Essay Nakestel Dok - Emil 2024

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

KOLABORASI DAN INTERVENSI KESEHATAN GIGI PADA BALITA GIZI

KURANG DAN STUNTING “SI TERANG BENDERANG” DI WILAYAH PUSKESMAS


PEMBANTU PEGANGSAAN 2B

Drg. Emiliana Pudji Astuti


1
Puskesmas Pembantu Pegangsaan Dua B, Indonesia,
email:emilianapujiastuti@gmail.com.
*Koresponden penulis

Info Program Abstract


The condition of stunting and dental caries has a reciprocal relationship.
Children with insufficient and imbalanced nutrition have a positive
Disusun: 01 Juli 2023 correlation with the severity of dental caries or cavities and tend to have
a higher incidence of dental caries compared to children with adequate
Uji Coba: 12 Juli 2023 nutrition. In the Pegangsaan Dua sub-district, Kelapa Gading District,
DKI Jakarta Province (Pilot Project), 36 children experiencing stunting
Implementasi: Juli 2023 – (low weight and low height) were recorded. In the dental and oral
Desember 2023 examination at the Posyandu Balita through the Gasing Perak program,
14 stunted toddlers (38.9%) had their teeth examined, and only 6
stunted toddlers (42.9%) had dental caries/cavities. Therefore, the
author has a desire to innovate a Dental Examination and Treatment
Club to address the issue of dental caries in stunted and malnourished
Keywords: toddlers. After implementing Preventive Intervention activities (Oral
Health Education) and Curative Intervention activities (Tooth Filling
Stunting, Dental Caries, with GIC/Glass Ionomer) in the Dental Examination and Treatment
Dental Examination and Club, the following results were obtained: There was an improvement
Treatment Club in weight and height in stunted toddlers. Parents of stunted and
malnourished toddlers gained knowledge about oral health. Stunted
toddlers felt comfortable and unafraid of the dentist. The Dental
Examination and Treatment Club can be further developed on a larger
Kata Kunci: scale and scope. The next step is to replicate this initiative in Kelurahan
Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading. Broad participation from health
Stunting, karies gigi, Klub professionals, cross-sectoral collaboration, and community involvement
Pemeriksaan dan are essential. The hope is that this innovation can be replicated
Pengobatan Gigi throughout the DKI Jakarta Province.

Abstrak
Kondisi stunting dan karies gigi mempunyai hubungan timbal balik.
Anak dengan gizi yang kurang dan tidak seimbang memiliki hubungan
positif terhadap keparahan karies gigi atau gigi berlubang serta
cenderung memiliki angka gigi dengan karies lebih tinggi
dibandingkan anak dengan gizi yang cukup. Kelurahan Pegangsaan
Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Provinsi DKI Jakarta (Pilot Project)
mencatat 36 anak yang mengalami Stunting (BB kurang dan TB
kurang). Pada pemeriksaan gigi dan mulut di Posyandu Balita melalui
program Gasing Perak didapat 14 anak balita Stunting (38,9 %) yang
diperiksa giginya, hanya 6 anak balita Stunting (42,9%) mengalami
karies / gigi berlubang. Oleh karena itu penulis mempunyai keinginan
untuk membuat inovasi Klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi untuk
menanggulangi masalah karies /gigi berlubang yang dialami balita
Stunting dan Gizi Kurang. Setelah dilaksanakan kegiatan Intervensi
Preventive (Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut) dan kegiatan
Intervensi Curative (Penambalan Gigi dengan GIC / Glass Ionomer)
dalam Klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi didapatkan hasil:
Terjadi Peningkatan BB dan TB pada Balita Stunting. Orang Tua Balita
Stunting dan Gizi Kurang mendapatkan Pengetahuan tentang
Kesehatan Gigi dan Mulut. Anak Balita Stunting merasa nyaman dan
tidak takut Dokter Gigi. Klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi dapat
dikembangkan lebih lanjut dalam skala dan cakupan yang lebih luas.
Selanjutnya akan direplikasi di Kelurahan Kelapa Gading Timur
Kelapa Gading. Diperlukan adanya partisipasi pihak terkait yang lebih
luas antara petugas kesehatan, lintas sektor dan masyarakat.
Harapannya inovasi ini bisa direplikasi di seluruh wilayah Provinsi
DKI Jakarta
A. PENDAHULUAN

Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode awal
pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya bertumbuh pendek . kondisi stunting ini juga
memiliki dampak buruk untuk anak ke depannya. Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi
anak yang berawal pada 1000 hari pertama kehidupan dan memiliki dampak yang berkelanjutan
hingga anak dewasa.

Stunting pada anak memiliki ciri sebagai berikut:

1. Kondisi gagal tumbuh pada anak balita sesuai usianya


2. Pertumbuhan melambat
3. Pertumbuhan gigi melambat
4. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar

Gigi dibentuk saat janin berusia 4 bulan dalam kandungan. Sehingga ibu hamil sangat
dianjurkan untuk mengkonsumsi cukup suplemen flour dan kalsium untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan gigi anak nanti. Namun tidak berhenti saat hamil saja, ibu
membutuhkan gizi yang baik, tetapi harus terus berlanjut hingga ibu menyusui dan anak dalam
tahap Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Karies gigi merupakan kondisi rusaknya gigi geligi yang dapat berdampak pada jaringan
pendukung gigi, bahkan terhadap kondisi sistemik. Karies gigi yang tidak dirawat akan
berkembang menjadi rampan karies dan menyerang seluruh mahkota gigi dengan melibatkan
banyak gigi depan dan belakang akan menjadi lepasnya gigi sulung sebelum waktunya. Kondisi
ini akan memberikan dampak negatif terhadap kemampuan anak untuk makan dan mendapatkan
asupan gizi yang baik. Akibatnya jika anak tersebut susah makan karena karies gigi akan
memiliki asupan nutrisi perhari yang tidak tercukupi, daya tahan tubuh melemah, dan lebih
tinggi mengalami kekurangan gizi dan sakit.

Data Riskesdas 2018: 81,5 % anak umur 3-4 tahun mengalami karies pada gigi sulung dengan
tahapan karies awal (White Spot) sampai karies dalam (Rampan Karies). Rampan Karies terjadi
80 % pada anak 2- 5 tahun.

Kondisi Stunting dan karies gigi mempunyai hubungan timbal balik. Anak dengan gizi yang
kurang dan tidak seimbang memiliki hubungan positif terhadap keparahan karies gigi atau gigi
berlubang serta cenderung memiliki angka gigi dengan karies lebih tinggi dibandingkan anak
dengan gizi yang cukup.

Anak dengan kondisi gizi yang kurang akan memiliki kelenjar atropi yang tidak berkembang
serta tidak menghasilkan air liur yang cukup, padahal air liur (saliva) memiliki peranan penting
untuk membersihkan gigi dan mulut serta mencegah karies gigi.

Kelenjar air liur tidak berkembang dengan baik  Aliran air liur menurun Air liur
menghasilkan Buffer saliva dan self cleansing sedikit Risiko karies gigi meningkat
Untuk mencegah karies gigi pada anak

1. Membiasakan anak minum susu dari gelas


2. Membersihkan gigi dengan air hangat menggunakan kapas pada bagian gigi dan mulut
yang terkena susu
3. Mendidik dan membiasakan menyikat gigi setelah gigi tumbuh setelah makan dan
sebelum tidur
4. Pemakaian pasta gigi berfluor
5. Pemeriksaan berkala ke dokter gigi ketika anak berusia 2 tahu

Program GASING PERAK (GAding atasi StuntING dengan PERkumpulan Rutin maSAK)
adalah inovasi Layanan Gizi Puskesmas Kelapa Gading untuk mengatasi Stunting pada anak
balita, di mana dilakukan pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan, Penyuluhan Kesehatan
dan Pemberian Makanan Bergizi buat anak Stunting. Program ini bekerja sama dengan Posyandu
Balita di Kecamatan Kelapa Gading.

