Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal SEMIOTIKA

Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

RASISME DALAM FILM SKIN 2018


DARI PANDANGAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES

Rendi Julianto, Siti Nursanti, Weni A. Arindawati*

Ilmu Komunikasi, Universitas Singaperbangsa Karawang

ABSTRACT

Racism is a world problem that has yet to be resolved. Presenting issues of racism have now
entered electronic media, such as films. Movies can influence a person's views through the messages they
convey. Film Skin is one of the films that raises the issue of racism against the public, both from a racial
and religious perspective. That is what makes researchers interested in knowing how the representations
of denotation, connotation, and myths are formed about racism in the film Skin. This study uses a
qualitative method with a semiotic analysis approach. The data used are scenes or scenes of racism both
by race and religion, as well as literature studies such as books, journals and previous research theses.
These data were analyzed using Roland Barthes' semiotic theory through two stages, namely the first
stage of significance knowing the meaning of denotation in the selected scenes, and the second stage of
knowing the meaning of connotation in selected scenes, then in the second stage of significance, the sign
also working through myths. The results of this study indicate that the denotation meaning contained in
the film Skin is a clear example of the attitudes, behavior, words or actions of racism that black people,
Muslims, and juniors get from white supremacists. In addition, the connotation contained in the film Skin
is that white supremacists look down on black people and Muslims as a threat and must be eliminated,
besides their discriminatory attitude towards juniors. And the myth that is contained in the film Skin is
how attitudes, behavior, words and actions of racism are passed down from generation to generation or
inherited so that attitudes, behaviors, behaviors and acts of racism still exist today.
Keywords: Film, Racism, Skin

ABSTRAK

Rasisme menjadi permasalahan dunia yang hingga saat ini masih belum bisa diselesaikan.
Penyampaian isu-isu rasisme saat ini sudah masuk ke media elektronik, misalnya film. Film dapat
mempengaruhi pandangan seseorang melalui pesan-pesan yang mereka sampaikan. Film Skin merupakan
salah satu film yang mengangkat isu rasisme terhadap publik baik dari segi rasial maupun agama. Hal
itulah yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana representasi denotasi, konotasi, dan
mitos yang terbentuk mengenai rasisme yang terdapat dalam film Skin. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika. Data yang digunakan adalah adegan atau scene
rasisme baik secara ras maupun agama, serta studi kepustakaan seperti buku, jurnal, dan skripsi penelitian
terdahulu. Data-data tersebut dianalisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes melalui dua tahap,
yaitu signifikasi tahap pertama yang mengetahui makna denotasi pada scene-scene terpilih, serta
signifikasi tahap kedua yang mengetahui makna konotasi pada scene-scene terpilih, selanjutnya pada
signifikasi tahap kedua, tanda juga bekerja melalui mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna
denotasi yang terdapat dalam film Skin adalah contoh nyata sikap, perilaku, perkataan ataupun tindakan
rasisme yang orang kulit hitam, umat muslim, dan junior dapatkan dari kelompok supremasi kulit putih.
Selain itu, makna konotasi yang terdapat dalam film Skin adalah orang – orang supremasi kulit putih yang
memandang rendah orang kulit hitam, dan muslim sebagai sebuah ancaman dan harus dihabiskan, selain

*
Korespondensi Penulis:
Email: renjul.rj91@gmail.com,
siti.nursanti@staff.unsika.ac.id,
weni.adityasning@fisip.unsika.ac.id.

194
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

itu sikap diskriminatif mereka terhadap junior. Dan mitos yang terdapat dalam film Skin adalah
bagaimana sikap, perilaku, perkataan dan tindakan rasisme tersebut diturunkan dari generasi ke generasi
ataupun di wariskan sehingga sikap, perilaku, perilaku, dan tindakan rasisme tersebut masih ada hingga
saat ini.
Kata Kunci: Film, Rasisme, Skin

