Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

IDENTIFIKASI DAERAH JELAJAH BERUK

(Macaca nemestrina Linnaeus, 1766) MENGGUNAKAN


APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KAWASAN HUTAN UNIVERSITAS RIAU

IDENTIFICATION HOME RANGE


(Macaca nemestrina Linnaeus , 1766) USING
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM APPLICATION
IN FOREST AREA AROUND RIAU UNIVERSITY

Eka Surya Ahmadi1, Yossi Oktorini2, Defri Yoza2


Forestry department, Agriculture Fa culty, Riau University
Address: Bina Widya, Pekanbaru, Riau
(ekasuryaahmadi@yahoo.co.id)

ABSTRACT

Macaca nemestrina is one including appendix II containing list of endangered


species. The research aims to understand home range to know daily behavior and
mapping range of Macaca nemestrina in the area of Riau University forest and
surrounding areas. This research using a method of direct observation by way of
follow, noticed as well as record every activity performed by groups of Macaca
nemestrina. The determination of the regional daily range in overlay using
software arcgis 10.1. Daily activity were analysed by counting average time daily
activity and percentage number of daily activity fauna. Home range Macaca
nemestrina were analysed using kernel density estimation (KDE) located on
program Geospatial Modelling Environment (GME) and ArcGis 10.1. Home
range outermost Macaca nemestrina were analysed by the method of Minimum
Convex Polygon (MCP). The result showed that Macaca nemestrina in the area of
Riau University forest having broad areas of 176.553 m². Maps of the home range
Macaca nemestrina having range regions core level very high density area of
7.916 m², high area of 11.344 m², mid 41.468 m², low area of 83.28 m² and level
of density is very 32.542 m². The activity of Macaca nemestrina is eat, break,
migrates, grooming and social interaction. The highest activity is break activity
36,68%, the lowest activity is grooming 4,10%. The percentage of eating 25,33%,
social interaction 29,69% and devolve activity 4,20%. To scatter cruiser regions
Macaca nemestrina in forest area of Riau University were on the point
coordinates 101°22'44,565'BT–101°23'8,918'BT and 0°28'56,122'LU–0°28'
32,798'LU.

Keywords: Macaca nemestrina L., Forest Areas, Daily Range, Home Range,
Core Areas, Coordinate.

1
Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau 1
2
Staf Pengajar Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016.
PENDAHULUAN
Universitas Riau (UR) konflik yang sering terjadi, karena
adalah perguruan tinggi negeri yang belum adanya informasi tentang
memiliki luas lahan mencapai 365 wilayah jelajah kelompok beruk di
hektar (Ha). Kampus UR telah kawasan hutan UR.
ditetapkan oleh pemerintah Kota Tujuan dari penelitian ini yaitu
Pekanbaru sebagai hutan kota pada untuk mengetahui Mengetahui luas
tahun 2007 dengan luas wilayah daerah jelajah beruk (Macaca
keseluruhan 50 ha. Seluas 20 ha sudah nemestrina Linnaeus) di kawasan
dikembangkan berupa arboretum dan hutan UR dan sekitarnya, mengetahui
jalur hijau, sedangkan sisanya seluas perilaku harian beruk (Macaca
30 ha baru akan dikembangkan. nemestrina Linnaeus) di kawasan
Kawasan hutan UR masih hutan UR dan sekitarnya dan
memiliki sejumlah spesies primata melakukan pemetaan jelajah beruk
yang dilindungi seperti beruk (Macaca nemestrina Linnaeus) di
(Macaca nemestrina Linnaeus) dan kawasan hutan UR dan sekitarnya.
monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis Raflles). Beruk (Macaca METODE PENELITIAN
nemestrina Linnaeus) termasuk Penelitian ini dilaksanakan di
Appendix II yang memuat daftar dari kampus Universitas Riau, Kampus
spesies akan terancam punah apabila Bina Widya Km 12,5 Kelurahan
perdagangan terus berlanjut tanpa Simpang Baru, Kecamatan Tampan
adanya pengaturan (Mardiastuti, Pekanbaru. Penelitian dilaksanakan
2011). pada Bulan November sampai
Kawasan hutan UR merupakan Desember 2015.
habitat primata khususnya bagi beruk Bahan yang digunakan dalam
(Macaca nemestrina Linnaeus), penelitian ini adalah peta digital
primata ini memiliki daerah jelajah kawasan hutan Universitas Riau,
yang cukup luas di kawasan hutan UR kelompok beruk sebagai objek
untuk mencari makan, mencari tempat pengamatan dan tally sheet untuk
tidur dan lainnya. Berdasarkan pola pengamatan aktivitas sosial beruk.
aktivitasnya, beruk (Macaca Alat yang digunakan dalam penelitian
nemestrina Linnaeus) digolongkan ini adalah Global Positioning System
menjadi primata yang diurnal (aktif (GPS) Garmin 62 CSX, kamera
pada siang hari) dan pada umumnya DSLR (Digital Single Lens Reflex),
akan beristirahat pada tengah hari lensa tele EF 75-300 mm f/4.0-5.6 III
ataupun malam hari. USM, alat tulis, personal computer
Wheatly (1976) dalam Jaya (PC) AMD Radeon PC AMD Athlon
(2007) menyatakan bahwa ukuran (tm) ll X2 250 Processor 3.00 GHz
wilayah jelajah beruk (Macaca 32BIT dengan perangkat lunak yang
nemestrina Linnaeus) adalah 125 ha, digunakan yaitu Global Mapper 15
dengan rata-rata jarak perjalanan dan ArcGIS 10.1 untuk mengolah
harian sejauh 1.900 m. Penelitian data peta sebaran satwa
pemetaan mengenai wilayah jelajah Penelitian ini dilakukan dengan
beruk (Macaca nemestrina Linnaeus) menggunakan metode pengamatan
perlu dilakukan untuk mengetahui langsung dengan cara mengikuti dan
daerah wilayah jelajah beruk sehingga memperhatikan serta mencatat setiap
dapat meminimalisir terjadinya aktivitas yang dilakukan oleh

Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 2


kelompok beruk. Perolehan data Penentuan daerah jelajah beruk
jelajah harian dilakukan melalui dianalisa dengan menggunakan
perekaman alur pergerakan aktivitas program Kernel Density Estimation
penuh kelompok beruk target (track) (KDE) yang terdapat pada program
dalam satu hari penuh, yaitu sejak Geospasial Modelling Environment
beruk keluar dari sarang pada pagi (GME) dan ArcGis 10.1, sedangkan
hari sampai masuk ke sarang sore untuk penentuan daerah jelajah beruk
harinya. terluar dianalisa dengan metode
Penentuan daerah jelajah harian Minimum Convex Polygon (MCP),
beruk atau daily range dianalisa metode MCP adalah metode yang
dengan Software ArcGIS 10.1, dapat digunakan untuk menganalisa
penentuan daerah jelajah harian poligon terkecil (convex) yang
dilakukan dengan menganalisa dan mencakup semua titik-titik yang
mendigitasi data track harian yang dikunjungi oleh kelompok satwa.
diperoleh dari data tracking
menggunakan GPS 62 CSX dan HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian di overlay pada peta A. Kondisi Umum Lokasi
kawasan hutan UR. Data aktivitas Penelitian
harian beruk dicatat menggunakan Secara geografis kawasan hutan
tally sheet, pengamatan aktivitas UR berada pada kooordinat 101°22„
harian beruk di dalam kawasan 45“ BT–101° 23„ 09“ BT dan 0° 28„
arboretum dan sekitarnya. 41“ LU–0° 29„ 09“ LU, Kampus UR
Pengamatan aktivitas harian meliputi memiliki luas wilayah 365 Ha dengan
lima kegiatan rutin yaitu makan, areal bangunan sekitar 20 Ha dan
istirahat, grooming, berpindah, dan sisanya berupa ruang terbuka hijau
aktivitas interaksi sosial. Analisis dengan areal hutan kampus seluas 50
data dilakukan dengan menghitung Ha. Kampus UR secara administratif
jumlah rata-rata waktu aktivitas terletak di Kelurahan Simpang Baru
harian dan jumlah persentase aktivitas Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru,
harian satwa, analisis data dihitung Provinsi Riau.
pada kegiatan yang paling sering Lokasi penelitian adalah areal
dilakukan oleh kelompok beruk di kawasan hutan UR, areal penelitian
lokasi penelitian. Untuk megetahui ini sebelah utara berbatasan dengan
jumlah rata-rata waktu aktivitas kebun sawit unit pengelolaan terpadu
harian adalah sebagai berikut: Fakultas Pertanian UR, sebelah
selatan berbatasan dengan Fakultas
Jumlah total Keguruan dan Ilmu Pengetahuan
waktu aktivitas (FKIP) UR, sebelah timur berbatasan
Rata-rata aktivitas =
T. waktu pengamatan dengan lokasi bumi perkemahan UR
dan stadion mini UR, serta sebelah
Persentase aktivitas keseluruhan barat berbatasan dengan Fakultas
beruk di gunakan rumus sebagai Perikanan dan Fakultas Pertanian UR.
berikut: Keadaan topografi kawasan hutan
Total lama aktivitas kampus UR yaitu datar dengan
Persentase aktivitas = kelerengan antara 0–8% dan memiliki
Pengamatan ketinggian lokasi lebih kurang 30
(menit) mdpl.

Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 3


Iklim di kawasan hutan UR jelajah harian dilakukan selama 12
mengikuti iklim Kota Pekanbaru, jam yaitu mulai dari pukul 06.00
pada umumnya beriklim sangat WIB sampai pukul 18.00 WIB.
basah, tipe A klasifikasi Schmidt dan Berdasarkan hasil pengamatan,
Ferguson. Suhu berkisar antara kelompok beruk yang ada di kawasan
21,6°–35,0°C dengan rata-rata hutan kampus UR memiliki daerah
28,0°C, sedangkan kelembaban udara wilayah daerah jelajah harian di
berkisar antara 57,9%–93,2% dengan sekitar hutan kampus serta areal
rata-rata 74,6% dan tekanan udara terbuka di sekitar pendopo arboretum
1.007,2 Mb–1.013,0 Mb, dengan rata- UR. Luas wilayah jelajah
rata 1.010,1 Mb. Curah hujan antara kelompok beruk adalah 176.553 m2.
1.408 mm/tahun-4.344 mm/tahun, Keragaman jenis sumber
dengan rata-rata curah hujan makanan yang relatif sama pada
mencapai 2.938 mm/tahun dan hari daerah yang satu dengan yang
hujan selama 198 hari (Alda, 2012). lainnya, serta habitat yang tidak luas
dan terbatas membuat kelompok
B. Daerah Jelajah Harian (Daily beruk ini tidak terlalu luas dalam
Range) Beruk (Macaca melakukan aktivitas harian. Hal lain
nemestrina Linnaeus, 1766) yang menjadi faktor penyebabnya
Daerah jelajah merupakan total adalah habitat beruk (Macaca
area yang digunakan sekelompok nemestrina Linnaeus) yang berada di
binatang dalam melaksanakan kawasan hutan berbatasan langsung
aktivitasnya selama periode tertentu. dengan area terbuka kampus UR.
Menurut Kappeler (1981) indikasi Berikut adalah peta daerah jelajah
untuk membatasi wilayah jelajah harian kelompok satwa beruk di
adalah dengan melihat jalur yang kawasan hutan kampus Universitas
dipilih setiap kelompok selama Riau.
penjelajahan. Pengamatan daerah

Gambar 1. Pergerakan Kelompok Beruk (Macaca nemestrina Linnaeus)


Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 4
Hasil jelajah kelompok beruk membentuk lingkaran. Kondisi luasan
tersebut memperlihatkan bahwa satwa hutan UR yang terbatas menjadi salah
ini memiliki jelajah harian pada jalur satu penyebab terjadinya kelompok
yang sama dalam beraktivitas, selain satwa beruk ini menjelajah tidak
itu kelompok satwa ini lebih memiliki membentuk suatu lingkaran jelajah
kecenderungan untuk melewati jalur dalam setiap harinya, namun dalam
yang sama karena pada jalur tersebut jangka panjang kelompok beruk ini
lebih banyak terdapat sumber tetap membentuk jalur daerah jelajah
makanan seperti cempedak hutan, yang melingkar seperti satwa primata
nangka hutan, daun karet, rambutan lainnya.
hutan dan beberapa jenis makanan
lainnya. Suatu wilayah akan C. Aktivitas Harian Beruk (Macaca
dikunjungi satwa liar secara tetap nemestrina Linnaeus, 1766)
apabila dapat menyediakan makanan, Aktivitas harian beruk (Macaca
minuman, serta mempunyai fungsi nemestrina Linnaeus) di kawasan
sebagai tempat berlindung atau hutan UR terdiri dari makan,
bersembunyi, tempat tidur dan tempat berpindah, istirahat, interaksi sosial
kawin (Alikodra, 1990 dalam dan berkutu. Jaya (2007) yang
Ariyantina, 2014). menyatakan bahwa kelompok beruk
Pergerakan beruk di kawasan melakukan periode aktif mulai pukul
hutan kampus UR cenderung 06.00 WIB sampai pukul 18.30 WIB.
bergerak membentuk jalur dan tidak Alokasi penggunaan waktu aktivitas
membentuk jalur lingkaran, hal ini harian kelompok satwa beruk di
berbeda dengan pernyataan Rahayu kawasan hutan kampus UR disajikan
(2001) yang menyatakan pergerakan pada Tabel 1.
beruk cenderung membentuk
lingkaran, yaitu selalu berpindah- Tabel 1. Alokasi penggunaan waktu
pindah tempat dalam mencari makan kelompok beruk berda-
dan tempat istirahat, dimana tempat sarkan aktivitas social.
perpindahannya tersebut digambarkan Jenis Waktu
Persentase
akan membentuk seperti lingkaran. Aktivitas Aktivitas
Aktivitas
Perbedaan pergerakan jelajah Sosial Harian
Makan 182,35 25,33%
ini disebabkan karena tidak semua
Istirahat 264,11 36,68%
kawasan hutan UR terdapat sumber Berkutu 29,55 4,10%
pakan maupun adanya pohon sarang. Berpindah 30,23 4,20%
Selain itu pergerakan beruk yang Interaksi
213,76 29,69%
membentuk jalur tersebut juga di Sosial
pengaruhi oleh keberadaan manusia 144,00 100,00%
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
yang sering beraktivitas di sekitar
kawasan hutan UR sehingga kawanan Tabel 1 Menunjukkan bahwa
kelompok beruk (Macaca nemestrina dari seluruh aktivitas beruk, aktivitas
Linnaeus) tersebut beraktifitas di istirahat satwa beruk (Macaca
kawasan hutan yang tidak dilalui nemestrina Linnaeus) memiliki
aktivitas manusia. alokasi penggunaan waktu yang
Lekagul dan McNeely (1977) terbesar yaitu 5.546,26 menit dengan
dalam Rahayu (2001) dalam rata-rata 264,11 menit setiap hari.
penelitiannya juga mengungkapkan Aktivitas istirahat kelompok satwa ini
bahwa beruk biasanya menjelajah memiliki persentase tertinggi dengan

Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 5


36,68% dari seluruh total aktivitas hari dan akan mencari sarang untuk
sosial yang dilakukan oleh kelompok tempat tidur pada malam harinya.
beruk. Hal ini dikarenakan kelompok Pada saat istirahat satwa beruk lebih
beruk yang berada di kawasan hutan cenderung berada di atas pohon yang
UR ini cenderung berjaga-jaga memiliki dahan lebat dan tinggi
apabila ada gangguan dalam setiap terutama pada sore hari, hal ini
aktivitas yang dilakukan. Aktivitas dilakukan karena menjelang malam
istirahat beruk lebih sering dilakukan hari, beruk juga bersiap mencari
pada pagi serta siang hingga sore hari pohon untuk tempat tidur.
ketika akan tidur. Perilaku aktivitas sosial beruk
Aktivitas istirahat satwa terbagi di kawasan hutan UR memiliki total
ke dalam dua tipe yaitu istirahat total waktu sebesar 4.488,89 menit dengan
dan istirahat sementara. Istirahat total rata-rata waktu aktivitas 213,76 menit
artinya beruk melakukan posisi badan setiap hari dan memiliki persentase
seperti duduk, diam tak bergerak dan aktivitas sosial 29,69%, nilai
tidur, sedangkan istirahat sementara persentase tersebut adalah terbesar
adalah keadaan atau posisi badan kedua setelah aktivitas istirahat.
yang tidak bergerak yang dilakukan Interaksi sosial beruk antar individu
diantara aktivitas hariannya (Pratiwi, di lakukan dengan beberapa aktivitas
2008). Rahayu (2001) menyatakan seperti bermain, berkomunikasi,
bahwa tingginya alokasi waktu menghadapi gangguan dan kawin,
istirahat pada siang hari karena beberapa individu dewasa lebih
menjelang siang hari suhu semakin sering kawin karena pada saat
meningkat, kondisi demikian penelitian musim kawin sedang
menyebabkan kelompok beruk lebih berlangsung pada bulan tersebut,
sering memilih tempat-tempat yang individu remaja dan anak-anak lebih
teduh untuk istirahat dan pada sore sering bermain. Rahayu (2001)
harinya berpindah cenderung untuk menyatakan bahwa aktivitas bermain
berstirahat dan mencari sarang tidur. banyak dilakukan oleh individu anak,
Berikut adalah gambar aktivitas sedangkan aktivitas kawin dilakukan
istirahat salah satu individu beruk. oleh individu jantan dan individu
betina dewasa.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015