Kelurahan Pegangsaan Dua , Kecamatan Kelapa Gading, Provinsi DKI Jakarta (Pilot
Project) mencatat 36 anak yang mengalami Stunting (BB kurang dan TB kurang) . Pada
pemeriksaan gigi dan mulut di Posyandu Balita melalui program Gasing Perak didapat 14 anak
balita Stunting (38, 9 %) yang diperiksa giginya, hanya 6 anak balita Stunting (42, 9 %)
mengalami karies / gigi berlubang. Oleh karena itu penulis mempunyai keinginan untuk
membuat inovasi Klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi untuk menanggulangi masalah
karies /gigi berlubang yang dialami balita Gizi Kurang dan Stunting.

Diagram Fishbone Untuk Menentukan Masalah:


Setelah melakukan identifikasi permasalahan tersebut dengan menggunakan fishbone
analysis dari sudut sisi manusia, lingkungan, material dan metode, maka dapat disimpulkan
permasalahan yang menyebabkan keadaan kerusakan gigi pada anak balita gizi kurang dan
stunting, diantaranya:
No Kriteria Ishikawa Akar masalah Rencana Tindak Lanjut
Kurang pengetahuan tentang Memberikan edukasi kepada
kesehatan gigi dan mulut orang tua mengenai kesehatan
(orang tua) gigi melalui penyuluhan

1. Manusia Anak malas sikat gigi Membuat video cara sikat gigi
dan melakukan kegiatan sikat
gigi bersama dan menyanyi
bersama

Tidak ada penyuluhan Melakukan menyuluhan kepada


kesehatan gigi khusus untuk anak balita gizi kurang dan
balita gizi kurang dan stunting stunting dengan metode yang
menyenangkan yaitu sambil
3. Metode senam dan bernyanyi

Belum ada kerjasama dengan Melakukan koordinasi dan


tim gizi kolaborasi dengan tim gizi pada
anak balita gizi kurang dan
stunting
Tidak ada tempat khusus 1. Melakukan kolaborasi lintas
memberikan edukasi program dengan tim gizi
kesehatan gigi dan mulut dengan datang ke kelompok
perkumpulan balita gizi
kurang dan stunting
2. Membuat Klub khusus
dengan bekerjasama lintas
sektor dengan peminjaman
ruang kelas PAUD Nusa
4. Material Indah Pegangsaan 2

Melakukan pencatatan hasil Membuat Spreadsheet untuk


laporan tidak sistematis memudahkan sistem pelaporan

Tidak adanya kartu Membuat kartu monitoring


monitoring untuk untuk anak konrol perawatan
mempermudah anak intuk gigi
periksa gigi

Anak merasa takut pada Melakukan pendekatan yang


dokter gigi dan alat-alat dokter menyenangkan kepada anak
5. Lingkungan gigi balita dengan memakai
aksesoris yang lucu dan
aktivitas mewarnai gambar gigi

Setelah dilakukan analisis dari beberapa alternatif solusi yang ada, maka di
lakukan inovasi Kolaborasi dan Intervensi Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Balita
Gizi Kurang dan Stunting “ Si Terang Benderang” Di Wilayah Pegangsaan 2 B
B. METODE PELAKSANAAN

