Laprak People Counter

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

LANJUT
People Counter

Dosen : Mada Sanjaya WS, Ph.D


Asisten Lab : Thaariq Akmal Fadhillah
(1217030038)

Disusun oleh :
Gilang Pratama Putra Siswanto
(1227030017)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2024
Abstract
The application of digital electronics implies the use of electronic devices that support
the automation and digitization of electronic devices and circuits. One example can be
found in crowd counters or visitor counts in a room or building. The people counter relies
on various types of sensors to detect the presence of an object, which is then detected and
processed in a digital system. The purpose of this practicum is to understand the working
principle of the HC-SR04 ultrasonic sensor and Arduino Uno, to be able to create and
assemble a people counter circuit, and to test and understand the people counter circuit.
The research was conducted on March 13, 2024, from 07.00 to 09.00 WIB at the Basic
Physics Laboratory, Solahuddin Sanusi Building, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. The
HC-SR04 ultrasonic sensor functions by sending ultrasonic sound waves from the transmit-
ter to the object in front of the sensor, then receiving the echo waves through the receiver.
Arduino Uno acts as the brain of the circuit, processing data from the ultrasonic sensor
based on pre-programmed code. The People Counter circuit is created by systematically
assembling several electronic components and sensors, including the HC-SR04 ultrasonic
sensor, Arduino Uno, LCD I2C, and buzzer. Testing has been conducted on the people
counter circuit, consisting of counted data within the sensor and real counted data in 5
variations with the same values: 1 person, 2 people, 4 people, 5 people, and 8 people.

Keywords: Arduino Uno, ultrasonic, HC-SR04, LCD I2C, people counter

Abstrak
Aplikasi elektronika digital berimplikasi pada penggunaan piranti elektronika yang
mendukung otomatisasi dan digitalisasi perangkat dan rangkaian elektronik.Salah satu con-
toh yang dapat ditemukan terdapat pada penghitung kerumunan atau jumlah pengunjung
dalam suatu ruangan atau gedung. Penghitung jumlah orang atau umum dikenal sebagai
people counter ini mengandalkan berbagai jenis sensor untuk mendeteksi keberadaan suatu
objek kemudian terdeteksi dan diproses pada sistem digital. Tujuan dari praktikum ini yaitu
memahami prinsip kerja sensor ultrasonik HC-SR 04 dan Arduino Uno, mampu membuat
dan merangkai rangkaian people counter, serta mampu menguji dan memahami rangkaian
people counter. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2024 pukul 07.00 hingga
09.00 WIB di Laboratorium Basic Physics, Gedung Laboratorium Solahuddin Sanusi UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. Sensor ultrasonik HC-SR04 berfungsi dengan mengirimkan
gelombang suara ultrasonik dari transmitter ke objek di depan sensor, kemudian menerima
pantulan gelombang tersebut melalui receiver. Arduino Uno berperan sebagai otak rang-
kaian, melakukan pengolahan data dari sensor ultrasonik berdasarkan kode program yang
telah diprogram sebelumnya. Rangkaian People Counter dibuat dengan merangkai bebe-
rapa komponen elektronika dan sensor secara sistematis yaitu komponen sensor ultrasonik
HC-SR 04, Arduino Uno, LCD I2C, dan buzzer. Telah dilakukan pengujian pada rangkaian
people counter berupa data terhitung dalam sensor dan data yang terhitung secara real dala
5 variasi data dengan nilai yang sama yakni 1 orang, 2 orang, 4 orang, 5 orang, dan 8 orang.

Kata Kunci : Arduino Uno , ultrasonik, HC-SR 04, LCD I2C, people counter

i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan fisika dan sub-bahasan terkait listrik telah mendorong kemajuan elektroni-
ka. Seiring dengan pengembangan piranti elektronika dan penggunaannya, telah terjadi tran-
sformasi dalam aplikasi elektronika dari analog menuju digital. Aplikasi elektronika digital ini
berimplikasi pada penggunaan piranti elektronika yang mendukung otomatisasi dan digitali-
sasi perangkat dan rangkaian elektronik. Di antara bentuk otomatisasi dan digitalisasi adalah
penggunaan mikroprosesor atau mikrokontroler tersusun atas komponen-komponen elektronik
kompleks menjadi integrasi yang lebih sederhana dalam satu perangkat. Penggunaan elektro-
nika digital ini turut diaplikasikan untuk mempermudah kegiatan manusia baik dalam skala ru-
mahan yang sederhana maupun skala industri dan profesional. Aplikasi tersebut memanfaatkan
berbagai sensor transduser yang menerima input besaran fisis tertentu seperti suara, cahaya, ge-
rakan, bahkan mendeteksi objek tertentu pada jarak tertentu kemudian mengubahnya menjadi
sinyal listrik untuk mengeksekusi suatu program dan rangkaian. Penggunaan piranti elektronika
digital ini turut memberikan keleluasaan dalam aplikasi rangkaian dan variasi dengan mengga-
bungkan berbagai macam komponen elektronika terhadap komponen lainnya seperti penampil
visual sejenis LCD, atau pemberi sinyal suara seperti speaker dan buzzer. Melalui fleksibilitas
yang ada pada elektronika digital ini, marak dikembangkan sejumlah digitalisasi dan otomatisa-
si gawai elektronik dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh yang
dapat ditemukan terdapat pada penghitung kerumunan atau jumlah pengunjung dalam suatu ru-
angan atau gedung. Penghitung jumlah orang atau umum dikenal sebagai people counter ini
mengandalkan berbagai jenis sensor untuk mendeteksi keberadaan suatu objek kemudian terde-
teksi dan diproses pada sistem digital. Sebagai langkah analisis mendalam terkait penggunaan
rangkaian people counter beserta prinsip kerja yang didasarinya, maka dilaksanakan Praktikum
Elektronika Lanjut Modul People Counter.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. Memahami prinsip kerja sensor ultrasonik HC-SR 04 dan Arduino Uno.

