Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

PELAPUKAN DAN PEMBENTUKAN

LAHAN
GEOMORFOLOGI DAN ANALISIS LANSKAP - KELAS M
ANGGOTA
KELOMPOK 5

Ulan Setyo R. Nely Meliatus S. Zainab Hanun A. Sukma Agustin D.T

211510301038 211510301040 211510301042 211510301044


PROSES PELAPUKAN
Pelapukan merupakan proses penguraian batuan yang disebabkan oleh
disintegrasi mekanis dan dekomposisi kimia.
Proses pembentukan batuan berada di bawah suhu dan tekanan tinggi di
dalam kerak bumi. Pada kondisi suhu dan tekanan yang lebih rendah di
permukaan bumi serta bersentuhan dengan udara, air, dan organisme akan
mengalami pembusukan, sehingga batuan akan rentan mengalami
pelapukan.
Dalam proses pelapukan batuan, makhluk hidup memiliki peranan penting,
seperti menyerang batuan dan mineral melalui berbagai proses biofisik dan
biokimia.
Aktivitas pelapukan menghasilkan bahan berupa padatan, zat terlarut, dan
koloid. yang memiliki ukuran dan sifat berbeda:
1. Bentuk padatan, terdiri dari batu besar, pasir, lanau, hingga tanah liat.
2. Zat terlarut, merupakan partikel yang berdiameter kurang dari 1 nm
(0,001 mikrometer)
3. Koloid, merupakan partikel zat organik dan mineral yang ukurannya
berkisar antara 1 hingga 100 nm. Koloid yang dihasilkan dari
pelapukan umumnya adalah oksida dan hidroksida silikon, aluminium,
dan besi.
Pelapukan Fisika
Proses mekanis mereduksi batuan menjadi fragmen-fragmen yang
semakin kecil J
Proses utama pelapukan mekanis adalah pembongkaran, aksi beku,
tekanan termal yang disebabkan oleh pemanasan dan pendinginan, E
mengembang dan mengkerut karena pembasahan dan pengeringan, serta
tekanan.
N
Pelapukan Kimia I
Pelapukan kimia melibatkan seumlah besar reaksi kimia yang bekerja bersama-
S P
sama pada berbagai jenis batuan di bawah kondisi iklim. Reaksi kimia yang terlibat
dalam dekomposisi batuan adalah: E
1. Larutan
2. Hidrasi L
3. Oksidasi dan reduksi
4. karbonasi
A
5. hidrolisis P
Pelapukan Biologi
Pelapukan biologis dipengaruhi oleh faktor biologis,yakni aktivitas organisme. Akar
U
tanaman terutama akar pohon memiliki efek biomekanik seiring dengan K
pertumbuhannya, yakni tekanan meningkat yang dapat menyebabkan retakan
batuan. Akibat dari aktivitas organisme yang menyebabkan pelapukan biologi adalah A
pada aktivitas lumut mati yang meninggalkan noda gelap pada permukaan batuan.
Bintik-bintik gelap dapat menyerap lebih banyak radiasi panas dibandingkan daerah
N
terang disekitarnya, sehingga mendorong terjadinya pelapukan secara biologi
PRODUK PELAPUKAN: REGOLITH DAN TANAH

Lingkungan pelapukan utama dengan jenis produk berbeda:


Lingkungan dengan pelapukan terbatas: laju transportasi melebihi laju
pelapukan
lingkungan dengan transportasi terbatas: laju pelapukan lebih cepat
dari laju transportasi

Mantel atau kerak yang mengalami pelapukan dibedakan menjadi horizon


terlihat yang disebut profil pelapukan.

Regolit dibagi menjadi 3:


1. Saprock: batas antara batuan yang belum terlapuk dan sudah terlapuk
2. Saprolit: berada di atas saprock, tidak terganggu pergerakan massa
atau erosi
3. Pedolit: pelapukan tingkat lanjut dan bahan induk tidak dapat
dibedakan, berada di atas saprolit.
Duriscrust dan Hardpans

Duricrust merupakan lapisan keras yang terbentuk karena bahan larut dan
mengendap di dalam atau di atas mantel yang lapuk. Tipe-tipenya adalah:

1. Ferricrete: kaya besi 5. Gypcrete: kaya gypsum


2. Calcrete: kaya kalsium karbonat 6. Magnecrete: kaya magnesium
3. Silcrete: kaya silika 7. Manganocrete: kaya mangan
4. Alcrete: kaya alumunium

Hardpans merupakan lapisan yang keras namun tidak diperkaya unsur tertentu.
Duricrust dan Hardpan umumnya lebih keras dari bahan induknya sehingga
dapat melindungi tanah dari kerusakan dan erosi.
Talus Cone, Sierra Nevada,
California, AS
Tanah

Tanah merupakan material terlapuk yang berada di atas batuan dasar,


beberapa jenisnya dapat mendukung kehidupan dan tumbuh tanaman.
Salah satu faktor pembentukan tanah adalah dipengaruhi iklim,
topografi, jenis batuan, drainase, dan waktu.

