Professional Documents
Culture Documents
1 PB78656
1 PB78656
1 PB78656
Abstrak
RISHA yang diterapkan pada rumah Jayagiri dibandingkan dengan teknologi
konvensional, dalam hal durasi konstruksi, biaya, dan ramah lingkungan. Kekuatan
struktur RISHA dianalisis berdasarkan standar yang ada menggunakan SAP2000 dan
spColumn. Data dari studi literatur dan wawancara dengan pengguna RISHA, aplikator,
dan Direktorat Teknik Cipta Karya dan Perumahan. Dibandingkan dengan rumah
konvensional, rumah Jayagiri terbukti lebih ramah lingkungan dengan nilai efisiensi
48,6 poin. Pembangunannya juga lebih cepat empat minggu, dengan biaya lebih murah
Rp123.043,90 per meter persegi, atau 3,97%. Analisis kekuatan menunjukkan bahwa
kapasitas tulangan kolom masih mampu memikul beban yang direncanakan, kapasitas
angkur balok arah-X belum memenuhi persyaratan.
Kata kunci: RISHA, teknologi modular, beton pracetak, kekuatan struktur, biaya dan
durasi konstruksi.
_________
Cite this as: Wimala, M. Bonardo, B. Parceka, W. Carissa (2022). Keunggulan Kompetitif Teknologi Modular Rumah Instan Sederhana dan
Sehat (RISHA) Jayagiri. Article. Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, 20(2), 331-344. doi:
https://doi.org/10.20961/arst.v20i2.60111
327
Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (2) October 2022: 327-340
328
Wimala, M., Bonardo, B., Parceka, W., Carissa, Keunggulan Kompetitif Teknologi ...
Meskipun belum menyeluruh, beberapa RISHA (Wibowo 2018) (Susanto, Zuryani, dan
penelitian terdahulu telah membahas sebagian Kamajaya 2020). RISHA bahkan masih belum
keunggulan RISHA tersebut, antara lain: berhasil menciptakan minat beli yang masif
setelah hampir dua dekade diciptakan (Iqbal
a. Penerapan teknologi RISHA pada
dan Ujianto 2021). Jika hal ini berlanjut, maka
pembangunan rumah T-36 di Tempat
dapat dipastikan bahwa penerapan RISHA di
Evakuasi Akhir (TEA) Kabupaten
masa yang akan datang akan kalah bersaing
Magelang membutuhkan biaya struktur
dengan teknologi lain, termasuk juga dengan
yang lebih murah, yaitu sebesar 10,85%,
teknologi bangunan konvensional yang sudah
dibandingkan dengan rumah konvensional
lebih umum digunakan. Terlebih lagi karena
(Mudawarisman dan Sari 2020).
sampai saat ini, masih ada stigma di kalangan
b. Perhitungan biaya konstruksi untuk satu unit masyarakat Indonesia bahwa rumah yang
rumah RISHA T-36 di Kota Banjarmasin dibangun dengan teknologi pracetak lebih
menunjukkan perbedaan sebesar 2,16% mahal, dan memiliki desain yang lebih kaku
lebih murah dibandingkan dengan rumah dibandingkan dengan rumah konvensional
konvensional (Rahayu, Rafik, dan Cahyani (Primasetra 2020; Baldwin, dkk., 2009).
2019).
Ketidaktahuan mengenai seberapa unggul
c. Penerapan teknologi RISHA pada rumah teknologi RISHA ini juga dirasakan oleh
pascagempa di Kecamatan Tanjung, seorang pemilik sekaligus penghuni rumah
Kabupaten Lombok Utara dinilai berteknologi RISHA di Jalan Jayagiri 2,
mempunyai nilai efektivitas yang paling Lembang, Jawa Barat. Dengan berbagai potensi
baik, yaitu 3,16 dibandingkan Rumah Instan pengembangan proyeknya ke depan, salah satu
Konvensional (Riko), dan Rumah Instan tujuan penelitian ini adalah untuk memfasilitasi
Kayu (Rika) menurut para penggunanya ketidaktahuan tersebut.
(Suta, dkk., 2020). Efektivitas ketiga jenis
Perubahan standar sejak uji struktur RISHA
rumah tersebut dinilai berdasarkan
yang pertama kali dilakukan pada tahun 2004
ketahanan gempa, kesesuaian kebutuhan
menjadi alasan utama dilakukannya kajian
(desain, luas, dan peruntukkan ruang),
ulang terkait keunggulannya. Spesifikasi teknik
kenyamanan, penggunaan material,
panel RISHA sejak awal mengacu pada
rehabilitas hunian, waktu pembangunan,
beberapa standar, antara lain SK SNI T-15-
bantuan biaya pemerintah, keterlibatan
1991-03 tentang Tata Cara Perhitungan
Program Kerja Masyarakat (Pokmas) dan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI
fasilitator pengelolaan biaya konstruksi,
03-1726-1989 tentang Tata Cara Perencanaan
penambahan biaya yang dibebankan kepada
Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung,
penerima bantuan, swadaya masyarakat,
SNI 03-1727-1989-F tentang Tata Cara
serta kendala pembangunan.