2. Mampu membuat dan merangkai rangkaian people counter.

3. Mampu menguji dan memahami rangkaian people counter.

1
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Liquid Crystal Display (LCD)
Liquid Crystal Display (LCD) merupakan salah satu jenis media display yang menggunak-
an kristal cair untuk menciptakan gambar yang terlihat. Teknologi LCD telah menjadi standar
pada berbagai produk elektronik seperti laptop, ponsel, kalkulator, jam digital, multimeter, mo-
nitor komputer, televisi, game portabel, termometer digital, dan banyak lagi. Keunggulan utama
teknologi LCD adalah ketipisannya jika dibandingkan dengan teknologi sebelumnya seperti Ta-
bung Sinar Katoda (CRT). Selain itu, LCD juga lebih hemat daya karena menggunakan prinsip
pemblokiran cahaya daripada pemancaran cahaya seperti CRT. Meskipun begitu, LCD memer-
lukan lampu backlight sebagai sumber cahaya tambahan karena tidak memancarkan cahaya
sendiri. Backlight umumnya menggunakan teknologi seperti CCFL (Cold Cathode Fluorescent
Lamps) atau LED (Light-emitting Diodes).
LCD terdiri dari dua bagian utama: backlight dan liquid crystal. Backlight memberikan ca-
haya yang diperlukan untuk liquid crystal, yang merupakan cairan organik di antara dua lapisan
kaca konduktif. Liquid crystal memfilter cahaya backlight dan merefleksikannya sesuai sudut
yang diinginkan untuk menghasilkan warna yang diinginkan. Perubahan sudut liquid crystal
dapat dikontrol dengan pemberian tegangan, sehingga menghasilkan berbagai warna. Misal-
nya, untuk menghasilkan warna putih, liquid crystal dibuka sepenuhnya untuk memungkinkan
cahaya backlight berwarna putih menembusnya. Sebaliknya, untuk warna hitam, liquid crystal
ditutup rapat sehingga tidak ada cahaya yang dapat melewatinya. Untuk warna lainnya, su-
dut refleksi liquid crystal diatur sesuai kebutuhan. Teknologi ini memungkinkan LCD untuk
menampilkan berbagai warna dengan tingkat kontrol yang tinggi.

Gambar 2.1: Liquid Crystal Display LCD

Terdapat berbagai jenis terkait LCD. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. LCD Karakter: LCD karakter adalah pilihan yang populer untuk proyek Arduino karena
kemampuannya dalam menampilkan teks sederhana dengan jelas. Tersedia dalam variasi
ukuran, yang paling umum adalah 16x2 atau 20x4, yang menunjukkan jumlah karakter

2
per baris dan jumlah baris. Dengan kemampuan ini, LCD karakter cocok untuk menam-
pilkan data sensor, status sistem, atau pesan teks singkat dalam proyek-proyek DIY.

2. LCD Grafik: Berbeda dengan LCD karakter, LCD grafik memberikan fleksibilitas lebih
dalam menampilkan informasi karena dapat menampilkan gambar dan teks dengan lebih
bebas. LCD grafik hadir dalam berbagai ukuran dan resolusi, dengan menggunakan tek-
nologi seperti STN atau TFT untuk kualitas gambar yang lebih baik. Ini memungkinkan
penggunaan dalam proyek-proyek yang memerlukan tampilan visual yang lebih kaya dan
interaktif.

3. OLED Display: OLED Display sangat dihargai karena keunggulannya dalam ketebalan
yang sangat tipis dan kontras yang tinggi. Cocok untuk proyek yang membutuhkan tam-
pilan berkualitas tinggi dalam ruang kecil, OLED Display biasanya hadir dalam ukuran
kecil seperti 0.96 inci. Meskipun ukurannya kecil, OLED Display mampu menampilkan
teks dan gambar dengan jelas dan tajam.

4. TFT LCD: TFT LCD menawarkan warna penuh dan resolusi yang lebih tinggi daripada
LCD biasa atau bahkan LCD grafik. Ini membuatnya ideal untuk proyek-proyek yang
membutuhkan antarmuka pengguna grafis yang kompleks, seperti tampilan menu inte-
raktif atau tampilan data yang lebih detail dalam proyek IoT.

5. LED Matrix: LED Matrix terdiri dari susunan LED dan digunakan untuk menampilkan
pola, teks, dan animasi sederhana. Tersedia dalam berbagai ukuran dan warna, mulai dari
matriks LED monokrom hingga RGB penuh, LED Matrix cocok untuk proyek-proyek
yang memerlukan tampilan yang mencolok dan dinamis.

6. Seven Segment Display: Seven Segment Display adalah pilihan yang tepat untuk menam-
pilkan angka dan beberapa karakter khusus. Dengan kemampuannya yang khusus untuk
menampilkan angka, Seven Segment Display sering digunakan dalam aplikasi seperti jam,
penghitung, dan tampilan data numerik lainnya.

7. E-Paper Display: E-Paper Display menggunakan teknologi yang sama dengan e-reader,
memberikan konsumsi daya yang sangat rendah dan kemampuan untuk dibaca di bawah
sinar matahari. Cocok untuk aplikasi yang memerlukan tampilan yang stabil dan tidak
memerlukan refresh layar yang sering, seperti tampilan informasi cuaca atau status.

8. Nextion HMI: Nextion HMI merupakan layar sentuh yang dilengkapi dengan prosesor
sendiri untuk mengelola UI dan grafik. Ini memudahkan pembuatan antarmuka peng-
guna yang kompleks tanpa membebani prosesor utama Arduino. Dengan Nextion HMI,
pengguna dapat membuat tampilan yang interaktif dan dinamis dengan mudah.