PENDAHULUAN Dari hal tersebut sangat terlihat


bahwa kesenjangan rasial masih sangat
Dewasa ini ranah publik secara terasa di dunia ini. Di Indonesia sendiri
Internasional digemparkan kembali dengan dilansir dari Tirto, Komnas HAM mencatat
isu – isu Rasial yang kembali muncul ke sedikitnya ada 101 kasus diskriminasi ras
permukaan. Kasus terbaru dengan latar dan etnis dalam kurun waktu 2011 – 2018
belakang ketimpangan rasial adalah kasus sedikitnya yang dilaporkan kepada mereka
yang menimpa George Floyd pada 25 Mei (Bhaskara, 2020). Belum lagi kasus yang
2020 lalu di Minneapolis, Amerika Serikat. belum tercatat dan belum terlapor seperti
Kasus Floyd ini terjadi karena kasus – kasus yang menimpa masyarakat
kesalahpahaman petugas kepolisian wilayah Papua.
Minneapolis dan mengambil tindakan Komnas HAM juga pernah
represif kepada Floyd dengan cara melakukan survei penilaian masyarakat
menindih batang leher Floyd dengan lutut terhadap upaya penghapusan diskriminasi
hingga Floyd kehabisan nafas dan Ras dan Etnis di 34 provinsi di Indonesia.
meninggal di tempat. Kemudian data yang dihasilkan mayoritas
Tindakan represif yang dilakukan responden menyatakan bahwa hidup dalam
salah satu petugas bernama Derek Chauvin lingkup ras yang sejenis memberi
terhadap George Floyd ini ternyata menjadi kenyamanan. Sementara lebih dari setengah
buah bibir di media sosial, karena video populasi responden juga mengatakan lebih
tindakan represif dari petugas yang nyaman untuk berlingkup dalam etnis
berdurasi 8 menit ini tersebar melalui serupa. Peneliti Komnas HAM Elfansuri
platform – platform internet di seluruh cukup ragu akan kerukunan antar Ras dan
dunia. Sehingga berdampak pada Etnis di Indonesia dari data responden
kemarahan besar warga kulit hitam di tersebut (Bhaskara, 2020).
beberapa titik di kota – kota besar Eropa Di Amerika Serikat sendiri dimana
seperti Paris, Berlin, Roma, dan khususnya teror kelompok supremasi kulit putih sangat
di seluruh penjuru negara – negara bagian membahayakan dan selalu menyebabkan
Amerika Serikat. Demonstrasi terparah korban jiwa. Dalam laporan Kantor
terjadi di Amerika Serikat karena Akuntabilitas Pemerintah AS yang
berdampak pada penjarahan, dan percobaan dipublikasikan pada April 2017, tercatat ada
kudeta pada gedung pemerintahan Amerika 85 kasus teror di AS yang berujung 225
Serikat atau biasa disebut White House. kematian dari kurun waktu 2001-2016, dan
Dilansir dari BBC, Amerika kembali mayoritas pelaku teror tersebut dilakukan
mengalami turbulensi rasial dan kerusuhan oleh kelompok fasis dan supremasi kulit
sipil yang luas setelah lama hal serupa putih (Muawal Hasan, 2017).
terjadi pada tahun 1968 pasca pembunuhan Berdasarkan definisinya sendiri
Martin Luther King (Putri, 2020). Dilansir menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
juga dari Tirto.id kasus kekerasan polisi Indonesia), Rasisme adalah suatu sistem
terhadap warga sipil pada kurun waktu kepercayaan atau doktrin yang menyatakan
tahun 2019 sebanyak 1.098 kasus dan jika bahwa perbedaan biologis yang melekat
dirata – ratakan sejak kasus dari tahun pada ras manusia menentukan pencapaian
2013, kasus yang menimpa warga kulit budaya atau individu bahwa suatu ras
hitam sebanyak 6,61% atau bisa dibilang tertentu lebih superior dan memiliki hak
tiga kali lipat dari kasus yang menimpa untuk mengatur ras yang lainnya (KBBI,
warga kulit putih (Gusman, 2020). 2016). Menurut Pramoedya Ananta Toer
pengertian Rasisme atau Rasialisme adalah

195
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

pemahaman yang menolak suatu golongan Semakin berkembangnya industri


masyarakat yang berbeda berdasarkan ras, perfilman berdampak pada banyaknya
dengan kata lain mempunyai kelainan sajian tayangan film dengan berbagai
daripada umumnya. macam genre yang bisa dinikmati oleh
Isu-isu tentang ras ini kerap menarik masyarakat. Diperlukan klasifikasi terhadap
perhatian sutradara – sutradara untuk tayangan film tersebut supaya masyarakat
membuat film – film yang didasari latar bisa memilih tayangan film sesuai dengan
belakang ketimpangan ras. Film – film kebutuhannya.
seperti Green Book, BlackkKlansman, Skin, Proses klasifikasi film ditentukan
12 Year A Slave, dan Dear White People, berdasarkan teks judul dan sinopsis dari
setidaknya ada lima buah film yang dibuat suatu film. Poster film memegang peranan
untuk memberikan pemahaman dan penting sebagai media promosi dan
mengangkat kembali kesadaran terhadap identitas suatu film, poster harus mampu
rasisme yang kerap terjadi di masyarakat merangsang imajinasi penonton agar dapat
sampai saat ini. mengkomunikasikan inti pesan cerita film
Sejalan dengan itu deinisi dari film kepada penonton.
sendiri secara harafiah menurut Effendy Hal ini karena secara tidak langsung
dalam (Kunata, 2018) adalah media film juga dapat memberikan pengaruh yang
komunikasi dengan kekuatan tersendiri buruk atau pengaruh negatif bagi audiens
dalam pengungkapan arti. Film memliki atau penontonnya, terutama penonton –
berbagai pesan meliputi nilai-nilai kultural, penonton yang masih dibawa umur atau
sosial, adat istiadat, dan juga teknologi anak-anak melalui konten-konten tertentu
untuk kemudian disampaikan kepada para seperti pornografi dan juga kekerasan.
audiens. Proses komunikasi tersebut dapat Film – film tersebut biasanya
dikatakan berjalan secara efektif dan efisien memiliki makna yang ingin coba
jika kemudian terjadi kepahaman antar sang disampaikan atau di representasikan di
pembuat film dengan audiens dengan dalamnya Menurut Stuart Hall dalam
perantara atau bantuan audio dan juga (Himawan, 2016), ada dua proses
visual. representasi. Pertama, representasi mental,
Film juga adalah sebuah produk yaitu konsep tentang “sesuatu” yang ada di
komunikasi massa sebagaimana definisinya kepala kita masing-masing (peta
komunikasi massa itu sendiri komunikasi konseptual). Representasi mental ini masih
massa yang paling sederhana dikemukakan berbentuk sesuatu yang abstrak. Kedua,
oleh Bittner yakni komunikasi massa adalah “bahasa”, yang 83 berperan penting dalam
pesan yang dikomunikasikan melalui media proses konstruksi makna. Konsep abstrak
massa pada sejumlah besar orang (mass yang ada dalam kepala kita harus
communication is message communicated diterjemahkan ke dalam “bahasa” yang
through a mass medium to a large number lazim, agar kita dapat menghubungkan
of people) (Rakhmat, 2012). konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu
Gerbner juga menggambarkan bahwa dengan tanda-tanda dan simbol-simbol
komunikasi massa itu menghasilkan suatu tertentu. Konsep adalah representasi, yang
produk berupa pesan-pesan komunikasi, memperbolehkan kita untuk berpikir.
produk tersebut disebarkan, didistribusikan Represantasi mencoba menafsirkan makna,
kepada khalayak luas secara terus menerus dimana tiga hal yang berhubungan dengan
dalam jarak waktu yang tetap, misalnya makna yaitu, memaparkan keilmiahan suatu
harian, mingguan, atau bulanan. Proses makna, menjabarkan suatu kalimat dalam
memproduksi pesan tidak dapat dilakukan bentuk alamiah, dan memaparkan makna
oleh perorangan, melainkan harus oleh dalam proses komunikasi. (Arsi & Sobur,
lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi 2019)
tertentu, sehingga komunikasi massa akan Salah satu film yang bertemakan
banyak dilakukan oleh masyarakat industri tentang isu rasial adalah Film Skin. Film
Gerbner (Halik, 2013) karangan director Guy Nattiv ini
menceritakan tentang seorang pria muda

