Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B

DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI 0-7 HARI DI


PUSKESMAS VERA-CRUZ (SENTRO SAUDE ENTERNAMENTU)
KABUPATEM DILI
TAHUN 2021

Refalina Bere, Vistra Veftisia


Kebidanan program Sarjana, Universitas Ngudi Waluyo
refaribeiro@gmail.com,Vistravef@gmail.com

Astrack
Artukel Info
Keywords: Hepatitis B immunization is a disease that
HB-0 Imunisasion is often experienced in the liver and is the
Mother’s knowledge most effective intervencion as one of he
measures to prevent the spreadof infection
diseases. From his etudy to determine the
mother’s knowledge about hepatitis B
immunization by giving hepatitis B imuniz
ation to infants 0-7 days at the vera-cruz
publick health center.This research is a
survei research that uses correlation
analytic with cross sectilonal approach,this
study uses a sectional discrete correlation
reseach design.the target population in this
study werw all newborns 0-7 days as many
as 76 but only 35 mother’s as were.the sam
taken the sampling technigue used using
the solvin formula technique.Primary data
was obtained from questionnaires secondar
y data is obtained from immunization
cards or officers imumunization record.
Data analysis using Univariate Analysis
and Bivariate Analysis Chi-Square
statistical test.from the study,if was found
that there were 33 mothers with less
knowledge (94.3%),of the 35 infants
mostly did not get hepatitis B 0
immunization with a total of 20 people
(57.1%) babies who did not get hepatitis B
immunization were mothers.with many as
19 people (54.3%),infanty who received
immunization with mothers with less
knowledge as many as 14 people (40%).
While mothers with good knowledge
(2.85%) gave hepatitis B immunization to
infants.from the study,there is no
significan relationship between maternal
knowledge with hepatitis B immunization
in infants 0-7 days (p.value=0.352>0.05).
Abstrak.
Imunisasi hepatitis B adalah penyakit yang
kerap di alami pada bagian orgam hati ,dan
intervensi yang paling efectif sebagai salah
satu tindakan pencegahan penyebaran
penyakit menular,dari penelitian ini untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu
tentang imunisasi hepatisis B B dengan
pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi
0-7 hari di puskesmas vera-cruz dili Timor
-leste,penelitian ini merupakan penelitian
survey yang mengunakan adalah analitik
kolerasi dengan pendekatan cross Sectiona
l, penelitian ini mengunakan desain penelit
ian Deccritif Corelation. populasi target
pada penelitini adalah semua bayi baru
lahir 0-7 dengan respondenti ibu ada 35
ibu, teknik pengambilan sampel dengan
mengunakan teknik rumus solvin. Data
Primer ini di peroleh dari kuesener data
sekunder di peroleh dari kartu KMS/kartu
imunisasi atau catatan imunisasi petugas.
Analisa data mengunakan Analisa Univari
at dan Analisa Bivariat uji statistic Chi-
Square.Dari penelitian di dapatkan ibu
dengan pemgetahuan kurang sejumlah 33
orang(94.3%), dari 35 bayi sebagian besar
tidak mendapatkan imunisasi hepatitis B 0
dengan jumlah 20 orang (57,1%),bayi
yang tidak mendapatkan imunisasi
hepatitis B 0 adalah ibu dengan
pengetahuan kurang sebanyak 19 orang
(54,3%),bayi yang mendapat imunisasi
dengan ibu pengetahuan kurang sebanyak
14 orang (40%).sedangkan ibu yang
pengetahuanya baik(2,85%)menberikan
imunisasi hepatitis B-0 pada bayinya .dari
penelitian di dapatkan tidak ada hubungan
bermakna antara pengetahuan ibu dengan
pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi
0-7 hari (p.value=0,352>0,05).
PENDAHULUAN terkontaminasi virus hepatitis, darah
pengidap hepatitis B dan cairan yang lain
Menurungkan angka kesakitan dan seperti cairan Vagina dan cairan air mani.
kematian bayimerupakan indikator penting Tidak hanya orang dewasa, Hepatitis B
dalam upaya meningkatkan derajat kesehat dapat ditularkan pada anak anak.
an bangsa .Hal ini merupakan dalam Penularan dapat melalui ibu hamil yang
konsentrasi pemerintah untuk mencapai mengalami hepatitis B. Ibu pengidap
subtancial Developmen goals (SDGs) hepatitis B menularkan (HBV) pada anak
khusunya goal ke3.Timor leste dalam ketika proses persalinan. Tentunya kondisi
survei Demografia dan Kesehatan ini dapat diatasi dengan pemberian vaksin
(TLDHS) tahun 2016 di temukan bahwa hepatitis B agar tidak terjadi infeksi lebih
angka kematian yang di dapat di cegah lanjut (WHO, Dasar-dasar Keamanan
pada bayi baru lahir/ Neonatal (AKN) Vaksin Pelatihan Melalui Elektronik,
30/1000 kelahiran hidup, angka kematian 2017)
bayi (AKB) 25/1000 kelahiran hidup dan
angka kematian anak- anak dibawah 5 Banyak jalan masuknya HB ke tubuh
tahun (AKBA) 41/1000 kelahiran si kecil .yang potensial melalui jalan lahir
hidup penyebab kematian bayi disebabkan .bila sejak lahir dalam kandungan sudah
dari berbagai penyakit seperti Ispa tertular dari ibu yang mengidap penyakit
.asfiksia ,pneumonia dan sebagian besar hepatitis B atau saat proses kelahiran cara
dari penyakit Hepatitis B akibat lewat lain melalui kontak dengan darah penderita
darah atau cairan tubuh sehingga menjadi ,semisal transfusi darah bisa juga melalui
kronik pada bayi dan sebagian bayi tidak alat alat medis yang sebelumnya telah
mengikuti imunisasi. Sedangkan untuk terkontaminasi darah dari penderita
angka kesakitan bayi di Timor leste hepatitis B ,seperti jarum suntik yang tidak
30/1000 kelahiran hidup penyebab steril atau peralatan yang ada di klinik gigi
kesakitan seperti ispa, asfiksia dan pneumo atau bahkan lewat sikat gigi atau sisir
nia,Bblr dan hepatitis B pada bayi karena rambut yang di gunakan antar anggota
tidak mengikuti imunisasi.( MDS. Timor- keluarga. Menurut (Marmi & Rahardjo,
Leste, 2016). 2014).
Salah satu program yang dilakukan Pada anak yang tidak di imunisasi
pemerintah untuk menurunkan angka memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena
kematian yang dapat dicegah pada anak komplikasi yang dapat menyebabkan
adalah Imunisasi. Imunisasi adalah kecacatan pada bayi bahkan kematian.
intervensi yang paling efektif sebagai salah Karena tubuh tidak mendapatkan kekuatan
satu tindakan pencegahan penyebaran dari sistem pertahanan khususà yang bisa
penyakit menular dan upaya menurunkan mendeteksi jenis-jenis penyakit berbahaya
angka kematian bayi dan balita (Ranuh e. tertentu. Imunisasi tidak hanya berfungsi