LCD (Liquid Crystal Display) yang sering digunakan dalam proyek-proyek Arduino adalah
komponen kritis untuk menampilkan informasi. LCD ini bekerja dengan menggunakan kristal
cair di antara dua lapisan kaca konduktif. Ketika arus listrik diterapkan, kristal cair tersebut

3
mengatur cahaya yang melewatinya, sehingga menciptakan teks atau gambar yang terlihat di
layar. Terdapat berbagai jenis LCD yang bisa digunakan dengan Arduino, namun yang paling
umum adalah tipe 16x2. Ini berarti layarnya mampu menampilkan 16 karakter dalam 2 baris.
LCD ini biasanya memiliki pin untuk power, ground, input data, dan beberapa kontrol lainnya.
Untuk menghubungkan LCD ke Arduino, Anda perlu menyambungkan pin-pin pada LCD ke
pin I/O pada papan Arduino. Skema pengkabelan dan kode program yang digunakan akan
bervariasi tergantung pada jenis LCD yang dipilih dan kebutuhan spesifik proyek. LCD Arduino
digunakan dalam berbagai aplikasi seperti menampilkan data sensor, pesan teks, dan informasi
status dalam proyek-proyek DIY, robotik, dan sistem otomasi. Ini memberikan fleksibilitas
yang besar dalam mengkomunikasikan informasi visual dalam proyek-proyek elektronik.

2.2 Inter-Integrated Circuit (I2C)


Protokol I2C adalah protokol komunikasi seri yang digunakan untuk mengirim dan mene-
rima data antara perangkat master dan slave. I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated
Circuit, yang disebut dengan I-squared-C atau I-two-C. Protokol ini digunakan pada bus kom-
puter multi-master yang diciptakan oleh Philips dan digunakan untuk saling berkomunikasi
dengan perangkat low-speed lainnya yang diaplikasikan pada motherboard, embedded system,
atau cellphone.
Cara kerja I2C melibatkan langkah-langkah sebagai berikut:

• Master mengirimkan start sequence.

• Master mengirimkan alamat perangkat slave dengan bit R/W low.

• Master mengirimkan (write) command register yang diinginkan.

• Master mengirimkan start sequence kembali (repeated start).

• Master mengirimkan alamat perangkat slave dengan bit R/W high.

• Master membaca (read) data byte dari perangkat slave.

• Master membaca (read) data bytes lainnya.

• Master mengirimkan stop sequence.

Spesifikasi I2C antara lain:

• I2C mempunyai keterbatasan dalam hal pengalamatan perangkat slave yang digunakan.

• I2C mempunyai kecepatan yang terbatas, sehingga implementasi protokol I2C pada kelas
high end dapat menyebabkan terjadinya kekurangan bandwidth, sedangkan untuk meng-
implemtasikan protokol I2C pada kelas low end membutuhkan dedicated hardware untuk
mengatasi master berada dalam kondisi busy.

4
• Penggunaan kecepatan transfer clock sangat kritis karena I2C hanya dapat bekerja dengan
kecepatan clock standar yang ada, jika tidak protokol I2C tersebut tidak dapat digunakan.

I2C (Inter-Integrated Circuit) adalah sebuah protokol komunikasi yang digunakan untuk
menghubungkan berbagai komponen dalam sistem elektronik, seperti mikrokontroler, sensor,
dan perangkat lainnya. Protokol ini beroperasi dengan menggunakan struktur master-slave, di
mana satu perangkat bertindak sebagai master yang memulai dan mengendalikan proses ko-
munikasi, sedangkan perangkat lainnya berperan sebagai slave yang merespons perintah dari
master. Komunikasi dalam I2C terjadi melalui dua jalur, yaitu SDA (Serial Data Line) dan
SCL (Serial Clock Line). Proses dimulai saat master mengirimkan sinyal start ke SDA, diikuti
dengan alamat slave yang dituju beserta bit kendali operasi (baca/tulis). Setiap byte data yang
dikirimkan diikuti dengan bit ACK (Acknowledge) dari slave untuk memastikan bahwa data te-
lah diterima. Komunikasi diakhiri dengan sinyal stop yang dikirimkan oleh master. Kecepatan
transfer data pada I2C berkisar antara 100 kHz hingga 400 kHz, namun dapat mencapai hingga
3.4 MHz dalam mode Fast Mode Plus. Protokol ini juga memiliki mekanisme arbitrase yang
menangani konflik yang mungkin timbul jika dua atau lebih perangkat mencoba mengakses
bus secara bersamaan. Selain itu, I2C mendukung berbagai mode transfer data, termasuk tran-
sfer dengan addressing 7-bit atau 10-bit, transfer secara sequential, dan transfer byte tunggal.
Proses kerja I2C dimulai dengan inisialisasi master yang mengirimkan sinyal start ke bus I2C.
Selanjutnya, master mengirimkan alamat slave yang dituju dan operasi yang akan dilakukan
(baca atau tulis). Slave yang sesuai akan merespon dengan mengirimkan sinyal acknowledge.
Setelah proses pengiriman atau pembacaan data selesai, master mengirimkan sinyal stop untuk
mengakhiri transaksi. Spesifikasi I2C mencakup kecepatan transfer data, yang bervariasi mulai
dari 100 kHz untuk mode standar hingga 3.4 MHz untuk mode tinggi. Selain itu, spesifikasi
juga menetapkan jumlah perangkat yang dapat terhubung dalam satu bus, yakni maksimal 127
perangkat.

2.3 Sensor Ultrasonik HC-SR 04

Gambar 2.2: Sensor Ultrasonik HC SR 04

5
Sensor Ultrasonik HC-SR04 merupakan modul sensor ultrasonik yang dapat mengukur ja-
rak dari objek yang ada di depan sensor. Sensor ini berfungsi sebagai pengirim, penerima,
dan pengontrol gelombang ultrasonik. Pengukuran jarak dilakukan dengan mengirimkan sinyal
ultrasonik melalui modul transmitter, dan receiver mendeteksi sinyal feedback dari objek. Ji-
ka receiver mendapatkan feedback, maka durasi waktu dari output HIGH adalah sama dengan
waktu dari pengiriman dan penerimaan ultrasonik. r Cara kerja sensor ultrasonik HC-SR04
berikut:

• Sensor ultrasonik HC-SR04 pertama-tama mengambil sinyal trigger melalui pin input/o-
utput (IO). Proses ini dimulai dengan mengirimkan sinyal HIGH dengan durasi minimal
10 mikrodetik. Sinyal trigger ini bertugas untuk mengaktifkan modul transmitter pada
sensor.

