Professional Documents
Culture Documents
Penta Nahan
Penta Nahan
ABSTRACT
The research was carried out to get information about the improvement of gro-
unding resistant value in tower feet of-high-voltage network, 150 kV, along tower trans-
mission in power station, Bantul, Semanu. A good grounding system is used to flow cur-
rent into the ground and prevent the current flow into the electrical equipment if electrical
fault occurs. The result of measurement has shown that ground, type grumosol has a low
grounding resistant value <10 Ω because its ground texture of clay has high ability to
absorb and keep water and has very tiny particles and colloid property. The grounding
resistant values of type regusol, litusol, brown latosol and red mediteran are above 20 Ω
because of their ground texture, sand and clay. Chemical and physical reaction will take
places in soil with clay structure. Its colloid property can tie/hold ion or water and
sometimes free salt. The aim of this research is to get information about resistant value of
soil type with almost ≤ 5 Ω by installing grounding electrode made from four galvanis steel
coated with bronze with 15 mm in diameter, 10 meter long and two ground rods are
parallel connected with 2 m each electrode and use counterpoise grounding system
model. The result of the improvement is expected to meet standard requirement, SPLN
almost ≤ 5 Ω.
INTISARI
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perbaikkan nilai re-
sistansi sistem pentanahan pada kaki menara jaringan tegangan Tinggi 150 kV di sepan-
jang jalur pemasangan tower, di wilayah Gardu Induk Bantul-Semanu. Sistem pentanah-
an yang baik diharapkan jika terjadi arus gangguan dapat langsung mengalir ke tanah
bukan ke peralatan-peralatan listrik.
Nilai resistansi pentanahan di lapangan menunjukkan, bahwa jenis tanah
gromusol mempunyai nilai hambatan pentanahan yang rendah rata-rata <10 Ω, karena
tektur tanah berupa lempung mempunyai kemampuan menyerap dan menahan air yang
tinggi dan memiliki bentuk partikel yang sangat kecil atau juga disebut bersifat koloid,
sedangkan tanah-tanah regusol, litusol, latusol dan mediteran merah mempunyai nilai
hambatan pentanahan rata-rata >20 Ω, mengingat tekstur tanah dari pasiran dan geluh-
geluh lempung. Tanah bersifat koloid, kebanyakan berstruktur lempung sehingga akan
terjadi reaksi kimia dan fisika, kondisi demikian dapat mengikat ion-ion atau air dan
kadang-kadang garam-garam bebas. Penelitian tersebut diharapkan akan memberikan
informasi nilai hambatan jenis ta-nah mendekati nilai ≤ 5 Ω dengan cara memasang
elektrode pentanahan jenis baja galvanis berlapis tembaga berdiameter 15 mm, panjang
10 m berjumlah 2 batang dihubungkan secara paralel pada jarak antar elektrode 2 m,
dengan model sistem pentanahan counterpoise. Hasil perbaikkan, diharapkan dapat
memenuhui syarat ketetapan sesuai dengan ketentuan SPLN ≤ 5 Ω.
108
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007
Sistem pentanahan merupakan pat diatasi oleh suatu sistem atau penga-
salah satu sistem pengamanan terhadap man yang terpasang.
gangguan hubungsingkat ke tanah yang Salah satu faktor kunci dalam u-
terjadi pada suatu sistem atau peralatan. saha perlindungan sistem tenaga listrik
Seperti gangguan satu fase ke tanah, adalah pentanahan. Suatu tindakan pe-
gangguan dua fase ke tanah dan atau ngamanan perlindungan yang baik akan
gangguan tiga fase ke tanah. Peralatan- dilaksanakan, maka harus ada sistem
peralatan listrik yang sering diamankan pentanahan yang dirancang dengan be-
terhadap gangguan hubung singkat ke nar. Pentanahan sistem tenaga listrik,
tanah misal: generator, transformator, baik pentanahan titik netral, dan penta-
motor listrik, serta peralatan listrik lainnya nahan perlengkapan mempunyai peng-
bertujuan untuk menghindari terjadinya aruh dalam kelancaran dan keamanan
kenaikan tegangan pada fase yang tidak dari sistem tersebut, terutama dalam ke-
terganggu. adaan gangguan yang berhubungan de-
Gangguan hubung singkat akan ngan tanah. Dengan suatu metode cara
menyebabkan mengalirnya arus yang cu- pembumian atau pentanahan yang baik
kup besar akan, merusak peralatan yang dan efektif dapat diharapkan kerugian
terpasang dan membahayakan manusia yang ditimbulkan oleh gangguan petir
di sekitarnya bilamana tidak segera dipu- dapat dikurangi atau dapat dihindari, se-
tuskan. Agar tidak terjadi pemutusan, hingga menjamin keandalan dan kea-
maka diperlukan sistem perlindungan manan penyaluran tenaga listrik.
