Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Medula, Volume 9 Nomor 1 Bulan Oktober 2021 e-ISSN: 2443-0218

Hubungan Usia Lanjut dengan Perubahan Interval QTc


Pada Pasien COVID-19 Yang Diterapi dengan Hydroxychloroquine
Di RSUD Kota Kendari

(Relationship Between Elderly And QTc Interval Changes


In COVID-19 Patients With Hydroxychloroquine Treatment
At Kendari City Regional Hospital)

Jamaluddin1 , Arimaswati2 , Andy Rafdi Al Bagiz2


1
Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Haluoleo, Kendari
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Kendari
Correspoding Author Email: dr.jml99@gmail.com

ABSTRACT
Background: Hydroxychloroquine is a useful drug for treating COVID-19. It is administered at
different ages according to the COVID-19 management protocol. However, these drugs can block
potassium channels and potentially increase the QTc interval. In addition to using hydroxychloroquine,
age is also one of the factors that can increase QTc, as the aging process can alter the myocardium by
increasing myocardial fibrosis. The purpose of this study was to determine the relationship between age
and QTc interval changes in COVID-19 patients with hydroxychloroquine treatment at Kendari City
Regional Hospital. Method: This research was an observational analytical study with a cross-sectional
approach. The data in this study was retrospective by observing secondary data in the form of medical
records at the Kendari City Regional Hospital from April to September 2020. An entire sample was
used in the sample in this study. The data were processed using an unpaired t-test analysis. Result: The
results of this study showed that of the 106 subjects who were divided into 2 age groups,> 45 years, 32
persons (30.2%) and ≤ 45 years, 74 persons (69.8%) were both who received a hydroxychloroquine
Therapy Received Age ≤ 45 years had a mean change in QTc interval of 12.0 ms and doubled by 22.0
ms at age> 45 years using the unpaired t-test, obtaining a significance of p <0.001. Conclusion: There
was a relationship between elderly and qtc interval changes in covid-19 patients with
hydroxychloroquine treatment at kendari city regional hospital.
Keywords: Age, COVID-19, Hydroxychloroquine, QTc Interval.

ABSTRAK

Latar Belakang: Hydroxychloroquine adalah obat yang diduga dapat bermanfaat untuk terapi COVID-
19. Obat ini diberikan pada berbagai jenis usia sesuai protokol penatalaksanaan COVID-19. Namun,
obat ini dapat menghambat kanal kalium dan berpotensi memperpanjang interval QTc. Selain
penggunaan hydroxychloroquine, usia juga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan QTc
karena proses penuaan yang dapat mengubah miokardium dengan peningkatan fibrosis miokard. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia lanjut dengan perubahan interval QTc pada
pasien COVID-19 yang diterapi dengan hydroxychloroquine di RSUD Kota Kendari. Metode:
Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Data dalam
penelitian bersifat retrospektif, dengan melakukan observasi terhadap data sekunder berupa rekam
medik di RSUD Kota Kendari pada bulan April sampai dengan bulan September tahun 2020. Sampel
pada penelitian ini menggunakan Total Sampling. Data diolah menggunakan analisis uji t tidak
berpasangan. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 106 subjek penelitian yang dibagi
menjadi 2 kelompok usia yaitu >45 tahun sebanyak 32 orang (30,2%) dan ≤45 tahun sebanyak 74
orang (69,8%) sama-sama mendapat terapi hydroxychloroquine, didapatkan bahwa usia ≤45 tahun
memiliki median perubahan interval QTc sebesar 12,0 ms dan meningkat hampir dua kali lipat pada
usia >45 tahun sebesar 22,0 ms dengan menggunakan uji t tidak berpasangan diperoleh signifikansi p <
1
Medula, Volume 9 Nomor 1 Bulan Oktober 2021 e-ISSN: 2443-0218

