliputi :

Topik 1 - Audit Kas Hal 15


1. Pengujian Asersi Kelengkapan dan Keterjadian Transaksi.
Prosedur yang ditempuh pada pengujian ini adalah memeriksa bukti transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas yang tercatat dalam akun kas. Langkah-langkah
yang dilakukan oleh auditor adalah :
1) Memilih secara random sampel stratafikasi transaksi penerimaan maupun
pengeluaran kas untuk diperiksa, yang dicatat pada jurnal penerimaan dan
pengeluaran kas, seperti terlihat pada tabel berikut :
Stratafikasi Jumlah Transanksi Sampel
No. Transaksi Penerimaan Kas (50%)
Jumlah Rupiah
(Rp)
1 > 17.500.000,- 10 225.760.500- 5
2 > 15.000.000 – 17.500.000 55 907.500.000,- 27
3 > 12.500.000 – 15.000.000 18 243.450.750,- 9
4 > 10.000.000 – 12.500.000 22 258.500.000,- 11
5 > 7.500.000 - 10.000.000 35 341.250.000,- 18
6 ≤ 7.500.000 60 417.000.000,- 30
TOTAL 200 2.393.461.250,- 100
Gambar 1.7 : Stratafikasi Transaksi Penerimaan Kas dan Besarnya Sampel.

2) Ambil bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang dijadikan sampel,
baik dokumen sumber maupun dokumen pendukungnya,
3) Lakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti tersebut :
a. Periksa kelengkapan dokumen yang mendukung dokumen sumber.
b. Periksa kesesuaian data yang tercantum dalam dokumen sumber ke
dokumen pendukung.
c. Periksa apakah dokumen tersebut telah diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang.
d. Periksa kebenaran penghitungan matematis.
e. Periksa kebenaran postingnya ke buku besar dan pada akun yang sesuai.
4) Buat Kertas Kerja hasil audit seperti pada Gambar 1.8.

2. Verifikasi Pisah Batas (cut-off)


Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan konsistensi klien dalam
menggunakan pisah batas dan kepatutan terhadap pengakuan pos-pos penerimaan
dan pengeluaran terhadap kas pada tahun yang diaudit.
Langkah-langkah yang ditempuh :

Topik 1 - Audit Kas Hal 16


1) Periksa dokumen penerimaan kas dalam minggu terakhir terakhir tahun yang
diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi keuangan,
2) Periksa dokumen pengeluaran kas dalam minggu terakhir terakhir tahun yang
diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi keuangan.

JUMLAH
KET
TANGGAL NO. Bkt KETERANGAN (Rp) NO. A B C D E
.
Pen.Kas AC
5-Agus-13 BKM-12 UD. Asih Jaya, pelunasan
Invoice Juli ‘13 1.500.000,- 121 V V V V V
10-Agus-13 BKM-20 Penjualan tunai 8.750.500,- 410 V V V V V
16-Agus-13 BKM-21 UD. Arta Mas, pelunasan
Invoice Juli’ 13 15.000.000,- 121 V V V V V
08-Des-13 BKM-62 Penjualan tunai 9.650.450,- 410 V V V V V
12-Des-13 BKM-75 UD. Mekar, pelunasan
Invoice Sept’13 12.500.000,- 121 V V V V V
16-Des-13 BKM-80 UD. Buana, pelunasan
Invoice Nop’13 6.500.000,- 121 V V V V V
18-Des-13 BKM-85 Penjualan tunai 12.854.200,- 410 V V V V V
22-Des-13 BKM-90 UD. Mekar, pelunasan
Invoice Sept’13 3.750.000,- 121 V V V V V
30-Des-13 BKM-97 UD. Buana, pelunasan
Invoice Nop’13 1.250.000,- 121 V V V V V
Sample dipilih dalam bentuk Bukti Kas Masuk (BKM)
A Mathematical Accuracy
B Kelengkapan Bukti Pendukung
C Otorisasi
D Kebenaran nomor perkiraan
E Kebenaran posting ke Buku Besar

Dibuat Oleh : Direviu Oleh: Klien : PT BUKIT Periode: Index


Dian Utami Gede Yudha BERBUNGA Tahun WP :
Tanggal : 07/01/14 Tanggal: 08/01/14 Skedul : Test Trs. 2013 A/2-1
Penerimaan kas

Gambar 1.8 : Kertas Kerja Uji Asersi Kelengkapan dan Keterjadian Transaksi.

Verifikasi Penggelapan Kas di Laporan Posisi Keuangan.


Kas adalah aset perusahaan yang dapat mudah untuk digelapkan. Bentuk
penggelapan kas dapat berupa :
1. Lapping,
Lapping adalah bentuk penggelapan uang kas ditangan klien oleh pemegang
kas dengan melakukan pinjaman tanpa persetujuan dari pejabat yang berwenang,
yang dilakukan dengan cara menunda pencatatan penerimaan kas. Lapping akan

Topik 1 - Audit Kas Hal 17


terjadi jika fungsi penyimpan kas merangkap sebagai pencatat transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas. Jenis kegiatan lapping meliputi :
1) Tidak dicatatnya sejumlah semua penerimaan kas,
2) Diambilnya penerimaan-penerimaan yang tidak dicatat tadi oleh pemegang
kas, pengambilan ini yang disebut dengan “pinjaman”,
3) Unsur gali lobang tutup lobang, yang dalam hal ini penerimaan yang tidak
dicatat diisi dengan peneriman kemudian.
Contoh kegiatan lapping dapat dilihat pada Gambar 1.9 berikut ini :

KOMPOSISI JUMLAH
TGL PENCATATAN SETORAN
DEBITUR TAGIHAN
1 Mei Uang tunai A Rp 300,000,00
Cek ......... . B Rp 246.210,00 B Rp 246.210,00 B Rp 246.210,00

Cek......... . C Rp 195.300,00 C Rp 195.300,00 C Rp 195.300,00

Jumlah 1 Mei Rp 741.510,00 Rp 441.510,00 Rp 441.510,00

2 Mei Uang tunai D Rp 150.000,00


C:ek ......... E Rp 247.100,00 E Rp 247.100,00 E Rp 247.100,00
Cek........... F Rp 869.200,00 F Rp 869.200,00 F Rp 869.200,00
Jumlah 2 Mei Rp 1.266.300,00 1.166.300,00 Rp 1.166.300,00

3 Mei Uang tunai G Rp 249.000,00

Cek ..........H Rp 321.150,00


Tak ada tagihan Rp A 300.000,00 A Rp 300.000,00
Tak ada tagihan Rp D 150.000,00 B Rp 150.000,00
Jumlah 3 Mei Rp 570.150,00 Rp 450.000,00 Rp 450.000,00
4 Mei Uang tunai I Rp 198.000,00
Cek .......... J Rp 465.180,00 J Rp 465.180,00 J Rp 465.180,00
Cek .......... K Rp 111.110,00 K Rp 111.110,00 K Rp 111.110,00
Cek .......... L Rp 94.160,00 L Rp 94.160,00 L Rp 94.160,00

Jumlah 4 Mei Rp 868.450,00 Rp 670.450,00 Rp 670.450,00


Gambar 1.9 : Contoh Lapping

Topik 1 - Audit Kas Hal 18


Jumlah uang yang digelapkan melalui lapping, terlihat sebagai berikut :

TANGGAL TAGIHAN DICATAT DIGELAPKAN


1 Mei Rp 741.510,00 Rp 441.510,00 Rp 300.000,00
2 Mei Rp 1.266.300,00 Rp 1.116.300,00 Rp 150.000,00
3 Mei Rp 570.150,00 Rp 450.000,00 Rp 120.150,00
4 Mei Rp 868.450,00 Rp 670.450,00 Rp 198.000,00
JUMLAH Rp 768.150,00
Gambar 1.10 : Jumlah Uang yang Digelapkan Melalui Lapping

Untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya lapping, dilakukan langkah-


langkah :
1) Menguji ketelitian/ kebenaran saldo kas (proof of cash) dengan membuat
rekonsiliasi bank 4 kolom, seperti terlihat pada Gambar 1.11. Rekonsiliasi bank
dibuat untuk periode 1 (satu) bulan yang dipilih sebagai sampel untuk diuji
sesuai dengan judgement auditor. Melalui prosedur ini maka lapping akan
dapat dideteksi dengan jalan mempertemukan antara setoran bank dengan
catatan penerimaan kas. Apabila terjadi ketidaksesuaian maka menunjukkan
indikasi adanya lapping.
2) Telusuri catatan penerimaan kas ke kartu piutang masing-masing debitur dan
cocokkan dengan jurnal penerimaan kas,
3) Telusuri catatan tersebut ke bukti-bukti setoran secara detail baik jumlah
uangnya, nama debitur maupun tanggal penerimaan dan setoran.

2. Check Kitting,
Chek kitting merupakan bentuk penggelapan dengan cara menutupi
pemakaian kas melalui pemanfaatan transfer rekening dari bank yang satu ke bank
yang lain yang dananya digelapkan. Contoh : UD Beton memiliki rekening giro
masing-masing di BNI 1946 sebesar Rp 100 juta dan Bank Mandiri Rp 230 juta.
Pejabat perusahaan menarik uang di BNI 1946 sebesar Rp 30 juta untuk
digunakan secara pribadi dan untuk menutupi kecurangannya, maka pejabat yang
bersangkutan menjelang akhir bulan (pada tanggal dipastikan tidak ada kegiatan
clearing), mentransfer dana dengan menggunakan cek sebesar Rp 30 juta dari
Bank Mandiri ke BNI 1946. Setoran tersebut akan dicatat oleh BNI 1946,
sedangkan rekening giro di Bank Mandiri tidak akan terjadi perubahan saldo dana
Topik 1 - Audit Kas Hal 19
karena belum terjadi proses clearing. Saldo rekening koran pada kedua bank
tersebut akan menunjukkan saldo yang seolah-olah tidak terjadi mutasi. Check
kitting dapat dideteksi dengan membuat transfer antar bank (inter bank transfer)
beberapa hari pada akhir tahun yang diperiksa dan beberapa pada awal tahun
berikutnya, seperti terlihat pada Gambar 1.12.
Indek : A/2-3
PT. BUKIT BERBUNGA
Daftar Transfer Antar Bank
31 Desember 2013
Nomor Tanggal Transfer
Dari/ Ke Nilai Cek Per-Cek Per- Per-
£ Book Bank
® µ
Bank Mandiri – (Rp)
BNI 1946 30.000.000,00 B-2033 28/12/13 28/12/13 05/01/14
BNI 1946 - BCA 50.000.000,00 A-2009 6/04/13 6/04/13 8/04/13
£ Telah diperiksa ke bonggol cek Dibuat Oleh: Direviu Oleh :
® Telah diperiksa ke register cek Dian utami Gede Yudha
µ Telah ditelusur ke laporan R/C bank
Tanggal : Tanggal :
10/01/2014 12/01/2014

Gambar 1.12 : Transfer antar Bak (inter bank transfer)

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas di Laporan posisi keuangan


Prosedur yang dilakukan adalah :
1. Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan
terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank,
2. Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas
klien.

Topik 1 - Audit Kas Hal 20


PT. BUKIT BERBUNGA
PENGUJIAN KETELITIAN SALDO KAS
PER : DESEMBER 2013
Index : A/2-2
Saldo Desember 2013 Saldo
KETERANGAN 30/11/13 Penerimaan Pengeluaran 31/12/13
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Saldo R/C Bank 8.400.000,00 (1) 21.000.000,00 (1) 23.500.000,00 (1) 5.900.000,00 (1)

Deposit in Transit :
- Awal periode 1.200.000,00 (2) (1.200.000,00) (2)

- Akhir periode 1.800.000,00 (2) 1.800.000,00 (2)

Check Outstanding :
- Awal periode (2.500.000,00) (3) (2.500.000,00) (3)

- Akhir periode 3.000.000,00 (3) 3.000.000,00 (3)

Beban Adm. Bank (500.000,00) (4) 500.000,00 (4)

Pendpt. Bunga (1.100.000,00) (4) (1.100.000,00) (4)

Saldo per-book 7.100.000,00 (5) 20.500.000,00 (5) 23.500.000,00 (5) 10.100.000,00 (5)

Dibuat Oleh : Direviu Oleh :


Dian Utami Gede Yudha
Tanggal : Tanggal :
05/01/2014 06/01/2014
(1) Diringkas dari laporan bank bulan Desember
(2) Cocok dengan buku penerimaan kas pada akhir bulan dan penelusuran ke laporan bank pada awal
bulan berikutnya
(3) Daftar cek yang beredar telah di-posting. Telah juga diperbandingkan dengan tanggal pencatatan
perusahaan dengan tanggal pembayaran oleh bank
(4) Telah diperiksa ke laporan R/C bank bulan Desember
(5) Telah ditrasir cek-cek pembayaran ke register cek yang bersagkutan dengan tanggal penerimaan,
jumlah, endosemen-endosemen. Register cek juga telah di-posting.
Gambar 1.11 : Kertas Kerja Proof of Cash

Topik 1 - Audit Kas Hal 21


PERTANYAAN :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kas ?
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan
dalam penyajian kas di Laporan posisi keuangan ?
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap kas ?
4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan bahwa saldo kas pada Laporan posisi keuangan didukung oleh
catatan akuntansi yang memadai ?
5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan eksistensi saldo kas pada Laporan posisi keuangan ?
6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ?
7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai kas
usaha klien pada Laporan posisi keuangan ?.

Topik 1 - Audit Kas Hal 22


TOPIK
2 AUDIT PIUTANG

MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT


Piutang merupakan bagian dari siklus pendapatan. Siklus pendapatan berisi
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pertukaran barang atau jasa antara
perusahaan dengan pelanggan. Siklus pendapatan perusahaan meliputi transaksi
penjualan kredit, penerimaan kas dari pelanggan dan penyesuaian atas penjualan
(potongan penjualan, retur penjualan, cadangan retur penjualan dan piutang tak
tertagih).
Transaksi penjualan merupakan sumber utama pendapatan operasional dan
komponen utama yang menentukan laba bersih. Penjualan kredit akan menambah
saldo akun piutang dagang, merupakan akun yang berpengaruh material terhadap
laporan posisi keuangan. Pengaruh material dari transaksi penjualan kredit
disebabkan oleh tingginya frekuensi penjualan, sehingga mengakibatkan tingginya
risiko bawaan. Akun piutang dagang, aliran kas dan penyesuaian piutang yang
material, menuntut auditor untuk lebih cermat dalam melaksanakan prosedur
audit, dan memilih strategi audit tepat.
Tingginya risiko bawaan menyebabkan banyak perusahaan memprioritaskan
dan memperluas struktur pengendalian intern untuk mencegah dan mendeteksi
salah saji. Strategi audit yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat risiko
pengendalian yang ditetapkan rendah (Low Assesed Level of Control Risk), jika
auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern efektif dapat mencegah salah
saji. Untuk asersi hak dan kewajiban, pelaporan dan pengungkapan auditor akan
menggunakan primarily substantive approach yaitu menguji data-data keuangan
berdasarkan sampel yang diambil. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih strategi audit adalah pertimbangan cost and benefit, yaitu dengan
membandingkan antara biaya melakukan pengujian pengendalian intern dan

Topik II - Audit piutang Hal 23


penghematan yang diperoleh dengan berkurangnya pengujian substantif bila telah
melakukan pengujian pengendalian.

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN (SPI) PIUTANG (TEST OF


CONTROL)

Pemahaman ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/memadai tidaknya


struktur pengendalian intern siklus pendapatan klien. Pemahaman struktur
pengendalian siklus pendapatan akan meliputi pertimbangan lingkungan
pengendalian, informasi dan komunikasi (sistem akuntansi), penaksiran risiko,
pemantauan dan aktivitas pengendalian. Pemahaman terhadap SPI siklus
pendapatan klien sangat penting dalam proses audit, karena hasilnya sangat
menentukan risiko pengendalian, besarnya materialitas dan luasnya pengujian
berikutnya.
Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan :
Menyiapkan Program Audit SPI piutang
Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya telah memiliki program audit SPI
piutang yang telah disesuaikan dengan keadaan klien. Program ini biasanya
berbentuk satu set ICQ (Internal Control Quesionaire) standar. Berikut ini
diberikan contoh program audit SPI piutang :

Y = Ya, T =
Tidak, TDD =
KLIEN :
Tidak Dapat
Diterapkan
NO ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD
1 Apakah dibuat kartu piutang?
Bila Ya, apakah :
a. Apakah secara periodik dicocokkan dengan kartu
kontrolnya (buku besar) ?
b. Apakah pengamanan kartu piutang secara pisik
cukup ?
c. Apakah hanya orang tertentu yang
memegangnya ?

Topik II - Audit piutang Hal 24


2 Apakah pencatatan di kartu piutang :
a. Sering bergilir ?
b. Terpisah dari yang mengerjakan di buku besar ?
3 Apakah akun piutang perlangggan secara periodik
diteliti mengenai :
a. Pelanggan yang sering terlambat ?
b. Bukti adanya salah pembebanan ?
c. Bukti adanya pelunanasan sebagian ?
d. Bukti adanya penghapusan yang tidak dilaporkan?
e. Sesuatu ketidaklaziman ?
4 Apakah secara periodik dibuat analisis umur piutang
dan yang sudah lama jatuh tempo di-folow up ?
A Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada
pernyataan di atas :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………….
B Catatan lain :
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………..
C Jumlah jawaban :
 Ya = ………………………………………..
 Tidak = ………………………………………..
 TDD = ………………………………………..
Kesimpulan penilaian : (Baik, Sedang, Buruk)
Dibuat oleh : ………………………..

Di-review oleh : ……………………….


Gambar 2.1 : ICQ Piutang

Melaksanakan Pengujian.
Pengujian dilakukan dengan mengadakan wawancara (interview) kepada
pejabat dan karyawan yang terkait dengan menggunakan ICQ, serta melakukan
observasi terhadap pelaksanaan sistem piutang klien.

Menganalisis dan Membuat Simpulan Hasil Pengujian


Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur
pengendalian intern piutang klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan

Topik II - Audit piutang Hal 25


digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan luasnya pengujian
berikutnya.

PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIVE TEST) PIUTANG


Pengujian substantif terhadap piutang merupakan proses pekerjaan lapangan
yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter piutang yang tersaji
di laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh auditor untuk
melakukan pengujian adalah :
Memahami akun/siklus yang diaudit.
Sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut auditor harus memahami
piutang sebagai akun yang diaudit. Piutang merupakan klaim kepada pihak lain
atas, uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun
atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. Piutang akan disajikan di Laporan
posisi keuangan dalam kelompok : 1) Piutang Usaha yaitu piutang yang timbul
dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan , 2)
Piutang Non Usaha yaitu piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan
barang dan jasa kepada pihak luar.

Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Piutang.


