PBL - Materi Makanan Haram

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 3

ANALISIS MATERI UNTUK PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : SAIFUDIN


Kelompok Mapel : PAI
Judul Modul : Perkembangan Peserta Didik
Judul Masalah : Pembelajaran PAI Materi Makanan Yang Haram dalam
QS Al-Maidah Menggunakan Model Pembelajaran
PBL

I. Identifikasi Masalah
Ajaran agama Islam adalah ajaran agama yang sempurna. Islam
mengatur seluruh aspek kehidupan termasuk salah satunya ialah terkait dengan
makanan. Makanan yang dikonsumsi manusia khususnya umat Islam tidaklah
bersifat bebas, melainkan harus selektif yakni halal sesuai petunjuk Allah
dalam Alquran dan Hadist, serta baik (sehat). Sebagaimana terdapat dalam QS
Al-Baqarah ayat 168, yaitu berikut ini:

َ ٰٓ‫شيْط ِۗ ِنٰٓاِنَّهٗ ٰٓلَ ُك ْم‬


ٰٓ‫عد ٌُّوٰٓ ُّم ِبيْن‬ ُ ‫ط ِيباآٰ َّۖو َْلٰٓتَت َّ ِبعُ ْوآٰ ُخ‬
َّ ‫طوتِٰٓال‬ َ ٰٓ‫ضٰٓ َحل اًل‬
ِ ‫ىٰٓاْلَ ْر‬ ِ ‫اسٰٓ ُكلُ ْو‬
ْ ِ‫آٰم َّمآٰف‬ ُ َّ‫يٰٓاَيُّ َهآٰالن‬
Artinya: "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.
Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu."
Menurut Quraish Shihab makanan halal adalah makanan yang tidak
haram, yakni yang tidak tidak dilarang oleh agama memakannya. Sedangkan
makanan haram adalah kebalikannya, yakni dilarang oleh agama memakannya.
Makanan haram ada dua macam yaitu haram karena zatnya seperti babi,
bangkai dan darah. Sedangkan yang haram karena sesuatu bukan dari zatnya
seperti makanan yang tidak diizinkan oleh pemiliknya untuk dimakan atau
digunakan. Makanan yang halal adalah yang bukan termasuk kedua macam ini.
Meskipun demikian, kenyataannya masih banyak umat Islam di
Indonesia yang belum memiliki kesadaran penuh terkait perintah untuk tidak
mengonsumsi makanan haram. Salah satu contoh yang dapat dijumpai di
daerah Bruno Purworejo ialah kebiasaan sebagian masyarakat yang masih
mengkonsumsi “dideh” (darah binatang yang dibekukan dengan cara
pengukusan). Entah dengan alasan dan tujuan apa, yang jelas praktik
pengolahan darah binatang tersebut masih berlangsung hingga saat ini terutama
saat hari raya qurban (penyembelihan binatang) dilakukan, mengingat saat
penyembelihan tersebut tersedia darah binatang yang cukup banyak.
Melihat praktik yang semacam ini, tentu penulis merasa prihatin
sekaligus termotivasi untuk menjadikan masalah tersebut menjadi lahan
garapan terutama penyadaran dan pemahaman akan makanan yang haram bagi
siswa-siswi sekolah dasar dimana penulis bekerja, terutama melalui
pembelajaran materi QS Al-Maidah ayat 3 tentang makanan-makanan yang
diharamkan Allah Swt. Harapannya setelah pembelajaran tersebut, peserta
didik mampu memahami serta menjauhi makanan yang diharamkan Allah Swt,
syukur-syukur bisa memberi masukan kepada keluarga ataupun saudara yang
masih mengkonsumsi “dideh” tersebut.

II. Penyebab Masalah


Berdasarkan permasalahan di atas, paling tidak ada tiga alasan penyebab
sebagian masyarakat masih mengkonsumsi dideh yaitu :
1. Kondisi ekonomi masyarakat yang relatif masih kelas menengah kebawah
menjadikan makanan yang berasal dari hewan masih terasa mewah,
sehingga apapun yang berasal dari hewan akan dimanfaatkan semuanya,
termasuk darahnya.
2. Kondisi lingkungan sekolah, yang termasuk daerah pegunungan dan jauh
dari akses perkotaan serta ditambah unsur budaya yang masih kental,
menganggap tradisi makan dideh sebagai hal yang biasa.
3. Ketidaktahuan tentang konsep makanan haram yang sesuai dengan tuntunan
ajaran agama Islam secara benar. Penyampaian konsep tentang makanan
haram melalui majlis pengajian-pengajian atau majlis lain sangat jarang
disentuh atau bahkan tidak pernah dibahas sama sekali, rata-rata pengajian
hanya membahas materi akhlaq secara umum.
III. Solusi Permasalahan
Desain pembelajaran PAI Materi Makanan Yang Haram dalam QS Al-
Maidah Menggunakan Model Pembelajaran PBL.
SINTAKS LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Orientasi peserta didik  Guru menyampaikan masalah yang akan
pada masalah dipecahkan secara kelompok yakni tentang
makanan yang haram dalam QS Al-Maidah
ayat 3 (khususnya masalah dideh).
 Kelompok mengamati dan memahami
masalah yang disampaikan guru tersebut
2. Mengorganisasikan  Guru memastikan setiap anggota memahami
peserta didik untuk tugas masing-masing.
belajar  Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas
untuk mencari data/ bahan-bahan/ alat yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
3. Membimbing  Guru memantau keterlibatan peserta didik
penyelidikan individu dalam pengumpulan data/ bahan selama
maupun kelompok; proses penyelidikan.
 Peserta didik melakukan penyelidikan
(mencari data / referensi / sumber) untuk
bahan diskusi kelompok.
4. Mengembangkan dan  Guru memantau diskusi dan membimbing
menyajikan hasil karya pembuatan laporan sehingga karya setiap
kelompok siap untuk dipresentasikan.
 Kelompok melakukan diskusi untuk
menghasil-kan solusi pemecahan masalah
dan hasilnya dipresentasikan/disajikan
dalam bentuk karya.
5. Menganalisis dan  Guru membimbing presentasi dan
mengevaluasi proses mendorong kelompok memberikan
pemecahan masalah penghargaan serta masukan kepada
kelompok lain. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi.
 Setiap kelompok melakukan presentasi,
kelompok yang lain memberikan apresiasi.
Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum
atau membuat kesimpulan sesuai dengan
masukan yang diperoleh dari kelompok lain.

You might also like