0,001. Simpulan: Terdapat hubungan usia lanjut dengan perubahan interval QTc pada pasien COVID-
19 yang diterapi dengan hydroxychloroquine di RSUD Kota Kendari.
Kata Kunci: Usia COVID-19, Hydroxychloroquine, Interval QTc

PENDAHULUAN (Setiadi, 2020). Obat ini merupakan obat


Coronavirus Disease 2019 antimalaria yang diketahui dapat
(COVID-19) adalah penyakit menular menghambat infeksi virus dengan
yang disebabkan oleh Severe Acute meningkatkan pH endosomal dan
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 berinteraksi dengan reseptor SARS-CoV
(SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan (Susilo dkk., 2020).
coronavirus jenis baru yang belum pernah Hasil studi menunjukkan
diidentifikasi sebelumnya pada manusia hydroxychloroquine lebih baik dalam
(Kemenkes RI, 2020). pengobatan dibandingkan dengan
Indonesia melaporkan kasus chloroquine yang dibuktikan dengan nilai
pertama pasien konfirmasi COVID-19 50% maximal effective concentration
berawal dari penderita yang kontak dengan (EC50) yang lebih rendah. Selain itu,
seorang warga negara asing (WNA) asal hydroxychloroquine lebih ditoleransi
Jepang yang tinggal di Malaysia (Yuliana, (Susilo dkk., 2020). Uji klinis open-label
2020). Situasi COVID-19 di Indonesia non-randomized yang dilaporkan Gautret
pada tanggal 6 Oktober 2020, 34 provinsi dkk. (2020) meneliti efektivitas
telah melaporkan adanya kasus konfirmasi hydroxychloroquine terhadap jumlah virus
COVID-19 dan tercatat kasus konfirmasi SARS-CoV-2 yang menunjukkan terdapat
kumulatif sebanyak 311.176 kasus dan perbedaan bermakna kadar virus pada
kasus kematian mencapai 11.374 kasus kelompok hydroxychloroquine dan
(Kemenkes RI, 2020). kelompok dengan tambahan azithromycin
Angka COVID-19 di Kota menunjukkan supresi virus sebanyak
Kendari, menurut data Dinas Kesehatan 100% dibandingkan dengan kelompok
Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 6 yang diberikan hydroxychloroquine saja.
Oktober 2020, terdapat 1.570 kasus positif, Hasil yang menjanjikan ini dapat menjadi
933 pasien telah dinyatakan sembuh, 611 landasan penggunaan hydroxychloroquine
dalam perawatan dan 26 pasien dinyatakan sebagai pengobatan COVID-19.
meninggal dunia (Dinkes Kota Kendari, Secara umum, hydroxychloroquine
2020). Peningkatan jumlah kasus COVID- relatif aman untuk digunakan. Namun,
19 juga terjadi di Kota Kendari. obat ini menghambat kanal kalium dan
Berdasarkan data dari RSUD Kota Kendari berpotensi memperpanjang interval QTc.
pada tanggal 30 September 2020 tercatat Pemanjangan interval QTc ini
sebanyak 392 kasus pasien yang meningkatkan risiko terjadinya drug-
terkonfirmasi positif (Sistem Informasi induced torsades de pointes (DI-TdP)
Rumah Sakit RSUD Kota Kendari, 2020). ataupun drug-induced sudden cardiac
Tata laksana COVID-19 saat ini death (DI-SCD), oleh karena itu
adalah terapi simtomatik dan oksigen. diperlukan pemantauan QTc dengan
Hydroxychloroquine adalah obat yang menggunakan EKG pada pasien yang
diduga dapat bermanfaat untuk COVID-19 diberikan obat ini (PERKI, 2020). Interval