a., 2014) sebagai benteng pertahanan bayi, tetapi
juga berperan untuk mencegah penularan
Penyakit hepatitis B sering terjadi penyakit dari orang ke orang Perlu dicatat
pada anak -anak akibat sistem imunitas bahwa dampak dari tidak diimunisasi
tubuh yang belum optimal, salah satunya bukan mempengaruhi kesehatan bayi anda
adalah Hepatitis B. Hepatitis B adalah saja, Anak-anak yang lain dan orang lain
penyakit yang kerap dialami pada bagian juga akan merugi jika program imunisasi
organ hati. Pengidap Hepatitis B tidak merata bahkan bisa mengalami
mengalami peradangan pada bagian hati gangguan kesehatan pada bayi baru lahir.
yang disebabkan oleh paparan virus B Jika bayi tidak mendapatkan imunisasi,
(HBV) Virus penyakit hepatitis B mudah virus dan kuman dalam tubuh bisa dengan
menular melalui cairan yang mudah menyebar ke orang lain. Terlebih
mereka juga belum atau tidak pernah sangat rendah dari cakupan sasaran yaitu
imunisasi dan daya tahan tubuhnya sedang sebanyak 1168(20,1%) sedangkan tahun
lemah. Pada akhirnya penyebaran penyakit 2020 sampai baru mencukupi 710
akan berubah menjadi wabah penyakit dan (12,2%)dari data tersebut bisa dilihat
akan menyebar ke lingkungan sehingga cakupan imunisasi yang belum memenuhi
menimbulkan kasus jangkitan penyakit target tersebut sehingga menurunkan
dan kematian yang lebih banyak. Salah rendahnya cakupan imunisasi tidak sesuai
satu penyakit menular yang mendapat target 1725.
perhatian besar di dunia adalah penyakit
hepatitis B karena memberi efek yang Faktor yang mempengaruhi rendahnya
sangat besar terhadap sosial-ekonomi Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada bayi
dunia Penyakit ini telah menginfeksi baru lahir.(0-7 hari) adalah Factor
populasi dalam skala dunia sehingga Pengetahuan, Pendidikan ,pelayanan
harus direspon cepat untuk imunisasi dan Informasi imunisasi.para
penanggulangannya. Diperkirakan 2 peneliti ini juga telah melakukan riset
milyar manusia di dunia telah terinfeksi terhadap pemberian imunisasi hepatitis B
hepatitis pada tahun 2015, 257 juta (Triani Vivi, 2015).
diantaranya mengidap virus hepatitis B.
Menurut ( Blandina Tri Novidade Laia,
Penyakit hepatitis B menginfeksi dengan
2019) penelitiannya tentang faktor yang
berbagai varian tampilan klinik, yaitu
berhubungan dengan pemberian Imunisasi
dalam bentuk hepatitis akut, hepatitis
Hepatitis B 0-7 hari menyatakan bahwa
kronis tidak aktif, hepatitis kronis aktif,
pentingnya pemberian imunisasi hepatitis
Sirosis hati atau kanker hati (WHO, 2017).
B-0 pada bayi yaitu menberikan kekebalan
Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada pada tubuh bayi karna penularan ibu
bayi di Timor-Leste cakupannya mencapai dengan status HBsAg positif virus
83 % pada tahun 2019 sedangkan pada hepatitis jika terserang ke bayi akan
tahun 2020 cakupan Hepatitis B menjadi berdampak pada kerusakan organ hati.
70 %, jadi cakupan Hepatitis B di Negara
Berbagai factor pada alasan ibu tidak
Timor-Leste menurun dari tahun 2020. menbawa bayinya untuk mengikuti
13 % dari 2019.Menurunnya cakupan
imunisasi antara lain kerena masih ada
Hepatitis B di Negara Timor-Leste bayi yang masih tertolong yang bukan
dikarenakan adanya Pandemi Covid-19
tenaga kesehatan (Dukun), kurangnya
yang terjadi di berbagai Negara termasuk. informasi, jarak kesehatan jauh, mininya
Timor-Leste sehingga mempengaruhi
pengetahuan ibu. ( MDS 2021).
menurunnya. Cakupan Hepatitis B pada
bayi (MDS. Timor-Leste 2020). Teori L Green dalam (Notoatmodjo,
Promosi Kesehatan dan Perilaku
Cakupan Imunisasi hepatitis B pada
Kesehatan. 2012) Menyatakan Determinan
bayi untuk Kabupaten Dili pada tahun Perilaku kesehatantan Meliputi Faktor
2019 cakupan Hepatitis B menjadi 40 %
predisposing meliputi Pengetahuan, sikap,
dan pada tahun 2020 menjadi 20 % .pada kepercayaan, nilai, factor pendukung
2020 adanya pandemia covid 19 maka
meliputi ketersediaan imunisasi,jarak
kunjungan ibu hamil untuk melahirkan tempat pelayanan, Faktor pendorong
sangat lah sedikit,sehingga menurunya
meliputi sikap dan perilaku petugas
cakupan imunisasi pada bayi 0-7 hari kesehatan.
(DHS. Dili, 2020).
Hasil penelitian (Pontolawokang,
Berdasarkan data yang diambil di
Alwina, & dkk, 2016) Hubungan tingkat
puskesmas Vera-cruz cakupan imunisasi
pengetahuan dan cakupan imunisasi
hepatitis B pada tahun 2019 yaitu meski
Hepatitis B dengan P Value sebesar
0,026<0,05. Berdasarkan hal tersebut
pengetahuan ibu sangat berpengaruh METODE
terhadap keberhasilan pemberian imunisasi
Penelitian ini merupakan penelitian
hepatitis B 0. Penelitian yang dilakukan
yang mencoba mengenali bagaimana dan
oleh (Triani Vivi 2015) yang menyatakan
mengapa fenomenan itu terjadi survey
bahwa factor yang mempengaruhi
yang mengunakan metode analitik korelasi
pemberian vaksin Hepatitis B-1 pada bayi
dengan pendekatan Cross Sectional. Suatu
antara lain pengetahuan, pendidikan,
penelitian yang menpelajari dinaika
pekerjaan, orangtua, sikap, pelayanan
kolerasi antara factor-faktor resikodengan
kesehatan motivasi dan sumber informasi
efek dengan cara pendekatan(Notoatmodjo
para peneliti juga melakukan riset tentang
2018). Dalam penelitian ini penelitian
pengaruh karakteristik ibu terhadap
mengunakan desain penelitian Deskritif
kepatuhan pemberian imunisasi hepatitis b
Corelation. Menurut Sugiyono (2017).
pada bayi 0-7 hari.
penelitian Deskritif Corelation merupakan
Studi pendahuluan yang peneliti dapat penelitian yang bertujuan untuk melihat
pada tanggal 15 November 2021 di apakah antara dua variavel atau lebih
Puskesmas Vera-Cruz sesuai dengan memiliki hubungan atau kolerasi atau
wawancara yang dilakukan peneliti pada 5 tidak.
ibu yang memiliki bayi usia 0-7 hari, ada 3
ibu yang tidak tau tentang kontra
indikasi,manfaat dan efek sampang
hepatitis B (HB 0-7 hari ) pada bayi baru
lahir dan tidak mau anaknya mengikuti
vasinasi hepatitis B dan 2 orang ibu tidak
tau tentang keuntungan, efek samping
kontra indikasi, Imunisasi hepatitis B yang
akan diberikan pada bayi tapi mau bayinya
mengikuti vaksinasi hepatitis B.
Berdasarkan data dan fenomena diatas
maka peneliti mengambil penelitian
dengan judul “Hubungan pengetahuan ibu
tentang Imunisasi Hepatitis B dengan
pemberian imunisasi hepatitis pada bayi
0-7 hari di puskesmas Vera-Cruz ( Sentru
Saude Entrenamento) Tahun 2022.
A. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisa Univariat
a. Pengetahuan Ibu