• Setelah menerima sinyal trigger, modul transmitter pada sensor secara otomatis akan
mengirimkan serangkaian gelombang ultrasonik ke arah objek yang berada di depan sen-
sor. Gelombang ini memiliki frekuensi sekitar 40 kilohertz dan dikirimkan sebanyak de-
lapan kali secara berurutan. Sementara itu, modul receiver yang sama-sama terdapat pada
sensor akan terus memantau untuk mendeteksi adanya sinyal feedback yang dipantulkan
oleh objek yang menjadi target.

• Jika modul receiver menerima sinyal feedback, artinya gelombang ultrasonik yang diki-
rimkan oleh transmitter telah memantul kembali dari objek yang ada di depan sensor.
Durasi waktu dari output sinyal HIGH pada pin output sensor akan menjadi sama dengan
waktu yang diperlukan untuk pengiriman gelombang ultrasonik dari transmitter dan pe-
nerimaan kembali gelombang tersebut oleh receiver.

Datasheet Sensor Ultrasonik HC-SR04 adalah modul pengukur jarak ultrasonik yang me-
nyediakan fungsi pengukuran jarak tanpa hubungan. Modul ini menggunakan frekuensi ultraso-
nik 40 kHz untuk mengirim dan mendeteksi pulsa ultrasonik. Cara kerja HC-SR04 melibatkan
pengiriman pulsa ultrasonik ke objek dan pengukuran waktu yang diperlukan untuk pulsa ul-
trasonik kembali ke modul. Jarak objek dapat dihitung dengan menggunakan rumus: uS / 58 =
centimeter atau uS / 148 = inch, atau: jarak = waktu tinggi * kecepatan (340 M/S) / 2.
Spesifikasi HC-SR04 antara lain:

• Tegangan kerja: 3.3V DC hingga 5V DC

• Tegangan quiescent: ¡ 2 mA

• Tegangan operasi: 15 mA

• Frekuensi operasi: 40 kHz

• Range pengukuran: 2 cm hingga 400 cm

• Ketelitian: ± 3 mm

6
• Sudut efektif: ¡ 15°

• Dimensi: 45 mm x 20 mm x 15 mm

• Berat: 9 g

Untuk menggunakan HC-SR04, perlu dihubungkan pin VCC (daya) ke sumber daya 5V,
GND (ground) ke (ground), Trig (pemancar) ke pin kontrol mikrokontroler untuk mengirimkan
sinyal pemancar, dan Echo (penerima) ke pin kontrol mikrokontroler sebagai input untuk mene-
rima sinyal pantulan. Setelah mengirim sinyal pemancar, modul akan mengukur waktu tempuh
dan menghitung jarak berdasarkan waktu yang diukur.

2.4 Arduino Uno


Arduino Uno, yang berbasis pada mikrokontroler ATMega328, menyajikan 14 pin input/o-
utput digital. Dari jumlah tersebut, enam pin berfungsi sebagai output PWM dan enam lainnya
sebagai input analog. Dilengkapi dengan osilator kristal 16 MHz, koneksi USB, jack power,
ICSP header, dan tombol reset, Arduino Uno dapat diaktifkan dengan menghubungkannya ke
komputer melalui kabel USB atau sumber listrik AC melalui adaptor DC atau baterai. Setiap
dari 14 pin digital dapat berperan sebagai input atau output melalui fungsi seperti pinMode(),
digitalWrite(), dan digitalRead(), beroperasi pada tegangan 5 volt. Masing-masing pin dapat
menangani arus maksimum 40 mA, dilengkapi dengan resistor pull-up 20-50 kOhm. Arduino
Uno juga memiliki fasilitas komunikasi dengan komputer dan mikrokontroler lain, termasuk
UART TTL (5V) komunikasi serial yang terdapat pada pin digital 0 (RX) dan 1 (TX).
Arduino Uno mendukung berbagai metode daya, baik melalui koneksi USB maupun sum-
ber daya eksternal. Adaptor DC atau baterai dapat digunakan sebagai power supply dengan
menghubungkannya ke jack adaptor pada port input supply. Dengan 32 KB flash memory un-
tuk menyimpan kode, 2 KB untuk bootloader, 2 KB SRAM, dan 1 KB EEPROM, Arduino
Uno menawarkan beragam kemampuan untuk pengembangan program dan komunikasi serial
dengan kecepatan eksekusi program yang optimal. Mikrokontroler ATMega328P, bagian dari
keluarga AVR, merupakan perangkat CMOS 8-bit dengan arsitektur RISC. Dengan 8 Kbyte
In-System Programmable Flash melalui Serial Peripheral Interface (SPI), ATMega328P me-
mungkinkan pemrograman ulang memori program. Keunggulan mikrokontroler AVR terletak
pada kecepatan eksekusi program yang tinggi, mendekati 1 MIPS per MHz, dengan konsumsi
daya yang rendah. ATMega328P dapat dengan mudah diprogram dan diprogram ulang melalui
platform seperti Prototype Arduino dan Aplikasi Arduino IDE. Fitur-fitur ATMega328P terma-
suk 130 instruksi dalam satu siklus clock, kecepatan eksekusi hingga 16 MIPS pada clock 16
MHz, Flash Memory 32 Kb, EEPROM 1 Kb, SRAM 2 Kb, dan 23 pin I/O digital.
Menurut Abdul Kadir, Arduino Uno adalah salah satu produk berlabel Arduino yang beru-
pa papan elektronik dengan mikrokontroler Atmega328, berfungsi sebagai komputer. Menurut
Feri Djuandi, Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis Atmega328 dengan 14 pin
input/output, 6 output PWM, 6 input analog, osilator 16 MHz, port USB, power jack, ICSP

