Professional Documents
Culture Documents
KTI - YENI DESRIANI. S - Revisi Baru FIXXXX - Yeni Desriani
KTI - YENI DESRIANI. S - Revisi Baru FIXXXX - Yeni Desriani
PO7520118105
Menyutujui
Pembimbing
i
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
Ketua Penguji
Doni SimatupangS.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP.196407051988032003
ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam KARYA TULIS ILMIAH ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN
KARYA TULIS ILMIAH, APRIL 2021
ABSTRAK
Latar Belakang : Diabetes Melitus adalah penyakit yang berlangsung lama atau
kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau diatas
nilai normal. Ketidakpatuhan terhadap diet pada pasien DM menjadi salah satu
factor risiko terjadinya gangguan metabolisme di dalam tubuh sehingga
menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi meningkat dan berdampak
terhadap kelangsungan hidup. Tujuan : Hasil literature review ini bertujuan Untuk
mengetahui Pengetahuan dan kepatuhan penderita Diabetes Melitus dalam
melaksanakan Diet. Metode : Menggunakan desain literature review yang
diperoleh dari google scholar, DOAJ, dan sinta, dengan batas tahun update
jurnal dari 5 tahun terakhir. Hasil : Dari 10 jurnal yang ditelaah didapatkan hasil
bahwa tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan kepatuhan diet
dikategorikan baik. Kesimpulan : ada hubungan tingkat pengetahuan pasien
diabetes mellitus dengan kepatuhan diet ada dengan usia, jenis kelamin,
Pendidikan dan pekerjaan.
iv
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC
NURSING MAJOR
SCIENTIFIC WRITING, APRIL 2021
ABSTRACT
Background: Diabetes Mellitus is a disease that lasts a long time or is chronic
and is characterized by blood sugar (glucose) levels that are high or above
normal values. Disobedience to diet in DM patients is one of the risk factors for
metabolic disorders in the body, causing blood sugar levels to increase and have
an impact on survival. Purpose: The results of this literature review aim to
determine the knowledge and compliance of people with diabetes mellitus in
implementing the diet. Methods: Using a literature review design obtained from
Google Scholar, DOAJ, and Sinta, with a journal update year limit of the last 5
years. Results: From the 10 journals reviewed, the results showed that the level
of knowledge of diabetes mellitus patients with dietary compliance was
categorized as good. Conclusion: there is a relationship between the level of
knowledge of diabetes mellitus patients with dietary compliance with age, gender,
education and occupation.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini yang berjudul “LITERATURE REVIEW :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS
DENGAN KEPATUHAN DIET” Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih banyak kepada ibu Doni Simatupang,S.Kep,Ns,M.Kep sebagai
dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, dukungan,
arahan dan masukan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan
2. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
3. Ibu Afniwati,S.Kep, M.Kes Selaku ketua Prodi D-III Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
4. Bapak Solihuddin Harahap, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji 1
5. ibu Juliana, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji 2
6. Terkhusus kepada Ibu Tiurlan M. Dolok Saribu S.Kep, Ns, M.Kep
selaku dosen pembimbing Akademik saya, yang banyak memberikan
arahan juga nasehat dan bimbingan kepada saya dari mulai tingkat 1
sampai tingkat akhir penyusunan KTI
7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan
8. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Bapak P.Harianto dan Ibu
ku tersayang N.Simbolon, serta semua keluarga besar saya yang telah
banyak memberikan semangat dan dukungan kepada penulis baik secara
moril, materil, terutama doa dalam penyusunan KTI.
9. Trima kasih saya ucapkan buat teman teman terdekat saya Olivia Arta
sari purba, Ersa MD panjaitan, Veronika Samosir, Helena Siboro dan
Renita Siringoringo yang selalu membantu dan menyemangati serta
vi
memberi solusi dalam menyelesaikan proposal ini. Tanpa kalian mungkin
penulis tidak akan ada artinya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini
jauh dari kesempurnaan baik dari isi maupun susunanya hal ini disebabkan
keterbatasan waktu, wawasan, ataupun ketelitian penulis. Untuk ini penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan proposal
ini. Semoga segenap bantuan, bimbingan, dan arahan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan. Harapan penulis proposal ini
dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.
vii
DAFTAR TABEL
viii
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Lembar Konsultasi Bimbingan……………………………………57
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………………...i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT…………………………………………………….iii
ABSTRAK……………………………………………………………………………….iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………viii
LAMPIRAN……………………………………………………………………………...ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...x
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………...12
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………….12
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………….....14
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………………….14
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………………………….15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………...….16
2.1. Pengetahuan…………………………………………………………………..16
2.1.1. Pengertian Pengetahuan……………………………………………...16
2.1.2. Tingkat Pengetahuan………………………………………………….16
2.1.3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan……………......17
2.1.4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan.................................................19
2.2. Diabetes Melitus .................................................................................... 20
2.2.1. Pengertian Diabetes Melitus ......................................................... 20
2.2.2. Klasifikasi Diabetes Melitus .......................................................... 20
2.2.3. Faktor Resiko Diabetes Mellitus ................................................... 21
2.2.4. Tanda dan Gejala Klinis Diabetes Mellitus .................................... 21
2.2.5. Penatalaksanaan .......................................................................... 22
2.2.6. Prinsip Pengelolaan Diabetes Mellitus .......................................... 24
2.2.7. Diet Diabetes Mellitus ................................................................... 24
2.2.8. Syarat-Syarat Diet ........................................................................ 26
2.2.9. Penatalaksanaan Diet Diabetes Mellitus ....................................... 27
2.2.10. Kebutuhan Kalori pada pasien DM ............................................. 28
x
2.3. Konsep Kepatuhan ................................................................................ 29
2.3.1. Definisi Kepatuhan ....................................................................... 29
2.3.2. Faktor-Faktor yang Mendukung Kepatuhan .................................. 29
2.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan ........................................ 31
2.3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidak patuhan .................... 32
2.3.5. Kerangka Konsep ......................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 35
3.1. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................. 35
3.1.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 35
3.1.2. Desain Penelitian.......................................................................... 35
3.2. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ...................................................... 35
3.2.1 Jenis Data ..................................................................................... 35
3.2.2 Cara Pengumpulan Data ............................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………37
4.1 Hasil Jurnal………………………………………………………………...37
4.2 Persamaan dan Perbedaan Jurnal……………………………………...46
4.3 Pembahasan ………………………………………………………...……50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………..53
5.1 Kesimpulan.........................................................................................53
5.2 Saran..................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................55
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH.........................57
xi
BAB I
PENDAHULUAN
12
peningkatan dimana pada tahun 2015 hanya terdapat 415 juta orang dan
meningkat pada tahun 2017 sebesar 425 juta orang (IDF, 2017).