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
d. Dengan menggunakan Capacity Spectra SNI 03-1974-1990 tentang Metode Pengujian
Method (CSM), hasil penelitian Kuat Tekan Beton, SNI 03-2458-1991 tentang
menunjukkan bahwa kinerja struktur rumah Metode Pengujian Pengambilan Contoh untuk
berteknologi RISHA satu lantai terhadap Campuran Beton Segar, SNI 03-3976-1995
beban gempa Indonesia dinilai masih kuat tentang Tata Cara Perencanaan Pembebanan
untuk dibangun di seluruh wilayah gempa untuk Rumah dan Gedung, SNI 15-2049-1994
Indonesia dengan kondisi tanah keras, tentang Semen Portland, serta SNI 03-1726-
sedang, dan lunak (Bachroni 2008). 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Sangat penting bagi para penggunanya untuk Gempa (Kementerian Pekerjaan Umum dan
mengetahui sejauh mana kelebihan yang dapat Perumahan Rakyat, 2004).
ditawarkan oleh bangunan berteknologi RISHA Standar-standar tersebut telah diperbaharui dan
tersebut. Kurangnya informasi dan sosialisasi selanjutnya akan dipertimbangkan pada
mengenai hal tersebut dapat mengakibatkan perhitungan kekuatan struktur pada penelitian
kurang pahamnya para calon pengguna akan ini untuk mendapatkan kajian yang lebih sesuai
konsep dan implementasi bangunan jenis dengan kondisi eksisting. Beberapa standar
329
Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (2) October 2022: 327-340
yang diacu antara lain SNI 1726:2019 tentang untuk rumah konvensional, dan Analisis Harga
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Satuan (AHS) yang digunakan oleh aplikator
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non RISHA yang mengerjakan pembangunan
Gedung, SNI 1727:2020 tentang Beban rumah RISHA Jayagiri pada tahun 2017.
Minimum untuk Perancangan Bangunan
Untuk perencanaan jadwal konstruksi,
Gedung dan Struktur Lain, dan SNI 2847:2019
beberapa asumsi, seperti jumlah pekerja dan
tentang Persyaratan Beton Struktural untuk
jumlah hari kerja, dipertimbangkan dalam
Bangunan Gedung. Selain itu, batasan kajian
perhitungannya. Rumah konvensional
mengenai keunggulan RISHA lainnya yang
diasumsikan dikerjakan oleh delapan orang
telah dilakukan sebelumnya oleh Puslitbangkim
pekerja per hari selama waktu
atau yang sekarang dikenal sebagai Direktorat
pembangunannya, sementara rumah RISHA
Bina Teknik Permukiman dan Perumahan
Jayagiri menggunakan masing-masing empat
(BinTek PP) hanya ditinjau dari beberapa
orang pekerja per harinya yang dibagi ke dalam
parameter dengan batasan seperti yang telah
dua periode. Berdasarkah hasil wawancara
disebutkan sebelumnya.
dengan pihak aplikator RISHA, grup pekerja
Oleh karena itu, tujuan utama penelitian ini yang terlibat pada pekerjaan rangka struktur
adalah untuk menghasilkan kajian keunggulan RISHA selama periode pertama merupakan
teknologi RISHA yang lebih terkini dan pekerja yang sangat terampil yang telah
komprehensif, terutama dilihat dari segi durasi mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
waktu pembangunan, biaya konstruksi, Puslitbangkim. Selanjutnya, grup pekerja non-
keramahan lingkungan, dan juga kekuatan terampil akan melakukan pekerjaan finishing
strukturnya. pada periode kedua.
Pembahasan parameter selanjutnya terkait
2. METODE
dengan keramahan lingkungan akan menyoroti
Penelitian ini menggunakan pendekatan mix- penggunaan beton sebagai material utama yang
method yang menggabungkan penelitian secara digunakan, baik secara pracetak maupun cor in-
kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data situ dengan memperhitungkan faktor-faktor
diperoleh dari kajian literatur dan wawancara yang berkontribusi terhadap green
dengan beberapa pihak, yaitu pemilik rumah construction. Jumlah penggunaan beton yang
berteknologi RISHA, aplikator RISHA, signifikan perlu diperhitungkan terkait dengan
fungsional perekayasa dan research engineer banyaknya dampak negatif kepada lingkungan
Bintek PP, serta Prof. Dr. Ir. Arief Sabaruddin, yang terhasil selama siklus hidupnya dalam
CES., Direktur Pusat Pengelolaan Dana bentuk limbah (waste) dan emisi karbon.
