Penerapan Metode Story Readingmelalui Mo 341ec609

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

67

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

PENERAPAN METODE STORY READING


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5 - 6 TAHUN
DI TK MUSTIKA BUNDA PEKANBARU

Armaita
armaita.mustikabunda@gmail.com
TK Mustika Bunda Pekanbaru, Riau

ABSTRACT
This study aims to improve speaking skills of children ages 5-6 through story reading method
through learning model picture in TK Mustika Bunda Pekanbaru. The method used was
classroom action research. A class act that researchers do is use the method of reading the
story through picture picture learning model to improve speaking skills of children aged 5-6
years in TK Mustika Bunda Pekanbaru, and observed by the observer. The sample taken is a
TK Mustika Bunda Pekanbaru with the number of children of 20 people, consisting of 13 men
and 7 women. Data collection techniques in this research is through observation of teachers
and children and talk capability data of children aged 5-6 years with the use of methods of
story reading through learning model picture picture. The results obtained by using the
method of story reading can improve speaking skills of children aged 5-6 years in TK Mustika
Bunda Pekanbaru. The percentage increase in the ability to speak the child at the age of 5-6
years using the Story Reading by drawing the series in TK Mustika Bunda Pekanbaru from
the first cycle to the second cycle was 20.5%. The implication of this study is the use of
methods of story reading through picture picture learning model used properly, can improve
speaking skills of children aged 5-6 years in TK Mustika Bunda Pekanbaru.

Keywords: method of reading a story, picture and picture, the ability to speak

PENDAHULUAN sesuai untuk belajar anak usia dini. Dengan


Sebagai pendidik profesional demikian tidak semua metode pembelajaran
sesungguhnya tugas dan peranan guru yang berhasil diidentifikasi dan
sangat kompleks, tidak terbatas pada saat dikembangkan oleh para ahli pembelajaran
berlangsungnya interaksi edukatif di dalam dapat dipergunakan di taman kanak-kanak.
kelompok, yang lazim disebut proses Aspek pengembangan anak usia dini pada
belajar mengajar. Guru juga bertugas lembaga taman kanak-kanak sangat luas
sebagai administrator, evaluator, konselor, dan hal tersebut dapat dicapai dengan
dan lain-lain sesuai dengan sepuluh pendekatan yang beragam. Salah satu di
kompetensi yang dimilikinya. Pendidikan di antaranya adalah dengan melakukan
Taman Kanak-kanak (TK) dikembangkan kegiatan bercerita sebagai implementasi
dengan berdasar teori-teori pembelajaran metode bercerita. Metode bercerita
yang menggunakan prosedur dan strategi merupakan salah satu pemberian
ilmiah untuk belajar, di antaranya adalah pengalaman belajar bagi anak taman kanak-
dengan menggunakan metode kanak melalui bercerita yang disampaikan
pembelajaran. Metode pembelajaran yang secara lisan.
dapat diterapkan di TK adalah metode yang