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, Prevalensi
beberapa faktor risiko DM, antara lain obesitas umum sebesar10, 3%, obesitas
sentral 18, 8%, TGT 10, 2%, kebiasaan merokok 23, 7%, konsumsi buah dan
sayur yang kurang 93, 6%, kebiasaan minum alkohol 4, 6%,serta aktifitas fisik
seperti olahraga yang kurang 48, 2%.
Data Dinas Kesehatan Kota Medan jumlah penderita DM pada tahun
2013 sebanyak 27.075 jiwa dan tahun 2014 bulan januari dan februari sebanyak
3.607 jiwa, dari jumlah tersebut penderita berusia diatas 55 tahun berjumlah
hampir 85% dan dari jumlah tersebut 70% adalah wanita. Penderita DM di 39
puskesmas di Kota Medan pada tahun 2013, Puskesmas Helvetia menduduki
peringkat terbanyak yaitu sebanyak 212 jiwa disusul Puskesmas Sentosa Baru
Sebanyak 192 Jiwa, Puskesmas Glugur Darat sebanyak 175 jiwa, dan
Puskesmas Darussalam sebanyak 159 jiwa.
Kepatuhan diet DM terhadap perencanaan makan merupakan salah satu
tantangan dalam melakukan penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Untuk
membantu klien mengikutsertakan kebiasaan diet ke dalam gaya hidup, maka
terapi perilaku, dukungan kelompok dan penyuluhan terhadap diet DM sangat
dianjurkan (Dimas Prianggodo dan Erwan Setiyono, 2019).
Ketidakpatuhan terhadap diet pada pasien DM menjadi salah satu factor
risiko terjadinya gangguan metabolisme di dalam tubuh sehingga menyebabkan
kadar gula dalam darah menjadi meningkat dan berdampak terhadap
kelangsungan hidup (Dimas Prianggodo dan Erwan Setiyono, 2019).
Menurut hasil penelitian Muhammad Ikwan dan Nanda Fitria (2021)
tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Dengan
Kepatuhan Diet Di Gampong Meunasah Mesjid Kecamatan Muara Dua Kota
Lhokseumawe : menyatakan bahwa Tingkat pengetahuanya sama yaitu tinggi 25
orang (50,0%) dan rendah 25 orang (50,0%), tingkat kepatuhan berada pada
kategori patuh sebanyak 29 orang (58,0%) responden menyimpulkan bahwa
terdapat ada hubungan tingkat kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dengan
kepatuhan Diet dengan nilai p value adalah 0,21.
13
Menurut hasil penelitian Nofa Anggraini,(2018) tentang Hubungan Tingkat
Pengetahuan Diet Diabetes Melitus Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita
Diabetes Melitus : menyatakan bahwa hasil uji statistic diperoleh nilai p value =
0,000 dan diperoleh pula nilai OR = 19,904, pasien diabetes mellitus yang
pengetahuannya baik mempunyai peluang 19,904 kali lebih patuh dibandingkan
dengan yang pengetahuannya kurang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan diet diabetes mellitus dengan kepatuhan diet pada
pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi.
Menurut hasil penelitian Heri Kurniawan, (2016) tentang Hubungan
Tingkat Pengetahuan Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Pada
Pasien Diabetes Mellitus Di Harum Sisma Medika : menyatakan bahwa Hasil uji
statistic diperoleh nilai p value = 0,000 dan diperoleh pula nilai OR = 19,904,
artinya pasien diabetes mellitus yang pengetahuannya baik mempunyai peluang
19,904 kali lebih patuh dibandingkan dengan yang pengetahuan kurang
menyimpulkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan diet
diabetes mellitus dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus di Harum
Sisma Medika.
Menurut hasil penelitian Dimas Prianggodo dan Erwan Setiyono, (2019)
tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam
Melaksanakan Terapi Diet Diabetes Mellitus (DM) Pada Pasien Diabetes Mellitus
Di Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1: menyatakan bahwa diperoleh nilai
p=0,011 yang menunjukkan bahwa adanya hubunganan tara tingkat
pengetahuan dengan kepatuhan diet di Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1
tahun 2019.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian literatur riview mengenai “Hubungan tingkat pengetahuan pasien
Diabetes Mellitus dengan kepatuhan Diet”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pasien dalam mengatur kepatuhan
diet yang seimbang dan teratur” berdasarkan literature review
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
14
Untuk mengetahui Pengetahuan dan kepatuhan penderita Diabetes
Melitus dalam melaksanakan Diet berdasarkan literature review
1.3.2.Tujuan Khusus
1. Untuk melihat dan menelaah persamaan dari beberapa jurnal
yang diambil terkait dengan hubungan tingkat pengetahuan
pasien DM dengan kepatuhan diet melalui pendekatan literature
review.
2. Untuk melihat dan menelaah perbedaan dari beberapa jurnal yang
3. diambil terkait dengan hubungan tingkat pengetahuan pasien DM
dengan kepatuhan diet melalui pendekatan literature riview.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan acuan referensi di
perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan program studi
D-III Keperawatan dan digunakan sebagai masukan yang bermanfaat
bagi peneliti selanjutnya.
1.4.2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan suatu tolak ukur serta
upaya rumah sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan
digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi peneliti
selanjutnya.
1.4.3. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
yang telah diterima selama perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Medan
Jurusan Keperawatan.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajariatau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu ini merupakantingkat pengetahuan yang palingrendah.
1. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskansecara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikanmateri tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materiharus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh: menyimpulkan, meramalkan,dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
16
2. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yangtelah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disinidapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum,rumus,metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yanglain.
3. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatuobjek ke dalam komponen–komponen, tetapi masih di
dalam satustruktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lain.Kemampuan analisi sini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan. membuat bagan, membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
4. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi–formulasi
yang ada.
5. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atauobjek. Penilaian-
penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
1) Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka
seseorang akancenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
17
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi
yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikanseseorang dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin lebih luas
pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang
yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan
rendah pula. Hal ini dikarenakan peningkatan pengetahuan tidak
mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
diperoleh pada pendidikan non formal.
b. Pekerjaan
Merupakan keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cari mencari nafkah yang membosankan, berulang dan
banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu.
c. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia tengah (41-60 tahun)
seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai
pada usia dewasa. Menurut Budiman dan Agus (2013), menyatakan
bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik.Pada usia tua (> 60 tahun) adalah
usia yang tidak produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari
prestasi yang telah pernah dicapainya.Semakin tua usia seseorang
maka akan semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang
dijumpai dan sehingga menambah pengetahuan (Erfandi, 2009.).
18
2) Faktor Eksternal
a. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk, dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
b. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap individu
1. Baik
Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari
seluruh pertanyaan
2. Cukup
Bila mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh
pertanyaan
3. Kurang
Bila subyek mampu menjawab dengan benar 0% - 55dariseluruh
pertanyaan
19
2.2. Diabetes Melitus
2.2.1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai
dengan kenaikan gula darah karena terganggunya hormon insulin yang
berfungsi sebagai hormon untuk menjaga homeostatis tubuh dengan cara
penurunan kadar gula darah Menurut American Diabetes Association
(dalam Widiyoga, saichudin dan andiana, 2020:16). Diabetes melitus
merupakan penyakit yang setiap tahun penderitanya meningkat.
Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif yang
memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius karena dapat
menimbulkan komplikasi seperti: penyakit jantung, gagal ginjal dan
kerusakan sistem saraf. Beberapa jenis DM terjadi karena interaksi yang
kompleks dari lingkungan, genetik, dan pola makan sehari-hari. Diabetes
Melitus dibagi beberapa kelas yaitu: DM Tipe 1, DM Tipe 2, dan Diabetes
Melitus lainnya, dan diabetes melitus kehamilan (American Diabetes
Association).
Dalam kondisi normal sejumlah glukosa dari makanan akan
bersirkulasi didalam darah, kadar glukosa dalam darah diatur oleh
insulin, yaitu hormon yang diproduksi oleh pankreas, berfungsi
mengontrol kadar glukosa dalam darah dengan cara mengatur
pembentukan dan penyimapanan glukosa. Pada pasien DM, sel-sel
dalam tubuh berhenti berespon terhadap insulin atau pankreas berhenti
memproduksi insulin, hal ini mengakibatkan hiperglikemia sehingga
dalam waktu tertentu dapat menyebabkan komplikasi metabolik akut,
selain itu dalam jangka panjang hiperglikemia menyebabkan komplikasi
makrovaskular, komplikasi mikrovaskular dan komplikasi neuropatik
(Smeltzer et al., 2008). Kondisi kronik hiperglikemi pada pasien diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan
organ terutama mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (ADA, 2008).
2.2.2. Klasifikasi Diabetes Melitus
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 karena sel beta pangkreas kurang
dalam memproduksi insulin dalam tubuh. Hal ini berhubungan
dengan kombinasi antara faktor genetik, immunologi, dan
20
kemungkinan lingkungan dan pola makan yang tidak teratur dan
virus. Peningkatan gula darah yang tinggi lebih dari 180mg/100ml,
menyebabkan glukosa keluar dari urine (glukosuria),
2. .Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 karena sel resistensi terhadap insulin
Menurut Kurniawaty (dalam Widioga,saichudin dan andiana,
2020:153).Tipe diabetes melitus yang umum diderita adalah diabetes
melitus tipe 2. Penderita diabetes melitus yang mengatur pola makan
sesuai dapat menjaga gula darah < 160 mg/dl dan penderita diabetes
melitus dalam pengaturan pola makan tidak sesuai maka rata gula
darah > 160 mg/dl Menurut Putri (dalam Widioga,Saichudin dan
andiana 2020:153)
21
merasa lapar (polifagia), penurunan berat badan, penurunan daya
penglihatan.
2. Diabetes tipe-2
Gejala diabetes tipe-2 mungkin sama dengan diabetes tipe-1
namun seringkali kurang dapat diketahui atau bisa juga tidak ada
gejala awal yang muncul dan penyakit ini terdiagnosis beberapa
tahun setelah onsetnya atau saat komplikasi sudah ada. Berikut
adalah gejala diabetes tipe-2:Selalu merasa haus (polidipsia), sering
buang air kecil (poliuria), kelelahan, penyembuhan luka yang lambat
dan sering infeksi, sering kesemutan atau mati rasa di tangan dan
kaki, penglihatan kabur.
Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi karena sebetulnya insulin
tersedia, tetapi tidak bekerja dengan baik dimana insulin yang ada
tidak mampu memasukkan glukosa dari peredaran darah untuk ke
dalam sel-sel tubuh yang memerlukannya sehingga glukosa dalam
darah tetap tinggi yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia
(Soegondo, 2011).