7
Gambar 2.3: Arduino UNO

header, dan tombol reset. Fungsi Arduino Uno pada dasarnya mirip dengan jenis Arduino lain-
nya, mempermudah pengendalian komponen elektronika seperti LED, motor DC, relay, servo,
modul, dan berbagai sensor melalui program. Manfaat Arduino Uno umumnya digunakan un-
tuk menciptakan produk canggih yang bermanfaat sehari-hari, seperti alat otomatis, perangkat
pemantauan, dan pengontrolan, dengan kemudahan, biaya terjangkau, dan kegembiraan dalam
kreasi. Pin Arduino Uno dilengkapi dengan 14 pin input/output digital (6 dapat digunakan se-
bagai output PWM), 6 pin input analog, serta pin reset, ground, VCC, IOREF, AREF, SDA,
dan pin SCL, masing-masing memiliki fungsi khusus. Arduino Uno merupakan papan sirkuit
dengan berbagai komponen seperti kristal osilator 16 MHz, port USB, power jack, header ICSP,
dan tombol reset, yang saling berhubungan untuk memastikan kinerja Arduino. Setiap pembe-
lian Arduino Uno umumnya termasuk kabel USB berwarna biru cerah dengan konektor tipe A
ke tipe B, mirip dengan kabel printer inkjet, digunakan untuk mengupload sketch dari komputer
ke Arduino atau sebagai penghubung ke sumber daya. Adapun bahasa pemrograman Arduino
Uno yaitu menggunakan bahasa pemrograman C yang disederhanakan dan dilengkapi dengan
library. Arduino IDE berperan sebagai teks editor dan media untuk meng-upload program dari
komputer ke Arduino, dapat diinstal di Windows, Macintosh, dan Linux.

2.5 Integrated Development Environment (IDE) Arduino


Arduino Integrated Development Environment (IDE) v1 membawa pemahaman tentang ber-
bagai aspek, mulai dari penyusunan dan pengunggahan sketsa hingga manajemen file, pema-
sangan dependensi, dan sejumlah fungsi penting lainnya. Dalam Arduino Integrated Develo-
pment Environment - atau Arduino Software (IDE) - terdapat editor teks untuk menulis kode,
area pesan, konsol teks, serta toolbar yang dilengkapi dengan tombol untuk fungsi umum. Sela-
in itu, terdapat serangkaian menu yang mendukung proses pengembangan. IDE ini berinteraksi
secara langsung dengan perangkat keras Arduino, memungkinkan pengguna untuk mengunggah
program dan berkomunikasi dengan perangkat Arduino mereka.

8
Gambar 2.4: Tampilan Interface Arduino IDE

Program yang dikembangkan menggunakan Arduino Software (IDE) disebut sketsa, yang
ditulis di editor teks dan disimpan dengan ekstensi file .ino. Editor ini menyediakan fitur poto-
ng/salin dan pencarian/penggantian teks. Area pesan memberikan umpan balik saat menyimp-
an dan mengekspor, sementara konsol menampilkan output teks dari Arduino Software (IDE),
termasuk pesan kesalahan lengkap dan informasi lainnya. Pada sudut kanan bawah jendela,
terdapat papan dan port serial yang terkonfigurasi. Toolbar menyediakan tombol untuk memve-
rifikasi dan mengunggah program, membuat, membuka, dan menyimpan sketsa, serta membuka
pemantauan serial.

9
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2024 pukul 07.00 hingga 09.00
WIB di Laboratorium Basic Physics, Gedung Laboratorium Solahuddin Sanusi UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1: Alat dan Bahan yang dibutuhkan pada rangkaian people counter.

No. Alat dan Bahan Kuantitas


1. Arduino Uno R3 1 buah
2. Liquid Crystal Display (LCD) 1 buah
3. Modul I2C 1 buah
4. Buzzer 1 buah
5. Kabel Jumper Secukupnya
6. Sensor Ultrasonik HC-SR 04 1 buah
7. Software Arduino IDE -
8. Bradboard 1 buah
9. Kabel Serial 1 buah

10
3.3 Diagram Alir

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan kode program Arduino IDE modul People Counter

Membuat rangkaian People Counter secara hardware

Menghubungkan rangkaian dengan laptop menggunakan kabel serial

Mengunggah kode program terhadap Arduino Uno

Apakah rangkaian dapat berfungsi? Mengecek rangkaian dan kode program


Tidak Berhasil

Berhasil

Muncul data terbaca di layar LCD dan buzzer berbunyi

Mencatat dan menganalisis data yang didapatkan

Selesai

11
BAB 4
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data

Tabel 4.1: Tabel Pengujian People Counter

No. Nilai Jumlah Terbaca oleh Sensor Nilai Jumlah Terbaca Real
1. 1 1
2. 2 2
3. 4 4
4. 5 5
5. 8 8

4.2 Pembahasan
Rangkaian People Counter ini tersusun atas beberapa komponen elektronika dan sensor, ya-
itu sensor ultrasonik HC-SR 04, mikrokontroler Arduino Uno R3, LCD I2C, dan buzzer piezoe-
lectric. Pada sensor ultrasonik HC-SR 04, pin Vcc sensor dihubungkan dengan pin 5V Arduino
Uno R3 sebagai input tegangan listrik untuk mengaktifkan sensor. Kemudian, pin GND (gro-
und) sensor dihubungkan terhadap pin GND (ground) Arduino sebagai referensi dan aliran arus
serta tegangan yang mengalir terhadap sensor. Kemudian, pada pin TRIG (trigger) sensor ultra-
sonik HC-SR 04 dihubungkan terhadap pin analog A1 pada Arduino untuk memicu input sinyal
pada sensor menggunakan transfer sinyal listrik analog pada mikrokontroler sehingga dikon-
versi menjadi gelombang suara dan memancarkan gelombang suara ultrasonik pada transmitter
sensor ultrasonik HC-SR 04. Kemudian, pada pin ECHO sensor ultrasonik HC-SR 04 ini ke-
mudian turut dihubungkan dengan pin A0 Arduino Uno untuk menerima paparan gelombang
suara ultrasonik pada receiver sensor sehingga gelombang suara yang diterima kemudian dipro-
ses oleh Arduino Uno untuk menentukan eksekusi program yang diprogram terhadap rangkaian
secara keseluruhan. Kemudian, pada LCD I2C terdapat pin Vcc, GND, SDA, dan SCL. LCD
I2C ini membutuhkan input tegangan sebesar 5 Volt, karenanya pin Vcc ini dihubungkan terha-
dap pin 5V Arduino Uno. Kemudian, pin GND (ground) LCD I2C ini dihubungkan terhadap
pin GND pada Arduino Uno. Selanjutnya, pin SDA (serial data) dihubungkan terhadap pin
A4 Arduino dan pin SCL (serial clock) LCD I2C ini dihubungkan terhadap pin A5 Arduino
Uno. Pin SDA dan SCL ini memiliki peran untuk membaca dan menampilkan entri data yang
dikirimkan serta diproses pada mikrokontroler kemudian ditampilkan secara visual berbentuk
karakter huruf dan angka sesuai dengan data yang diprogramkan. Selain output berupa tampilan
visual, diberikan output rangkaian kedua yaitu berupa buzzer yang dihubungkan terhadap pin
digital 8 Arduino Uno yang berperan memberikan output suara saat data terbaca oleh sensor