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Puskesmas Vera-
Cruz.
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Baik 1 2.9

Cukup 1 2.9
Kurang 33 94.3
Total 35 100.0
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan yang signifikan diantara anak yang
ibu dengan pengetahuan kurang sejumlah diberikan imunisasi dasar dengan yang
33 orang (94,3%) dengan skor 13-19 , ibu tidak diberikan imunisasi dalam beberapa
dengan pengetahuan cukup sebanyak 1 factor diantaranya kurangnya pengetahuan
orang (2,9%) dengan skor 11-12 , lalu ibu dengan tingkat pendidikan. Sehingga
dengan pengetahuan baik sejumlah 1 orang dalam hal ini petugas kesehatan bisa lebih
(2,9%) dengan skor <11. Dalam penelitian meningkatkan penyuluhan tentang
ini penelitian mengukur pengetahuan ibu imunisasi B dari cara penularan hepatitis
tentang imunisasi Hb 0 dengan menggunak B, bahaya nya , dan apa itu vaksin.
an kuesioner dengan jumlah soal 20
pertanyaan dimana 3 pertanyaan diawal Dalam penelitian ini ditemukan
untuk mengetahu sumber informasi bahwa mayoritas responden masih
responden dan 17 pertanyaan untuk memiliki pengetahuan yang kurang
mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang imunisasi Hb 0 disebabkan oleh
responden tentang imunisasi Hb 0 pada beberapa hal yaitu kurangnya informasi
bayi usia 0-7 hari yang dilakukan pada 35 dari tenaga kesehatan, kurangnya
ibu yang memiliki bayi 0-7 hari , dimana pengetahuan tentang bahaya jika tidak
nilai paling rendah didapatkan pada melakukan imunisasi, dan kurangnya
pertanyaan no 17 yaitu “ apa yang pengetahuan tentang apa itu imunisasi
dimaksud dengan vaksin” didapatkan total dipengaruhi oleh pendidikan ibu.
nilai dari 35 responden hanya 4 yang Berdasarkan penelitian didapatkan di
menjawab benar dimana 3 diantaranya ada stribusi responden berdasarkan pendidikan
ibu dengan pendidikan terakhir SMA. terakhir,24 diantaranya (68,6%) adalah ibu
Sementara itu nilai terendah juga dengan pendidik terakhir SMA-Perguruan
didapatkan pada soal no 8 nilai total adalah Tinggi, lalu ibu dengan pendidikan
7 dengan pertanyaan “ apakah penyakit dibawah SMA yaitu 11 orang (31,4%).
hepatitis B dapat menular?” dan soal no 9 Menurut (Notoatmodjo, 2010) Semakin
nilai total adalah 6 dengan pertanyaan “ tinggi pendidikan, semakin tinggi
dari manakah seorang bayi dapat terkena pengetahuan terhadap imunisasi. Dengan
penyakit hepatitis B ?” hal ini sejalan demikian pendidikan akan berpengaruh
dengan penelitian (Efendi, Pradiptasiwi, & terhadap pengetahuan karena semakin
dkk,2020) dimana terdapat perbedaan tinggi pendidikan maka kemampuan
menyerap informasi dan keingintahuan yang berumur <20 tahun (55,6%)
untuk mencari tahu akan semakin tinggi responden berperilaku kurang baik dalam
pemberian imunisasi hepatitis B. Dari 56
Hal ini yang menjadi salah satu faktor orang responden yang berumur ≥ 20 tahun
yang mempengaruhi masih rendahnya terdapat 46,4%)responden berperilaku
pengetahuan responden tentang pemberian kurang baik dalam pemberian imunisasi
imunisasi. hal yang sama juga didapatkan hepatitis B. berdasarkan penelitian yang
(Pontolawokang, Korah, & Dompas., dilakukan(Purwanti&Lestari,2020) tentang
2016) status pemberian imunisasi hepatitis jarajteristik ibu yang mempengaruhi
B-0 (46,3%) yang memberikan imunisasi pemberian imunisasi HB-0 pada BBL,
hepatitis B0(25,6%) dan tidak memberikan didapatkan hasil sebagian besar responden
imunisasi Hepatitis B-O (20,7%), tingkat ialah ibu dengan usia lebih dari sama
pendidikan yang kurang baik sebanyak dengan 20 tahun sebanyak 33 responden
(53,7%) yang melakukan pemberian (82,5%) dimana dari hasil uji bivariate
hepatitis B-0 (30,5%) dan tidak melakukan ditemukan bahwa ada hubungan antara
imunisasi shepatitis B-0 (23,2%). Hasil umur ibu degna status pemberian
analisis yang diuji secara bivariat nilai p = imunisasi HB-0 dengan nilai p.value =
0,887 ( nilai p > 0,05 ) yang artinya tingkat 0,003.Sehingga perlu dilakukan intervensi
pendidikan tidak ada hubungan dengan agar meningkatkan pengetahuan ibu
status pemberian imunisasi hepatitis B-0 di bahkan keluarga, pada ibu dengan
Puskesmas Kombos Kecamatan Singkil pengetahuan yang cukup dan baik tetap
Kota Manado. diberikan penyuluhan agar lebih
