Professional Documents
Culture Documents
Optimization of Chitooligosacharides of Cramb Shell (Portunus Pelagicus) Using Chitosanase Enzyme From Bacillus SP
Optimization of Chitooligosacharides of Cramb Shell (Portunus Pelagicus) Using Chitosanase Enzyme From Bacillus SP
Optimization of Chitooligosacharides of Cramb Shell (Portunus Pelagicus) Using Chitosanase Enzyme From Bacillus SP
-Septi Lilik Yuliana1)*, Dedin Finatsiyatull Rosida1)*, Andre Yusuf Trisna Putra1)
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
1)
Jawa Timur
Jalan Rungkut Madya No. 1 Surabaya, 60294, Jawa Timur, Indonesia
*Korespondensi Penulis: septililikyuliana04@gmail.com; dedin.tp@upnjatim.ac.id
ABSTRACT
Chitooligosaccharides (COS) are glycoprotein complex compounds derived from chitosan linked
by 1,4 glucosidic bonds with chain lengths of 20 or less. Crab shell is a crustacean waste that contains
20-30% chitin as the basic material for making chitooligosaccharides. Chitooligosaccharide hydrolysis
can be carried out enzymatically. Enzymatic hydrolysis is specific and controlled. Enzymes that can be
used to hydrolyze chitosan into chitooligosaccharides are chitosanase enzymes. Chitosanase enzyme is
a glycosyl hydrolase enzyme that catalyzes the hydrolysis of -1,4 glycosidic bonds of chitosan to
produce low molecular weight chitooligosaccharides. One of the bacteria that produces chitosanase
enzymes, namely Bacillus sp. The purpose of this study was to optimize the production of
chitooligosaccharides by treating the enzyme concentration, hydrolysis time, and hydrolysis
temperature. This research was conducted using a completely randomized design (CRD) with the
following factors: enzyme concentration (0.5%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5%) and hydrolysis temperature
(30oC, 40oC, 50oC, 60oC, 70oC, 80oC) and time of hydrolysis (1 hour, 2 hours, 3 hours, 4 hours, 5 hours,
6 hours, 7 hours, and 8 hours). This enzyme works optimally at pH 4.5. The results showed that this
chitosanase enzyme had optimum activity at a concentration of 2% (w/w) chitosan, a temperature of
50oC, and a hydrolysis time of 5 hours. The chitooligosaccharide has a reducing sugar content of 8.49
± 0.38 mg/mL, a viscosity of 19.08 ± 0.01 cPs, and a molecular weight of 4.51 kDa.
85
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
86
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
87
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
88
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
Proses pembuatan kitosan dari limbah semakin tinggi bila kadar abu yang
cangkang rajungan diperoleh melalui tiga dihasilkan semakin rendah (Setha
tahapan yaitu tahap demineralisasi, etaal.,a2019). Yanti et al. (2018)
deproteinasi, dan deasetilasi. Karakteristik menyebutkan bahwa kadar abu
kitosan tersaji pada Tabell1. kitosank1,75%. Kandungan mineral pada
crustaceae umumnya sebanyak 30-50%
Tabela1. Karakteristikakitosan dari cangkang dengan kadar 8-10% dari total bahan
rajungan organik. Mineral tersebut dapat dihilangkan
Komponena Nilai dari matriks menggunakan larutan HCl.
Kadaraair (%) 10,15±0,28 Garam-garam anorganik terikatMsecara
Kadaraabu (%) 2,78±0,46
fisik, dimanamsenyawa CaCO3 lebih
Viskositasa(cPs) 118,38±0,33
mudah dipisahkan dibandingmprotein.
Demineralisasi secara umum dilakukan
Kadar air merupakan parameter
dengan larutanbHCl atau asam lain
penting dalam mutu produk kitosan.
sepertiKH2SO4M(Khor, 2010). Pada saat
Berdasarkan BSN (2013) melalui SNI
pencucian dengan akuades, mineral-
7949-2013, kadar air kitosan sebesar ≤12%.
mineral yang tidak terlarut pada proses
Kitosan pada penelitian ini telah memenuhi
demineralisasi ikut terbawa oleh air
persyaratan BSN yaitu 10,15±0,28%.
pencucian (Siregar et al., 2016).
