Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 61

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN TINGKAT


PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS
DENGAN KEPATUHAN DIET

YENI DESRIANI SIPAHUTAR

PO7520118105

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN TINGKAT


PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS
DENGAN KEPATUHAN DIET

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma III Keperawatan

YENI DESRIANI SIPAHUTAR


PO7520118105

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : LITERATURE REVIEW: HUBUNGAN TINGKAT


PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS
DENGAN KEPATUHAN DIET

NAMA : YENI DESRIANI SIPAHUTAR


NIM : P07520118105

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Penguji

Medan, 19 April 2021

Menyutujui
Pembimbing

(Doni Simatupang, S.Kep.,Ns.M.Kep)


NIP. 196407051988032003

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

(Johani Dewita Nasution,S.KM, M.Kes)


NIP. 196505121999032001

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN TINGKAT


PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS
DENGAN KEPATUHAN DIET

NAMA : YENI DESRIANI SIPAHUTAR


NIM : P07520118105
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji pada Sidang Ujian Akhir Program

Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan

Medan, 19 April 2021

Penguji I Penguji II

Solihuddin Harahap, S.Kep.,Ns., M.Kep Juliana, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIP.196505121999032001 NIP. 197907012002122001

Ketua Penguji

Doni SimatupangS.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP.196407051988032003

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Johani Dewita Nasution, SKM., M.Kes


NIP.196505121999032001

ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam KARYA TULIS ILMIAH ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, 19 April 2021

Yeni Desriani Sipahutar


P07520118105

iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN
KARYA TULIS ILMIAH, APRIL 2021

YENI DESRIANI SIPAHUTAR


P07520118105

LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN


DIABETES MELLITUS DENGAN KEPATUHAN DIET
V BAB + 59 HALAMAN + 2 TABEL + 1 GAMBAR + 1 LAMPIRAN

ABSTRAK
Latar Belakang : Diabetes Melitus adalah penyakit yang berlangsung lama atau
kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau diatas
nilai normal. Ketidakpatuhan terhadap diet pada pasien DM menjadi salah satu
factor risiko terjadinya gangguan metabolisme di dalam tubuh sehingga
menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi meningkat dan berdampak
terhadap kelangsungan hidup. Tujuan : Hasil literature review ini bertujuan Untuk
mengetahui Pengetahuan dan kepatuhan penderita Diabetes Melitus dalam
melaksanakan Diet. Metode : Menggunakan desain literature review yang
diperoleh dari google scholar, DOAJ, dan sinta, dengan batas tahun update
jurnal dari 5 tahun terakhir. Hasil : Dari 10 jurnal yang ditelaah didapatkan hasil
bahwa tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan kepatuhan diet
dikategorikan baik. Kesimpulan : ada hubungan tingkat pengetahuan pasien
diabetes mellitus dengan kepatuhan diet ada dengan usia, jenis kelamin,
Pendidikan dan pekerjaan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Diabetes Mellitus, Kepatuhan Diet


Daftar Pustaka : 15 (2015-2020)

iv
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC
NURSING MAJOR
SCIENTIFIC WRITING, APRIL 2021

YENI DESRIANI SIPAHUTAR


P07520118105

LITERATURE REVIEW : RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE LEVEL OF


DIABETES MELLITUS PATIENTS WITH DIET COMPLIANCE
V CHAPTER + 59 PAGES + 2 TABLE + 1 PICTURE + 1 APPENDIX

ABSTRACT
Background: Diabetes Mellitus is a disease that lasts a long time or is chronic
and is characterized by blood sugar (glucose) levels that are high or above
normal values. Disobedience to diet in DM patients is one of the risk factors for
metabolic disorders in the body, causing blood sugar levels to increase and have
an impact on survival. Purpose: The results of this literature review aim to
determine the knowledge and compliance of people with diabetes mellitus in
implementing the diet. Methods: Using a literature review design obtained from
Google Scholar, DOAJ, and Sinta, with a journal update year limit of the last 5
years. Results: From the 10 journals reviewed, the results showed that the level
of knowledge of diabetes mellitus patients with dietary compliance was
categorized as good. Conclusion: there is a relationship between the level of
knowledge of diabetes mellitus patients with dietary compliance with age, gender,
education and occupation.

Keywords: Knowledge, Diabetes Mellitus, Diet Compliance


Bibliography : 15 (2015-2020)

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini yang berjudul “LITERATURE REVIEW :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS
DENGAN KEPATUHAN DIET” Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih banyak kepada ibu Doni Simatupang,S.Kep,Ns,M.Kep sebagai
dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, dukungan,
arahan dan masukan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan
2. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
3. Ibu Afniwati,S.Kep, M.Kes Selaku ketua Prodi D-III Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
4. Bapak Solihuddin Harahap, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji 1
5. ibu Juliana, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji 2
6. Terkhusus kepada Ibu Tiurlan M. Dolok Saribu S.Kep, Ns, M.Kep
selaku dosen pembimbing Akademik saya, yang banyak memberikan
arahan juga nasehat dan bimbingan kepada saya dari mulai tingkat 1
sampai tingkat akhir penyusunan KTI
7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan
8. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Bapak P.Harianto dan Ibu
ku tersayang N.Simbolon, serta semua keluarga besar saya yang telah
banyak memberikan semangat dan dukungan kepada penulis baik secara
moril, materil, terutama doa dalam penyusunan KTI.
9. Trima kasih saya ucapkan buat teman teman terdekat saya Olivia Arta
sari purba, Ersa MD panjaitan, Veronika Samosir, Helena Siboro dan
Renita Siringoringo yang selalu membantu dan menyemangati serta

vi
memberi solusi dalam menyelesaikan proposal ini. Tanpa kalian mungkin
penulis tidak akan ada artinya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini
jauh dari kesempurnaan baik dari isi maupun susunanya hal ini disebabkan
keterbatasan waktu, wawasan, ataupun ketelitian penulis. Untuk ini penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan proposal
ini. Semoga segenap bantuan, bimbingan, dan arahan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan. Harapan penulis proposal ini
dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Medan, 19 April 2021


Penulis

Yeni Desriani Sipahutar


P07520118105

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Diet………………………………………………………….27

Tabel 2.2. Hasil dan Pembahasan……………………………………………….37

viii
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Lembar Konsultasi Bimbingan……………………………………57

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………………...i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT…………………………………………………….iii
ABSTRAK……………………………………………………………………………….iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………viii
LAMPIRAN……………………………………………………………………………...ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...x
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………...12
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………….12
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………….....14
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………………….14
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………………………….15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………...….16
2.1. Pengetahuan…………………………………………………………………..16
2.1.1. Pengertian Pengetahuan……………………………………………...16
2.1.2. Tingkat Pengetahuan………………………………………………….16
2.1.3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan……………......17
2.1.4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan.................................................19
2.2. Diabetes Melitus .................................................................................... 20
2.2.1. Pengertian Diabetes Melitus ......................................................... 20
2.2.2. Klasifikasi Diabetes Melitus .......................................................... 20
2.2.3. Faktor Resiko Diabetes Mellitus ................................................... 21
2.2.4. Tanda dan Gejala Klinis Diabetes Mellitus .................................... 21
2.2.5. Penatalaksanaan .......................................................................... 22
2.2.6. Prinsip Pengelolaan Diabetes Mellitus .......................................... 24
2.2.7. Diet Diabetes Mellitus ................................................................... 24
2.2.8. Syarat-Syarat Diet ........................................................................ 26
2.2.9. Penatalaksanaan Diet Diabetes Mellitus ....................................... 27
2.2.10. Kebutuhan Kalori pada pasien DM ............................................. 28

x
2.3. Konsep Kepatuhan ................................................................................ 29
2.3.1. Definisi Kepatuhan ....................................................................... 29
2.3.2. Faktor-Faktor yang Mendukung Kepatuhan .................................. 29
2.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan ........................................ 31
2.3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidak patuhan .................... 32
2.3.5. Kerangka Konsep ......................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 35
3.1. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................. 35
3.1.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 35
3.1.2. Desain Penelitian.......................................................................... 35
3.2. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ...................................................... 35
3.2.1 Jenis Data ..................................................................................... 35
3.2.2 Cara Pengumpulan Data ............................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………37
4.1 Hasil Jurnal………………………………………………………………...37
4.2 Persamaan dan Perbedaan Jurnal……………………………………...46
4.3 Pembahasan ………………………………………………………...……50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………..53
5.1 Kesimpulan.........................................................................................53
5.2 Saran..................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................55
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH.........................57