Pembiayaan Perumahan (PPDPP), sebagai Sebelumnya, kajian awal RISHA hanya
pelopor teknologi pracetak sederhana RISHA. membahas tentang jumlah penggunaan kayu
Data yang dimaksud meliputi Work Breakdown dalam konteks keramahan lingkungan. Pada
penelitian ini penilaian tingkat keramahan
Structure (WBS) beserta urutan kegiatan
konstruksi untuk kedua jenis rumah, kondisi lingkungan suatu bangunan akan dikaji
menggunakan Green Concrete Scoring System
eksisting terkait aplikator RISHA, rantai pasok
panel RISHA, Rencana Anggaran Biaya (GCSS) yang memperhitungkan beberapa
(RAB), dan as-built drawing rumah faktor, yaitu limbah konstruksi (25,65%),
berteknologi RISHA. Data tersebut selanjutnya keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan kerja
digunakan dalam analisis perbandingan antara (24,11%), kualitas hasil pekerjaan beton
(23,07%), penggunaan sumber daya manusia,
rumah berteknologi RISHA Jayagiri sebagai
studi kasus dengan rumah konvensional yang air dan energi (12,80%), perencanaan site
diasumsikan serupa untuk mendapatkan layout terkait penyimpanan dan proteksi
material (7,88%), waktu konstruksi (3,44%),
efisiensi dari parameter yang ditinjau.
dan pemanfaatan sumber daya lokal (3,06%).
Sebagai pembanding RAB rumah RISHA Berdasarkan Chandra (2021), penerapan
Jayagiri, RAB rumah konvensional akan teknologi beton pracetak menggunakan GCSS
dihitung dengan mengacu kepada as-built dapat memperoleh nilai total sebesar 86, dan
drawing rumah RISHA yang telah disesuaikan beton konvensional sebesar 14. Selanjutnya,
330
Wimala, M., Bonardo, B., Parceka, W., Carissa, Keunggulan Kompetitif Teknologi ...
rumus yang dapat digunakan pada kasus umum aplikasi SpColumn, sedangkan untuk kapasitas
dapat dilihat pada rumus 1. penampang balok akan dihitung secara
konvensional. Mengingat bahwa tulangan pada
Nilai Akhir Keramahan Lingkungan
teknologi RISHA tidak menerus dari satu
Vkonvensional Vpracetak komponen ke komponen yang lainnya, tulangan
= 100 × (( × 0,14) + ( × 0,86))
Vtotal Vtotal ..(1) tumpuan pada balok akan dihitung dengan
dengan nilai akhir yang menunjukkan tingkat meninjau angkur/sambungan yang
keramahan lingkungan penggunaan beton menyambung komponen balok dengan joint.
dalam suatu bangunan, V menunjukkan volume 2.1 Studi Kasus: RISHA Jayagiri
beton yang digunakan dalam meter kubik.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 3 (denah
Kekuatan struktur dari rumah RISHA Jayagiri lantai 1 dan 2), 4 (potongan), dan 5 (foto tampak
juga akan dikaji pada penelitian ini mengingat depan) rumah berteknologi RISHA Jayagiri
rumah ini terdiri dari dua lantai dengan memiliki fungsi sebagai hunian dengan luas
menggunakan lantai dak keraton. Hal ini sedikit total bangunan sebesar 64,8 meter persegi.
berbeda dengan kajian dan uji rumah RISHA Rumah ini terdiri dari dua lantai setinggi 4,8
yang telah dilakukan oleh Puslitbangkim meter dengan tinggi lantai pertama sebesar 1,8
sebelumnya, yang membatasi pemakaian meter dan tinggi lantai kedua sebesar 3 meter.
RISHA pada rumah dua lantai dengan opsi
lantai kayu ataupun bondeks, ditambah lagi
dengan full-scale model tes yang hanya
dilakukan pada rumah RISHA satu lantai.
Kajian keandalan struktur rumah berteknologi
RISHA dimulai dengan pemodelan bangunan
menggunakan program SAP2000 berdasarkan
denah yang dipilih. Penampang kolom dan
balok didefinisikan berdasarkan konfigurasi
komponen panel P1 dan P2. Properti material
yang digunakan juga disesuaikan dengan
material yang digunakan pada rumah
berteknologi RISHA. Pembebanan struktur
yang diaplikasikan pada model struktur terdiri
dari beban hidup, beban mati, dan beban
gempa. Berdasarkan hasil wawancara terhadap
pihak Bintek PP, sambungan antara komponen,
seperti balok dengan kolom, tidak kaku seperti
halnya struktur beton bertulang konvensional.