2.2.5. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan
kualitas hidup penyandang diabetes.Tujuan penatalaksanaan meliputi
(Perkeni, 2015):
22
keluarga pasien. Upaya edukasi dilakukan secara komphrehensif
dan berupaya meningkatkan motivasi pasien untuk memiliki
perilaku sehat. Tujuan dari edukasi diabetes adalah mendukung
usaha pasien penyandang diabetes untuk mengerti perjalanan
alami penyakitnya dan pengelolaannya, mengenali masalah
kesehatan/komplikasi yang mungkin timbul secara dini/saat
masih reversible, ketaatan perilaku pemantauan dan pengelolaan
penyakit secara mandiri, dan perubahan perilaku/kebiasaan
kesehatan yang diperlukan. Edukasi pada penyandang DM
meliputi pemantauan glukosa mandiri, perawatan kaki, ketaatan
pengunaan obat-obatan, berhenti merokok,meningkatkan
aktifitas fisik, dan mengurangi asupan kalori dan diet tinggi
lemak.
b. Terapi Gizi Medis
Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM yaitu
makanan yang seimbang, sesuai dengan kebutuhan kalori
masing-masing individu, dengan memperhatikan keteraturan
jadwall makan, jenis, dan jumlah makanan. Komposisi makanan
yang dianjurkan terdiri dari karbohidrat 45%-65%, lemak 20%-
25%, protein 10%-20%, Natrium kurang dari 3g, dan diet cukup
serat sekitar 25g/hari.
c. Latihan Jasmani
Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu, masing-
masing selama kurang lebih 30 menit. Latihan jasmani
dianjurkan yang bersifat aerobik seperti berjalan santai,
jogging, bersepeda dan berenang. Latihan jasmani selain untuk
menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badandan
meningkatkan sensitifitas insulin.
d. Intervensi Farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan
peningkatan pengetahuan pasien, pengaturan makan dan latihan
jasmani. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.
23
2.2.6. Prinsip Pengelolaan Diabetes Mellitus
Prinsip pengelolaan Diabetes mellitus, meliputi (Wahyuningsih,2013):
1. Penyuluhan
Tujuan penyuluhan adalah meningkatkan pengetahuan para
diabetisi tentang penyakitnya serta cara pengelolaannya dengan tujuan
dapat merawat dirinya sendiri sehingga mampu untuk mempertahankan
hidup dan dapat mencegah komplikasi lebih lanjut. Adapaun penyuluhan
tersebut meliputi :
a. Penyuluhan untuk pencegahan primer ditujukan untuk kelompok
risiko tinggi.
b. Penyuluhan untuk pencegahan sekunder
2. Diet Diabetes mellitus
Tujuan Diet pada Diabetes mellitus adalah mempertahankan atau
mencapai berat badan ideal, mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta
meningkatkan kualitas hidup
3. Latihan fisik
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan Diabetes Mellitus
karena efeknya dapat menurunkan kadar gula dalam darah dan
mengurangi komplikasi kardiovaskuler.
24
pengaturan gula darah. Diabetes MellitusPada dasarnya penyusunan
program diet diabetes mellitus adalah :
a) Penghitungan jumlah kalori perhari sesuai kebutuhan setiap
penderita
b) Mengarah ke berat badan normal
c) Menunjang pertumbuhan
d) Mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal
e) Mencegah atau memperlambat berkembangnya komplikasi
vaskuler
f) Sesuai dengan kemampuan daya beli setiap penderita
g) Komposisi sesuai dengan pola makan penderita sehari-hari
(Krisnatuti, dkk, 2014).
25
2.2.8 Syarat-syarat Diet
Syarat-syarat diet pada pasien diabetes melitus adalah :
26
N Zat Diet Diet
S
o Gizi A B
u
m 50 60-
1 bKarbohidrat % 68%
e
20 12-
r
2 Protein % 20%
: 30 20
3 Lemak % %
500 100-150
4 Kolesterol mg mg
27
6. Garam
b) Jenis Makanan
Penderita Diabetes Mellitus harus mengetahui dan memahami
jenis makanan apa yang boleh dimakan secara bebas, makanan yang
mana harus dibatasi dan makanan apa yang harus di batasi secara
ketat. Makanan yang mengandung karbohidrat mudah di serap seperti
sirup, gula, sari buah harus dihindari. Sedangkan untuk buah-buahan
semua jenis buah boleh di makan pasien diabetes dengan jumlah sesuai
anjuran (kurang lebih 4 penukar sehari). Indeks glikemik semua macam-
macam buah lebih rendah dari pada sukrosa. Sayuran yang boleh
dikonsumsiadalah sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti
oyong, ketimun, kol, labu siam, lobak, sawi, rebung, selada, toge, terong
dan tomat. Protein sebesar 0,8 g/kgBB ideal dapat mempertahankan
proteogenesis, dengan catatan 50% dari padanya harus berasal dari
protein hewani seperti daging tanpa lemak, ikan dan telur maksimal
2x/minggu, sedangkan diet tinggi karbohidrat dan rendah lemak sangat
baik untuk pasien diabetes, asupan lemak tidak lebih dari 30% dan
kolesterol kurang dari 300 mg/hari.
c) Jadwal makan
Penderita DM harus membiasakan diri untuk makan tepat pada
waktu yang telah di tentukan. Penderita DM makan sesuai jadwal, yaitu
3 kali makan utama, 3 kali makan selingan dengan interval waktu 3
jam.Hal ini di maksudkan agar terjadi perubahan pada kandungan
glukosa darah penderita DM, sehingga diharapkan dengan
perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat maka kadar
glukosa darah akan tetap stabil dan penderita DM tidak merasa lemas
akibat kekurangan zat gizi
2.2.10. Kebutuhan Kalori pada pasien DM
Cara untuk menentukan kebutuhan kalori pada DM yaitu dengan
memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kkal/kg
BB normal. Kebutuhan kalori ini di pengaruhi oleh beberapa faktor
(Ernawati, 2017), antara lain :
28
a. Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil dari pada pria, kebutuhan
kalori wanita sebesar 25kkal/kgBB dan untuk pria sebesar
30kkal/kgBB.
b. Usia
Penderita DM usia diatas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi
5% untuk umur antara 40 dan 59 tahun, 10% untuk umur antara 60
dan 69 tahun, dan 20% usia diatas 70 tahun.
c. Berat Badan
Kebutuhan kalori pada penderita yang mengalami kegemukan
dikurangi sekitar 20-30% (tergantung tingkat kegemukan) sedangkan
pada penderita yang kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan
kebutuhan untuk meningkatkan berat badan. Makanan sejumlah kalori
dengan komposisi tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan
pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%) serta 2-3 porsi kecil untuk
makanan ringan (10-15%).