2
Medula, Volume 9 Nomor 1 Bulan Oktober 2021 e-ISSN: 2443-
0218
QT adalah durasi dalam perekaman Pada penelitian ini usia
elektrokardiografi yang diukur dari awal didefinisikan adalah masa hidup responden
kompleks QRS hingga akhir dari sejak lahir hingga dilakukan penelitian,
gelombang T. Interval QT normal dilihat dari rekam medik
bergantung pada laju jantung, sehingga pasien. Kemudian data mengenai usia
harus dikoreksi sesuai frekuensi dikelompokkan menjadi dua, >45 tahun
jantungnya yang disebut corrected QT dan ≤45 tahun. Perubahan Interval QTc
(QTc) (Yofrido dkk., 2018). adalah selisih nilai Interval QTc sebelum
RSUD Kota Kendari merupakan dan sesudah hari ke 5 terapi
Rumah Sakit rujukan COVID-19 hydroxychloroquine pada pasien COVID-
berdasarkan Surat Keputusan (SK) 19 di RSUD Kota Kendari yang diukur
gubernur yang menggunakan dengan menggunakan EKG. Data diambil
hydroxychloroquine sebagai prosedur tetap dari gambaran interval QTc yang terdata
(protap) pengobatan sesuai pedoman pada rekam medik pasien COVID-19 di
COVID-19. Penelitian tentang hubungan RSUD Kota Kendari.
usia lanjut dengan perubahan interval QTc Analisis data dilakukan untuk
pada pasien COVID-19 yang diterapi melihat hubungan antar variabel dependen
dengan hydroxychloroquine masih belum dan independen. Hubungan antara variabel
pernah dilakukan khususnya di wilayah independen dengan variabel dependen
RSUD Kota Kendari. Hal ini yang digunakan uji statistik uji t tidak
membuat penulis tertarik untuk melakukan berpasangan. Penelitian ini juga telah
penelitian mengenai hubungan usia lanjut mendapat kelaikan etik (Ethical
dengan perubahan interval QTc pada Clearance) dari Komisi Etik Penelitian
pasien COVID-19 yang diterapi dengan Kesehatan Fakultas Kedokteran
hydroxychloroquine di RSUD Kota Universitas Halu Oleo.
Kendari.
HASIL
METODE PENELITIAN Berdasarkan Tabel 1, distribusi
Desain penelitian ini adalah usia responden dengan rata-rata usia 38
penelitian Observasional Analitik dengan tahun, terbanyak pada usia 26-35 tahun
pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini sebanyak 43 responden (40,6%), paling
telah dilaksanakan pada bulan Desember sedikit usia 17-25 tahun sebanyak 12
2020 di di RSUD Kota Kendari Provinsi responden (11,3%) dan usia >55 tahun
Sulawesi Tenggara. Populasi pada sebanyak 12 responden (11,3%).
penelitian ini adalah semua pasien yang Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa
terkonfirmasi COVID-19 pada bulan distribusi sampel berdasarkan karakteristik
April-September tahun 2020 yang ada di jenis kelamin laki-laki sebanyak 54
RSUD Kota Kendari sebanyak 392 pasien. responden (50,9%) dan jenis kelamin
Sampel pada penelitian ini menggunakan perempuan sebanyak 52 responden
Total Sampling, dimana semua sampel (49,1%). Berdasarkan Tabel 1
yang ada dan memenuhi kriteria inklusi menunjukkan bahwa distribusi sampel
dimasukkan dalam penelitian. Sampel berdasarkan terapi yang di gunakan yaitu
pada penelitian ini sebanyak 106 pasien. hydroxychloroquine, azitromisin,
3
Medula, Volume 9 Nomor 1 Bulan Oktober 2021 e-ISSN: 2443-
0218
antioksidan sebanyak 30 responden adalah laki-laki sebanyak 54 orang
(28,3%), hydroxychloroquine, azitromisin, (50,9%). Hasil penelitian ini menunjukkan
antioksidan, levofloksasin sebanyak 57 bahwa COVID-19 lebih banyak di derita