Pada saat bangunan menerima beban lateral dan
harus berdeformasi, putaran pada tumpuan
balok yang memiliki suatu nilai sudut θ akan
terjadi. Oleh karena itu, untuk membuat model
struktur yang representatif, suatu pegas rotasi
dengan nilai kekakuan terbatas perlu
dimodelkan. Sebagai langkah akhir, kapasitas
tulangan kolom dan balok pada bangunan akan
diperiksa untuk memastikan apakah kedua
komponen tersebut dapat menahan gaya dalam
geser, momen, dan kombinasi aksial momen Gambar 3. Denah rumah RISHA Jayagiri
(khusus pada kolom) akibat beban yang Sumber: Aplikator RISHA Jayagiri, 2017
bekerja. Analisis kapasitas penampang dalam
memikul kombinasi aksial dan momen akan Dalam melakukan analisis perbandingan di
dilakukan dengan menggunakan program antara kedua jenis rumah dengan desain yang
331
Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (2) October 2022: 327-340
332
Wimala, M., Bonardo, B., Parceka, W., Carissa, Keunggulan Kompetitif Teknologi ...
mobilisasi panel ke lokasi proyek. Dalam hal struktural. Pada item pekerjaan fondasi dan
ini, erection dan mobilisasi panel RISHA galian tanah, perbedaan terjadi karena beban
memakan biaya sebesar Rp1.519.671,00 atau yang dipikul oleh rumah konvensional lebih
sebesar 2,02% dari total biaya pekerjaan besar.
Seperti yang telah dijelaskan dalam metodologi pada kedua jenis rumah sebesar
penelitian, dinding yang dirancang pada rumah Rp7.706.144,00 atau 21,8%.
berteknologi RISHA menggunakan bata beton
Berdasarkan skenario tersebut, dapat
ringan Hebel, begitu pula dengan dinding
disimpulkan beberapa faktor yang bervariasi
rumah konvensional. Selain ringan, bata beton
akan memengaruhi juga total biaya konstruksi
ringan Hebel digunakan karena jenis material
rumah berteknologi RISHA, yaitu:
ini memiliki tebal sebesar 10 cm yang sesuai
dengan tebal kolom RISHA. Namun, pada a. Kompleksitas desain bangunan. Semakin
kenyataannya, rumah konvensional pada kompleks desain tersebut, maka biaya yang
umumnya masih menggunakan bata merah akan dikeluarkan juga semakin besar. Pada
dengan tebal sekitar 15 cm. Perubahan material mulanya teknologi RISHA dikembangkan
dinding rumah konvensional dari bata beton untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
ringan Hebel menjadi bata merah juga akan (MBR) dengan rumah 1 lantai T-36.
memengaruhi perbedaan biaya dengan cukup Penambahan jumlah dan luas lantai
signifikan. Berdasarkan data yang diberikan bangunan akan memengaruhi volume dari
oleh aplikator RISHA, analisis harga satuan kebutuhan struktur bangunan dan berakibat
untuk 1 meter persegi pekerjaan dinding bata kepada biaya konstruksinya.
merah ½ batu adalah Rp220.359,19, sementara b. Modifikasi RISHA. RISHA didesain
untuk pekerjaan dinding Hebel adalah
sebagai rumah yang dapat dibongkar pasang
Rp164.360,20. Meskipun harga satuan bata (knock-down). Mayoritas dari komponen
beton ringan Hebel hampir 6 kali lebih mahal
non struktural dan utilitasnya, seperti
dari bata merah, dengan harga pekerja yang dinding, jendela, dan pintu, kamar mandi,
sama, harga material mortar untuk siar antar dan atap terbuat dari partisi dari kayu yang
bata pada dinding bata merah adalah lebih dapat dengan mudah dibongkar pasang juga.
mahal. Hal ini disebabkan luas permukaan dari Perubahan jenis material dari masing-
bata merah lebih besar dibandingkan dengan masing komponen tersebut akan
bata beton ringan Hebel. Hal ini menyebabkan memengaruhi biaya konstruksinya.
perbedaan biaya untuk item pekerjaan dinding
333
Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (2) October 2022: 327-340
c. Lokasi produksi panel RISHA. Tidak semua memafaatkan beton cor in-situ. Prosedur
aplikator termasuk ke dalam klasifikasi pengecoran in-situ perlu dilakukan secara
aplikator aktif, di mana aplikator dapat berurutan, mulai dari aktivitas pemasangan
membuat cetakan dan memproduksi panel bekisting, penulangan, pengecoran dan
RISHA. Selain itu, ketersediaan aplikator pembongkaran bekising. Tentu saja aktivitas
RISHA juga belum tersebar secara merata di yang terakhir membutuhkan waktu yang cukup
wilayah Indonesia. Dari 59 aplikator RISHA lama sebelum akhirnya komponen beton cukup
di seluruh Indonesia, yang terdaftar di kuat untuk menahan beban yang direncanakan.