12
sesuai dengan yang diprogramkan pada Arduino Uno. Saat rangkaian pertama kali dijalankan,
berdasarkan program kerja Arduino IDE, ditampilkan karakter teks ”BONJOUR, COMMENT
CA VA?” pada LCD I2C. Setelah itu, Arduino Uno memberikan sinyal input tegangan listrik
terhadap sensor ultrasonik HC-SR 04, kemudian sensor memancarkan dan menerima kemba-
li paparan gelombang suara ultrasonik. Dengan mengetahui kecepatan suara sebesar 340 m/s
dan didapatkan waktu gelombang untuk diterima receiver sensor, berdasarkan perhitungan yang
dimasukkan dalam kode program besar waktu tersebut dikonversikan menjadi satuan jarak de-
ngan satuan cm. Setelah mengetahui besaran jarak sesuai persamaan, dimanfaatkan kode pro-
gram count untuk menghitung elemen data yang masuk sesuai dengan batas jarak maksimum
sebesar 100 cm. Fungsi count ini membaca objek yang berada pada jarak di bawah 100 cm
kemudian menghitung data tersebut sebagai elemen data terhitung dan ditampilkan secara vi-
sual pada LCD dan indikasi lain bahwa data tersebut dihitung oleh sistem yaitu buzzer yang
berbunyi. Adapun pada LCD, ketika objek terbaca dan terhitung dalam jarak yang diterima
sensor, ditampilkan data jarak terbaca oleh sensor, kemudian objek tersebut dihitung melalui
fungsi count dan ditampilkan data ”Jumlah Orang” pada LCD. Berdasarkan delay yang diinput
pada kode program, setelah 1 detik sensor membaca objek maka sensor akan membaca kembali
objek yang ada di depannya. Apabila terdapat objek di luar jangkauan sensor, maka tidak akan
ada pertambahan pada jumlah objek dan hanya ditampilkan jarak pada LCD.
Berdasarkan pengujian data jumlah orang yang berada di area sekitar sensor baik secara real
dan data terbaca pada sensor, didapatkan 5 data yakni nilai jumlah terbaca sensor berturut-turut
didapatkan data yaitu 1 orang, 2 orang, 4 orang, 5 orang, dan 8 orang. Adapun data jumlah
terbaca secara real berturut-turut didapatkan data yaitu 1 orang, 2 orang, 4 orang, 5 orang, dan
8 orang. Berdasarkan pengujian tersebut, tidak terdapat perbedaan hasil uji coba secara real
maupun nilai yang terbaca oleh sensor dan ditampilkan pada monitor. Kepresisian data tersebut
didasari oleh pengujian yang dilakukan berupa objek yang ditempatkan pada jarak di bawah 100
cm. Selain itu, objek diposisikan hanya berkisar 1 detik sejak sensor membaca objek tersebut.
Keadaan tersebut turut didukung oleh posisi objek yang berada pada sudut yang sejajar atau
berada dalam sudut jangkauan sensor yakni sebesar 15 derajat. Ketika objek berada pada posisi
yang tidak terdeteksi oleh sensor, seperti objek diposisikan pada sudut di atas 15 derajat dari
permukaan sensor atau objek diposisikan pada jarak di atas 100 cm, maka objek tidak akan
terbaca oleh sensor dan tidak terhitung oleh sensor. Pada keadaan lain, ketika objek diposisikan
pada jarak di bawah 100 cm secara terus-menerus, maka sensor akan mendeteksi objek tersebut
sebagai ”objek lain” sehingga data terbaca oleh sensor akan terus bertambah.
Rangkaian yang dibuat menggunakan Arduino Uno, LCD I2C, buzzer, dan sensor ultra-
sonik HC-SR04 dimana masing-masing komponen memiliki beberapa peran dan fungsi yang
berbeda. Pertama, LCD I2C digunakan untuk menampilkan teks awal ”BONJOUR, COM-
MENT CA VA?” serta hasil pengukuran jarak dan jumlah objek yang terdeteksi oleh sensor.
LCD menjadi output antarmuka visual yang menampilkan data atau informasi yang dihasilkan
melalui pemrosesan data berdasar perhitungan dalam kode program oleh sistem. Selain itu,
terdapat komponen elektronika buzzer yang berfungsi untuk memberikan sinyal output berupa

