Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

NAMA : ADHITYA LAKSANA SINULINGGA

NIM : 010002100013
KELAS: PHI (A)
DOSEN: SUGENG SUPARTONO ,DR SH MH

Tugas Rangkuman Materi

Hukum Pidana

A. Pengertian
 Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang pelanggaran dan
kejahatan terhadap kepentingan umum. Dan pelanggaran dan kejahatan
tersebut diancam dengan hukuman.

 Pelanggaran adalah perbuatan pidana yang ringan, ancaman


hukumannya berupa denda dan kurungan.

 Kejahatan adalah perbuatan pidana yang berat, ancaman hukumannya


dapat berupa denda, hukuman penjara dan hukuman. Kadangkala masih
ditambah penyitaan barang-barang, pencabutan hak tertentu.

B. Sumber Hukum
o Tertulis
1) Terkodifikasi yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
2) Tidak terkodifikasi
 UU No. 19 Tahun 2019 tentang KPK
 UU No. 5 Tahun 2018 tentang pemberatasan TP terorisme
 UU No. 8 Tahun 2018 tentang pencegahan dan pemeratasan TPPU
 UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE

o Tidak Tertulis seperti hukum-hukum adat

C. Asas-Asas
1) Asas legalitas yang berdasarkan adagium “nullum delictum nulla poena
sine praevia lege peonali”. Artinya, tidak ada delik, tidak ada pidana
tanpa peraturan terlebih dahulu. (Pasal 1 ayat 1 KUHP)
2) Asas Lex temporaris delicti berdasarkan pasal 1 ayat 2 KUHP yaitu
bilamana ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah perbuatan
dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang paling
menguntungkannya.

3) Asas tiada pidana tanpa kesalahan atau geen straft zonder scbuldd
artinya Seseorang tidak dapat dipidana kalau tidak terbukti bersalah.

4) Asas hukum pidana tidak berlaku surut atau retroaktif yaitu tidak boleh
berlaku secara surut. Akan tetapi, untuk hal-hal tertentu dimungkinkan
untuk diberlakukan surut, Contohnya ketentuan-ketentuan Pasal 1 ayat
(2) KUHP dan pasal 43 ayat (1) UU Pengadilan HAM

D. Ruang Lingkup Berlakunya Hukum Pidana


1) Asas territorialitas ialah suatu asas yang memberlakukan KUHP bagi
semua orang yang melakukan perbuatan pidana didalam lingkungan
wilayah Indonesia.

2) Asas nasionalitas aktif ialah suatu asas yang memberlakukan KUHP


terhadap orang-orang Indonesia yang melakukan perbuatan pidana di
luar wilayah Indonesia.

3) Asas nasionalitas pasif ialah asas yang memperluas berlakunya


ketentuan-ketentuan hukum pidana indonesia di luar wilayah indonesia
berdasar atas kerugian nasional amat besar yang diakibatkan oleh
beberapa kejahatan sehingga siapa saja yang termasuk orang asing
yang melakukannya dimana saja pantas dihukum oleh Pengadilan
Indonesia.

4) Asas universal merupakan asas yang menyatakan setiap orang yang


melakukan perbuatan pidanan dapat dituntut undang-undang hukum
pidana Indonesia di luar wilayah Negara untuk kepentingan hukum bagi
seluruh dunia.

E. Macam-Macam Pebuatan Hukum (Delik)


1) Delik formal ialah suatu perbuatan pidana yang sudah selesai dilakukan
dan perbuatan itu mencocoki rumusan dalam pasal undang-undang yang
bersangkutan. Contoh: pencurian, penyuapan
2) Delik material ialah suatu akibat yang dilarang yang ditimbulkan dari
suatu perbuatan tertentu. Contoh: pembunuhan, penganiayaan

3) Delik commissionis adalah perbuatan yang dilarang oleh aturan-aturan


pidana, yang dapat meliputi delik formal dan delik material. Contoh:
pencurian, pembunuhan, penipuan

4) Delik ommissionis adalah delik yang terjadi karena seseorang melalaikan


suruhan (tidak berbuat), dan biasanya delik formal. Contoh: mengetahui
ada rencana jahat tetapi tidak melaporkan kepada pihak berwajib atau
orang yang terkena

5) Delik dolus adalah suatu perbuatan pidana yang di lakukan dengan


sengaja. Contoh: pembunuhan berencana

6) Delik culpa adalah perbuatan pidana yang tidak disengaja. Contoh:


kecelakaan lalu lintas sehigga memakan korban

7) Delik tunggal adalah perbuatan pidana yang selesai dengan satu


kelakuan. Contoh: seorang pencuri melakukan pencurian

8) Delik berganda adalah delik yang meliputi beberapa perbuatan dimana


perbuatan satu dengan lainnya saling berhubungan erat. Contoh:
seorang kriminal melakukan pencurian dan juga pemerkosaan terhadap
korban dan juga membunuhnya agar tidak meninggalkan bukti

9) Delik biasa adalah suatu delik yang dapat dituntut tanpa membutuhkan
adanya pengaduan. Contoh:pembunuhan

10) Delik umum adalah suatu delik yang dapat dituntut dengan
membutuhkan atau disyaratkan adanya pengaduan dari orang yang
dirugikan. Contoh: penghinaan, perzinahan, pengancaman

F. Jenis-Jenis Pidana
Jenis-jenis pidana diatur dalam KUHAP pasal 10, yang terdiri atas 2 jenis,
yaitu:
1) Hukuman pokok
 Hukuman mati
 Hukuman penjara
 Hukuman kurungan
 Hukuman denda

2) Hukuman tambahan
 Pencabutan hak-hak tertentu
 Perampasan/penyitaan barang-barang tertentu
 Pengumuman keputusan hakim

You might also like