Program inovasi “Si Terang Benderang” di Wilayah Puskesmas Pembantu Pengangsaan


Dua B dimulai Juli 2023. Program Inovasi ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
1. Melakukan Koordinasi dengan petugas gizi di wilayah Kelurahan Pegangsaan Dua pada
Januari sampai Desember 2023 untuk mendapatkan data balita stunting dan gizi kurang.
2. Melakukan Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi di Posyandu , dengan mengikuti program
Gizi GASINGPERAK ( GAding atasi StuntING dengan PERkumpulan Rutin maSAK )
pada Juli sampai Desember 2023 , didapatkan balita stunting dan gizi kurang yang
mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut nya.
3. Membuat Spreadsheet Pendaftaran Pasien Gigi untuk balita Stunting dan Gizi Kurang
untuk memudahkan pencatatan data pasien
4. Membuat Kartu Monitoring Gigi untuk balita Stunting dan Gizi Kurang yang dilengkapi
QR Code untuk memudahkan pendfaftaran
5. Melakukan Koordinasi dan sosialisasi kepada petugas gizi mengenai rencana akan di
bentuk kelompok/Club khusus pemeriksaan gigi dan pengobatan gigi pada balita-balita
gizi kurang dan stunting.
6. Melakukan Koordinasi dengan Paud Nusa Indah Pegangsaan Dua dalam peminjaman
tempat untuk kegiatan Kelompok / klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi untuk balita
Gizi kurang dan stunting
7. Mengadakan Penyuluhan Kesehatan Gigi, Senam Gigi Sehat, Mewarnai Gambar Gigi
serta Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi dengan Tambalan Sederhana ART ( GIC / Glass
Ionomer ) pada Juli sampai Desember 2023

8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Kelompok / klub Pemeriksaan dan


Pengobatan Gigi untuk Balita Gizi kurang dan stunting
9. Penyusunan laporan dengan membuat spreadsheet Rekap dokter gigi untuk memudahkan
pencatatan hasil pemeriksaan dan pengobatan gigi.

10. Pendokumentasian kegiatan Kelompok / klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi untuk
balita Gizi kurang dan stunting
11. Pelaporan secara terintergrasi kepada petugas gizi Puskesmas Pegangsaan Dua B
mengenai data balita-balita gizi kurang dan stunting yang sudah dilakukan intervensi
kesehatan gigi dan mulut nya.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari perencanaan kegiatan yang telah disusun, maka kegiatan yang dapat
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Setelah berkoordinasi dengan petugas gizi di wilayah Kelurahan Pegangsaan Dua didapat
data 36 anak balita gizi kurang dan Stunting.
2. Setelah melakukan kegiatan pemeriksaan gigi di program Gasing Perak didapat data 14
anak balita dan Gizi Kurang ( 38,9 % ) yang terjaring dan hanya 6 anak balita ( 42,85 % )
yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut.
3. Setelah dibuat Google Spreadsheet Pendaftaran didapat 8 anak balita yang mendaftar
untuk diperiksa dan berobat di Klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi
4. Kartu Monitoring Gigi diberikan kepada Orang Tua Balita gizi kuran dan stunting yang
mendapatkan Pengobatan dan di Kartu Monitoring ada video tentang cara menyikat gigi
5. Setelah dilaksanakan kegiatan Intervensi Preventive (Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut) dan kegiatan Intervensi Curative (Penambalan Gigi dengan GIC / Glass Ionomer)
dalam Klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi didapatkan hasil :
a. Terjadi Peningkatan BB dan TB pada Balita gizi kurang dan stunting.
b. Pada balita gizi kurang dan stunting sudah mau menggosok gigi 2 kali sehari
c. Pada balita gizi kurang dan stunting sudah mau mengurangi makanan yang manis.
6. Setelah dilakukan Monitoring dan Evaluasi kepada kegiatan Klub Pemeriksaan dan
Pengobatan Gigi didapatkan hasil:
a. Orang Tua balita gizi kurang dan stunting merasa bersemangat untuk merawat gigi
anaknya
b. Orang Tua balita gizi kurang dan stunting yang belum ikut kegiatan menjadi
bersemangat untuk mengikuti kegiatan.
c. Orang Tua Balita gizi kurang dan stunting berharap supaya kegiatan ini terus
berlanjut di bulan berikutnya.
7. Setelah dilakukan Kegiatan Klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi didapat:
a. Balita gizi kurang dan stunting yang sudah ditambal berjumlah 4 anak
b. Balita gizi kurang dan stunting yang sudah mau gosok gigi berjumlah 6 orang
8. Pelaporan Kegiatan Klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi :
a. Balita gizi kurang dan stunting yang mendapat Penyuluhan Kesehatan : 6 anak
b. Balita gizi kurang dan stunting yang mendapat Pengobatan : 4 anak

