Professional Documents
Culture Documents
Materi Untuk Merangkum
Materi Untuk Merangkum
Materi Untuk Merangkum
Istilah konstitusi dikenal dalam sejumlah bahasa, misalnya dalam bahasa Perancis
dikenal dengan istilah constituer, dalam bahasa Latin/Italia digunakan istilah constitutio,
dalam bahasa Inggris constitution, bahasa Belanda: constitutie, bahasa Jerman:
verfassung, dan dalam bahasa Arab: masyrutiyah (Riyanto, 2009). Constituer (bahasa
Perancis) berarti membentuk, pembentukan. Yang dimaksud dengan membentuk disini
adalah membentuk suatu negara. Konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan
mengenai suatu negara atau dengan kata lain bahwa konstitusi mengandung permulaan
dari segala peraturan mengenai negara (Prodjodikoro, 1970), pembentukan suatu negara
atau menyusun dan menyatakan suatu negara (Lubis, 1976), dan sebagai peraturan dasar
mengenai pembentukan negara (Mahfud MD, 2001). Fungsi konstitusi bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara:
1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan konstitusionalisme. Landasan konstitusionalisme
adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi dalam arti luas maupun konstitusi
dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti luas meliputi Undang-Undang Dasar, undang-
Undang Organik, peraturan perundang-undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam
arti sempit berupa Undang-Undang Dasar (Astim Riyanto, 2009).
2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian,
diharapkan hak warga negara akan lebih terlindungi. Gagasan ini dinamakan
konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim Friedrich dijelaskan sebagai gagasan bahwa
pemerintah merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas
nama rakyat, tetapi dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin
agar kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh
mereka yang mendapat tugas untuk memerintah (Thaib dan Hamidi, 1999).
3. Konstitusi berfungsi:
a. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
b. Memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang dicita-citakan
tahap berikutnya.
c. Dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya.
d. Menjamin hak-hak asasi warga negara.
Berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai hak asasi manusia menurut para
ahli, antara lain:
1. Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan:
“Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.”
2. Menurut (Kaelan, 2002), HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia,
sesuai dengan kodratnya.
3. Menurut John Locke, HAM merupakan suatu hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki oleh setiap
manusia menurut kodratnya dan tidak bisa dipisahkan hakikatnya, sehingga
sifatnya adalah suci.
4. Menurut Miriam Budiarjo, hak asasi manusia adalah hak yang harus dimiliki
pada setiap orang yang dibawa sejak lahir ke dunia dan menurut Miriam
Budiarjo hak tersebut memiliki sifat yang universal, karena dimiliki tanpa
adanya perbedaan ras suku, budaya, agama, kelamin, dan sebagainya.
5. Menurut Oemar Seno Adji, hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada
setiap martabat manusia sebagai insan dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang memiliki sifat tidak boleh dilanggar oleh siapa pun itu.
6. Menurut Komnas HAM, HAM adalah hak asasi manusia yang mencakup
berbagai bidang kehidupan manusia, baik itu sipil, politik, sosial dan
kebudayaan, ataupun ekonomi. Bidang. bidang tersebut tidak bisa dipisahkan
antara satu dan lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia adalah hak paling dasar dan
pokok yang dimiliki oleh manusia sejak ia lahir tanpa membedakan bangsa, ras,
suku, agama, dan jenis kelamin tidak dapat direnggut oleh orang lain.
Kedua, Batang Tubuh UUD 1945. Secara garis besar, hak-hak asasi
manusia tercantum dalam Pasal 27 sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi:
1. Hak dalam bidang politik (Pasal 27 [1] dan 28).
2. Hak dalam bidang ekonomi (Pasal 27 [2], 33, 34).
3. Hak dalam bidang sosial budaya (Pasal 29, 31, 32).
4. Hak dalam bidang hankam (Pasal 27 [3] dan 30).
Berdasarkan amendemen UUD 1945, hak asasi manusia tercantum dalam
Bab X A Pasal 28A sampai dengan 28J, sebagaimana tercantum berikut ini:
1. Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahan- kan hidup dan
kehidupannya.
2. Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjut- kan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dan kekeras an dan diskriminasi.
3. Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk memba- ngun masyarakat, bangsa, dan
negaranya.
4. Pasal 28D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlin- dungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbal- an dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
5. Pasal 28E
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah me- nurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran. memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini keperca- yaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkum- pul, dan
mengeluarkan pendapat.
6. Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan so- sialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
7. Pasal 28G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dan ancaman kelakuan untuk berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suara
politik dari negara lain.
8. Pasal 28H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, ber tempat tinggal
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
2) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perla kuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat.
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
9. Pasal 281
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerde- kaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di- hadapan hukum dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif.
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan.
10. Pasal 28J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan partimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Perlindungan HAM dalam Orde Baru memang dirasa masih lemah. Berita
mengenai penembakan misterius terhadap musuh-musuh negara termasuk teroris,
menjadi catatan hitam Orde Baru. Diskriminasi terhadap hak-hak asasi kaum minoritas
dan keturunan China pun menjadi pelanggaran HAM yang tidak bisa dilupakan. Meski
demikian, Orde Baru memperlihatkan peran yang besar untuk menjaga stabilitas nasional.
Stabilitas nasional ini memungkinkan negara untuk menjaga terlaksananya pelaksanaan
perlindungan HAM bagi masyarakat.
K. DAMPAK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA PADA MASA ORDE
BARU
Pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada masa Orde Baru
menimbulkan beberapa dampak, yaitu dampak positif dan dampak negatif, antara lain:
1. Dampak positif.
a. Mempersatukan kaum intelektual untuk menuntuk hak- hak rakyat.
b. Menjadikan adanya perubahan menuju era Reformasi.
2. Dampak negatif:
a. Kekerasan dan kerusuhan yang semakin membludak.
b. Terjadi pelecehan di mana-mana.
c. Seseorang menjadi kehilangan haknya. d. Moral yang rusak.