Kadar air yang rendah dapat menekan atau
Viskositas berhubunganMdengan
mengurangi kerusakan pada kitosan,
berat molekul, dimana viskositas akitosan
misalnya terhindar dari adanya aktivitas
pada penelitian ini yaitu 118,38±0,33 cPs.
mikroorganisme akibat kelembapan. Yanti
Kitosan inintergolong memilikilviskositas
et al. (2018) menyebutkan kadar air kitosan
yang rendahlkarena viskositas kurang dari
3,57%. Kadar air yang terkandung pada
<200 cPs (Setha et al., 2019). Faktorayang
kitosan dipengaruhi oleh proses
berpengaruh pada nilai viskositas yaitu
pengeringan, lama pengeringan yang
kekuatan ion, pH, suhu deasetilasi, waktu
dilakukan, jumlah kitosan yang
proses demineralisasi, dan suhu saat
dikeringkan, dan luas permukaan tempat
pengukuran (Rochima et al.,a2018).
kitosan dikeringkan (Agustina &
Kurniasih, 2013).
Optimasi Konsentrasi Enzim pada
Kadar abu juga merupakan parameter
Produksi Kitooligosakarida
yang penting dalam menentukan mutu
Hidrolisis merupakan proses
kitosan. Pengukuran kadar abu merupakan
pemecahan molekul kompleks menjadi
indikator efektivitas proses demineralisasi
molekul sederhana dengan bantuan air.
dalam menghilangkan mineral (Fernandez,
Bertambahnya rasio enzim, menyebabkan
2004). Kadar abu kitosan dari cangkang
bertambah banyak enzim yang mengatalis
rajungan berdasarkan penelitian ini sebesar
reaksi pemutusan ikatan glikosida pada
2,78±0,46%. BSN (2013) dalam SNI 7949-
rantai kitosan. Menurut Rokhati (2015),
2013 menunjukkan kadar abu kitosan
pembentukan gula reduksi menunjukkan
sebesar ≤12%. Kadar abu yang rendah
aktivitas enzim yang memotong ikatan
menunjukkan kandungan mineral yang
glikosida pada kitosan. Semakin tinggi
rendah. Mutu dans kemurniankkitosan akan
89
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
al., 2007). 2
Hasil gula reduksi terendah pada 1
konsentrasi 0,5% yaitu 1,03±0,48 mg/mL 0
dan tertinggi pada konsentrasi 2,5% yaitu 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3
5,21±0,39 mg/mL. Tetapi perlakuan Konsentrasi enzim (%)
konsentrasi 2,5% hasilnya tidak berbeda Gambar 1. Hubungan konsentrasi enzim pada kadar
nyata dengan perlakuan konsentrasi 2% gula reduksi
yaitu sebesar 4,86±0,09 mg/mL (Tabel 2).
Gambar 1 menjelaskani bahwa
Tabel 2. Pengaruh konsentrasi enzim pada produksi semakini besari konsentrasii enzimi maka
kitooligosakarida gula reduksii yangi dihasilkani semakin
Konsentrasi enzim Gula reduksi besar. Bertambahnya konsentrasi enzim,
(%) (mg/mL) menyebabkan bertambahi banyaki enzim
0,5 1,03d ±0,48 yangi mengatalisi reaksii pemutusan ikatani
1 2,39c±0,48 glikosidai padai rantaii kitosan. Menurut
1,5 3,77b±0,48
Rokhati et al. (2015), pembentukan gulai
2 4,86ab±0,09
2,5 5,21a±0,39 reduksi menunjukkani aktivitasi enzimi
yang memotong ikatan glikosida pada
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan
huruf berbeda menyatakan berbeda
kitosan. Semakin besar konsentrasi enzim
nyata (p≤ 0,05) maka semakin besar pula gula reduksi yang
dihasilkan. Enzim pada suatu konsentrasi
Berdasarkan Tabel 1, semakin tinggi substrat tertentu, kecepatan reaksi
konsentrasi enzim maka kadar gula reduksi bertambah dengan bertambahnya
yang dihasilkan semakin meningkat, konsentrasi enzim (Wang et al., 2007).
dimana pada penelitian ini didapatkan Sanchez et al. (2017) menghidrolisis
konsentrasi enzim optimum yaitu pada kitooligosakarida udang menggunakan
konsentrasi 2%. Hal ini disebabkan pada enzim kitosanase konsentrasi 1% dapat
enzim konsentrasi 2% memiliki aktivitas menurunkan viskositas 76%. Roncal et al.
yang sama dengan konsentrasi 2,5%. (2017) menjelaskan bahwa hidrolisis
Hubungan antara konsentrasi enzim dengan kitooligosakarida menggunakan 1% enzim
kadar gula reduksi tersaji pada Gambar 1. kitosanase dari S. griseus dapat
menghasilkan gula reduksi 0,5-2,25
mg/mL. Enzim kitosanase 0,05% juga
mampu menghasilkan kitooligosakarida
bermolekul rendah.
