Professional Documents
Culture Documents
Sistm Informasi Kesehatan
Sistm Informasi Kesehatan
Sistm Informasi Kesehatan
INFORMASI KESEHATAN
OLEH
PENDAHULUA
Angka Kematian Ibu merupakan hal yang masih menjadi perhatian di dunia
kesehatan. Tercatat di WHO Angka Kematian Ibu di dunia tahun 2013 sebesar
210 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 289.000 ibu
meninggal pada tahun 2013. Angka ini memang menurun jika dibandingkan
dengan Angka Kematian Ibu pada tahun 1990 yang mencapai 310 kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 523.000 ibu meninggal pada tahun
1990. Namun, penurunan tersebut tidak terjadi merata di setiap negara. Negara-
negara berkembang menyumbang Angka Kematian Ibu sebesar 230 kematian ibu
per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013, setara dengan 14 kali Angka Kematian
Ibu di negara-negara maju yaitu 16 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.1
Di Indonesia, pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu masih tinggi, yaitu
sebesar
359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. 2,3 Angka ini meningkat
dibandingkan dengan tahun 2007 ketika Angka Kematian Ibu dapat diturunkan
sebesar 228 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. 4,5 Provinsi Jawa Tengah,
pada tahun 2013, berada di urutan kedua penyumbang angka kematian ibu, yaitu
sebesar 119 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 668 ibu
meninggal pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2015 triwulan 3 tercatat 437
kota di
2
Jawa Tengah pada triwulan ketiga menempati urutan kelima dengan jumlah ibu
berada pada urutan ketiga dengan jumlah ibu meninggal sebanyak 7 kasus.7
faktor langsung maupun faktor tidak langsung penyebab kematian ibu. Faktor
tidak langsung yang masih banyak terjadi adalah ‘3 Terlambat’ dan ‘4 Terlalu’.
terlalu muda hamil; terlalu banyak anak; dan terlalu dekat jarak hamil.10
Kematian Ibu, antara lain dengan adanya Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku
Kamuliaan, yang berlangsung selama lima tahun dengan kurun waktu 2012-
2016.5,11
3
Rujukan Maternal dan Neonatal adalah suatu upaya dalam memperkuat sistem
antara perujuk dan Rumah Sakit Rujukan. Pada sistem tersebut, perujuk
memberikan informasi lengkap tentang pasien yang akan dirujuk, dan Rumah
Sakit memberikan arahan mengenai cara stabilisasi awal pasien tersebut, selain itu
dapat mempersiapkan diri dan dapat langsung menangani pasien rujukan ketika
dan dapat menekan keterlambatan dalam rujukan, yang pada akhirnya diharapkan
dapat
Tujuan Khusus
manusia.
prosedur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
1. Pengertian program
Terlalu, yang pada akhirnya terkait dengan kematian ibu dan bayi
(Kemenkes, 2011).
2. EMAS
lima tahun (2012-2016) dalam rangka menurunkan AKI dan AKB. Program
kesehatan publik dan swasta, asosiasi rumah sakit, organisasi profesi, sektor
ibu dan bayi baru lahir sebesar 25% di Indonesia. Emas dilaksanakan di 30
kabupaten pada enam provinsi yang memiliki jumlah kematian ibu dan
enam provinsi antara lain Jawa Tengah dengan daerah intervensinya adalah
dan RS
berkualitas.
masyarakat madani
rujukan
Network yaitu sistem rujukan antara 1 RSUD, 2-3 RS Swasta, dan 5-10
Puskesmas. Dalam sistem ini, dipilih RS dan Puskesmas yang sudah cukup
yang lain dengan melibatkan RS/RB swasta untuk memperkuat jejaring sistim
rujukan di daerah. Untuk itu diperlukan Kerjasama yang baik antara Dinas
intervensi yang sudah cukup kuat agar berjejaring dan dapat membimbing
daerah.
Implementasi dan prinsip kebijakan adalah cara agar sebuah kebijakan dapat
banyaknya aktor atau unit organisasi yang terlibat, tetapi juga dikarenakan
2012).
rujukan antar Puskesmas dan Rumah Sakit (Alamsyah, 2012). Hasil akhir
9
yang ingin dicapai dari Program EMAS ini ialah adanya penurunan AKI
dan AKB.
Setiap kebijakan publik harus mempunyai standar kebijakan yang jelas dan
publik memiliki standar yang tidak jelas akan terjadi multiinterpretasi dan
2008).
1
0
Sumber daya tersebut antara lain terdiri atas sumberdaya manusia (human
perlu tercipta adanya hubungan yang baik antar instansi yang terkait, yaitu
Komunikasi dan koordinasi merupakan salah satu urat nadi dari sebuah
mendorong bagi pelaksana (staf) untuk bertindak dalam suatu cara yang
(Winarno, 2008).
lainnya yang tidak mengikuti pelatihan seringkali tidak jelas dan tidak
menjadi tiga hal, yaitu: respons pelaksana terhadap kebijakan yang terkait
(Subarsono, 2012).
maka pelayanan kepada semua ibu dan bayi akan menerapkan pedoman
Komitmen bidan dapat dilihat dari sikap bidan dalam menerima program
tersebut, dan sikap bidan dapat positif dan negatif yang bisa diukur
Program EMAS.
1
3
menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan dan apakah
EMAS
Puskesmas.
berkualitas tinggi dengan prioritas dan berfokus pada pasien. Tujuan Clinical
mutu antara lain dengan audit nearmiss yaitu audit terhadap kasus kebidanan
Upaya lain dalam program EMAS adalah memperkuat sistem rujukan yang
lebih efektif dan efisien melalui maklumat pelayanan (service charter) dan
3. Tujuan
a. Tujuan Umum :
gawat darurat maternal neonatal ke rumah sakit rujukan ibu hamil dan bayi
baru lahir.
b. Tujuan Khusus :
4. Kebijakan
5. Prosedur
format berikut:
r#kodepraktek#namaibu#umur#namasuami#asuransi#golongandarah
#transportasi#diagnosa#tindakanprarujukan
rb#kodepraktek#namaibu#umur#namasuami#asuransi#golongandara
http://cilacap.rujukan.net
atau manual kepada dokter Jaga IGD untuk mendapatkan saran umpan
balik.
g. Petugas IGD Rumah Sakit Rujukan yang membantu dokter jaga wajib
rujukan.
menuju RS rujukan.
gawat darurat.
aplikasi SIJARIEMAS.
rumah sakit kepada pasien yang telah selesai perawatan sesuai arahan
rujukan balik.
6. Unit Terkait
Kabupaten Cilacap.
7. Dokumen Terkait
Kartu Status (Kartu Ibu), Buku KIA, Kartu Identitas, Kartu Keluarga, Kartu
Kepesertaan Asuransi, Surat Rujukan, Kartu Bayi, Kartu Identitas Orang Tua,
Data P4K, Rekam Medis Rumah Sakit dan Buku Panduan Penggunaan
BAB III
BENTUK APLIKASI
SijariEMAS yang berjalan dan berfungsi dengan baik untuk sarana komunikasi
dan kolaborasi penanganan rujukan di jejaring rujukan maternal-neonatal
memiliki manfaat:
Pihak rumah sakit rujukan lebih siap dalam menerima dan melakukan
pelayanan pasien rujukan
2
1
DAFTAR PUSTAKA