PABU terhadap piutang merupakan standar akuntansi keuangan yang
diterapkan untuk menyajikan piutang di laporan posisi keuangan. Beberapa
standar akuntansi untuk piutang :
1. Piutang yang tersaji di laporan posisi keuangan sejumlah nilai yang
diperkirakan dapat ditagih dari para debitur pada tanggal laporan posisi
keuangan (net realizable value) yaitu nilai bruto dikurangi dengan cadangan
kerugian piutang,
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang, maka harus
diungkapkan di laporan posisi keuangan bahwa piutang usaha tersebut adalah
dalam jumlah bersih (neto),
3. Jika piutang bersaldo material pada tanggal Laporan posisi keuangan, harus
disajikan rinciannya di laporan posisi keuangan,

Topik II - Audit piutang Hal 26


4. Piutang usaha bersaldo kredit yang tersaji di kartu piutang pada tanggal
Laporan posisi keuangan, harus disajikan ke dalam kelompok utang lancar,
5. Jika piutang non usaha jumlahnya bersaldo material, harus disajikan terpisah
dari piutang usaha.

Memahami Tujuan Pengujian Substantif Piutang.


Tujuan pengujian substantif terhadap piutang adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi piutang usaha
klien,
2. Membuktikan keberadaan piutang dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan piutang yang tersaji di laporan posisi keuangan,
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang yang tersaji di laporan posisi
keuangan,
4. Membuktikan kewajaran penilaian piutang yang tersaji di laporan posisi
keuangan,
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang di laporan
posisi keuangan.

Merencanakan Pengujian Substantif Piutang.


Sesuai dengan ketentuan standar auditing, untuk mencapai tujuan pengujian,
maka auditor merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh yang tertuang
dalam bentuk program audit, seperti berikut ini :

INDEK TANGGAL PARAF


NO PROSEDUR AUDIT KERTAS PELAK- PELAK-
KERJA SANAAN SANA.
1 Prosedur Audit Awal :
1. Usut saldo piutang di Laporan
posisi keuangan ke saldo piutang
di buku besar,
2. Hitung kembali saldo piutang di
buku besar,
3. Lakukan review terhadap mutasi
luar biasa,
4. Usut saldo awal piutang di buku
besar ke kertas kerja tahun lalu,
5. Usut posting pendebitan dan

Topik II - Audit piutang Hal 27


pengkreditan piutang ke jurnal.
2 Prosedur Analitik :
1. Hitung rasio piutang dan
cadangan kerugian piutang,
2. Lakukan analisis dengan
membandingkan Rasio tahun
audit dengan Rasio harapan,
3. Bandingkan saldo piutang
dengan jumlah saldo piutang
yang dianggarkan atau saldo
piutang akhir tahun lalu.
3 Pengujian terhadap Akun Rinci.:
1. Lakukan konfirmasi piutang,
2. Lakukan prosedur alternatif
untuk konfirmasi positif yang
tidak diperoleh jawabannya,
3. Lakukan evaluasi terhadap
kecukupan akun Cadangan
Kerugian Piutang klien,

4 Pengujian Transaksi Rinci :


1. Lakukan pengujian pisah batas
transaksi penjualan, retur
penjualan, dan penerimaan kas,
2. Periksa sampel transaksi
pendebitan dan pengkreditan
piutang yang tercatat ke
dokumen yang mendukung,

5 Verifikasi Penyajian dan


Pengungkapan Piutang :
1. Bandingkan penyajian piutang
usaha di laporan posisi keuangan
dengan prinsip akuntansi
berterima umum,
2. Periksa surat representasi klien
mengenai piutang..
Gambar 2.2 : Program Pengujian Substantif Piutang.

Melaksanakan Pengujian
Auditor melakukan pengujian ke perusahaan klien dengan menggunakan
program audit yang tersedia, guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, sesuai
dengan prosedur yang terdapat dalam program audit.

Topik II - Audit piutang Hal 28


Prosedur Audit Awal :
Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo piutang di
laporan posisi keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang memadai. Auditor
akan merekonsiliasi antara saldo piutang di laporan posisi keuangan dengan
catatan akuntansi yang mendukungnya.
Langkah-langkah yang dilakukan :
1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle)
yang diterapkan oleh klien,
2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang
mendukung saldo piutang di laporan posisi keuangan.
Untuk melakukan pekerjaan ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet penghapus,
buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator ber-printer
untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan.

Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu.


Bk.Pembantu

Accounting cycle.
Audit trail.

Langkah-langkah yang dilakukan :


1. Mengusut saldo piutang dan cadangan kerugian piutang usaha di Laporan
posisi keuangan ke saldonya di buku besar, untuk meyakinkan bahwa saldo
piutang di Laporan posisi keuangan bersumber dari akun piutang,
2. Hitung kembali saldo piutang dan cadangan kerugian piutang usaha di dalam
buku besar, yang bertujuan untuk meyakinkan kebenaran saldonya di buku
besar. Lakukan footing dan cross footing kemudian hitung kembali saldonya.
3. Usut saldo awal piutang dan cadangan kerugian piutang di dalam buku besar ke
kertas kerja tahun lalu, jika audit yang sekarang dilakukan untuk kesekian
kalinya,

Topik II - Audit piutang Hal 29


4. Lakukan reviu terhadap mutasi luar biasa baik dalam penerimaan maupun
pengeluaran piutang, yang bertujuan untuk mengetahui ketidakberesan
transaksi piutang baik dalam jumlah maupun sumbernya,
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun piutang di buku besar ke jurnal
penjualan dan penerimaan kas, untuk meyakinkan bahwa mutasi piutang yang
tercatat di buku besar berasal dari jurnal.
6. Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung dari
hasil tes pengendalian.

Melakukan Prosedur Analitik (analytical review).


Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang
dilakukan :
1. Menghitung Rasio piutang seperti berikut ini :
a. Rasio tingkat perputaran piutang (Account Receivable Turnover) dan hari
pengumpulan piutang (days of collection period),
Rumus : 1) (Penjualan kredit / Rerata piutang) = kali
2) (360 / Tingkat perputaran ) = hari
b. Rasio piutang usaha dengan aset lancar,
Rumus : (Piutang usaha / Aset Lancar ) x 100% = %
c. Rasio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih,
Rumus : (Kerugian piutang / Penjualan bersih) x 100% = %
d. Rasio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya
tidak tertagih,
Rumus : (Kerugian piutang / Piutang usaha tak tertagih) x 100% = %
2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa rasio tahun lalu, rasio standar,
rasio industri atau rasio yang dianggarkan,
3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan
membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang
tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap piutang.

Topik II - Audit piutang Hal 30


Pengujian terhadap Akun Rinci.
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) saldo
piutang usaha yang tercantum di Laporan posisi keuangan. Prosedur yang
ditempuh yaitu : 1) lakukan konfirmasi, 2) lakukan prosedur alternatif.

Melakukan Konfirmasi
Konfirmasi (confirmation) adalah prosedur meminta informasi kepada para
debitur untuk menegaskan kembali apakah benar debitur berutang kepada klien
sejumlah yang tertera dalam bukunya klien. Ada 3 (tiga) tahap yang harus
ditempuh :

1. Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan.


1) Metode Konfirmasi.
Ada 2 metode konfirmasi yaitu :
a. Metode Positif, atau konfirmasi langsung yaitu metode dimana klien harus
mengirimkan jawaban apakah saldo utangnya sesuai atau tidak dengan
jumlah yang tertera dalam surat konfirmasi. Ada 2 jenis model konfirmasi
positif :
a) Formulir konfirmasi kosong (blank confirmation form), yaitu model
konfirmasi yang tidak menyebutkan jumlah utangnya debitur yang
dikonfirmasi, tetapi mensyaratkan kepada debitur yang dikonfirmasi
untuk mengisi jumlah utangnya atau memasukkan informasi lain.
b) Konfirmasi tagihan (invoice confirmation), yaitu konfirmasi individual,
bukan keseluruhan piutang pelanggan. Konfirmasi ini meminta
pelanggan untuk menyatakan keberadaan utangnya sesuai dengan yang
tertera dalam surat konfirmasi, persyaratan atau perjanjian khusus
antara klien dengan pelanggan, seperti terlihat pada Gambar 2.3.
Metode konfirmasi positif digunakan apabila :
1) Jumlah debitur sedikit dengan saldo per debitur besar/material.
2) SPI piutang klien tidak memadai dimana terdapat banyak kesalahan
perhitungan.
3) Timbul sengketa antara debitur dengan klien.

Topik II - Audit piutang Hal 31


b. Metode Negatif, yaitu metode dimana klien hanya akan mengirimkan surat
jawaban apabila utangnya tidak cocok dengan jumlah yang tercantum di
dalam surat konfirmasi. (Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.4).
Metode ini digunakan apabila :
1) SPI piutang klien memadai.
2) Jumlah debitur banyak dengan saldo per debitur relatif kecil.
3) Debitur bersikap tidak peduli atau tidak perhatian dengan surat
konfirmasi yang diterima.

2) Saat Konfirmasi.
Surat konfirmasi akan dikirimkan kepada para debitur adalah bisa tepat pada
tanggal Laporan posisi keuangan (31 Desember 2013) atau setelah tanggal
laporan posisi keuangan, misalnya tanggal 7 Januari 2014.
3) Luasnya konfirmasi.
Luasnya konfirmasi adalah menentukan jumlah debitur dan nilai piutang yang
akan dikonfirmasi. Jika jumlah debitur terlalu banyak, maka auditor dapat
menentukan jumlah debitur yang akan dijadikan sampel untuk dikirimkan surat
konfirmasi.
Langkah-langkah yang ditempuh :
a. Mintalah daftar piutang klien,
b. Membuat sampel stratafikasi jumlah dan nilai debitur, seperti terlihat pada
gambar 2.5 berikut ini. Jumlah sampel debitur sebanyak 100.

No. Stratafikasi Jumlah Piutang Sample


Saldo Piutang (Rp) Debitur Rupiah (50%)
1 > 17.500.000,- 10 225.760.500- 5
2 > 15.000.000 – 17.500.000 55 907.500.000,- 27
3 > 12.500.000 – 15.000.000 18 243.450.750,- 9
4 > 10.000.000 – 12.500.000 22 258.500.000,- 11
5 > 7.500.000 - 10.000.000 35 341.250.000,- 18
6 ≤ 7.500.000 60 417.000.000,- 30
TOTAL 200 2.393.461.250,- 100
Gambar 2.5: Stratafikasi Saldo Piutang dan Besarnya Sampel

Topik II - Audit piutang Hal 32


c. Memilih Debitur.
Tahapan ini adalah auditor memilih nama-nama debitur yang akan
dikonfirmasi dan terdapat 100 nama debitur yang akan dikirimkan surat
konfirmasi. Langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a) Mintalah daftar piutang klien, pilih debitur yang dikirimkan surat
konfirmasi secara random,
b) Buatlah daftar nama debitur yang dikonfirmasi.

1. Mengirim dan Menganalisis Jawaban Surat Konfirmasi.


Langkah berikutnya adalah menetapkan debitur yang akan dikonfirmasi yang
dipilih secara random. Prosedur yang ditempuh seperti gambar berikut :

Akuntan Klien
Publik

Debitur

Gambar 2.6 : Prosedur Mengirim Surat Konfirmasi.

Pada saat jawaban konfirmasi diterima dari debitur, maka langkah berikutnya
adalah menganalisis jawaban surat konfirmasi tersebut. Jenis jawaban konfirmasi
dapat digolongkan :
1) Confirm Balance (CB) yang artinya debitur setuju dengan saldo utangnya,
seperti yang tertera dalam surat konfirmasi,
2) Reporting Difference (RD) artinya debitur tidak setuju dengan saldo utangnya
dengan menyebutkan alasan perbedaan. Terhadap hal ini perbedaan tersebut
mungkin dapat direkonsiliasi untuk mengetahui saldo mana yang benar atau
mungkin tidak dapat direkonsiliasi,
3) Not Reply (NR) artinya debitur tidak memberikan jawaban,
4) Returned by Post Office (RPO) yaitu surat konfirmasi dikembalikan oleh
Kantor Pos, yang mungkin disebabkan karena alamat yang tidak diketahui
atau debitur pindah alamat.

Topik II - Audit piutang Hal 33


Denpasar, 4 Januari 2014
Kepada Yth :
PT. BIDADARI
JL. G. Soputan No. 22
Denpasar
Dengan hormat,
Kami mohon saudara memberitahu auditor kami “Sidharta & Rekan”, mengenai benar
atau tidaknya saldo utang saudara kepada kami pada tanggal 31 Desember 2013
seperti yang kami cantumkan pada bagian bawah formulir ini. Jika terdapat
ketidakcocokkan antara catatan kami dengan catatan saudara, silakan mejelaskan
penyebabnya.
Jawaban saudara segera kami harapkan dengan mengembalikan bagian bawah surat
ini pada amplop berperangko yang kami sertakan bersama surat ini, langsung kepada
auditor kami tersebut di atas. Jawaban saudara sangat kami perlukan untuk
penyelesaian audit atas laporan keuangan kami.
Terimakasih atas bantuan saudara,

PT. BUKIT BERBUNGA


Bukitarsnv
I Gede Bukit Arsana
Direktur Keuangan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
No. Konfirmasi :02
KAP “Sidharta & Rekan”
Jl. Gunung Batur No. 20
Denpasar.

Dengan hormat,
Pernyataan saudara bahwa saldo utang kami kepada saudara tanggal 31 Desember
2013 sebesar Rp15.750.000,00 adalah benar/salah *) dengan penjelasan seperti berikut
ini.
Hormat saya,
PT. BIDADARI

Lanusarwn ,..
I Made Lanus Arsawan
Direktur Keuangan.
*) Coret yang tidak perlu.
Tanggal : 11 Januari 2014
Perkecualian :
Kami telah telah membayar uang Rp10.000.000,- pada tanggal 2 Januari 2014. Sisa utang kami
sebesar Rp5.750.000,-. Kami akan melunasinya seminggu lagi.

Gambar 2.3 Surat Konfirmasi dengan Metode Positif.

Topik II - Audit piutang Hal 34


Kepada Yth :…………………………
Denpasar, 4 Januari 2014
Kepada Yth. :
UD. LANCAR
Jl. Bukit Kapur No. 122
Jimbaran- Badung
Dengan hormat,
Saldo utang usaha saudara pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp
Rp7.850.000,- Jika menurut saudara saldo tersebut tidak benar, kami mohon saudara
memberitahu auditor kami, “Sidharta & Rekan”. Silakan mejelaskan penyebabnya.
Jawaban saudara segera kami harapkan dengan mengembalikan bagian bawah surat
ini di dalam amplop berperangko yang kami sertakan bersama surat ini, langsung
kepada auditor kami tersebut di atas. Tetapi jika menurut saudara saldo di atas benar,
saudara tidak perlu membalas surat konfirmasi ini.

Terimakasih atas bantuan saudara,


PT. BUKIT BERBUNGA
Bukitarsnv
I Gede Bukit Arsana, S.St.Ak.
Direktur Keuangan
---------------------------------------------------------------------------------------------------
No. Konfirmasi : 03
KAP “SIDHARTA & REKAN
JL. GUNUNG BATUR NO. 20
DENPASAR.
Dengan hormat,

Pernyataan saudara bahwa saldo utang kami kepada saudara pada tanggal 31
Desember 2013 sebesar Rp7.850.000,- adalah benar/salah *) dengan penjelasan
seperti berikut ini.

Hormat saya,
UD. LANCAR

Nugrhass…
Putu Setyadi Nugraha, SE.,Ak.
Manajer Keuangan.
*) Coret yang tidak perlu.
Tanggal : 8 Januari 2014
Perkecualian :
Kami telah mentransfer dana sebesar Rp5.000.000,- ke BCA bank anda dengan no transfer K-5003,
pada tanggal 29 Desember 2013. Sisanya akan kami lunasi pada minggu ini.

Gambar 2.4 : Surat Konfirmasi dengan Metode Negatif.

Topik II - Audit piutang Hal 35


Berdasarkan atas jawaban tersebut langkah selanjutnya adalah lakukan
penyesuaian dan buatlah kertas kerja seperti terlihat pada gambar 2.7.

2. Melakukan Prosedur Alternatif (alternative procedure).


Eksistensi saldo piutang klien, terutama untuk surat konfirmasi dengan
jawaban NR atau dapat diuji dengan melaksanakan prosedur alternatif yaitu :
1) Melakukan subsequent collection test yaitu memeriksa catatan dan dokumen
penerimaan kas dari debitur setelah tanggal laporan posisi keuangan,
2) Memeriksa dokumen yang mendukung pendebitan dan pengkreditan piutang
usaha terhadap debitur yang bersangkutan, baik dokumen sumber maupun
dokumen pendukungnya.

Pengujian Transaksi Rinci .


Pengujian ini meliputi :
1) Pengujian Asersi Kelengkapan dan Keterjadian Transaksi.
Prosedur pada pengujian ini adalah memeriksa bukti transaksi yang
menimbulkan dan mengurangi piutang yang tercatat dalam akun piutang usaha.
Pada langkah ini auditor akan melakukan :
a. Memilih sampel akun debitur yang akan diperiksa mutasi transaksinya.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah :
1) Mintalah daftar piutang klien pada akhir periode.
2) Pilihlah debitur yang akan dijadikan sample sesuai dengan metode yang
ditetapkan oleh auditor.
3) Mintalah buku pembantu piutang klien sesuai dengan nama debitur yang
dipilih untuk dijadikan sampel.
b. Memilih sampel transaksi yang tercatat dalam akun debitur yang dipilih.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah :
1) Tentukan transaksi yang dicatat dalam buku pembantu masing-masing
debitur terpilih untuk dijadikan sampel.
2) Mintalah bukti transaksi yang menimbulkan dan mengurangi piutang yang
dijadikan sampel, baik dokumen sumber maupun dokumen pendukungnya.
3) Periksa kelengkapan dokumen yang mendukung dokumen sumber.

Topik II - Audit piutang Hal 36


4) Periksa kesesuaian data yang tercantum dalam dokumen sumber ke
dokumen pendukung.
5) Periksa kebenaran data yang di-posting ke akun piutang berdasarkan
dokumen sumber.
6) Periksa kebenaran pendebitan maupun pengkreditan pada akun tersebut.
c. Buat Kertas pengujian seperti terlihat pada gambar 2.8 berikut ini :

2) Verifikasi Pisah Batas (cut-off)


Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan konsistensi klien dalam
menggunakan pisah batas dan kepatutan terhadap pengakuan pos-pos penjualan
kredit pada tahun yang diaudit.
Langkah-langkah yang ditempuh :
a. Periksa dokumen yang menimbulkan piutang dalam minggu terakhir
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal Laporan
posisi keuangan.
b. Periksa dokumen yang mengurangi piutang dalam minggu terakhir terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal Laporan posisi
keuangan.

Verifikasi Kewajaran Nilai Piutang di Laporan Posisi Keuangan.