196
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

yang miskin yaitu Bryon Widner yang film Skin peneliti mengamati terdapat
diperankan oleh Jamie Bell, dimana dia banyaknya tanda denotasi, konotasi, dan
dibesarkan oleh sebuah kelompok rasis mitos mengenai rasisme yang sesuai dengan
berkulit putih dan terkenal di antara para apa yang dijelaskan oleh Roland Barthes.
supremasi kulit putih, dia mencoba keluar Berdasarkan permasalahan yang telah
dari lingkup dunia yang penuh kebencian dipaparkan sebelumnya, penelitian ini
dan kekerasan itu untuk mengubah bertujuan untuk mengetahui makna
hidupnya, dengan bantuan seorang aktivis denotasi, konotasi, serta mitos yang
kulit hitam dan wanita yang ia cintai menggambarkan makna nilai-nilai rasisme
(IMDb, 2019). terhadap publik dalam film Skin.
Pemaknaan salah satu film seperti
film Skin ini ataupun media massa, dalam METODE PENELITIAN
pendekatan kualitatif biasanya dapat dicari
dengan teknik – teknik analisis yang Teknik Pengumpulan Data
beragam. Dari mulai analisis framing, Penlitian ini menggunakan penelitian
analisis isi, analisis persepsi khalayak, kualitatif dengan maksud agar
maupun analisis semiotika. Analisis terkumpulnya banyak referensi atau data
semiotika bermakna sebuah disiplin ilmu yang mendalam (Kriyantono, 2010). Data-
mengenai menyiratkan suatu tanda. Tanda data ini diperoleh dari observasi, studi
yang dimaksud adalah alat untuk mencari pustaka, dan dokumentasi.
suatu makna, dimana maknanya ada Data yang digunakan pada penelitian
bersama manusia dan ditengah manusia ini didapatkan dari beberapa sumber data,
(Sobur, 2013). yaitu data primer dan data sekunder. Data
Melihat penjelasan mengenai primer diperoleh dari hasil observasi atau
semiotika menjadikan sebuah alasan pengamatan langsung yaitu berupa
peneliti memilih analisis semiotika sebagai wawancara untuk menggali informasi lebih
metode penelitian ini. Analisis semiotika dalam. Sumber Data Primer yang menjadi
dinilai sebagai metode yang tepat dalam objek penelitian ini yaitu soft file dengan
menganalisis film, karena film sendiri format VLC media file (.mp4) film Skin
mengandung simbol atau tanda untuk dengan mengetahui scenes rasisme dalam
menyampaikan pesan isi film, dan simbol film Skin. Sedangkan data sekunder
dan tanda tersebut dipelajari dalam analisis digunakan sebagai data pendukung dari
semiotika. Untuk metode semiotika yang data primer yaitu literatur dan dokumen,
peneliti gunakan adalah metode semiotika misalnya dari studi pustaka, literatur, buku
Roland Barthes. atau media online yang berhubungan
Semiotika Roland Barthes dengan subyek peneliti.
mengembangkan tanda menjadi dua
tingkatan, yaitu denotasi dan konotasi. Teknik Analisis Adegan
Denotasi dianggap sebagai tanda premier Dalam menentukan adegan yang
sedangkan konotasi tanda sekunder. terkandung nilai-nilai rasisme, peneliti
Menurut Barthes, denotasi memiliki arti menyeleksi apa saja adegan yang sesuai
makna yang sebenarnya dari tanda terhadap dengan makna rasisme dalam film Skin.
sebuah objek, sedangkan konotasi memiliki Kemudian, peneliti mengklasifikasi atau
arti makna tersembunyi dari tanda terhadap menetapkan bagian adegan mana yang
sebuah objek. Pada signifikasi tahap kedua, dianalisis sebagai adegan yang mengandung
tanda bekerja melalui mitos. Mitos adalah unsur Rasisme dalam film Skin.
bagaimana kebudayaan menjelaskan atau
memahami beberapa aspek tentang realitas Teknik Analisis Data
atau gejala alam (Vera, 2014). Teknik yang digunakan dalam
Melihat penjelasan mengenai penelitian ini adalah teknik analisis Roland
semiotika Roland Barthes menjadikan Barthes. Barthes mengembangkan
sebuah alasan peneliti memilih metode semiotika dalam beberapa tahap yaitu
semiotika Roland Barthes, karena didalam denotasi dan konotasi yang di dalamnya

