Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar

Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9


Available at:
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JBPD

Pengaruh Model Pembelajaran PjBL Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa


Pada Materi Tata Surya di SDN Sambibulu

Devi Gita Damayanti*


Universitas Mercu Buana Jakarta
Devigitadamayanti@gmail.com*

Abstract: The purpose of this research is to see the influence of the PjBL learning model on
Shiva's creative thinking abilities on solar system material at SDN Sambibulu. This research
uses a quantitative approach and this research is of the PTK and Quasi Experiment type.
Data collection tools use observation, validation and tests. Data analysis used the One
Simple Kolmogorob-Smirnov data analysis technique with the help of SPSS 20 for windows.
The results of the analysis test show (1) that there is an influence of Project Based
Learning on students' thinking abilities on solar system material at SDN Sambibulu, (2)
There are differences in students' creative thinking abilities through online and offline
Project Based Learning. This proves that there has been an increase in the experimental
class which has been treated with the Project Based Learning model. Thus it can be
concluded that the creative thinking abilities of students in the experimental group were
higher than those in the control group. The Project Based Learning model has a positive
effect on students' creative thinking abilities.

Key Words: Project Based Learning, Creative Thinking Ability, Solar System

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh model pembelajaran PjBL
terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siwa pada Materi Tata Surya di SDN Sambibulu.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan penelitian ini berjenis PTK
dan Quasi Experiment. Alat pengumpulan data menggunakan observasi, validasi, dan tes.
Analisis data menggunakan teknik analisis data One Simple Kolmogorob-Smirnov dengan
bantuan SPSS 20 for windows. Hasil uji analisis menunjukkan (1) adanya pengaruh Project
Based Learning terhadap kemampuan berpikir siswa pada materi tata surya di SDN
Sambibulu, (2) Adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui Project
Based Learning secara online dan offline. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan
pada kelas eksperimen yang telah diberikan perlakuan dengan model Project Based
Learning. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa
pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok control. Model Project Based
Learning berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Kata kunci: Project Based Learning, Kemampuan Berpikir Kreatif, Materi Tata Surya

PENDAHULUAN
Siswa dalam masa pengembangan diri, kreativitas dan bakat pada diri anak perlu
dikembangkan karena dengan adanya kreativitas dan bakat yang dimiliki dapat menjadikan
pribadi anak yang kreatif. Dengan menjadi pribadi yang kreatif bukan hanya meningkatkan
kualitas pribadi anak saja tetapi juga dapat meningkatkan kualitas kehidupan bagi bangsa
dan negara (Siskawati et al., 2020). Pendidikan adalah salah satu usaha yang dilakukan
untuk dapat membantu perkembangan kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa agar

https://doi.org/10.21067/jbpd.v4i1.3949

[1]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

memiliki tingkat kecerdasan baik secara intelektual, emosional maupun spritualnya dan
tentunya dapat memberikan dampak yang positif dan bermanfaat bagi dirinya dan
kehidupannya kelak (Mokambu, 2021).
Mendapatkan pendidikan yang tepat dan berkualitas merupakan hak bagi setiap anak
di Indonesia. Dukungan dan bimbingan dari berbagai aspek lingkungan dibutuhkan untuk
mendapatkan pemahaman yang baik dan benar terhadap pembelajaran oleh setiap anak
agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan agar tidak berkelanjutan sehingga hasil
belajar siswa dapat maksimal. Dukungan terkait perkembangan kognitif siswa selain tentang
pengetahuan dan pemahaman juga sangat diperlukan untuk mendukung kemampuan
berpikir kreatif siswa (Erisa, 2021). Berpikir kreatif adalah proses mengembangkan gagasan
orisinil yang membutuhkan penyederhanaan untuk kepentingan dalam memperoleh
pemahaman yang penuh. Selain itu berpikir kreatif sebagai suatu cara untuk melihat
masalah atau situasi dari suatu sudut pandang yang baru dalam mengkonsepsi sesuatu yang
baru atau orisinil (Gazi Saloom, 2022:65). Menurut Nurul Agustin, (2021) berpikir kreatif
adalah suatu kegiatan yang menghasilkan jawaban, ide dan gagasan baru serta mencari
pemecahan suatu masalah. Berpikir kreatif adalah hal yang penting didalam kehidupan
khususnya anak sekolah dasar. Berpikir kreatif pada siswa dapat mengasah kecerdasan
dalam pemecahan masalah disekitarnya yang dapat membantu siswa dalam
mengembangkan akal, logika dan membantu siswa untuk dapat mengasah ide-ide atau
kreativitasnya secara lebih luas dan dengan konsep yang baik. Siswa yang berpikir kreatif
akan menjadi strategi untuk dirinya dalam menunjang kualitas bagi dirinya dimasa yang
akan datang.
Kemampuan berpikir kreatif adalah salah satu ciri kemampuan kognitif dalam bidang
kreatifitas. Berpikir kreatif adalah mampu berpikir dalam hal merancang dan memecahkan
masalah atau melakukan suatu perubahan serta memperoleh gagasan baru. Berpikir kreatif
juga membantu siswa dalam menciptakan berbagai ide baru berdasarkan atas pengetahuan
yang telah dimilikinya dan menyelesaikannya dari sudut pandang yang berbeda (Mokambu,
2021). Berpikir kreatif tidak hanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan
sesuatu baik yang bersifat baru maupun yang kombinasi, namun pula merupakan suatu
proses berpikir yang membawa seseorang untuk berusaha menentukan metode dan cara
baru dalam memecahkan masalah, melalui proses yang melibatkan kesenangan dan
keasyikan yang terlihat dalam melakukan aktivitas kreatif (Siskawati et al., 2020).