responden (53,8%), hydroxychloroquine, oleh laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan
azitromisin, antioksidan, oseltamivir dengan yang dilakukan oleh Siagian
sebanyak 8 responden (7,5%), (2020) yang menyatakan kaum pria juga
hydroxychloroquine, azitromisin, dianggap sebagai kelompok yang berisiko
antioksidan, levofloksasin, oseltamivir tinggi terkena Virus Corona oleh peneliti
sebanyak 11 responden (10,4%). USA, China dan WHO.
Berdasarkan Tabel 2, distribusi Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
usia responden berdasarkan perubahan bahwa reponden dengan median tertinggi
interval QTc, terbesar pada usia >55 tahun 30,5 ms yaitu pada usia >55 tahun. Hasil
sebesar 30,5 ms dan paling kecil pada usia ini sejalan dengan penelitian Chorin dkk.
26-35 tahun sebesar 9,0 ms. Berdasarkan (2020) menunjukkan bahwa rerata usia 64
Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi tahun dengan perubahan interval QTc
jenis kelamin responden berdasarkan sebanyak 34 ms.
perubahan interval QTc, laki-laki sebesar Tabel 2 juga menunjukkan median
15,5 ms dan perempuan sebesar 15,0 ms. perubahan interval QTc pada laki-laki
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa sebesar 15,5 ms dan perempuan sebesar
distribusi terapi responden berdasarkan 15,0 ms. Hasil ini sejalan dengan
perubahan interval QTc; penelitian yang dilakukan Vicente dkk.
hydroxychloroquine, azitromisin, (2014) menyatakan bahwa QTc meningkat
antioksidan sebesar 20,0 ms; lebih banyak seiring bertambahnya usia
hydroxychloroquine, azitromisin, pada pria (2,7 milidetik per dekade, p <
antioksidan, levofloksasin sebesar 12,0 0,001) dan pada wanita (1,1 milidetik per
ms; hydroxychloroquine, azitromisin, dekade, p = 0,015 ), yang mengakibatkan
antioksidan, oseltamivir sebesar 17,5 ms; perbedaan QTc menurun antara jenis
hydroxychloroquine, azitromisin, kelamin seiring bertambahnya usia. Hal ini
antioksidan, levofloksasin, oseltamivir disebabkan karena penurunan kadar
sebesar 7,0 ms. testosteron seiring bertambahnya usia pada
Berdasarkan Tabel 3, distribusi pria mengakibatkan perpanjangan
responden berdasarkan perubahan interval potensial aksi yang disebabkan oleh efek
QTc sebelum terapi didapatkan nilai testosteron pada ICaL, tetapi tidak pada IKs.
median perubahan interval QTc usia >45 Tingkat testosteron yang lebih rendah ini
tahun sebanyak 409 ms dan usia ≤45 tahun menyebabkan peningkatan durasi potensial
sebanyak 406 ms; setelah terapi aksi karena efek testosteron pada ICaL dan
didapatkan nilai median perubahan IKs.
interval QTc usia >45 tahun sebanyak 429 Tabel 2 juga menunjukkan bahwa
ms dan usia ≤45 tahun sebanyak 421 ms. terapi hydroxychloroquine dan azitromisin
memiliki nilai median tertinggi sebesar
PEMBAHASAN 20,0 ms sedangkan dengan penambahan
Berdasarkan Tabel 1, data dari 106 kombinasi terapi lain hanya sebesar <20,0
responden diketahui responden terbanyak ms. Hal ini menunjukkan bahwa terapi
4
Medula, Volume 9 Nomor 1 Bulan Oktober 2021 e-ISSN: 2443-
0218
hydroxychloroquine dan azitromisin ini dengan viral load terdeteksi (9%), namun
berpengaruh terhadap QTc dan tidak memberikan hasil yang signifikan untuk
dengan terapi lain yang ada pada Tabel 2. perpanjangan QTc.
Hal ini sejalan dengan penelitian Menurut penelitian Mahevas
Ramireddy dkk. (2020) menyatakan bahwa (2020), responden yang mendapat terapi