29
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan
kepribadian atau proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan
penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan membina dan
mengembangkan potensi kepribadiannya, yang berupa rohani (cipta,
rasa, krasa) dan jasmani. Domain pendidikan dapat diukur dari
(Notoatmodjo, 2018) :
a. Pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan (Knowledge).
b. Sikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan yang diberikan.
c. Praktek atau tindakan sehubungan dengan materi pendidikan
yang diberikan.
2. Akomodasi
Suatu usaha dilakukan untuk memahami ciri kepribadian
pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri
harus dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan.
3. Modifikasi
Faktor lingkungan dan sosial Membangun dukungan sosial dari
keluarga dan teman-teman sangat penting, kelompok pendukung
dapat dibentuk untuk membantu memahami kepatuhan terhadap
program pengobatan.
4. Perubahan model terapi
Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan
pasien terlihat aktif dalam pembuatan program tersebut :
a. Meningkatkaninteraksi professional kesehatandenganpasien.
b. Suatu hal yang penting untuk memberikan umpan balik pada
pasien setelah memperoleh informasi diagnosa.
5. Meningkatkan interaksi professional
Kesehatan dengan pasien Suatu hal penting untuk memberikan
umpan balik pada pasien setelah memperoleh informasi tentang
diagnosis. Pasien menbutuhkan penjelasan tentang kondisi saatini,
apa penyebabnya dan apa yang dapat mereka lakukan dengan kondisi
sepert iitu.Suatu penjelasan tentang penyebab penyakit dan
bagaimana pengobatannya, dapat membantu meningkatkan
30
kepercayaan pasien.Untuk melakukan konsultasi dan selanjutnya
dapat membantu meningkatkan kepatuhan
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
(Bragista Guntur, 2016) berpendapat bahwa factor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat
berpengaruh positif sehingga penderita tidak mampu lagi
mempertahankan 14 kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan
tidakpatuh. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
diantaranya :
a. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsic adalah factor yang tidak perlu rangsangan dari luar,
yang berasal dari diri sendiri, yang terdiri dari :
1. Motivasi
Motivasi adalah daya yang menggerakkan manusia untuk berprilaku
(Irwanto dkk, dalam Ninda fauzi, 2015).
2. Keyakinan, Sikap dan Kepribadian
Blumentalcitniven (2002) telah menyelidiki tentang hubungan antara
pengukuran kepribadian dengan kepatuhan. Orang-orang yang
tidak patuh adalah orang-orang yang lebih mengalami depresi,
ansietas, memiliki kekuatan ego yang lemah dan yang kehidupan
socialnya lebih memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri. Ciri-
ciri kepribadian yang disebutkan diatas itu yang menyebabkan
seseorang cenderung tidak patuh (Drop Out) dari program
pengobatan.
3. Pendidikan
Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien
sepanjang bahwa pendidikan tersebut adalah pendidikan yang aktif
seperti penggunaan buku-buku dan kaset oleh pasien secara
mandiri
4. Pemahaman Terhadap Intruksi
Tidak seorang pun dapat memahami intruksi jika dia salah paham
tentang intruksi yang diberikan kepadanya. Kadang kadang hal ini
disebabkan oleh kegagalan keprofesionalan kesehatan dalam
31
memberikan informasi yang tepat, penggunaan istilah medis, dan
memberikan banyak intruksi yang harus di ingat pasien.
b. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang perlurangsangandariluar, yang
terdiri dari :
1. Dukungan sosial
Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari
anggota keluarga yang lain, teman, dan uang merupakan faktor-
faktor penting dalam kepatuhan. Keluarga dapat menjadi faktor
yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan
skor kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang
program pengobatan yang dapat merekatrima. Keluarga juga
memberi dukungan dan memberi keputusan mengenai
perawatan dari anggota keluarga yang sakit.
2. Dukungan dari Profesional Kesehatan
Dukungan ini merupakan faktor lain yang mempengaruhi
kepatuhan. Dukungan mereka terutama berguna saat pasien
menghadapi bahwa perilaku yang sehat merupakan hal yang
penting.
3. Kualitas Interaksi
Kualitasinteraksiantara professional kesehatan dengan
pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan
kepatuhan.
4. Perubahan Model Terapi
Program-program kesehatan dapat dibuat sesederhana
mungkin dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan program
tersebut.
2.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidak patuhan
32
c. Kurangnya dukungan dari keluarga terkait pelaksanaan terapi.
2. Faktor komunikasi
a. Tingkat pengawasan tim kesehatan
b. Kurang penjelasan yang lengkap, tepat, danjelas.
c. Interaksi dengan petugas kesehatan sedikit atau tidak sama
sekali.
3. Faktor perilaku
a. Munculnya efek yang merugikan.
b. Hambatan fisik atau biaya untuk mendapatkan obat
Pengetahuan
pasien Diabates
Mellitus Kepatuhan diet
33
Keterangan:
Variabel ini dibagi menjadi dua variabel yaitu Variabel Independen dan Variabel
Dependen.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
35
3. Penulis melakukan “Telaah jurnal” terhadap jurnal yang sudah
diperoleh, dimana jurnal yang diperoleh berasal dari 5 tahun terakhir.
4. Setelah penulis melakukan telaah jurnal, lalu peneliti melakukan
Analisa Data terhadap jurnal yang diperoleh.
5. Dari hasil Analisa Data, penulis kemudian memperoleh proposal
tersebut.