13
suara sebagai indikasi bahwa terdapat objek yang terdeteksi oleh rangkaian. Kemudian, sen-
sor ultrasonik HC-SR04 berperan sebagai pemindai jarak yang menggunakan gelombang suara
ultrasonik untuk mendeteksi objek di sekitarnya. Sensor ini mengirimkan gelombang ultraso-
nik dan menerima kembali pantulan gelombang tersebut. Dengan mengetahui kecepatan suara
dalam udara, sensor mampu menghitung jarak antara sensor dan objek yang terdeteksi. Sela-
in itu, sensor ini juga memberikan sinyal input ke Arduino Uno yang kemudian diolah dalam
kode program. Arduino Uno berfungsi sebagai otak atau inti dari keseluruhan kode program
dari rangkaian ini. Arduino menerima sinyal input dari sensor ultrasonik dan melakukan proses
pengolahan data berdasarkan kode program yang dijalankan. Arduino mengatur tugas-tugas se-
perti menghitung jarak berdasarkan waktu pantulan gelombang ultrasonik, menghitung jumlah
objek yang terdeteksi dalam jarak tertentu, dan mengontrol tampilan informasi pada LCD I2C.
Arduino juga mengatur tugas tambahan seperti mengatur bunyi buzzer untuk memberikan in-
dikasi bahwa data telah dihitung dan menyediakan penundaan waktu sebelum sensor membaca
kembali objek yang ada di depannya. Dengan kombinasi dari ketiga komponen ini, rangkai-
an dapat bekerja secara efektif dalam mendeteksi dan menghitung objek yang berada di dekat
sensor ultrasonik. Setiap komponen memiliki peran yang terintegrasi dalam sistem secara kese-
luruhan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu memberikan informasi visual dan audial
tentang objek yang terdeteksi oleh sensor ultrasonik.
Di antara yang dapat dikembangkan dari rangkaian people counter adalah integrasi rangka-
ian dengan sistem pengenalan wajah atau identifikasi objek berbasis sensor lainnya dan peman-
faatan kecerdasan buatan, kemudian pemanfaatan dengan koneksi jaringan seperti Wi-Fi yang
terhubung dengan basis data dan dapat diintegrasikan dengan aplikasi seluler. Untuk mening-
katkan akurasi dan efisiensi pendeteksian, dapat diintegrasikan rangkaian terhadap sensor lain
yang mampu mendeteksi objek dengan lebih presisi dan lebih akurat. Penggunaan teknologi
sensor yang lebih canggih atau sensor tambahan seperti pemancar sinar inframerah atau inte-
grasi dengan teknologi seperti people/face tracking dapat dielaborasikan untuk meningkatkan
kualitas pengukuran dan sensitivitas deteksi. Dengan menggabungkan teknologi pengenalan
wajah atau objek ke dalam rangkaian tersebut, sistem dapat ditingkatkan untuk secara otomatis
mengidentifikasi dan menghitung jumlah orang yang melewati area tertentu berdasarkan ka-
rakteristik wajah atau objek yang terdeteksi. Selain itu, koordinasi menggunakan kecerdasan
buatan dapat menjadi opsi pengembangan yang lebih kompleks sehingga data objek yang terde-
teksi dapat menjadi lebih variatif dan berguna untuk fleksibilitas perangkat maupun mendukung
keamanan yang lebih baik. Ini akan memungkinkan sistem untuk memberikan informasi lebih
detail tentang jumlah orang yang berbeda, mengidentifikasi pengunjung secara individual, dan
bahkan dapat mengklasifikasikan pengunjung berdasarkan atribut tertentu seperti usia, jenis ke-
lamin, atau jenis pakaian. Selain itu, dapat dikembangkan fitur-fitur tambahan seperti koneksi
jaringan untuk mentransmisikan data ke server atau platform cloud, sehingga informasi tentang
jumlah pengunjung dapat diakses dari jarak jauh dan dianalisis secara lebih luas. Integrasi de-
ngan aplikasi seluler atau sistem manajemen data juga dapat memberikan kemudahan dalam
melacak dan mengelola data pengunjung dari berbagai lokasi sekitar sensor.

14
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Sensor ultrasonik HC-SR04 berfungsi dengan mengirimkan gelombang suara ultrasonik


dari transmitter ke objek di depan sensor, kemudian menerima pantulan gelombang terse-
but melalui receiver. Setelah menerima kembali pantulan gelombang, sensor mengirimk-
an sinyal kembali ke Arduino Uno untuk diproses lebih lanjut. Arduino Uno berperan
sebagai otak rangkaian, melakukan pengolahan data dari sensor ultrasonik berdasarkan
kode program yang telah diprogram sebelumnya. Arduino Uno menghitung durasi waktu
yang dibutuhkan gelombang ultrasonik untuk pergi ke objek dan kembali lagi, lalu meng-
onversi waktu tersebut menjadi jarak dalam sentimeter. Selain itu, Arduino Uno juga
mengatur fungsi tambahan seperti menghitung jumlah objek yang terdeteksi dalam jarak
tertentu dengan menggunakan fungsi ”count”.

2. Rangkaian People Counter dibuat dengan merangkai beberapa komponen elektronika dan
sensor secara sistematis. Pertama, sensor ultrasonik HC-SR04 dipasang dengan menhu-
bungkan pin Vcc ke pin 5V Arduino Uno R3 untuk memberikan tegangan listrik. Selan-
jutnya, pin GND sensor dihubungkan ke pin GND Arduino untuk menciptakan referensi
dan mengalirkan arus serta tegangan. Pin TRIG sensor dihubungkan ke pin analog A1
Arduino untuk memicu sinyal pada sensor, yang kemudian dikonversi menjadi gelom-
bang suara ultrasonik oleh mikrokontroler. Pin ECHO sensor dihubungkan ke pin A0
Arduino untuk menerima pantulan gelombang suara ultrasonik yang diproses oleh Ardu-
ino Uno. Pada LCD I2C, pin Vcc dihubungkan ke pin 5V Arduino untuk memberikan
tegangan 5 Volt. Pin GND LCD I2C dihubungkan ke pin GND Arduino. Selanjutnya, pin
SDA LCD I2C dihubungkan ke pin A4 Arduino dan pin SCL LCD I2C dihubungkan ke
pin A5 Arduino untuk membaca dan menampilkan data secara visual. Komponen buzzer
piezoelectric dihubungkan ke pin digital 8 Arduino Uno untuk memberikan output suara
saat sensor mendeteksi objek sesuai program yang telah diprogram.