perubahan rata-rata dalam nilai QTc paling hydroxychloroquine 600 mg sebanyak 8
besar pada kelompok hydroxychloroquine responden (9,5%) mengalami modifikasi
dan azitromisin. Perpanjangan QTc yang EKG yang membutuhkan penghentian
disebabkan oleh kombinasi diamati HCQ dengan median 4 hari (3-9) setelah
beberapa kali lipat lebih tinggi daripada dimulai, menurut pedoman nasional
perpanjangan yang disebabkan oleh Prancis. Di antara mereka, 7 memiliki
azitromisin saja (17,2 ± 39,0 ms versus 0,5 perpanjangan interval QT terkoreksi (QTc)
± 40,3 ms; p = 0,07). lebih dari 60 ms (termasuk 1 dengan QTc>
Hydroxychloroquine diketahui 500 ms).
dapat menyebabkan perpanjangan interval Berdasarkan hasil penelitian
QT melalui blokade hERG potassium dengan uji t tidak berpasangan didapatkan
channel, yang dapat meningkatkan aritmia bahwa usia lanjut memiliki hubungan
ventrikel yang mengancam jiwa. QTc dengan perubahan interval QTc pada
berkepanjangan di definisikan sebagai pasien COVID-19 yang diterapi dengan
peningkatan interval QTc lebih dari 60 hydroxychloroquine di RSUD Kota
ml/detik (ΔQTc > 60 ml/detik) di Kendari dengan nilai p < 0,001 yang dapat
bandingkan dengan garis dasar atau QTc dilihat pada Tabel 4. Hasil ini
500 mL/detik atau lebih (Bessiere dkk., menunjukkan bahwa 30,2% responden
2020). usia >45 tahun memiliki nilai median
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat perubahan interval QTc 22,0 ms dan
bahwa terjadi perubahan interval QTc 69,8% responden usia ≤45 tahun memiliki
sebelum dan sesudah terapi nilai median perubahan interval QTc 12,0
hydroxychloroquine pada responden usia ms.
>45 tahun sebanyak 409-429 ms dan ≤45 Hasil ini sejalan dengan penelitian
tahun sebanyak 406-421 ms. Namun Mercuro dkk. (2020), didapatkan bahwa
perubahan ini masih aman karena tidak rerata usia responden 60,6 tahun memiliki
melewati nilai normal dari interval QTc. rerata perubahan QTc 23 ms. Hasil ini juga
Hal ini dapat terjadi karena pemberian sejalan dengan penelitian Tuncer dkk.
dosis terapi hydroxychloroquine pada (2020), didapatkan rerata usia responden
pasien COVID-19 yang di rawat di RSUD 14,1 tahun memiliki rerata perubahan
Kota Kendari mendapatkan dosis terapi interval QTc 5,6 ms.
sebanyak 400 mg. Penelitian ini tidak Hasil penelitian ini sejalan dengan
sejalan dengan penelitian yang di lakukan penelitian yang dilakukan oleh Rabkin
oleh Garcia dkk. (2020), pasien yang dkk. (2016), diketahui responden yang
mendapatkan terapi hydroxychloroquine diteliti dari US National Health and
dengan dosis 800 mg yang di berikan Nutrition Examination Survey (NHANES)
selama 10 hari dikaitkan dengan tingkat II dan III dengan rentan usia 25-90 tahun
penurunan virus yang cepat dari pasien diperoleh nilai (p < 0,001) yang berarti ada
5
Medula, Volume 9 Nomor 1 Bulan Oktober 2021 e-ISSN: 2443-
0218
hubungan yang signifikan antara QTc dan miokard. Penuaan juga dikaitkan dengan
usia. Penelitian ini menyatakan bahwa perubahan jumlah tonus simpatis dan
peningkatan QTc seiring bertambahnya parasimpatis yang dapat mengubah
usia telah diamati dan menunjukkan bahwa repolarisasi miokard dan durasi QTc.
orang yang lebih tua memiliki QTc yang Hasil penelitian ini menunjukkan
lebih besar. bahwa 2 kelompok usia yang mendapat
Hasil penelitian juga sejalan terapi hydroxychloroquine dengan dosis
dengan penelitian Ma dkk. (2019), yang sama dapat memperpanjang interval