Grafik Peningkatan TB / BB

Grafik Sebelum Kegiatan Grafik Sesudah


120 Kegiatan
100 120
80 100
80
60
60
40
40
20 20
0 0
Anak 1 Anak 2 Anak 3 Anak 4 Anak 1 Anak 2 Anak 3 Anak 4

TB BB TB BB

Dari grafik diatas dapat dinilai bahwa, terjadi pertambahan TB dan BB


D. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Penyebab dari masalah kesehatan gigi dan mulut pada balita gizi kurang dan stunting
adalah sebagai berikut
a. Kurang nya pengetahuan orangtua mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut
mulai dari anak- anak sampai dewasa
b. Rasa takut anak-anak untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi, takut dangan alat
perlengkapan dokter gigi
c. Kurangnya pendekatan yang lebih aktif kepada balita - balita gizi kurang dan stunting
dalam mengedukasi tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut.

2. Solusi untuk permasalahan terkait Kesehatan Gigi dan mulut pada anak balita gizi kurang
dan stunting adalah “Kegiatan Kelompok / klub Pemeriksaan dan Pengobatan Gigi balita
Gizi kurang dan stunting” yang terdiri dari:
a. Melakukan kegiatan Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang di hadiri oleh anak
balita gizi kurang dan stunting beserta orangtua nya
b. Melakukan kegiatan sikat gigi bersama dengan balita gizi kurang dan balita stunting
c. Melakukan kegiatan menyanyi dan senam gigi sehat bersama
d. Membuat kartu monitoring perawatan gigi anak-anak balita kuang gizi dan balita
stunting
e. Melakukan tindakan pemeriksaan gigi dan perawatan gigi pada balita gizi kurang dan
stunting

3. Inovasi “Si Terang Benderang” terbukti efektif dalam meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut untuk anak balita dengan bermasalah gizi kurang dan stunting , Inovasi ini juga
dapat meningkatkan pengetahuan orang tua dalam merawat anaknya yang sehingga
kesehatan gigi anak balita gizi kurang dan stunting dapat ditingkatkan, Inovasi ini juga
dapat menghilangkan rasa takut anak balita pada Dokter Gigi sehingga anak balita merasa
nyaman bila harus berkunjung ke dokter gigi.

SARAN

Diharapkan agar inovasi “Si Terang Benderang” dapat dikembangkan lebih lanjut dalam skala
dan cakupan yang lebih luas. Selanjutnya akan direplikasi di Kelurahan Kelapa Gading Timur
Kelapa Gading. Diperlukan adanya partisipasi pihak terkait yang lebih luas antara petugas
kesehatan, lintas sektor dan masyarakat dan dapat terus berkembang serta didukung untuk
menghasilkan pelayanan yang optimal, Harapannya inovasi ini bisa direplikasi di seluruh wilayah
Provinsi DKI Jakarta.
Dokumentasi Hasil Kegiatan Inovasi Kolaborasi dan Intervensi Kesehatan Gigi Pada
Balita Gizi Kurang dan Stunting “SI TERANG BENDERANG” di Wilayah Puskesmas
Pembantu Pegangsaan 2B

DAFTAR PUSTAKA
 Puskesmas Pembantu Pegangsaan Dua, Laporan Gizi Balita Stunting Tahun 2023
 Artikel Stunting FKG Universitas Muhamadiyah Semarang : “ Karies Gigi Bisa
Menyebabkan Stunting?”
 Artikel “ Faktor Kesehatan Gigi Pengaruh Stunting pada Anak “ Universitas Airlangga
Surabaya
 Artikel “ Karies pada Gigi Anak ? Apakah Ada Hubungannya dengan Stunting ? “
Universitas Airlangga Surabaya

You might also like