Pedosfer adalah bagian dari litosfer yang dipengaruhi makhluk hidup


dan 'tanah' mencakup material sedimen yang dipengaruhi oleh proses
fisik dan kimia, dan pada tingkat lebih rendah, oleh proses biologis

Solum merupakan tanah genetik yang dikembangkan oleh kekuatan


pembentuk tanah yang biasanya terdiri dari horizon A dan B pada profil
tanah (Soil Survey Staff 1999).
Weathering Products (produk
pelapukan)

landforms atau bentuk lahan


Batuan gundul banyak terlihat di lanskap, dihasilkan
dari pelapukan diferensial pada batuan dasar dan
penghilangan puing-puing yang terlapuk melalui proses
lereng. bentang lahan hasil pelapukan yang berasosiasi
dengan batuan gundul di lingkunagn dengan pelapukan
terbatas yaitu ada 2, pertama tebing dan pilar skala
besar, kedua cekungan batu skala kecil, tafoni, dan
sarang lebah.
Tebing Dan Pilar
Tebing dan pilar biasanya berasosiasi dengan beberapa
jenis batuan seperti batu gamping dan batu pasir.
Contoh seperti tebing batu pasir terbentuk pada batu pasir
yang tersemen kuat, terutama sisi lembah yang menoreh
kedalam dan disekitar tepi dataran tinggi. pilar batu juga
umumnya ditemukan disana. Banyaknya tebing batu pasir,
pilar dan bongkahan batu besar akan melemah menuju basis
mereka.
Proses untuk menghitung undercutting include yaitu (1)
terdapat batuan yang lembut dan kumpulan batuan yang
lapuk, (2) abrasi oleh angin, (3) pelapukan garam yang
dihasilkan oleh aksi kapiler didasar tebing, (4) kebusukan
batupasir yang semakin intensif karena kelembapan, (5)
subsur pelapukan muka yang terjadi sebelum kemiringan.
Cekungan Batu, Tafoni, dan
Sarang Lebah

Cekungan Batuan
Cekungan batuan atau disebut juga lubang pelapukan,
lubang cuaca, atau gnamma, bentuknya cekungan tertutup,
melingkar, atau oval, beberapa sentimeter hingga beberapa
meter, berbentuk datar atau landai permukaan batu gamping,
granit, basal, gneisses, dan jenis batuan lain.
Cekuang yang awalnya datar kemudian lama kelamaan air
hujan terkumpul di cekungan yang menyebabkan batuan
kering menjadi lembab kemudian membuat batuan melapuk
semakin dalam.
Cekungan Batu, Tafoni, dan
Sarang Lebah
Tafoni adalah pelapukan besar yang berupa cekungan atau
rongga besar dipermukaan batu. istila lainya yaitu cekungan atau
lubang yang terbentuk pada permukaan batuan yang vertikal.
ukuran bisa o,1 m hingga beberapa meter untuk tinggi, lebar dan
dalam, dengan bentuk melengkung, diding cekung atau dengan
tudung pelindung yang menggantung terutama pada batuan
diperkeras, halus dan landai miring dan dipenuhi puing-puing.
Proses pelapukan tafoni banyak disebabkan oleh aktivitas garam
dimana garam menselektif dengan sifat kimia atau mendorong
pelapukan dengan fisik, kristal yang tumbuh terpisah atau butiran
batu. Tafoni banyak ditemukan di lingkungan pesisir pantai namun
juga bisa ditemukan di lingkungan kering.
Cekungan Batu, Tafoni, dan Sarang
Lebah
Pelapukan Sarang Lebah merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan banyaknya
lubang-lubang kecil atau alveoli, tidak lebar dan
dalamnya beberapa sentimeter, terpisah oleh
jaringan rumit dinding sempit dan menyerupai sarang
lebah. biasanya disebut sebagai versi kecil dari mul-
tipe tafoni.
Pelapukan sarang lebah terlihat jelas di daerah semi
kering dan lingkungan pesisir dimana garam tersedia
sikus pasokan dan pembahasan, pengeringan bersifat
umum.
joints and weathering ( sambungan dan pelapukan)