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diabetes Melitus adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis
serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau diatas nilai
normal . (Muhammad Ikwan dan Nanda Fitria, dkk, 2021).
Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi
penyebab kematian tertinggi didunia, penyakit ini juga menjadikan penderitanya
berkurang produktivitas kerja yang berdampak pada berkurangnya pendapatan,
serta berkurangnya kualitas hidup penderita karena komplikasi penyakitnya.
(Marasabessy, Siti Johri Nasela dan Syam Abidin, 2020).
Menurut Zahtamal, dkk (dalam Silalahi 2019) menyatakan bahwa
Diabetes dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko, Penyebab paling banyak
ditemui adalah pola hidup yang tidak sehat. Contoh pola hidup yang tidak sehat
yaitu makan makanan yang banyak mengandung gula/lemak, sedikit
mengandung karbohidrat dan serat serta jarang melakukan aktivitas fisik.
Penyakit DM menurut (Muhammad Ikwan dan Nanda Fitria, dkk, 2021)
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu dengan cara hidup yang tidak sehat
seperti pola makan yang tidak sehat, kegemukan dan kurang olah raga.Selain itu
terdapat juga 58% memakai dosis obat anti hiperglikemi yang salah dan 75%
tidak mengikuti diet yang dianjurkan. Penyakit DM akan menimbulkan komplikasi
jika dibiarkan kadar gula darah tidak terkendali dan akan menyebabkan
kematian. Komplikasi dapat timbul seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan
dan amputasi.
Dari data Organisasi Kesehatan Dunia (2016) Pada tahun 2014 terdapat
96 juta orang dewasa dengan diabetes mellitus di wilayah asia tenggara. Lebih
dari 60% laki-laki dan 40% perempuan dengan diabetes mellitus meninggal
sebelum usia 70 tahun (WHO, 2016).
Menurut International Diabetes Federation (2017) terdapat 425 juta orang
yang berusia 20-79 tahun yang hidup dengan diabetes melitus, pada tahun 2045
jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 629 juta orang.
Berdasarkan data data yang ada, penyakit diabetes melitus mengalami

12
peningkatan dimana pada tahun 2015 hanya terdapat 415 juta orang dan
meningkat pada tahun 2017 sebesar 425 juta orang (IDF, 2017).
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, Prevalensi
beberapa faktor risiko DM, antara lain obesitas umum sebesar10, 3%, obesitas
sentral 18, 8%, TGT 10, 2%, kebiasaan merokok 23, 7%, konsumsi buah dan
sayur yang kurang 93, 6%, kebiasaan minum alkohol 4, 6%,serta aktifitas fisik
seperti olahraga yang kurang 48, 2%.
Data Dinas Kesehatan Kota Medan jumlah penderita DM pada tahun
2013 sebanyak 27.075 jiwa dan tahun 2014 bulan januari dan februari sebanyak
3.607 jiwa, dari jumlah tersebut penderita berusia diatas 55 tahun berjumlah
hampir 85% dan dari jumlah tersebut 70% adalah wanita. Penderita DM di 39
puskesmas di Kota Medan pada tahun 2013, Puskesmas Helvetia menduduki
peringkat terbanyak yaitu sebanyak 212 jiwa disusul Puskesmas Sentosa Baru
Sebanyak 192 Jiwa, Puskesmas Glugur Darat sebanyak 175 jiwa, dan
Puskesmas Darussalam sebanyak 159 jiwa.
Kepatuhan diet DM terhadap perencanaan makan merupakan salah satu
tantangan dalam melakukan penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Untuk
membantu klien mengikutsertakan kebiasaan diet ke dalam gaya hidup, maka
terapi perilaku, dukungan kelompok dan penyuluhan terhadap diet DM sangat
dianjurkan (Dimas Prianggodo dan Erwan Setiyono, 2019).
Ketidakpatuhan terhadap diet pada pasien DM menjadi salah satu factor
risiko terjadinya gangguan metabolisme di dalam tubuh sehingga menyebabkan
kadar gula dalam darah menjadi meningkat dan berdampak terhadap
kelangsungan hidup (Dimas Prianggodo dan Erwan Setiyono, 2019).
Menurut hasil penelitian Muhammad Ikwan dan Nanda Fitria (2021)
tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Dengan
Kepatuhan Diet Di Gampong Meunasah Mesjid Kecamatan Muara Dua Kota
Lhokseumawe : menyatakan bahwa Tingkat pengetahuanya sama yaitu tinggi 25
orang (50,0%) dan rendah 25 orang (50,0%), tingkat kepatuhan berada pada
kategori patuh sebanyak 29 orang (58,0%) responden menyimpulkan bahwa
terdapat ada hubungan tingkat kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dengan
kepatuhan Diet dengan nilai p value adalah 0,21.

13
Menurut hasil penelitian Nofa Anggraini,(2018) tentang Hubungan Tingkat
Pengetahuan Diet Diabetes Melitus Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita
Diabetes Melitus : menyatakan bahwa hasil uji statistic diperoleh nilai p value =
0,000 dan diperoleh pula nilai OR = 19,904, pasien diabetes mellitus yang
pengetahuannya baik mempunyai peluang 19,904 kali lebih patuh dibandingkan
dengan yang pengetahuannya kurang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan diet diabetes mellitus dengan kepatuhan diet pada
pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi.
Menurut hasil penelitian Heri Kurniawan, (2016) tentang Hubungan
Tingkat Pengetahuan Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Pada
Pasien Diabetes Mellitus Di Harum Sisma Medika : menyatakan bahwa Hasil uji
statistic diperoleh nilai p value = 0,000 dan diperoleh pula nilai OR = 19,904,
artinya pasien diabetes mellitus yang pengetahuannya baik mempunyai peluang
19,904 kali lebih patuh dibandingkan dengan yang pengetahuan kurang
menyimpulkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan diet
diabetes mellitus dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus di Harum
Sisma Medika.
Menurut hasil penelitian Dimas Prianggodo dan Erwan Setiyono, (2019)
tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam
Melaksanakan Terapi Diet Diabetes Mellitus (DM) Pada Pasien Diabetes Mellitus
Di Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1: menyatakan bahwa diperoleh nilai
p=0,011 yang menunjukkan bahwa adanya hubunganan tara tingkat
pengetahuan dengan kepatuhan diet di Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1
tahun 2019.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian literatur riview mengenai “Hubungan tingkat pengetahuan pasien
Diabetes Mellitus dengan kepatuhan Diet”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pasien dalam mengatur kepatuhan
diet yang seimbang dan teratur” berdasarkan literature review
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum

14
Untuk mengetahui Pengetahuan dan kepatuhan penderita Diabetes
Melitus dalam melaksanakan Diet berdasarkan literature review
1.3.2.Tujuan Khusus
1. Untuk melihat dan menelaah persamaan dari beberapa jurnal
yang diambil terkait dengan hubungan tingkat pengetahuan
pasien DM dengan kepatuhan diet melalui pendekatan literature
review.
2. Untuk melihat dan menelaah perbedaan dari beberapa jurnal yang
3. diambil terkait dengan hubungan tingkat pengetahuan pasien DM
dengan kepatuhan diet melalui pendekatan literature riview.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan acuan referensi di
perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan program studi
D-III Keperawatan dan digunakan sebagai masukan yang bermanfaat
bagi peneliti selanjutnya.
1.4.2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan suatu tolak ukur serta
upaya rumah sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan
digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi peneliti
selanjutnya.
1.4.3. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
yang telah diterima selama perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Medan
Jurusan Keperawatan.

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengetahuan


2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Menurut Morley (dalam Limsah Silalahi, 2019:228) menyatakan
bahwa Pengetahuan adalah dasar sebuah tindakan. Sebelum individu
bertindak, biasanya didahului dengan tahu, setelah itu mempunyai inisiatif
untuk melakukan suatu tindakan. Adanya dasar pengetahuan pada
perilaku tertentu membuat perilaku tersebut bertahan lebih lama.
Pengetahuan sangat dibutuhkan untuk dapat mengubah masyarakat
dengan lebih mudah kearah yang lebih baik. “Tahu” merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, yang artinya mengingat suatu materi
yang pernah dipelajari. Mengingat kembali sesuatu materi yang diterima
sebelumnya (recall) termasuk termasuk ke dalam “tahu”.

2.1.2. Tingkat Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2018), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan,
yaitu:

1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajariatau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu ini merupakantingkat pengetahuan yang palingrendah.
1. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskansecara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikanmateri tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materiharus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh: menyimpulkan, meramalkan,dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.

16
2. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yangtelah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disinidapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum,rumus,metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yanglain.
3. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatuobjek ke dalam komponen–komponen, tetapi masih di
dalam satustruktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lain.Kemampuan analisi sini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan. membuat bagan, membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
4. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi–formulasi
yang ada.
5. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atauobjek. Penilaian-
penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2.1.3. Faktor Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1) Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka
seseorang akancenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari

17
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi
yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikanseseorang dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin lebih luas
pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang
yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan
rendah pula. Hal ini dikarenakan peningkatan pengetahuan tidak
mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
diperoleh pada pendidikan non formal.
b. Pekerjaan
Merupakan keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cari mencari nafkah yang membosankan, berulang dan
banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu.
c. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia tengah (41-60 tahun)
seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai
pada usia dewasa. Menurut Budiman dan Agus (2013), menyatakan
bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik.Pada usia tua (> 60 tahun) adalah
usia yang tidak produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari
prestasi yang telah pernah dicapainya.Semakin tua usia seseorang
maka akan semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang
dijumpai dan sehingga menambah pengetahuan (Erfandi, 2009.).