Piutang di laporan posisi keuangan disajikan sebesar net realizable value
yaitu nilai piutang bruto dikurangi dengan cadangan kerugian piutang. Kewajaran
nilai piutang bruto telah diuji pada pengujian akun rinci, maka pada pengujian ini
dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan jumlah cadangan kerugian
piutang usaha yang dibentuk oleh klien pada tanggal laporan posisi keuangan.
Langkah-langkah yang ditempuh :
1. Hitung kembali cadangan kerugian piutang klien sesuai dengan metode yang
digunakan. Apabila klien menentukan besarnya cadangan berdasarkan umur
piutang, maka periksa penentuan umur piutang yang dibuat oleh klien.
2. Bandingkan cadangan kerugian piutang klien pada tahu audit yang tersaji di
Laporan posisi keuangan dengan cadangan per-test, dan bandingkan dengan
cadangan kerugian piutang tahun sebelumnya.

Topik II - Audit piutang Hal 37


3. Hitung besarnya tingkat perputaran piutang dan hari pengumpulan piutang
(days of collection period) dan bandingkan dengan besarnya cadangan
kerugian piutang klien.

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Piutang di Laporan Posisi


Keuangan
Ada beberapa prosedur yang dilakukan :
1. Bandingkan penyajian piutang usaha klien dengan penyajian menurut Prinsip
Akuntansi Berterima Umum,
2. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aset lancar dan tidak lancar.
3. Periksa klasifikasi piutang kedalam piutang usaha dan non usaha.
4. Periksa kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antar pihak
yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan dan piutang yang
telah dianjakkan.

Topik II - Audit piutang Hal 38


NO.
FAKTUR JUMLAH NO.
TANGGAL KETERANGAN A B C D E KET.
PENJUA (Rp) AKUN
LAN
05-Agus-04 Fkt-103 Penjualan kredit 1.500.000,- 121 & 410 V V V V V
10-Agus-04 Fkt-110 Penjualan kredit 8.750.500,- 121 & 410 V V V V V
16-Agus-04 Fkt-112 Penjualan kredit 15.000.000,- 121 & 410 V V V V V
08-Des-04 Fkt-145 Penjualan kredit 9.650.450,- 121 & 410 V V V V V
12-Des-04 Fkt-148 Penjualan kredit 12.500.000,- 121 & 410 V V V V V
16-Des-04 Fkt-156 Penjualan kredit 6.500.000,- 121 & 410 V V V V V
18-Des-04 Fkt-156 Penjualan kredit 12.854.200,- 121 & 410 V V V V V
22-Des-04 Fkt-156 Penjualan kredit 3.750.000,- 121 & 410 V V V V V
30-Des-04 Fkt-156 Penjualan kredit 1.250.000,- 121 & 410 V V V V V

Sample dipilih dalam bentuk Faktur


Penjualan
Dengan debitur UD. Arta Mas.
A Mathematical Accuracy
B Kelengkapan Bukti Pendukung
C Otorisasi
D Kebenaran nomor perkiraan
E Kebenaran posting ke Buku Besar

Dibuat Oleh : Direviu Oleh : Klien : Periode : Index


Agus Raharja Bagiada PT. BUKIT BERBUNGA WP :
Tahun
Tanggal : Tanggal : Schedule : Test Transaksi 2013 A/2-1
04/01/14 05/01/14 Penjualan
Kredit.
Gambar 2.8 : Kertas Kerja Pengujian Asersi Kelengkapan Transaksi Piutang.

Topik II - Audit piutang Hal 39


IKHTISAR HASIL KONFIRMASI

Positif Negatif

TANGGAL LAPORAN POSISI


PERUSAHAAN : PT. BUKIT BERBUNGA KEUANGAN
: 31 Desember 2013
TANGGAL SALDO YANG
NAMA AKUN : METODE SAMPLING:
DIKONFIRMASIKAN :

TAHUN INI : TAHUN LALU : 31 Desember 2013


Piutang Dagang
Random Random
TANGGAL PENGIRIMAN

KONFIRMASI : 04-1-2014 KONFIRMASI PERTAMA 11 -1-2014 KONFIRMASI KE DUA

% DARI
JUMLAH
KETERANGAN KONFIRMASI
TOTAL YANG
(Rp) DEBITUR DIKIRIM

Jumlah Piutang 300.000.000 23 Rp. DEBITUR Rp. DEBITUR

Jumlah Konfirmasi Yang Dikirim 213.361.200 10 71 % 43,5% 100% 100%


Jawaban Konfirmasi

a. Jawaban Setuju 147.750.700 8 49,2% 34,8% 69,2% 80%


b. Jawaban Berbeda

1) Bisa Direkonsiliasi 52.500.000 1 17,5% 4,35% 34,6% 10%


2) Tidak Bisa Direkonsiliasi --- --- --- --- --- --
c. Dikembalikan Kantor Pos --- --- --- --- --- --
d. Tidak Dijawab 13.110.500 1 4.3 4.35% 6.2% 10%
Total 213.361.200 10 71% 4.35% 100% 100%

DIBUAT OLEH : DI-REVIU OLEH : Jelaskan penyelesaian dari perbedaan-perbedaan


Agus Raharja Bagiada yang material dan rinci hasil konfirmasi yang tidak
diselesaikan secara memuaskan pada lembaran
terpisah.
PARAF TANGGAL PARAF TANGGAL

Ags 22/01/14 Bgd 23/01/14

Gambar 2.7 : Ikhtisar Hasil Konfirmasi Piutang.

Topik II - Audit piutang Hal 40


PERTANYAAN :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan piutang ?
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan
dalam penyajian piutang di laporan posisi keuangan ?
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap piutang ?
4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan bahwa saldo piutang di laporan posisi keuangan didukung oleh
catatan akuntansi yang memadai ?
5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan eksistensi saldo piutang di laporan posisi keuangan ?
6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ?
7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai
piutang usaha klien di Laporan posisi keuangan ?.

Topik II - Audit piutang Hal 41


TOPIK
3 AUDIT PERSEDIAAN

MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT

Persediaan merupakan bagian dari siklus produksi. Siklus produksi


merupakan siklus yang berhubungan dengan penggunaan bahan baku, bahan
pembantu, bahan habis pakai, dan menghasilkan barang jadi yang akan dijual ke
konsumen.
Transaksi persediaan seringkali sangat material, terutama pada perusahaan
manufaktur. Nilai persediaan sangat mempengaruhi nilai beban pokok penjualan,
sehingga kesalahan dalam penghitungan beban pokok produksi, akan
mempengaruhi nilai persediaan yang tersaji pada laporan posisi keuangan. Risiko
bawaan siklus produksi – persediaan pada banyak perusahaan adalah tinggi, yang
diakibatkan oleh tingginya volume transaksi persediaan. Strategi audit yang dapat
dilakukan oleh auditor adalah dengan mengkombinasikan antara strategi
pendekatan tingkat pengendalian yang ditetapkan lebih rendah dengan primarily
substantive approach. Pertimbangan lainnya dalam memilih strategi audit adalah
pertimbangan cost dan benefit.

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)


PERSEDIAAN (TEST OF CONTROL)
Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/ memadai tidaknya
struktur pengendalian intern persediaan klien. Evaluasi terhadap SPI persediaan
klien sangat penting dalam proses audit, karena hasilnya akan sangat menentukan
luasnya pengujian berikutnya.
Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan :
Menyiapkan Program Audit SPI Persediaan.
Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya telah memiliki program audit SPI
persediaan. Program ini biasanya berbentuk satu set ICQ (Internal Control
Quesionaire) standar. Contoh program audit SPI persediaan adalah :

Topik III - Audit persediaan Hal 42


Y= Ya, T = Tidak,
KLIEN : TDD =Tidak Dapat
Diterapkan.

ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD

PENYIMPANAN DAN PENGAWASAN PISIK


1. Apakah persediaan ;
a. Dipisahkan atas kelompok ;
1. Bahan baku ?
2. Barang dalam proses ?
3. Barang jadi / dagang ?
4. Bahan pembantu (supplies) dan sparepart ?
b. Diatur secara rapi dan tertib ?
c. Tercegah dari :
1. Pencurian?
2. Kerusakan?
3. Kebakaran, banjir dan risiko lain ?
d. Secara berkala dicocokkan dengan kartu gudang ?
2. Apakah persediaan di bawah pengawasan seorang
penjaga gudang atau orang tertentu lainnya ?
3. Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk
gudang ?

4. Apakah setiap pengeluaran bahan baku/ sparepart


berdasarkan bukti persetujuan tertulis ?

5. Apakah setiap pengeluaran barang jadi / barang


dagang harus berdasarkan D.O. atau sejenisnya yang
diotorisasi pejabat yang berwenang ?

6. Apakah terdapat pos-pos penjagaan yang mengawasi


arus keluar masuk barang dengan efektif ?

PEMBUKUAN PERSEDIAAN
7. Bila klien menggunakan perpetual inventory system :
a. Apakah dibuat kartu persediaan untuk :
1. Bahan baku ?
2. Barang dalam proses ?
3. Barang jadi / dagang ?

Topik III - Audit persediaan Hal 43


4. Bahan pembantu dan spareparts ?

b. Apakah kartu persediaan tersebut dikerjakan oleh


petugas yang tidak menguasai persediaan secara
pisik ?
c. Apakah total jumlah menurut kartu persediaan
tersebut secara berkala dicocokkan dengan akun
kontrol (buku besar) persediaan.
d. Apakah saldo kartu persediaan dicocokkan dengan
hasil stock opname paling sedikit setahun sekali ?

e. Bila terdapat selisih, apakah diinvestigasi oleh


orang yang tidak menguasai persediaan secara
pisik atau pemegang kartu persediaan ?

f. Apakah adjusment atas selisih diotorisasi oleh


petugas yang berwenang ?

8. Bila digunakan periodic system, sebutkan dan


pengawasan yang dilakukan prosedur

STOCK OPNAME

9. Apakah yang mengawasi / melakukan perhitungan


atau menyusun ikhtisar hasil perhitungan terlepas
dari :
a. Penguasaan secara phisik atas barang (penjaga
gudang dan sebagainya) ?

b. Pencatatan kartu persediaan ?

10. Apakah dibuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan


stock opname dan dijelaskan kepada pelaksana stock
opname ?

11. Apakah dilakukan cut-off atas penerimaan


pengeluaran barang selama stock opname ?

12. Apakah barang yang slow moving, usang, rusak,


dipisahkan ?
13. Apakah hasil stock opname dicocokkan dengan
perkiraan Buku Besar?

Topik III - Audit persediaan Hal 44


A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum
pada pernyataan di atas :
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….

B. Catatan lain:
……………......................................................
………………………………………………………………….
………………………………………………………............

C. Jumlah Jawaban :
 Y = …………………
 T = …………………
 TDD = …………………
Kesimpulan penilaian ( Baik, Sedang, Buruk ) ?

D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya).

Dibuat oleh : ………………………..

Di-review oleh : ……………………….


Gambar 3.1 : ICQ Persediaan

Melaksanakan Pengujian.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program, dengan mengadakan
wawancara (interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait serta melakukan
observasi terhadap pelaksanaan sistem persediaan klien.
Menganalisis dan Membuat Simpulan Hasil Pengujian
Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur
pengendalian intern persediaan klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan
digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan luasnya pengujian
berikutnya.

PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIVE TEST) PERSEDIAAN.


Pengujian substantif terhadap persediaan merupakan proses pekerjaan
lapangan yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter persediaan

Topik III - Audit persediaan Hal 45


yang tersaji di laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh
auditor untuk melakukan pengujian adalah :
Memahami akun/siklus yang diaudit.
Auditor harus memahami persediaan sebagai akun yang diaudit sebelum
melaksanakan proses audit lebih lanjut. Persediaan adalah aset : a) yang tersedia
dijual kembali dalam kegiatan usaha normal; b) dalam proses produksi dan atau
dalam perjalanan; atau c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap
Persediaan.
PABU terhadap persediaan merupakan standar akuntansi keuangan yang
diterapkan untuk menyajikan persediaan di laporan posisi keuangan. Ada
beberapa standar akuntansi untuk persediaan :
1. Persediaan harus diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih,
mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value).
2. Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan
biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dijual atau dipakai.
3. Pengungkapan yang memadai harus dilakukan pada laporan keuangan jika
terjadi perubahan atas metode penilaian persediaan, persediaan digadaikan,
terdapat perjanjian pembeliaan persediaan dalam jumlah material dan bersifat
luar biasa.
4. Persediaan pada perusahaan manufaktur harus dikelompokkan kedalam
kelompok utama yaitu persediaan produk jadi, produk dalam proses dan bahan
baku, yang diurut berdasarkan urutan likuiditasnya.
5. Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya nilai persediaan setelah
tanggal laporan posisi keuangan, harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian
laba ditahan.

Memahami Tujuan Pengujian Substantif Persediaan.


Tujuan pengujian substantif terhadap persediaan adalah sebagai berikut :

Topik III - Audit persediaan Hal 46


1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi persediaan usaha
klien.
2. Membuktikan keberadaan persediaan dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan persediaan yang tersaji di laporan posisi keuangan.
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas persediaan yang tersaji di laporan
posisi keuangan.
4. Membuktikan kewajaran penilaian persediaan yang tersaji di laporan posisi
keuangan.
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan persediaan di laporan
posisi keuangan.
Merencanakan Pengujian Substantif Persediaan.
Auditor merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh untuk mencapai
tujuan pengujian, yang tertuang dalam bentuk program audit sesuai dengan
ketentuan dalam standar auditing, seperti berikut ini :

INDEK TANGGAL PARAF


NO PROSEDUR AUDIT KERTAS PELAK- PELAK-
KERJA SANAAN SANA.
1 Prosedur Audit Awal :
1) Usut saldo persediaan di laporan
posisi keuangan ke saldo
persediaan di buku besar,
2) Hitung kembali saldo persediaan
di buku besar,
3) Lakukan review terhadap mutasi
luar biasa,
4) Usut saldo awal persediaan di
buku besar ke kertas kerja tahun
lalu,
5) Usut posting pendebitan dan
pengkreditan persediaan ke jurnal.
6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol
persediaan dalam buku besar ke
buku pembantu persediaan.
2 Prosedur Analitik :
1) Hitung tingkat perputaran
persediaan,
2) Rasio laba bersih dengan
persediaan.
3) Rasio persediaan dengan volume

Topik III - Audit persediaan Hal 47


penjualan yang diharapkan,
4) Lakukan analisis dengan
membandingkan Rasio tahun audit
dengan Rasio harapan,
5) atau saldo persediaan akhir tahun
lalu.
3 Pengujian terhadap Akun Rinci :
1) Lakukan pengamatan terhadap
penghitungan pisik persediaan,
2) Konfirmasi persediaan yang berada
di tangan pihak luar,
3) Periksa perjanjian konsinyasi.

4 Pengujian Transaksi Rinci :


1) Lakukan pemeriksaan atas
dokumen pendukung transaksi yang
dicatat dalam akun persediaan,
2) Lakukan pengujian pisah batas
transaksi yang berkaitan dengan
persediaan.

5 Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan


Persediaan :
1) Bandingkan penyajian persediaan
usaha di laporan posisi keuangan
dengan prinsip akuntansi berterima
umum,
2) Periksa pengungkapan klien
mengenai persediaan.
Gambar 3.2 : Program Audit Substantif Persediaan

Melaksanakan Pengujian Substantif Persediaan.


Program audit substantif digunakan oleh auditor untuk melakukan pengujian
ke perusahaan klien, guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti. sesuai dengan
prosedur yang terdapat dalam program tersebut.
Prosedur Audit Awal.
Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo persediaan di
laporan posisi keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang memadai. Auditor
akan merekonsiliasi antara saldo persediaan di laporan posisi keuangan dengan
catatan akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan :
1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle)
yang diterapkan oleh klien,

Topik III - Audit persediaan Hal 48


2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang
mendukung saldo persediaan di laporan posisi keuangan.
Untuk melakukan pekerjaan ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet
penghapus, buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator
ber-printer untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan.

Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu.


Bk.Pembantu

Accounting cycle.
Audit trail.

Langkah-langkah yang dilakukan :


1. Mengusut saldo persediaan di laporan posisi keuangan ke saldonya di buku
besar, untuk meyakinkan bahwa saldo persediaan di laporan posisi keuangan
bersumber dari akun persediaan.
2. Hitung kembali saldo persediaan di dalam buku besar, yang bertujuan untuk
meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Untuk itu lakukan footing dan
cross footing kemudian hitung kembali saldonya.
3. Usut saldo awal persediaan di dalam buku besar ke kertas kerja tahun lalu, jika
audit yang sekarang dilakukan untuk kesekian kalinya.
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa baik dalam jumlah maupun sumber
posting dalam perkiraan persediaan dan cadangan depresiasinya, yang
bertujuan untuk mengetahui ketidakberesan transaksi persediaan baik dalam
jumlah maupun sumbernya.
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun persediaan di buku besar ke
jurnal yang bersangkutan, untuk meyakinkan bahwa mutasi persediaan yang
tercatat di buku besar berasal dari jurnal.
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu persediaan dengan akun kontrolnya di
buku besar.
7. Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung dari
hasil test pengendalian.

Topik III - Audit persediaan Hal 49


Melakukan Prosedur Analitik (analytical review).
Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang
dilakukan :
1. Menghitung rasio persediaan seperti berikut ini :
a. Rasio tingkat perputaran persediaan (account receivable turnover).
b. Rasio persediaan dengan aktiva lancar.
c. Rasio laba bruto dengan hasil penjualan.
2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa Rasio tahun lalu, rasio standar,
rasio industri atau rasio yang dianggarkan.
3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan
membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang
tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap persediaan.

Pengujian Akun Rinci.


Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) saldo
persediaan yang tercantum di laporan posisi keuangan, baik terhadap : 1)
persediaan yang disimpan di gudang klien; 2) persediaan yang disimpan di
gudang pihak luar dan 3) persediaan yang merupakan barang konsinyasi.
Persediaan Disimpan di Gudang Klien
Eksistensi saldo persediaan di gudang klien, dapat diuji dengan melakukan
inventory taking (stock opname), yaitu penghitungan pisik persediaan yang ada di
gudang. Efektifnya SPI persediaan klien ditunjukkan oleh apabila klien secara
rutin mengadakan stock opname terhadap persediaannya. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengadakan stock opname adalah :
1. Dibutuhkan petugas independen yang melakukan fungsi terpisah sebagai
penghitung (counter) dan pengecek (checker),
2. Penggunaan kartu penghitungan pisik (Inventory Tag/Bin Tag) persediaan
bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan.
Contoh inventory tag seperti terlihat pada Gambar 3.3 berikut ini :

Topik III - Audit persediaan Hal 50


NO. 7575
TELAH DIHITUNG

NO. 7575
PERHITUNGAN KEDUA

No Persediaan :

Nama Persediaan :

Lokasi :

Jumlah : Satuan :

Pengecek : Tanggal :

NO. 7575
PERHITUNGAN PERTAMA

Jumlah : Satuan :

Penghitung : Tanggal :

Gambar 3.3 : Kartu Penghitungan Pisik Persediaan (Bin Tag)

3. Pindahkan data bin tag ke Inventory count Sheet seperti terlihat pada Gambar
3.4 berikut ini :

Topik III - Audit persediaan Hal 51


TANGGAL STOCK OPNAME KLIEN : BAGIAN : Gudang
: 31-12-2013 PT. BUKIT BERBUNGA LOKASI : Denpasar.
NAMA DAN JUMLAH CATATAN
JENIS BARANG SATUAN 1st Count 2nd Count SELISIH

Semen Gresik 50 Zak 100 100 - 1 Zak semen beku

Kayu Balok – Kf M3 200 198 2 2 batang patah

Kayu Papan – Kf M3 48 50 2 Kesalahan hitung

Paku Kg 30 30 -

Teakblok Lembar 10 10 -

Cat tTembok Kaleng 15 15 -

Dibuat oleh : Agus Raharja Direviu oleh : Bagiada Index: Klien: PT. Bukit
Tanggal : 31-12-2014 Tanggal : 31-12-2014 C/1 Berbunga
Skedul :
Inventory Count Sheet
Gambar 3.4 : Inventory Count Sheet

4. Pengecekan secara independen terhadap pencantuman dan perkalian antara kos


persediaan per unit dengan kuantitas dalam daftar hasil penghitungan
persediaan (Inventory Summary Sheet/Final Inventory List), seperti terlihat
dalam Gambar 3.5
5. Pengecekan secara independen posting ke buku pembantu persediaan
berdasarkan daftar hasil penghitungan pisik persediaan.