memahami lagi dan mau membagi info ini
Hasil penelitian yang sudah dilakukan
dengan orang sekitar,Menurut(Muhammad
didapatkan dari 35 responden paling
,2008) Pengetahuan keluarga mengenai
banyak adalah ibu dengan usia 20-35
imunisasi akan membentuk sikap positif
tahun(91,4%) ibu berusia 15-19 tahun (2,9
terhadap kegiatan imunisasi termasuk
%)lalu ibu dengan usia 36 tahun(5,7%)Seh
imunisasi dasar paa bayi. Hal ini juga
ingga didapat data terbanyak adalah ibu
merupakan faktor yang sangat
dengan usia produktif ,biasanya ibu yang
berpengaru dalam keberhasilan imunisasi,
masih muda dan berada di usia reproduktif
dengan pengetahuan yang baik dan
akan lebih banyak memiliki informasi
memiliki kesadaran untuk memberikan
tentang imunisasi sehingga mau anaknya
imunisasi bayi akan meningkat.
diberikan imunisasi,Tetapi dalam penelitian
Pengetahuan tersebut akan menimbulkan
ini meskipun ibu memiliki pendidikan
kepercayaan ibu tentang kesehatan dan
yang tinggi tetapi masih ada yang tidak
mempengaruhi status imunisasi bayinya.
memberikan imunisasi Hb 0 pada bayinya
Sedangkan pada penelitian( Mulyani, Shafi
dikareanakan pengaruh dari lingkuhan
ra & Haris, 2018) menemukan bahwa
keluarga dan orang sekitar. Hal ini
pengetahuan seorang ibu tentang imunisasi
didukung oleh penelitian (Sembiring,
dasar bayi dipengaruhi oleh informasi
Sentosa, & Suroyo, 2018) Hubungan umur
yang diterima apakah cukup atau kurang,
dengan perilaku ibu dalam pemberian
dan kemampuan ibu dalam memahami
imunisasi hepatitis B pada analisis bivariat
informasi yang diberikan.
diperoleh uji chi-square yakni p-
value=0,687.Nilai p-value itu secara Begitu juga dengan penelitian yang
statistik menunjukkan bahwa tidak ada dilakukan oleh (susanti, 2016) dimana
hubungan yang bermakna antara umur pengetahuan ibu yang kurang tentang
dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi diakibatkan karena lokasi tempat
imunisasi hepatitis B, dari 18 responden itnggal di pedesaan sehingga ibu akan
yang berumur <20 tahun dan 56 orang lebih sulit dan lambat mendapatkan
berumur ≤20 tahun. Dari 18 responden
informasi kesehatan, informasi lain dari diperlukan motivasi dari keluarga untuk
media sosial juga sulit didapatkan karna mendorong seorang ibu untuk membawa
sebagian ibu tidak mengerti tentang anakna ke fasilitas kesehatan.
elektrinik. Hal sebaliknya didapatkan oleh
(Irhan,2010) dimana dari hasil uji statistic Pada penelitian ini bisa diambil
didapatkaan nilai p.value = 0,879> 0,05 kesimpulan bahwa pengetahuan ibu sangat
sehingga tidak ada hubungan antara berperan penting , ibu dengan pengetahuan
sumber informasi dengan pengetahuan ibu yang baik akan paham dan mengerti
tentang imunisasi dasar, karena ibu bisa mengenai pentingnya imunisasi HB-O
mendapat informasi dar berbagai sumber pada bayinya sehingga meskipun ada
tentang informasi baik dari petugas dorongan dari orang lain untuk tidak
kesehatan,media elektronik dan sosial, melakukan imunisai,seperti yang ditemuka
keluarga, dan teman, sedangkan responden n pada penelitian yang dilakukan oleh
yang mempunyai tingkat pengetahuan (Ranuh & dkk, 2008) menemukan bahwa
yang kurang dikarenakan kurangnya minat pengetahuan ibu tentang imunisasi bayi
dan sumber infotmasi tentang imunisasi. sangatlah penting, karena pemakaian
Penelitian yang dilakukan oleh sarana dan fasilitas kesehatan berkaitan
(Sitompul, Rumanpu &Tololilu, 2018) erat dengan perilaku dan kepercayaan ibu
dalam penelitiannya menemukan bahwa tentang kesehatan dan mempengaruhi
pengetahuan ibu dengan pemberian status imunisasi bayinya, masalah antara
imunisasi Hepatitis B 0-7 hari di pengertian dan keikutsertaan orangtua
Puskesmas Kecamatan Lemberh ada dalam program imunisasi anak tidak akan
hubungannya, ditemukan ada factor lain menjadi halangan jika pengetahuan ibu
yang mempengaruhi ketepatan waktu tentang imunisasi sudah baik.
pemberian imunisasi , dalam hal ini
dibuktikan bahwa selain pengetahuan juga
b.Perilaku Imunisasi Hb-0
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Imunisasi Hb-0 di
Puskesmas Vera-Cruz
Perilaku Imunisasi Frekuensi presentase
Mendapat Imunisasi 15 42.9
Tidak Mendapat Imunisasi 20 57.1
Total 35 100.0