18
2) Faktor Eksternal
a. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk, dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
b. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap individu

2.1.4 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) dalam Wawan dan Dewi (2010),diinterpretasikan


dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Baik
Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari
seluruh pertanyaan
2. Cukup
Bila mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh
pertanyaan
3. Kurang
Bila subyek mampu menjawab dengan benar 0% - 55dariseluruh
pertanyaan

19
2.2. Diabetes Melitus
2.2.1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai
dengan kenaikan gula darah karena terganggunya hormon insulin yang
berfungsi sebagai hormon untuk menjaga homeostatis tubuh dengan cara
penurunan kadar gula darah Menurut American Diabetes Association
(dalam Widiyoga, saichudin dan andiana, 2020:16). Diabetes melitus
merupakan penyakit yang setiap tahun penderitanya meningkat.
Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif yang
memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius karena dapat
menimbulkan komplikasi seperti: penyakit jantung, gagal ginjal dan
kerusakan sistem saraf. Beberapa jenis DM terjadi karena interaksi yang
kompleks dari lingkungan, genetik, dan pola makan sehari-hari. Diabetes
Melitus dibagi beberapa kelas yaitu: DM Tipe 1, DM Tipe 2, dan Diabetes
Melitus lainnya, dan diabetes melitus kehamilan (American Diabetes
Association).
Dalam kondisi normal sejumlah glukosa dari makanan akan
bersirkulasi didalam darah, kadar glukosa dalam darah diatur oleh
insulin, yaitu hormon yang diproduksi oleh pankreas, berfungsi
mengontrol kadar glukosa dalam darah dengan cara mengatur
pembentukan dan penyimapanan glukosa. Pada pasien DM, sel-sel
dalam tubuh berhenti berespon terhadap insulin atau pankreas berhenti
memproduksi insulin, hal ini mengakibatkan hiperglikemia sehingga
dalam waktu tertentu dapat menyebabkan komplikasi metabolik akut,
selain itu dalam jangka panjang hiperglikemia menyebabkan komplikasi
makrovaskular, komplikasi mikrovaskular dan komplikasi neuropatik
(Smeltzer et al., 2008). Kondisi kronik hiperglikemi pada pasien diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan
organ terutama mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (ADA, 2008).
2.2.2. Klasifikasi Diabetes Melitus
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 karena sel beta pangkreas kurang
dalam memproduksi insulin dalam tubuh. Hal ini berhubungan
dengan kombinasi antara faktor genetik, immunologi, dan

20
kemungkinan lingkungan dan pola makan yang tidak teratur dan
virus. Peningkatan gula darah yang tinggi lebih dari 180mg/100ml,
menyebabkan glukosa keluar dari urine (glukosuria),
2. .Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 karena sel resistensi terhadap insulin
Menurut Kurniawaty (dalam Widioga,saichudin dan andiana,
2020:153).Tipe diabetes melitus yang umum diderita adalah diabetes
melitus tipe 2. Penderita diabetes melitus yang mengatur pola makan
sesuai dapat menjaga gula darah < 160 mg/dl dan penderita diabetes
melitus dalam pengaturan pola makan tidak sesuai maka rata gula
darah > 160 mg/dl Menurut Putri (dalam Widioga,Saichudin dan
andiana 2020:153)

2.2.3. Faktor resiko Diabetes mellitus


Menurut World Health Organization, 2016 berikut adalah faktor risiko dari
DM:
1. Riwayat keluarga diabetes atau genetika
2. Usia yang lebih tua
3. Obesitas atau kenaikan berat badan yang berlebihan selama
kehamilan.
4. Pola makan dan nutrisi yang buruk
5. Kurangnyaaktivitas fisik
6. Riwayat Diabetes gestasional.
7. Merokok, infeksi dan pengaruh lingkungan.
8. Faktor-faktor lain termasuk asupan buah dan sayuran yang tidak
memadai, serat makanan dan asupan makanan yang tinggi lemak
jenuh.
2.2.4. Tanda dan gejala klinis Diabetes mellitus
Menurut (International Diabetes Federation, 2017) tanda dan
gejala klinis DM sebagai berikut :
1. Diabetes tipe-1
Selalu merasa haus dan mulut kering (polidipsia), sering
buang air kecil (poliuria),kekurangan tenaga, kelelahan, selalu

21
merasa lapar (polifagia), penurunan berat badan, penurunan daya
penglihatan.
2. Diabetes tipe-2
Gejala diabetes tipe-2 mungkin sama dengan diabetes tipe-1
namun seringkali kurang dapat diketahui atau bisa juga tidak ada
gejala awal yang muncul dan penyakit ini terdiagnosis beberapa
tahun setelah onsetnya atau saat komplikasi sudah ada. Berikut
adalah gejala diabetes tipe-2:Selalu merasa haus (polidipsia), sering
buang air kecil (poliuria), kelelahan, penyembuhan luka yang lambat
dan sering infeksi, sering kesemutan atau mati rasa di tangan dan
kaki, penglihatan kabur.
Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi karena sebetulnya insulin
tersedia, tetapi tidak bekerja dengan baik dimana insulin yang ada
tidak mampu memasukkan glukosa dari peredaran darah untuk ke
dalam sel-sel tubuh yang memerlukannya sehingga glukosa dalam
darah tetap tinggi yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia
(Soegondo, 2011).

2.2.5. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan
kualitas hidup penyandang diabetes.Tujuan penatalaksanaan meliputi
(Perkeni, 2015):

1. Tujuan jangka pendek : Menghilangkan keluhan DM, memperbaiki


kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.
2. Tujuan jangka panjang : Mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
3. Tujuan akhir : Pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas
DM.Dalam Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di
Indonesia 2011, penatalaksanaan dan pengelolaan DM dititik
beratkan pada 4 pilar penatalaksanaan DM, yaitu: edukasi, terapi gizi
medis, latihan jasmani dan intervensi farmakologis (Ndraha, 2014).
a. Edukasi
Tim kesehatan mendampingi pasien dalam perubahan
perilaku sehat yang memerlukan partisipasi aktif dari pasien dan

22
keluarga pasien. Upaya edukasi dilakukan secara komphrehensif
dan berupaya meningkatkan motivasi pasien untuk memiliki
perilaku sehat. Tujuan dari edukasi diabetes adalah mendukung
usaha pasien penyandang diabetes untuk mengerti perjalanan
alami penyakitnya dan pengelolaannya, mengenali masalah
kesehatan/komplikasi yang mungkin timbul secara dini/saat
masih reversible, ketaatan perilaku pemantauan dan pengelolaan
penyakit secara mandiri, dan perubahan perilaku/kebiasaan
kesehatan yang diperlukan. Edukasi pada penyandang DM
meliputi pemantauan glukosa mandiri, perawatan kaki, ketaatan
pengunaan obat-obatan, berhenti merokok,meningkatkan
aktifitas fisik, dan mengurangi asupan kalori dan diet tinggi
lemak.
b. Terapi Gizi Medis
Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM yaitu
makanan yang seimbang, sesuai dengan kebutuhan kalori
masing-masing individu, dengan memperhatikan keteraturan
jadwall makan, jenis, dan jumlah makanan. Komposisi makanan
yang dianjurkan terdiri dari karbohidrat 45%-65%, lemak 20%-
25%, protein 10%-20%, Natrium kurang dari 3g, dan diet cukup
serat sekitar 25g/hari.
c. Latihan Jasmani
Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu, masing-
masing selama kurang lebih 30 menit. Latihan jasmani
dianjurkan yang bersifat aerobik seperti berjalan santai,
jogging, bersepeda dan berenang. Latihan jasmani selain untuk
menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badandan
meningkatkan sensitifitas insulin.
d. Intervensi Farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan
peningkatan pengetahuan pasien, pengaturan makan dan latihan
jasmani. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.

23
2.2.6. Prinsip Pengelolaan Diabetes Mellitus
Prinsip pengelolaan Diabetes mellitus, meliputi (Wahyuningsih,2013):

1. Penyuluhan
Tujuan penyuluhan adalah meningkatkan pengetahuan para
diabetisi tentang penyakitnya serta cara pengelolaannya dengan tujuan
dapat merawat dirinya sendiri sehingga mampu untuk mempertahankan
hidup dan dapat mencegah komplikasi lebih lanjut. Adapaun penyuluhan
tersebut meliputi :
a. Penyuluhan untuk pencegahan primer ditujukan untuk kelompok
risiko tinggi.
b. Penyuluhan untuk pencegahan sekunder
2. Diet Diabetes mellitus
Tujuan Diet pada Diabetes mellitus adalah mempertahankan atau
mencapai berat badan ideal, mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta
meningkatkan kualitas hidup
3. Latihan fisik
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan Diabetes Mellitus
karena efeknya dapat menurunkan kadar gula dalam darah dan
mengurangi komplikasi kardiovaskuler.

2.2.7. Diet Diabetes Mellitus


1. Pengertian Diet
Diet atau perencanaan makan adalah pengaturan cara makauntuk
mengurangi resiko komplikasi penyakit (American Diabetes
Association, 2015).
Sedangkan definisi diet DM adalah berupa pantangan atau
larangan untuk mengonsumsi gula dan karbohidrat secara berlebih
(Lanywati, 2011).Dapat disimpulkan bahwa diet merupakan
pengaturan cara makan yang mempunyai tujuan untuk mengurangi
komplikasi penyakit contohnya pada diet Diabetes Mellitus.
2. Prinsip Diet Diabetes Mellitus
Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur
konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi bebanbagi mekanisme

24
pengaturan gula darah. Diabetes MellitusPada dasarnya penyusunan
program diet diabetes mellitus adalah :
a) Penghitungan jumlah kalori perhari sesuai kebutuhan setiap
penderita
b) Mengarah ke berat badan normal
c) Menunjang pertumbuhan
d) Mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal
e) Mencegah atau memperlambat berkembangnya komplikasi
vaskuler
f) Sesuai dengan kemampuan daya beli setiap penderita
g) Komposisi sesuai dengan pola makan penderita sehari-hari
(Krisnatuti, dkk, 2014).