Topik III - Audit persediaan Hal 52


KLIEN : PT. BUKIT BERBUNGA PERIODE :
SKEDUL : PENGHITUNGAN PERSEDIAAN 31 Desember 2013 Index : C/2

QUANTITY
NO. UNIT
N0.
NAMA KODE SATUAN Per- Per- SELISIH PRICE NILAI
BARANG COST
Count Card
TV TV

1 Semen Gresik 50 SGR-50 Zak 100 100 0 125.000 12.500.000,-

2 Kayu Balok – Kf KB 3 200 200 0 4.000.000 800.000.000,-


M
3 Kayu Papan – Kf KP M3 50 50 0 5.000.000 250.000.000,-

4 Paku Kg 30 30 0 15.000 450.000,-


PK
5 Teakblok TBL Lembar 10 10 0 250.000 2.500.000,-

6 Cat tTembok Kaleng 15 15 0 275.000 4.125.000,-


CTB
1.069.575.000,-
TOTAL
^
DIBUAT OLEH : DIREVIU OLEH :
T Telah ditelusur ke akun persediaan, daftar
persediaan dan kartu persediaan. Agus Raharja Bagiada
V Telah diperiksa ke faktur pembelian. TANGGAL : TANGGAL :

03/01/2014 04/01/2014
`
Gambar 3.5 : Daftar Hasil Penghitungan Persediaan (Final Inventory List).

Prosedur yang ditempuh oleh auditor untuk menguji eksistensi saldo


persediaan di laporan posisi keuangan, apabila klien secara periodik melakukan
penghitungan pisik atas persediaannya, adalah :
1. Pelajari instruksi penghitungan pisik persediaan yang dibuat oleh klien.
Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa penghitungan pisik akan
menghasilkan penghitungan yang akurat dan dapat diandalkan.
2. Lakukan pengamatan terhadap penghitungan pisik persediaan. Pengamatan
dilakukan terhadap pemisahan fungsi penghitung dan pengecek, independensi
karyawan yang melaksanakan tugas tersebut, tanggungjawab terhadap
pemakaian formulir, alat-alat yang digunakan dalam perhitungan persediaan

Topik III - Audit persediaan Hal 53


dan tanggungjawab atas penyimpanan dan pencatatan persediaan di fungsi
akuntansi.
3. Lakukan uji hitung (test count), untuk memperoleh keyakinan mengenai
ketelitian dan keandalan hasil penghitungan pisik persediaan yang
dilaksanakan oleh klien.
4. Lakukan pengujian kompilasi (compilation test), untuk memperoleh keyakinan
mengenai ketelitian penyalinan data dari kartu penghitungan pisik (bin tag) ke
dalam daftar hasil penghitungan persedian (final inventory list).
5. Lakukan pengujian kos (pricing test), untuk memperoleh keyakinan mengenai
ketelitian penyalinan kos per satuan setiap persediaan yang dihitung dari kartu
persediaan dan ketelitian penghitungan kos total yang tercantum dalam daftar
hasil penghitungan persediaan.
6. Lakukan Adjustment test, untuk memperoleh keyakinan mengenai
digunakannya data hasil penghitungan pisik persediaan untuk meng-adjust
catatan akuntansi persediaan.

Waktu pelaksanaan penghitungan pisik persediaan dapat dilakukan ; 1) tepat


pada tanggal laporan posisi keuangan ; 2) sebelum tanggal laporan posisi
keuangan ; 3) setelah tanggal laporan posisi keuangan.
Jika auditor melakukan penghitungan pisik persediaan sebelum tanggal
laporan posisi keuangan, maka harus menempuh “forward procedure” seperti
terlihat pada Gambar 3.6. Namun, jika penghitungan pisik persediaan dilakukan
setelah tanggal laporan posisi keuangan maka harus ditempuh “Backward
Procedure / Setback Procedure” seperti terlihat pada Gambar 3.7.

Topik III - Audit persediaan Hal 54


KLIEN : PT. BUKIT BERBUNGA PERIODE : INDEX : C/3
SKEDUL : Test Saldo Persediaan 31 Desember 2013
Hasil stock opname per 23 Desember 2013 1.000 unit Φ
+ Pembelian : tgl. 23 Des s.d 31 Des 2013 2.000 unit Vß
3.000 unit
Λ
- Penjualan ; tgl. 23 Des s.d 31 Des 2013 500 unit Vß
Saldo persediaan per-test 31 Desember 2013 2.500 unit
Saldo persediaan per-book 31 Desember 2013 2.500 unit Θ
Λ
Φ Sesuai dengan hasil stock opname DIBUAT OLEH : DIREVIU OLEH :
V Telah diperiksa ke Fkt. Pembelian, LPB Agus Raharja Bagiada
ß Telah diperiksa ke kartu persediaan TANGGAL : TANGGAL :
Θ Cocok dengan saldo persediaan klien
Λ Penjumlahan footing telah ditest 31/12/2013 31/12/2013
kebenarannya
Gambar 3.6 : Forward Procedure Penghitungan Persediaan

KLIEN : PT. BUKIT BERBUNGA PERIODE : INDEX : C/3


SKEDUL : Test Saldo Persediaan 31 Desember 2013
Hasil stock opname per 10 Januari 2014 1.000 unit Φ
+ Penjualan : tgl. 1 Jan s.d 10 jan 2014 2.000 unit Vß
3.000 unit
Λ
- Pembelian ; tgl. 1 Jan s.d 10 Jan 2014 500 unit Vß
Saldo persediaan per-test 31 Desember 2013 2.500 unit
Saldo persediaan per-book 31 Desember 2013 2.500 unit Θ
Λ
Catatan : stok opname dilakukan pada hari DIBUAT OLEH : DIREVIU OLEH:
Jumat, tgl 10/01/2014 jam 15.00 WIB, Agus Raharja Bagiada
semua aktivitas penjualan dan pembelian TANGGAL : TANGGAL :
dihentikan.
Φ Sesuai dengan hasil stock opname 10/01/2014 11/01/2014
V Telah diperiksa ke Fkt. Pembelian, LPB
ß Telah diperiksa ke kartu persediaan
Θ Cocok dengan saldo persediaan klien
Λ Penjumlahan footing telah ditest
kebenarannya
Gambar 3.7: Backward Procedure Penghitungan Persediaan.

Topik III - Audit persediaan Hal 55


Persediaan Disimpan di Gudang Pihak Luar.
Apabila persediaan klien disimpan di gudang pihak lain, maka untuk menguji
eksistensi persediaan tersebut ditempuh prosedur mengirimkan surat konfirmasi
kepada perusahaan yang menyimpan persediaan tersebut.
Di Gudang Klien terdapat Barang Konsinyasi.
Jika di gudang klien terdapat barang konsinyasi, maka prosedur yang
ditempuh adalah dengan cara mewawancarai manajer Bagian Pemasaran (inquiry)
dan memeriksa arsip korespondensi antara klien dengan perusahaan yang
menitipkan barang tersebut.

Pengujian Transaksi Rinci .


Jenis pengujian yang dilakukan dalam pengujian ini yaitu :
1. Pengujian Asersi Kelengkapan dan Keterjadian Transaksi.
Prosedur yang ditempuh pada pengujian ini adalah memeriksa bukti transaksi
yang menimbulkan dan mengurangi persediaan yang tercatat dalam akun
persediaan. Pada langkah ini auditor akan melakukan :
1) Memilih sampel akun persediaan yang akan diperiksa mutasi transaksinya.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a. Mintalah daftar persediaan klien pada akhir periode seperti terlihat pada
Gambar 3.5.
b. Pilihlah jenis persediaan yang akan dijadikan sampel.
c. Mintalah buku pembantu persediaan klien sesuai dengan jenis persediaan
yang dipilih untuk dijadikan sampel.
2) Memilih sampel transaksi yang tercatat dalam akun persediaan yang dipilih.
Transaksi yang mempengaruhi persediaan adalah transaksi ; a) pembelian;
b) penjualan dan c) pemakaian persediaan.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a. Tentukan transaksi yang dicatat dalam buku pembantu masing-masing
persediaan terpilih untuk dijadikan sampel. Sampel dapat dipilih dengan
metode stratafikasi seperti pada Gambar 3.8 berikut ini :

Topik III - Audit persediaan Hal 56


Stratafikasi Jumlah Transanksi Sampel
No. Nilai Pembelian (Rp) Jumlah Rupiah (50%)
1 > 17.500.000,- 10 225.760.500,- 5
2 > 15.000.000 – 17.500.000 55 907.500.000,- 27
3 > 12.500.000 – 15.000.000 18 243.450.750,- 9
4 > 10.000.000 – 12.500.000 22 258.500.000,- 11
5 > 7.500.000 - 10.000.000 35 341.250.000,- 18
6 ≤ 7.500.000 60 417.000.000,- 30
TOTAL 200 2.393.461.250,- 100
Gambar 3.8: Stratafikasi Nilai Pembelian dan Besarnya Sampel.

b. Mintalah bukti transaksi yang menimbulkan dan mengurangi persediaan


yang dijadikan sampel, baik dokumen sumber maupun dokumen
pendukungnya.
c. Periksa kelengkapan dokumen yang mendukung dokumen sumber.
d. Periksa kesesuaian data yang tercantum dalam dokumen sumber ke
dokumen pendukung.
e. Periksa kebenaran data yang di-posting ke akun persediaan berdasarkan
dokumen sumber.
f. Periksa kebenaran pendebitan maupun pengkreditan pada akun tersebut.
g. Buat kertas kerja untuk pengujian asersi kelengkapan transaksi persediaan
dapat dilihat pada Gambar 3.9.

2. Verifikasi Pisah Batas (cut-off)


Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan konsistensi klien dalam
menggunakan pisah batas dan kepatutan terhadap pengakuan pos-pos pembelian
dan penjualan terhadap persediaan pada tahun yang diaudit.
Langkah-langkah yang ditempuh :
1) Periksa dokumen yang menimbulkan persediaan dalam minggu terakhir
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi
keuangan.
2) Periksa dokumen yang mengurangi persediaan dalam minggu terakhir terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi
keuangan.

Topik III - Audit persediaan Hal 57


TANGGAL NO. KETERANGAN JUMLAH NO. A B C D E F
PO. (Rp) AC

5 Jan 13 P PT. Adi Mekar, Pembelian


07/J/13
100 Zak Semen @ Rp180.000 18.000.000,-
100 Cat tembok @ Rp320.000,- 32.000.000,-
50.000.000,- 510 V V V V V V
PPN 10% 5.000.000,- 120 V V V V V V
55.000.000,- 210 V V V V V V
^
26 Jan 13 P PT. Talok Raya, Pembelian
37/J/13
50 M3 Balok Kf @ 200.000.000,-
Rp4.000.000,-
50 M3 Papan Kf @ 250.000.000,-
Rp5.000.000,-
450.000.000, 510 V V V V V V
PPN 10% 45.000.000,- 120 V V V V V V
495.000.000,- 210 V V V V V V
^
A Mathematical Accuracy
B Kelengkapan Bukti Pendukung
C Otorisasi
D Posting ke Kartu Stock
EPosting ke Buku Besar Persediaan dan Utang
FPosting ke Buku Pembantu Persediaan dan Utang
# sample dipilih secara random dalam bentuk
Purchases Order (PO) yang berjumlah > Rp
1.000.000,-
Φ No. Ac yang dicatat di sebelah debet dicatat di
No.Ac yang dokredit perk. Utang karena semua
pembelian dilakukan secara kredit.
@ Bukti Pendukung terdiri dari : Purchases
Requisition (PR), Purcahases Order (PO), Supplier
Invoice dan Receiving Report.
Dibuat Oleh : Direviu Periode No.
Klien : PT. BUKIT BERBUNGA Agus Raharja Oleh: Januari WP.
Bagiada
Skedul : Test Transaksi Persediaan- Januari 2013
Tanggal : Tanggal Tahun C/9-
04/02/2014 05/02/14 2013 1
Gambar 3.9 : Kertas Kerja Pengujian Asersi Kelengkapan Transaksi Persediaan.

Topik III - Audit persediaan Hal 58


Verifikasi Kewajaran Nilai Persediaan di Laporan posisi keuangan.
Persediaan di laporan posisi keuangan disajikan sebesar nilainya yang lebih
rendah di antara nilai pasar dengan kosnya (lower of cost or market) pada tanggal
laporan posisi keuangan, oleh karena itu pengujian ini dimaksudkan untuk menilai
kewajaran penentuan nilai pasar dan kos persedian pada tanggal laporan posisi
keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh :
1. Mintalah informasi mengenai metode penilaian persediaan yang digunakan
oleh klien, dan analisis apakah metode yang digunakan tersebut sesuai dengan
kondisi persediaannya.
2. Periksa kesesuaian kos per satuan persediaan dengan ketentuan yang terdapat
pada prinsip akuntansi berterima umum.
3. Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos persatuan
persediaan, seperti cost sheet pada perusahaan manufaktur.
4. Hitung nilai persediaan pada tahun audit dengan menggunakan analisis laba
bruto (gross profit method) dan bandingkan dengan tahun lalu. Misalkan gross
profit margin tahun lalu sebesar 30%, persediaan tahun yang diaudit sebesar
Rp 60.000.000,00, pembelian Rp 200.000.000,00 dan penjualan pada tahun
tersebut Rp 280.000.000,00 maka test terhadap nilai persediaan pada tahun
yang diaudit seperti terlihat pada Gambar 3.10 berikut ini :
5. Lakukan pengamatan terhadap persediaan yang rusak, yang harus disajikan
sebagai pengurang nilai persediaan di laporan posisi keuangan.
6. Lakukan pengamatan terhadap persediaan yang lambat pemakaian atau
penjualannya.
7. Hitung tingkat perputaran persediaan pada tahun audit dan bandingkan dengan
tahun sebelumnya.

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Persediaan di Laporan posisi


keuangan.

Ada beberapa prosedur yang dilakukan :


1. Periksa klasifikasi persediaan di laporan posisi keuangan, sesuaikan dengan
klasifikasi menurut prinsip akuntansi berterima umum.
2. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan persediaan.

Topik III - Audit persediaan Hal 59


KLIEN : PT. BUKIT BERBUNGA PERIODE : INDEX : C/5
SKEDUL : Test Nilai Persediaan. 31-Desember 2013
Persediaan Awal (at cost) Rp 60.000.000,- Φ
Pembelian (at cost) Rp200.000.000,- TV
Barang yang tersedia untuk dijual Rp260.000.000,-
^
Hasil penjualan (at market) Rp280.000.000,- TV
(-) Taksiran laba bruto 30% x Rp 280.000.000,00 Rp84.000.000,-
Beban Pokok Penjualan Rp196.000.000,-
Taksiran Persedian Akhir (at cost) per - test Rp64.000.000,-
Nilai Persediaan per – book Rp64.000.000,- TV
Selisih - Rp 0 -
Cat. : Margin laba bruto telah diperiksa ke kebijakan DIBUAT OLEH : DIREVIU OLEH :
penjualan klien. Agus Raharja Bagiada
Φ Sesuai dengan saldo per audit tahun lalu
TANGGAL : TANGGAL :
T Telah di trasir ke jurnal, buku besar dan kartu
persediaan klien. 04/01/2014 05/01/2014
V Telah diperiksa ke Faktur Pembelian
. Gambar 3.10 : Gross Profit Test

Topik III - Audit persediaan Hal 60


PERTANYAAN :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan persediaan ?
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan
dalam penyajian persediaan di laporan posisi keuangan ?
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap persediaan ?
4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan bahwa saldo persediaan di laporan posisi keuangan didukung
oleh catatan akuntansi yang memadai ?
5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan eksistensi saldo persediaan di laporan posisi keuangan ?
6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ?
7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai
persediaan usaha klien di laporan posisi keuangan ?.

Topik III - Audit persediaan Hal 61


TOPIK
4 AUDIT ASET TETAP

MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT


Siklus pengeluaran meliputi berbagai keputusan dan proses yang perlu untuk
memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam kegiatan operasional bisnis
perusahaan. Siklus ini berkaitan dengan pembelian aset tetap, barang dan jasa dan
pembayaran atas pembelian tersebut. Transaksi dalam siklus pengeluaran sering
kali lebih mempengaruhi laporan keuangan daripada siklus lainnya. Kesalahan
dalam mengklasifikasi pengeluaran untuk aset dan sebagai beban akan
menyebabkan laporan keuangan salah saji material.
Aset tetap merupakan akun yang material secara individu, sehingga risiko
bawaan dalam akun ini adalah tinggi. Strategi audit yang tepat dilakukan oleh
auditor adalah dengan mengkombinasikan antara strategi pendekatan tingkat
risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah dengan primarily substantive
approach.

PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)


ASET TETAP (TEST OF CONTROL)
Pemahaman ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/memadai tidaknya
struktur pengendalian intern siklus pendapatan klien. Pemahaman struktur
pengendalian siklus pendapatan akan meliputi pertimbangan lingkungan
pengendalian, informasi dan komunikasi (sistem akuntansi), penaksiran risiko,
pemantauan dan aktivitas pengendalian. Pemahaman terhadap SPI siklus
pendapatan klien sangat penting dalam proses audit, karena hasilnya sangat
menentukan risiko pengendalian, besarnya materialitas dan luasnya pengujian
berikutnya.
Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan :

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 62


Menyiapkan Program Audit SPI Aset Tetap.
Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya telah memiliki program audit
SPI. Program ini biasanya berbentuk satu set ICQ (Internal Control Quesionaire)
standar. Contoh program audit SPI aset tetap adalah :
Y = Ya T = Tidak
KLIEN :
TR = Tidak Dapat
Diterapkan.
ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD

PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP

1. Apakah semua tambahan atau pengurangan :


a. Diotorisasikan sebagaimana mestinya secara tertulis ?
b. Diusulkan dengan surat yang menunjukkan :
1) Pertimbangan?
2) Harga taksiran (estimated cost)?
3) Supplier ?
4) Spesifikasi ?
5) Perkiraan yang di debit/di kredit?
6) Taksiran umur (estimated useful life) dan
prosentase penyusutan atas tambahan baru ?
c. Apakah bukti atas dilepaskannya sesuatu aset tetap
yang akan diganti baru (replaced) telah diotorisasi ?
d. Apakah setiap mutasi atau pemindahan secara rutin
dilaporkan kepada Bagian Akuntansi ?