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Beberapa alasan bayi tidak mendapatkan
didapatkan hasil yaitu dari 35 bayi sebagian imunisasi lengkap yaitu karena alasan
besar tidak mendapat imunisasi Hb-0 informasi, motivasi dan situasi. Alasan
(57,1%), sedangkan bayi yang mendapat informasi berupa kurangnya pengetahuan ibu
imunisasi Hb-0(42,9%).Dimana pengetahuan tentang kebutuhan, kelengkapan dan jadwal
ibu kurang tentang imunisasi (94,3%). imunisasi, ketakutan akan imunisasi dan
Dalam hal ini ditemukan bahwa responden adanya persepsi salah yang beredar di
yang tidak memberikan imunisasi anaknya masyarakat tentang imunisasi. Karakteristik
dikarenakan kurangnya informasi , dorongan pekerjaan repsonden didapatkan hasil dimana
dari orang sekitar yang menimbulkan rasa paling banyak adalah ibu yang tidak bekerja
takut untuk imunisasi pada anaknya. (62,9%), ibu yang bekerja (28,6%), lalu ibu
yang merupakan pelajar (8,6%). Dalam hal
ini didapatkan bahwa mayoritas ibu tidak
bekerja sehingga biasanya ibu akan memiliki system pertahanan tubuh erhadap suatu virus
wawasan yang lebih sempit tentang hal yang atau bakteri yang bisa meyebabkan penyakit
baru seperti imunisasi pada bayi karena ibu ,tidak hanya mencegah seorang anak terkena
yang bekerja akan berjumpa dengan orang penyait imunisasi juga menjadi upaya
baru dan mendapat pengetahuan baru. pemerintah mencegah penyebaran
penyakit.Sementara untuk imunisasi hepatitis
Dari hasil penelitian yang dilakukan B yang diberikan pada saat baru lahir, usia 2
oleh (Hardyani & Widyaningsih, 2021) bulan, 4 bulan, dan 6 bulan merupakan
dengan judul “Gambaran Karakteristik Ibu imunisai yang dilakukan untuk memberi
Terhadap Pemberian Imunisasi Hb 0 Pada kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B
Bayi Baru Lahir 0-24 Jam Di Wilayah Kerja yang dapat merusak hati. WHO
Puskesmas Melayu Muara Teweh” merekomendasikan semua bayi menerima
didapatkan bahwa ibu yang melakukan vaksin HB-0 segera mungkin setelah lahir
imunisasi HB-0 pada anaknya sebagian besar (Yano, 2016) dalam penelitiannya berjudul
merupakan ibu rumah tangga (26,4%) dan “Hepatitis B Vaccines Efficacy and
pegawai swata (54%) sedangkan ibu yang Necessity of Booster Immunizations”.
PNS (19,5%)
Hal yang sama juga didapatkan oleh
Selain faktor-faktor di atas terdapat juga (Ninggsih & Dupriana,2017) dalam
permasalahan yang berkembang di penelitiannya dimana dari 43 orang ibu di
masyarakat diantaranya adalah seorang ibu wilayah kerja Puskesmas Kuala Lempuing di
beranggapan dan berkeyakinan bahwa Kota Bengkulu terdapat 37,2% yang tidak
anaknya baru boleh dilakukan imunisasi melakukan pemberian imunisasi Hepatitis
setelah 40 hari(H.A,2017). Akan tetapi yang B0 pada bayinya dan 62,8% melakukan
paling berpengaruh adalah karena anak sakit, pemberian imunisasi Hepatitis B0 pada
ketidaktahuan ibu akan pentingnya bayinya.
imunisasi, ketidaktahuan ibu akan
pentingnya imunisasi, ketidaktahuan waktu Hal sebaliknya didapatkan oleh
yang tepat untuk mendapatkan imunisasi dan penelitian (mahdalena & sitti ,2019) dimana
ketakutan akan efek samping yang dari hasil penelitian didapatkan cakupan
ditimbulkan imunisasi (RI K.K.,2020) imunisasi hepatitis B 0-7 hari di Kabupaten
imunisasi pada anak sangatlah penting puskesmas poasia adalah 71%, angka ini
karena dapat meningkatkan kekebalan anak berasterdapat perbedaan cakupan imunisasi
terhadap suatu penyakit, seperti yang HB-0 di kabupaten sifa aceh yaitu 76%
disampaikan oleh ( RI D.K.,2015) imuniasi
ialah suatu upaya untuk menimbulkan
kekebalan secara aktif terhadapsuatu
penyakit,imunisasi melindungi anak terhadap
berbagai macam penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I). beberapa
penyakit menular seperti TBC, difteri,tentan
us, Hepatitis B, pertussis, campak,polio, dan
radang selaput otak, anak yang telah
diberikan imunisasi akan terlindungi dari
berbagai penyakit yang berbahaya yang
dapat menimbulkan kecacatan hingga
kematian.
Seperti yang disampaikan (Luthfia & ferry
,2021) bahwa manfaat dari imunisasi pada
anak untuk menghasilkan antibody atau
3. Analisa Bivariat
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi
Hubungan Antara Pengetahuan Responden
Dengan Perilaku Imunisasi Hb-0 di
Puskesmas Vera-Cruz.