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[2]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

Kemampuan berpikir kreatif pada siswa perlu dikembangkan, dengan adanya


pendidikan siswa dilatih untuk dapat menciptakan gagasan-gagasan baru yang dapat
meningkatkan kreativitasnya. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu serta
memupuk bakat untuk dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa serta dapat
mengembangkan kemampuan kreativitas yang dimiliki siswa, model pembelajaran yang
tepat untuk dapat menumbuhkan dan meningkatkan hal tersebut yaitu dengan
menggunakan model belajar Project Based Learning (PjBL). Dengan penggunaan model
tersebut diharapkan siswa akan menciptakan sebuah karya untuk dapat membantu siswa
dalam meningkatkan rasa percaya diri dengan hasil karya yang telah mereka buat secara
berkelompok dengan menunjukkan karyanya kepada teman-teman satu kelasnya. Dengan
kemampuan kreativitas yang dimiliki siswa akan membantu siswa menghasilkan sebuah
karya yang berkualitas serta memiliki keunggulan dan keunikan pada masing-masing karya
tersebut (Siskawati et al., 2020).
Kemampuan berfikir kreatif siswa juga rendah karena sistem belajar yang sangat pasif
dan berfokus pada penjelasan guru tanpa ada praktikum yang bisa menarik minat bagi siswa
untuk mengikuti proses pembelajaran. Pengetahuan tentang fisika terdiri dari banyak
konsep sehingga membutuhkan alat bantu agar mudah dalam memahami materi yang
diajarkan pembelajaran fisika, hal inilah yang membuat siswa pada umunya merasa sulit dan
tidak menyukai fisika dalam pembelajarannya selain itu siswa juga dituntut untuk
menginterpretasi berbagai konsep dan prinsip fisika dalam pengetahuan mereka sendiri
dengan lugas dan tepat. Dalam hal ini peran seorang pendidik sangat dibutuhkan
berketerampilan dalam mengajar fisika seperti diperlukannya ide kreatif dalam
menyampaikan materi kepada siswa ini juga akan mengkonstruk siswa untuk ikut keatif
dalam pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa lebih merasakan dan mengangap
bahwa fisika tidak terlalu abstrak dan mudah dipahami.
Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif dan
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang komplek yang melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran dan menyelesaikan masalah secara utuh serta
mengkonstruk pola fikir sendiri dan menemukan solusi secara mandiri dan realistik. Proyek
yang dikerjakan oleh siswa akan membuat siswa lebih trampil, kreatif, dan percaya diri
dengan pengolahan dan mengambil kesimpulan dari proyek yang sudah dilakukan yang
bersifat praktek (Sinta et al., 2022). Project Based Learning (PjBL) memiliki beberapa