Gambar 2. Individu Beruk Sedang Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Istirahat di Cabang Pohon Gambar 3. Individu beruk remaja sedang
bermain di cabang pohon
Gambar 2 menunjukan salah
satu individu beruk dewasa sedang Gambar 3. menunjukkan beruk
istirahat di cabang pohon pada sore remaja yang sedang bermain di

Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 6


cabang pohon, interaksi sosial sering Makanan beruk sangat
terjadi di daerah yang terdapat bervariasi mulai dari buah-buahan,
pepohonan yang memiliki cabang biji-bijian, cendawan, dedaunan, dan
banyak dan di tempat terbuka. De serangga. Beruk lebih senang
Vore and Eimerl (1984) dalam memakan buah-buahan yang telah
Rahayu (2001) meyatakan bahwa matang. Satwa ini selalu mencium
bermain (interaksi sosial) merupakan makanannya sebelum dimakan dan
suatu aktivitas yang penting bagi dengan cara-cara tertentu dapat
individu monyet remaja, karena lewat memisahkan makanan yang tidak
permainan, monyet remaja dapat layak untuk dimakan (Cole, 1963
belajar menyesuaikan diri dengan dalam Lekagul and McNeely, 1977).
individu lainnya dan menjadi anggota Rahayu (2001) menyatakan
masyarakat yang penuh di kelompok. bahwa aktivitas makan beruk sering
dilakukan pada waktu pagi dan sore
hari. Beruk mencari makan
cenderung pada pohon yang memiliki
percabangan banyak, beruk mencari
makanan yang bervariasi seperti jenis
serangga kecil, jenis buah-buahan dan
dedaunan. Aktivitas mencari sisa-sisa
makanan di tempat sampah lebih
sering dilakukan beruk karena
kurangnya sumber makanan dan pada
saat pengamatan hanya beberapa jenis
pohon yang berbuah dan hanya
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Gambar 4. Persentase alokasi pengg- sedikit, hal ini membuat beruk lebih
unaan waktu aktivitas sering mencari makanan dari sisa-sisa
kelompok satwa beruk sampah yang ada untuk makan
(Macaca nemestrina mereka, untuk aktivitas minum beruk
Linnaeus) lebih sering mencari genangan air
serta mencari sisa-sisa minuman yang
Gambar 4 menunjukan bahwa ada di tempat sampah.
persentase alokasi penggunaan waktu Aktivitas berpindah memiliki
aktivitas beruk menurut aktivitas persentase relatif kecil dengan alokasi
sosial pada periode selama waktu rata-rata 30,23 menit dalam
pengamatan. Dari seluruh aktivitas sehari atau sebesar 4,20%, dalam
sosial yang dilakukan oleh beruk, aktivitas berpindah beruk berorientasi
perilaku makan memiliki waktu total pada jalur yang sering dilewati dan
3.829,34 menit dengan rata-rata terdapat sumber makanan, beruk
182,35 menit per hari, aktivitas berpindah untuk mencari makan,
makan beruk sebesar 25,33%, beruk tempat istirahat, grooming dan
makan pada pagi menjelang siang menuju tempat tidur pada sore hari.
hari dan siang menjelang sore hari, Seperti satwa primata lainnya beruk
perilaku makan dihitung mulai dari bergerak dalam rangka aktivitas
mencari pohon pakan atau sumber beruk lebih banyak berpindah dalam
makanan lainnya, kemudian aktivitas rangka mencari makan, mencari air,
memungut (mengambil) makanan dan untuk berkembang biak ataupun
sampai mengunyah makanan tersebut. untuk menghindarkan diri dari

Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 7


pemangsa dan gangguan satwa lain Tabel 2. Luas densitas kawasan
(Rahayu, 2001). daerah jelajah kelompok
Perilaku grooming memiliki beruk di kawasan Hutan UR.
waktu total 620,63 menit dengan rata- Kernel Density Estimations
rata lama aktivitas sebesar 29,55 Persentase
Densitas Luas (M2)
menit setiap hari dengan persentase Sangat rendah 32.542 18,43%
sebesar 4,10%, persentase ini paling Rendah 83.283 47,17%
rendah dibandingkan dengan aktivitas Sedang 41.468 23,49%
Tinggi 11.344 6,43%
lainnya. Aktivitas berkutu (grooming) Sangat Tinggi 7.916 4,48%
merupakan kegiatan beruk untuk TOTAL 176.553 100,00%
membersihkan diri dari segala macam Sumber: Data Hasil Penelitian, 2015
kotoran dan parasit yang dapat
Tabel 2. menunjukkan aktivitas
dilakukan sendiri maupun dilakukan
jelajah yang pernah dilakukan
oleh beruk lainnya seperti induk
meliputi area seluas 176.553 m².
kepada anaknya maupun sebaliknya.
Sebaran daerah jelajah beruk di
Beruk membersihkan diri
kawasan hutan UR berada pada titik
hanya sesekali saja dan hanya
koordinat 101°22'44,565" BT-
memilih tempat-tempat tertentu
101°23'8,918" BT dan 0°28'56,122"
seperti diatas pohon dan di daerah
LU-0°28'32,798" LU. Daerah jelajah
terbuka. Aktivitas harian beruk dalam
beruk (Macaca nemestrina Linnaeus)
membersihkan diri dengan cara
berada di kawasan hutan UR dan
mengusap, meraba, menelisik,
sebagian berada di luar kawasan
menggaruk, menjilat dan menggigit.
hutan UR. Aktivitas jelajah beruk
Perilaku grooming beruk terjadi pada
(Macaca nemestrina Linnaeus) yang
waktu beruk sedang beristirahat
merupakan daerah yang paling sering
ataupun pada saat interaksi sosial.
dikunjungi satwa memiliki luas area
Aktivitas grooming beruk cenderung
7.916 m² atau sekitar 4,48% daerah
dilakukan secara individu dan jarang
ini memiliki densitas yang sangat
terjadi aktivitas grooming dilakukan
tinggi, densitas aktivitas beruk pada
oleh dua individu (berpasangan).
area tingkat tinggi memiliki luas
Aktivitas grooming dilakukan beruk
11.344 m² dengan persentase 6,43%,
untuk mencari kutu yang ada di
tingkat densitas sedang memiliki luas
rambut seluruh badannya.
41.468 m². Hasil analisa tingkat
densitas rendah memiliki 47,17% dari
D. Daerah Jelajah (Home Range)
seluruh luas yang dikunjungi oleh
dan Inti (Core Area)
satwa, luas daerahnya mencapai
Analisis daerah jelajah beruk
83.283 m², tingkat densitas sangat
menggunakan KDE digunakan untuk
rendah memiliki persentase sebesar
mengetahui tingkat kepadatan
18,43% dari total luas area yang
aktivitas beruk di kawasan hutan UR.
dikunjungi oleh satwa, dengan hasil
Penelitian ini menggunakan nilai 0.95
tersebut, daerah jelajah satwa yang
yang berarti bahwa home range
merupakan daerah inti adalah seluas
dihasilkan dari 95% volume
60.728 m².
permukaan data KDE. Berikut adalah
Ferisa (2014) menyatakan
tabel luas tingkat densitas daerah
bahwa daerah inti jelajah satwa
jelajah beruk di kawasan hutan UR.
digambarkan dengan warna kuning,
warna orange dan warna merah,
daerah ini merupakan daerah yang
Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 8
paling sering dikunjungi satwa, merupakan daerah yang di lalui beruk
terutama pada daerah yang berwarna dengan densitas lebih rendah, peta
merah. Pada analisia KDE yang kernel density (daerah jelajah inti)
berwarna hijau muda dan hijau tua disajikan pada Gambar 8.

Gambar 5. Daerah Inti (Core Area) Beruk (Macaca nemestrina Linnaeus).

