LP DPD Fiqri Nur

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :

FIQRI NUR ASSHIDDIQIE

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


STIKes HORIZON KARAWANG

Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 Bypass Karawang

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Kasus (Masalah Utama)


Defisit perawatan diri

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai kelainan
dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.

B. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan perawatan


seimbang diri tidak seimbang diri
Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri
Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.

C. Proses Terjadinya Masalah


1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang perawatan diri adalah
Perkembangan. Dalam perkembangan, keluarga yang terlalu melindungi dan
memanjakan klien dapat menimbulkan perkembangan inisiatif dan keterampilan.
Lalu faktor predisposisi selanjutnya adalah Faktor Biologis, beberapa penyakit
kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri secara
mandiri. Faktor selanjutnya adalah kemampuan realitas yang menurun. Klien dengan
gangguan jiwa mempunyai kemampuan realitas yang kurang, sehingga
menyebabkan ketidak pedulian dirinya terhadap lingkungan termasuk perawatan
diri. Selanjutnya adalah faktor Sosial, kurang dukungan serta latihan kemampuan
dari lingkungannya, menyebabkan klien merasa

2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya
atau penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual, cemas, lelah / lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Sedangkan menurut Depkes tahun 2000 faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah body Image, praktik social, status sosial ekonomi,
pengetahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi fisik.
Berikut penjabarannya. gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak perduli dengan dirinya. Pada anak anak selalu dimanja dalam
kebersihan diri maka,kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan, seperti sabun, sikat gigi,
shampoo dan alat mandi lainnya yang membutuhkan uang untuk menyediakannya.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM yang harus
menjaga kebersihan kakinya. Pada factor Budaya, terdapat budaya di sebagian
masyarakat tertentu jika individu sakit tidak boleh dimandikan. Ada pula kebiasaan
seseorang yang enggan menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, missal
sabun, shampoo, dll. Sedangkan, untuk factor kondisi fisik, pada keadaan tertentu /
sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukan
nya.

D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart & Sundeen,
2000), yaitu :
 Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
 Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategori nya adalah : Tidak mau merawat diri.

III. Asuhan Keperawatan


A. Pohon Masalah

Effect Gangguan pemeliharaan


Kesehatan (BAB/BAK,
mandi, makan, minum)

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Menurunnya motivasi dalam


Perawatan diri

Isolasi sosial : menarik diri

B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

Masalah yang ditemukan adalah : Defisit Perawatan Diri (SP 1 Kebersihan


Diri, SP 1 Makan, SP 1 Toileting (BAB / BAK), SP 1 Berhias)
Contoh data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri : Kebersihan Diri
adalah :
a) Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak berdaya
b) Data Objektif :
Rambut kotor acak-acakan,badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan gigi
bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak terawat.
c) Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri, intelektualisasi.
Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon masalah
(causa,core problem,effect) tetapi sebagai masalah pendukung.
a) Effect
b) Core Problem
c) Causa
d) Defisit Perawatan Diri

a. Diagnosa Keperawatan
 Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri
 Menurunnya motivasi dalam merawat diri

b. Rencana Tindakan Keperawatan ( untuk diagnosa keperawatan prioritas )

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


DEFISIT PERAWATAN DIRI : KEBERSIHAN DIRI

Tgl No.Dx Dx. Perencanaan


Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
I Defisit TUM :
Perawatan Klien dapat
Diri : melakukan
Merawat perawatan diri
Kebersihan secara mandiri
Diri 1. Setelah …x 1. Bina hubungan
TUK 1 : interaksi klien saling percaya
Klien dapat menunjukkan dengan :
membina tanda – tanda  Beri salam setiap
hubungan saling percaya pada berinteraksi
percaya perawat :  Perkenalkan
 Wajah cerah, nama, nama
tersenyum panggilan perawat,
 Mau dan tujuan perawat
berkenalan berinteraksi.
 Ada kontak  Tanyakan dan
mata panggil nama
 Bersedia kesukaan klien
menceritakan  Tunjukkan sikap
perasaan empati, jujur dan
 Bersedia menepati janji setiap
mengungkapkan
masalahnya kali berinteraksi.
 Tanyakan
perasaan klien dan
masalah yang
dihadapi klien
 Buat kontrak
interaksi yang jelas
 Dengarkan
dengan empati
 Penuhi
kebutuhan dasar
klien