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[3]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

keunggulan untuk dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu dapat meningkatkan rasa
motivasi belajar siswa untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan
pekerjaan penting dan mereka perlu untuk dihargai, (2) peningkatan membuat siswa
menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem masalah yang kompleks, (3) Melatih
memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan tekonologi melalui prinsip ergonomis,
hygienis, tepat cekat cepat, ekosistemik dan metakognitif, (4) Menghasilkan karya jadi
maupun apresiatif yang siap dimanfaatkan dan digunakan dalam kehidupan maupun
bersifat wawasan dan landasan-landasan pengembangan apropriatif terhadap teknologi
terbaru dan teknologi ke arifan lokal (Siskawati et al., 2020).
Proses pembelajaran yang tepat dapat berdampak besar pada kemampuan peserta
didik, termasuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis, berpikir analitik,
dan kreatif, serta meningkatkan kemampuan mereka untuk mengkonstruksi pengetahuan
baru dan meningkatkan penguasaan mereka terhadap materi pelajaran. Ini juga dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam kerja sama tim dan komunikasi serta
meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah klinis. Seringkali, suatu masalah atau
pertanyaan memicu proses mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah
tersimpan di dalam ingatannya. Masalah atau pertanyaan ini tentunya dapat memicu dan
melibatkan kemampuan berpikir seseorang. Lebih dari sekedar mengingat dan memahami,
berpikir adalah proses mental seseorang.
Salah satu pembelajaran yang berperan penting dan mulai dipelajari dari sekolah
dasar yaitu muatan pembelajaran IPA. Menurut Susanto, (2016:167) IPA adalah usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,
serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan
suatu kesimpulan. Pembelajaran IPA tentu bermanfaat dan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran IPA memerlukan pemahaman konsep dengan tepat. Pemahaman
tersebut akan lebih efektif bila pembelajaran dilakukan melalui kegiatan langsung seperti
praktikum, mengamati berbagai alat peraga, dll. Pembelajaran seperti yang dijelaskan
tersebut tentu dikemas dalam suatu model pembelajaran yang tepat salah satunya yaitu
Project Based Learning (PjBL). Proses pembelajaran IPA banyak menekankan adanya
pengalaman langsung dalam proses pembelajaran sehingga memberi ruang kepada peserta
didik untuk dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, kreatif dan bersikap ilmiah secara
holistik (Setiawan & Isnawati, 2019).

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[4]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

Model pembelajaran berbasis proyek (PJBL) penekanannya terletak pada aktivitas


peseta didik dalam memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti,
menganalisis, membuat, hingga mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata. Selama beraktivitas tersebut peserta didik secara tidak sadar atau sadar
sikap yang dimilikinya akan mengalami perkembangan dan penerapan. Pandemi covid 19
memberikan dampak yang sangat besar termasuk dalam bidang pendidikan. Kegiatan
pembelajaran yang sebelumnya bisa dilaksanakan secara langsung melalui tatap muka kini
harus dilaksanakan secara daring. Ini merupakan sebuah permasalahan baru dalam bidang
pendidikan. Siswa tidak lagi pergi ke sekolah untuk menjaga penyebaran virus covid. Semua
kegiatan pembelajaran dilakukan dari rumah. Pembelajaran daring merupakan program
penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target
yang masif dan luas Pembelajaran daring menggunakan jaringan internet dengan
aksesbilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis
interaksi pembelajaran. Sehingga diperlukan alternatif dalam proses pembelajaran dengan
tujuan untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak didik dalam belajar.
Kreativitas guru sangat diperlukan dalam melakukan inovasi pembelajaran. Inovasi tersebut
dapat dilakukan dalam berbagai hal diantaranya melalui media pembelajaran dan
penerapan model pembelajaran yang tepat. Inovasi yang dilakukan guru dalam
pembelajaran diantaranya menggunakan zoom, Google meet, Google classroom, Google
form, WhatsApp dan lain sebagainya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). PjBL adalah sebuah model
pembelajaran yang inovatif dan menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
yang kompleks yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan menyelesaikan
masalah secara utuh serta mengkonstruk pola fikir sendiri dan menemukan solusi secara
mandiri dan realistik. Proyek yang dikerjakan oleh siswa akan membuat siswa lebih trampil,
kreatif, trampil dan percaya diri dengan pengolahan dan mengambil kesimpulan dari proyek
yang sudah diakukan yang bersifat praktek.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada SDN Sambibulu ditemukan masalah
bahwa pendidik masih cenderung menggunakan metode ceramah yang membuat peserta
didik merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran, pada saat proses pembelajaran
berlangsung lebih menekankan pada pembelajaran yang bersifat secara individual dari pada