yang mampu melindungi sistem terhadap Dalam pelaksanaan penerapan
kemungkinan terjadinya gangguan hu- pentanahan pada sistem tenaga listrik
bungsingkat ke tanah dengan memutus maupun pentanahan perlengkapan, ber-
secepat mungkin arus yang dapat meng- dasarkan kondisi dari lingkungan yang
alir kearah peralatan pemutus(circuit- bervariasi sehingga sering terjadi pe-
breaker). diperlukan nilai pentanahan se- nyimpangan terhadap prilaku sistem ter-
kecil mungkin agar arus gangguan me- sebut, perlu dilakukan perbaikan penta-
ngalir ke tanah bukan ke peralatan-pera- nahan yang dilakukan pada sistem tena-
latan. ga yang memenuhi syarat dan menca-pai
Permasalahan yang sering tim- tujuan yang baik. Sistem pentanah-an
bul adalah nilai hambatan pentanahan pada kaki menara 150 KV perlu di-
akan berbeda-beda pada suatu tempat, perbaiki karena hal-hal sebagai berikut :
hal ini disebabkan antara lain komposisi 1. Seringnya terjadi gangguan akibat
tanah yang berbeda, kandungan air ta- sambaran petir pada lintasan menara.
nah yang tidak sama, kelembaban tanah, 2. Bervariasinya kondisi tanah pada seki-
dan juga jenis tanah pada dasarnya ter- tar kaki menara saluran transmisi. Pe-
diri atas tanah rawa, tanah liat, tanah la- rubahan iklim setiap tahunnya sehing-
dang, tanah pasir, tanah kerikil, dan ta- ga mempengaruhi resistansi tanah.
nah berbatu. Keadaan tersebut diatas Penelitian yang pernah dilakukan
menentukan terhadap nilai resistansi oleh para pakar kelistrikan dalam bidang
pentanahan dan berpengaruh terhadap pentanahan baik pada sistem grounding
hantaran listriknya. pada instalasi maupun jaringan transmisi
Sistem tenaga listrik pada dasar- dan distribusi antara lain cara penamba-
nya dibagi menjadi beberapa bagian, han pemmberian air maupun dengan ca-
yaitu : pusat pembangkit tenaga listrik, ra mengubah komposisi tanah dengan
saluran transmisi, distribusi dan konsu- zat-zat tertentu sebagaimana dituangkan
men. penyaluran energi listrik ke konsu- berikut ini :
men selain memerlukan peralatan-pera- 1. Dengan menambahkan air, untuk
latan pendukung untuk penyaluran, juga membasahi tanah atau dengan meng-
dibutuhkan sistem pengamanan sistem ubah komposisi kimia dengan mem-
yang baik. Suatu pengaman diperlukan berikan garam disekitar elektrode su-
apabila terjadi gangguan-gangguan, se- paya mendapatkan hambatan jenis ta-
perti hubungsingkat, gangguan dari sam- nah yang rendah. Cara ini hanya
baran petir ataupun gangguan tanah da- mampu bertahan sementara saja. Un-
109
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007
tuk mendapatkan hambatan jenis ta- 5. Pentanahan tiang menara terdiri dari
nah yang rata-rata untuk keperluan kawat tembaga atau kawat baja yang
pentanahan pada kaki menara, maka diklem pada pipa pentanahan yang
diperlukan pengukuran dalam jangka ditanam didekat pondasi tiang mena-
waktu tertentu, misalnya selama seta- ra, atau dengan menanam plat alumu-
hun. Biasanya hambatan tanah juga nium atau tembaga disekitar pondasi
tergantung dari tingginya permukaan tiang yang berfungsi untuk mengalir-
tanah dari permukaan air yang kons- kan arus dari kawat tanah akibat sam-
tan. (Hutauruk, 1991). baran petir (Hutauruk, 1991).