2. Apakah disusun anggaran untuk pengeluaran Modal


investasi (capital expenditure) dan persetujuan tertulis
atas setiap proyek yang besar ditandatangani oleh staf
yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris dalam rapat
umum pemegang saham dan diberikan kepada :

a. Bagian pembelian?
b. Bagian teknik?
c. Bagian akuntansi?

3. Apakah semua pengeluaran investasi (capital


expenditure) dalam bentuk upah, bahan dan
persediaan harus melalui prosedur administrasi yang
sama dengan revenue expenditure (pengeluaran yang
langsung dibebankan sebagai biaya) ?

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 63


ASET TETAP DALAM PEMBANGUNAN

4. Apakah proyek tersebut :


1. Terpisah dalam perkiraan kontrol tersendiri dalam
Buku Besar (misalnya Construction in progress)?
2. Terkontrol atas tiap jenis akun ?
3. Diotorisasikan dan dirumuskan secara jelas?
4. Penyimpangan dari anggaran yang telah ditetapkan
harus mendapatkan persetujuan tambahan ?

REGISTRASI
5. Apakah registrasi/dokumen aset tetap:
a. Disimpan dengan baik oleh perusahaan ?
b. Up to date ?
c. Secara berkala dicocokkan dengan akun kontrol
Buku Besar?
d. Menunjukkan perincian sebagai berikut:
1. Nomor identifikasi ?
2. Lokasi?
3. Taksiran umur?
4. Prosentase penyusutan?
6. Apakah semua aset tetap :
a. Diamankan dengan baik?
b. Dirawat dengan baik?
c. Diasuransikan dengan cukup?
7. Apakah peralatan dan perkakas kecil terkontrol dengan
cukup:
a. Atas perolehannya?
b. Atas penyusutannya ?
c. Diamankan dan dirawat dengan baik ?
8. Apakah terdapat pengawasan yang baik terhadap bukti-
bukti pemilikan (Title deeds) aset tetap:
a. Perincian secara jelas pemilikan dibuat dalam
suatu daftar?
b. Disimpan oleh bagian yang terpisah dari bagian
Akuntansi?

CURRENT VALUE

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 64


9. Apakah nilai buku aset tetap jauh menyimpang bila
dibandingkan dengan taksiran harga pasar yang
berlaku (estimated current market value )?
10. Apakah metode dan prosentase penyusutan :
a. Sesuai dengan SAK ?
b. Sesuai dengan UU PPh ?
c. Metode penyusutan yang digunakan adalah :
......... Straight Line ....................

PENYEWAAN ASET TETAP (LEASING FIXED ASSET)


11. Apabila aset tetap disewa dan bukan dibeli, apakah:
a. Kontrak sewa menyewa diotorisasikan sebagai
mana mestinya?
b. Pembukuannya cocok dengan jenis sewa yang
bersangkutan dan sesuai dengan SAK?

c. Uang sewa dan perjanjiannya secara jelas


dinyatakan untuk dapat menunjukkan keadaan
dengan layak?
UMUM
12. Apakah sistem informasi meliputi dimana perlu:
a. Anggaran untuk pengeluaran investasi (capital
expenditure) ?
b. Alasan untuk pengeluaran investasi ?
c. Prosentase keuntungan yang diharapkan atas
investasi tersebut?
d. Perbandingan anggaran dengan pengeluaran
sesungguhnya?

e. Penjelasan atas penyimpangan yang besar antara


anggaran dengan pengeluaran yang
sesungguhnya?
13. Apakah perusahaan telah menetapkan perumusan
kebijaksanaan yang jelas untuk membedakan
pengeluaran investasi (capital expenditure) dengan
pengeluaran biaya (revenue expenditure).?
Jelaskan :
Pengeluaran di atas Rp. 30.000.000,- dikapitalisasi ?
14. Apakah dibuat buku/daftar aset tetap?
15. Apakah total jumlah perincian dicocokkan secara
berkala dengan akun kontrolnya?

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 65


16. Apakah masing masing aset tetap diberi tanda/kode
pengenal?
17. Apakah aset tetap yang telah disusutkan penuh, tapi
masih tetap digunakan tetap tercatat pada akun aset
tetap?
18. Apakah buku/daftar aset tetap di-reviu minimal
setahun sekali, untuk mengetahui barang yang rusak
atau yang menganggur ?
Jelaskan :
Dilakukan bersamaan dengan inventarisasi aset tetap
?
19. Apakah prosedur rutin menjamin bahwa selalu
segera dilaporkan kepada Bagian Akuntansi dan
dibukukan atas:
a. Proyek yang sudah selesai?
b. Aset tetap yang disingkirkan karena tidak
berguna lagi (retirement) ?
c. Penjualan aset tetap?
20. Bila dibuat laporan keuangan interim, apakah biaya
penyusutan diperhitungkan ?

A.Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada


pertanyaan di atas :

………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….

B. Catatan lain:
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….

C. Kesimpulan penilaian ( Baik, Sedang, Buruk ) ?

D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya).

Diisi oleh :

Direview oleh :
Gambar 4.1 : ICQ Aset Tetap

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 66


Melaksanakan Pengujian.
Program ICQ digunakan untuk melakukan pengujian dengan mengadakan
wawancara (interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait, kemudian
melakukan observasi terhadap pelaksanaan sistem aset tetap klien.
Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur
pengendalian intern aset tetap klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan
digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan luasnya pengujian
berikutnya.

PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIVE TEST) TERHADAP ASET


TETAP.

Pengujian substantif terhadap aset tetap merupakan proses pekerjaan


lapangan yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter aset tetap
yang tersaji di laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh
auditor untuk melakukan pengujian adalah :
Memahami akun/siklus yang diaudit.
Sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut auditor harus memahami aset
tetap sebagai akun yang diaudit. Aset tetap adalah aset berwujud yang : a) dimiliki
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif; dan b) diharapkan
untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Karena memiliki wujud, maka
aset tetap sering disebut dengan aset tetap berwujud (fixed tangible assets).
Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Aset
Tetap.
PABU terhadap aset tetap merupakan standar akuntansi keuangan yang
diterapkan untuk menyajikan aset tetap di laporan posisi keuangan. Ada beberapa
standar akuntansi untuk aset tetap :
1. Dasar penilaian aset tetap harus dicantumkan di laporan posisi keuangan. Suatu
aset tetap yang memenuhi kualifikasi sebagai aset pada awalnya diukur sebagai
biaya perolehan.

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 67


2. Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
aset.
3. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan
terhadap total biaya perolehan seluruh aset, harus disusutkan secara terpisah.
4. Metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset oleh entitas.
5. Aset tetap yang telah habis didepresiasi, tetapi masih beroperasi harus
dijelaskan jika jumlahnya material.
6. Aset tetap harus dipecah kedalam golongan terpisah jika jumlahnya material,
7. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat :
1) dilepaskan; atau
2) tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan
atau pelepasannya.
Memahami Tujuan Pengujian Substantif Aset Tetap.
Tujuan pengujian substantif terhadap aset tetap adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi aset tetap usaha
klien,
2. Membuktikan keberadaan aset tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan aset tetap yang tersaji di laporan posisi keuangan,
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aset tetap yang tersaji di laporan
posisi keuangan,
4. Membuktikan kewajaran penilaian aset tetap yang tersaji di laporan posisi
keuangan,
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aset tetap di laporan
posisi keuangan.
Merencanakan Pengujian Substantif Aset Tetap.
Sesuai dengan ketentuan standar auditing, untuk mencapai tujuan pengujian,
maka auditor merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh yang tertuang
dalam bentuk program audit, seperti berikut ini :

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 68


INDEK TANGGAL PARAF
NO PROSEDUR AUDIT KERTAS PELAK- PELAK-
KERJA SANAAN SANA.
1 Prosedur Audit Awal :
1) Usut saldo aset tetap di laporan
posisi keuangan ke saldo aset
tetap di buku besar,
2) Hitung kembali saldo aset tetap
di buku besar,
3) Lakukan reviu terhadap mutasi
luar biasa,
4) Usut saldo awal aset tetap di
buku besar ke kertas kerja tahun
lalu,
5) Usut posting pendebitan dan
pengkreditan aset tetap ke
jurnal.
6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol
aset tetap dalam buku besar ke
buku pembantu aset tetap.
2 Prosedur Analitik :
1) Rasio laba bersih dengan aset
tetap.
2) Rasio aset tetap dengan modal
saham,
3) Rasio beban depresiasi dengan
beban reparasi dan pemeliharaan
aset tetap,
4) Lakukan analisis dengan
membandingkan rasio tahun
audit dengan rasio harapan, atau
saldo aset tetap akhir tahun lalu.
3 Pengujian terhadap Akun Rinci.:
1) Lakukan inspeksi terhadap aset
tetap,
2) Periksa bukti hak kepemilikan
aset tetap klien,
3) Periksa dokumen yang
mendukung pembayaran utang
usaha setelah tanggal laporan
posisi keuangan,
4) Periksa bukti hak kepemilikan
aset tetap dan kontrak,
5) Lakukan review terhadap
penghitungan depresiasi aset
tetap.

4 Pengujian Transaksi Rinci :

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 69


1) Lakukan pemeriksaan atas
dokumen pendukung transaksi
yang dicatat dalam akun aset
tetap,
2) Lakukan pengujian pisah batas
transaksi yang berkaitan dengan
aset tetap.

5 Verifikasi Penyajian dan


Pengungkapan Aset tetap :
1) Bandingkan penyajian aset tetap
usaha di laporan posisi keuangan
dengan prinsip akuntansi
berterima umum,
2) Periksa pengungkapan klien
mengenai aset tetap.
Gambar 4.2 : Program Pengujian Substantif Aset Tetap

Melaksanakan Pengujian Substantif Aset Tetap.


Program audit yang tersedia digunakan oleh auditor untuk melakukan
pengujian ke perusahaan klien, guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam program. Auditor harus membedakan
antara audit yang pertama kali dilakukan dengan audit yang telah kesekian kalinya
dilakukan dan jika audit dilakukan untuk pertama kalinya, maka keharusan bagi
auditor untuk memverifikasi saldo awal aset tetap klien. Jika audit dilakukan
untuk kesekian kalinya, maka auditor akan memverifikasi mutasi atas aset tetap
dan tidak perlu lagi memverifikasi saldo awal, kecuali pendapat auditor
sebelumnya adalah “wajar dengan pengecualian” terhadap aset tetap tersebut.
Prosedur Audit Awal.
Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo aset tetap di
laporan posisi keuangan didukung catatan akuntansi yang memadai. Auditor akan
merekonsiliasi antara saldo aset tetap di laporan posisi keuangan dengan catatan
akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan :
1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle)
yang diterapkan oleh klien,
2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang
mendukung saldo aset tetap di laporan posisi keuangan.

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 70


Untuk melakukan pekerjaan ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet penghapus,
buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator ber-printer
untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan.

Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu.


Bk.Pembantu

Accounting cycle.
Audit trail.

Langkah-langkah yang dilakukan :


1) Mengusut saldo aset tetap di laporan posisi keuangan ke saldonya di buku
besar, untuk meyakinkan bahwa saldo aset tetap di laporan posisi keuangan
bersumber dari akun aset tetap,
2) Hitung kembali saldo aset tetap di dalam buku besar, yang bertujuan untuk
meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Lakukan footing dan cross
footing kemudian hitung kembali saldonya,
3) Usut saldo awal aset tetap di dalam buku besar ke kertas kerja tahun lalu, jika
audit yang sekarang dilakukan adalah audit untuk kesekian kalinya,
4) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa baik dalam jumlah maupun
sumber posting dalam akun aset tetap dan cadangan depresiasinya, yang
bertujuan untuk mengetahui ketidakberesan transaksi aset tetap baik dalam
jumlah maupun sumbernya,
5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun aset tetap di buku besar ke
jurnal yang bersangkutan, untuk meyakinkan bahwa mutasi aset tetap yang
tercatat di buku besar berasal dari jurnal.
6) Lakukan rekonsiliasi buku pembantu aset tetap dengan akun kontrolnya di
buku besar.
Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung
dari hasil tes pengendalian.

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 71


Melakukan Prosedur Analitik (analytical review).
Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien
dan menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah
yang dilakukan :
1. Menghitung rasio aset tetap seperti berikut ini :
a. Rasio laba bersih dengan aset tetap.
b. Rasio aset tetap dengan modal saham.
c. Rasio beban depresiasi dan pemeliharaan dengan aset tetap.
2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa rasio tahun lalu, rasio standar,
rasio industri atau rasio yang dianggarkan.
3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan
membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang
tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap aset tetap.
Pengujian Akun Rinci.
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) aset
tetap dan hak dan kepemilikan klien atas aset tetap yang tercantum di laporan
posisi keuangan.
Menguji Eksistensi Aset Tetap Dalam Tahun yang Diaudit.
Untuk menguji eksistensi saldo aset tetap klien dapat dilakukan dengan
melakukan langkah-langkah :
1. Melakukan pemeriksaan fisik/inspeksi (inspection) terhadap aset tetap klien,
dengan langkah-langkah :
1) Minta Daftar Aset Tetap klien pada tahun yang diaudit seperti terlihat pada
Gambar 4.3.
2) Lakukan inspeksi fisik aset tetap klien yang terdapat dalam daftar sesuai
dengan kode aset tetap yang bersangkutan. SPI aset tetap klien yang
memadai adalah ditandai dengan adanya nomor kode pada masing-masing
aset tetap tersebut. Hitung dan cocokkan jumlah dan jenis aset sesuai
dengan kodenya.
2. Verifikasi tambahan/mutasi aset tetap klien ke dokumen yang mengotorisasi
tambahan aset tetap(authorization for expenditure/AFE) dengan cara :

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 72


1) Telusuri (trace) tambahan aset tetap tersebut ke debit akun aset tetap klien
pada tahun audit,
2) Telusuri tambahan aset tetap tersebut ke Notulen Rapat Dewan
Komisaris/Direksi,
3) Periksa bukti yang mendukung tambahan aset tetap tersebut ke Bukti Kas
Keluar beserta dokumen pendukungnya seperti Surat Order Pembelian,
Laporan Penerimaan Barang dan Faktur Pembelian dari pemasok.

PT. BUKIT BERBUNGA


Daftar Aset Tetap
31-Desember-2013
(Dibuat oleh klien)

Nilai Perolehan Mutasi Nilai Perolehan


Jenis No Th. Per- Jumlah
No s.d 31/12/2012 Tahun 2013. s.d 31/12/2013
Aset Tetap Kode olehan (Unit)
(Rp) (Rp). (Rp)
1 Tanah AT-01 2010 800 M2 1.750.000.000,- - 1.750.000.000,-
2 Gedung Kantor AT-02 2010 1 Unit 275.850.000,- - 275.850.000,-
3 Gudang AT-03 2010 1 Unit 850.750.000,- - 850.750.000,-
4 Mesin-mesin AT-04 2010 1 Set 475.900.000,- 25.700.000,- 501.600.000,-
5 Mobil Truk AT-05 2010 1 Buah 125.600.000,- - 125.600.000,-
6 Sepeda Motor AT-06 2010 2 Buah 9.750.000,- 12.700.000,- 22.450.000,-
7 Komputer AT-07 2011 1 Set - 4.375.000,- 4.375.000,-
8 Avanza AT-05 2011 1 Buah - 175.500.000,- 175.500.000,-
9 Mebelair Kantor AT-08 2010 1 Set 3.750.000,- 1.250.000,- 5.000.000,-
10 Peralatan AT-09 2010 1 Set 1.767.500,- 375.000,- 2.142.500,-

TOTAL 3.493.367.500,- 219.900.000,- 3.713.267.500,-

Gambar 4.3: Daftar Aset Tetap.

Menguji Hak dan Kepemilikan Klien terhadap Aset Tetap di Laporan posisi
keuangan.
Aset tetap yang terdapat pada perusahaan klien perlu diverifikasi hak dan
kepemilikannya, untuk itu auditor harus mengetahui cara klien untuk memperoleh
aset tersebut. Aset tetap yang dimiliki klien dapat diperoleh melalui membeli,
mengadakan sendiri, melalui leasing atau dapat juga dengan cara menyewa.
1. Jika aset tetap diperoleh dari membeli atau mengadakan sendiri, maka langkah
pengujiannya adalah dengan memeriksa bukti kepemilikan dan dokumen yang

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 73


mendukung timbulnya aset tetap tersebut yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang. Cocokkan nama klien dengan nama yang tertera pada masing-
masing dokumen tersebut, seperti :
1) Tanah – bukti hak miliknya berupa SHM (Sertifikat Hak Milik), dengan
dokumen pendukungnya seperti akta jual beli oleh Notaris dan bukti kas
keluar.
2) Bangunan – bukti kepemilikan dapat berupa IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan) dan bukti pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).
3) Kendaraan – bukti pemilikan berupa BPKB (Buku Pemilikan Kendaraan
Bermotor) dan bukti pendukungnya adalah bukti kas keluar.
4) Aset tetap lainnya, bukti kepemilikan dapat ditelusuri ke bukti kas keluar.
2. Jika Aset Tetap klien diperoleh melalui leasing, maka hak kepemilikan klien
dapat ditelusur dengan cara menganalisis pasal-pasal yang terdapat dalam
perjanjian leasing. Pada pasal-pasal tersebut akan dapat diketahui apakah
leasing tersebut termasuk capital lease atau operating lease. Jika jenis lease
adalah operating lease, maka perlakuannya adalah sebagai sewa biasa.
3. Jika terdapat aset tetap yang diperoleh melaui sewa, maka harus ditelusur ke
perjanjian sewa dan bukti transaksi yang mendukung transaksi sewa tersebut,
sehingga dapat diketahui aset tetap yang bukan menjadi miliknya klien,
4. Hak dan kepemilikan klien atas aset tetap di laporan posisi keuangan dapat
juga ditelusur ke Polis Asuransi, jika aset tetapnya diasuransikan. Lakukan
inspeksi terhadap polis asuransi tersebut, dan yakinkan nama klien tertera
dalam polis.
5. Apabila aset tetap yang dimiliki klien dihentikan pengoperasiannya, karena
dijual, usang atau rusak, maka harus dikeluarkan dari daftar aset tetap.
Telusuri ke catatan kredit akun aset tetap, bukti kas masuk dan bukti memorial
untuk menghentikan pengoperasian aset tetap tersebut, demikian pula apabila
aset tetap tersebut digadaikan atau dijadikan jaminan.

Pengujian Transaksi Rinci.


