Professional Documents
Culture Documents
Makalah Bank Darah
Makalah Bank Darah
KEPERAWATAN MATERNITAS
Tren dan Isu Keperawatan Maternitas Tentang Bank Darah Tali Pusat
Disusun oleh:
Desmawati
Didi Yudha
Farida Ariyanti
Fitriyah
Iim Darmayanti
Rachma Wahyuni
Siti Maisaroh
Sumartini
Yemi Wilianti
Yuli Damayanti
Bank darah tali pusat telah menjadi tren dalam keperawatan maternitas.
Peneliti di dunia kedokteran telah menemukan bahwa darah tali pusat sangat
kaya akan sel induk pembentuk darah atau haemeatopoietik stem cells yang
mampu memproduksi sel-sel darah merah, sel darah putih maupun keping darah.
Oleh karena itu sel induk ini dapat mengganti sel-sel darah yang telah rusak
karena suatu penyakit, terapi, atau obat. Sejak tahun1988 transplantasi darah tali
pusat menjadi alternatif pengganti transplantasi sumsum tulangyang biasa
dilakukan pada penderita penyakit leukemia, talasemia, atau penyakit kelainan
darahlainnya.
Melihat banyaknya manfaat yang bisa di dapat dari sel induk darah tali pusat,
makasekarang ini di banyak Negara sudah ada bank khusus yang menyediakan
jasa penyimpanan selinduk darah tali pusat. Setelah sekian lama dinanti,
akhirnya Indonesia memiliki bank darah tali pusat sendiri. Kehadiran bank darah
tali pusat di Indonesia memenuhi harapan banyak kalangan yang peduli akan
masa depan kesehatan anak-anak mereka.
1.2 Tujuan
i. Tujuan umum
Mengetahui tren dan isu keperawatan maternitas yang berkaitan dengan
bank darah tali pusat.
2.1 Pengertian
Pengertian tali pusat yaitu jembatan penghubung antara plasenta dan bayi.
Tali pusatlah yang bertugas untuk menyalurkan darah, nutrisi dan oksigen yang
juga dibutuhkan oleh bayi. Setelah masa kehamilan berakhir, maka tugas dan
fungsi plasenta dan tali pusat pun berakhir. Tali pusat adalah jaringan pengikat
yang menghubungkan plasenta (ari-ari) dengan janin. Tali pusat ini berbentuk
seperti tali yang memanjang saat berada didalam kandungan. Fungsi tali pusat
adalah menjaga kelangsungan hidup pertumbuhan janin didalam kandungan
dengan mengalirkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke aliran darah janin (Abata,
2015:91).
Darah tali pusat adalah darah yang diambil dari tali pusat bayi yang baru lahir,
dan merupakan sel embrionik yang bersifat progenitorsel, sehingga mampu
berubah menjadi sel lain. Sifat lain dari darah tali pusat adalah hematopoietic sel,
sehingga mampu berubah menjadi segala jenis sel darah. Dalam
pengembangannya, sel dalam darah tali pusat bisa berubah menjadi segala jenis
sel bila ditempatkan dalam jaringan atau organ tubuh lain. Dengan kata lain, sel
tersebut bisa berubah menjadi sel darah, sel syaraf, sel kulit, dan juga mampu
bereproduksi dan menghasilkan sel-sel lainnya dalam kemampuan terbatas.
Kemampuan ini membuat banyak peneliti medis menggunakan darah tali pusat
untuk menyembuhkan lebih dari 80 penyakit mematikan seperti kanker, stroke,
penyakit jantung, dan banyak penyakit lainnya.
2.2 Tujuan
Sel punca tidak dapat digunakan untuk mengobati penyakit genetik penyakit
yang dibawa sejak lahir oleh anak Anda karena sel punca membawa gen yang
sama yang menyebabkan penyakit tersebut. Mereka juga tidak dapat digunakan
untuk merawat anak Anda jika ia menderita leukemia. Tetapi sel dapat digunakan
untuk membantu mengobati "kecocokan" biologis anak lain yang memiliki
kualitas biologis serupa dan membutuhkan sel punca.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan
Darah tali pusat diambil setelah tali pusat dipotong dan diekstraksi dari ujung tali
pusat plasenta. Jumlah yang diambil bervariasi, antara 50-100 mL, dengan asumsi
dalam 50-65 mLterdapat lebih dari 800 juta stem sel. Stem sel sendiri dapat
bertumbuh.Pada saat pengambilan darah tali pusat ada resiko kontaminasi jamur dan
bakteri yang berasal dari vagina, urine, feces, udara dan sumber lain. Agar dapat
digunakan untuk pencakokandi masa depan, darah tali pusat harus bebas dari bakteri
dan jamur. Oleh sebab itu resikokontaminasi pada saat pengambilan dan pemrosesan
hrus di minimalkan. Saat ini ada 2 metode pada pengambilan darah tali pusat yaitu
dengan menggunakan kantung darah (system tertutup) dan jarum suntik (system
terbuka). Tidak ada perbedaan dalam volume darah yang di dapat dalam 2
metode ini, tetapi resiko kontaminasinya sangat berbeda. Penelitian menunjukkan penga
mbilan dengan jarum suntik mempunyai resiko kontaminasi sebesar 12,5% sedangkan
dengan kantung darah mempunyai resiko terkontaminasinya sebesar 3,3% .
