Perbedaan Variasi Time Inversion (Ti) Terhadap Citra T1wi True Inversion Recovery (Tir) Coronal Oblik Mri Brain Pada Kasus Epilepsi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

PERBEDAAN VARIASI TIME INVERSION (TI) TERHADAP CITRA T1WI TRUE

INVERSION RECOVERY (TIR) CORONAL OBLIK MRI BRAIN PADA KASUS EPILEPSI

THE DIFFERENCE OF TIME INVERSION (TI) VARIATION TO T1WI TRUE


INVERSION RECOVERY (TIR) CORONAL OBLIQUE MRI ON BRAIN EPILEPSI
CASE
Rasmulia Tarigan1), Yeti Kartikasari2), Ach. Bayhaqi Nasir A3)
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Republik Indonesia Semarang
Email : Tariganrasmulia@gmail.com

ABSTRACT

Nerve abnormalities in the head such as epileptic nerve abnormalities can be diagnosed in four ways one of them by MRI Brain
examination. Selection of precise sequences in MRI Brain Epilepsy is essential for diagnosis. So far the scanning protocol of MRI Brain
Epilepsy is with the True Inversion Recovery (TIR) sequence. The use variations of TI on T1WI is to produce the best image contrast. The
purpose of this research is to know the difference of Time Inversion variation on T1WI TIR Coronal Oblique MRI Brain image in Epilepsy
case and to know the variation of Time Inversion value capable of generating optimum image information as MRI chief reference to complete
information of an epileptic nerve abnormality.
This study was a quantitative research using pre-experimental design approach with post test design only group design. This study
was conducted at Surabaya Haji Hospital. The data were 12 images of MRI Brain in epilepsy cases with T1WI TIR coronal oblique sequence
from 6 patients with two variations of Time Inversion (TI) values of 400ms and 600ms. Anatomical quality image data evaluation was
performed by 3 respondents. Data Analysis was performed by Kappa test for of all mean rank 0.00 and Wilcoxon test for see differences.
The results showed that there was a difference in image quality of MRI Brain anatomy in epilepsy cases with T1WI TIR coronal
oblique sequence between TI 400ms and TI 600ms values indicated by p-value less than α (p <0,05). Differences in the quality of anatomical
imagery on the variation of TI occur in gray matter and hippocampus, while on the anatomical image quality of white matter and CSF there is
no difference. The use of TI 400ms is more evident in presenting the image quality of MRI Brain anatomy in Epilepsy cases.