Perilaku imunisasi
Mendapat Tidak mendapat P.Valu
Imunisasi Imunisasi Total
Pengetahuan F % F % F % 0,352

Baik 1 2,85% 0 0% 1 2,9%


Cukup 0 0% 1 2,9% 1 2,9%
Kurang 14 40% 19 54,3% 33 94,3%
Total 15 42,9% 20 57,1% 35 100%
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh pengetahuannya baik (2,85%)
data lalu dilakukan uji bivariate dengan memberikan imunisasi HB-0 pada
chi-square didapatkan hasil p.value bayinya. Lalu dilakukan uji bivariate
(Asymp.Sig.(2-sided) = 0,352 > 0,05 dengan chi-square didapatkan hasil
sehingga Ho diterima dan Ha ditolah , p.value (Asymp.Sig.(2-sided) = 0,352 >
dimana tidak ada hubungan bermakna 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha
antara pengetahuan ibu dengan ditolak , dimana tidak ada hubungan
pemberian imunisasi hepatitis B pada bermakna antara pengetahuan ibu
bayi 0-7 hari. Lalu kebanyakan bayi dengan pemberian imunisasi hepatitis B
yang tidak mendapat imunisasi Hb 0 pada bayi 0-7 hari. Sebagian besar ibu
adalah ibu dengan pengetahuan kurang yang tidak memberika imunisasi pada
sebanyak 19 orang (54,3%) tetapi bayi bayinya adalah ibu dengan pendidikan
yang mendapat imunisasi juga terakhir tinggi yaitu SMA- Perguruan
kebanyakan adalah ibu dengan tinggi. Seperti yang didapatkan( BA,
pengetahuan kurang sebanyak 14 orang EO,JK & d,2015) dengan judul
(40%).sedangkan ibu yang pengetahuan “Influence of maternal education on
nya baik (2,85%) memberikan imunisasi child immunization and stunting in
HB-0 pada bayinya, Kenya”dalam penelitiannya menyatakan
bahwa pendidikan yang tinggi
Dari penelitian yang dilakukan memberikan kesempatan bagi responden
diperoleh data bahwa kebanyakan bayi untuk memiliki jangkauan pengetahuan
yang tidak mendapat imunisasi Hb 0 yang lebih luas, termasuk masalah
adalah ibu dengan pengetahuan kurang kesehatan, sehingga kesadaran akan
sebanyak 19 orang (54,3%) tetapi bayi pentingnya kesehatan akan dieksekusi
yang mendapat imunisasi juga dengan mengunjungi fasilitas kesehatan.
kebanyakan adalah ibu dengan Hal ini bisa dilihat dari 73 sampel yang
pengetahuan kurang sebanyak 14 orang berpendidikan tinggi, 64 diantaranya
(40%), sedangkan ibu yang memberikan imunisasi secara lengkap
kepada anaknya. Begitu pula sebaliknya mengetahui apa itu vaksin. Hal ini
pada ibu dengan kategori berpendidikan sejalan dengan penelitian oleh
rendah, dari 27 sampel penelitian (Kusumawati, Mulyani & Pramono,
sebanyak 14 ibu tidak memberikan 2007) yang menemukan bahwa tidak ada
anaknya imunisasi dasar secara lengkap. hubungan antara pengetahuan ibu
dengan perilaku pemberian imunisasi
Hal ini didukung oleh hasil HB-0.
penelitian (Siddiqi, siddiqi Nisar &
Khan, 2010) dengan judul “Mothers' Dalam hal ini orangtua juga perlu
knowledge about EPI and its relation lebih meningkatkan perhatiannya pada
with age-appropriate vaccination of kesehatan anak dengan mencari sendiri
infants in peri-urban Karachi” dimana informasi tentang imunisasi HB-0 untuk
dalam penelitiannya didapatkan bahwa bayinya baik melalui orang sekitar
pengetahuan ibu tidak berhubungan ataupun dari media elektorik . seperti
secara signifikan dengan vaksinasi yang yang didapatkan oleh (GebreEyesus,
tepat untuk anaknya dengan p.value = Tarekegn, Amlak, & dkk, 2021) Dalam
0,22. Selain itu bayi yang tidak penelitiannya yang berjudul
diberikan imunisasi HB-0 sebagian “Knowledge, Attitude, and Practices of
dikarenakan kurangnya peran ibu dalam Parents About Immunization of Infants
kegiatan imunisasi seperti kurangnya and Its Associated Factors in Wadla
memakai fasilitas kesehatan yang Woreda, North East Ethiopia, 2019”
ada,kurangnya pengetahuan tentang dimana pada penelitian ini menunjukan
imunisasi, seperti yang didapatkan oleh bahwa responden yang memiliki
(Baidah & Emawati, 2019) dalam pengetahuan baik tentang imunisasi bayi
penelitiannya bahwa ada hubungan 4 kali lipt cenderung memiliki sikap baik
antara peran orangtua dalam kegiatan terhadap imunisasi bayi daripada
imunisasi dengan pemberian imunisasi responden yang memiliki pengetahuan
Hepatiti B pada usia 0-7 hari di kurang , dimana responden mlebih
kelurahan Kelayan Selatan Banjarmasin. memilih mendapatkan informasi tentang
vaksin dari media sosial , teman dan
Dengan demikian dalam hal ini tetangga untuk meningkatkan kesadaran
petugas kesehatan perlu memperhatikan mereka. Selain itu penelitian ini juga
kembali karakteristik responden saat menemukan yang mempengaruhi sikap
memberikan pendidikan kesehatan imunisasi bayinya pada orangtua selain
tentang imunisasi dasar dimana selain karena pengetahuan juga dari factor usia
memberikan informasi tentang vaksin , orantua, jumlah anak, status pendidikan,
petugas juga dapat memberikan tempat tinggal,waktu perjalanan ke
beberapa kata motivasi agar semakin fasilitas denga p.value < 0,25 sehingga
banyak ibu yang mau melakukan vaksin memiliki hubungan.
HB-0 pada bayinya. Dalam penelitian ini
didapatkan ibu yang pengetahuan kurang (Pontolawokang, Korah, & Dompas,
tetapi memberikan vaksin pada anaknya 2016 dalam penelitiannya menghasilkan
dikarenakan dorongan dari keluarga tingkat pengetahuan yang baik dengan
untuk memberikan vaksin serta status pemberian imunisasi hepatitis B-
dukungan dari petugas kesehatan ketika 0(58,5%) Pengetahuan baik yang
selesai melahirkan untuk memberikan memberikan Imunisasi Hepatitis B-O
vaksin pada bayinya. Sedangkan pada (26,8%) dan yang berpengetahuan baik
ibu yang berpengetahuan kurang dan tidak memberi Imunisasi (31,7%).