2. Dengan cara mengasumsikan bahwa Perhitungan nilai hambatan ta-
lapisan tanah tediri atas lapisan-lapi- nah dapat digunakan Persamaan (1) un-
san yang mempunyai nilai tahanan je- tuk hambatan tanah dari berbagai sistem
nis berbeda, maka dalam memilih dan elektrode, Semua pernyataan dalam per-
memasang sistem pentanahan perlu samaan-persamaan diperoleh hubungan
diketahui kondisi kondisi pada lapisan R = ρ L/A dan didasarkan pada asumsi
tanah yang dalam. Mengingat keter- bahwa hambatan tanah seragam pada
batasan dari alat-alat pengukuran seluruh volume tanah, kendati hal ini ti-
hambatan tanah untuk menyelidiki dak mungkin atau sangat jarang ada.
kondisi spesifik tanah tersebut, maka Persamaan yang biasa digunakan untuk
dikembangkan suatu metode atau po- pasak tunggal dikembangkan oleh Profe-
la pemikiran yang menggambarkan ni- sor H.B. Dwight dari Institut Teknologi
lai hambatan jenis tanah pada keda- Massachusetts yaitu:
laman tertentu (Pabla, A.S, 1994).
ρ ⎛ 4L ⎞
3. Untuk melindungi kawat fase terhadap R= ⎜ ln − 1⎟ (1)
sambaran langsung petir, digunakan 1 2π L ⎝ a ⎠
atau 2 kawat tanah yang terletak dia- Keterangan:
tas kawat fase dengan sudut perlin- ρ = Hambatan rata-rata tanah(ohm-cm)
dungan kurang dari 18o. Dengan de-
L = Panjang pasak tanah (cm)
mikian terjadinya loncatan balik (back
a = Jari-jari penampang pasak (cm)
flashover) karena sambaran petir se-
R = Hambatan pasak ke tanah (Ω)
cara langsung pada puncak menara a-
tau kawat tanah tetap masih ada, dan
Rumus Dwight menunjukkan,
untuk menguranginya hambatan kaki
bahwa hambatan tanah merupakan fak-
menara harus dibuat tidak <10 Ω.
tor kunci yang menentukan hambatan e-
Hambatan kaki menara 10 ohm dapat
lektroda dan pada kedalaman beberapa
diperoleh dengan menggunakan 1 a-
pasak harus ditanam agar diperoleh
tau lebih batang pengetanahan (gro-
hambatan yang rendah. Hambatan ta-
unding rod) atau menggunakan sistem
nah sangat bervariasi di berbagai tem-
Counterpoise tergantung pada ham-
pat, dan akan berubah menurut iklim,
batan jenis tanah dimana menara
hambatan tanah tersebut ditentukan oleh
transmisi itu berada. (Hutauruk, 1991).
kandungan elektrolit didalamnya, seperti
4. Apabila struktur dari tanah dianggap
air, mineral-mineral garam-garaman. Ta-
homogen maka hambatan elektrode
nah kering dan berbatu mempunyai ta-
untuk 1 batang rod akan semakin ke-
hanan yang tinggi, tetapi tanah basah
cil bila elektrode tersebut ditanam se-
dapat juga mempunyai hambatan tinggi,
makin jauh dari permukaan tanah. Un-
apabila tidak mengandung garam-gara-
tuk 2 batang elektrode, bila jarak an-
man yang dapat larut.
tara keduanya menjadi lebih besar da-
Karena kandungan air dan suhu
ri panjang elektrode, maka nilai tahan-
lebih stabil pada kedalaman yang lebih
an pentanahan akan menjadi semakin
besar, maka agar dapat bekerja efektif
kecil. Bilamana jumlah elektroda se-
sepanjang waktu, sistem pentanahan da-
makin banyak maka hambatannya se-
pat dikonstruksi dengan pasak tanah
makin kecil, baik pada tanah yang ho-
yang ditancapkan cukup dalam di bawah
mogen maupun tak homogen (Tadjud-
permukaan tanah. Hasil terbaik akan di-
din, 1998).