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[5]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

berkelompok, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang disesuaikan dengan
materi belajar, dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran,
tidak semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran meski sudah diterapkan
belajar berkelompok namun sebagian besar peserta didik cenderung mengikuti
pembelajaran hanya dengan mendengar, mencatat, dan selebihnya mengerjakan tugas yang
diberikan pendidik tanpa adanya respon, kritik dan pertanyaan sebagai umpan balik. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada siswa masih
tergolong rendah selain itu hasil observasi ini menggambarkan rendahnya karakter pada
siswa. Dan diketahui bahwa dalam penyampaian materi khususnya tentang sistem tata
surya guru tersebut menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran dan menggunakan
gambar diam pada buku siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Surya et al., (2018) bahwa
hasil dari penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan kreatifitas siswa
setelah melakukan penerapan model Project Based Learning (PjBL). Sedangkan peelitian
lainnya yang dilakukan oleh Anggraini & Wulandari, (2020) hasil penelitian menunjukkan
ada peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah penerapan model pembelajaran
inkuiri.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa di
SDN Sambibulu dan untuk mengetahui karakter peserta didik setelah menerapkan model
Project Based Learning (PjBL) pada materi pokok tata surya kelas 6 di SDN Sambibulu.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Penelitian ini diadakan di SDN Sambibulu Kec. Taman Kab. Sidoarjo. Jenis penelitian ini
menggunakan jenis desain Nonequivalent Control Group Design ini menggunakan kelas-
kelas yang ada sebagai kelompoknya, dengan pemilihan kelas-kelas yang sudah diperkirakan
sama keadaan dan kondisinya (homogen). Sehingga dalam penelitian ini terdapat dua
kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Subjek sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6A dan kelas 6B SDN
Sambibulu dengan rincian kelas 6A berjumlah 26 orang sebagai kelas Eksperimen (L = 12

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[6]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

orang dan P = 14 orang). Kelas 6B berjumlah 20 orang sebagai kelas Kontrol (L = 12 orang
dan P = 8 orang).
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, dan tes.
Wawancara, dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa terkait kemampuan berpikir
kreatif siswa pada materi tata surya, observasi dilakukan untuk mendapatkan data hasil
belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
alat ukur yang dimana beruoa item untuk menemukan atau memenuhi kriteria dengan
kategori baik melalui validasi.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Project Based Learning (PjBL) dan Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Keterampilan berpikir kreatif. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Hipotesis yang akan dilakukan menggunakan Uji t
dengan mencari perbedaan dari dua sampel. Uji t dalam penelitian ini dilakukan sebanyak
dua kali untuk mengetahui perbedaan hasi tes pada kelompok eksperimen dan kontrol. Uji t
pertama dilakukan untuk mengetahui kesamaan pada pretest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, sedangkan uji t kedua dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan
pada posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kelas eksperimen diberikan perlakuan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Project Based Learning (PjBL), sedangkan kelas control dalam
pembelajaran menggunakan online. Data-data tersebut diperoleh dengan menggunakan
instrument penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji validitas. Deskripsi
data dalam penelitian ini memberikan sebuah gambaran pada hasil penelitian yang telah
dilakukan. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SDN Sambibulu pada
kelas 6A dengan jumlah 26 orang yang sebagai kelompok eksperimen sedangkan kelas 6B
berjumlah 20 orang sebagai kelas control. Deskripsi hasil penelitian ini memaparkan
mengenai data-data dari hasil observasi, penilaian produk dan hasil tes. Instrument
observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kreativitas siswa dalam materi tata
surya serta penggunaan model Project Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran,
sedangkan instrument tes dilakukan untuk memperoleh data dari hasil belajar siswa dengan
menggunakan Project Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran materi tata surya.
A. Uji Instrument Penelitian

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[7]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