Standar komposisi makanan yang dianjurkan adalah


karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%,
jumlah kandungan kolesterol kurang dari 300 mg/hari, berasal
dari sumber asam lemak tidak jenuh, kandungan serat sekitar25
gram/hari, kasus-kasus diabetes dengan hipertensisebaiknya
membatasi konsumsi garam (Krisnatuti, dkk, 2014).

3. Tujuan Diet Diabetes Mellitus


Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan
untuk mencapai tujuan berikut ini :
a) Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin,
mineral
b) Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c) Memenuhi kebutuhan energi
d) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara-cara yang aman dan praktis
e) Menurunkan kadar lemak darah jika kadar meningkat Bagi pasien
yang memerlukan insulin untuk membantu
f) mengendalikan kadar glukosa darah, upaya mempertahankan
konsistensi jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi pada
jam-jam makan yang berbeda merupakan hal penting

25
2.2.8 Syarat-syarat Diet
Syarat-syarat diet pada pasien diabetes melitus adalah :

1. Energi cukup untuk mencapapi dan mempertahankan berat badan


normal. Kebutuuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan
kebutuhan untuk metabolilsme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal,
diitambah kebutuhan untuk aktivits fisik dan keadaan khusus.
2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
dalam bentuk < 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak
jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak
tidak jenuh tunggal.
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu
60%-70%.
5. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar
glukosa darah sudah terkendalikan, diperbolehkan mengkonsumsi gula
murni sampai 5% dari kebutuhan energi total.
6. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas, gulaalternatif adalah
bahan pemanis selain sakarosa.
7. Asupan serat dianjurkan 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air
yang terdapat didalam sayur dan buah. Menu seimbang rata-rata
memenuhi kebutuhan serat sehari.
8. Pasien Diabetes Melitus dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengkonsumsi natrium dalm bentuk garam dapur seperti orang sehat,
yaitu 3000mg/hari.
9. Cukup vitamin dan mineral, apabila asupan dari makanan cukup,
penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak
diperlukan.

26
N Zat Diet Diet
S
o Gizi A B
u
m 50 60-
1 bKarbohidrat % 68%
e
20 12-
r
2 Protein % 20%

: 30 20
3 Lemak % %

500 100-150
4 Kolesterol mg mg

Sayuran Tipe Sayuran Tipe


5 Serat A B

Tabel 2.1 Komposisi Diet;Tuti dkk (2014)

2.2.9 Penatalaksanaan Diet Diabetes Mellitus


PadapasienDiabetesMellitusperluditekankanpentingnya keteraturan
makan dalam hal jumlah makan, jenis makan, dan jadwal makan
(PERKENI, 2011), dapat di uraikanyaitu sebagai berikut:
a) Jumlah Makan
PERKENI (2011), telah menetapkan standar jumlah pada diet
Diabetes Mellitus, dimana telah di tetapkan proporsi yang ideal untuk zat
makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, kolesterol, serat, garam
dan pemanis dalam satu porsi makanan yang harus dikosumsi oleh
penderita Diabetes Mellitus sebagai berikut:
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Kolestrol
5. Serat

27
6. Garam
b) Jenis Makanan
Penderita Diabetes Mellitus harus mengetahui dan memahami
jenis makanan apa yang boleh dimakan secara bebas, makanan yang
mana harus dibatasi dan makanan apa yang harus di batasi secara
ketat. Makanan yang mengandung karbohidrat mudah di serap seperti
sirup, gula, sari buah harus dihindari. Sedangkan untuk buah-buahan
semua jenis buah boleh di makan pasien diabetes dengan jumlah sesuai
anjuran (kurang lebih 4 penukar sehari). Indeks glikemik semua macam-
macam buah lebih rendah dari pada sukrosa. Sayuran yang boleh
dikonsumsiadalah sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti
oyong, ketimun, kol, labu siam, lobak, sawi, rebung, selada, toge, terong
dan tomat. Protein sebesar 0,8 g/kgBB ideal dapat mempertahankan
proteogenesis, dengan catatan 50% dari padanya harus berasal dari
protein hewani seperti daging tanpa lemak, ikan dan telur maksimal
2x/minggu, sedangkan diet tinggi karbohidrat dan rendah lemak sangat
baik untuk pasien diabetes, asupan lemak tidak lebih dari 30% dan
kolesterol kurang dari 300 mg/hari.
c) Jadwal makan
Penderita DM harus membiasakan diri untuk makan tepat pada
waktu yang telah di tentukan. Penderita DM makan sesuai jadwal, yaitu
3 kali makan utama, 3 kali makan selingan dengan interval waktu 3
jam.Hal ini di maksudkan agar terjadi perubahan pada kandungan
glukosa darah penderita DM, sehingga diharapkan dengan
perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat maka kadar
glukosa darah akan tetap stabil dan penderita DM tidak merasa lemas
akibat kekurangan zat gizi
2.2.10. Kebutuhan Kalori pada pasien DM
Cara untuk menentukan kebutuhan kalori pada DM yaitu dengan
memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kkal/kg
BB normal. Kebutuhan kalori ini di pengaruhi oleh beberapa faktor
(Ernawati, 2017), antara lain :

28
a. Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil dari pada pria, kebutuhan
kalori wanita sebesar 25kkal/kgBB dan untuk pria sebesar
30kkal/kgBB.
b. Usia
Penderita DM usia diatas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi
5% untuk umur antara 40 dan 59 tahun, 10% untuk umur antara 60
dan 69 tahun, dan 20% usia diatas 70 tahun.
c. Berat Badan
Kebutuhan kalori pada penderita yang mengalami kegemukan
dikurangi sekitar 20-30% (tergantung tingkat kegemukan) sedangkan
pada penderita yang kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan
kebutuhan untuk meningkatkan berat badan. Makanan sejumlah kalori
dengan komposisi tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan
pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%) serta 2-3 porsi kecil untuk
makanan ringan (10-15%).

2.3. Konsep Kepatuhan


2.3.1. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan adalah sikap patuh, ketaatan, sedangkan patuh adalah
suka menurut perintah, taat kepada aturan/perintah. Menurut Sackett
ciitnive kepatuhan klien adalah sejauh mana prilaku klien sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan. Kepatuhan
merupakan manifestasi dari suatu sikap dan perilaku berkaitan erat dengan
motivasi. Motivasi ini daya yang menggerakan manusia untuk berperilaku
(Ninda fauzi, 2015).
Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap
instruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan, atau menepati janji pertemuan
dengan dokter (Bragista Guntur, 2016)..
2.3.2 Faktor-faktor yang Mendukung Kepatuhan
Menurut Feur Stein ada beberapa faktor yang mendukung sikap
patuh, diantaranya (Faktul,2009) :

29
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan
kepribadian atau proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan
penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan membina dan
mengembangkan potensi kepribadiannya, yang berupa rohani (cipta,
rasa, krasa) dan jasmani. Domain pendidikan dapat diukur dari
(Notoatmodjo, 2018) :
a. Pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan (Knowledge).
b. Sikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan yang diberikan.
c. Praktek atau tindakan sehubungan dengan materi pendidikan
yang diberikan.
2. Akomodasi
Suatu usaha dilakukan untuk memahami ciri kepribadian
pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri
harus dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan.
3. Modifikasi
Faktor lingkungan dan sosial Membangun dukungan sosial dari
keluarga dan teman-teman sangat penting, kelompok pendukung
dapat dibentuk untuk membantu memahami kepatuhan terhadap
program pengobatan.
4. Perubahan model terapi
Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan
pasien terlihat aktif dalam pembuatan program tersebut :
a. Meningkatkaninteraksi professional kesehatandenganpasien.
b. Suatu hal yang penting untuk memberikan umpan balik pada
pasien setelah memperoleh informasi diagnosa.
5. Meningkatkan interaksi professional
Kesehatan dengan pasien Suatu hal penting untuk memberikan
umpan balik pada pasien setelah memperoleh informasi tentang
diagnosis. Pasien menbutuhkan penjelasan tentang kondisi saatini,
apa penyebabnya dan apa yang dapat mereka lakukan dengan kondisi
sepert iitu.Suatu penjelasan tentang penyebab penyakit dan
bagaimana pengobatannya, dapat membantu meningkatkan