prevalensi interval QTc memiliki QTc karena menghambat kanal kalium
hubungan yang signifikan terhadap usia pada jantung. Usia merupakan salah satu
(24,1% pada kelompok usia 35-44 tahun; faktor yang dapat memperpanjang interval
28,3% pada kelompok usia 45-54 tahun; QTc, sehingga dari 2 kelompok usia yang
35,2% pada kelompok usia 55-64 tahun; mendapat terapi dengan dosis yang sama
43,4% pada kelompok usia ≥65 tahun, p didapatkan usia >45 tahun memiliki resiko
<0,001). perubahan interval QTc lebih tinggi (22,0
Penelitian ini menunjukkan bahwa ms) dibandingkan dengan usia ≤45 tahun
pasien COVID-19 yang mendapat terapi (12,0 ms).
hydroxychloroquine yang dibagi menjadi 2
kelompok usia yaitu >45 tahun dan ≤45 SIMPULAN
tahun. Dari 2 kelompok pada penelitian ini Berdasarkan penelitian yang telah
sama-sama mendapat terapi dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
hydroxychloroquine, didapatkan bahwa terdapat hubungan usia lanjut dengan
usia ≤45 tahun memiliki median perubahan interval QTc pada pasien
perubahan interval QTc sebesar 12,0 ms COVID-19 yang diterapi dengan
dan meningkat hampir sebesar dua kali hydroxychloroquine di RSUD Kota
lipat pada usia >45 tahun dibanding usia Kendari.
≤45 tahun dengan nilai p < 0,001. Hal ini
menunjukkan bahwa usia adalah salah satu SARAN
faktor yang dapat mempengaruhi Hasil penelitian ini belum
perubahan interval QTc. sepenuhnya sempurna karena keterbatasan
Berdasarkan teori yang peneliti. Penelitian ini dapat digunakan
dikemukakan oleh Mazzanti dan Priori sebagai referensi untuk penelitian
(2020) mekanisme kerja selanjutnya dan bagi peneliti selanjutnya
hydroxychloroquine dengan menutup diharapkan dapat melakukan penelitian
hERG kanal kalium yang menyebabkan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang
perpanjangan interval QTc dan aritmia. mempengaruhi perubahan interval QTc
Berdasarkan teori Rabkin dkk. pada pasien COVID-19. Peneliti
(2016) usia merupakan salah satu faktor selanjutnya diharapkan melakukan
yang dapat berpengaruh terhadap interval penelitian lebih lanjut dengan
QTc yang menyatakan bahwa proses mengeksklusi azitromisin dan dilakukan
penuaan dapat mempengaruhi penentu tidak hanya di RSUD Kota Kendari.
molekuler dari interval QT atau mengubah
miokardium dengan peningkatan fibrosis
6
Medula, Volume 9 Nomor 1 Bulan Oktober 2021 e-ISSN: 2443-
0218
DAFTAR PUSTAKA 2020. Jakarta: Kementerian
Bessiere, F., Roccia, H., Deliniere, A., Kesehatan Republik Indonesia.
Charriere, R., Chevalier, P., Ma, Q., Li, Z., Guo, X., Guo, L., Yu, S.,
Argaud, L., dkk. 2020. Yang, H., dkk. 2019. Prevalence
Assessment of QT intervals in a and risk factors of prolonged
case series of patients with corrected QT interval in general
coronavirus disease 2019 Chinese population. BMC
(COVID-19) infection treated Cardiovascular Disorders. 19(2):
with hydroxychloroquine alone 1-10.
or in combination with Mahevas, M., Tran, V., Roumier, M.,
azithromycin in an intensive care Chabrol, A., Paule, R., Guillaud,
unit. JAMA cardiology. 5(2): 1-3. C., dkk. 2020. Clinical Efficacy
Chorin, E., Wadhwani, L., Magnani, S., of Hydroxychloroquine in
Dai, M., Shulman, E., Routhier, Patients with COVID-19
C., dkk. 2020. QT Interval Pneumonia who Require
Prolongation and Torsade De Oxygen: Observational
Pointes in Patients with COVID- Comparative Study Using
