Professional Documents
Culture Documents
19.kajian Pengembangan
19.kajian Pengembangan
19.kajian Pengembangan
Abstract
The acceleration of fisheries development from the upstream and downstream industrial sectors is
still unable to take advantage of the potential availability of industrial raw materials and consumer
demand. To realize this, it is very necessary to study the downstream development of the fishing
industry in Southeast Sulawesi. This research is expected to be a model for improving the local
resource-based community economy in strategic areas in Southeast Sulawesi. The research
locations are all areas of fishery production centers in Kendari City and Baubau City, Southeast
Sulawesi Province. This research was carried out for 6 months from March to August 2021.
Research implementation methods The study of downstream fisheries development in Southeast
Sulawesi consists of; (1) an observational technical approach, (2) a participatory approach, (3) a
collaborative approach and (4) a sustainable approach, (5) a value chain analysis approach and
making markets work for the poor (M4P). The availability of raw materials to support the
improvement of the fisheries industry is unstable or fluctuates every year. The distribution of the
regional development of the fisheries industry in Kendari City is generally in the Districts of Kadia,
Poasia, Kambu, Kendari, Wua-wua, Baruga and Abeli. As for Bau-Bau City, almost all sub-
districts exist, namely Wolio, Betoambari, Batupoaro, Kokalukuna, Murhum, and Bungi Districts,
and are spread over 10 villages. The downstream development of the fisheries industry can be
driven through a Home Industry-based community business with halal-certified processing
standards and processed based on an environmental sanitation system.
Abstrak
Percepatan pembangunan perikanan dari sector industry hulu dan industry hilir masih belum
mampu memanfaatkan potensi ketersediaan bahan baku industry dan permintaan konsumen. Untuk
mewujudkan hal tersebut, sangat dibutuhkan kajian pengembangan hilirisasi industri perikanan di
Sulawesi Tenggara. Penelitian ini diharapkan menjadi model peningkatan ekonomi masyarakat
berbasis sumberdaya local pada wilayah strategis di Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian adalah
seluruh wilayah sentra produksi perikanan di Kota Kendari dan Kota Baubau Provinsi Sulawesi
Tenggara Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan sejak Bulan Maret – Agustus 2021. Metode
pelaksanaan penelitian Kajian pengembangan hilirisasi industri perikanan di Sulawesi Tenggara
terdiri atas; (1) pendekatan teknis observatif, (2) partisipatif (participatory approach), (3)
pendekatan kolaborasi (colaborative approach) dan (4) pendekatan berkelanjutan (sustainable
approach), (5) pendekatan analisa rantai nilai dan making markets work for the poor (M4P).
Ketersediaan bahan baku untuk mendukung peningkatan industri perikanan tidak stabil atau
berfluktuasi setiap tahunnya. Sebaran pengembangan perwilayahan industri perikanan secara
umum di Kota Kendari yaitu Kecamatan Kadia, Poasia, Kambu, Kendari, Wua-wua, Baruga dan
Abeli. Sedangkan untuk Kota Bau-Bau hampir seluruh kecamatan yang ada yaitu Kecamatan
Wolio, Betoambari, Batupoaro, Kokalukuna, Murhum, dan Bungi, dan tersebar di 10 desa.
Pengembangan hilirisasi industri perikanan dapat digerakkan melalui usaha masyarakat berbasis
Home Industry dengan standar pengolahan terserifikasi halal dan diolah berdasarkan sistem sanitasi
lingkungan.
Pengolahan data dilakukan secara 3. Input data; Langkah ketiga yang dilakukan
deskriptif tabulatif dan modeling. Modeling dalam proses pemodelan adalah memasukkan
berguna untuk merekontruksi hubungan antar data pada variabelvariabel yang sudah
skenario intervensi strategi tertentu dalam dibentuk dalam SFD.
pengembangan usaha perikanan dengan output 4. Simulasi; Langkah keempat adalah membuat
dari skenario intervensi yang terpilih dalam simulasi model SFD yang sudah dibangun.
kaitannya untuk pemenuhan konsumsi ikan ideal 5. Validasi; Langkah kelima adalah memvalidasi
oleh masyarakat di wilayah kajian. Pemodelan model, karena validitas atau keabsahan adalah
menggunakan piranti lunak powersim, yang salah satu kriteria penilaian keobyektifan dari
dikembangkan atas dasar model sistem dinamik, suatu pekerjaan ilmiah. Validasi model adalah
digunakan untuk membantu rekonstruksi tersebut. penilaian keabsahan suatu model.