197
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

terkadung pula makna mitos. Semiotik terhadap kulit hitam, berikut ini akan
Roland Barthes menghasilkan makna secara dijabarkan tiap adegan sekaligus makna
objektif untuk memahami makna secara denotasi, konotasi, dan mitos rasisme yang
tersirat dalam film Skin yang menjadi objek ditunjukkan pada tabel-tabel berikut ini.
penelitian ini.
Objek yang dianalisa pada penelitian Tabel 1. Adegan 1 “Meludahi Jenkins
ini adalah gambar atau adegan yang (Aktifis Antifasisme Kulit Hitam)”
mengandung tanda dan petanda Rasisme
pada film Skin. Visual dan Dialog/Situasi Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Umum Film Skin


Film ini memiliki alur cerita maju
dan mundur atau campuran dengan latar 02:29
tempat berbeda, secara garis besar berlatar
Kelompok Vinlanders Social
di pinggiran kota Mineapolis. Dalam film
Club turun kejalan dan berteriak
ini banyak terdapat adegan-adegan yang
“Burn that land” dengan
merepresentasikan makna nilai-nilai
spanduk – spanduk bernada
rasisme terhadap kulit hitam. Adegan film
rasis.
dimulai saat dimana Bryon Widner dan
kelompoknya menyerang anggota antifasis
berkulit hitam yang masih dibawah umur.
Kejadian tersebut adalah bentuk awal
dari tindakan atau perbuatan rasis yang
terjadi di film ini. Selanjutnya, ada banyak
adegan-adegan yang menggambarkan nilai 02:39
– nilai rasisme terhadap kulit hitam di film Kelompok Vinlanders Social
ini, baik itu dari perbuatan maupun dari Club membawa bendera
perkataan yang terdapat pada adegan dalam bergambar Swastika NAZI
film Skin. sambil terus meneriakan “Who’s
street? Our street”.
Pemilihan Adegan
Peneliti memilih beberapa adegan
yang berkaitan dengan rumusan masalah
yang peneliti temukan. Peneliti akan
menjelaskan makna denotasi, konotasi, dan
mitos dari adegan-adegan yang 03:34
menggabarkan rasisme terhadap kulit hitam
dalam film Skin ini. Beberapa adegan yang Bryon Widner mengumpat dan
akan diteliti oleh peneliti yaitu: mengolok – olok Jenkins untuk
1) Adegan saat meludahi Jenkins (Aktifis kembali ke rumahnya.
antifasisme kulit hitam)
2) Adegan kekerasan terhadap anak kecil
kulit hitam di bawah umur
3) Adegan doktrinasi dan perpeloncoan
anggota baru 03:42
4) Adegam membakar rumah berisi
imigran muslim
Jenkins disuruh diam sambil
Setelah peneliti menemukan 4 diludahi wajahnya.
adegan yang menggambarkan rasisme

198
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

Makna denotasi pada Tabel 1 yaitu Pekikan kata – kata “Who’s street?
dimana sebuah kelompok supremasi kulit Our Street” oleh kelompok Vina ini
putih Vinlanders Social Club turun kejalan diartikan sebagai mereka menanyakan siapa
sambal berteriak “Burn that land” atau pemilik jalanan yang sedang mereka lewati
bakar tanah itu yang ditujukan kepada tersebut, dan mereka mengakui jalanan
kelompok demonstran aktifis kulit hitam tersebut adalah miliknya karena mereka
didepan mereka. Mereka terus berjalan berkulit putih dan merasa menjadi
beriringan dilanjutkan dengan mayoritas di negaranya, kelompok Jenkins
membentangkan bendera dan spanduk – yang berkulit hitam dianggap minoritas dan
spanduk bernada mengejek kepada para tidak berhak atas hak untuk melewati
aktifis anti fasisme didepan mereka dan jalanan tersebut karena jalanan tersebut
bendera logo Swastika NAZI adalah yang milik mereka yang mayoritas atau berkulit
paling mencolok, bendera lain seperti putih.
sebuah simbol dengan tulisan “White Pride Hal – hal yang secara verbal maupun
Worldwide”, lalu ada juga bendera noverbal dalam pembatasan hak rakyat kulit
bertuliskan “100% White, 100% Pride”. hitam di Amerika sendiri sudah ada sejak
Mereka juga berteriak dan memekikan kata lama bahkan parahnya pada zaman itu
“Who’s street? Our street” atau “Jalanan dibuat aturan yang diberi nama Black
siapa? Jalan kami”, iring – iringan Codes yang sengaja dibuat untuk
kelompok vinlanderpun berhenti didepan membatasi hak – hak rakyat kulit hitam di
kelompok demonstran antifasis dibawah Amerika. Aturan – aturan tersebut
pimpinan Jenkins. diantaranya seperti anggota parlemen
Makna konotasi dalam Tabel 1 melarang orang kulit hitam menghadiri
adalah Bryon dan kelompok vinlanders sekolah orang kulit putih, bersaksi di
lainnya melakukan tindakan rasisme secara pengadilan, memiliki senjata dan memiliki
verbal maupun nonverbal kepada Jenkins properti. Fasilitas umum pun sudah
dan anggota kelompok antifasisnya. Secara bertuliskan tanda “white” dan “colored”
verbal tulisan pada spanduk yang Bryon untuk memisahkan fasilitas bagi orang kulit
bermakna sangat rasis contohnya kalimat hitam dan kulit putih. Setiap ras pun punya
“100% White, 100% Pride” artinya rumah sakit dan penjara sendiri. Bahkan
kelompok mereka menganggap bahwa dipemakaman orang kulit hitam tidak boleh
kelompok atau manusia di kota tersebut dikuburkan berdekatan dengan orang-orang
berkulit putih dan mereka sangat bangga kulit putih (Erlangga, 2020).
akan hal ini. Lalu rasisme secara verbal Dalam ketiga tindakan tersebut
lisan umpatan – umpatan kelompok secara verbal lisan, verbal tulisan dan non
Vinlanders seperti “Who’s street? Our verbal adalah tindakan rasisme. Dalmas
Street”, ini diartikan sebagai mereka Taylor mendefinisikan rasisme sebagai efek
menanyakan siapa pemilik jalanan yang kumulatif dari individu, lembaga, dan
sedang mereka lewati tersebut, dan mereka budaya yang mengakibatkan penindasan
mengakui jalanan tersebut adalah miliknya etnis minoritas. Taylor mengakui bahwa
karena mereka berkulit putih dan merasa rasisme dapat terjadi pada tiga tingkatan
menjadi mayoritas di negaranya, kelompok. yang berbeda: individu, kelembagaan, dan
Selain itu, rasisme dalam adegan ini juga budaya (Susanti, 2014). Tindakan –
dilakukan secara nonverbal saat Bryon tindakan tersebut juga diskriminatif karena
menaruh tangannya dikepala Jenkins untuk menurut Theodorson berpendapat bahwa
melakukan hormat NAZI, disusul Bryon diskriminasi adalah perlakuan yang tidak
meludahi muka Jenkins, tindakan ini tentu seimbang terhadap perorangan, atau
berindikasikan Bryon dan kelompoknya kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya
menganggap posisi berada satu derajat lebih bersifat kategorikal, atau atribut-atribut
tinggi karena mereka berkulit putih, dan khas, seperti berdasarkan ras,
bisa seenaknya melakukan tindakan apapun kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan
kepada minoritas seperti Jenkins sampai kelas-kelas sosial. Istilah tersebut biasanya
harus meludah di wajahnya. untuk melukiskan suatu tindakan dari pihak