1. Uji Vakiditas Instrument Penelitian


Uji validitas instrument penelitian ini sebagai alat ukur yang dimana berupa item untuk
menemukan atau memenuhi kriteria dengan kategori baik melalui validasi. Kriteria
pengujian validasi instrument penelitian ini dengan cara membandingkan rtabel dengan
rhitung > rtabel maka butir soal dinyatakan valid, namun jika r hitung < rtabel maka butir
soal dinyatakan tidak valid.
a. Hasil Uji Validitas RPP
Hasil uji validasi RPP menunjukkan bahwa rata-rata validasi kelayakan RPP yang telah
dinilai oleh validator merupakan kategori baik dengan nilai rata-rata 3,82 sehingga
dapat disimpulkan bahwa RPP layak digunakan setelah melalui beberapa perbaikan
dari validator.
b. Hasil Validasi Instrumen Observasi Prosedur Project Based Learning
Instrument observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dalam pembelajaran
dengan menggunakan Project Based Learning serta untuk mengetahui siswa sudah
atau belum dalam melaksanakan pembelajaran Project Based Learning dengan
bimbingan guru.
Hasil dari validasi RPP menunjukkan bahwa rata-rata validasi kelayakan lembar
observasi prosedur Project Based Learning yang telah dinilai oleh validator merupakan
kategori baik dengan nilai rata-rata 3,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa lembar
observasi prosedur Project Based Learning layak digunakan setelah melalui beberapa
perbaikan dari validator.
c. Hasil Validasi Instrument Observasi Materi Tata Surya
Instrument observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data serta mengetahui
kreativitas proyek materi tata surya yang dihasilkan oleh siswa.
Hasil dari validasi kreativitas materi tata surya menunjukkan bahwa rata-rata 3,7.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut mampu menunjukan adanya
kreativitas yang timbul melalui produk yang dihasilkan oleh siswa.
B. Uji Prasyarat Data
1. Uji Normalitas
Tabel 1
Hasil Uji Normalitas Pre-Test Hasil Belajar
Kelompok Kolmogrov - Smirnov Spahiro - Wilk

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[8]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

Statistic df Sig Statistic df Sig


Pretest Exsperimen 0,126 63 0,014 0,966 63 0,068
Hasil
Belajar Kontrol 0,151 65 0,002 0,946 65 0,006
Sumber: Hasil Output SPSS 20

Hasil uji diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada kelas eksperimen sebesar
0,068 > 0,05 maka artinya data kelas experimen berdistribusi normal dan pada kelas
kontrol sebesar 0,006 < 0,005 artinya data kelas kontrol tidak berdistribusi normal.

Tabel 2
Uji Normalitas Keterampilan Berpikir Kreatif
Kolmogrov - Smirnov Spahiro - Wilk
Kelompok Statistic df Sig Statistic df Sig
Pretest Exsperimen 0,134 63 0,009 0,968 63 0,092
Hasil
Belajar Kontrol 0,176 65 0,000 0,964 65 0,045
Sumber: Hasil Output SPSS 20

Hasil uji di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada kelas experimen sebesar
0,092 > 0,05 artinya bahwa data kelas experimen berdistribusi normal dan pada kelas
kontrol sebesar 0,045 < 0,05 artinya data kelas kontrol berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Levene SPSS 20
Tabel 3
Uji Homogenitas Keterampilan Berpikir Kreatif
Levene
df1 df2 Sig
Statistic
Based on
3,728 1 127 0,057
Mean
Pretest
Hasil Based on
Belajar Median and
2,893 1 128 0,092
with adjusted
df

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[9]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

Based on
Median and
2,893 1 123,692 0,094
with adjusted
df

Based on
3,648 1 126 0,058
trimmed mean

Sumber: Hasil Output SPSS 20

Hasil uji dalam tabel 3 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,057 > 0,05 menunjukkan
bahwa data keterampilan berpikir kreatif kelas eksperimen dan kelas kontrol
mempunyai varian homogen. Angka Levene Statistik menunjukkan semakin kecil
nilainya, maka semakin besar homogenitasnya.