TUK 2 : 2. Dalam…x 2. diskusikan dengan


Klien mengetahui interaksi klien klien :
pentingnya menyebutkan :  Penyebab klien
perawatan diri  Penyebab tidak merawat diri
tidak merawat  Manfaat
diri menjaga perawatan
 Manfaat diri untuk keadaan
menjaga fisik, mental dan
perawatan diri sosial
 Tanda-tanda  Tanda-tanda
bersih dan rapi perawatan diri yang
 Gangguan baik
yang dialami jika Penyakit atau
perawatan diri gangguan kesehatan
tidak yang bisa dialami
diperhatikan oleh klien bila
perawatan diri tidak
adekuat

TUK 3 : 3.1 Dalam …x 3.1 diskusika frekuensi


Klien mengetahui interaksi klien menjaga perawatan
cara-cara menyebutkan diri selama ini
melakukan frekuensi  Mandi
perawatan diri menjaga  Gosok gigi
perawatan diri : Keramas
 Frekuensi
 Berpakain
mandi  Berhias
 Frekuensi
 Gunting kuku
gosok gigi 3.2 diskusikan cara
 Frekuensi praktek perawatan
keramas diri yang baik dan
 Frekuensi benar
ganti pakaian  Mandi
 Frekuensi
 Gosok gigi
berhias  Keramas
 Frekuensi
 Berpakain
gunting kuku  Berhias
3.2 Dalam …x Gunting kuku
interaksi klien
3.3 berikan pujian untuk
menjelaskan cara setiap respon kliken
menjaga yang positif
perawatan diri :
 Cara mandi
 Cara gosok gigi
 Cara keramas
 Cara berpakaian
 Cara berhias
 Cara gunting
kuku

TUK 4 : 4. Dalam …x 4.1 Bantu klien saat


Klien dapat interaksi klien perawatan diri :
melaksanakan mempraktekan  Mandi
perawatan diri perawatan diri  Gosok gigi
dengan bantuan dengan dibantu  Keramas
perawat oleh perawat :  Berpakain
 Mandi  Berhias
 Gosok gigi  Gunting kuku
 Keramas 4.2 Beri pujian setelah
 Berpakain klien selesai
 Berhias melaksanakan
 Gunting perawatan diri
kuku

TUK 5 : 5. Dalam …x 5.1 Pantau klien


Klien dapat interaksi klien dalam melaksanakan
melaksanakan melaksanakan perawatan diri :
perawatan secara praktek  Mandi
mandiri perawatan diri  Gosok gigi
secara mandiri : Keramas
 Mandi 2x  Berpakain
sehari  Berhias
 Gosok gigi  Gunting kuku
sehabis makan 5.2 Beri pujian saat
 Keramas 2x klien melaksanakan
seminggu perawatan diri
 Ganti secara mandiri
pakaian 1x
sehari
 Berhias
sehabis mandi
 Gunting
kuku setelah
mulai panjang
TUK 6 : 6.1 Dalam …x 6.1 Diskusikan
Klien interaksi dengan keluarga :
mendapatkan keluarga  Penyebab klien
dukungan menjelaskan tidak melaksanakan
keluarga untuk cara-cara perawatan diri
meningkatkan membantu klien  Tindakan yang
perawatan diri dalam memenuhi telah dilakukan klien
kebutuhan selama di Rumah
perawatan Sakit dalam menjaga
dirinya perawatan diri dan
6.2 Dalam …x kemajuan yang telah
interaksi dialami oleh klien
keluarga  Dukungan yang
menyiapakan bisa diberika oleh
sarana perawatan keluarga untuk
diri klien : sabun meningkatkan
mandi, pasta kemempuan klien
gigi, sikat gigi, dalam perawatan diri
sampo, handuk, 6.2 Diskusikan
pakaian bersih, denagn keluarga
sandal dan alat tentang :
berhias  Sarana yang
6.3 Keluarga diperlukan untuk
mempraktekan menjaga perawatan
perawatan diri diri klien
kepada klien  Anjurkan kepada
keluarga
menyiapkan sarana
tersebut
6.3 Diskusikan
dengan keluarga hal-
hal yang perlu
dilakukan keluarga
dalam perawatan diri
:
 Anjurkan
keluarga untuk
mempraktekan
perawatan diri
(mandi, gosok gigi,
keramas, ganti baju,
berhias dan gunting
kuku)
 Ingatkan klien
waktu mandi, gosok
gigi, keramas, ganti
baju, berhias dan
gunting kuku
 Bantu jika klien
mengalami
hambatan dalam
perawatan diri
 Berikan pujian
atas keberhasilan
klien

DAFTAR PUSTAKA

Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.

Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN
(Basic Course).Yogyakarta: EGC.
Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:
Momedia.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

You might also like