36
BAB IV
37
2 Hubungan Jurnal Antar Nofa Tujuan Populasi pada Desain Analisis
tingkat Kebidanan Aggraini Penelitian ini penelitian ini penelitian Bivariat :
pengetahuan adalah untuk adalah pasien menggunaka Terdapat
diet diabetes mengetahui DM yang ndeskriptif hubungan
mellitus hubungan datang korelasi yang
dengan tingkat berkunjung di dengan signifikan
kepatuhan pengetahuan RS islam metode antara
diet pada diet diabetes Jakarta penelitian tingkat
penderita mellitus pondok kopi pendekatan pengetahuan
diabetes dengan pada bulan diet diabetes
mellitus kepatuhan februari 2018 mellitus
tahun 2018 diet pada cross dengan
pasien sectional kepatuhan
diabetes Sampel : 85 diet pada
mellitus pasien pasien
dirumah sakit diabetes
islam Jakarta mellitus
pondok kopi dirumah sakit
islam Jakarta
pondok kopi
dengan nilai
p value
=0,000 ≤
(0,005 )
38
mellitus di n terapi diet Sunter Jaya 1. melaksanaka
Puskesmas DM di n terapi diet
Sampel : 40
Kelurahan Puskesmas DM di
responden
Sunter Jaya Kelurahan Puskesmas
1 tahun 2019 Sunter Jaya Dengan Kelurahan
1 tahun 2019 menggunakan Sunter Jaya
teknik 1 dengan
purposive nilai p value
sampling =0,011 ≤
(0,005).
39
dengan
nilai p
value
=0,027 ≤
(0,005)
40
6 Hubungan Jurnal Heri Tujuan Populasi pada Metode Analisis
Tingkat Kesehatan Kurniawan Penelitian ini penelitian ini penelitian ini Bivariat :
Pengetahuan Komunitas adalah Untuk adalah Pasien adalah Terdapat
Diet Diabetes mengetahui DM yang menggunaka hubungan
Mellitus hubungan dating ndesain yang
Dengan tingkat berkunjung di deskriptif signifikan
Kepatuhan pengetahuan Harum Sisma korelasi antara
Diet Pada diet diabetes Medika. dengan tingkat
Pasien mellitus metode pengetahuan
Sampel : 85
Diabetes dengan penelitian diet diabetes
pasien
Mellitus Di kepatuhan pendekatan mellitus
Harum diet pada cross dengan
Sisma pasien sectional. kepatuhan
Medika tahun diabetes diet pada
2016 mellitus di pasien
Harum diabetes
Sisma mellitus di
Medika. Harum
Sisma
Medika
dengan nilai
p value =
0,000 ≤
(0,005)
7 Hubungan Jurnal Ilmiah Difran Nobel Tujuan Populasi pada Metode Analisis
Pengetahuan Kesehatan Bistara dan penelitian ini penelitian ini penelitian ini Bivariat :
Dengan Nur Ainiyah adalah untuk adalah adalah jenis Terdapat
Kepatuhan mengetahui penderita kuantitatif hubungan
Diet Pada hubungan Diabetes menggunaka yang
Penderita pengetahuan Mellitus di n rancangan signifikan
Diabetes dengan Posyandu analitik antara
Mellitus Di kepatuhan Lansia korelasi pengetahuan
Posyandu diet pada Cempaka dengan dengan
Lansia penderita DM pendekatan kepatuhan
Sampel : 33
Cempaka di Posyandu cross diet pada
orang
Kelurahan Lansia sectional. penderita
41
Tembok Cempaka, Teknik DM di
Dukuh Tembok sampling Posyandu
Kecamatan Dukuh, adalah Lansia
Bubutan Bubutan purposive Cempaka,Te
Surabaya Surabaya sampling mbok Dukuh,
tahun 2018 Bubutan
Surabaya
dengan nilai
p value =
0,000 ≤
(0,005)
42
9 Diabetes- Procedings Chad Yixian Penelitian ini Sampel : 42 Metode pada Distribusi
related of Singapore Han,dkk. bertujuan orang. penelitian ini frekuensi
nutrition healthcare Untuk menggunaka respondent
Dengan
knowledge mendapatka npendekatan berdasarkan
menggunakan
and dietary n wawasan kuantitatif jenis kelamin
teknik
adherence in tentang dominan. mayoritas
purposive
patients with hubungan responden
sampling
Type 2 antara laki-laki
diabetes pengetahuan sebanyak 12
mellitus, gizi terkait (57%)
2020 diabetes dan Berdasarkan
kualitas diet usia
di singapura mayoritas
responden
berusia 50
tahun
Berdasarkan
etnis
mayoritas
responden
melayu
Sebanyak 8
(38%)
Berdasarkan
Tingkat
pendidikan
mayoritas
responden
berpendidika
n SMA
sebanyak 16
(76%)
Hasil
penelitian ini
peserta
memiliki skor
rata rata
43
persentase
DRNK yang
buruk 39,7%
(±17,7) dan
kualitas diet
54,2%(±9,4).
Tes korelasi
pearson
mengungkap
kan tidak ada
korelasi
antara DRNK
dan kualitas
diet (r-
0,29;p=0,065
) tetapi
menunjukan
korelasi
positif antara
DRNK dan
efikasi diri
psikososial
(r0,41;p=0,0
08).
44
health care mellitus tipe Pasar Minggu usia
in, 2019 2 mayoritas
Sampel :
responden
berjumlah 130
dewasa
responden
madya 36-55
dengan teknik
tahun
purposive
sebanyak 70
sampling
(53,8%)
Berdasarkan
jenis kelamin
mayoritas
respondent
perempuan
sebanyak 95
(73.1%)
Berdasarkan
pendidikan
mayoritas
respondent
berpendidika
n rendah
sebanyak 72
(55,4%)
Berdasarkan
lama
menderita
mayoritas<5
tahun durasi
pendek
sebanyak 60
(46,2%),
berdasarkan
pengetahuan
diabetes
mellitus
mayoritas
berpengetah
45
uan baik
sebanyak 91
(70.0%)
Berdasarkan
dukungan
keluarga
mayoritas
baik
sebanyak 71
(54,6%), dan
Berdasarkan
dukungan
tenaga
kesehatan
mayoritas
responden
baik
sebanyak 65
(50.0%)
46
yaitu pada penelitian Putu yuda pratama, dkk (2019), Chad Yixian
Han,dkk(2020) dan Youvita Indamaika Simbolon,dkk(2019).