Viskositas merupakan salah satu
parameter yang menunjukkan terjadinya
hidrolisis selain gula reduksi.
90
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
Kitooligosakarida yang telah diperoleh dari Tabel 4. Pengaruh suhu hidrolisis pada produksi
setiap kondisi hidrolisis diukur kitooligosakarida
91
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
40oC (Zilda et al., 2016). Enzim kitosanase kerusakan struktur enzim yang dapat
dari Bacillus cereus optimum pada menyebabkan kerusakan enzim secara
suhue70oC (Lestari et al., 2019). Wangtueai keseluruhan maupun sebagian terutama
et al. (2007) melaporkan enzim kitosanase pada sisi aktifnya (Wang et al., 2007).
dari Bacillus cereus TPt 12.24 memiliki pH Proses hidrolisis menyebabkan
4,5 dan suhu optimum 55ºC. terjadinya penurunan viskositas. Adapun
pengaruh suhu hidrolisis terhadap
2 penurunan viskositas hidrolisis kitosan
menjadi kitooligosakarida tersaji pada
Kadar gula reduksi (mg/mL)
1,6 Tabel 5.
92
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
93
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
Apabila waktu optimum telah tercapai enzim relatif stabil. Sarni et al. (2016)
maka penambahan waktu hidrolisis tidak melaporkan bahwa terjadi penurunan
akan memengaruhi reaksi hidrolisis. viskositas pada kitooligosakarida yang
Waktu reaksi sangat berpengaruh pada dihidrolisis menggunakan enzim kitosanase
reaksi hidrolisis kitooligosakarida. Dimana dari Klepsiella sp. pada 3 jam pertama.
waktu yang lama akan menyebabkan Rokhati et al. (2016) menyebutkan bahwa
banyak rantai kitosan yang terdegradasi hidrolisis kitooligosakarida selama 4 jam
dan menghasilkan kitooligosakarida menggunakan kombinasi enzim
dengan berat molekul rendah (Handayani et exocellulase dan endocellulase mampu
al., 2013). menurunkan viskositas hingga 17,34 cPs.
Berat molekul kitooligosakarida Semakin lama waktu hidrolisis maka
berhubungan dengan tingkat viskositas interaksi antara enzim dan substrat semakin
dari suatu larutan tersebut. Semakin rendah tinggi yang mengakibatkan semakin
viskositas kitooligosakarida menunjukkan banyak pemutusan ikatan ß (1,4) glikosidik
semakin rendah pula berat molekulnya. pada kitosan menjadi molekul lebih
Adapun hubungan antara lama waktu sederhana dan menyebabkan viskositas
hidrolisis dengan viskositas yang terbentuk turun. Setiap enzim memiliki karakteristik
tersaji pada Tabela7. yang berbeda berdasarkan cara
memperoleh enzim tersebut, mikroba yang
Tabel 7. Pengaruh waktu hidrolisis terhadap menghasilkan, dan lainnya. Adapun faktor
viskositas kitooligosakarida yang dapat memengaruhi aktivitas enzim
Waktu hidrolisis Viskositas diantaranya suhu, pH, konsentrasi, dan
(Jam) (cPs) lama waktu hidrolisis (Rochima et al.,
1 64,23d ±0,77
2018).
2 58,57cd ±0,69
3 40,55c ±0,03
4 36,23b ±0,73 Hasil Hidrolisat Kitooligosakarida pada
5 27,44a ±0,37 Kondisi Optimum
6 26,87a ±0,26 Hidrolisis merupakan proses
7 26,09a±0,24
pemecahan molekul kompleks menjadi
8 25,32a±0,17
molekul sederhana dengan bantuan air.