Untuk mencegah terjadinya pembekuan pada darah tali pusat, anti koagulan harus
ditambahkan sewaktu pengambilan. Pengambilan dengan jarum suntik menggunakan
heparin yangdi buat dari babi atau sapi. Secara umum penggunaan heparin tidak
dianjurkan karena dapat mempengaruhi tes HLA (Human Leukocyte antigen) sebelum
pencakokan. Untuk kantung darah,anti koagulan yang di gunakan berupa larutan garam
dan gula, sehingga tidak ada pengaruh terhadap tes HLA. Resiko pencemaran dengan
metode kantung darah dapat di perkecil sampai kurang dari 1% dengan metode yang
benar, antara lain dengan dibersihkannya tali pusat dengan Iodine sebelum
pengambilan. Stem sel tambahan dikoleksi dari plasenta melalui proses di bank. Setelah
petugas dari bank stem sel mengambil darah tali pusat dari ujung tali pusat plasenta,
plasenta dibawa ke laboratorium stem sel diproses untuk mendapatkan stem sel
tambahan. Guna memastikan ada cukup sel untuk transplantasi, jumlah darah yang
diambil dari tali pusat minimal 75 mL. Setelah pengambilan, darah tali pusat dibawa
ke laboratorium, diproses, dan disimpan dalam bentuk cryo. Terdapat banyak cara untuk
memproses unit darah tali pusat tersebut.
Tentang mana cara yang terbaik, terdapat opini yang berbeda. Ada metode yang
memisahkan sel darah merah dan membuangnya. Sedangkan metode lainnya,
menyimpan sel darah merah. Bagaimanapun metodenya, zat cryopreservant
dicampurkan ke darah tali pusat agar sel-sel dapat mempertahankan proses cryiogenik
Kemudian, unit darah tali pusat pelan-pelan didinginkan sampai -90⁰Celcius lalu
dimasukan ke tank nitrogen cair yang akan menjaga unit tali pusat beku pada suhu -
196⁰Celcius. Sewaktu di simpan pada nitrogen cair bersuhu -196⁰C secara kryorgenik,
sel induk tidak ada masa kadaluarsanya. Artinya sel induk dapat di simpan
selamanya. Untuk menjamin kelangsungan hidup sel induk, pendinginan dilakukan secar
a bertahap dengan menggunakan Controlled Rate Freezer Dengan menggunakan
kantung, resiko bocornya nitrogen ke tempat penyimpanan (Seperti terjadi pada tabung)
dapat dihilangkan. Proses pembekuan yang lambat diperlukan untuk menjaga sel tetap
hidup selama proses pembekuan. Sebelum darah disimpan, perlu dilakukan test viral,
meliputi tes HIV dan hepatitis B dan C dan typing jaringan (untuk menentukan tipe HLA /
Human Leukocyte antigen). Selama
proses penyimpanan itu dilakukan pemantauan secara periodik agar kualitas stem sel ya
ng disimpan tetap terjamin hingga saatnya digunakan.
BAB III
INFORMASI TAMBAHAN
3.2 Testimoni
i. Ee han
Sejak saat itu, Ee Han kecil menjalani berbagai terapi dan bergantung
pada alat bantu mobilitas dan alat bantu dengar guna meningkatkan kualitas
hidupnya. Pada program Early Intervention for Infants & Children (EIPIC) di
Singapura, orang tua Ee Han berkesempatan bertemu dengan anak lain yang
memiliki kondisi serupa di mana anak tersebut mengalami peningkatan pesat
setelah mendapatkan infus darah tali pusatnya sendiri. Hal ini mendorong
orang tua Ee Han untuk melakukan hal serupa terhadap Ee Han dikarenakan
mereka telah menyimpan darah tali pusat Ee Han di Cordlife saat ia lahir.
ii. Lucas
Lucas (alias), seorang anak laki-laki yang aktif dan normal, sampai
saat dia berusia 10 tahun, dia menjadi sering lesu dan tidak nafsu makan
tanpa alasan yang jelas. Dia juga kehilangan berat badan secara signifikan,
dengan gejala demam dan muntah-muntah, serta harus menjalankan
berbagai prosedur pengobatan selama berbulan-bulan di berbagai rumah
sakit di Malaysia. Pada tahun 2017, Lucas akhirnya didiagnosa menderita
chronic myeloid leukaemia oleh tim dokter.
"Beruntungnya, orang tua Lucas berhasil menemukan kecocokan sel
punca di dalam darah tali pusat adik laki-laki Lucas, yang mereka simpan saat
adiknya lahir di Stemlife (anak perusahaan Cordlife Group Limited). Pada
tahun 2018, Lucas berhasil menjalani prosedur
transplantasi sel punca dari adik laki-lakinya, dan
saat ini ia sedang menjalani masa
penyembuhan."
Abata, Qorry ‘Aina. 2015. Merawat Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
https://www.nutriclub.co.id/article-bayi/kesehatan/informasi/mengenal-cord-blood-
atau-darah-tali-pusat#
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1757/1714
Nurul Hasanah, Anggraini Janar Wulan dan Arif Yudho Prabowo| Transplantasi Sel
Punca Darah Tali Pusat sebagai Pengobatan Penyakit akibat Kelainan Darah.
November 2017
KOMPAS.COM, 2014. INI DAFTAR BANK DARAH TALI PUSAT. DIUNDUH 18 SEPTEMBER 2022
https://health.kompas.com/read/2014/12/28/080010223/Ini.Daftar.Bank.Darah.Tali.P
usat
https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=cord-blood-banking-160-48
https://www.cordlife.co.id/en/parents-testimonials