Kementerian PUPR, hanya 29 aplikator saja
Penjadwalan kerja pembangunan kedua jenis
yang dapat memproduksi panel RISHA
rumah disajikan dalam bentuk bar chart yang
(termasuk mur, baut, dan pelat lengkap
dapat dilihat pada gambar 6a dan 6b. Sama
untuk unit rumah setara T-36) dengan
seperti analisis biaya, variasi durasi
kapasitas sekitar 1.324 unit per bulan
pembangunan rumah berteknologi RISHA
(Direktorat Bina Teknik Permukiman dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
Perumahan 2021). Sementara itu, jumlah
tingkat keterampilan tenaga kerja, jenis
dan lokasi aplikator yang dapat
material yang digunakan pada masing-masing
memproduksi tersebut adalah 12 di Nusa
komponen, baik struktural maupun non-
Tenggara Barat, 5 di Sulawesi Tengah, 5 di
struktural, dan seberapa lama waktu yang
Jawa Barat, 4 di Jawa Timur, serta 1 masing-
dibutuhkan untuk mobilisasi panel RISHA.
masing di Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, dan Bali (Direktorat Bina 3.3 Aspek Keramahan Lingkungan
Teknik Permukiman dan Perumahan 2021).
Dengan menggunakan rumus 1 pada GCSS,
Hal ini sering kali menyebabkan mahalnya
hasil perhitungan menunjukkan bahwa struktur
biaya rumah berteknologi RISHA akibat
rumah berteknologi RISHA memiliki nilai
kendala rantai pasok dan biaya
keramahan lingkungan yang lebih tinggi, yaitu
mobilisasinya. Meskipun demikian, pada
sebesar 86, dibandingkan dengan rumah
studi kasus rumah RISHA Jayagiri,
konvensional sebesar 37,4 (tabel 2).
sejumlah 130 panel P1, 48 panel P2, dan 63
panel P3 dikirim dari salah satu workshop Tabel 2. Perhitungan GCSS
yang berlokasi di Cileunyi, Jawa Barat, Volume Beton (m3)
Jenis Beton Rumah RISHA
sekitar 36 km dari lokasi proyek, sehingga
Konvensional Jayagiri
proyek ini tidak memerlukan biaya Beton pracetak 0 5,2
mobilisasi yang cukup besar. (struktur)
Beton cor in-situ 18,1 0
3.2 Aspek Durasi Konstruksi (struktur)
Beton pracetak 8,7 8,7
Dari aspek durasi pembangunan, hasil analisis (dinding bata beton
menyatakan bahwa rumah berteknologi RISHA ringan Hebel)
seluas 64,8 meter persegi ini membutuhkan Volume total 26,8 13,9
durasi pembangunan yang lebih singkat, yaitu Nilai Akhir GCSS 37,40 86
selama 9 minggu dibandingkan konstruksi
rumah konvensional yang membutuhkan waktu
Nilai akhir ini hanya memperhitungkan
selama 13 minggu, atau dengan kata lain,
penggunaan beton untuk pekerjaan struktur dan
perbedaannya adalah 4 minggu atau sekitar
dinding, tidak memperhitungkan adanya
30,77%. Perbedaan durasi konstruksi dari
pekerjaan jembatan akses masuk rumah yang
kedua jenis rumah ini disebabkan oleh
masih menggunakan beton cor in-situ seperti
teknologi yang digunakan dalam membentuk
yang terlihat pada gambar 3. Dengan luasan
komponen struktural dari masing-masing jenis
yang sama, rumah berteknologi RISHA hanya
rumah. Teknologi RISHA yang hanya perlu
memerlukan beton sebanyak 13,9 meter kubik,
disambung satu sama lain menggunakan mur
sementara rumah konvensional 26,8 meter
baut dan pelat membutuhkan durasi
kubik sehingga dampak lingkungan yang dapat
pembangunan yang jauh lebih singkat
dihasilkannya juga dapat diminimalisasi. Perlu
dibandingkan rumah konvensional yang masih
dicatat bahwa volume beton pada rumah
334
Wimala, M., Bonardo, B., Parceka, W., Carissa, Keunggulan Kompetitif Teknologi ...
konvensional tersebut tidak memperhitungkan maka nilai akhir yang diperoleh rumah
limbah yang dihasilkan akibat pelaksanaan di konvensional akan semakin kecil.
lapangan. Jika hal tersebut diperhitungkan,
(a)
(b)
Gambar 6. Jadwal pembangunan: a) rumah konvensional, b) rumah berteknologi RISHA
Hasil perhitungan tersebut sejalan dengan dilakukan dengan pemodelan struktur dengan
beberapa penelitian terdahulu terkait beton bantuan perangkat lunak untuk analisis struktur
pracetak dan kontribusinya kepada lingkungan. (gambar 7).