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |
68

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

Salah satu aspek perkembangan 3. Dari 20 orang anak dalam kelas hanya 4
yang ingin dicapai oleh anak usia dini atau 5 orang anak yang mampu untuk
terutama melalui pembelajaran dengan berbicara dengan jelas.
metode bercerita adalah aspek kemampuan
berbicara. Kemampuan ini memberikan Dari fenomena-fenomena atau
gambaran tentang kesanggupan anak gejala-gejala tersebut di atas, terlihat
menyusun berbagai kosa kata yang telah rendahnya kemampuan anak dalam
dikuasai menjadi suatu rangkaian berbicaran anak. Keadaan di atas menurut
pembicaraan secara berstruktur misalnya penulis dipengaruhi oleh metode atau cara
kemampuan anak mengulang kembali mengajar guru yang kurang sesuai dengan
penjelasan ataupun pembicaraan yang materi yang diajarkan. Guru cenderung
didengarnya dengan menggunakan kata- melaksanakan pembelajaran dengan
kata atau kalimat yang sesuai sehingga ceramah atau penugasan sehingga membuat
dapat dimengerti oleh orang lain. Oleh anak kurang aktif dan kualitas pembelajaran
karena itu diperlukan latihan, praktek serta terkesan rendah. Untuk itu diperlukan
pembiasaan yang rutin. Pentingnya model pembelajaran yang dapat
dikembangkan kemampuan berbicara anak meningkatkan kemampuan anak dalam
usia dini karena kegiatan ini memberikan menyimak cerita.
sumbangan besar pada perkembangan anak Dalam hal ini peneliti mencoba
secara keseluruhan sebagai implikasi dari mencari solusi melalui penerapan metode
perkembangan bahasanya sehingga anak story reading melalui model pembelajaran
akan memiliki kemampuan untuk picture and picture dalam pembelajaran
mengembangkan aspek perkembangan yang untuk meningkatkan kemampuan berbicara.
lain dengan model kemampuan berbahasa Alasan peneliti memilih metode story
yang sudah baik. reading melalui model pembelajaran
Berdasarkan pengamatan penelitian picture and picture disebabkan karena
di lapangan TK Mustika Bunda Pekanbaru kegiatan bercerita memberikan sumbangan
ditemukan berbagai permasalahan anak besar pada perkembangan anak secara
yang berkaitan dengan kemampuan keseluruhan sebagai implikasi dari
berbicara di antaranya : perkembangan bahasanya sehingga anak
1. Kemampuan berbicara anak yang masih akan memiliki kemampuan untuk
membutuhkan banyak bimbingan. Hal mengembangkan aspek perkembangan yang
ini terlihat ketika anak ditanya mengenai lain dengan model kemampuan berbahasa
suatu cerita yang dibacakan oleh guru, yang sudah baik. Keuntungan story reading
namun anak tidak dapat menjawab siapa melalui model pembelajaran picture and
tokoh dalam cerita ataupun di mana picture bagi anak merupakan sarana
kejadian tersebut berlangsung, mengapa penyampaian ide/ pesan melalui
suatu peristiwa terjadi dan sebagainya. serangkaian penataan yang baik dengan
Hal ini dapat diketahui dari 20 orang tujuan agar pesan menjadi lebih mudah
anak dalam kelas hanya 2 atau 3 orang diterima dan memberikan dampak yang
saja yang dapat menjawab pertanyaan lebih luas dan banyak pada sasaran dan
guru dengan benar. kegiatan ini dilakukan untuk
2. Dari 20 orang anak dalam kelas hanya 5 mengembangkan kemampuan berpikir anak
atau 7 orang, anak yang dapat melalui penyampaian pesan-pesan pada
menceritakan pengalamannya ataupun anak.
aktivitasnya sehari-hari. Sebagaimana dikemukakan oleh
Musfiroh (2005) story reading melalui