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan Berdasarkan data optimasi konsentrasi
huruf berbeda menyatakan berbeda
enzim, suhu hidrolisis, dan lama hidrolisis
nyata (p≤ 0,05)
kemudian dilakukan hidrolisis
Kitooligosakarida yang dihasilkan kitooligosakarida menggunakan enzim
dari proses hidrolisis enzim kitosanase dari kitosanase dengan konsentrasi enzim 2%
Bacillus sp. mengalami penurunan (w/w) kitosan, suhu hidrolisis 50oC, dan
viskositas yang signifikan pada waktu lama hidrolisis 5 jam. Hidrolisat
hidrolisis 1 sampai 5 jam, namun pada jam kitooligosakarida yang dihasilkan tersaji
ke-5 hingga ke 8 viskositas relatif stabil. pada Tabel 8.
Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas
enzim relatif meningkat pada jam 5 awal,
sedangkan pada jam 5 ke atas aktivitas
94
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
95
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
96
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
97
Optimasi Kitooligosakarida Cangkang Rajungan ...
Jurnal Agroteknologi Vol. 16 No. 01 (2022)
Rochima, E., Suhartono, M.T., Dahrul, S., & (Sepia officinalis). Jurnal Teknologi
Sugiyono. (2018). Karakteristik kitosan Kimia Unimal, 5(2), 37-44.
hasil deasetilasi enzimatis oleh kitin
Wang, S., Huang, Q., & Wang, Q. (2005).
deasetilase isolat Bacillus papandayan
Study on the synergetic degradation of
K29-14. Buletin Teknologi Hasil
chitosan with ultraviolet light and
Perikanan. Universitas Padjajaran,
hydrogen peroxide. Journal
Bandung.
Carbohydrate Research, 340(4), 1143–
Rokhati, N., Bambang, P., Titik, I., 1147.
Mohammad, S., & Luthfi, K. (2015).
Wang, Y., Zhou, P., Yu, J., Pan, X., Wang, P.,
Hidrolisis enzimatik kitosan dengan
Lan, W., & Tao, S. (2007). Antimicrobial
kombinasi enzim endo glucanase dan
effect of chitooligosaccharides produced
cellobiohydrolase. Jurnal Reaktor,
by kitosanase from Pseudomonas CUY8
15(4), 261-267.
Asia Pacific. Journal of Clinical
Roncal, T., Oviedo, A., Armentia, I.L., Nutrition, 16(3), 132-139.
Fernande, L., & Villaran, M.C. (2017).
Wangtueai, S., Worawattanamateekul, W.,
High yield production of monomer free
Sangjindavong, M., Naranong, N., &
chitosan oligosaccharides by pepsin
Sirisansaneeyakul, S. (2007).
catalyzed hydrolysis of a high
Production and partial characterization
deacetylation degree chitosan. Journal
of kitosanases from newly isolated
Carbohydrate Research, 342(2), 2750-
Bacillus cereus. Journal Kasetsart,
2756.
41(2), 346-355.
Sanchez, A., Mengibar, M., Rivera-Rodrgueze,
Yanti, R., Drastinawati, & Yusnimar. (2018).
Moerchbacher, G., Acosta, N., & Heras,
Sintesis kitosan dari limbah cangkang
A. (2017). The effect of preparation
kepiting dengan variasi suhu dan waktu
processeson the physicochemical
pada proses deasetilasi. Jurnal Teknik,
characteristics and antibacterial activity
5(2), 12-23.
of chitooligosaccharides. Journal
Carbohydrate Polymers, 157(2), 251- Zilda, D.S., Fawzya, Y.N., & Chasanah, E.
257. (2016). Characteristic enzym kitosanase
from Matcusuerbacter c. Jurnal
Sarni, S., Natsir, H., & Dali, S. (2016). Chitosan
Pascapanen dan Perikanan, 1(1), 43-49.
oligomer production from waste tiger
shrimp (Penaeus monodon) using
enzymes kitosanase of bacterial isolates
Klebsiella sp. Journal Chemistry, 3(2),
283-289.
Setha, B., Fitriani, R., Bernita, B., & Silaban.
(2019). Karakteristik kitosan dari kulit
udang vaname dengan menggunakan
suhu dan waktu yang berbeda dalam
proses deasetilasi. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia, 22(3), 31-40.
Siregar, E.C., Suryati, & Hakim, L. (2016).
Pengaruh suhu dan waktu reaksi pada
pembuatan kitosan dari tulang sotong
98