30
kepercayaan pasien.Untuk melakukan konsultasi dan selanjutnya
dapat membantu meningkatkan kepatuhan
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
(Bragista Guntur, 2016) berpendapat bahwa factor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat
berpengaruh positif sehingga penderita tidak mampu lagi
mempertahankan 14 kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan
tidakpatuh. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
diantaranya :
a. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsic adalah factor yang tidak perlu rangsangan dari luar,
yang berasal dari diri sendiri, yang terdiri dari :
1. Motivasi
Motivasi adalah daya yang menggerakkan manusia untuk berprilaku
(Irwanto dkk, dalam Ninda fauzi, 2015).
2. Keyakinan, Sikap dan Kepribadian
Blumentalcitniven (2002) telah menyelidiki tentang hubungan antara
pengukuran kepribadian dengan kepatuhan. Orang-orang yang
tidak patuh adalah orang-orang yang lebih mengalami depresi,
ansietas, memiliki kekuatan ego yang lemah dan yang kehidupan
socialnya lebih memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri. Ciri-
ciri kepribadian yang disebutkan diatas itu yang menyebabkan
seseorang cenderung tidak patuh (Drop Out) dari program
pengobatan.
3. Pendidikan
Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien
sepanjang bahwa pendidikan tersebut adalah pendidikan yang aktif
seperti penggunaan buku-buku dan kaset oleh pasien secara
mandiri
4. Pemahaman Terhadap Intruksi
Tidak seorang pun dapat memahami intruksi jika dia salah paham
tentang intruksi yang diberikan kepadanya. Kadang kadang hal ini
disebabkan oleh kegagalan keprofesionalan kesehatan dalam

31
memberikan informasi yang tepat, penggunaan istilah medis, dan
memberikan banyak intruksi yang harus di ingat pasien.
b. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang perlurangsangandariluar, yang
terdiri dari :
1. Dukungan sosial
Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari
anggota keluarga yang lain, teman, dan uang merupakan faktor-
faktor penting dalam kepatuhan. Keluarga dapat menjadi faktor
yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan
skor kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang
program pengobatan yang dapat merekatrima. Keluarga juga
memberi dukungan dan memberi keputusan mengenai
perawatan dari anggota keluarga yang sakit.
2. Dukungan dari Profesional Kesehatan
Dukungan ini merupakan faktor lain yang mempengaruhi
kepatuhan. Dukungan mereka terutama berguna saat pasien
menghadapi bahwa perilaku yang sehat merupakan hal yang
penting.
3. Kualitas Interaksi
Kualitasinteraksiantara professional kesehatan dengan
pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan
kepatuhan.
4. Perubahan Model Terapi
Program-program kesehatan dapat dibuat sesederhana
mungkin dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan program
tersebut.
2.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidak patuhan

Ketidak patuhan menurut (Bragista Guntur, 2016) terjadi


karena ketiga faktor, antara lain :
1. Faktor pasien
a. Ketidak seriusan pasien terhadap penyakitnya.
b. Ketidakpuasan terhadap hasil terapinya

32
c. Kurangnya dukungan dari keluarga terkait pelaksanaan terapi.
2. Faktor komunikasi
a. Tingkat pengawasan tim kesehatan
b. Kurang penjelasan yang lengkap, tepat, danjelas.
c. Interaksi dengan petugas kesehatan sedikit atau tidak sama
sekali.
3. Faktor perilaku
a. Munculnya efek yang merugikan.
b. Hambatan fisik atau biaya untuk mendapatkan obat

2.3.5 Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seorang penelitian menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk
masalah. Kerangka konsep membahas saling ketergantungan antar
variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal
yang sedang atau akan diteliti .

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan
pasien Diabates
Mellitus Kepatuhan diet

Gambar 2.1.Keterangan Konsep Penelitian

33
Keterangan:

Variabel ini dibagi menjadi dua variabel yaitu Variabel Independen dan Variabel
Dependen.

1. Variabel Independen (bebas)


Merupakan (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Dalam penelitian ini variabel independen yang
digunakanadalahpengetahuan, terbagi menjadi 3 bagian , yaitu baik,
cukup, kurang.
2. Variabel Dependen (terikat)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang berperan sebagai
variabel terikat adalah kepatuhan diet.

34
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian
kualitatif, yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan
literature review. Penelitian ini mencari dan menjelaskan Hubungan Tingkat
Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus dengan Kepatuhan Diet.

3.1.2 Desain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian menggunakan studi literature review
adalah sebuah proses atau aktivitas mengumpulkan data dari berbagai
literature seperti buku dan jurnal untuk membandingkan hasil hasil
penelitian yang satu dengan yang lain. Tujuan penelitian studi literatur ini
adalah untuk mendapatkan landasan teori yang bisa mendukung
pemecahan masalah yang sedang diteliti dan mengungkapkan berbagai
teori teori yang relevan dengan kasus, lebih khusus dalam penelitian ini
peneliti mengkaji tentang hubungan tingkat pengetahuan pada pasien
diabetes melitus dengan kepatuhan diet.

3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data


3.2.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
yang diperoleh dari jurnal, textbook, review yang berisikan tentang konsep
yang diteliti. Jurnal yang diambil didapat dari berbagai sumber seperti
google scholar

3.2.2 Cara Pengumpulan Data


1. Penulis mencari jurnal Google Scholar, DOAJ, Sinta yang sesuai
dengan judul.
2. Penulis memperoleh sekurang-kurangnya 10 jurnal yang berkaitan
dengan judul.

35
3. Penulis melakukan “Telaah jurnal” terhadap jurnal yang sudah
diperoleh, dimana jurnal yang diperoleh berasal dari 5 tahun terakhir.
4. Setelah penulis melakukan telaah jurnal, lalu peneliti melakukan
Analisa Data terhadap jurnal yang diperoleh.
5. Dari hasil Analisa Data, penulis kemudian memperoleh proposal
tersebut.

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Jurnal

NO Judul / Nama Jurnal Peneliti Tujuan Populasi atau Metode Hasil


Tahun Sampel Penelitian

1 Hubungan Jurnal Muhammad Tujuan Populasi pada Metode  Analisis


Tingkat Assyifa, ilmu Ikhwan Penelitian ini penelitian ini penelitian ini Bivariat :
Pengetahuan keperawatan Nanda Fitria, adalah untuk adalah adalah Terdapat
Pasien islami dan Yudi mengetahui masyarakat menggunaka hubungan
Diabetes Akbar Hubungan yang ndesain yang
Mellitus Tingkat menderita analitik signifikan
Dengan Pengetahuan penyakit dengan antara
Kepatuhan Pasien diabetes pendekatan Tingkat
Diet Di Diabetes mellitus didesa cross pengetahuan
Gampong Mellitus Meunasah sectional pasien
Meunasah Dengan Mesjid Diabetes
Mesjid Kepatuhan Kecamatan Mellitus
Kecamatan Diet Diabetes Muara Dua dengan
Muara Dua Mellitus. Kota kepatuhan
Kota Lhokseumawe diet Diabetes
Lhokseumae Sampel : 10 Mellitus
tahun 2021 orang Dengan dengan nilai
menggunakan p value
teknik total 0,021 ≤
sampling (0,005).

37
2 Hubungan Jurnal Antar Nofa Tujuan Populasi pada Desain  Analisis
tingkat Kebidanan Aggraini Penelitian ini penelitian ini penelitian Bivariat :
pengetahuan adalah untuk adalah pasien menggunaka Terdapat
diet diabetes mengetahui DM yang ndeskriptif hubungan
mellitus hubungan datang korelasi yang
dengan tingkat berkunjung di dengan signifikan
kepatuhan pengetahuan RS islam metode antara
diet pada diet diabetes Jakarta penelitian tingkat
penderita mellitus pondok kopi pendekatan pengetahuan
diabetes dengan pada bulan diet diabetes
mellitus kepatuhan februari 2018 mellitus
tahun 2018 diet pada cross dengan
pasien sectional kepatuhan
diabetes Sampel : 85 diet pada
mellitus pasien pasien
dirumah sakit diabetes
islam Jakarta mellitus
pondok kopi dirumah sakit
islam Jakarta
pondok kopi
dengan nilai
p value
=0,000 ≤
(0,005 )

3 Hubungan Jurnal Dimas Tujuan Populasi pada Metode  Analisis


Tingkat universitas Prianggodo, Penelitian ini penelitian ini penelitian ini Bivariat :
Pengetahuan muhammadiy dan Erwan adalah untuk adalah adalah Jenis Terdapat
Dengan ah setiyono melihat Penelitian ini Penelitian ini hubungan
Kepatuhan hubungan dilakukan menggunaka yang
Dalam antara pada bulan ndeskriptif signifikan
Melaksanaka tingkat Juli-Agustus korelasi antara
n Terapi Diet pengetahuan 2019 di ruang dengan tingkat
Diabetes dengan penerimaan rancangan pengetahuan
Mellitus (DM) kepatuhan pasien di penelitian dengan
Pada Pasien dalam Puskemas cross kepatuhan
diabetes melaksanaka Kelurahan sectional. dalam

38
mellitus di n terapi diet Sunter Jaya 1. melaksanaka
Puskesmas DM di n terapi diet
Sampel : 40
Kelurahan Puskesmas DM di
responden
Sunter Jaya Kelurahan Puskesmas
1 tahun 2019 Sunter Jaya Dengan Kelurahan
1 tahun 2019 menggunakan Sunter Jaya
teknik 1 dengan
purposive nilai p value
sampling =0,011 ≤
(0,005).