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |
69

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

model pembelajaran picture and picture kosa kata yang diperoleh oleh sang anak
atau bercerita merupakan sarana melalui kegiatan menyimak dan membaca.
penyampaian ide/ pesan melalui Berdasarkan kajian teori di atas,
serangkaian penataan yang baik dengan maka dapat dijelaskan bahwa berbicara
tujuan agar pesan menjadi lebih mudah adalah suatu proses penyampaian pesan
diterima dan memberikan dampak yang (ide-ide atau gagasan, maksud) dari
lebih luas dan tepat sasaran. Konsep dasar seseorang kepada orang lain dalam bentuk
cerita terdiri dari beberapa hal, yaitu: (1) bunyi bahasa. Dengan kata lain berbicara
keterlibatan; (2) berada dalam dunia anak tidak hanya sebatas pengucapan bunyi-
(dunia fikir dan realita); dan (3) memiliki bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu
nilai pesan. alat untuk mengkomunikasikan gagasan-
Berbicara merupakan suatu aktivitas gagasan yang disusun serta dikembangkan
yang dilakukan oleh semua orang untuk sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang
menyampaikan pesan atau maksud kepada pendengar. Bila seseorang dapat
orang lain. Berbicara merupakan salah menyampaikan ide atau pikirannya pada
komponen kemampuan dalam berbahasa. orang lain sehingga orang lain mengerti apa
Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan yang dibicarakannya, maka orang tersebut
(2008) mengemukakan bahwa keterampilan memiliki kemampuan berbicara yang baik.
berbahasa mempunyai empat komponen, Bila dicermati kemampuan
yaitu: berbicara pada anak usia dini tersebut,
a) Keterampilan menyimak diketahui bahwa anak telah mulai dilatih
b) Keterampilan berbicara untuk berbicara atau berkomunikasi agar
c) Keterampilan membaca mereka dapat dapat berinteraksi dengan
d) Keterampilan menulis yang lainnya. Melalui kemampuan ini anak
dapat menyampaikan pesan-pesan atau
Lebih lanjut Tarigan (2008) menerima pesan dari orang lain.
mengatakan bahwa setiap keterampilan itu, Sehubungan dengan penelitian ini, maka
berhubungan erat sekali dengan tiga dalam membahas tentang kemampuan
keterampilan lainnya dengan cara yang berbicara anak dibatasi pada satu aspek saja
beraneka ragam. Dalam memperoleh yaitu anak dapat mnggunakan dan dapat
keterampilan berbahasa, biasanya kita menjawab pertanyaan apa, berapa, di
melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mana, mengapa daIn bagaimana secara
mula-mula pada masa kecil kita belajar sederhana. Hal ini dilakukan mengingat
menyimak bahasa, kemudian berbicara, keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dan
sesudah itu kita belajar membaca dan waktu yang tersedia.
menulis. Menyimak dan berbicara kita Metode mengajar adalah suatu
pelajari sebelum memasuki sekolah. pengetahuan tentang cara mengajar yang
Keempat keterampilan tersebut pada dipergunakan oleh seorang guru atau
dasarnya suatu kesatuan, sedangkan instruktur. Pengertian lain adalah teknik
berbicara adalah suatu keterampilan penyajian yang dikuasai guru untuk
berbahasa yang berkembang pada mengajar atau menyajikan bahan pelajaran
kehidupan anak, yangamana kepada anak di kelas baik secara individu
perkembangannya didahului oleh maupun kelompok. Dengan demikian
keterampilan menyimak, dan pada masa diartikan bahwa penggunaan metode
tersebutlah kemampuan berbicara atau mengajar bertujuan agar pelajaran dapat
berujar dipelajari. Berbicara sudah barang diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh
tentu berhubungan dengan perkembangan anak dengan baik. Makin baik metode