tidak memberikan vaksin pada anaknya Tingkat pengetahuan yang kurang baik
dikarenakan ketidaktahuannya mengenai memberi Imunisasi Hepatitis B-O (41,5
bahaya dari Hepatitis B dan tidak %) yang melakukan pemberian
imunisasi Hepatitis B-O (29,3%) dan Simpulan
yang tidak melakukan pemberian
Imunisasi Hepatitis B-O (12,2%) setelah 1.Dari penelitian yang sudah dilakukan
dilakukan analisis Bivariat nilai p = didapatkan dari 35 ibu sebagian besar
0,026 (P < 0,05 ) yang artinya ada adalah ibu dengan pengetahuan kurang
hubungan tingkat pengetahuan dengan sejumlah 33 orang (94,3%) dengan skor
status pemberian imunisasi hepatitis B-0 13-19 , ibu dengan pengetahuan cukup
pada bayi di Puskesmas Kombos sebanyak 1 orang (2,9%) dengan skor
Kecamatan Singkil. 11-12 , lalu ibu dengan pengetahuan
baik sejumlah 1 orang (2,9%) dengan
Jika dalam penelitian ini didapatkan skor <11
mayoritas ibu dengan pengetahuan yang
kurang maka hal sebaliknya didapatkan 2.Penelitian yang telah dilakukan
oleh (Utami, 2016) dalam penelitiannya didapatkan data dari 35 bayi sebagian
menghasilkan ibu yang berpengetahuan besar tidak mendapat imunisasi Hb-0
baik 62,5% dan diberikan imunisasi HB dengan jumlah 20 orang (57,1%),
0 pada bayinya sejumlah 48,5% dan sedangkan bayi yang mendapat
tidak memberikan bayinya imunisasi imunisasi Hb-0 sejumlah 15 orang
sebanyak 13,9%, lalu berdasarkan hasil (42,9%).
uji bivariate didapatkan p.value = 0,015 3.Dari penelitian yang dilakukan
< 0,05 sehingga dapat dinyatakan ada
diperoleh data lalu dilakukan uji
hubungan pengetahuan ibu dengan bivariate dengan chi-square didapatkan
pemberian imunisasi hepatitis B-0 pada
hasil p.value (Asymp.Sig.(2-sided) =
wilayah Puskesmas Kayu Kunyit 0,352 > 0,05 sehingga Ho diterima dan
Bengkulu Selatan, Hal lain yang
Ha ditolah , dimana tidak ada hubungan
didapatkan adalah sebagian besar ibu bermakna antara pengetahuan ibu
yang memiliki pengetahuan baik
dengan pemberian imunisasi hepatitis B
diperoleh dari hasrat rasa ingin tahu pada bayi 0-7 hari. Lalu kebanyakan
seorang ibu , semakin kuat hasrat
bayi yang tidak mendapat imunisasi Hb
sesorang maka akan semakin banyak 0 adalah ibu dengan pengetahuan kurang
pengetahuan yang dimiliki dimana
sebanyak 19 orang (54,3%) tetapi bayi
pengetahuan itu sendiri diperoleh dari yang mendapat imunisasi juga
pengalaman yang pernah dialami dan
kebanyakan adalah ibu dengan
dari lingkungan sekitarnya ( jalaluddin, pengetahuan kurang sebanyak 14 orang
2013)
(40%).sedangkan ibu yang pengetahuan
Keterbatasan Penelitian nya baik (2,85%) memberikan imunisasi
HB-0 pada bayinya,
Peneliti hanya meneliti tentang
hubungan pengetahuan dan pemberian Daftar Pustaka
ingga pada pemberian imunisasi
Andareto. (2015). Penyakit Menular di
hepatitis B karna di lihat dari segi
sekitar anda: mengetahui macam-macam
pengetahuan sangat minin sehingga
penyakit yang dapat menular.
pada pemberian imunisasi kurang pada
bayi 0-7 hari. sehingga menjadi masalah BA, A., EO, O., JK, K., & D, M. (2014).
yang harus di teliti lebih lanjut karena Influence of maternal education on child
factor banyak yang harus di teliti lebih immunization and stunting in Kenya.
dalam. Matern Child Health J.
Baidah, & Emawati. (2019). hubungan
peran orang tu adalam kegiatan
imunisasi dengan pemberian imunisasi Berhubungan dengan Pemberian
hepatitis b pada usia dini 0-7 hari di Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari. Berita
kelurahan kelayan selatan banjarmasin. Kedokteran Masyarakat.
Journal Nursing Army.
Marhaento, H., & subur. (2007).
Efendi, Pradiptasiwi, F. &., & dkk. FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG
(2020). Factors associated with complete BERPENGARUH TERHADAP
immunizations coverage among VAKSINASI HEPATITIS B-1 PADA
Indonesian children aged 12–23 months. BAYI UMUR 7 HARI . Jurnal
Children and Youth Services Review. Epidemiologi .
GebreEyesus, F. A., Tarekegn, T. T., Marmi, & Rahardjo, K. (2014). Asuhan
Amlak, B. T., & dkk. (2021). neonatus, bayi, balita, dan anak
Knowledge, Attitude, and Practices of prasekolah. Yogyakarta: Pustaka
Parents About Immunization of Infants Belajar.
and Its Associated Factors in Wadla
Woreda, North East Ethiopia, 2019. Muhammad, A. (2008). Pengetahuan
Pediatric health, medicine and sikap dan perilaku ibu bekerja dan ibu
therapeutics. tidak bekerja tentang imunisasi.
Universitas Sumatera Utara.
H.A, M. (2000). Imunisasi. Jakarta: PT
Grapik Grapos Indonesia. Mulyani, S., Shafira, N., & Haris, A.
(2018). PENGETAHUAN IBU
Hardyani, & Widyaningsih, A. (2021). TENTANG KELENGKAPAN
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU IMUNISASI DASAR PADA BAYI.
TERHADAP PEMBERIAN JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal
IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU Kedokteran dan Kesehatan".
LAHIR 0-24 JAM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MELAYU Ningsih, D. A., & Dupriana. (2017).
MUARA TEWEH. Universitas Ngudi HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN
Waluyo. PENGETAHUAN IBU DENGAN
PEMBERIAN IMUNISASI
Indrayani, & M.E.U, D. (2013). Asuhan HEPATITIS B0 PADA BAYI DI
Persalinan dan bayi Baru Lahir. Jakarta: WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CV. Trans Info Media. KUALA LEMPUING KOTA
BENGKULU. Jurnal Sains Kesehatan.
Irham, R. (2010). Gambaran
pengetahuan ibu tentang imunisasi Notoatmodjo. (2012). Promosi
campak di puskesmas teladan medan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
tahun 2010. Naskah Publikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