Beton pracetak dibuktikan dapat mengurangi
Sebelum itu, spesifikasi material serta
dampak terhadap lingkungan secara umum
penampang komponen struktur juga
sebesar 12.2% dibandingkan beton
dimodelkan terlebih dahulu seperti yang
konvensional (López-Mesa, dkk., 2009).
tampak pada gambar 8. Kekuatan tekan beton
Selain itu, beton pracetak juga berpengaruh
(fc’) yang digunakan dalam analisis adalah 25
terhadap kontribusi pengurangan jumlah
MPa, di mana nilai kekuatan tekan tersebut
pekerja, pemakaian air dan energi, serta limbah
sesuai dengan standar yang digunakan oleh
(waste) dari produksi beton maupun pada saat
Bintek PP. Selanjutnya, kekakuan rotasi
konstruksi bahkan sampai dengan 52% (L.
dihitung untuk setiap sambungan di panel
Jaillon, Poon, dan Chiang 2009; Lara Jaillon
struktural yang dimodelkan sebagai elemen
dan Poon 2014; Wang, dkk., 2018; Hao, dkk.,
pegas (spring). Pada sambungan yang
2020; Baldwin, dkk., 2009; Ding, Wang, dan
mengalami rotasi, kekakuan struktur akan
Zou 2016). Dibandingkan dengan beton
berubah jika dibandingkan dengan keadaan
konvesional, beton pracetak juga disinyalir
semula (Budio, 2011).
dapat menghasilkan 10% emisi karbon lebih
rendah untuk setiap 1 meter kubik (Dong, dkk.,
2015).
3.4 Aspek Kekuatan Struktur RISHA
Aspek terakhir yang akan dijadikan faktor
pembanding adalah aspek kekuatan struktur
bangunan berteknologi RISHA. Analisis ini
335
Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (2) October 2022: 327-340
(a)
Gambar 9. Ilustrasi celah sambungan antar panel
336
Wimala, M., Bonardo, B., Parceka, W., Carissa, Keunggulan Kompetitif Teknologi ...
percepatan responss spektral MCE dari peta pada periode 1 detik) = 1,4141, SDS
gempa pada periode 1 detik, redaman 5 (parameter percepatan responss spektral
persen) = 0,5859, TL (peta transisi perioda pada periode pendek, redaman 5%) =
panjang) = 6 detik, Fa (koefisien situs untuk 1,1498, dan SD1 (parameter percepatan
periode pendek pada periode 2 detik) = 1,2, responss spektral pada periode 1 detik,
Fv (koefisien situs untuk periode panjang redaman 5%) = 0,5523.
Setelah parameter respons spektrum dalam kurva interaksi aksial-momen atau tidak.
ditentukan, langkah selanjutnya adalah memilih Selanjutnya, dapat disimpulkan gaya aksial dan
jenis sistem struktur apa yang digunakan pada momen ultimit dapat dipikul oleh kolom
bangunan yang dimodelkan, di mana di struktur RISHA (tabel 4).
penelitian ini adalah sistem rangka beton Sementara itu, pemeriksaan tulangan pada
pemikul momen biasa. Sistem struktur akan balok dilakukan baik pada tumpuan maupun
menentukan faktor R (koefisien modifikasi lapangan. Hasil dari pemeriksaan kapasitas
respons), Cd (faktor pembesaran defleksi), dan tulangan lapangan dan tumpuan dapat dilihat
Ω (faktor kuat lebih sistem) yang akan dipilih pada tabel 5 dan 6.