C. Uji Hipotesis
1. Uji hipotesis pertama
Tentang pengaruh Project Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
menggunakan analisis sebagai berikut:
Tabel 4
Uji Beda Kemampuan Berpikir Kreatif

Std.
Kelompok N Mean
Deviation

Exsperimen 63 87,8619 2,73808


Keterampilan
Berpikir Kreatif
Kontrol 65 84,4408 3,31178

Sumber: Hasil Output SPSS 20

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata keterampilan berpikir
kreatif pada kelas eksperimen adalah 87,86 sedangkan pada kelas kontrol adalah 84,44.
Jika dilihat dari rata-ratanya kelas eksperimen memiliki rata-rata keterampilan berpikir
kreatif yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol pada saat posttest (setelah diberikan

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[10]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

treatment). Untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut signifikan maka dilakukan


independent sample t-test berikut:

Tabel 5
Uji Independent Sample T-test
Kemampuan Berpikir Kreatif

Levene's Test for


Equality of t-test for Equality of Means
Variances
Std.
Mean
Sig.(2- Error 95% Confidence
F Sig t df Differenc
tailed) Differ
e
ence Lower Upper

Equal
3,72 6,2 0,537 4,394,
Variances 0,056 126 0,000 3,33114 2,26800
7 01 22 428
Assume d

Equal
Variances 6,2 122,83 0,535 439,13
0,000 3,33114 2,27093
Not 19 4 60 4
Assume d
Sumber: Hasil Output SPSS 20

Berdasarkan hasil pengujian independent samples t-test pada tabel diatas dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi atau p-value 0,000 <0,005 sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan signifikan nilai rata-rata posttest (setelah diberikan treatment)
keterapilan berpikir kreatif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dikarenakan ada perbedaan rata-rata yang signifikan pada posttest (setelah
diberikan treatment) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas
eksperimen (kelas yang diberikan metode PBJL) memiliki rata-rata ketrampilan berpikir
breatif yang lebih tinggi maka kesimpulan akhir yaitu PBJL berpengaruh terhaap
ketrampilan berpikir kreatif.
2. Uji Hipotesis Kedua
Tentang perbedaan kemampuan berpikir kreatif melalui Project Based Learning
secara online dan offline, dianalisis menggunakan uji independent sample t-test dan uji t
sebagai berikut:

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[11]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

Tabel 6
Uji Beda Kemampuan Berpikir Kreatif Secara Online dan Offline

Pembelajaran N Mean Std. Deviation

Keterampilan Offline 64 84,3438 4,05212


Berfikir Kreatif Online 64 85,7969 2,57077
Sumber: Hasil Output SPSS 20

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata


ketrampilanberfikirkreatif pada kelas offline adalah 84,34 sedangkan pada kelas online
adalah 85,80.Jika dilihat dari rata-ratanya kelas offline memiliki rata-rata ketrampilan
berfikir kreatifyang lebih rendah dibandingkan dengan kelas online pada saat
posttest (setelahdiberikan treatment). Untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut
signifikan maka dilakukan uji independent samples t-test berikut:

Tabel 7
Uji Independent Samples T-test
Berpikir Kreatif Pembelajaran Secara Online dan Offline

Levene's Test
for Equality of t-test for Equality of Means
Variances
Mea
Std. 95%
n
Sig.(2- Error Confidence
F Sig t df Diffe
tailed) Differ
renc Lowe
ence Upper
e r

Equal - -
13,90 0,599 2,640 2,660
Variances 0,000 2,42 126 0,017 1,45
1 85 21 4
Assume d 2 313
Keterampilan
Berpikir Kreatif Equal
- -
Variances 106,64 0,599 2,642 2,639
2,42 0,017 1,45
Not 4 85 30 5
2 313
Assume d
Sumber: Hasil Output SPSS 20

Berdasarkan hasil pengujian independent samples t-test pada tabel diatas dapa
tdiketahui bahwa nilai signifikansi atau p-value 0,017 < 0,05 sehingga dapa tdisimpulkan

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[12]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

bahwa ada perbedaan signifikan nilai rata-rata posttest (setelah diberikan treatment)
ketrampilan berfikir kreatif antara kelas offline dan kelas online. Dikarenakan ada
perbedaan rata-rata yang signifikan pada posttest (setelah diberikan treatment)
antara kelas offline dan kelas online, dimana kelas online (kelas yang diberikan
metode PJBL) memiliki rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi maka kesimpulan yaitu
bahwa ada perbedaan ketrampilan berfikir kreatif melalui metode PjBL.

KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Project Based Learning berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas 6 pada materi tata surya di SDN Sambibulu
ditinjau dari Pembelajaran Online dan Offline. Dengan menggunakan Project Based Learning
pada materi tata surya kelas 6 pembelajaran akan lebih menyenangkan, menarik serta akan
mampu mengoptimalkan aspek produk materi tata surya dengan proyek siswa akan
terdorong untuk menciptakan produk yang menarik melalui kemampuan berpikir kreatif
siswa serta mampu mengembangkan skillnya dalam proses pembuatan proyek materi tata
surya. Sehingga, pembelajaran akan terasa lebih aktif dan membangun kepercayaan diri
siswa yang dimana dalam penerapan pembelajaran Project Based Learning ini akan
membantu siswa untuk mengembangkan kepribadiannya dalam bersosialisasi.
Untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik, pendidik harus merancang
metode pembelajaran yang mampu mengakomodasi dari perbedaan gaya belajar siswa
sehingga siswa dapat dengan nyaman mengikuti pembelajaran yang menyenangkan baginya
sehingga akan menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif dan kreatif sesuai dengan gaya
belajar siswa sendiri. Implikasi dalam pembelajaran sebaiknya menggunakan beragam
variasi, teknik dan metode pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individu setiap
siswa sendiri. Implikasi dalam pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individu setiap
siswa, khususnya gaya belajar. Sehingga siswa dapat memiliki dan menemukan gaya
belajarnya masing-masing untuk mencapai hasil belajar yang baik dan terus meningkat.
Dalam merancang maupun menggunakan Project Based Learning diharapkan guru mampu
mengefektifkan waktu dalam tiap tahap-tahap operasional PjBL dalam pembelajaran karena
dalam penerapan PjBL ini membutuhkan waktu yang cukup banyak. Guru harus mengontrol
tiap tahapan-tahapan Project Based Learning dalam aktivitas perilaku siswa dan membantu
siswa dalam proses pengembangan pembelajaran yang di alami siswa.

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[13]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

Daftar Rujukan
Anggraini, P. D., & Wulandari, S. S. (2020). Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Project
Based Learning Dalam Peningkatan Keaktifan Siswa. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP), 9(2), 292–299. https://doi.org/10.26740/jpap.v9n2.p292-299
Erisa, H. (2021). Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif dan Hasil Belajar Siswa. JPD: Jurnal Pendidikan Dasar, 11, 44.
https://ahlimediapress.com/index.php?route=product/product&product_id=232
Gazi Saloom. (2022). Menjadi Kritis dan Kreatif. In Harini Fajar Ningrum (Ed.), Menjadi Kritis
dan Kreatif (p. 180). CV Media Sains Indonesia.
Mokambu, F. (2021). Pengaruh model project based learning terhadap kemampuan berpikir
kreatif siswa pada pembelajaran ipa di kelas V SDN 4 Talaga Jaya. PROSIDING SEMINAR
NASIONAL PENDIDIKAN DASAR “Merdeka Belajar Dalam Menyambut Era Masyarakat
5.0,” November, 56–62.
Nurul Agustin. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Sekolah Dasar. MODELING: Jurnal Program
Studi PGMI, 8(2).
Setiawan, A., & Isnawati. (2019). Keefektifan Perangkat Pembelajaran Metode Simulasi Pada
Materi Tata Surya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. E-Journal Pensa, 7(2), 5–8.
Sinta, M., Sakdiah, H., Novita, N., Ginting, F. W., & Syafrizal, S. (2022). Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa pada Materi Hukum Gravitasi Newton di MAS Jabal Nur. Jurnal Phi Jurnal
Pendidikan Fisika Dan Fisika Terapan, 3(3), 24. https://doi.org/10.22373/p-
jpft.v3i3.14546
Siskawati, G. H., Mustaji, M., & Bachri, B. S. (2020). Pengaruh Project Based Learning
Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Pada Pembelajaran Online. Educate :
Jurnal Teknologi Pendidikan, 5(2), 31–42.
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/EDUCATE/article/view/3324
Surya, A. P., Relmasira, S. C., & Hardini, A. T. A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreatifitas Siswa
Kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga. Jurnal Pesona Dasar, 6(1), 41–54.
https://doi.org/10.24815/pear.v6i1.10703
Susanto, A. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. In Teori Belajar dan

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[14]
JBPD, Vol 4 No 1, Januari 2020, pp 1-9

Pembelajaran di Sekolah Dasar (p. 322). Kencana.

Copyright © 2020, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[15]

You might also like