Keywords: Time Inversion Recovery, MRI Brain, Epilepsy

PENDAHULUAN jaringan yang berbeda sehingga menghasilkan perbedaan


Salah satu manfaat dari MRI yaitu, mampu kontras yang sangat jelas. Kontras gambar yang dihasilkan
membandingkan hipokampus kanan dan kiri. Selain itu, pada pembobotan T1 juga bergantung dari pengaturan
abnormalitas MRI otak yang paling banyak ditemukan pada panjang pendeknya time inversion (TI) (Westbrook dkk,
penderita epilepsi parsial adalah sklerosis hipokampus 2011).
(Foldvary, 1999). Kelainan saraf epilepsi dapat dideteksi True Inversion Recovery (TIR) atau fase sensitif
secara anatomis dengan pengaturan pembobotan TI pada Inversion Recovery adalah sekuens dengan background image
pencitraan MRI. TI merupakan waktu relaksasi yang abu-abu yang disebut juga fase koreksi sensitif Inversion
dibutuhkan atom hidrogen suatu jaringan untuk kembali pada Recovery beberapa vendor menyebutnya dengan turbo
posisi bidang magnetisasi longitudinal hingga mencapai posisi inversion recovery atau real inversion recovery.
pemulihnya sebesar 63%. Pembobotan T1 diperoleh dengan Westbrook (2011) menyatakan bahwa untuk
pengaturan parameter Time Echo (TE) dan Time Repettion menghasilkan kontras citra terbaik dalam pembobotan citra
(TR) bernilai pendek dari image T1W1 adalah lemak tampak T1 dengan mengaplikasikan sekuen pulsa Inversion Recovery
terang dan air tampak gelap karena kedua jaringan tersebut (IR), menggunakan rentang nilai TI medium antara 400ms
memiliki posisi pemulihnya masing-masing akibat adanya sampai 800ms. Pada T1 TIR memiliki TI yang pendek
relaksasi yang ditimbulkan setelah pemberian gelombang sehingga lebih tampak jelas dan detail jaringan sekitarnya.
radio frekuensi dihentikan (Westbrook, 2008). Pada MRI brain sekuens T1 TIR dengan irisan coronal oblik
Menurut Karel dan Eric (2008), pencitraan yang untuk melihat secara keseluruhan lebih baik menggunakan
optimal dari hippocampus dan lobus temporal medial sekuens T1 TIR karena memiliki nilai yang lebih baik
dilakukan dengan irisan 2-3 mm gambar coronal oblik dibandingkan dengan sekuens T2 FLAIR.
orthogonal terhadap sumbu panjang hippocampus. Protokol
scanning MRI Brain pada kasus epilepsy adalah sekuen True METODE
Inversion Recovery (TIR) dan sekuen coronal FLAIR. Waktu Menggunakan pendekatan pre-experimental design
antara pulsa pembalik yang pertama dan pulsa dengan rancangan post tes only group design atau sering juga
dikenal sebagai waktu pembalik atau time inversion (TI). disebut the one shot case study. Alat dan bahan penelitian
adalah Pesawat MRI Merk Siemens Magneton Essensa
Variasi nilai time inversion (TI) dapat mengontrol sinyal
dengan kekuatan 1.5 T milik Rumah Sakit Haji Surabaya.
Dilakukan pemeriksaan MRI brain pada kasus epilepsi
sebanyak 6 sampel Dari setiap pasien dilakukan pemeriksaan
MRI brain rutin yang didalamnya terdapat sekuens TI 400ms
dan 600ms irisan koronal oblik. Hasil citra pemeriksaan MRI
kemudian dipilih irisan yang dapat menampakan kriteria
anatomi cerebro spinal fluid (CSF) white matter, gray matter,
dan hippocampus secara jelas. Penilaian kriteria anatomi oleh
tiga orang dokter spesialis radiologi yang telah
berpengalaman membaca citra MRI minimal selama 5 tahun
pada lembar kuesioner.

Parameter Pada Pesawat MRI Siemens 1,5 T


T1WI TIR T1WI TIR
Parameter menggunakan TI menggunakan TI
400ms 600ms

TR 7000 ms. 7000 ms.


TE 63 ms 63 ms
Nex 2 2
Flip Angle 1500 1500
Slice Thickness 2,5 mm 2,5 mm
FOV 250 mm 250 mm
Slice Gap 20% 20%
Analisis dilakukan dengan alat statistik menggunakan
uji Wilcoxon, karena data berupa ordinal sampel berpasangan.
Pada analisis statistik ini ditetapkan tingkat kepercayaan
(level of significance) dengan nilai α = 0,05 (Setiadi, 2007).
Ha diterima apabila ρ value < 0,05, yang berarti ada
perbedaan informasi anatomi pada MRI Brain potongan
coronal oblik dengan sekuens TIR dengan variasi TI 400ms
dan TI 600ms pada pasien Epilepsi. Ha ditolak apabila ρ
value > 0,05, yang berarti tidak ada ada perbedaan informasi
anatomi pada MRI Brain potongan coronal oblik dengan
sekuens TIR dengan variasi TI 400ms dan TI 600ms pada
pasien Epilepsi. Kemudian penulis mengkaji data yang telah
terkumpul dengan literatur yang relevan untuk selanjutnya
dibahas sesuai dengan permasalahan yang ada untuk
mendapat kesimpulan penelitian.