4 Hubungan Jurnal online Riza Triana, Tujuan Sampel 33 Metode  Analisa


Tingkat mahasiswa Darwin Karim Penelitian ini responden penelitian ini Bivariat :
Pengetahuan program dan Jumaini adalah Untuk adalah Terdapat
Teknik
Pasien studi ilmu mengetahui kuantitatif hubungan
pengambilan
Diabetes keperawatan hubungan dengan yang
sampel
Mellitus universitas tingkat desain signifikan
menggunakan
Tentang riau pengetahuan penelitian antara
accidental
Penyakit Dan pasien deskriptif tingkat
sampling
Diet Dengan diabetes korelatif pengetahu
Kepatuhan mellitus dengan an pasien
Dalam tentang rancangan diabetes
Menjalankan penyakit dan cross mellitus
Diet Diabetes diet dengan sectional tentang
Mellitus di kepatuhan penyakit
RSUD Arifin dalam dan diet
Ahmad menjalankan dengan
Pekanbaru diet DM kepatuhan
tahun 2015 Mellitus di dalam
RSUD Arifin menjalanka
Ahmad n diet DM
Pekanbaru Mellitus di
RSUD
Arifin
Ahmad
Pekanbaru

39
dengan
nilai p
value
=0,027 ≤
(0,005)

5 Hubungan Jurnal Puji Tujuan Populasi pada Metode  Analisis


Tingkat Kesehatan Wijayanto penelitian ini penelitian ini penelitian ini Bivariat :
Pengetahuan Komunitas dan Uun adalah Untuk adalah pasien adalah Terdapat
Diet Diabetes Uliyah mengetahui DM yang menggunaka hubungan
Mellitus hubungan datang ndesain yang
Dengan tingkat berkunjung di deskriptif signifikan
Kepatuhan pengetahuan Rumah Sakit korelasi antara
Diet Pada diet diabetes Islam Jakarta dengan tingkat
Pasien mellitus Pondok Kopi metode pengetahu
Diabetes dengan penelitian an diet
Sampel : 85
Mellitus kepatuhan pendekatan diabetes
pasien
Dirumah diet pada cross mellitus
Sakit Islam pasien sectional. dengan
Jakarta diabetes kepatuhan
Pondok Kopi mellitus di diet pada
Tahun 2016 Rumah Sakit pasien
Islam Jakarta diabetes
Pondok Kopi. mellitus di
Rumah
Sakit Islam
Jakarta
Pondok
Kopi
dengan
nilai p
value
=0,000 ≤
(0,005)dan
diperoleh
nilai OR =
19,904.

40
6 Hubungan Jurnal Heri Tujuan Populasi pada Metode  Analisis
Tingkat Kesehatan Kurniawan Penelitian ini penelitian ini penelitian ini Bivariat :
Pengetahuan Komunitas adalah Untuk adalah Pasien adalah Terdapat
Diet Diabetes mengetahui DM yang menggunaka hubungan
Mellitus hubungan dating ndesain yang
Dengan tingkat berkunjung di deskriptif signifikan
Kepatuhan pengetahuan Harum Sisma korelasi antara
Diet Pada diet diabetes Medika. dengan tingkat
Pasien mellitus metode pengetahuan
Sampel : 85
Diabetes dengan penelitian diet diabetes
pasien
Mellitus Di kepatuhan pendekatan mellitus
Harum diet pada cross dengan
Sisma pasien sectional. kepatuhan
Medika tahun diabetes diet pada
2016 mellitus di pasien
Harum diabetes
Sisma mellitus di
Medika. Harum
Sisma
Medika
dengan nilai
p value =
0,000 ≤
(0,005)

7 Hubungan Jurnal Ilmiah Difran Nobel Tujuan Populasi pada Metode  Analisis
Pengetahuan Kesehatan Bistara dan penelitian ini penelitian ini penelitian ini Bivariat :
Dengan Nur Ainiyah adalah untuk adalah adalah jenis Terdapat
Kepatuhan mengetahui penderita kuantitatif hubungan
Diet Pada hubungan Diabetes menggunaka yang
Penderita pengetahuan Mellitus di n rancangan signifikan
Diabetes dengan Posyandu analitik antara
Mellitus Di kepatuhan Lansia korelasi pengetahuan
Posyandu diet pada Cempaka dengan dengan
Lansia penderita DM pendekatan kepatuhan
Sampel : 33
Cempaka di Posyandu cross diet pada
orang
Kelurahan Lansia sectional. penderita

41
Tembok Cempaka, Teknik DM di
Dukuh Tembok sampling Posyandu
Kecamatan Dukuh, adalah Lansia
Bubutan Bubutan purposive Cempaka,Te
Surabaya Surabaya sampling mbok Dukuh,
tahun 2018 Bubutan
Surabaya
dengan nilai
p value =
0,000 ≤
(0,005)

8 Knowledge, International Putu yuda Tujuan Populasi pada Metode  Terdapat


Adherence Research pratam, penelitian ini penelitian ini penelitian ini Hubungan
And Quality Journal Of Trimurti adalah Untuk adalah RSUD adalah yang
Of Life Pharmacy andayani menganalisis di Kabupaten dengan signifikan
Among Type dan Susi hubungan Bantul, pendekatan antara
2 Diabetes arikristina antara Provinsi cross pengetahuan
Mellitus pengetahuan Yogyakarta, sectional , kepatuhan
Patients , , kepatuhan Indonesia study dan kualitas
2019 dan kualitas Sampel : hidup pada
hidup pada sebanyak 200 pasien
pasien pasien.Mengg diabetes
diabetes unakan teknik dengan nilai
quota p value =
sampling 0,005.

42
9 Diabetes- Procedings Chad Yixian Penelitian ini Sampel : 42 Metode pada  Distribusi
related of Singapore Han,dkk. bertujuan orang. penelitian ini frekuensi
nutrition healthcare Untuk menggunaka respondent
Dengan
knowledge mendapatka npendekatan berdasarkan
menggunakan
and dietary n wawasan kuantitatif jenis kelamin
teknik
adherence in tentang dominan. mayoritas
purposive
patients with hubungan responden
sampling
Type 2 antara laki-laki
diabetes pengetahuan sebanyak 12
mellitus, gizi terkait (57%)
2020 diabetes dan  Berdasarkan
kualitas diet usia
di singapura mayoritas
responden
berusia 50
tahun
 Berdasarkan
etnis
mayoritas
responden
melayu
Sebanyak 8
(38%)
 Berdasarkan
Tingkat
pendidikan
mayoritas
responden
berpendidika
n SMA
sebanyak 16
(76%)
 Hasil
penelitian ini
peserta
memiliki skor
rata rata

43
persentase
DRNK yang
buruk 39,7%
(±17,7) dan
kualitas diet
54,2%(±9,4).
Tes korelasi
pearson
mengungkap
kan tidak ada
korelasi
antara DRNK
dan kualitas
diet (r-
0,29;p=0,065
) tetapi
menunjukan
korelasi
positif antara
DRNK dan
efikasi diri
psikososial
(r0,41;p=0,0
08).

10 The factors Journal Of Youvita Tujuan Populasi pada Jenis  Distribusi


that Community Indamaika penelitian ini penelitian ini penelitian ini frekuensi
associated Health Simbolon, adalah untuk adalah adalah Non responden
with dietary Triyanti, Ratu mengetahui penderita random berdasarkan
adherence in Ayu Dewi faktor-faktor diabetes Sampling kepatuhan
type 2 Sartika yang mellitus tipe 2 dengan diet
diabetes berhubungan pada desain cross mayoritas
mellitus dengan kelompok usia sectional respondent
patients at kepatuhan 25-65 tahun tidak patuh
pasar diet pada yang tercatat sebanyak
minggu penderita di Puskesmas 112 (86,2%)
primary diabetes Kecamatan  Berdasarkan

44
health care mellitus tipe Pasar Minggu usia
in, 2019 2 mayoritas
Sampel :
responden
berjumlah 130
dewasa
responden
madya 36-55
dengan teknik
tahun
purposive
sebanyak 70
sampling
(53,8%)
 Berdasarkan
jenis kelamin
mayoritas
respondent
perempuan
sebanyak 95
(73.1%)
 Berdasarkan
pendidikan
mayoritas
respondent
berpendidika
n rendah
sebanyak 72
(55,4%)
 Berdasarkan
lama
menderita
mayoritas<5
tahun durasi
pendek
sebanyak 60
(46,2%),
berdasarkan
pengetahuan
diabetes
mellitus
mayoritas
berpengetah

45
uan baik
sebanyak 91
(70.0%)
 Berdasarkan
dukungan
keluarga
mayoritas
baik
sebanyak 71
(54,6%), dan
 Berdasarkan
dukungan
tenaga
kesehatan
mayoritas
responden
baik
sebanyak 65
(50.0%)

Tabel 2.2. Hasil dan Pembahasan

4.2 Persamaan Dan Perbedaan Jurnal


4.2.1 Persamaan Jurnal
Persamaan Jurnal yang telah ditelaah oleh peneliti berdasarkan studi
Literature Review adalah sebagai berikut :
Dari 10 jurnal penelitian, terdapat 3 jurnal penelitian yang
tujuannya sama-sama untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan dengan kejadian diare, yaitu pada penelitian
Desi Nurfita (2017), Fera Meliyanti (2016), Susi Anekasari Dan
Fatimah Dewi Anggraini (2016) Dan 3 jurnal penelitian yang
tujuannya sama – sama untuk menganalisis hubungan antara
pengetahuan, kepatuhan dan kualitas hidup pada pasien diabetes,