19 Treated with Routine Care Data. The BMJ.
Hydroxychloroquine/Azithromyc 36(9): 1-9.
in. Heart Rhythm Society. 17(9): Mazzanti, A., Priori, S. 2020. Association
1425-1433. of Hydroxychloroquine With
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi QTc Interval in Patients With
Tenggara. 2020. Info Covid-19 COVID-19. Circulation. 14(2):
Sultra. 513-515.
https://dinkes.sultraprov.go.id/inf Mercuro, N., Yen, C., Shim, D., Maher, T.,
o-covid-19-sultra. 26 Oktober McCoy, C., Zimetbaum, P.,
2020 (20:10). Gold, H. 2020. Risk of QT
Garcia, M., Solans, B., Hughes, E., Ernest, Interval Prolongation Associated
J., Wallender, E., Aweeka, F., With Use of Hydroxychloroquine
dkk. 2020. Optimizing With or Without Concomitant
Hydroxychloroquine Dosing for Azithromycin Among
Patients with COVID‐19: An Hospitalized Patients Testing
Integrative Modeling Approach Positive for Coronavirus Disease
for Effective Drug 2019 (COVID-19). JAMA
Repurposing. Clinical Cardiology. 5(9): 1036-1041.
Pharmacology & Therapeutics. Perhimpunan Dokter Spesialis
108(2): 253-263. Kardiovaskular Indonesia. 2020.
Gautret, P., Lagier, J., Parola, P., Hoang, Pedoman Pemantauan QTc pada
V., Meddep, L., Mailhe, M., dkk. Pasien COVID-19. Jakarta.
2020. Hydroxychloroquine and Rabkin S., Cheng, X., Thompson, D. 2016.
Azithromycin as a Treatment of Detailed analysis of the impact of
COVID-19: Results of an Open- age on the QT interval. Journal
Label Non-Randomized Clinical of Geriatric Cardiology. 16(13):
Trial. International Journal of 740748.
Antimicrobial Agents. 56(2): 1-6. Ramireddy, A., Chugh, H., Reinier, K.,
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Ebinger, J., Park, E., Thompson,
Pedoman Pencegahan dan M., dkk. 2020. Experience With
Pengendalian Coronavirus Hydroxychloroquine and
disease (COVID-19) Edisi Juli Azithromycin in the Coronavirus
7
Medula, Volume 9 Nomor 1 Bulan Oktober 2021 e-ISSN: 2443-
0218
Disease 2019 Pandemic: Tuncer, T., Karaci, M., Boga, A., Durmaz,
Implications for QT Interval H., Guven, S. 2020. QT Interval
Monitoring. Journal of the Evaluation Associated with the
American Heart Association. Use of Hydroxychloroquine with
9(1):1-7. Combined Use of Azithromycin
Setiadi, A., Wibowo, Y., Halim, S., Brata, Among Hospitalised Children
C., Presley, B., Setiawan, E. Positive for Coronavirus Disease
2020. Tata Laksana Terapi 2019. Cardiology in the Young.
Pasien dengan COVID-19: 7(1): 1-4.
Sebuah Kajian Naratif. Jurnal Vicente, J., Johannesen, L., Galeotti, L.,
Farmasi Klinik Indonesia. 9(1): Strauss, D. 2014. Mechanisms of
70-94. sex and age differences in
Siagian, T.H. 2020. Mencari Kelompok ventricular repolarization in
Beresiko Tinggi Terinfeksi Virus humans. American Heart
Corona dengan Discourse Journal. 168(5): 750-756.
Network Analysis. Jurnal Yofrido, F. M., Christine, I., Harjana, L.
Kebijakan Kesehatan Indonesia. T. 2018. Pemanjangan Interval
9(2): 98-106. QT Terkoreksi (QTc) pada
Susilo, A., Rumende, C., Pitoyo, C., Pasien Hipokalemia Berat
Santoso, W., Yulianti, M., dengan Penyulit Aritmia
Herikurniawan, dkk. 2020. Ventrikel Fatal. Jurnal Widya
Coronavirus Disease 2019: Medika. 4(2): 106-113.
Tinjauan Literatur Terkini. Yuliana. 2020. Corona virus disease
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia (Covid-19); Sebuah tinjauan
7(1): 45-67. literature. Wellness and Healthy
Magazine. 2(1): 187-192.