Pengujian yang dilakukan adalah untuk menguji :

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 74


Pengujian Asersi Kelengkapan dan Keterjadian Transaksi.
Prosedur yang ditempuh pada pengujian ini adalah memeriksa bukti transaksi
yang menimbulkan dan mengurangi aset tetap yang tercatat dalam akun aset tetap.
Prosedur yang dilakukan oleh auditor :
1. Periksa dokumen mutasi yang menambah aset tetap tersebut pada tahun audit,
dengan langkah-langkah yang ditempuh adalah :
1) Mintalah daftar aset tetap klien pada akhir periode seperti terlihat pada
Gambar 4.3.
2) Periksa jenis aset tetap yang mengalami penambahan pada tahun audit.
3) Telusuri tambahan aset tersebut ke dokumen yang mendukungnya, baik
dokumen sumber mapun dokumen pendukungnya, seperti ; faktur
pembelian dari supplier, notulen rapat direksi dan dewan komisaris,
anggaran modal dan bukti kas keluar.
2. Periksa mutasi berkurangnya aset tetap ke dokumen yang mendukungnya.
Prosedur yang ditempuh oleh auditor adalah untuk menemukan adanya
penghentian aset tetap yang tidak dicatat (unrecorded retirement).
Langkah-langkah yang ditempuh adalah :
1) Mintalah daftar aset tetap klien pada akhir periode seperti terlihat pada
Gambar 4.3,
2) Periksa jenis aset tetap yang mengalami pengurangan pada tahun audit,
3) Telusuri tambahan aset yang jumlahnya material dalam tahun yang diaudit
untuk menemukan apakah aset tetap yang lama telah ditukarkan dan telah
diganti dengan aset tetap yang baru tersebut,
4) Lakukan analisis terhadap akun pendapatan di luar usaha, untuk
menemukan adanya penerimaan kas dari penjualan aset tetap,
5) Telusuri apakah terdapat penghentian produksi terhadap produk tertentu,
untuk menemukan apakah terdapat penghentian aset tetap yang digunakan
untuk memproduksi produk tertentu,
6) Periksa dokumen atau perintah kerja yang mengotorisasi penghentian
pemakaian aset tetap tersebut,

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 75


7) Selidiki adanya penurunan jumlah pertanggungan asuransi untuk
menentukan kemungkinan penghentian aset tetap.

Verifikasi pisah batas (cut-off).


Verifikasi ini dimaksudkan untuk menemukan kemungkinan terjadinya
pencatatan transaksi mutasi aset tetap yang tidak dalam periode akuntansi yang
seharusnya. Ketidaktepatan pisah batas akan mempunyai akibat penentuan modal
kerja dan laba rugi di luar usaha akibat dari penjualan, pertukaran, atau
penghentian pemakaian aset tetap.
Langkah-langkah yang ditempuh :
1. Periksa tanggal bukti kas keluar dan dokumen laporan penerimaan barang yang
dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum dan setelah laporan posisi
keuangan,
2. Bandingkan antara tanggal bukti kas keluar dengan tanggal laporan penerimaan
barang dan tanggal pencatatan transaksi tersebut, untuk membuktikan apakah
transaksi bertambahnya aset terjadi dalam periode sebelum atau setelah tanggal
laporan posisi keuangan.

Verifikasi Kewajaran Nilai Aset tetap di Laporan Posisi Keuangan.


Aset tetap di laporan posisi keuangan disajikan pada nilai buku, yaitu selisih
antara kos aset tetap dengan akumulasi depresiasinya. Kos aset tetap dipengaruhi
oleh harga perolehan aset tetap, pengeluaran modal (capital expenditure),
revaluasi penghentian pemakaian dan penjualan aset tetap yang terjadi dalam
tahun yang diaudit. Langkah-langkah yang ditempuh :
1. Hitung kembali besarnya depresiasi dan deplesi aset tetap sesuai dengan
metode yang digunakan oleh klien.
2. Hitung kembali jumlah rupiah yang dicatat dalam akun-akun yang terkait
dengan transaksi penghentian aset tetap.
3. Lakukan review terhadap akun beban reparasi dan pemeliharaan aset tetap,
untuk membuktikan apakah pengeluaran tersebut merupakan pengeluaran
pendapatan (revenue expenditure) atau pengeluaran modal (capital

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 76


expenditure), jika beban tersebut merupakan pengeluaran modal, maka harus
menambah kos aset tetap tersebut, seperti terlihat pada Gambar 4.4.

Tanggal No. Bukti Keterangan Jumlah


05/04/13 BKK-29 Service truk Fuso DK 567 BJ Rp 875.500,00 TVC
10/08/13 BKK-45 Pemasangan AC double Blower Kijang £ Rp 3.650.000,00 TVC
11/11/13 BKK-85 Pengecatan Gedung Kantor Rp 2.500.000,00 TVC
12/12/13 BKK-98 Perbaikan computer Rp 250.000,00 TVC
15/12/13 BKK-102 Perbaikan Gudang Rp 1.300.000,00 TVC
Jumlah Rp 8.575.500,00 Θ
Λ
T Telah ditrasir ke buku besar
V Telah diperiksa ke bukti pengeluaran kas
C Telah di-compare ke jurnal pengeluaran kas
£ Telah diperiksa ke kebijakan kapitalisasi perusahaan
Θ Cocok dengan saldo buku besar
Λ Test kebanaran footing telah dilakukan
No. Jp Keterangan Debit Kredit
---------- ----------------------------------- ------------------------ ---------------------
Jp-12 Kendaraan Rp 3.650.000,- -
- B. Reparasi & Pemeliharaan - Rp3.650.000,-
(Koreksi atas pemasangan AC kendaraan)
Jp-13 Beban Penyusutan Kendaraan Rp 250.000,- -
- B. Reparasi & Pemeliharaan - Rp 250.000,-
(Koreksi atas up-graded computer )

DIBUAT OLEH : DI-REVIU OLEH : KLIEN : INDEX :


Agus Raharja Bagiada PT. BUKIT BERBUNGA G/3
TANGGAL : TANGGAL : Schedule :
22/02/2014 23/02/2014 Reparasi &
Pemeliharaan
Gambar 4.4 : Kertas Kerja Beban Reparasi dan Pemeliharaan.

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 77


4. Jika aset tetap diperoleh melalui capital lease, maka kos aset tetap ditentukan
dengan nilai tunai pembayaran sewa dengan menggunakan imputed interest
rate. Auditor harus mengevaluasi kewajaran tingkat bunga yang
diperhitungkan dalam penghitungan nilai tunai pembayaran sewa dan nilai
tunai dari pembayaran sewa tersebut.

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Aset tetap di Laporan posisi


keuangan.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor :
1. Periksa klasifikasi aset tetap di laporan posisi keuangan berdasarkan atas
prinsip akuntansi berterima umum,
2. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aset tetap mengenai metode
depresiasi, atau deplesi yang dipakai, aset tetap yang dijaminkan atau
digadaikan dan aset tetap yang telah habis di depresiasi namun masih
digunakan dalam kegiatan perusahaan.

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 78


PERTANYAAN :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan aset tetap ?
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan
dalam penyajian aset tetap di laporan posisi keuangan ?
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap aset tetap ?
4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan bahwa saldo aset tetap di laporan posisi keuangan didukung
oleh catatan akuntansi yang memadai ?
5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan eksistensi saldo aset tetap di laporan posisi keuangan ?
6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ?
7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai
aset tetap usaha klien di laporan posisi keuangan ?.

Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 79


TOPIK
5 AUDIT UTANG USAHA

MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT


Utang dagang merupakan bagian dari siklus pengeluaran yaitu proses yang
berkaitan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam kegiatan
operasional bisnis perusahaan. Siklus pengeluaran memiliki risiko bawaan yang
tinggi, karena merupakan sumber salah saji material dalam laporan keuangan.
Faktor-faktor penyebab tingginya risiko bawaan adalah : 1) volume transaksi yang
tinggi, 2) pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otorisasi yang terjadi, 3)
pembelian aset yang tak perlu dan 4) masalah akuntansi yang berkembang seperti
apakah cost (harga perolehan) dikapitalisasi atau dianggap biaya. Strategi audit
yang dapat dilakukan oleh auditor adalah dengan mengkombinasikan pendekatan
risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah dengan primarily substantive
approach.

PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)


UTANG USAHA (TEST OF CONTROL).
Pemahaman ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/ memadai tidaknya
struktur pengendalian intern utang usaha klien. Pemahaman struktur pengendalian
utang usaha akan meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, informasi dan
komunikasi (sistem akuntansi), penaksiran risiko, pemantauan dan aktivitas
pengendalian. Pemahaman terhadap SPI utang usaha klien sangat penting dalam
proses audit, karena hasilnya sangat menentukan risiko pengendalian, besarnya
materialitas dan luasnya pengujian berikutnya.
Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan :

Menyiapkan Program Audit SPI Utang Usaha.


Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya telah memiliki program audit
SPI. Program ini biasanya berbentuk satu set ICQ (Internal Control Quesionaire)
standar. Berikut ini diberikan contoh program audit SPI Utang usaha :

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 80


Y = Ya T = Tidak
KLIEN :
TDD = Tidak Dapat
Diterapkan
ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD

1. Apakah pembelian dilakukan :


a. Oleh Pejabat/Bagian khusus?
Sebutkan oleh siapa !
Bagian Pembelian
b. Yang terpisah dari Bagian :
1) Akuntansi ?
2) Pembayaran ?
3) Penerimaan Barang ?
4) Penyimpanan ?
5) Pencatatan Persediaan ?
c. Dengan syarat yang menguntungkan (misalnya
tender, supplier terseleksi ?
2. Apakah order pembelian (purchases order) :
a. Dibuat untuk semua pembelian ?
b. Diotorisasi oleh Pejabat tertentu ?
c. Diberi nomor urut cetak ?
d. Tersimpan lengkap termasuk yang dibatalkan ?
e. Blanko tersimpan dengan baik ?
f. Tembusan dikirim kepada :
1) Bagian Akuntansi untuk dicocokkan dengan
laporan penerimaan barang dan faktur ?
2) Bagian penerimaan barang sebagai otorisasi
untuk menerima barang ?
3. Apakah harga penawaran penjual yang terdaftar
ditinjau secara berkala ?
4. Apakah pernyataan penjual dibandingkan dengan
utang dagang yang dicatat ?:
5. Apakah adjustment utang dagang dilakukan dengan
tepat ?
6. Apakah saldo debit utang usaha ditinjau kembali dan
dituruti dengan tepat ?
7. Adakah prosedur, yang karenanya faktur dibayar dalam
periode discount ?
8. Apakah beban-beban yang masih harus dibayar dicatat
dengan tepat ?
9. Apakah transaksi wesel diawasi untuk menghindari
peminjaman-peminjaman yang tak terotorisasi ?
10. Apakah Dewan Komisaris atau komite mengotorisasi
peminjaman atas wesel ?
11. Apakah wesel dicatat di dalam suatu catatan yang
teroganisir, yang menunjukkan :
a. Jumlah wesel ?

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 81


b. Tanggal jatuh tempo ?
c. Tanggal bunga ?
d. Pembayaran pokok ?
e. Pembayaran bunga ?
f. Apakah pencatatan wesel yang dirinci secara
teratur, disesuaikan dengan akun kontrol ?
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada
pertanyaan di atas :
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

B. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya).

Diisi oleh :

Direviu oleh :

Melaksanakan Pengujian.
Dengan menggunakan program, maka pengujian dilakukan dengan
mengadakan wawancara (interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait
serta melakukan observasi terhadap pelaksanaan sistem Utang usaha klien.
Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur
pengendalian intern utang usaha klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan
digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan luasnya pengujian
berikutnya.
PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIVE TEST) TERHADAP UTANG
USAHA.
Pengujian substantif terhadap utang usaha merupakan proses pekerjaan
lapangan yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter utang
usaha yang tersaji di laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh
oleh auditor untuk melakukan pengujian adalah :
Memahami akun/siklus yang diaudit.
Sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut auditor harus memahami
utang lancar sebagai akun yang diaudit. Utang lancar adalah semua kewajiban

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 82


yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari
tanggal laporan posisi keuangan atau dalam siklus normal perusahaan).
Ada beberapa jenis kewajiban jangka pendek :
1. Utang dagang (account payable) yaitu kewajiban kepada pihak ketiga yang
berasal dari pembelian barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam
waktu kurang atau sama dengan satu tahun,
2. Pinjaman dari bank (short term loan), yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank
dan didukung oleh suatu perjanjian kredit (loan agreement), biasanya dalam
bentuk kredit modal kerja (working capital loan) ataupun kredit rekening koran
(overdraft facility),
3. Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau
sama dengan satu tahun (current portion of long term loan). Per tanggal
laporan posisi keuangan, bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh
tempo satu tahun yang akan datang harus direklasifikasi utang usaha dari
kewajiban jangka panjang ke kewajiban jangka pendek.
4. Utang pajak (taxes payable), yaitu kewajiban pajak perusahaan yang harus
dilunasi dalam periode berikutnya, misalnya utang PPh 21 (pajak penghasilan
atas gaji, upah, honorarium), pajak penghasilan badan, PPN (pajak
pertambahan nilai) dan lain-lain.
5. Beban-beban yang masih terutang (accrued payable).

Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Utang


Lancar.
PABU terhadap utang usaha merupakan standar akuntansi keuangan yang
diterapkan untuk menyajikan Utang lancar di laporan posisi keuangan. Ada
beberapa standar akuntansi untuk utang lancar :
1. Setiap kewajiban jangka pendek harus disajikan terpisah jika jumlahnya
material, yang dapat diklasifikasikan dengan cara yang sama dengan aset
lancar.
2. Utang dagang, utang biaya pegawai dan utang biaya operasi lainnya
membentuk sebagian modal kerja yang digunakan dalam siklus normal
perusahaan, diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek walaupun pos-

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 83


pos tersebut diselesaikan dalam lebih dari 12 bulan dari tanggal laporan posisi
keuangan.
3. Utang kepada perusahaan afiliasi, pemegang saham, dan karyawan perusahaan
harus dipisahkan dari utang kepada pihak ketiga yang independen.
4. Aset yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar, harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.
5. Aset dan utang tidak boleh digabungkan penyajiannya dalam jumlah netto,
6. Utang bersyarat harus dijelaskan dalam laporan posisi keuangan.
Memahami Tujuan Pengujian Substantif Utang usaha.
Tujuan pengujian substantif terhadap utang usaha adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi utang usaha usaha
klien,
2. Membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan utang usaha yang tersaji di laporan posisi keuangan,
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo utang usaha yang disajikan di laporan posisi keuangan,
4. Membuktikan kewajiban klien yang tersaji di laporan posisi keuangan,
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang usaha di laporan
posisi keuangan.

Merencanakan Pengujian Substantif Utang usaha.


Sesuai dengan ketentuan standar auditing, untuk mencapai tujuan pengujian,
maka auditor merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh yang tertuang
dalam bentuk program audit, seperti berikut ini :

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 84


INDEK TANGGAL PARAF
NO PROSEDUR AUDIT KERTAS PELAK- PELAK-
KERJA SANAAN SANA.
Prosedur Audit Awal :
1) Usut saldo utang usaha di
laporan posisi keuangan ke
saldo utang usaha di buku
besar,
2) Hitung kembali saldo utang
usaha di buku besar,
3) Lakukan reviu terhadap mutasi
luar biasa,
4) Usut saldo awal utang usaha di
buku besar ke kertas kerja
tahun lalu,
5) Usut posting pendebitan dan
pengkreditan utang usaha ke
jurnal.
6) Lakukan rekonsiliasi akun
kontrol utang usaha dalam buku
besar ke buku pembantu utang
usaha.
2 Prosedur Analitik :
1) Rasio tingkat perputaran utang
usaha,
2) Rasio utang usaha dengan utang
lancar,
3) Lakukan analisis dengan
membandingkan rasio tahun
audit dengan rasio harapan,
atau saldo utang usaha akhir
3 Pengujian terhadap Akun Rinci.:
1) Lakukan konfirmasi utang
usaha,
a. Lakukan identifikasi pen-jual
besar dengan me-review
register bukti kas keluar atau
buku pembantu utang dan
kirimkan konfir-masi kepada
kreditur klien, yang
berkarakteristik :1)
bersaldo besar, 2) terdapat
kegiatan pembelian yang luar
biasa, 3) bersaldo kecil atau
nol, 4) bersaldo debit.
b. Lakukan penyelidikan dan

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 85


sesuaikan jika terjadi per-
bedaan.
c. Periksa dokumen yang
mendukung pembayaran
utang usaha setelah tanggal
laporan posisi keuangan.
2) Lakukan rekonsiliasi utang usaha
yang tidak dikonfirmasi ke
pernyataan utang bulanan yang
diterima oleh klien dari kreditur.

4 Pengujian Transaksi Rinci :


1) Periksa sampel transaksi utang
usaha yang tercatat ke
dokumen yang mendukung
timbulnya utang usaha.
a. Periksa pengkreditan akun
utang usaha ke dokumen
pendukung bukti kas keluar,
laporan penerimaan barang,
surat order pembelian atau
dokumen pendukung lain,
b. Periksa pendebitan akun
utang usaha ke dokumen
pendukung bukti kas keluar,
memo debit untuk re tur
pembelian.
2) Lakukan verifikasi pisah batas
(cutoff) :
a. Periksa dokumen yang men
dukung transaksi pembelian
dalam minggu terakhir tahun
yang diaudit dan minggu
pertama setelah tanggal
laporan posisi keuangan,
b. Periksa dokumen yang
mendukung transaksi
pembayaran utang usaha
dalam minggu terakhir tahun
yang diaudit dan minggu per
tama setelah tanggal laporan
posisi keuangan.
3) Lakukan pencarian utang yang
belum dicatat :
a. Periksa bukti-bukti yang
mendukung transaksi
pengeluaran kas yang dicatat
setelah tanggal laporan posisi

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 86


keuangan
b. Periksa bukti kas yang dibuat
setelah tanggal laporan posisi
keuangan
c. Periksa catatan persedian
konsinyasi masuk
d. Pelajari peraturan perpajakan
yang menyangkut bisnis klien
e. Lakukan reviu terhadap
anggaran modal, perintah
kerja, dan kontrak
pembangunan untuk
memperoleh bukti adanya
utang yang belum dicatat

5 Verifikasi Penyajian dan


Pengungkapan utang usaha :
1) Bandingkan penyajian utang
usaha usaha di laporan posisi
keuangan dengan prinsip
akuntansi berterima umum,
2) Periksa klasifikasi utang usaha
klien di laporan posisi keuangan,
3) Periksa pengungkapan yang
bersangkutan dengan utang non
usaha,
4) Mintalah informasi dari klien
untuk menemukan komitmen
yang belum diungkapkan dan
utang bersyarat dan periksa
penjelasan yang bersangkutan
dengan utang tersebut.

Melaksanakan Pengujian
Dengan menggunakan program audit yang tersedia, maka auditor melakukan
pengujian ke perusahaan klien guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti.
sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam program. Untuk melakukan
pengujian auditor harus membedakan antara audit aset lancar dengan utang lancar.
Pengujian substantif terhadap utang lancar lebih ditujukan kepada 2 (dua) hal
yaitu :
a. Untuk menemukan adanya penyajian utang lancar yang lebih rendah dari
jumlah yang seharusnya (understatement value),

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 87


b. Untuk menemukan adanya utang lancar yang belum dicatat pada tanggal
laporan posisi keuangan (unrecorded liabilities).
Sedangkan pengujian substantif terhadap aset lancar lebih ditujukan untuk
menentukan kewajaran nilai aset lancar (nilai bersih yang dapat direalisasikan)
yang dicantumkan dalam laporan posisi keuangan.