Tabulasi data dan rekonstruksi skenario
diuji validitasnya melalui diskusi kelompok HASIL DAN PEMBAHASAN
fokus, untuk melihat kesesuaiannya dengan
kondisi riil di lapangan. Acuan utama tersebut Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat
digunakan kerangka agribisnis yang dikemukakan beberapa kendala yang dihadapi dalam usaha
oleh Saragih (2001), dimana sistem usaha pengolahan atau industri perikanan yang,
perikanan diusahakan dengan memperhatikan misalnya ketersediaan bahan baku. Selanjutnya
keterkaitan antara subsistem. Subsistem yang pengembangan industri perikanan saat ini
dimaksud meliputi subsistem produksi (usaha bervariasi yaitu kelompok-kelompok usaha
budidaya), subsistem input produksi, subsistem bersama, koperasi, maupun perusahaan yang
pengolahan, subsistem pemasaran. berdiri sendiri, dan atau bermitra dengan usaha-
Proses membangun model dinamik dengan usaha kecil di sekitarnya. Olehnya itu kondisi rill
powersim tersebut digunakan enam (6) langkah dan empiris di lapangan perlu diketahui dan di
pemodelan, yaitu: evaluasi baik itu yang menyangkut dengan
1. Pemetaan sistem nyata; Langkah pertama bentuk-bentuk kelembagaan tradisional yang
dalam pemodelan ini adalah membuat diagram dikembangkan oleh pemerintah, maupun oleh
simpal kausal atau causal loop diagram pengusaha. Kondisi eksisting industri perikanan
(CLD). di Kota Kendari dan Bau-bau disajikan pada
2. Pembuatan model; Langkah kedua adalah Gambar 3.
membangun diagram alir atau stock flow
diagram (SFD).
Erawan, dkk/Jurnal Formasi, Volume 7, Nomor 2, Bulan Desember Tahun 2022 / 01-12 7
7
Gambar 3. Pengolahan Sambal Kaholeo
B
Erawan, dkk/Jurnal Formasi, Volume 7, Nomor 2, Bulan Desember Tahun 2022 / 01-12 8
8
Keberlanjutan kegiatan hilirisasi produk mendukung kegiatan produksi bagi pelaku utama
bahan baku ikan di Sulawesi Tenggara (Kota khususnya pemili kapal, juragan, pedagang
Baubau & Kota Kendari) sangat ditentukan oleh pengumpul, pedagang antar pulau, papalele dan
rantai nilai usaha tersebut. Rantai nilai penjual eceran.
komoditas perikanan terdiri atas pelaku utama, Selanjutnya, lingkungan kebijakan
pelaku pendukung, dan lingkungan kebijakan berkaitan dengan kebijakan program BBM
pemerintah. Rantai nilai komoditas tersebut bersubsidi untuk nelayan, kebijakan KKP terkait
menggambarkan alur utama supply-demand. penangkapan ikan, kebijakan pemerintah terkait
Rantai nilai pelaku utama komoditas ikan perijinan kapal. Peran kebijakan untuk
tuna, tongkol dan ikan layang dan jenis lainnya meningkatkan produksi dan pendapatan serta
seperti lemuru, kakap merah dan kerapu yaitu keselamatan kerja para pelaku utama.
pemilik kapal (kapal kelompok, kapal Jaringan rantai nilai komoditas perikanan
perorangan dan kapal perusahaan), juragan, dibutuhkan dalam kegiatan usaha, yang mana
pedagang pengumpul, pedagang antar pulau, perhatian tidak hanya sekedar menciptakan
papalele, pedagang eceran, pengolah ikan, produk, akan tetapi sampai kepada produk
konsumen akhir dan eksportir. Peran para pelaku tersebut dihantarkan hingga kepada pengguna
usaha tersebut adalah penyedia stok ikan, terakhir. Menurut Sihombing (2015) bahwa
mengumpul, proses jual beli, pengolahan dan semakin kompleks komponen dalam jaringan
konsumsi. Rantai nilai pelaku pendukung adalah rantai nilai semakin baik dalam kegiatan usaha
KSOP/syahbandar, bengkel kapal, jasa pengurus tersebut. Rantai nilai komoditas perikanan di
perijinan, pabrik es, cold storage, SPBN dan Sulawesi Tenggara mengambil contoh kasus
perbankan. Peran para pelaku tersebut adalah Kota Kendari dan Kota Baubau, sebagaimana
sebagai penyedia jasa dan barang dalam disajikan pada Gambar 7.
Erawan, dkk/Jurnal Formasi, Volume 7, Nomor 2, Bulan Desember Tahun 2022 / 01-12 10
10
Gambar 7. Rantai Pasar Industri Perikanan Sulawesi Tenggara
Jumriani, Alimina N, Arami H. 2020. Musim Reed, M. S., Graves, A., Dandy, N., Posthumus,
Penangkapan Ikan Layang (Decapterus H., Hubacek, K., Morris, J., Stringer, L.
Spp.) yang Didaratkan di Kota Kendari. C. (2009). Who ’ s in and why ? A
Jurnal Manajemen Sumber Daya typology of stakeholder analysis methods
Perairan, 5(1): 17-23. for natural resource management. Journal
of Environmental Management, 90(5),
Kementerian Kelautan dan Pcrikanan 1933-1949. https://
Republik Indonesia, 2014, Peraturan doi.rg/10.1016/j.jenvman.2009.01.001.
Menteri Kelautan dan Pcrikanan No
5/PER,/1EN-KP/2014 tentang Sistem Saragih, B. 2001. Agribisnis-Paradigma Baru
l.ogistik lkan Nasional. Jakarta, 2014. Petanian. PT. Loji Grafika. Jakarta.