JNPK-KR. (2007). Asuhan persalinan Notoatmodjo. (2014). Metodologi


normal: asuhan esensial persalinan. Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Makassar: JHPIEGO. Rineka Cipta.

Kusumawati, L., Mulyani, N. S., & Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku


Pramono, D. (2007). faktor-faktor yang Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
berhubungan dengan pemberian
imunisasi Hepatitis B 0-7 hari. Berita Pontolawokang, A., Korah, B. H., &
Kedokteran Masyarakat. Dompas., R. (2016). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemberian Imunisasi
Kusumawati, L., Mulyani, N. S., & Hepatitis B 0. Jurnal Ilmiah Bidan.
Pramono, D. (2007). Faktor-Faktor yang
Pontolawokang, Alwina, & dkk. (2016). Sa, T. (2013). Faktor Sosial Ekonomi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yang Berhubungan Dengan Ibu di
Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0. daerah Endemik Gaky. Yogyakarta:
urnal Ilmiah Bidan. UGM.

Prawirohardjo, S. (2005). lmu Saifuddin, A. (2014). uku Panduan


Kebidanan. Cetakan Keempat. Jakarta: Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Yayasan Bina Pustaka. dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono.
Proverawati, A., & Andhini, C. (2010).
Buku Imunisasi dan Vaksinasi. Edisi 2. Saleha. (2014). Asuhan Kebidanan
Jakarta: Nuha Medika. Neonates, Bayi Dan Balita. Makassar:
Alauddin University Press.
Purwanti, E. A., & Lestari, P. (2020).
KARAKTERISTIK IBU YANG Sembiring, J. B., Sentosa, H., & Suroyo,
MEMPENGARUHI PEMBERIAN B. (2018). HUBUNGAN FAKTOR
IMUNISASI HB-0 PADA BAYI BARU INTERNAL DAN EKSTERNAL
LAHIRDI PMB GRIYA RENI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM
KALIMANTAN TIMUR TAHUN PEMBERIAN IMUNISASI
2020. Universitas Ngudi Waluyo. HEPATITIS B. Jurnal Kebidanan.
Rachman, I., Handayani, M., & Ridwan, Siddiqi, N., Siddiqi, A.-e.-a., Nisar, N.,
M. (2015). PENGETAHUAN, SIKAP & Khan, A. (2013). Mothers' knowledge
IBU DAN PERAN PETUGAS about EPI and its relation with age-
KESEHATAN SEBAGAI FAKTOR appropriate vaccination of infants in
DALAM MENINGKATKAN peri-urban Karachi. J Pak Med Assoc.
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS
B DI KOTA JAMBI. JURNAL MKMI. Sitompul, C. S., Rumampuk, J. L., &
Tololilu, T. (2018). Hubungan
Ranuh, e. a. (2014). Pedoman Imunisasi pengetahuan dengan oemberian
di Indonesia. Edisi kelima. Jakarta: imunisasi hepatitis B (0-7 hari) pada
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak bayi baru lahir di wilayah kerja
Indonesia. puskesmas kecamatan lembeh selatan .
E-Jurnal Sariputra.
Ranuh, I., & dkk. (2008). Pedoman
Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Badan Sondakh, J. (2017). Asuhan Kebidanan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang:
Erlangga.
RI, D. K. (2015). Buku Pendoman
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Derpatermen Tando, & Marie., N. (2016). Asuhan
kesehatan Republik Indonesia. Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Jakarta: Salemba Medika.
RI, K. K. (2010). Buku Ajar Imunisasi.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Utami, G. R. (2016). hubungan
Tenaga Kesehatan. pengetahuan ibu bayi 0-12 bulan dengan
praktik pemberian imunisasi hepatitis B-
Rizani, A., Hakimi, M., & Ismail, D. 0 di wilayah puskesam kayu kunyit
(2018). Hubungan Pengetahuan, Sikap bengkulu selata. Naskah Publikasi.
dan Perilaku Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari di Kota WHO. (2017). Dasar-dasar Keamanan
Banjarmasin. Berita Kedokteran Vaksin Pelatihan Melalui Elektronik.
Masyarakat.
WHO. (2021). Vaccine Safety Bassics
(Dasar-Dasar. Keamanan Vaksin).
Kemenkes RI.
Williamson, & Crozier. (2013). Buku
Ajar AsuhanNeonatus. Jakarta:
BukuKedokteran EGC,.
Yano,Y.(2016).Hepatitis B Vaccines
Efficacy and Necessity of Booster
Immunizations. Journal Of Hepatitis.

You might also like