Prosedur Audit Awal.


Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo utang usaha di
laporan posisi keuangan didukung catatan akuntansi yang memadai. Sehingga
auditor akan merekonsiliasi antara saldo utang usaha di laporan posisi keuangan
dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan :
1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle)
yang diterapkan oleh klien.
2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang
mendukung saldo utang usaha di laporan posisi keuangan.
Untuk melakukan pekerjaan ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet
penghapus, buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator ber-
printer untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan.

Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu.


Bk.Pembantu

Accounting cycle.
Auditing trail.

Langkah-langkah yang dilakukan :


1. Mengusut saldo utang usaha di laporan posisi keuangan ke saldonya di buku
besar, untuk meyakinkan bahwa saldo utang usaha di laporan posisi keuangan
bersumber dari perkiraan utang usaha,
2. Hitung kembali saldo utang usaha di dalam buku besar, yang bertujuan untuk
meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Untuk itu lakukan footing dan
cross footing kemudian hitung kembali saldonya.

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 88


3. Usut saldo awal utang usaha di dalam buku besar ke kertas kerja tahun lalu,
jika audit yang sekarang dilakukan untuk kesekian kalinya,
4. Lakukan reviu terhadap mutasi luar biasa baik dalam jumlah maupun sumber
posting dalam perkiraan utang usaha,
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha di buku besar ke
jurnal yang bersangkutan, untuk meyakinkan bahwa mutasi utang usaha yang
tercatat di buku besar berasal dari jurnal.
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun kontrolnya di
buku besar.
Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung
dari hasil test pengendalian.

Melakukan Prosedur Analitik (analytical review).


Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang
dilakukan :
1. Menghitung rasio utang usaha seperti berikut ini :
a. Tingkat Perputaran utang usaha,
Rumus : (Pembelian / Rata-rata utang usaha) = kali
b. Rasio utang usaha dengan utang lancar,
Rumus : ( Utang usaha / Utang lancar ) x 100% = %
2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa rasio tahun lalu, rasio standar,
rasio industri atau rasio yang dianggarkan,
3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan
membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang
tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap utang usaha.

Pengujian Akun Rinci.


Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) utang
usaha klien di laporan posisi keuangan dan kewajiban klien kepada krediturnya.
Untuk membuktikan hal tersebut ditempuh melalui :

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 89


1. Melakukan Konfirmasi Utang Usaha.
Prosedur konfirmasi dalam pengujian substantif terhadap utang usaha
bukanlah merupakan prosedur yang diharuskan (non mandatory procedure),
karena :
1) Tujuan utama pengujian substantif terhadap utang usaha adalah untuk
menemukan utang yang tidak tercatat (unrecorded liabilities), sedangkan
konfirmasi dilakukan terhadap utang usaha klien yang telah dicatat.
2) Kebanyakan utang usaha yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan
telah dibayar oleh klien sebelum auditor menyelesaikan pekerjaan lapangan,
yang membuktikan bahwa utang tersebut memang benar ada (eksis) pada
tanggal laporan posisi keuangan.
3) Sehingga, konfirmasi utang usaha akan efektif dilakukan jika terdapat kondisi
: 1). SPI utang usaha klien sangat lemah; 2). tidak ditemukan surat pernyataan
piutang dari kreditur kepada klien, dan apabila konfirmasi dilaksanakan oleh
auditor, maka langkah-langkahnya adalah :
a. Mintalah daftar utang klien pada tanggal laporan posisi keuangan.
b. Tentukan kreditur-kreditur yang melakukan penjualan besar kepada klien.
yang memiliki transaksi yang bersifat luar biasa, dan yang memiliki
hubungan istimewa dengan klien.
c. Kirimkan konfirmasi kepada para kreditur yang memiliki kriteria tersebut.

2. Periksa Dokumen yang Mendukung Transaksi Pembayaran Utang Usaha


Setelah Tanggal Laporan posisi keuangan (Subsequent Payment Test)
Pembayaran utang usaha yang dilakukan oleh klien setelah tanggal laporan
posisi keuangan, membuktikan bahwa memang benar utang/ kewajiban klien
kapada para krediturnya ada. Langkah-langkahnya adalah :
1) Periksa jurnal kas keluar klien setelah tanggal laporan posisi keuangan.
2) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha klien.
3) Periksa catatan register cek keluar.
4) Periksa nama-nama kreditur yang tercatat dalam catatan dan dokumen
tersebut.

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 90


5) Cocokkan nama-nama kreditur tersebut dengan nama-nama kreditur dalam
daftar utang klien pada tanggal laporan posisi keuangan, sehingga dapat
diketahui bahwa kreditur tersebut benar-benar ada dan kreditur mana yang
tidak dicatat oleh klien pada tanggal laporan posisi keuangan.
3. Rekonsiliasi Utang Usaha yang Tidak Dikonfirmasi ke Pernyataan
Piutang Bulanan yang Diterima oleh Klien dari Kreditur.
Untuk membuktikan utang usaha klien yang tidak dikonfirmasi, dapat
diverifikasi melalui rekonsiliasi utang tersebut dengan surat pernyataan piutang
yang diterima setiap bulan dari kreditur.

Pengujian Transaksi Rinci .


Ada 2 jenis pengujian yang dilakukan dalam pengujian ini yaitu :
1. Pengujian asersi kelengkapan dan keterjadian transaksi
Prosedur pada pengujian ini adalah memeriksa bukti transaksi yang
mendukung terjadi dan berkurangnya utang usaha yang tercatat dalam akun utang
usaha. Pada langkah ini auditor akan melakukan :
1) Memilih sampel akun kreditur yang akan diperiksa mutasi transaksinya.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a. Mintalah daftar utang klien pada akhir periode.
b. Pilihlah kreditur yang akan dijadikan sampel sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh auditor.
c. Mintalah buku pembantu utang klien sesuai dengan nama kreditur yang
dipilih untuk dijadikan sampel.
2) Memilih sample transaksi yang tercatat dalam akun kreditur yang dipilih
Langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a. Tentukan transaksi yang dicatat dalam buku pembantu masing-masing
kreditur terpilih untuk dijadikan sampel.
b. Mintalah bukti transaksi yang menimbulkan dan mengurangi utang yang
dijadikan sampel, baik dokumen sumber maupun dokumen pendukungnya.
c. Periksa kelengkapan dokumen yang mendukung dokumen sumber.
d. Periksa kesesuaian data yang tercantum dalam dokumen sumber ke
dokumen pendukung.

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 91


e. Periksa kebenaran data yang di-posting ke akun utang berdasarkan
dokumen sumber.
f. Periksa kebenaran pendebitan maupun pengkreditan pada akun tersebut.
Kertas pengujian dapat dilihat pada Gambar berikut ini :

NO.
JUMLAH
TANGGAL FAKTUR
KETERANGAN (Rp) NO. AKUN A B C D E
PEMBELIAN
.
05-Agus-13 Fkt-103 Pembelian 1.500.000,- 211 & 510 V V V V V
10-Agus-13 Fkt-110 Pembelian 8.750.500,- 211 & 510 V V V V V
16-Agus-13 Fkt-112 Pembelian 15.000.000,- 211 & 510 V V V V V
08-Des-13 Fkt-145 Pembelian 9.650.450,- 211 & 510 V V V V V
12-Des-13 Fkt-148 Pembelian 12.500.000,- 211 & 510 V V V V V
16-Des-13 Fkt-156 Pembelian 6.500.000,- 211 & 510 V V V V V
18-Des-13 Fkt-156 Pembelian 12.854.200,- 211 & 510 V V V V V
22-Des-13 Fkt-156 Pembelian 3.750.000,- 211 & 510 V V V V V
30-Des-13 Fkt-156 Pembelian 1.250.000,- 211 & 510 V V V V V

Sample dipilih dalam bentuk Faktur Pembelian


Dengan kreditur PT. Panca Bakti.
A Mathematical Accuracy
B Kelengkapan Bukti Pendukung
C Otorisasi
D Kebenaran nomor perkiraan
E Kebenaran posting ke Buku Besar

Dibuat Oleh : Direviu Oleh : Klien : PT.Bukit Berbunga Periode : Index:


Dian Utami Gede Yudha Schedule : Test Transaksi Tahun 2013 WP-
Tanggal : Tanggal : Pembelian E/2-1
14-2-2014 15-2-2014 Kredit.

Gambar 2.6 : Kertas Kerja Pengujian Asersi Kelengkapan Transaksi Utang.

2. Verifikasi pisah batas (cut-off).


Verifikasi cut-off dimaksudkan untuk membuktikan konsistensi klien dalam
menggunakan pisah batas dan kepatutan terhadap pengakuan pos-pos penjualan
kredit pada tahun yang diaudit.
Langkah-langkah yang ditempuh :
1) Periksa dokumen yang menimbulkan utang dalam minggu terakhir terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi
keuangan.

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 92


2) Periksa dokumen yang mengurangi utang dalam minggu terakhir terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi
keuangan.

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Utang usaha di Laporan Posisi


Keuangan.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor :
1. Periksa klasifikasi utang usaha di laporan posisi keuangan berdasarkan atas
prinsip akuntansi berterima umum,
2. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang non usaha mengenai
utang jangka panjang yang segera jatuh tempo dilunasi dengan aset tidak lancar
(sinking fund), maka utang ini tetap dsajikan sebagai uang jagnka panjang,
3. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha, misalnya aset
yang digunakan sebagai jaminan atas utang ini,
4. Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum
diungkapkan dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang bersangkutan
dengan utang tersebut.

PERTANYAAN :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Utang usaha ?
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan
dalam penyajian Utang usaha di laporan posisi keuangan ?
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap Utang usaha ?
4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan bahwa saldo Utang usaha di laporan posisi keuangan didukung
oleh catatan akuntansi yang memadai ?
5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan eksistensi saldo Utang usaha di laporan posisi keuangan ?
6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ?
7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai
Utang usaha usaha klien di laporan posisi keuangan ?.

Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 93


TOPIK
6 AUDIT EKUITAS
MODAL SAHAM
MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT
Siklus pendanaan berkaitan dengan transaksi penghimpunan dana dari pihak
lain sebagai setoran modal melalui penjualan saham maupun utang jangka
panjang. Pengeluaran surat berharga obligasi maupun penjualan saham
perusahaan pada umumnya dilakukan dalam jumlah besar, oleh karena itu saldo
saham dan utang obligasi pada umumnya material bagi laporan posisi keuangan.
Risiko salah saji pada transaksi pendanaan umumnya rendah, karena transaksi ini
umumnya jarang terjadi. Strategi audit akan tergantung pada transaksi pendanaan.
Jika frekuensinya rendah, auditor akan menghemat biaya dengan menerapkan
primarily substantive approach. Sebaliknya, jika frekuensi transaksi tinggi,
auditor akan menghemat biaya jika melakukan pengujian pengendalian untuk
menghimpun bukti yang mendukung lower assessed of control risk.

PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)


EKUITAS (TEST OF CONTROL)
Pemahaman ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/memadai tidaknya
struktur pengendalian intern ekuitas klien. Pemahaman struktur pengendalian
ekuitas akan meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, informasi dan
komunikasi (sistem akuntansi), penaksiran risiko, pemantauan dan aktivitas
pengendalian. Pemahaman terhadap SPI ekuitas klien sangat penting dalam proses
audit, karena hasilnya sangat menentukan risiko pengendalian, besarnya
materialitas dan luasnya pengujian berikutnya.
Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan :

Menyiapkan Program Audit SPI Ekuitas Modal Saham.


Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya telah memiliki program audit
SPI. Program ini biasanya berbentuk satu set ICQ (Internal Control Quesionaire)
standar. Berikut ini diberikan contoh program audit SPI Ekuitas ModalSaham :

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 94


Y = Ya T = Tidak, TDD
KLIEN :
= Tidak Dapat
Diterapkan
ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD
1. Apakah perusahaan mempunyai akte pendirian ?
2. Apakah akte pendirian tersebut telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman dan HAM dan diumumkan
dalam Lembaran Negara ?
3. Apakah sertifikat saham telah diterbitkan ?
4. Apakah sertifikat saham sudah dibagikan kepada
para pemegang saham ?
5. Apahan perusahaan mengadakan “stock certificate
book (Daftar Induk Pemegang Saham)” ?
6. Jika “Ya” apakah Daftar tersebut selalu di “update”
(dimutakhirkan)?
7. Apakah perusahaan sudah mempunyai Corporate
Secretary ?
8. Apakah perusahaan menggunakan jasa
“Independent registrar and stock transfer agent “
atau “Independent Trustee” (Biro Administrasi
Efek) ?
9. Apakah setiap perubahan dalam perkiraan modal
sudah mendapat otorisasi dari :
a. Dewan Komisaris,
b. Rapat Umum Pemegang Saham,
c. Menteri Kehakiman dan HAM,
d. BKPM,
e. BKPMD.
f. Presiden,
g. Ketua Bapepam.
10. Apakah pembagian dan pembayaran dividen sudah
diotorisasi oleh pejabat perusahan yang berwenang
(Direksi dan RUPS) ?
11. Apakah setiap koreksi atas perkiraan Retained
Earning/Deficit :
a. Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang ?
b. Didukung oleh bukti-bukti yang lengkap ?
c. Jurnalnya sudah benar dan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia ?
12. Apakah akumulasi kerugian perusahan sudah
melebihi modal disetor ?
13. Jika Ya :
a. Apakah ada rencana dari perusahaan untuk
menambah setoran modal ?

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 95


b. Apakah ada rencana lainnya untuk
memperbaiki defisit yang terjadi?
c. Jika Ya, jelaskan di lembar terpisah dan
cantumkan pendapat auditor mengenai masuk
akal atau tidaknya rencana tersebut ?
d. Apakah auditor yakin mengenai “going
concern” perusahaan ?

A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum


pada pertanyaan di atas :

…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

B. Catatan lain:
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..

C. Kesimpulan penilaian ( Baik, Sedang, Buruk ) ?

D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan


alasannya).
Diisi oleh :

Direviu oleh :
Gambar 5.1 : ICQ Euitas Pemegang Saham

Melaksanakan Pengujian.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan ICQ dan mengadakan wawancara
(interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait serta melakukan observasi
terhadap pelaksanaan sistem ekuitas modal saham klien,
Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur
pengendalian intern ekuitas modal saham klien baik, sedang atau buruk. Simpulan
ini akan digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan luasnya
pengujian berikutnya.

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 96


PENGUJIAN SUBSTANTIF EKUITAS MODAL SAHAM.
Pengujian substantif terhadap ekuitas modal Saham merupakan proses
pekerjaan lapangan yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter
ekuitas modal Saham yang tersaji di laporan posisi keuangan. Langkah-langkah
yang ditempuh oleh auditor untuk melakukan pengujian adalah :
Memahami Akun/siklus yang Diaudit.
Auditor harus memahami ekuitas modal saham sebagai akun yang diaudit
sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut.
Ekuitas merupakan jumlah kumulatif kontribusi yang diberikan oleh pemilik
kepada perusahaan sebagai entitas ditambah dengan laba yang ditahan di dalam
perusahaan. Ekuitas merupakan bagian hak milik dalam perusahaan yaitu selisih
antara aset dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan
ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Ekuitas akan berkurang terutama dengan
adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan, atau
karena kerugian. Sesuai jenis kepemilikan perusahaan maka jenis modal sendiri
pada :
1. Perusahaan Perorangan, modal sendiri ditunjukkan di laporan posisi keuangan
oleh akun “Modal” atas nama seseorang dan akun “Prive” atas nama pemilik
perusahaan.
2. Perusahaan Persekutuan berbentuk Firma atau CV, modal sendiri disajikan di
laporan posisi keuangan dengan akun “Modal” atas nama tiap-tiap sekutu dan
akun “Prive” atas nama tiap-tiap sekutu pula.
3. Prusahaan Perseroan, modal sendiri perusahaan ditunjukkan pada akun “Modal
Saham (Capital Stock), Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba dan
Cadangan (reserve)”.

Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Ekuitas


ModalSaham.
PABU terhadap Ekuitas ModalSaham merupakan standar akuntansi keuangan
yang diterapkan untuk menyajikan Ekuitas Modal Saham di laporan posisi
keuangan. Ada beberapa standar akuntansi untuk Ekuitas Modal Saham :

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 97


1. Modal saham harus dijelaskan secara lengkap di laporan posisi keuangan
dalam bentuk catatan kaki (footnote) atau sebagai catatan atas laporan
keuangan (notes to financial statements), meliputi :
1) Jenis saham, nilai nominalnya dan tarif dividen.
2) Untuk saham istimewa, harus dijelaskan sifat keistimewaannya, misalnya
hak istimewa dalam pembagian dividen, hak istimewa dalam hal likuidasi
perusahan.
3) Jumlah saham yang diijinkan untuk dikeluarkan, yang telah dikeluarkan,
yang ada ditangan perusahaan sebagai treasury stock dan yang beredar.
4) Jumlah dividen kumulatif saham istimewa yang belum dapat dibayar oleh
perusahaan, baik jumlah total maupun jumlah saham.
5) Jumlah saham yang disediakan untuk stock option plans untuk ditukarkan
dengan obligasi atau saham istimewa. Jumlah saham yang dipesan tetapi
belum dikeluarkan, dividen saham yang telah diumumkan tetapi belum
dibagikan dan saham yang dikeluarkan dalam penggabungan perusahaan.
2. Treasury stock, harus disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok
modal saham, yang disajikan sebesar Cost-nya sebagai pengurang terhadap
modal saham dan saldo laba.
3. Saldo Laba. Perubahan saldo laba dalam tahun yang diaudit harus disajikan
dalam laporan tersendiri disebut “Laporan Perubahan Saldo Laba”, atau
digabung dengan laporan laba rugi yang disebut dengan “Laporan Laba Rugi
dan Perubahan Saldo Laba”. Informasi yang bersangkutan dan pembatasan
penggunaan saldo laba harus dijelaskan dalam notes to financial statement.

Memahami Tujuan Pengujian Substantif Ekuitas ModalSaham.


Tujuan pengujian substantif terhadap Ekuitas Modal Saham adalah sebagai
berikut :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi ekuitas modal
saham usaha klien,
2. Membuktikan keberadaan ekuitas modal saham dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan ekuitas modal saham yang tersaji di laporan posisi keuangan,

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 98


3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo ekuitas modal saham yang disajikan di laporan posisi
keuangan,
4. Membuktikan ekuitas modal saham yang dicantumkan di laporan posisi
keuangan merupakan klaim pemilik terhadap aset entitas,
5. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas modal saham yang dicantumkan di
laporan posisi keuangan,
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas modal saham di
laporan posisi keuangan.

Merencanakan Pengujian Substantif Ekuitas Modal Saham.