HASIL
Penelitian ini tentang perbedaan informasi citra MRI
brain antara sekuens Time inversion recovery (TI) 400ms
dan 600ms pada coronal oblik pada kasus epilepsi. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan 10 sampel pasien dengan
kasus epilepsi, tetapi karena keterbatasan waktu dalam
penelitian ini sampel yang di dapat sebanyak 6 pasien yang
memiliki keluhan epilepsi. Setiap pasien dilakukan
pemeriksaan MRI brain rutin dan T1 TIR dengan sekuens TI
400ms dan TI 600ms irisan coronal oblik. Waktu yang
dibutuhkan scanning kedua sekuens tersebut untuk masing-
masing pasien sekitar 5 menit.
Hasil dari setiap penelitian terhadap masing-masing A B
informasi citra dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Gambar 1. Hasil Citra MRI Potongan Coronal (A) TI 400 dan (B) TI
untuk mengetahui perbedaan informasi citra antara variasi TI 600 pada 6 pasien pada kasus epilepsi
400ms dengan 600ms. Berikut merupakan hasil citra per
kriteria pada pemeriksaan MRI brain antara TI 400ms dengan
TI 600ms coronal oblik pada kasus epilepsi:
Hasil dari setiap penilaian terhadap masing-masing DISKUSI
infornasi citra dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Dalam penelitian ini dihasilkan informasi citra MRI
untuk mengetahui perbedaan informasi citra antara TI 400ms brain antara variasi TI 400ms dengan TI 600ms coronal oblik
dengan TI 600ms pada kriteria organ cerebrospinal fluid pada kasus epilepsi. Hasil informasi citra tersebut dinilai oleh
(CSF), white matter, gray matter, dan hippocampus 3 responden yang selanjutnya dianalisis dengan uji Cohen’s
mendapatkan hasil informasi sebagai berikut: Kappa untuk mengetahui tingkat kesepakatan atau
Tabel 2. Hasil uji Wilcoxon citra per kriteria MRI brain antara obyektifitas dari penilaian tiga responden terhadap hasil citra.
sekuens TI 400ms dengan TI 600ms irisan koronal oblik Hasil uji Cohen’s Kappa menunjukkan bahwa tingkat
pada kasus epilepsi . kesepakatan pada variasi TI 400ms sebesar 0,647. Sedangkan
Kriteria T1 p-value Keterangan pada TI 600ms sebesar 0,381. Menurut Sim dan Wraight
CSF T1WI TI 1,00 Tidak ada (2005), suatu ukuran kesepakatan antara dua penilai dalam
400ms beda mengklasifikasikan beberapa subyek ke dalam satu dari dua
T1WI TI600ms kategori dikatakan mufakat (obyektif) jika nilai Cohen’s
White matter T1WI TI 0,059 Tidak ada Kappa dalam rentang ≤ 0 (tidak ada kesepakatan), 0,01-0,2
400ms beda (kesepakatan buruk), 0,21-0,40 (kesepakatan kurang baik),
T1WI TI600ms 0,41-0,60 (kesepakatan cukup baik), 0,61-0,80 (kesepakatan
Gray matter T1WI TI 0,001 Ada beda substansial) dan 0,81-1,00 (kesepkatan sempurna).
400ms Berdasarkan hasil uji Cohen’s Kappa tersebut maka dapat
T1WI TI600ms
diketahui bahwa hasil penilaian dari tiga responden adalah
Hippocampus T1WI TI 0,001 Ada beda
obyektif.
400ms
T1WI TI600ms Berdasarkan hasil statistik non parametrik Wilcoxon
menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan untuk
Hasil uji Wilcoxon citra per kriteria didapatkan nilai kriteria gray matter dan hippocampus pada citra MRI brain
tingkat kepercayaan (level of confidence) 95% (α = 5%) p- variasi TI 400ms dengan TI 600ms coronal oblik dengan nilai
value lebih kecil dari α (p < 0,05), yakni nilai p-value CSF kemaknaan (p-value) pada kriteria anatomi white matter
1,00: white matter 0,059: gray matter 0,001, dan 0,059; gray matter 0,001; hippocampus 0,001. Sedangkan
hippocampus sebesar 0,001 . Maka Ho ditolak, bahwa ada pada kriteria anatomi CSF memiliki nilai kemaknaan (p-
perbedaan pada informasi citra pada beberapa kriteria, seperti value) sebesar 1,00, menunjukkan bahwa Ho diterima, tidak
gray matter dan hippocampus, Sedangkan pada anatomi ada perbedaan yang signifikan untuk kriteria anatomi CSF
cerebrospinal fluid (CSF) dan white metter, Ho diterima dan white metter pada citra MRI brain antara variasi TI
yakni tidak ada perbedaan informasi citra anatomi CSF dan 400ms dengan TI 600ms coronal oblik.
White metter pada pemeriksaan MRI brain antara TI 400ms Pada TI 400ms citra MRI brain coronal oblik memiliki