3. Telah dilakukan pengujian pada rangkaian people counter berupa data terhitung dalam
sensor dan data yang terhitung secara real dala 5 variasi data dengan nilai yang sama
yakni 1 orang, 2 orang, 4 orang, 5 orang, dan 8 orang. Rangkaian ini memanfaatkan
paparan gelombang suara ultrasonik untuk memancarkan kemudian menerima kembali
gelombang dalam sensor, lalu diproses pada mikrokontroler Arduino Uno hingga kemu-
dian data yang terbaca (dalam hal ini berupa objek yang berada pada jarak jangkauan
deteksi sensor) ditampilkan secara visual pada layar LCD dan melalui bunyi buzzer.

15
Daftar Pustaka
[1] Arduino. (n.d.).Arduino Integrated Development Environment (IDE) v1. Retrie-
ved from: https://docs.arduino.cc/software/ide-v1/tutorials/
arduino-ide-v1-basics

[2] Kho, D. Pengertian LCD (Liquid Crystal Display) dan Prinsip Kerja LCD.
Teknik Elektronika. Retrieved from https://teknikelektronika.com/
pengertian-lcd-liquid-crystal-display-prinsip-kerja-lcd/

[3] N. Patel, P. S. Prajapati. (2016). Interfacing of PIC Microcontroller with I2C (Inter-
Integrated Circuit). International Journal of Computer Applications, vol 139(8): 11-14.

[4] Prastyo, E.A. (2020, 30 Agustus). Arduino UNO ATMega328P. Arduino Indo-
nesia. Retrieved from https://www.arduinoindonesia.id/2022/08/
pengertian-dan-penjelasan-arduino-uno.html

[5] Prastyo, E.A. (2022, 31 Oktober). Pengertian dan Cara Kerja Sensor Ultrasonik HC-SR04.
Arduino Indonesia. Retrieved from https://www.arduinoindonesia.id/2022/
10/pengertian-dan-cara-kerja-sensor-ultrasonik-HC-SR04.html?
m=1

[6] Prastyo, E.A. (2020, 15 September). Cara Mengakses dan Pemrogram-


an Sensor Ultrasonic HC-SR04 Menggunakan Arduino Uno. Arduino Indone-
sia. Retrieved from https://www.arduinoindonesia.id/2020/09/
cara-mengakses-dan-pemrograman-sensor.html?m=1

[7] Razor, A. (2021, 25 Februari). Arduino Uno Adalah: Pengertian, Fungsi, Pemro-
graman, dan Harga. Retrieved from: https://www.aldyrazor.com/2020/04/
arduino-uno-adalah.html

[8] Razor, A. (2021, 25 Februari). Arduino Uno Adalah: Pengertian, Fungsi, Pemro-
graman, dan Harga. Retrieved from: https://www.aldyrazor.com/2020/04/
arduino-uno-adalah.html

[9] Smith, J., Jones, A.(2020). A Study on the Inter-Integrated Circuit (I2C) Protocol for Em-
bedded Systems. Journal of Embedded Systems, 10(2), 45-56.

[10] Surya, F. (2007). I2C Protokol. Jakarta: BINUS University.

[11] Virtualab IoT. Display. Retrieved from: https://te.eng.uho.ac.id/


virtualab/manager/display.html#:˜:text=Pengertian%20Display,
antara%20dua%20lapisan%20kaca%20konduktif

16
BAB 6
LAMPIRAN
6.1 Lampiran
6.1.1 Kode Program Arduino

Adapun kode program yang digunakan pada praktikum People Counter adalah sebagai ber-
ikut.

Kode Program 1: Kode Program People Counter


1 #include <LiquidCrystal_I2C.h>
2
3 #include <Wire.h>
4
5 LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2); // Address I2C LCD 0x27, 16 kolom, 2
baris
6
7 const int trigPin = A1;
8 const int echoPin = A0;
9 const int buzz = 8;
10 int count = 0;
11
12 void setup() {
13
14 lcd.init(); // Inisialisasi LCD
15 lcd.backlight(); // Nyalakan backlight
16 lcd.setCursor(0, 0);
17 lcd.print("BONJOUR");
18 lcd.setCursor(0, 1);
19 lcd.print("COMMENT CA VA?");
20 Serial.begin(9600);
21 pinMode(buzz, OUTPUT);
22 delay(10000);
23 }
24
25 void loop() {
26
27 long duration, cm;
28 pinMode(trigPin, OUTPUT);
29 digitalWrite(trigPin, LOW);
30 delayMicroseconds(2);
31 digitalWrite(trigPin, HIGH);
32 delayMicroseconds(10);
33 digitalWrite(trigPin, LOW);
34 pinMode(echoPin, INPUT);

17
35 duration = pulseIn(echoPin, HIGH);
36 cm = microsecondsToCentimeters(duration);
37
38 if (cm < 100) {
39 tone(buzz, 200);
40 count++;
41 } else {
42 noTone(buzz);
43 }
44
45
46 lcd.clear();
47 lcd.setCursor(0, 0);
48 lcd.print("Jarak: ");
49 lcd.print(cm);
50 lcd.print("cm");
51 lcd.setCursor(0, 1);
52 lcd.print("Jumlah orang: ");
53 lcd.print(count);
54 delay(1000);
55
56 Serial.print("Jarak: ");
57 Serial.print(cm);
58 Serial.print("cm");
59 Serial.println();
60 delay(1000);
61
62 }
63
64 long microsecondsToCentimeters(long microseconds) {
65 return microseconds / 29 / 2;
66
67 }

18
6.1.2 Dokumentasi Rangkaian

Gambar 6.1: Rangkaian People Counter (Tampak Atas)

Gambar 6.2: Tampilan Awal Rangkaian People Counter pada LCD

19
Gambar 6.3: Tampilan Rangkaian People Counter Membaca Objek Berjarak di Bawah 100 cm

Gambar 6.4: Tampilan Rangkaian People Counter Membaca Objek Berjarak di Atas 100 cm

Gambar 6.5: Kode Program People Counter pada software Arduino IDE

20

You might also like