Professional Documents
Culture Documents
Laporan Hasil Kegiatan
Laporan Hasil Kegiatan
OLEH
1. Nabila Amanda Putri (2314901046)
2. Zam Salwa Azizah S. (2314901090)
3. Revina Lutfitawaliyah (2314901097)
4. Siti Umayyah (2314901073)
5. Amri Wijaya Rahman (2314901006)
6. Yeni Nur Jamil (2314901088)
7. Mulya Trianisa (2314901044)
8. Ambar P (2314901005)
9. Mardhatillah H (2314901038)
10. Selpi Tiara Ariska (2314901065)
Luka lecet atau abrasi terjadi ketika kulit bergesekan dengan permukaan yang
kasar atau keras. Ciri-ciri luka lecet biasanya tidak mengeluarkan banyak perdarahan dan dapat
sembuh tanpa meninggalkan bekas. Jenis luka ini termasuk ke dalam golongan luka superfisial,
artinya hanya mengenai lapisan kulit terluar saja. Meski demikian, luka lecet tetap perlu
dibersihkan agar tidak terjadi infeksi. Saat membersihkan luka, pastikan untuk mencuci tangan
terlebih dulu hingga benar-benar bersih untuk mencegah kuman penyakit masuk. Setelah itu,
bersihkan luka dengan menggosok lembut bagian yang lecet dengan air mengalir dan sabun.
Agar memberi perlindungan yang optimal, Anda bisa mengoleskan salep antibiotik, lalu balut
area yang terluka dengan perban.
b. Luka robek.
Dikenal juga dengan sebutan laserasi (vulnus laceratum), luka robek disebabkan
oleh kecelakaan ketika menggunakan pisau atau peralatan tajam lainnya. Tidak seperti luka
lecet, luka robek ini tidak melibatkan pengikisan lapisan terluar kulit (epidermis). Namun,
laserasi bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit dalam. Beberapa jenis luka yang
termasuk laserasi adalah luka gores dan luka sayatan. Jika tidak terlalu dalam, luka robek bisa
pulih melalui perawatan sederhana di rumah seperti berikut.
- Setelah mencuci tangan, beri tekanan pada luka untuk menghentikan
perdarahan, Anda bisa menggunakan kapas atau kasa steril.
- Bersihkan luka di bawah air mengalir dengan sabun ringan ber-pH rendah
atau sama dengan kulit (pH 5.5).
- Angkat bagian tubuh yang terluka lebih tinggi dari dada untuk
mengendalikan perdarahan.
- Tutup luka dengan perban.
c. Luka tusuk.
Jenis luka ini biasanya disebabkan oleh benda tajam yang runcing seperti paku atau
jarum. Dibandingkan laserasi, luka tusuk umumnya mengenai jaringan kulit yang lebih dalam.
Terkadang luka tusuk bisa tidak mengeluarkan banyak darah, tetapi tusukan yang terlalu dalam
bisa merusak organ atau jaringan di bawah kulit. Selain itu, risiko infeksi lebih tinggi karena
cenderung sulit dibersihkan. Area yang terluka juga lebih hangat dan lembab sehingga dapat
menjadi tempat yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. Bila ingin melakukan perawatan pada
jenis luka ini, cara yang sesuai adalah mencuci luka di bawah aliran air.
Selanjutnya, oleskan obat merah atau larutan antiseptik (povidone iodine) dan balut luka dengan
perban. Hindari membalut luka tusuk terlalu ketat karena malah akan meningkatkan risiko
infeksi luka. Untuk lebih memastikan bahwa proses penyembuhan luka tidak terganggu,
sebaiknya memeriksakan kondisi luka tusuk ke dokter. Pada kasus dengan perdarahan luar yang
besar, perlu mendapatkan bantuan medis sesegera mungkin untuk mengatasi luka tusuk.
d. Luka bakar.
Luka bakar bisa diakibatkan oleh panas yang berlebih, seperti paparan sinar matahari,
tersiram air panas, kontak dengan api, bahan kimia, atau listrik. Berdasarkan tingkat
keparahannya, luka bakar terbagi menjadi beberapa derajat. Semakin tinggi derajat luka bakar,
artinya tingkat kerusakan jaringan kulit juga bisa semakin luas. Untuk pertolongan pertama luka
bakar, segera dinginkan area yang terbakar dengan air mengalir atau tempelkan kompres dingin
sampai sakitnya berkurang pada luka bakar yang ringan.