mengacu kepada dari SNI 1726:2019, yaitu 3,
3, dan 2,5 secara berturutan. Tabel 4. Beban aksial dan momen maksimum
Jika pemodelan bangunan serta beban sudah Beban Momen Momen
Jenis
Aksial Arah X arah Y
dimasukkan ke dalam aplikasi, penulangan Kolom
(kN) (kNm) (kNm)
pada komponen struktur perlu dicek kembali Sudut 31,78 0 0
untuk mengetahui apakah tulangan tersebut 1,29 4,80 3,55
dapat memikul beban dan momen yang didapat 3,35 2,88 3,67
dari hasil pemodelan melalui diagram interaksi Eksterior 49,5 0 0
25,43 6,95 6,93
kolom dan balok. Pemodelan bangunan
8,66 5,14 7,29
berteknologi RISHA yang dilakukan pada Interior 43,95 0 0
program analisis struktur menghasilkan gaya 38,12 14,81 14,28
aksial dan momen ultimit yang harus dipikul 15,35 14,5 14,38
oleh tiap jenis kolom. Kapasitas kolom dalam
memikul gaya aksial dan momen ultimit Tabel 5. Kapasitas tulangan lapangan balok
selanjutnya dapat diketahui, dengan Jenis ØMn Mu+ Mu-
memastikan apakah gaya aksial dan momen Balok (Nmm) (Nmm) (Nmm)
dari hasil analisis struktur masih berada di Eksterior 13.344.671,2 7.779.300 10.386.500
Interior 6.672.335,6 6.361.700 6.200.100
337
Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (2) October 2022: 327-340
338
Wimala, M., Bonardo, B., Parceka, W., Carissa, Keunggulan Kompetitif Teknologi ...
dalam analisis dan pembahasan hasil penelitian Construction Methods - A Case Study of
secara keseluruhan. Penulis kedua dan ketiga High-Rise Private Building.” Construction
melaksanakan pemodelan dan analisis struktur. and Building Materials 99 (2015): 39–53.
https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.201
REFERENSI 5.08.145.
Bachroni, Cecep Bakheri. 2008. “Prediksi Gunarto, G. T., N. R. Kusuma, E. Arvanda, dan
H. Isnaeni. 2020. “An Analysis of
Beban Gempa Indonesia Dengan
Menggunakan Beban Gempa Indonesia Architectural Approach Towards the
Dengan Capacity Spectra Method Efficiency of RISHA as Post-Disaster
Housing Responsse in Indonesia.” IOP
(CSM).” Jurnal Permukiman 3 (3): 229–
47. Conference Series: Earth and
Environmental Science 452 (1).
http://jurnalpermukiman.pu.go.id/index.p
hp/JP/article/view/210. https://doi.org/10.1088/1755-
Badan Standardisasi Nasional. 2019. “SNI 1315/452/1/012029.
1726-2019 Tentang Tata Cara Hao, Jian Li, Baoquan Cheng, Weisheng Lu,
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jun Xu, Junjie Wang, Weicheng Bu, dan
Zhiping Guo. 2020. “Carbon Emission
Struktur Bangunan Gedung Dan
Nongedung.” Tata Cara Perencanaan Reduction in Prefabrication Construction
Ketahanan Gempa Untuk Struktur during Materialization Stage: A BIM-
Based Life-Cycle Assessment Approach.”
Bangunan Gedung Dan Non Gedung, no.
8: 254. Science of the Total Environment 723:
137870.
Baldwin, Andrew, Chi Sun Poon, Li Yin Shen,
Simon Austin, dan Irene Wong. 2009. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.1
37870.
“Designing out Waste in High-Rise
Residential Buildings: Analysis of Heston, Yudha Pracastino. 2015.
Precasting Methods and Traditional “Pengembangan Rumah RISHA Dengan
Teknologi Knockdown Sesuai Kebutuhan
Construction.” Renewable Energy 34 (9):
2067–73. Kontekstual Lokal.” In Seminar Nasional
Dan Workshop SCAN#6, 210–19.
https://doi.org/10.1016/j.renene.2009.02.0
08. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Chandra, Regina. 2021. “Perancangan Green Iqbal, Muhammad Nelza Mulki, dan Bayu
Teguh Ujianto. 2021. “Alternatif Desain
Concrete Scoring System Untuk Bangunan
Gedung Di Indonesia.” Universitas Rumah Tumbuh Modular Sistem Pre-
Fabrikasi Risha.” Pawon: Jurnal Arsitektur
Katolik Parahyangan.
Ding, Zhikun, Yifei Wang, dan Patrick X.W. 5 (1): 53–62.
Zou. 2016. “An Agent Based https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon
/article/view/3319.
Environmental Impact Assessment of
Building Demolition Waste Management: Jaillon, L., C. S. Poon, dan Y. H. Chiang. 2009.
“Quantifying the Waste Reduction
Conventional versus Green Management.”
Journal of Cleaner Production 133: 1136– Potential of Using Prefabrication in
53. Building Construction in Hong Kong.”
Waste Management 29 (1): 309–20.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.06.
054. https://doi.org/10.1016/j.wasman.2008.02
.015.