8
Medula, Volume 9 Nomor 1 Bulan Oktober 2021 e-ISSN: 2443-
0218
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan
Terapi
Jumlah Persentase
Karakterisitik
(n) (%)
Usia (Tahun)
17-25 12 11,3
26-35 43 40,6
36-45 19 17,9
46-55 20 18,9
>55 12 11,3
Jenis kelamin
Laki-laki 54 50,9
Perempuan 52 49,1
Terapi
HCQ, AZT, AO 30 28,3
HCQ, AZT, AO, LEVO 57 53,8
HCQ, AZT, AO, OSEL 8 7,5
HCQ, AZT, AO, LEVO, OSEL 11 10,4
Total 106 100
Ket: HCQ=Hydroxychloroquine; AZT=Azitromisin; AO=Antioksidan;
LEVO=Levofloksasin; OSEL=Oseltamivir

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Interval QTc


Jumlah Median Perubahan
Karakterisitik
(n) Interval QTc (min-maks)
Usia (Tahun)
17-25 12 12,5 (6-19)
26-35 43 9,0 (2-35)
36-45 19 14,0 (5-29)
46-55 20 19,0 (9-51)
>55 12 30,5 (20-55)
Jenis kelamin
Laki-laki 54 15,5 (2-48)
Perempuan 52 15,0 (4-55)
Terapi
HCQ, AZT, AO 30 20,0 (8-51)
HCQ, AZT, AO, LEVO 57 12,0 (2-55)
HCQ, AZT, AO, OSEL 8 17,5 (8-31)
HCQ, AZT, AO, LEVO, OSEL 11 7,0 (4-19)
Ket: HCQ=Hydroxychloroquine; AZT=Azitromisin; AO=Antioksidan;
LEVO=Levofloksasin; OSEL=Oseltamivir

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Interval QTc Sebelum dan


Sesudah Terapi
Median Perubahan interval QTc
Jumlah
Karakterisitik Sebelum Sesudah
(n)
(min-maks) (min-maks)
>45 tahun 32 409 (372-457) 429 (381-482)
≤45 tahun 74 406 (366-464) 421 (378-474)

9
Medula, Volume 9 Nomor 1 Bulan Oktober 2021 e-ISSN: 2443-
0218

Tabel 4. Hubungan Usia Lanjut dengan Perubahan Interval QTc pada


Pasien COVID-19 yang Diterapi dengan Hydroxychloroquine di
RSUD Kota Kendari dengan Uji t Tidak Berpasangan
n % Median Perubahan p
Interval QTc (min-maks)
>45 tahun 32 30,2 22,0 (9-55)
≤45 tahun 74 69,8 12,0 (2-35) 0,000

10

You might also like