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |
70

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

mengajar, makin efektif pula pencapaian juga merupakan suatu pendekatan dalam
tujuan. pembelajaraan yang memusatkan
Di dalam kenyataannya, cara atau pembelajaran pada keikutsertaan anak
metode mengajar yang digunakan untuk secara aktif karena dalam pembelajaran ini
menyampaikan informasi berbeda dengan anak dituntut untuk melakukan kegiatan
cara yang ditempuh untuk memantapkan sesuai dengan instruksi guru, di samping
anak dalam menguasai pengetahuan, guru menggunakan metode ceramah
keterampilan, dan sikap (kognitif, afektif ataupun tanya jawab.
dan psikomotor). Khusus metode mengajar Metode pembelajaran picture and
di dakam kelas, efektivitas suatu metode picture memiliki persamaan dan perbedaan
dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor anak, dengan media gambar. Persamaannya
faktor situasi, dan faktor guru itu sendiri. adalah sama-sama merupakan media yang
Dengan memiliki pengetahuan bergambar. Sedangkan perbedaannya
secara umum mengenai sifat berbagai adalah metode pembelajaran picture and
metode, seorang guru akan lebih mudah picture hanya terfokus pada gambar tertentu
manetapkan metode yang paling sesuai secara berurutan. Sedangkan media gambar
dalam situasi dan kondisi mengajar yang memiliki bermacam-macam model.
khusus. Jika kita perhatikan dalam proses Menurut Sadiman dalam Arsyad
perkembangan pendidikan di Indonesia (2006) bahwa media grafis/ gambar
bahwa salah satu hambatan yang menonjol termasuk media visual. Selain sederhana
dalam pelaksanaan pendidikan ialah dan mudah pembuatannya media grafis
masalah metode mengajar. Metode tidaklah termasuk media yang relatif murah ditinjau
mempunyai apa-apa bila dipandang dari segi biayanya. Ada beberapa macam
terpisaha dari kompoten lain. Metode hanya media grafis diantaranya: gambar/ foto,
penting dalam hubungan dengan segenap sketsa, diagram, bagan/ chart, grafik,
komponen lainnya, sepertian tujuan, situasi, kartun, foto, peta dan globe, papan flanel,
dan lain-lain. dan papan buletin. Sebagaimana halnya
Salah satu metode mengajar adalah dengan media yang lain, media grafis
metode pembelajaran picture and picture. berfungsi untuk menyalurkan pesan dari
Metode ini adalah suatu metode sumber ke penerima pesan. Saluran yang
pembelajaran yang menggunakan gambar dipakai menyangkut indera penglihatan.
dan dipasangkan/ diurutkan menjadi urutan Pesan yang akan disampaikan dituangkan
logis. Dengan penggunaan metode ini ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
diharapkan guru lebih mengetahui Dalam pelaksanaan suatu metode
kemampuan masing-masing anak, melatih pembelajaran tentunya memiliki langkah-
berpikir logis, dan sistematis. langkah tertentu yang menjadi ciri khas atau
Berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik metode itu sendiri. Begitu juga
dapat disimpulkan bahwa metode dengan kegiatan bercerita. Bachtiar (2005)
pembelajaran picture and picture adalah kegiatan rinci dalam pelaksaan kegiatan
metode pembelajaran dengan menggunakan bercerita dapat dilakukan dengan
gambar. Dengan demikian metode berpedoman pada tahapan berikut.
pembelajaran picture and picture a. Menyampaikan tujuan dan tema kegiatan
diharapkan dapat menarik perhatian Anak bercerita kepada anak.
dalam proses pembelajaran kemudian dapat b. Melakukan organisasi anak, terhadap
mendorong minat anak untuk lebih posisi dan tempat duduk kegiatan yang
memperhatikan pelajaran. Selanjutnya dilakukan anak selama bercerita.
metode pembelajaran picture and picture

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |
71

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

c. Mengatur bahan, alat, dan media yang Teknik analisis yang digunakan
diperlukan dalam bercerita. dalam penelitian ini adalah analisis
d. Membuka cerita, menggali pengalaman deskriptif tentang kemampuan berbicara
anak dan mengaitkannya dengan tema anak usia 5 ± 6 tahun dengan penggunaan
cerita dalam pembelajaran. Kegiatan ini metode story reading melalui model
dikenal dengan istilah apersepsi. pembelajaran picture picture.
e. Melaksanakan cerita dengan
pengembangan yang disesuaikan dengan
kebutuhan belajar HASIL DAN PEMBAHASAN
f. Mengaktifkan anak dalam bercerita baik Dalam penelitian ini, penggunaan
secara fisik, maupun emosional, metode story reading melalui model
misalnya: memberikan sejumlah pembelajaran picture and picture dilakukan
pertanyaan yang dapat direspon karena menurut peneliti untuk
langsung, memberikan stimulus agar meningkatkan kemampuan berbicara anak
mereka bergerak, melompat, dan usia 5 - 6 tahun dapat diterapkan dengan 5
sebagainya. aspek observasi yaitu:
g. Mencari untuk mendapatkan balikan 1. Dapat menjawab pertanyaan tentang apa
(feedback) dari anak mengenai tema atau judul cerita secara sederhana.
pemahaman pesan dan pelaksanaan 2. Dapat menjawab pertanyaan berapa
program bercerita. jumlah tokoh dalam cerita tersebut
h. Mengajak anak untuk menyimpulkan secara sederhana.
atau membuat ringkasan dari isi pesan 3. Dapat menjawab pertanyaan di mana
cerita. terjadinya peristiwa tersebut secara
sederhana.
4. Dapat menjawab pertanyaan mengapa
METODE PENELITIN hal itu bias terjadi secara sederhana.
Penelitian ini merupakan penelitian 5. Dapat menjawab pertanyaan bagaimana
tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan hal tersebut terjadi secara sederhana.
di TK Mustika Bunda Pekanbaru. Subjek
penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun Sebelum peneliti melaksanakan
dengan jumlah anak 20 orang, yang terdiri siklus I, peneliti melakukan pengamatan
dari 13 orang laki-laki dan 7 orang langsung terhadap kegiatan anak pada
perempuan. Februari 2013. Dari observasi tersebut
Teknik pengumpulan data dalam kemampuan berbicara anak TK Mustika
penelitian ini adalah melalui observasi guru Bunda Pekanbaru. Kurangnya kemampuan
dan anak serta data kemampuan berbicara berbicara anak di TK Mustika Bunda
anak usia 5 ± 6 tahun dengan penggunaan Pekanbaru sebelum penerapan dapat dilihat
metode story reading melalui model pada tabel skor dasar atau data awal
pembelajaran picture picture. berikut:

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |
72

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

Tabel 1. Data Awal Kemampuan Berbicara Anak


Data Awal
Indikator
Skor %
Dapat menjawab pertanyaan tentang apa tema atau judul cerita, secara
33 55.0
sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan berapa jumlah tokoh dalam cerita tersebut,
30 50.0
secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan dimana terjadinya peristiwa tersebut, secara
29 48.3
sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan mengapa hal itu bias terjadi secara sederhana. 33 55.0
Dapat menjawab pertanyaan bagaimana hal tersebut terjadi secara
32 53.3
sederhana
Jumlah 157 261.7
rata-rata 31.4 52.3
Kriteria Kurang Baik

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat Setelah dilakukan perbaikan


dilihat jumlah skor yang dicapai, yaitu pembelajaran melalui penerapan metode
hanya mencapai angka 157 atau 52,3%. story reading melalui model pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka picture and picture, kemampuan berbicara
peneliti memutuskan untuk lebih anak mengalami peningkatan, adapaun
mengoptimalkan kemampuan berbicara peningkatan kemampuan tersebut dapat
anak dengan menerapkan metode story dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
reading melalui model pembelajaran
picture and picture.

Tabel 2. Kemampuan Berbicara Anak Siklus I


Siklus I P1 Siklus I P2 Rata-rata
Indikator
Skor % Skor % Skor %
Dapat menjawab pertanyaan tentang apa tema
38 63.3 43 71.7 41 67.5
atau judul cerita, secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan berapa jumlah
34 56.7 39 65 37 60.8
tokoh dalam cerita tersebut, secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan dimana
terjadinya peristiwa tersebut, secara 34 56.7 39 65 37 60.8
sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan mengapa hal itu
37 61.7 40 66.7 39 64.2
bias terjadi secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan bagaimana hal
35 58.3 36 60 36 59.2
tersebut terjadi secara sederhana
Jumlah 178 296.7 197 328.3 188 312.5
rata-rata 35.6 59.3 39.4 65.7 38 62.5
Kriteria Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik

Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan dengan skor 297,5 atau 62,5%. Adapun
bahwa kemampuan berbicara anak pada perubahan yang terjadi dari data awal
siklus I berada pada kategori cukup baik sebelum dilaksanakannya metode story

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |
73

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

reading melalui model pembelajaran a) Guru sebagai peneliti dalam


picture and picture ke siklus I adalah jika menggunakan metode story reading
pada sebelum siklus I kemampuan melalui model pembelajaran picture and
berbicara anak TK Mustika Bunda picture untuk meningkatkan kemampuan
Pekanbaru berada pada skor 249 atau berbicara anak dalam proses
51,9%, maka pada siklus I didapatkan pembelajaran masih mengalami
bahwa rata-rata kemampuan berbicara anak beberapa kelemahan khususnya dalam
meningkat menjadi 296,7 dengan kriteria mencari untuk mendapatkan umpan
cukup baik karena berada pada interval balik (feedback) dari anak mengenai
267,7-373,3. Peneliti beranggapan perlunya pemahaman pesan dan pelaksanaan
meningkatkan pemahaman anak terhadap program bercerita, dan mengajak anak
materi dengan cara lebih memantapkan lagi untuk menyimpulkan atau membuat
penerapan metode story reading melalui ringkasan dari isi pesan cerita.
model pembelajaran picture and picture. b) Anak belum berpartisipasi aktif dalam
Memperhatikan deskripsi proses pembelajaran, anak memperhatikan
pembelajaran yang dikemukakan di atas media yang dibuat guru serta
dan melihat motivasi anak didik, maka menanamkan konsep nilai-moral dan
peneliti dan pengamat menemukan norma yang menjadi target harapannya.
beberapa kelemahan dan kekuatan c) Kemampuan berbicara anak pada siklus
penerapan metode story reading melalui I dengan skor 188 atau 62,5 %.
model pembelajaran picture and picture
pada siklus I di antaranya:

Tabel 3. Kemampuan Berbicara Anak Siklus II


Siklus II P1 Siklus II P2 Rata-rata
Indikator
Skor % Skor % Skor %
Dapat menjawab pertanyaan tentang apa tema
50 83.3 54 90.0 52 86.7
atau judul cerita, secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan berapa jumlah
48 80 54 90.0 51 85.0
tokoh dalam cerita tersebut, secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan dimana terjadinya
49 81.7 52 86.7 50.5 84.2
peristiwa tersebut , secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan mengapa hal itu
48 80 54 90.0 51 85.0
bias terjadi secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan bagaimana hal
41 68.3 48 80 44.5 74.2
tersebut terjadi secara sederhana
Jumlah 236 393.3 262 436.7 249 415
Rata-rata 47.2 78.7 52.4 87.3 49.8 83.0
Kriteria Baik Baik Baik

Berdasarkan tabel 3 dapat Pada siklus I didapatkan bahwa rata-rata


disimpulkan bahwa kemampuan berbicara kemampuan berbicara anak adalah dengan
anak pada siklus II berada pada kategori kriteria cukup baik. Lalu jika diperhatikan
baik dengan skor 249 atau dengan hasil pengamatan aktivitas guru dan anak
persentase 83,0 %. Pada data awal dari didik belajar pada siklus II mengalami
observasi tersebut kemampuan berbicara peningkatan. Artinya tindakan yang
anak berada pada kategori kurang baik. diberikan guru pada siklus kedua

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |
74

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

berdampak lebih baik dari tindakan pada secara langsung meningkatkan kemampuan
siklus pertama. Dengan adanya peningkatan berbicara anak di TK Mustika Bunda
aktivitas guru dan aktivitas anak diikuti Pekanbaru. Berikut dijelaskan peningkatan
pula oleh peningkatan kemampuan kemampuan berbicara anak usia 5 - 6 tahun
berbicara anak didik. dari data awal ke siklus I.
Dengan peningkatan aktivitas
belajar anak didik dari siklus I ke siklus II

Tabel 4. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak dari Data Awal Ke Siklus I


Data Awal Siklus I Peningkatan
Indikator
Skor % Skor % Skor %
Dapat menjawab pertanyaan tentang apa
33 55.0 41 67.5 8 12.5
tema atau judul cerita, secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan berapa jumlah
tokoh dalam cerita tersebut, secara 30 50.0 37 60.8 7 10.8
sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan dimana
terjadinya peristiwa tersebut , secara 29 48.3 37 60.8 8 12.5
sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan mengapa hal itu
33 55.0 39 64.2 6 9.2
bias terjadi secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan bagaimana hal
32 53.3 36 59.2 4 5.8
tersebut terjadi secara sederhana
Jumlah 157 261.7 187.5 312.5 30.5 50.8
Rata-rata 31.4 52.3 37.5 62.5 6.1 10.2
Kriteria Cukup baik Cukup baik

Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan terjadi peningkatan persentase dari data


bahwa perbandingan kemampuan berbicara awal ke Siklus I sebesar 10,2%, sedangkan
anak pada data awal ke siklus I meningkat jika dilihat peningkatan Kemampuan
untuk setiap indikator. Jika pada data awal berbicara anak dari siklus I ke siklus II
kemampuan berbicara anak hanya mencapai maka terjadi peningkatan sebesar 20,5%.
skor 157 (52,3%), pada siklus I mencapai Seperti yang terlihat pada tabel 5 di bawah
skor 187,5 (62,5%). Dengan demikian ini.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |
75

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

Tabel 5. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak dari Siklus 1 Ke Siklus II