199
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

mayoritas yang dominan dalam


hubungannya dengan minoritas yang lemah
(Nursolihah & Deinaputra, 2018).
Makna mitos dalam Tabel 1 adalah
adegan Bryon meludahi Jenkins pun
tergolong salah satu tindakan rasisme 04:39
secara nonverbal dan hal ini sudah menjadi
Bryon memukuli anak kecil
hal yang tidak tabu lagi bagi masyarakat
Amerika Serikat di kehidupan sebenarnya. tersebut dan memberikan
Berdasarkan data dari FBI tahun 2010 sayatan dengan silet pada wajah
mencatat bahwa permasalahan rasial yang anak kecil tersebut hingga
dialami oleh orang kulit hitam sebanyak terluka.
69.8% dari total keseluruhan kasus rasial.
Angka ini menjadi yang paling terbesar Makna denotasi pada Tabel 2 adalah
daripada kelompok-kelompok lain yang saat kekacauan terjadi karena Bryon
menjadi sasaran. Pada tahun 2012 pun meludahi wajah Jenkins, semua anggota
mengalami peningkatan dimana saling berkelahi, hingga ada seorang anak
permasalahan rasial yang dialami orang kecil dari kelompok Jenkins mencoba
kulit hitam sebanyak 72% dari 5.060 menusuk Bryon, tusukan itu berhasil tepat
korban kasus rasial(Erlangga, 2020). pada punggung Bryon, sesudahnya anak
kecil tersebut lari karena dia takut bahwa
Tabel 2. Adegan 2 “Kekerasan Terhadap Bryon mengetahui tindakannya tersebut.
Anak Kecil Kulit Hitam Di Bawah Bryon menyadari hal tersebut dan langsung
Umur” bergegas mengejar anak kecil yang
menusuknya, bahkan dengan kalimat
Visual dan Dialog/Situasi Waktu “Kemari kau sialan”, Bryon ditemani Slayer
rekan satu kelompoknya untuk mengejar
anak tersebut. Anak kecil tersebut berhasil
ditangkap oleh Bryon dan langsung disiksa
oleh Bryon dan Slayer. Anak kecil tersebut
dipukuli terlebih dahulu sebelum ditindih
04:01 oleh Bryon dan ditodongkan sebilah pisau
di wajahnya, dan saat itu juga Bryon
Seorang anak kecil dari melukai wajah anak kecil tersebut hingga
kelompok Jenkins menusuk berteriak kesakitan.
Bryon. Makna konotasi dalam Tabel 2
adalah saat Bryon dan Slayer melakukan
tindakan Torture atau penyiksaan kepada
anak kulit hitam dibawah umur itu dapat
indikasikan sebagai sebuah tindakan yang
04:19 tergolong crimes against humanity atau
kejahatan kemanusiaan. Menurut
Wiratraman dalam (Fathuddin, 2015)
Bryon mengejar anak kecil yang
menusuknya. Tindakan‐tindakan tidak manusiawi sebagai
suatu kejahatan terhadap kemanusiaan
didasarkan pada tindakan‐tindakan yang
memenuhi kondisi‐kondisi sebagai berikut:
Pertama, penderitaan korban telah terjadi
04:33 secara serius terhadap tubuh maupun
mentalnya, tingkat dari kekejaman haruslah
Anak kecil tersudut kesebuah dinilai dalam kasus per kasus dengan
gang dan tertangkap oleh Bryon memperhatikan keadaan individu; Kedua,
dan kawannya. penderitaan haruslah akibat dari suatu