Gambar 5 Menunjukan bahwa berada di dalam kawasan hutan UR,


daerah inti terdapat tiga daerah inti daerah ini merupakan daerah yang
yang sering dikunjungi satwa, daerah terdapat pepohonan besar, pohon
inti ini merupakan daerah yang pakan seperti pohon nasi-nasi dan
memiliki kelimpahan dan distribusi nangka yang dapat dimakan buah
pakan, sehingga lokasi dan ukurannya ataupun daunnya, selain itu pohon
kemungkinan bersifat temporal sarang yang terdapat di daerah
(waktu tertentu). Saat pergantian tersebut juga mendukung untuk
musim, produktivitas buah akan aktivitas harian kelompok beruk.
berpindah pada areal yang lain, Daerah jelajah inti beruk kedua
keberadaan individu kelompok beruk berada di koordinat 101° 22‟ 56,039‟‟
pun akan ikut berpindah. Pada pola BT-101° 22‟ 59.334” BT dan 0° 28‟
pergerakanya, terdapat tiga daerah 55,36” LU-0° 28‟ 50,862 LU.
jelajah inti yang paling sering Kawasan tersebut berada tepat di
dikunjungi kelompok satwa beruk. kawasan hutan yang masih terdapat
Daerah jelajah inti beruk pohon sumber pakan yang dapat
pertama berada di titik koordinat 101° dimanfaatkan daunnya sebagai
22‟ 47,292” BT - 101° 22‟ 53,412‟‟ sumber makanan seperti pohon nasi-
BT dan 0° 28‟ 50,723” LU - 0° 28‟ nasi, jambu-jambu dan juga terdapat
48,919” LU, daerah jelajah inti ini pohon cempedak, daerah inti tersebut

Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 9


juga merupakan sarang untuk istirahat juga terdapat sisa-sisa makanan yang
maupun tidur, meskipun sumber menjadi makanan beruk sehingga
pakan di daerah ini tidak terlalu kelompok beruk ini sering
banyak namun kawasan ini menjadi beraktivitas di daerah tersebut.
salah satu perlintasan yang paling Daerah inti merupakan daerah yang
sering dikunjungi satwa. Menurut berbatasan langsung dengan kawasan
Caldecott (1968) dalam Rahayu taman terbuka UR, daerah kawasan
(2001) ada faktor-faktor turut tersebut adalah daerah aktivitas
mempengaruhi daerah jelajah beruk manusia setiap harinya, hal tersebut
seperti karakteristik fisik pada rute merupakan salah satu penyebab
lintasan (terkait dengan konektivitas sering terjadinya konflik antara
tajuk), adanya predator maupun manusia dengan kelompok beruk.
faktor-faktor lain yang tidak terkait Hasil analisa daerah jelajah
langsung dengan kelimpahan pakan. (home range) menggunakan metode
Daerah jelajah inti ketiga MCP (Minimum Convex Polygon),
berada di kawasan pendopo kawasan juga menunjukkan bahwa pada
hutan UR, daerah inti tersebut berada daerah-daerah yang menjadi lokasi
di titik koordinat 101° 22‟ 56,847” aktivitas inti satwa ini memiliki fitur
BT-101° 23‟ 1,633”BT dan 0° 28‟ point yang lebih padat dibandingkan
44,171” LU-0° 28‟ 33,481 ”LU. daerah yang lainnya. Berikut adalah
Daerah jelajah inti ketiga merupakan peta daerah jelajah (Home Range)
daerah jelajah inti terluas dengan luas kelompok satwa beruk (Macaca
wilayah 37.288 m². Selain beberapa nemestrina Linnaeus) di kawasan
pohon sumber pakan yang berbuah hutan kampus UR.
seperti cempedak, nangka hutan,
pohon karet, nasi-nasi dan beberapa
pohon pakan lainnya tempat sampah

Gambar 6. Daerah Wilayah Jelajah (Home Range) Beruk (Macaca nemestrina


Linnaeus).

Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 10


Analisis MCP menunjukkan 29,69%, dan aktivitas berpindah
bahwa daerah yang menjadi home sebesar 4,20%.
range kelompok beruk berada tepat 3. Sebaran daerah jelajah satwa
di kawasan hutan UR sebagian beruk di kawasan hutan UR
merupakan area kampus UR. Peta berada pada titik koordinat 101°
daerah jelajah beruk menggunakan 22' 44,565" BT–101° 23' 8,918"
analisa MCP menunjukkan bahwa luas BT dan 0° 28' 56,122" LU–0° 28'
daerah jelajah kelompok beruk di 32,798" LU.
kawasan hutan kampus UR adalah
304, 33m². Analisa daerah jelajah Saran
yang diperoleh pada penelitian ini 1. Tidak semua kawasan hutan UR
cukup luas. Menurut Caldecott (1968) merupakan habitat beruk, untuk
dalam Rahayu (2001) faktor-faktor itu sangatlah penting menjaga
yang turut mempengaruhi daerah dan melestarikan kawasan-
jelajah beruk seperti karakteristik kawasan yang sudah diketahui
fisik pada rute lintasan (terkait sebagai habitatnya.
dengan konektivitas tajuk), adanya 2. Disarankan melakukan penelitian
predator maupun faktor-faktor lain lanjutan tentang jenis pohon
yang tidak terkait langsung dengan sumber pakan beruk yang disukai
kelimpahan pakan. dan musim berbuah guna
memberikan pemahaman yang
KESIMPULAN DAN SARAN lebih baik tentang fluktuasi
(ketidakpastian) musim berbuah
Kesimpulan di kawasan hutan UR, sehingga
1. Beruk di kawasan hutan UR dapat membantu memberikan
memiliki luas daerah jelajah pemahaman yang lebih baik
sebesar 176.553 m². Peta sebaran tentang kebutuhan dan tingkat
daerah jelajah beruk memiliki daya jelajah beruk di kawasan
daerah jelajah inti pada tingkat hutan UR.
densitas sangat tinggi seluas
7.916 m², tinggi seluas 11.344 DAFTAR PUSTAKA
m², sedang 41.468 m², rendah
seluas 83.283 m² dan tingkat Alda E. 2012. Studi Pengembangan
densitas sangat rendah seluas Hutan Kota Universitas
32.542 m². Riau Berdasarkan Persepsi
2. Aktivitas satwa beruk di kawasan Dan Preferensi Masyarakat
hutan UR yaitu makan, istirahat, Kampus. Skripsi Departemen
berpindah, grooming (berkutu) Konservasi Sumberdaya
dan interaksi sosial. Dari seluruh Hutan Dan Ekowisata
aktivitas tersebut persentase Fakultas Kehutanan Institut
aktivitas tertinggi adalah aktivitas Pertanian Bogor. Bogor.
istirahat dengan nilai sebesar
36,68%, sedangkan aktivitas Ariyantina, N. 2014. Analisis
yang memiliki persentase paling Populasi Monyet Ekor
rendah yaitu grooming dengan Panjang (Macaca
nilai 4,10%. Aktivitas makan fascicularis) di Desa Kibang
beruk memiliki persentase Pacing Kecamatan
sebesar 25,33%, interaksi sosial Menggala Timur Kabupaten
Tulang Bawang Provinsi
Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 11
Lampung. Fakultas Pertanian Pusat Penyelamatan Satwa
Universitas Lampung. Bandar Gadog Ciawi –
Lampung. BogorProgram Studi Ilmu
Nutrisi dan Makanan
Ferisa, A. 2014. Pemanfaatan Ternak. Skripsi. Fakultas
Ruang Oleh Orangutan Peternakan Institut Pertanian
(Pongo pygmaeus morio, Bogor. Bogor.
Owen 1837) Di Stasiun
Penelitian Mentoko Dan Rahayu, A.S. 2001. Studi Perilaku
Prefab Taman Nasional dan Habitat beruk (Macaca
Kutai Kalimantan Timur. nemestrina Linnaeus, 1766)
Sekolah Pascasarjana Institut di kawasan lindung HPHTI
Pertanian Bogor. Bogor. PT Riau Andalan Pulp And
Paper, Riau. Skripsi Jurusan
Jaya, F. 2007. Fenotipe Saluran Konservasi Sumberdaya
Cerna Beruk (Macaca Hutan Fakultas Kehutanan.
nemestrina) Sebagai Hewan Institut Pertanian Bogor.
Model Penelitian. Skripsi. Bogor.
Program Studi Teknologi
Produksi Ternak, Fakulas
Peternakan Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Kappeler, M. 1981. The Javan


silvery gibbon (Hylobates
lar moloch): ecology and
behaviour. Dissertation,
Basel.http://www.markuskapp
eler.ch/gib/ fragib.html.
Diakses tanggal 23 desember
2015.

Lekagul, B. & J. A. McNelly. 1977.


Mammals of Thailand,
Association for conservaton
of wild life. Bangkok.

Mardiastuti, A. 2011. Daftar


Primata Appendiks I dan II
CITES.http://ani_mardiastutif
f.ipb.ac.id/files/2011/11/Conp
rimates10.pdf.Diakses tanggal
19 Desember 2014.

Pratiwi, A.N. 2008. Aktivitas Pola


Makan dan Pemilihan
Pakan pada Lutung Kelabu
Betina (Trachypithecus
cristatus, Raffles 1812) Di

Jom Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 12

You might also like