Direktorat Bina Teknik Permukiman dan
Perumahan. 2021. “Program Penjaminan Jaillon, Lara, dan C. S. Poon. 2014. “Life Cycle
Mutu Aplikator Teknologi.” Design and Prefabrication in Buildings: A
Review and Case Studies in Hong Kong.”
Direktorat Prasarana Strategis. 2021. “Program
RISHA Untuk Sekolah Di Direktorat Automation in Construction 39: 195–202.
https://doi.org/10.1016/j.autcon.2013.09.0
Prasarana Strategis.”
Dong, Ya Hong, Lara Jaillon, Peggy Chu, and 06.
C. S. Poon. 2015. “Comparing Carbon Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Emissions of Precast and Cast-in-Situ Rakyat. n.d. “Pengenalan Teknologi
339
Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 20 (2) October 2022: 327-340
RISHA (Rumah Instan Sederhana Dan 36.” In Bunga Rampai Karya Ilmiah
Sehat).” Kementerian Pekerjaan Umum Skripsi Arsitektur, 1–5. Bandung: UNPAR
dan Perumahan Rakyat. Press.
———. 2004. “Pedoman Hasil Uji Ketahanan Susanto, H, N Zuryani, dan G Kamajaya. 2020.
Struktur RISHA.” Kementerian Pekerjaan “Rumah Risha Sebagai Implementasi
Umum dan Perumahan Rakyat. Mitigasi Bencana Gempa Lombok Tahun
———. 2015. “RISHA Rumah Instan 2020.” Jurnal Ilmiah Sosiologi 1 (2): 1–11.
Sederhana Sehat.” https://ocs.unud.ac.id/index.php/sorot/arti
López-Mesa, Belinda, Ángel Pitarch, Ana cle/download/66609/37169/.
Tomás, dan Teresa Gallego. 2009. Suta, Kama, Ekky Irawanto, Holifia Vania
“Comparison of Environmental Impacts of Rahmawati, dan Baiq Harly Widayanti.
Building Structures with in Situ Cast 2020. “Efektivitas Pembangunan Rumah
Floors and with Precast Concrete Floors.” Risha, Rika Dan Riko (3R) Bagi
Building and Environment 44 (4): 699– Masyarakat Terdampak Gempa.” Jurnal
712. Planoearth 5 (1): 20.
https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2008.05 https://doi.org/10.31764/jpe.v5i1.2178.
.017. Wang, Jing Jing, Danielle Densley Tingley,
Mudawarisman, Arif Fajar, dan Sely Novita Martin Mayfield, dan Yuan Feng Wang.
Sari. 2020. “Analisis Perbandingan Biaya 2018. “Life Cycle Impact Comparison of
Struktur.” Equilib 01 (02): 19–28. Different Concrete Floor Slabs
Primasetra, Anjar. 2020. “Studi Eksplorasi Considering Uncertainty and Sensitivity
Desain Rumah Prapabrikasi Berdasarkan Analysis.” Journal of Cleaner Production
Bentuk Modul Komponen Sebagai 189: 374–85.
Alternatif Desain Rumah Sederhana.” https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2018.04.
Journal of Applied Science (Japps) 2 (1): 094.
001–010. Wibowo, Andi Prasetiyo. 2018. “Mengenal
https://doi.org/10.36870/japps.v2i1.157. Jenis-Jenis Rumah Instan Di Indonesia.”
Rahayu, Puji, Aunur Rafik, dan Rinova Firman Jurnal Muara Sains, Teknologi,
Cahyani. 2019. “Perbandingan Rencana Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan 2 (2):
Anggaran Biaya (RAB) Rumah 446–54.
Konvensional Dan Rumah RISHA Di
Kota Banjarmasin.” Jurnal Gradasi Teknik
Sipil 3 (2): 8–16.
Raihan, M, dan F Sulthan. 2020. “Penerapan
Konsep Rumah Tumbuh Pada Teknologi
Struktur Risha (Rumah Instan Sederhana
Sehat).” In Prosiding Applicable
Innovation of Engineering and Science
Research, 2020:355–62.
Sagara, Altho, Carissa, Adhie Irham, dan Mia
Wimala. 2021. “Potensi Penggunaan
Sistem Corbel Dalam Memaksimalkan
Bentang Balok Struktur Risha.” In
Seminar Nasional Peneliti Muda
Manajemen Dan Rekayasa Konstruksi Ke-
2, SCI 13-18. Universitas Katolik
Parahyangan.
https://online.fliphtml5.com/vemjg/tidr/#p
=153.
Slamat, Virginia. 2019. “Evaluasi dan
Pengembangan Dimensi Grid Pada Modul
Risha Dalam Fungsi Hunian Tipe 18 Dan
340