46
yaitu pada penelitian Putu yuda pratama, dkk (2019), Chad Yixian
Han,dkk(2020) dan Youvita Indamaika Simbolon,dkk(2019).
Terdapat 9 jurnal penelitian yang memiliki persamaan dengan
desain penelitian cross sectional, yaitu pada penelitian Muhammad
Ikhwan,dkk (2021), Nofa Anggraini (2018), Dimas Prianggodo (2019),
Riza Triana, Puji Wijayanto (2016), Heri Kurniawan (2016), Difran
Nobel Bistara (2018), Putuyuda pratama, dkk (2019), dan Youvita
Indamaika Simbolon, (2019). Sedangkan 1 jurnal penelilian memakai
metode penelitian kuantitatif dominan, yaitu pada penelitian Chad
Yixian Han,dkk(2020).
Terdapat 3 Jurnal penelitian yang memiliki persamaan jumlah
sampel/responden sebanyak 85 orang, yaitu pada penelitian Nofa
Anggraini (2018), Puji Wijayanto (2016) dan Heri Kurniawan (2016),
adapun 4 jurnal penelitian yang memiliki persamaan dalam Teknik
Pengambilan Sampel menggunakan purposive sampling, yaitu pada
penelitian, Dimas Prianggodo (2019), Difran Nobel Bistara (2018),
Chad Yixian Han,dkk(2020) dan YouvitaI ndamaika
Simbolon,dkk(2019).
Terdapat 4 jurnal penelitian yang memiliki persamaan dengan
populasi penelitian di rumah sakit, yaitu pada penelitian Nofa
Anggraini (2018), Puji Wijayanto (2016), Heri Kurniawan (2016) dan
Putu yuda pratama, (2019).
Terdapat 7 Jurnal penelitian yang memiliki persamaan bahwa
hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan
kepatuhan diet berdasarkan usia adalah pasien dengan usia>45
tahun yaitu pada penelitian, Muhammad Ikhwan,dkk (2021), Dimas
Prianggodo (2019), Riza Triana , Difran Nobel Bistara (2018), Putu
yuda pratama, dkk (2019), Chad Yixian Han,dkk(2020) dan Youvita
Indamaika Simbolon,dkk, (2019).
Terdapat 6 jurnal penelitian yang memiliki persamaan bahwa
hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan
kepatuhan diet berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan yaitu
pada penelitian, Muhammad Ikhwan,dkk (2021), Dimas Prianggodo
(2019), Riza Triana,Difran Nobel Bistara (2018), Putu yudapratama,

47
dkk (2019), dan Youvita Indamaika Simbolon,dkk (2019). Adapun 1
jurnal penelitian mengatakan hubungan tingkat pengetahuan diabetes
mellitus berdasarkan jenis kelamin laki-laki yaitu pada penelitian,
Chad Yixian Han,dkk(2020).
Terdapat 8 jurnal penelitian yang memiliki persamaan bahwa
hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan
kepatuhan diet berdasarkan Pendidikan adalah mayoritas
berpendidikan SMA pada penelitian, Muhammad Ikhwan,dkk (2021),
Riza Triana, Youvita Indamaika Simbolon,dkk (2019) dan Chad
Yixian Han,dkk(2020).
Terdapat 4 jurnal penelitian bahwa berdasarkan pekerjaan
ada 1 jurnal yang mengatakan bahwa mayoritas pekerjaan sebagai
petani, yaitu pada jurnal, Muhammad Ikhwan,dkk (2021), 1 jurnal
mengatakan mayoritas pekerjaan sebagai wiraswasta, yaitu pada
jurnal Difran Nobel Bistara (2018), 1 jurnal mengatakan mayoritas
dalam pekerjaan yaitu tidak bekerja , pada jurnal Difran Nobel Bistara
(2018) dan 1jurnal mengatakan bahwa mayoritas pekerjaan sebagai
IRT , yaitu pada jurnal Riza Triana.
Terdapat 8 jurnal penelitian yang memiliki persamaan bahwa
hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan
kepatuhan diet berdasarkan pengetahuan terdapat 8 jurnal yang
berpengetahuan baikyaitu pada jurnal, Muhammad Ikhwan,dkk
(2021), Nofa Anggraini (2018), Dimas Prianggodo (2019), Riza
Triana, Puji Wijayanto (2016), Heri Kurniawan (2016), Difran Nobel
Bistara (2018) dan Youvita Indamaika Simbolon,dkk (2019). Dan ada
1 jurnal yang berpengetahuan sedang, yaitu pada jurnal Putu yuda
pratama, dkk (2019).
Terdapat 3 jurnal penelitian yang memiliki persamaan bahwa
berdasarkan kepatuhan diet terdapat 3 jurnal dalam kategori patuh
,yaitu pada penelitian Muhammad Ikhwan,dkk (2021), Riza Triana,
Difran Nobel Bistara (2018). Sedangkan dalam kategori tidak
patuhada 4 jurnal yaitu pada jurnal, Nofa Anggraini (2018), Dimas
Prianggodo (2019), Puji Wijayanto (2016), dan Heri Kurniawan
(2016).

48
4.2.2 Perbedaan Jurnal

 Berdasarkan penelitian dan telaah jurnal pada 7 jurnalnasional,


didapat perbedaan pada 3 jurnal yang tidak memiliki karakteristik
responden dari pasien diabetes mellitus meliputi umur, jenis
kelamin, Pendidikan, dan pekerjaanya itu jurnal Nofaa nggraini, Puji
Wijayanto dan Heri Kurniawan
 Berdasarkan penelitian dan telaah jurnal pada 10 jurnal ada 3 jurnal
yang berbeda memakai tenik pengambilan sampel yang berbeda,
yaitu jurnal Muhammad Ikhwan Nanda Fitria, Yudi Akbar
menggunakan Teknik total sampling, Riza Triana, Darwin Karim,
Jumal ini menggunakan Teknik accidental sampling, Putu Yuda,
Trimurti Andayani, Susi Ari Krisna menggunakan Teknik quota
sampling.
 Berdasarkan penelitian dan telaah jurnal pada 10 jurnal ada 2 jurnal
yang tidak memiliki populasi yaitu jurnal Riza Triana, Darwin Karim,
Jurnal ini dan jurnal Chad Yixian Han.
 Pada jurnal yang ditelaah ada 1 jurnal yang tidak memakai desain
penelitian cross sectional dari 3 jurnal internasional, yaitu jurnal
Chad Yixian memakai desain kuantitatif dominan.
 Berdasarkan penelitian dan telaah jurnal pada 7 jurnal nasional
terdapat 3 jurnal yang tidak patuh terhadap diet diabetes mellitus,
yaitu jurnal Nofa Anggraini, jurnal Dimas Prianggodo, Erwan
Setiyono dan jurnal Puji Wijayanto, Uun Uliyah.
 Pada 10 jurnal yang ditelaah ada 1 jurnal yang berbeda
berdasarkan jenis kelamin responden yaitu berjenis kelamin laki-
laki, yaitu jurnal Chad Yixian

49
4.3 Pembahasan
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang
ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal (dalam buku
Roland Sutrisno, 2006)
Dari 10 jurnal yang telah direview terdapat 7 jurnal yang berkaitan
dengan Hubungan Tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan
kepatuhan diet. (Muhammad Ikhwan,dkk,2021; Nofa Anggraini,2018;
Dimas Prianggodo,2019; Riza Triana; Puji Wijayanto,2016; Heri
Kurniawan,2016; Difran Nobel Bistara,2018;) dari 7 jurnal tersebut
merupakan hasil Analisa bivariate dimana ada hubungan tingkat
pengetahuan pasien diabetes mellitus dengan kepatuhan diet (p value
0,015<0,05).
Berdasarkan distribusi frekuensi kelompok usia dari 10 jurnal
mayoritas kelompok usia responden berumur 45 keatas. Usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal mempertahankan
prestasi yang telah dicapai pada usia dewasa. Menurut Budiman dan
Agus (2013), menyatakan bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan
pola pikir seseorang. Diabetes Mellitus biasanya terjadi pada usia dewasa
akhir berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dalam melaksanakan
diet.
Distribusi frekuensi berdasarkan kelompok pekerjaan dari 10
jurnal yang telah ditelaah tidak semua jurnal mencantumkan jenis
pekerjaan responden. Tetapi hanya ada 5 jurnal yang mencantumkan
jenis pekerjaan responden (Muhammad Ikhwan Nanda Fitria,dkk,2021;
Dimas Prianggodo,dkk,2019; Riza Triana, Darwin Karim dan Jumaini,
Difran Nobel Bistara dan Nur Ainiyah,2018;) sedangkan ada 5 lagi jurnal
tidak menyebutkan distribusi frekuensi berdasarkan jenis pekerjaan. Dari
5 jurnal tersebut ada 1 jurnal dengan distribusi frekuensi pekerjaan
bekerja sebagai petani (Muhammad Ikhwan Nanda Fitria,dkk,2021),2
jurnal menyatakan mayoritas tidak bekerja (Dimas Prianggodo, dan
Erwan setiyono,2019; Putu yuda pratama, Trimurti andayani dan Susi ari