dengan TI 600ms coronal oblik pada kasus epilepsi. kontras yang lebih tinggi daripada TI 600ms. Latar belakang
Pada uji statistik Wilcoxon terdapat nilai mean rank (background) citra sekuens TI 400ms berwarna abu-abu
untuk mengetahui citra yang lebih baik per kriteria antara TI sedangkan pada TI 600ms berwarna hitam. Panjang waktu
400ms dengan TI 600ms, Berdasarkan hasil uji tersebut inverse recovery pada sekuens TI 400ms lebih pendek
didapatkan nilai mean rank sebagai berikut: dibandingkan dengan TI 600ms, yakni TI 400ms berbanding
TI 600ms.
Tabel 3. Hasil mean rank uji Wilcoxon citra per kriteria pada MRI Hal ini sesuai dengan Moran PR dkk (1986) bahwa
brain antara sekuens T1WI TI 400ms dengan T1WI TI pada TI 400ms memiliki latar belakang udara diberikan
600ms irisan koronal oblik pada kasus epilepsi. pertengahan warna abu-abu karena menggunakan polaritas
gradien M (z) phase corrected dan parameter yang biasanya
Kriteria Time Inversion Mean rank digunakan pada sekuens tersebut adalah TR = 7000ms, TI =
400ms negatif 0,00 400ms dan TE = 63ms.
CSF Sekuens TI 600ms memiliki latar belakang udara
600ms positif 0,00
berwarna hitam karena hanya menggunakan megnitude
400ms negatif 4,00
White matter gradien M (z) dan parameter yang biasa digunakan TI 600ms
600ms positif 4,00 yang akan memaksimalkan lamanya penggunaan magnitude
negatif 6,00 gradient M (z) sehingga background yang dihasilkan akan
400ms semakin hitam karena lamanya pembalikan atau invers signal
Gray matter
600ms positif 0,00 (Hajnal JV dkk, 1992).
negatif
400ms 6,50 SIMPULAN
Hippocampus Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
600ms positif 0,00 disimpulkan bahwa pada graymetter dan hippocampus ada
perbedaan sedangkan pada CSF dan whitematter tidak ada
perbedaan.
Ada perbedaan informasi Citra MRI Brain antara Sprawls, P.Jr. 1987. Physical Principal of Medical Imaging. Atlanta
Georgia.Emory University School of Medidine.
sekuens T1 400ms dengan T1 600ms irisan koronal oblik
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
pada kasus epilepsi. Alfabeta: Bandung.
Hasil informasi citra yang lebih baik MRI Brain antara Westbrook, Chaterine and Kaut, Carolyne, 1998, MRI in Practice,
sekuens TI 400ms dengan TI 600ms irisan koronal oblik pada Second Edition, Blackwell Science Ltd, United Kingdom.
Westbrook, Chaterine and Kaut, Carolyne, 2011, MRI in Practice,
kasus epilepsi adalah sekuens TI 400ms
4th Edition, Aglia Ruskin University, Cambridge, United Kingdom.
Wikibooks, 2007, Basic Mri. mht, 28 May is a registered trademark of the
DAFTAR PUSTAKA Wikimedia Foundation, Inc
Anonim. 1996. Operating Manual Tomikon S50 System. France. Woodward, P. dan Freimarck, R.D. 1995. MRI for Technologists. San
Bahn, M.M. 2001. Pediatric Epilepsy center. Fransisco, California. Peggy woodward and Associates
Bushberg, J.T. dan Seibert, J.A.dan Leidhold, E.M. 2001.The Essential Woordward, Peggy, 1995, MRI Guide for Technologist, 1st Edition, New
Physic of Medical imaging. California: University of California. York, USA.
Bushong, P. 1988.Magnetic Resonance Imaging Physical and Biological
Principles. Houston, Texas: Batlor College of Medicine.
Lavdas E, Panayiotis M, Spiros K, Dimitrios G, Violeta R, Theofilos T,
Athanasios B, Georgia O, Nikos P, Georgios B, Ioannis K, Dimitrios K,
2013, Improvement of image quality using BLADE sequences in brain
MR imaging, Article in Medical Physics
Mitchell,D.E. 1999.MRI Principle. Philadelpia,Pencsylvania: Thomas
Jefferson University Hospital.
Ness Eiver, M. 1996. All You Really Need to Know About MRI Physic,
Baltimore, Maryland: University of Maryland Medical center.
Notoatmodjo, S, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Nurlis, Eva, dkk, 2012, Pengaruh Terapi Dinding Ice Massage Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri Pada Penderita Low Back Pain.
Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Departemen Republik Indonesia, 2017, Buku Pedoman
Penulisan Tugass Akhir, Semarang.

You might also like