Standar auditing menyatakan bahwa auditor harus merencanakan prosedur
audit yang akan ditempuh, yang akan tertuang dalam bentuk program audit,
seperti berikut ini :
INDEK TANGGAL PARAF
NO PROSEDUR AUDIT KERTAS PELAK- PELAK-
KERJA SANAAN SANA.
1 Prosedur Audit Awal :
1) Usut saldo ekuitas modal
saham di laporan posisi
keuangan ke saldo ekuitas
modal saham di buku besar,
2) Hitung kembali saldo ekuitas
modal saham di buku besar,
3) Lakukan review terhadap
mutasi luar biasa,
4) Usut saldo awal ekuitas modal
saham di buku besar ke kertas
kerja tahun lalu,
5) Usut posting pendebitan dan
pengkreditan ekuitas modal
saham ke jurnal.
6) Lakukan rekonsiliasi akun
kontrol ekuitas modal saham
dalam buku besar ke buku
pembantu ekuitas modal
saham dan buku sertifikat
saham.
2 Prosedur Analitik :
1) Rasio nilai buku saham biasa
2) Return on common stock-

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 99


holder’s equity,
3) Dividend payout,
4) Earning per share,
5) Lakukan analisis dengan
membandingkan rasio tahun
audit dengan rasio harapan,
atau saldo ekuitas modal saham
akhir tahun lalu.

3 Pengujian terhadap Akun Rinci:


1) Pelajari anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga
perusahaan klien,
2) Pelajari notulen rapat
pemegang saham dan dewan
komisaris,
3) Pelajari kontrak underwriting
dan persyaratan emisi saham,
4) Pelajari notulen rapat dewan
komisaris dan pemegang
saham mengenai pembagian
dividen,
5) Pelajari kontrak antar klien
dengan independent registrar
dan transfer agent,
6) Pelajari surat perjanjian
penarikan kredit dan bond
identures menganai pasal
yang membatasi pembagian
dividen,
7) Lakukan analisis terhadap
akun modal saham,
8) Lakukan analisis terhadap
akun treasury stock,
9) Lakukan analisis terhadap
saldo laba,
10) Dapatkan konfirmasi dari
independent registrar dan
transfer agen,
11) Periksa pertanggungjawaban
nomor urut sertifikat saham,
12) Periksa semua sertifikat
saham yang dibatalkan
pemakaiannya,
13) Selidiki adjustment yang
berasal dari tahun
sebelumnya yang dicatat di

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 100


dalam akun laba ditahan.

4 Pengujian Transaksi Rinci :


1) Periksa bukti pendukung
pencatatan ke dalam akun
Modal saham, Paid-in capital,
Treasury Stock, Saldo Laba dan
cadangan,
2) Periksa pencatatan transaksi
pengumuman dividen dan
pembayarannya.

5 Verifikasi Penyajian dan Peng-


ungkapan ekuitas modal saham :
1) Periksa pencatatan transaksi
emisi saham untuk menentukan
pemisahan jumlah modal
saham dengan paid-in capital ,
2) Periksa penyajian treasury
stock,
3) Periksa penyisihan saldo laba
dalam tahun yang diaudit,
4) Periksa penjelasan yang ber-
sangkutan dengan unsur modal
saham.
Gambar 5.2 : Program Pengujian Substantif Ekuitas ModalSaham.

Melaksanakan Pengujian.
Program audit substatif akan digunakan oleh auditor untuk melakukan
pengujian ke perusahaan klien guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti,
sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam program.

Prosedur Audit Awal


Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo ekuitas modal
saham di laporan posisi keuangan didukung catatan akuntansi yang memadai.
Sehingga auditor akan merekonsiliasi antara saldo ekuitas modal saham di laporan
posisi keuangan dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah
yang dilakukan :
1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle)
yang diterapkan oleh klien,

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 101


2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang
mendukung saldo Ekuitas ModalSaham di laporan posisi keuangan.
Untuk melaksanakan prosedur ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet
penghapus, buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator ber-
printer untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan.

Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu.


Bk.Pembantu

Accounting cycle.
Auditing trail.

Langkah-langkah yang dilakukan :


1. Mengusut saldo ekuitas modal saham di laporan posisi keuangan ke saldonya
di buku besar, untuk meyakinkan bahwa saldo ekuitas modal saham di laporan
posisi keuangan bersumber dari perkiraan ekuitas modal saham.
2. Hitung kembali saldo ekuitas modal saham di dalam buku besar, yang
bertujuan untuk meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Untuk itu
lakukan footing dan cross footing kemudian hitung kembali saldonya.
3. Usut saldo awal ekuitas modal saham di dalam buku besar ke kertas kerja
tahun lalu, jika audit yang sekarang dilakukan untuk kesekian kalinya.
4. Lakukan reviu terhadap mutasi luar biasa baik dalam jumlah maupun sumber
posting dalam perkiraan ekuitas modal saham.
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun ekuitas modal saham di buku
besar ke jurnal yang bersangkutan, untuk meyakinkan bahwa mutasi ekuitas
modal saham yang tercatat di buku besar berasal dari jurnal.
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu ekuitas modal saham dengan akun
kontrolnya di buku besar.
Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung
dari hasil tes pengendalian.

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 102


Melakukan Prosedur Analitik (Analytical Review).
Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang
dilakukan :
1. Menghitung rasio ekuitas modal saham seperti berikut ini :
a) Rasio nilai buku saham biasa
Rumus : (Ekuitas Modalsaham / Rata-rata jumlah saham yang beredar)
x 100% = %
b) Return common stockholders’ equity ,
Rumus : ( Laba bersih / Rata-rata jumlah saham yang beredar) x 100%
= %
c) Dividend payout,
Rumus : (Dividen kas /Laba bersih) x 100% = %
d) Laba per saham
Rumus : (Laba bersih/ Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar) x
100%
= %
2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa rasio tahun lalu, rasio standar,
rasio industri atau rasio yang dianggarkan,
3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan
membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang tidak
biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap ekuitas modal
saham.

Pengujian Akun Rinci.


Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) ekuitas
modal saham klien di laporan posisi keuangan dan kewajiban klien kepada
krediturnya. Untuk membuktikan hal tersebut ditempuh melalui :
1. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien.
Auditor harus mempelajari anggaran dasar dan anggaran tumah tangga
perusahaan serta perubahannya yang terjadi dalam tahun yang diaudit.

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 103


Informasi penting yang berhubungan dengan akuntansi yang perlu diketahui
oleh auditor adalah :
1) Nama berbagai jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan (misalnya
saham biasa, saham istimewa yang dapat diubah ke dalam saham biasa).
2) Jumlah lembar saham yang diijinkan untuk dikeluarkan oleh perusahaan.
3) Nilai nominal setiap jenis saham yang beredar.
4) Berbagai ketentuan yang berhubungan dengan pelunasan kembali saham
istimewa.
5) Ketentuan yang bersangkutan dengan penukaran saham istimewa menjadi
saham biasa.
6) Hak istimewa yang melekat pada setiap jenis saham yang dikeluarkan oleh
perusahaan.
2. Pelajari notulen Rapat Pemegang Saham dan Dewan Komisaris.
Informasi yang dibutuhkan oleh auditor dalam notulen rapat pemegang saham
adalah keputusan-keputusan yang berkaitan dengan :
1) Penambahan, pengurangan, pelunasan dan emisi saham.
2) Pembentukan cadangan (reserves).
3) Tawaran pemberian saham kepada karyawan dan kebijakan pembagian
dividen,
Semua hal tersebut di atas memerlukan otorisasi dari pemegang saham.
3. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai
pembagian dividen.
Untuk memverifikasi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam
tahun yang diaudit, maka auditor harus mempelajari notulen rapat dewan
komisaris dan pemegang saham untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan :
1) Kebijakan pembagian dividen.
2) Jenis dividen yang akan dibagikan.
3) Tanggal pembagian dividen.

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 104


4. Lakukan Analisis terhadap Otorisasi Akun Modal Saham.
Analisis akun modal saham bertujuan untuk mengetahui apakah transaksi yang
berkaitan dengan penambahan, pengurangan, pelunasan dan emisi saham telah
memperoleh otorisasi dari pemegang saham atau dewan komisaris. Auditor
harus mempelajari/memeriksa notulen rapat pemegang saham atau dewan
komisaris, untuk mengetahui transaksi-transaksi yang diijinkan oleh yang
berwenang dalam hubungannya dengan mutasi akun Modal Saham.
5. Pelajari Kontrak Underwriting dan Persyaratan Emisi Saham
Auditor harus mempelajari kontrak underwriting yang ditandatangani bersama
antara klien dengan perusahaan underwriter, jika klien adalah perusahaan yang
go public.
6. Pelajari Kontrak Antara Klien dengan Independent Registrar dan Transfer
Agent.
Independent registrar adalah badan yang memberikan jasa untuk melindungi
pemegang saham dari pengeluaran saham yang melebihi jumlah yang
ditentukan atau kecurangan dalam sertifikat saham. Badan ini berfungsi
mengawasi sertifikat saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sesuai dengan
otorisasi yang ditentukan di dalam anggaran dasar dan otorisasi dari dewan
komisaris. Sertifikat saham akan menjadi sah jika telah ditandatangani oleh
badan ini.
Transfer agent, berfungsi untuk menyelenggarakan catatan pemegang atas
nama pemeang saham, pada tanggal pencatatan nama pemegang saham dalam
pembagian dividen. Transfer agent sering ditunjuk sebagai agen yang
membagikan dividen kepada para pemegang saham.
7. Pelajari Surat Perjanjian Penarikan Kredit dan Bond Identure Mengenai
Pasal yang Membatasi Pembagian Dividen.
Dengan mempelajari surat perjanjian ini auditor akan mengetahui kepatuhan
klien atas persyaratan perjanjian kredit tersebut. Biasanya dalam utang jangka
panjang seringkali kreditur mengenakan pembatasan terhadap pembagian
dividen selama klien memiliki kewajiban jangka panjang.

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 105


8. Lakukan Analisis terhadap Akun Modal Saham.
Auditor sangat berkepentingan untuk menilai kewajaran saldo awal akun
modal saham. Oleh karena itu auditor harus melakukan analisis terhadap modal
saham sejak perusahan tersebut berdiri sampai dengan awal tahun yang diaudit.
Dalam pemeriksaan selanjutnya auditor akan menitikberatkan verifikasinya
terhadap transaksi pendebitan dan pengkreditan akun tersebut dalam tahun
yang diaudit. Analisis modal saham meliputi :
1) Mengumpulkan informasi mengenai sifat perubahan akun modal saham
yang terjadi dalam tahun yang diaudit.
2) Pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung setiap pengkreditan dan
pendebitan akum modal saham.
3) Pemeriksaan terhadap penerapan prinsip akuntansi berterima umum oleh
klien dalam mencatat transaksi perubahan akun modal saham.
9. Lakukan Analisis Terhadap Akun Saldo Laba.
Akun saldo laba dikredit dengan laba yang ditransfer dari akun Laba-rugi,
cadangan, yang sudah dihentikan dan dikembalikan ke akun saldo laba, dan
penggabungan perusahaan yang dicatat sebagai pooling of interest. Akun ini
didebit dengan rugi yang dialami perusahaan dalam periode akuntansi,
pembagian dividen tunai dan saham, pembentukan dan penambahan cadangan.
Penyisihan sebagian salado laba memerlukan otorisasi dari dewan komisaris.
Auditor melakukan analisis terhadap saldo laba bertujuan untuk mengetahui :
1) Apakah semua transaksi yang menyangkut akun tersebut telah diotorisasi
oleh yang berwenang.
2) Apakah transaksi yang menyangkut pendebitan dan pengkreditan akun saldo
laba telah dilakukan oleh klien sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
10. Dapatkan Konfirmasi Dari Independent Registrar dan Transfer Agent.
Auditor harus mendapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfer
agent mengenai jumlah lembar saham yang dikeluarkan. Jawaban yang
diterima oleh auditor harus diusut ke dalam catatan klien. Jumlah saham yang
beredar menurut akun modal saham di buku besar harus sama dengan jawaban

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 106


konfirmasi yang diterima dari kedua badan tersebut. Jika klien tidak menuntut
independent registrar dan transfer agent, maka auditor harus memeriksa
pertanggungjawaban penggunaan nomor urut sertifikat saham.
11. Periksa Pertanggungjawaban Nomor Urut Sertifikat Saham.
SPI yang baik adalah penggunggunaan nomor urut cetak pada sertifikat saham
yang dikeluarkan oleh perusahan klien. Auditor harus memeriksa
pertanggungjawaban sertifikat saham yang dikeluarkan oleh klien, baik yang
sudah dikeluarkan yang dibatalkan pemakaiannya karena rusak atau sebab
lain, dan yang belum beredar serta yang berada di tangan klien.
12. Periksa Semua Sertifikat Saham yang Dibatalkan Pemakaiannya.
Untuk menghindari penyalahgunaan sertifikat saham yang dibatalkan
pemakaiannya, maka klien harus membubuhkan tanda tertetu sedemikian
rupa, sehingga memudahkan pengenalan sertifikat saham yang telah
dibatalkan pemakaiannya. Untuk auditor harus :
1) Mencatat nomor sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya.
2) Memeriksa apakah klien telah memberikan tanda khusus sehingga
menghindari penyalahgunaan sertifikat yang telah dibatalkan tersebut.
13. Selidiki adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat
dalam akun saldo laba.
Adjustment tahun yang lalu yang dicatat oleh klien pada tahun yang sekarang
akan sangat berpengaruh terhadap penyajian saldo awal akun saldo laba.
Jumlah yang digunakan untuk meng-adjust adalah sebesar jumlah setelah
dikurangi pajak penghasilan. Tugas auditor adalah menyelidiki pendebitan dan
pengkreditan akun saldo laba yang diberi keterangan sebagai adjustment tahun
sebelumnya untuk menentukan apakah klien telah mencatatnya sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum. Menurut prinsip akuntansi berterima
umum, modal saham harus disajikan di laporan posisi keuangan sebesar
nilainya pada tanggal laporan posisi keuangan, yaitu sebesar nilai nominal
ditambah atau dikurangi dengan paid-in capital, dikurangi dengan treasury
stock, ditambah atau dikurangi dengan saldo laba. Oleh karena itu verifikasi

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 107


penilaian ini dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan nominal modal
saham, saldo akun paid-in capital, treasury stock dan akun saldo laba.
14) Lakukan Analisis Terhadap Akun Treasury Stock.
Treasury stock adalah saham milik klien yang dibeli kembali oleh klien.
Untuk itu tugas auditor adalah :
1) Memperoleh keyakinan bahwa sertifikat saham yang berada ditangan klien
sebagai treasury stock adalah saham yang dikeluarkan atas nama klien.
2) Membuat daftar sertifikat saham sebagai treasury stock tersebut ke dalam
kertas kerja yang memeperlihatkan nomor urut sertifikat dan jumlah
lembar sertifikatnya, dalam audit selanjutnya nomor sertifikat treasury
stock ini harus dibandingkan dengan kertas kerja yang dibuat dalam tahun
sebelumnya, untuk mendeteksi adanya kemungkinan transaksi penjualan
dan pembelian kembali saham yang tidak diotorisasi dan tidak dicatat.
3) Memperoleh keyakinan bahwa klien tidak membagikan dividen untuk
saham yang dimilikinya sebagai treasury stock.
Treasury stock harus dicatat sebesar cost-nya. Jika treasury stock tersebut
dijual kembali dan hasil penjualannya berbeda dengan kos yang dicatat di
dalam akun treasury stock, maka perbedaan ini harus diperlakukan sebagai
penyesuaian terhadap akun modal. Jika klien menjual kembali treasury
stock dengan menerima aset tetap, maka auditor harus memeriksa apakah
nilai aset tetap yang dicatat tidak lebih tinggi dari nilai tunai yang dapat
direalisasikan dari treasury stock yang dikeluarkan.

Pengujian Transaksi Rinci .


Ada dua prosedur yang harus ditempuh oleh auditor :

1. Periksa bukti pendukung pencatatan ke dalam akun Modal Saham, Paid-


in Capital, Treasury stock, Saldo Laba, dan Cadangan.
Auditor harus mengusut penerimaan kas dari emisi saham ke jurnal penerimaan
kas dan rekening koran bank.

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 108


2. Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya.
Auditor harus mereviu notulen rapat direksi yang bersangkutan dengan
pembagian dividen. Auditor harus mencatat tanggal dan jumlah dividen yang
dibagikan menurut keputusan rapat tersebut.

Nama Pemegang Saham Nona Yulia Ny. Dewi Ny. Rosa Tn. Gede Total
Jumlah saham (lembar) 275 275 275 275 1.100
Stock issued 31/12/13 275.000.000,-© 275.000.000,-© 220.000.000,-© -© 770.000.000,-
Subcribed stock - - 55.000.000,- C - 55.000.000,-
Subscription Receivable - - (55.000.000) C - 55.000.000,-
Stock dividend 55.000.000,- T 55.000.000,- T 55.000.000,- T - 165.000.000,-
Common stock - - - 275.000.000,-® 275.000.000,-
Paid in capital per-book 31/12/13 330.000.000,- 330.000.000,- 275.000.000,- 275.000.000,- 1.210.000.000,-
^ ^ ^ ^ ^
Subcribed stock - - 55.000.000,- 275.000.000,- (220.000.000)
Paid in capital per-audit 330.000.000,- 330.000.000,- 330.000.000,- - 990.000.000,-
31/12/13
^ ^ ^ ^
Authorized 330.000.000,- 330.000.000,- 330.000.000,- - 990.000.000,-

^ ^ ^ ^ ^

© Cocok dengan kertas kerja tahun lalu DIBUAT DIREVIU KLIEN : INDEX :
C Telah dilakukan konfirmasi OLEH : OLEH :
T Telah ditelusur ke Notulen Rapat para Pemegang
Agus Raharja Bagiada PT. Bukit Berbunga G/3
Saham
® Sesuai dengan Notulen Rapat Pemegang Saham TANGGAL TANGGAL SKEDUL :
tanggal 1 Januari 2013
^ Tes kebenaran penjumlahan telah dilakukan Ekuitas Modal
22/02/2014 23/02/2013 Saham

Verifikasi Penyajian Modal Sendiri di Laporan posisi keuangan.


Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor :
1. Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah
modal saham dengan paid-in capital di laporan posisi keuangan berdasarkan
atas prinsip akuntansi berterima umum,
2. Periksa penyajian treasury stock,
3. Periksa penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit,
4. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsur ekuitas modal saham.

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 109


PERTANYAAN :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Ekuitas Modal Saham ?
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan
dalam penyajian Ekuitas Modal Saham di laporan posisi keuangan ?
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap Ekuitas Modal
Saham ?
4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan bahwa saldo Ekuitas Modal Saham di laporan posisi keuangan
didukung oleh catatan akuntansi yang memadai ?
5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk
membuktikan eksistensi saldo Ekuitas Modal Saham di laporan posisi
keuangan ?
6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ?
7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai
Ekuitas Modal Saham usaha klien di laporan posisi keuangan ?.

Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 110

You might also like