peroleh apabila kedalaman pasak men-
110
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007
capai tingkat kandungan air yang tetap. penambahan panjang batang pentanah-
Ham-batan tanah dapat dikurangi 15% an hanya akan mengurangi hambatan
sampai 90% (tergantung kepada jenis kaki menara sedikit. Dalam hal ini ba-
dan tekstur dari tanah) atau dengan tang pentanahan dihubungkan paralel
perlakuan kimiawi terhadap tanah. Bahan satu sama lainnya. persamaan diatas te-
yang digunakan adalah: sodium chlori- tap dapat digunakan untuk menghitung
de, magnesium sulfate, copper sulfate, tahanan kaki menara, bila variabel “d”
dan calcium chloride. Bahan kimia terse- diubah menjadi “A” dan jari-jari batang
but ditempatkan melingkar di sekeliling pentanahan dianggap sama. Nilai A a-
elektrode, sedemikian hingga tidak me- dalah kelipatan batang pentanahan yang
nyentuh elektrode itu. Hasilnya tidak se- tergantung atas penempatan masing-
gera tampak dan tidak permanen sehing- masing batang pentanahan sebagai be-
ga perlu diulang secara berkala. rikut :
Di sekeliling elektrode, resistansi Penempatan 2 Batang diletakkan di
tanah tersusun atas jumlah resistansi se- mana saja. A = ar (3)
ri atas piringan-piringan tanah virtual,
bertumpuk-tumpuk makin keluar dengan 3 Batang diletakkan membentuk segi tiga
jari-jari makin membesar, yang berarti re- A = 3 a 2r (4)
sistansinya semakin mengecil, karena re-
4 Batang diletakkan membentuk segi
sistansi berbanding terbalik terhadap lu-
as penampang. empat A = 4 2 1 a 3r (5)
Tanah beberapa inci di luar elek- 2
trode adalah yang paling penting, untuk r = Jari-jari dari masing-masing batang
usaha memperkecil resistans pentana- pentanahan (harus sama).
han. Bila resistivitas tanahnya tinggi, ba- a = Jarak antara batang pengetanahan.
gian inilah yang dapat diberi perlakuan Metode Pentanahan Kaki Mena-
kimiawi (chemical treatment). Menam- ra salah satu cara untuk mencegah terja-
bahkan elektrode lain didekat elektrode dinya hubungsingkat karena back flash-
pertama, tidak banyak membantu mem- over akibat sambaran petir pada saluran
perkecil nilai resistansi. transmisi dengan jalan menurunkan
Elektrode pentanahan kaki me- hambatan kaki menara. Maka perlu di-
nara, yaitu suatu penghantar yang dita- tentukan batas maksimal adalah 160-220
nam dalam tanah. Fungsi dari elektrode kA, namun untuk merencanakan bi-
pentanahan adalah untuk menyalurkan asanya digunakan besaran antara 60-
arus listrik dari penghantar pentanahan 100 kA, ketentuan hambatan kaki mena-
ke dalam tanah. Pada kaki menara Salu- ra yang diijinkan adalah ≤ 10 Ω untuk
ran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), bia- individual. Jika tahanan kaki menara ma-
sanya elektrode pentanahan yang digu- sih terlalu tinggi atau melebihi batas nilai
nakan adalah jenis batang. Bila menggu- ketentuan, maka perlu adanya tambahan
nakan batang pentanahan, hambatan ka- pentanahan untuk menurunkan hambat-
ki menara dihitung terlebih dahulu meng- an.
gunakan persamaan (2) :
R = ( ρ / 2 π L ) ln ( 2 L / d ) (2)
dengan :
R = Hambatan kaki menara (Ω )
ρ = Hambatan jenis tanah (Ω-m )
L = Panjang batang pentanahan (m)
d = Diameter batang pentanahan( m )
111
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007
112
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007
80
nis tanah adalah berbeda. Hal ini dise- B
113
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007
114
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007
115
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007
116