Semua batuan akan retak sampai batas tertentu. terdapat berbagai


macam jenis rekahan yang dimana dapat membelah batuan menjadi
balok kubik atau segi empat. semua sambungan merupakan jalur
pelapukan dan tempat terjadinya pelapukan erosi. signifikasi
geomorfik sekumpulan sambungan bergantung beberapa faktor yaitu
keterbukaan, pola dan jaraknya, dan sifat fisik massa batuan.

pelapukan batuan bersendi terjadi dalam 2 tahap yaitu (1) pelapukan


bawah permukaan, (2) grus terkikis hingga menyisakan bongkahan
batu.
Contoh dari pelapukan bersendi yaitu pelapukan batuan granit.
ciri pelapukan granit yaiyu batuan dasar yang memanjang dari tepi
insibelrg (pegunungan pulau).
Insibelrg terdapat tiga jenis yaitu (1) perbukitan berbentuk kubah, (2)
nubbins atau bukit kecil yang tersebar dengan blok-blok, (3) kastil kecil
dan bersudut cangkir.
Contoh Insibelrg

Gambar 1. contoh Gambar 3. contoh bukit


bornhardts bersudut cangkir

Gambar 2. contoh nubbins Gambar 4. contoh tors


Salah satu faktor dari pelapukan

Cuaca dan Iklim


WEATHERING AND CLIMATE

Louis Peltier (1950) berpendapat bahwa laju pelapukan kimia dan


pelapukan mekanis dipengaruhi oleh suhu dan kondisi curah hujan. Untuk
intensitas pelapukan kimia tergantung pada ketersediaan kelembaban
dan suhu udara yang tinggi.
Zona
Lapisan Es

Zona
Podzolisasi

Zona Atilisasi Zona Kaolinisasi Zona Smektitisasi


Zona
berhubungan daerah tropis berhubungan dengan
Pelapukan
dengan hutan musiman dan daerah subtropis dan
hujan tropis di berhubungan ekstratropis, dimana
pencucian relatif lemah,
Kimia Kecil
lembah Amazon, dengan vegetasi sehingga
lembah Kongo, sabana. memungkinkan
dan Asia Tenggara. terbentuknya smektit.
Pelapukan terhadap

CUACA DAN MANUSIA


WEATHERING AND HUMANS
Pelapukan memainkan peran penting dalam menciptakan suatu objek dari batuan dan tanah, beberapa
ada yang menguntungkan bagi manusia dan ada yang merugikan, bergantung pada konsentrasinya.

Air hujan asam telah Ada pula Pelapukan Garam yang menimbulkan
bereaksi dengan batu malapetaka pada beberapa bangunan akibat irigasi
kapur, Patung Santo berlebihan dan peningkatan salinitas air tanah.
Andreas di Katedral
Santo Paulus, London,
Inggris. Pada awalnya,
patung tersebut
berwarna putih cerah,
setelah terkena hujan
asam patung tersebut
berwarna hitam jelaga.
Pelapukan batuan melibatkan proses kimia, fisik, dan biologis yang menghasilkan berbagai
ukuran puing, termasuk batu besar, pasir, lanau, lempung koloid, dan zat terlarut. Proses
fisik utama meliputi pembongkaran, aksi beku, pemanasan dan pendinginan, dan
pertumbuhan kristal garam. Proses kimia meliputi pelarutan larutan, hidrasi, oksidasi,
karbonasi, hidrolisis, dan khelasi. Produk pelapukan bergantung pada lingkungan pelapukan,
dengan lingkungan terbatas transportasi menghasilkan mantel yang terlapuk dan
lingkungan terbatas pelapukan menghasilkan bentuk lahan pelapukan. Bentang alam akibat
pelapukan meliputi tebing berskala besar, pilar, cekungan batu, tafoni, dan sarang lebah.
Proses pelapukan dipengaruhi oleh iklim, jenis batuan, topografi, drainase, dan waktu.
Proses pelapukan dapat mempengaruhi bangunan dan monumen bersejarah, serta dapat
menjadi faktor dalam memahami penyakit manusia.
TerimaKasih
any questions?

You might also like