200
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

tindakan atau pembiaran pelaku kejahatan gavin tidak pantas menyebutnya


atau bawahannya; Ketiga, saat tindak saudara.
kejahatan dilakukan dilakukan, pelaku
kejahatan atau bawahannya haruslah telah
tergerak oleh niat untuk mengakibatkan
kerusakan atau penderitaan serius terhadap
tubuh dan mental para korban. 29:42
Makna mitos dalam Tabel 2 adalah Bryon menanyakan dengan nada
dimana tindakan Bryon Widner dan meyakinkan apa tujuan Gavin
rekannya Slayer terhadap anak kecil ikut masuk kedalam mobil dan
tersebut tersebut salah satu bentuk bergabung dengan klubnya.
kejahatan kemanusiaan atau pelanggaran
hak asasi manusia. Kasus ini menyerupai
kasus – kasus yang serupa di negara
Amerika Serikat dimana terror kelompok
supremasi kulit putih sangat 29:45
membahayakan dan selalu menyebabkan Gavin menjawab Bryon “Untuk
korban jiwa. Dalam laporan Kantor menjaga Amerika tetap putih,
Akuntabilitas Pemerintah AS yang menjaga kemurnian negara ini”.
dipublikasikan pada April 2017, tercatat ada
85 kasus teror di AS yang berujung 225
kematian sepanjang periode 12 September
2001 (pasca tragedi 9/11) hingga 31
Desember 2016. Dari 85 kasus, 62 kasus
(73%) di antaranya rupanya dilakukan oleh 30:18
ekstremis sayap kanan atau penganut Bryon menampar kepala Gavin
supremasi kulit putih(Muawal Hasan, karena Gavin menjawab juga
2017). tujuan datang ke klub karena dia
lapar, dan disuruh kembali ke
Tabel 3. Adegan 3 “Doktrinasi dan Pensylvania.
Perpeloncoan Anggota Baru”
Makna denotasi pada Tabel 3 adalah
Visual dan Dialog/Situasi Waktu dimana Bryon memarahi Gavin dan
memberitahu dia bahwa posisi gavin itu
sangat rendah bahkan lebih rendah dari
anjing milik Bryon. Lalu Bryon
menambahkan pernyataan kepada Gavin
bahwa posisinya di klub adalah sebagai
29:25 presiden, dan gavin tidak pantas
menyebutnya saudara. Bryon menanyakan
Bryon memarahi Gavin dan
dengan nada meyakinkan apa tujuan Gavin
memberitahu dia bahwa posisi
ikut masuk kedalam mobil dan bergabung
gavin itu sangat rendah bahkan
dengan klubnya. Gavin menjawab Bryon
lebih rendah dari anjing milik
“Untuk menjaga Amerika tetap putih,
Bryon.
menjaga kemurnian negara ini”. Bryon
menampar kepala Gavin karena Gavin
menjawab juga tujuan datang ke klub
karena dia lapar, dan disuruh kembali ke
29:26 Pensylvania.
Makna konotasi pada Tabel 3 adalah
Bryon menambahkan pernyataan dimana saat Bryon memberi tahu bahwa
kepada Gavin bahwa posisinya di posisi anjingnya lebih tinggi dibanding
klub adalah sebagai presiden, dan posisi Gavin, pernyataan ini di indikasikan

201
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

sebagai sebuah rasisme yang didasari Bryon dan kawan – kawan


perbedaan kasta dalam kelompoknya bahwa berada didalam mobil bersiap ke
seekor hewan pun yang tinggal lebih lama aksi pembakaran rumah.
dilingkungan tersebut kastanya lebih tinggi
dibanding Gavin sebagai manusia yang
baru masuk kedalam kelompok, sehingga
menyusul perkataan Bryon bahwa yang
berbeda kasta dilarang memanggil saudara. 57:55
Makna konotasi lain pada adegan
Bryon menanyakan apa tujuan Gavin
datang ke klub, hal ini diindikasikan agar Bryon dan kelompoknya
gavin menjawab dan mematrikan nilai – mendatangi masjid.
nilai supremasi kulit putih yang dijunjung
didalam kelompoknya, hal ini dimaksud
dengan jawaban Gavin “Untuk menjaga
Amerika tetap putih, menjaga kemurnian 57:59
negara ini”.
Makna mitos pada Tabel 3 tindakan
perundungan secara fisik maupun mental Bryon membuka pintu yang
yang dilakukan oleh Bryon Widner yang digembok dengan tang.
mematrikan senioritas didalamnya bisa
tergolong suatu tindakan rasisme, karena
perundungan tersebut didasari perilaku
Ageisme. Ageisme sendiri adalah suatu
tindakan diskriminasi berdasarkan usia, 58:09
orang yang lebih tua bisa dikatakan lebih Bryon dan kelompoknya
kolot oleh yang muda, dan yang muda menyirami seisi ruangan dengan
kerap dianggap kurang berpengalaman oleh bensin.
yang tua.
Laporan yang dikeluarkan oleh
UNESCO pada bulan Oktober 2018
berdasarkan Global school-based Student
Health Survey (GSHS) yang melibatkan 58:20
144 negara mengungkapkan bahwa 16.1%
anak-anak pernah menjadi korban Bryon menemukan kamar berisi
perundungan secara fisik. Student Reports imigran muslim.
of Bullying yang dikeluarkan oleh
Departemen Pendidikan Amerika Serikat
pada tahun 2016 menunjukkan bahwa
20.8% siswa di Amerika Serikat pernah
menjadi korban perundungan (Borualogo & 58:25
Gumilang, 2019).
Para imigran muslim kaget
Tabel 4. Adegan 4 “Membakar Rumah melihat kedatangan Bryon.
Berisi Imigran Muslim”
Visual dan Dialog/Situasi Waktu

59:12
57:53 Slayer menyalakan korek api
untuk membakar masjid atau
tempat tinggal imigran muslim.