Terdapat 9 jurnal penelitian yang memiliki persamaan dengan
desain penelitian cross sectional, yaitu pada penelitian Muhammad
Ikhwan,dkk (2021), Nofa Anggraini (2018), Dimas Prianggodo (2019),
Riza Triana, Puji Wijayanto (2016), Heri Kurniawan (2016), Difran
Nobel Bistara (2018), Putuyuda pratama, dkk (2019), dan Youvita
Indamaika Simbolon, (2019). Sedangkan 1 jurnal penelilian memakai
metode penelitian kuantitatif dominan, yaitu pada penelitian Chad
Yixian Han,dkk(2020).
Terdapat 3 Jurnal penelitian yang memiliki persamaan jumlah
sampel/responden sebanyak 85 orang, yaitu pada penelitian Nofa
Anggraini (2018), Puji Wijayanto (2016) dan Heri Kurniawan (2016),
adapun 4 jurnal penelitian yang memiliki persamaan dalam Teknik
Pengambilan Sampel menggunakan purposive sampling, yaitu pada
penelitian, Dimas Prianggodo (2019), Difran Nobel Bistara (2018),
Chad Yixian Han,dkk(2020) dan YouvitaI ndamaika
Simbolon,dkk(2019).
Terdapat 4 jurnal penelitian yang memiliki persamaan dengan
populasi penelitian di rumah sakit, yaitu pada penelitian Nofa
Anggraini (2018), Puji Wijayanto (2016), Heri Kurniawan (2016) dan
Putu yuda pratama, (2019).
Terdapat 7 Jurnal penelitian yang memiliki persamaan bahwa
hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan
kepatuhan diet berdasarkan usia adalah pasien dengan usia>45
tahun yaitu pada penelitian, Muhammad Ikhwan,dkk (2021), Dimas
Prianggodo (2019), Riza Triana , Difran Nobel Bistara (2018), Putu
yuda pratama, dkk (2019), Chad Yixian Han,dkk(2020) dan Youvita
Indamaika Simbolon,dkk, (2019).
Terdapat 6 jurnal penelitian yang memiliki persamaan bahwa
hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan
kepatuhan diet berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan yaitu
pada penelitian, Muhammad Ikhwan,dkk (2021), Dimas Prianggodo
(2019), Riza Triana,Difran Nobel Bistara (2018), Putu yudapratama,
47
dkk (2019), dan Youvita Indamaika Simbolon,dkk (2019). Adapun 1
jurnal penelitian mengatakan hubungan tingkat pengetahuan diabetes
mellitus berdasarkan jenis kelamin laki-laki yaitu pada penelitian,
Chad Yixian Han,dkk(2020).
Terdapat 8 jurnal penelitian yang memiliki persamaan bahwa
hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan
kepatuhan diet berdasarkan Pendidikan adalah mayoritas
berpendidikan SMA pada penelitian, Muhammad Ikhwan,dkk (2021),
Riza Triana, Youvita Indamaika Simbolon,dkk (2019) dan Chad
Yixian Han,dkk(2020).
Terdapat 4 jurnal penelitian bahwa berdasarkan pekerjaan
ada 1 jurnal yang mengatakan bahwa mayoritas pekerjaan sebagai
petani, yaitu pada jurnal, Muhammad Ikhwan,dkk (2021), 1 jurnal
mengatakan mayoritas pekerjaan sebagai wiraswasta, yaitu pada
jurnal Difran Nobel Bistara (2018), 1 jurnal mengatakan mayoritas
dalam pekerjaan yaitu tidak bekerja , pada jurnal Difran Nobel Bistara
(2018) dan 1jurnal mengatakan bahwa mayoritas pekerjaan sebagai
IRT , yaitu pada jurnal Riza Triana.
Terdapat 8 jurnal penelitian yang memiliki persamaan bahwa
hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan
kepatuhan diet berdasarkan pengetahuan terdapat 8 jurnal yang
berpengetahuan baikyaitu pada jurnal, Muhammad Ikhwan,dkk
(2021), Nofa Anggraini (2018), Dimas Prianggodo (2019), Riza
Triana, Puji Wijayanto (2016), Heri Kurniawan (2016), Difran Nobel
Bistara (2018) dan Youvita Indamaika Simbolon,dkk (2019). Dan ada
1 jurnal yang berpengetahuan sedang, yaitu pada jurnal Putu yuda
pratama, dkk (2019).
Terdapat 3 jurnal penelitian yang memiliki persamaan bahwa
berdasarkan kepatuhan diet terdapat 3 jurnal dalam kategori patuh
,yaitu pada penelitian Muhammad Ikhwan,dkk (2021), Riza Triana,
Difran Nobel Bistara (2018). Sedangkan dalam kategori tidak
patuhada 4 jurnal yaitu pada jurnal, Nofa Anggraini (2018), Dimas
Prianggodo (2019), Puji Wijayanto (2016), dan Heri Kurniawan
(2016).
48
4.2.2 Perbedaan Jurnal
49
4.3 Pembahasan
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang
ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal (dalam buku
Roland Sutrisno, 2006)
Dari 10 jurnal yang telah direview terdapat 7 jurnal yang berkaitan
dengan Hubungan Tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan
kepatuhan diet. (Muhammad Ikhwan,dkk,2021; Nofa Anggraini,2018;
Dimas Prianggodo,2019; Riza Triana; Puji Wijayanto,2016; Heri
Kurniawan,2016; Difran Nobel Bistara,2018;) dari 7 jurnal tersebut
merupakan hasil Analisa bivariate dimana ada hubungan tingkat
pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan kepatuhan diet (p value
0,015<0,05).
Berdasarkan distribusi frekuensi kelompok usia dari 10 jurnal
mayoritas kelompok usia responden berumur 45 keatas. Usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal mempertahankan
prestasi yang telah dicapai pada usia dewasa. Menurut Budiman dan
Agus (2013), menyatakan bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan
pola pikir seseorang. Diabetes Mellitus biasanya terjadi pada usia dewasa
akhir berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dalam melaksanakan
diet.