50
kristina,2018) 1 jurnal dengan distribusi frekuensi bekerja sebagai ibu
rumah tangga (Riza Triana, Darwin Karim dan Jumaini, ) 1 jurnal memiliki
distribusi frekuensi bekerja sebagai wiraswasta (Difran Nobel Bistara dan
Nur Ainiyah,2018;) pekerjaan Merupakan keburukan yang harus
dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarganya.
Berdasarkan distribusi frekuensi Pendidikan dari 10 jurnal yang
telah diriview ada 4 jurnal yang memiliki tingkat Pendidikan SMA.
(Muhammad Ikhwan,dkk,2021; Riza Triana, Darwin Karim dan Jumaini, ;
Difran Nobel Bistara dan Nur Ainiyah,2018; Chad Yixian Han,dkk,2020).
Hal ini sejalan dengan teori mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu
usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan
di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi (Notoadmojo dalam
Wawan dan Dewi, 2018).
Berdasarkan distribusi frekuensi pengetahuan dari 10 jurnal yang
telah direview terdapat 8 jurnal yang berpengetahuan baik (Muhammad
Ikhwan,dkk,2021;Nofa Anggraini,2018; Dimas Prianggodo,2019; Riza
Triana, ; Puji Wijayanto,2016; Heri Kurniawan,2016; Difran Nobel
Bistara,2018; Youvita Indamaika Simbolon,dkk,2019) dan 1 jurnal yang
berpengetahuan sedang (Putu yuda pratama, Trimurti
andayani,dkk,2019) sehingga dapat disimpulkan bahwa dari 10 jurnal
tersebut yang telah direview mayoritas responden berpengetahuan baik.
Hal ini sejalan dengan teori (Notoatmodjo,2012) Pengetahuan adalah
hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya),
dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek.
Berdasarkan distribusi frekuensi kepatuhan diet dari 10 jurnal
yang telah direview terdapat 4 jurnal yang memiliki kepatuhan diet dalam
kategori patuh yaitu (Muhammad Ikhwan Nanda Fitria,2021; Riza Triana,
;Puji Wijayanto,2016; Difran Nobel Bistara,2018;) sedangkan 4 jurnal

51
terdapat kepatuhan diet dalam kategori tidak patuh (Nofa Anggraini,2018;
Dimas Prianggodo,2019; Puji Wijayanto,2016; Heri Kurniawan,2016). Hal
ini didukung oleh adanya teori (Dalam buku Ninda fauzi, 2015) Kepatuhan
adalah sikap patuh, ketaatan, sedangkan patuh adalah suka menurut
perintah, taat kepada aturan/perintah. Menurut Sackett ciitnive kepatuhan
klien adalah sejauh mana prilaku klien sesuai dengan ketentuan yang
diberikan oleh professional kesehatan.Kepatuhan merupakan manifestasi
dari suatu sikap dan perilaku berkaitan erat dengan motivasi. Motivasi ini
daya yang menggerakan manusia untuk berperilaku.

52
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan studi literature riview 10 Jurnal tentang Hubungan
tingkat pengetahuan pasien Diabetes Mellitus dengan kepatuhan diet
didapatkan kesimpulan bahwa:
1. Dari kesepuluh jurnal terdapat hubungan yang signifikan
pengelompokkan terhadap usia yaitu diatas 45 tahun, selain itu dari
segi jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan, 2 jurnal penelitian yang menyatakan adanya hubungan
antara
2. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, selain itu dalam hal
pendidikan mayoritas responden memiliki pendidikan SMA
3. Dari kesepuluh jurnal dalam segi pengetahuan mayoritas responden
berpengetahuan Baik dengan prilaku kepatuhan diet pada pasien
diabetes mellitus, dimana pengetahuan yang baik sangat
dipengaruhi oleh usia, pekerjaan, serta tingkat pendidikan dimana
semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula tingkat
pengetahuannya. Sehingga dari 10 jurnal penelitian dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus
dengan kepatuhan diet ada hubungannya dengan usia, jenis
kelamin, Pendidikan dan pekerjaan.
5.2 Saran
1. Bagi Institusi
Penelitian studi literature ini diharapkan dapat berguna dan menjadi
sumber referensi untuk mengembangkan penelitian yang berkaitan
dengan Hubungan tingkat pengetahuan pasien Diabetes Mellitus
dengan kepatuhan diet serta diharapkan kepada peneliti selanjutnya
jika menggunakan studi literature diperlukan ketelitian yang benar
selama melakukan penelitian agar mendapatkan hasil yang akurat.

53
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar literature review ini
dijadikan rekomendasi untuk pelayanan kesehatan melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana pengetahuan dan
kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus.
3. Bagi Peneliti
Dari hasil literature review penulis memperoleh wawasan dan
pengetahuan tentang hubungan tingkat pengetahuan pasien diabetes
mellitus dengan kepatuhan diet.

54
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan Diet Diabetes Mellitus Dengan


Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Antara
Kebidanan, Vol.1 No. 2, hal : 65.

Bistara, Difran Nobel, dkk. 2018. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan


Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus Diposyandu Lansia Cempaka
Kelurahan Tembok Dukuh Kecamatan Bubutan Surabaya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol 11, No 1, Hal 51.

Decroli dan Finasim. 2019. Diabetes Melitus Tipe 2. Padang : Fakultas


Kedokteran Universitas Andalas.

Dimas, Prianggodo dan Erwan Setiyono. 2019.Hubungan Tingkat Pengetahuan


Dengan Kepatuhan Dalam Melaksanakan Terapi Diet Diabetes Mellitus
(DM) Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Puskesmas Kelurahan Sunter
Jaya 1.

Handayani Yuyuk. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Dukungan


Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Diinstalasi
Rawat Inap Publik II Rumah Sakit Abdul Wahab Sjaranie Samarinda,
Skripsi, Universitas Muhammadiyah.

Kurniawan Heri. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Diet Diabetes Mellitus


Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Harum Sisma
Medika

Marasabessy dan Abidin. 2020. Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2.

Muhammad Ikhwan.dkk. 2021. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes


Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Di Gampong Meunasah Mesjid
Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe. Jurnal Assyifa Ilmu
Keperawatan Islami,Vol 6 No. 1

Nofa anggraini, 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan Diet Diabetes Melitus


Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Antara
Kebidanan, Vol 1, Vol 2.

55
Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nuryatno. 2019. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien


Diabetes Melitus Tipe 2 Dipuskesmas Helvetia Medan. JHSP, Vol 1
No.1, hal : 19.

Pratama, Putu Yuda, dkk. 2019. Knowlwdge, Adherence And Quality Of Life
Among Type 2 Diabetes Mellitus Patients. International Research Journal
Of Pharmacy, Hal 52.

Puji wijayanti,dkk. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Diet Diabetes Mellitus


Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit
Islam Jakarta Pondok Kopi. Jurnal Kesehatan Komunitas,Vol 8, No 2, Hal
: 47-48.

Riza Triana.dkk. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus


Tentang Penyakit Dan Diet Dengan Kepatuhan Dalam Menjalankan Diet
Diabetes Melitus. Jurnal Online Mahasiswa ,Vol 2,No,1

Silalahi. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Pencegahan Diabetes


Mellitus Tipe 2. Jurnal Promkes, Vol 7, No 2, Hal : 224

56
LEMBAR KONSULTASI

BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL : Literature Review : Hubungan Tingkat


Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Dengan
Kepatuhan Diet
NAMA MAHASISWA : Yeni Desriani Sipahutar
NIM : P07520118105
DOSEN PEMBIMBING : Doni Simatupang, S.Kep, Ns, M.Kep

Paraf
No Tanggal Rekomendasi Pembimbing
Mahasiswa Dosen

1. 15/09/2020 Konsultasi Judul KTI

2. 23/09/2020 Pengajuan Judul KTI

3. 23/09/2020 ACC Judul KTI

4. 30/11/2020 Konsultasi BAB I, BAB II,


BAB III

57
5. 02/12/2020 Konsultasi BAB I, BAB II,
BAB III

6. 29/01/2021 Konsultasi Revisi BAB I,


BAB II, BAB III

7. 05/02/2021 Konsultasi Revisi BAB I,


BAB II, BAB III

8. 09/02/2021 Konsultasi Revisi BAB I,


BAB II, BAB III

9. 12/02/2021 Konsultasi Revisi BAB I,


BAB II, BAB III

10. 1/03/2021 ACC Proposal

11. 4/03/2021 Seminar Proposal

12. 1/06/2021 Konsultasi Revisi Proposal

58
13 2/06/2021 ACC Revisi Proposal

14 24/06/2021 Konsultasi Bab 4 dan 5

15 26/06/2021 Revisi Bab 4 dan 5

16 28/06/2021 ACC bab 4 dan 5

Medan, 11 Mei 2021


Mengetahui
Ketua Prodi DIII

(Afniwati S. Kep, Ns, M. Kes)


NIP. 196610101989032002

59

You might also like