202
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

59:15
Api berkobar dan menjalar Bryon ditembak oleh Slayer dan
membakar masjid atau tempat Krager menyuruh anggota yang
tinggal imigran muslim. lain membakar mayat imigran
muslim.

Mobil berisi mayat imigran


Krager dan anggotanya
muslim sudah dalam keadaan
mendatangi Bryon karena curiga
terbakar.
dan menanyakan bagaimana
imigran muslim masih bisa
Makna denotasi pada Tabel 4 adalah
selamat.
Bryon dan kawan – kawannya sudah
bersiap dari dalam mobil untuk
melancarkan aksi jahatnya membakar
tempat tinggal imigran muslim, mereka
mengenakan topeng untuk menutupi
identitasnya. Bryon dan kelompoknya
kemudian berlari menuju tempat yang
Slayer membentak Bryon karena
dituju, sesampainya disana pintu dalam
tidak mau saat disuruh
keadaan terkunci gembok, Bryon membuka
membunuh imigran muslim yang
paksa menggunakan tang. Sesudah masuk
dia selamatkan kemarin.
kedalam ruangan Bryon dan kawannya
menyebar untuk menumpahkan bensin ke
seluruh sudut ruangan, saat giliran Bryon
menuangkan bensin Bryon menemukan
ruangan atau kamar berisi para imigran
muslim tersebut dan mereka takut dengan
kedatangan Bryon tersebut, tetapi Bryon
justru menunjuk kearah lubang kecil
Slayer memaksa Bryon untuk
bermaksud memberi tahu jalan keluar
membereskan dan membunuh
kepada mereka. Bryon keluar dan kaget
imigran muslim tersebut.
melihat Gavin memergoki dia menunjukan
jalan keluar kepada para imigran muslim,
Bryon langsung menyuruh Gavin bergegas
keluar. Slayer langsung menyalakan korek
api dan membakar masjid atau tempat
tinggal imigran muslim tersebut.
Slayer menusuk dan membunuh Krager mendapati kecurigaan terkait
imigran muslim menggunakan imigran muslim yang diabakar dimasjid
obeng, karena Bryon tidak mau masih selamat, dan di mendatangi Bryon
melakukannya. untuk meminta penjelasannya. Bryon diajak
ke sebuah tempat untuk membereskan
masalahnya karena menyelamatkan imigran
muslim. Imigran muslim sudah dalam

203
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

keadaan terikat seperti sandera dan ditaruh SIMPULAN


didalam mobil. Slayer memaksa Bryon
membunuh mereka, Bryon menolak dan Berdasarkan latar belakang, rumusan
menjelaskan mereka masih anak – anak, masalah, tujuan penelitian dan pembahasan
Krager membentak bahwa mereka itu haji yang telah diuraikan oleh peneliti
dan membahayakan, Slayer kesal dan menggunakan teori Semiotika Roland
langsung menusuk para imigran muslim Barthes dalam bab-bab sebelumnya
tersebut, kemudian dia menembakan pistol mengenai representasi rasisme dalam film
yang dipegangnya kearah kaki Bryon dan Skin, maka diperoleh kesimpulan bahwa
memanggilnya banci, Krager menyuruh beberapa adegan atau scene pada film Skin
mereka menyudahi perdebatan tersebut dan masih terdapat banyak tanda denotasi,
meminta anggota lain membakar mayat konotasi, dan mitos mengenai rasisme.
beserta mobilnya. makna denotasi yang terdapat dalam film
Makna konotasi pada Tabel 4 adalah Skin adalah contoh nyata sikap, perilaku,
dimana tindakan Bryon dan kawan – kawan perkataan ataupun tindakan rasisme yang
dengan usaha pembakaran suatu tempat orang kulit hitam, umat muslim, dan junior
ibadah atau masjid berisi para imigran dapatkan dari kelompok supremasi kulit
muslim dapat dikatakan sebuah bentuk putih. Selain itu, makna konotasi yang
puncak dari Islamophobia. Islamophobia terdapat dalam film Skin adalah orang –
sendiri menurut Stolz dalam (Dwirintha, orang supremasi kulit putih yang
2019) adalah suatu tindakan penolakan memandang rendah orang kulit hitam, dan
terhadap Islam, kelompok muslim, dan muslim sebagai sebuah ancaman dan harus
individu muslim berdasarkan prasangka dan dihabiskan, selain itu sikap diskriminatif
setereotipe. Serta memungkinkan adanya mereka terhadap junior. Dan mitos yang
emosi, kognitif, evaluatif, serta elemen terdapat dalam film Skin adalah bagaimana
yang berorientasi pada tindakan seperti sikap, perilaku, perkataan dan tindakan
dikriminasi dan kekerasan. rasisme tersebut diturunkan dari generasi ke
Islamophobia terbagi menjadi generasi ataupun di wariskan sehingga
beberapa kategori : Pertama, perwujudan sikap, perilaku, perilaku, dan tindakan
melalui penyerangan yang ditujukan kepada rasisme tersebut masih ada hingga saat ini.
muslim. Contohnya berupa cemoohan, Dengan adanya penelitian ini,
pemukulan, pendorongan, dan yang paling peneliti memiliki saran kepada pembaca
final berupa pembunuhan. Kedua, khususnya Mahasiswa Ilmu Komunikasi
perwujudan melalui penyerangan kepada Universitas Singaperbangsa Karawang
benda atau properti Islam seperti melalui film Skin ini untuk kembali sadar
contohnya, penyerangan masjid, penarikan dan menerima kodrat perbedaan yang sudah
kerudung atau hijab bagi muslim wanita, Tuhan ciptakan untuk kita sebgai umatnya.
vandalisme di masjid, dan sebagainya. Mulai menerima dan menyadari bahwa
Makna mitos dalam Tabel 4 adalah semua ras tidak mengajarkan hal buruk,
menurut data yang dirilis Federal Bureau of semua agama tidak mengajarkan hal buruk,
Investigation (FBI), angka serangan fisik hal – hal buruk tersebut dating dari
terhadap Muslim pada 2015 menyentuh individual bukan dari ras atau agamanya.
angka 91, mendekati jumlah serangan pada Mari saling sadar bahwa tindakan
2001. Sejak 2001 itu, serangan fisik dan kebencian hanya berujung pada traumatik
kebencian terhadap kelompok Muslim yang mendalam bagi para korban. Film Skin
memang meningkat drastis pasca- adalah salah satu media penyadaran kepada
penyerangan 11 September. Angkanya kita akan buruknya perilaku – perilaku
mencapai 93 serangan. Padahal, di tahun kebencian kepada ras maupun agama
2000 hanya ada 12 kasus. Serangan fisik ini tertentu.
bisa berupa pemukulan perorangan, atau
penyerangan organisasi dan tempat ibadah
(Zuhra, 2015).