2. Luka Tertutup.
Luka tertutup adalah luka yang biasanya berasal dari benturan benda tumpul. Ciri-ciri
luka ini ditandai dengan munculnya memar tanpa perdarahan luar. Berbeda dengan luka
terbuka, pada luka tertutup jaringan kulit terluar atau epidermis tetap utuh. Luka tertutup
justru terdapat pada jaringan di bawah kulit. Kerusakan dari luka tertutup ini bisa
mencapai otot, organ dalam, dan tulang. Berikut ini adalah macam-macam luka tertutup
yang umum dialami.
a. Kontusio.
Kontusio adalah jenis luka tertutup yang paling umum. Penyebab kontusio adalah
benturan benda tumpul yang merusak pembuluh darah kecil, kapiler, otot, dan jaringan di
bawahnya. Pada beberapa kasus, kontusio juga dapat menyebabkan kerusakan pada tulang.
Kemunculan luka ditandai dengan memar berwarna kemerahan hingga kebiruan di area yang
terdampak.
b. Hematoma.
Serupa dengan kontusio, hematoma juga disebabkan oleh gangguan pada pembuluh
darah kecil dan kapiler yang mengakibatkan penggumpalan darah pada daerah yang terluka.
Bedanya, hematoma berbentuk benjolan kenyal yang bernama lesi. Tergantung pada tingkat
keparahannya, jenis luka tertutup ini bisa berukuran besar atau kecil. Luka tertutup juga harus
segera mendapatkan perawatan luka yang sesuai. Pengobatan bertujuan untuk mengontrol rasa
sakit serta mencegah peradangan menyebar lebih luas.
- Superficial: Luka hanya mengenai epidermis, lapisan terluar kulit. Luka ini cenderung
ringan.
- Partial thickness: Luka melibatkan hilangnya lapisan kulit epidermis dan lapisan dermis
(lapisan kulit di bawah epidermis) atas.
- Full thickness: Kerusakan akibat luka sudah meliputi jaringan hipodermis pada struktur
kulit. Jaringan ini meliputi lapisan kulit lemak, kelenjar keringat, dan sel kolagen.
- Deep and complicated: Luka sudah lebih dalam, mencapai lapisan otot, tulang, atau organ
tubuh.
Sementara itu, klasifikasi tingkat keparahan luka tertutup adalah sebagai berikut.
- Tingkat 1: Memar yang ditimbulkan cenderung ringan, tidak ada pembengkakan, sakit
bila ditekan.
- Tingkat 2: Memar, nyeri ringan, dan sedikit bengkak.
- Tingkat 3: Memar parah dengan rasa sakit yang tak tertahankan, pembengkakan yang
kentara, dan anggota tubuh yang terdampak sulit digerakkan.
Jenis-jenis luka tidak hanya meliputi luka terbuka di permukaan kulit, tapi luka juga bisa terjadi
di dalam tubuh atau berupa luka tertutup. Setiap luka juga memiliki tingkat keparahan yang
berbeda-beda.
STANDARD
OPERSIONAL PERAWATAN LUKA
PROSEDUR
GAMBAR
INDIKASI 1. Pasien yang luka baru maupun luka lama, luka post
oprasi, luka bersih dan luka kotor.
PETUGAS
Perawat
B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan
pada klien dan keluarga.
C. Tahap kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan klien
2. Menjaga privasy pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
4. Pasang perlak / pengalas di bawah daerah luka.
5. Membuka peralatan.
6. Memakai sarung tangan.
7. lihat luka apakah terdapat kotoran seperti pasir,
tanah, dll. Jika ad bersihkan luka dengn menyiram
PROSEDUR luka menggunakan cairan NaCl atau air bersih.
PELAKSANAAN 8. Basahi kasa dengan cairan NaCl 0,9% kemudian
dengan menggunakan pinset bersihkan area luka
memutar dari luar kedalam searah jarum jam, 1x
usap.
9. Keringkan daerah luka dan Pastikan area daerah
luka bersih dari kotoran.
10. Basahi kasa dengan bethadin kemudian dengan
menggunakan pinset beri pada area luka memutar
dari luar kedalam searah jarum jam, 1x usap
11. Beri obat luka sesuai kebutuhan jika perlu.
12. Pasang kasa steril pada area luka sampai tepi luka.
13. Fiksasi balutan menggunakan plester atau balautan
verband sesuai kebutuhan.
14. Mengatur posisi pasien seperti semula.
15. Alat-alat dibereskan.
16. Buka sarung tangan.
D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Catat tindakan.
3. Berpamitan.
LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI PENYULUHAN
ABSENSI
DAFTAR HADIR PESERTA
DOKUMENTASI KEGIATAN