Data Awal Siklus I Peningkatan
Indikator
Skor % Skor % Skor %
Dapat menjawab pertanyaan tentang apa 41 67.5 52 86.67 12 19.17
tema atau judul cerita, secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan berapa jumlah 37 60.8 51 85.0 15 24.17
tokoh dalam cerita tersebut, secara
sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan dimana 37 60.8 50.5 84.2 14 23.3
terjadinya peristiwa tersebut, secara
sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan mengapa hal 39 64.2 51 85.0 13 20.83
itu bias terjadi secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan bagaimana hal 36 59.2 44.5 74.2 9 15
tersebut terjadi secara sederhana
Jumlah 187.5 313 249 415 61.5 102.5
Rata-rata 37.5 62.5 49.8 83.0 12.3 20.5
Kriteria Cukup baik Baik Baik

Tabel 6. Rekapitulasi Kemampuan Berbicara Anak


pada Data Awal Siklus I dan Siklus II
Data Awal SIKLUS I SIKLUS II
Indikator
Skor % Skor % Skor %
Dapat menjawab pertanyaan tentang apa tema
33 55.0 41 67.5 52 86.7
atau judul cerita, secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan berapa jumlah
30 50.0 37 60.8 51 85.0
tokoh dalam cerita tersebut, secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan dimana terjadinya
29 48.3 37 60.8 51 84.2
peristiwa tersebut , secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan mengapa hal itu
33 55.0 39 64.2 51 85.0
bias terjadi secara sederhana.
Dapat menjawab pertanyaan bagaimana hal
32 53.3 36 59.2 44.5 74.2
tersebut terjadi secara sederhana
Jumlah 157 261.7 187.5 312.5 249 415
Rata-rata 31.4 52.3 37.5 62.5 49.8 83.0
Kriteria Cukup baik Cukup baik baik

Peningkatan kemampuan berbicara anak antara data awal, siklus I dan siklus II, dapat
dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |
76

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

Gambar 1. Kemampuan Berbicara Anak pada Data awal Siklus I dan II

SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan pembahasan


Dari hasil penelitian dan sebelumnya, peneliti mengajukan beberapa
pembahasan, seperti telah diuraikan, saran, yaitu:
diperoleh kesimpulan terhadap hasil 1. Agar pelaksanaan metode story reading
penelitian ini yaitu: melalui model pembelajaran picture and
1. Penggunaan metode story reading picture tersebut dapat berjalan dengan
melalui model pembelajaran picture and baik, maka sebaiknya guru lebih sering
picture dapat meningkatkan menerapkannya.
kemampuan berbicara anak pada usia 2. Agar guru perlu mengembangkan
5-6 tahun di TK Mustika Bunda berbagai model pembelajaran yang
Pekanbaru. dapat memancing atau membangkitkan
2. Metode story reading melalui model motivasi anak.
pembelajaran picture and picture yang 3. Kepada teman sesama guru, khususnya
menarik dengan warna-warni mencolok PAUD, diharapkan lebih
akan disukai anak-anak dan memperhatikan penggunaan berbagai
memberikan daya tarik untuk model atau metode pembelajaran yang
melihatnya, sehingga akan dapat meningkatkan kemampuan
meningkatkan motivasi anak dalam berbicara anak.
belajar.
3. Persentase peningkatan kemampuan
berbicara anak pada usia 5-6 tahun DAFTAR PUSTAKA
dengan menggunakan metode story Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran
reading melalui model pembelajaran Jakarta: Raja Wali Perss
picture and picture di TK Mustika Musfiroh Tadkiroatun. 2005. Bercerita
Bunda Pekanbaru dari siklus I ke siklus Untuk Anak Usia Dini. Jakarta.
II adalah sebesar 20,5%. Depdiknas
S. Bachtiar, Bachtiar. 2005. Pengembangan
Kegiatan Bercerita di Taman

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |
77

Metode Story Reading, Picture and Picture, dan Kemampuan Berbicara


Armaita

Kanak-Kanak, Teknik dan


Prosedurnya. Jakarta. Depdiknas
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara.
Bandung. Angkasa

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 1 | April - September 2016 | ISSN: 2303-1514 |

You might also like