204
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146

DAFTAR PUSTAKA KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa


Indonesia ( KBBI ). In Kementerian
Arsi, M., & Sobur, A. (2019). Makna Pendidikan dan Budaya.
Identitas Budaya dan Konflik Antaretnis Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset
dalam Film “ Crazy Rich Asians .” Komunikasi. Kakilangit Kencana.
MediaTor, 12(1), 46–60. Kunata, H. R. (2018). KEKERASAN
Bhaskara, I. L. A. (2020). Survei Komnas DALAM FILM THE RAID 2 (Analisis Isi
HAM: Diskriminasi Etnis & Ras Masih Film The Raid 2 karya Gareth Evans).
Terus Ditolerir. Tirto.Id. Universitas Muhammadiyah Malang.
https://www.google.com/amp/s/amp.tirt Muawal Hasan, A. (2017). Keganasan
o.id/survei-komnas-ham-diskriminasi- Teroris Kulit Putih. Tirto.Id.
etnis-ras-masih-terus-ditolerir-dahP https://tirto.id/keganasan-teroris-kulit-
Borualogo, I. S., & Gumilang, E. (2019). putih-cxLx
Kasus Perundungan Anak di Jawa Barat: Nursolihah, & Deinaputra, R. D. (2018).
Temuan Awal Children’s Worlds DISKRIMINASI RAS DALAM
Survey di Indonesia. PSYMPATHIC : NOVEL SUNDA SRIPANGGUNG
Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(1). KARYA TJARAKA: ANALISIS
https://doi.org/10.15575/psy.v6i1.4439 DEKONSTRUKSI DERRIDA.
Dwirintha, N. P. (2019). Analisis Kebijakan Patanjala, 10(3).
European Covention on Human Right Putri, I. A. (2020). Sejarah Rasisme di
Dari Dewan Eropa Terhadap Amerika. Bobobox.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia: https://www.google.com/amp/s/www.bo
Islamophobia di Jerman terhadap bobox.co.id/blog/sejarah-rasisme-di-
Migran Muslim. Universitas Katolik amerika/
Parahyangan. Rakhmat, J. (2012). Psikologi Komunikasi.
Erlangga, J. M. (2020). GERAKAN Remaja Rosda Karya.
PERLAWANAN TERHADAP RASISME Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi.
BENTUK BARU “BLACK LIVES Remaja Rosdakarya.
MATTER” DI AMERIKA SERIKAT. Susanti, B. (2014). ANALSIS RESEPSI
Universitas Muhammadiyah Malang. TERHADAP RASISME DALAM FILM (
Fathuddin. (2015). KEBEBASAN Studi Analisis Resepsi Film 12 Year A
BERAGAMA DALAM BINGKAI Slave pada Mahasiswa Multietnis.
OTORITAS NEGARA (RELIGIOUS Universitas Muhammadiyah Surakarta.
FREEDOM IN THE FRAME OF STATE Vera, N. (2014). Semiotika dalam Riset
AUTHORITY). Aktivis Lakpesdam NU Komunikasi. Ghalia Indonesia.
dan Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Zuhra, W. U. N. (2015). Serangan Anti-
Program Pascasarjana Fakultas Hukum Islam di Amerika dalam Statistik.
Universitas Indonesia. Tirto.Id. https://tirto.id/serangan-anti-
Gusman, H. (2020). Kasus George Floyd: islam-di-amerika-dalam-statistik-b5HB
Bukti Masifnya Kasus Kekerasan Polisi
di AS? Tirto.Id.
https://www.google.com/amp/s/amp.tirt
o.id/kasus-george-floyd-bukti-masifnya-
kasus-kekerasan-polisi-di-as-fGj3
Halik, A. (2013). Komunikasi Massa. UIN
Alauddin Makassar.
Himawan, S. (2016). REPRESENTASI
PORNOGRAFI PADA MEDIA
SOSIAL (ANALISIS SEMIOTIKA
PIERCE PADA APLIKASI BIGO
LIVE). Bina Sarana Informatika.
IMDb. (2019). Skin (2018). IMDb.
https://www.imdb.com/title/tt6043142/

205

You might also like