Distribusi frekuensi berdasarkan kelompok pekerjaan dari 10
jurnal yang telah ditelaah tidak semua jurnal mencantumkan jenis
pekerjaan responden. Tetapi hanya ada 5 jurnal yang mencantumkan
jenis pekerjaan responden (Muhammad Ikhwan Nanda Fitria,dkk,2021;
Dimas Prianggodo,dkk,2019; Riza Triana, Darwin Karim dan Jumaini,
Difran Nobel Bistara dan Nur Ainiyah,2018;) sedangkan ada 5 lagi jurnal
tidak menyebutkan distribusi frekuensi berdasarkan jenis pekerjaan. Dari
5 jurnal tersebut ada 1 jurnal dengan distribusi frekuensi pekerjaan
bekerja sebagai petani (Muhammad Ikhwan Nanda Fitria,dkk,2021),2
jurnal menyatakan mayoritas tidak bekerja (Dimas Prianggodo, dan
Erwan setiyono,2019; Putu yuda pratama, Trimurti andayani dan Susi ari
50
kristina,2018) 1 jurnal dengan distribusi frekuensi bekerja sebagai ibu
rumah tangga (Riza Triana, Darwin Karim dan Jumaini, ) 1 jurnal memiliki
distribusi frekuensi bekerja sebagai wiraswasta (Difran Nobel Bistara dan
Nur Ainiyah,2018;) pekerjaan Merupakan keburukan yang harus
dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarganya.
Berdasarkan distribusi frekuensi Pendidikan dari 10 jurnal yang
telah diriview ada 4 jurnal yang memiliki tingkat Pendidikan SMA.
(Muhammad Ikhwan,dkk,2021; Riza Triana, Darwin Karim dan Jumaini, ;
Difran Nobel Bistara dan Nur Ainiyah,2018; Chad Yixian Han,dkk,2020).
Hal ini sejalan dengan teori mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu
usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan
di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi (Notoadmojo dalam
Wawan dan Dewi, 2018).
Berdasarkan distribusi frekuensi pengetahuan dari 10 jurnal yang
telah direview terdapat 8 jurnal yang berpengetahuan baik (Muhammad
Ikhwan,dkk,2021;Nofa Anggraini,2018; Dimas Prianggodo,2019; Riza
Triana, ; Puji Wijayanto,2016; Heri Kurniawan,2016; Difran Nobel
Bistara,2018; Youvita Indamaika Simbolon,dkk,2019) dan 1 jurnal yang
berpengetahuan sedang (Putu yuda pratama, Trimurti
andayani,dkk,2019) sehingga dapat disimpulkan bahwa dari 10 jurnal
tersebut yang telah direview mayoritas responden berpengetahuan baik.
Hal ini sejalan dengan teori (Notoatmodjo,2012) Pengetahuan adalah
hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya),
dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek.
Berdasarkan distribusi frekuensi kepatuhan diet dari 10 jurnal
yang telah direview terdapat 4 jurnal yang memiliki kepatuhan diet dalam
kategori patuh yaitu (Muhammad Ikhwan Nanda Fitria,2021; Riza Triana,
;Puji Wijayanto,2016; Difran Nobel Bistara,2018;) sedangkan 4 jurnal
51
terdapat kepatuhan diet dalam kategori tidak patuh (Nofa Anggraini,2018;
Dimas Prianggodo,2019; Puji Wijayanto,2016; Heri Kurniawan,2016). Hal
ini didukung oleh adanya teori (Dalam buku Ninda fauzi, 2015) Kepatuhan
adalah sikap patuh, ketaatan, sedangkan patuh adalah suka menurut
perintah, taat kepada aturan/perintah. Menurut Sackett ciitnive kepatuhan
klien adalah sejauh mana prilaku klien sesuai dengan ketentuan yang
diberikan oleh professional kesehatan.Kepatuhan merupakan manifestasi
dari suatu sikap dan perilaku berkaitan erat dengan motivasi. Motivasi ini
daya yang menggerakan manusia untuk berperilaku.
52
BAB V
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan studi literature riview 10 Jurnal tentang Hubungan
tingkat pengetahuan pasien Diabetes Mellitus dengan kepatuhan diet
didapatkan kesimpulan bahwa:
1. Dari kesepuluh jurnal terdapat hubungan yang signifikan
pengelompokkan terhadap usia yaitu diatas 45 tahun, selain itu dari
segi jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan, 2 jurnal penelitian yang menyatakan adanya hubungan
antara
2. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, selain itu dalam hal
pendidikan mayoritas responden memiliki pendidikan SMA
3. Dari kesepuluh jurnal dalam segi pengetahuan mayoritas responden
berpengetahuan Baik dengan prilaku kepatuhan diet pada pasien
diabetes mellitus, dimana pengetahuan yang baik sangat
dipengaruhi oleh usia, pekerjaan, serta tingkat pendidikan dimana
semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula tingkat
pengetahuannya. Sehingga dari 10 jurnal penelitian dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus
dengan kepatuhan diet ada hubungannya dengan usia, jenis
kelamin, Pendidikan dan pekerjaan.
5.2 Saran
1. Bagi Institusi
Penelitian studi literature ini diharapkan dapat berguna dan menjadi
sumber referensi untuk mengembangkan penelitian yang berkaitan
dengan Hubungan tingkat pengetahuan pasien Diabetes Mellitus
dengan kepatuhan diet serta diharapkan kepada peneliti selanjutnya
jika menggunakan studi literature diperlukan ketelitian yang benar
selama melakukan penelitian agar mendapatkan hasil yang akurat.
53
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar literature review ini
dijadikan rekomendasi untuk pelayanan kesehatan melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana pengetahuan dan
kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus.
3. Bagi Peneliti
Dari hasil literature review penulis memperoleh wawasan dan
pengetahuan tentang hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes
mellitus dengan kepatuhan diet.
54
DAFTAR PUSTAKA
55
Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pratama, Putu Yuda, dkk. 2019. Knowlwdge, Adherence And Quality Of Life
Among Type 2 Diabetes Mellitus Patients. International Research Journal
Of Pharmacy, Hal 52.
56
LEMBAR KONSULTASI
Paraf
No Tanggal Rekomendasi Pembimbing
Mahasiswa Dosen
57
5. 02/12/2020 Konsultasi BAB I, BAB II,
BAB III
58
13 2/06/2021 ACC Revisi Proposal
59