Professional Documents
Culture Documents
2349 10022 1 PB
2349 10022 1 PB
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
ABSTRACT
Racism is a world problem that has yet to be resolved. Presenting issues of racism have now
entered electronic media, such as films. Movies can influence a person's views through the messages they
convey. Film Skin is one of the films that raises the issue of racism against the public, both from a racial
and religious perspective. That is what makes researchers interested in knowing how the representations
of denotation, connotation, and myths are formed about racism in the film Skin. This study uses a
qualitative method with a semiotic analysis approach. The data used are scenes or scenes of racism both
by race and religion, as well as literature studies such as books, journals and previous research theses.
These data were analyzed using Roland Barthes' semiotic theory through two stages, namely the first
stage of significance knowing the meaning of denotation in the selected scenes, and the second stage of
knowing the meaning of connotation in selected scenes, then in the second stage of significance, the sign
also working through myths. The results of this study indicate that the denotation meaning contained in
the film Skin is a clear example of the attitudes, behavior, words or actions of racism that black people,
Muslims, and juniors get from white supremacists. In addition, the connotation contained in the film Skin
is that white supremacists look down on black people and Muslims as a threat and must be eliminated,
besides their discriminatory attitude towards juniors. And the myth that is contained in the film Skin is
how attitudes, behavior, words and actions of racism are passed down from generation to generation or
inherited so that attitudes, behaviors, behaviors and acts of racism still exist today.
Keywords: Film, Racism, Skin
ABSTRAK
Rasisme menjadi permasalahan dunia yang hingga saat ini masih belum bisa diselesaikan.
Penyampaian isu-isu rasisme saat ini sudah masuk ke media elektronik, misalnya film. Film dapat
mempengaruhi pandangan seseorang melalui pesan-pesan yang mereka sampaikan. Film Skin merupakan
salah satu film yang mengangkat isu rasisme terhadap publik baik dari segi rasial maupun agama. Hal
itulah yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana representasi denotasi, konotasi, dan
mitos yang terbentuk mengenai rasisme yang terdapat dalam film Skin. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika. Data yang digunakan adalah adegan atau scene
rasisme baik secara ras maupun agama, serta studi kepustakaan seperti buku, jurnal, dan skripsi penelitian
terdahulu. Data-data tersebut dianalisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes melalui dua tahap,
yaitu signifikasi tahap pertama yang mengetahui makna denotasi pada scene-scene terpilih, serta
signifikasi tahap kedua yang mengetahui makna konotasi pada scene-scene terpilih, selanjutnya pada
signifikasi tahap kedua, tanda juga bekerja melalui mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna
denotasi yang terdapat dalam film Skin adalah contoh nyata sikap, perilaku, perkataan ataupun tindakan
rasisme yang orang kulit hitam, umat muslim, dan junior dapatkan dari kelompok supremasi kulit putih.
Selain itu, makna konotasi yang terdapat dalam film Skin adalah orang – orang supremasi kulit putih yang
memandang rendah orang kulit hitam, dan muslim sebagai sebuah ancaman dan harus dihabiskan, selain
*
Korespondensi Penulis:
Email: renjul.rj91@gmail.com,
siti.nursanti@staff.unsika.ac.id,
weni.adityasning@fisip.unsika.ac.id.
194
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
itu sikap diskriminatif mereka terhadap junior. Dan mitos yang terdapat dalam film Skin adalah
bagaimana sikap, perilaku, perkataan dan tindakan rasisme tersebut diturunkan dari generasi ke generasi
ataupun di wariskan sehingga sikap, perilaku, perilaku, dan tindakan rasisme tersebut masih ada hingga
saat ini.
Kata Kunci: Film, Rasisme, Skin
195
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
196
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
yang miskin yaitu Bryon Widner yang film Skin peneliti mengamati terdapat
diperankan oleh Jamie Bell, dimana dia banyaknya tanda denotasi, konotasi, dan
dibesarkan oleh sebuah kelompok rasis mitos mengenai rasisme yang sesuai dengan
berkulit putih dan terkenal di antara para apa yang dijelaskan oleh Roland Barthes.
supremasi kulit putih, dia mencoba keluar Berdasarkan permasalahan yang telah
dari lingkup dunia yang penuh kebencian dipaparkan sebelumnya, penelitian ini
dan kekerasan itu untuk mengubah bertujuan untuk mengetahui makna
hidupnya, dengan bantuan seorang aktivis denotasi, konotasi, serta mitos yang
kulit hitam dan wanita yang ia cintai menggambarkan makna nilai-nilai rasisme
(IMDb, 2019). terhadap publik dalam film Skin.
Pemaknaan salah satu film seperti
film Skin ini ataupun media massa, dalam METODE PENELITIAN
pendekatan kualitatif biasanya dapat dicari
dengan teknik – teknik analisis yang Teknik Pengumpulan Data
beragam. Dari mulai analisis framing, Penlitian ini menggunakan penelitian
analisis isi, analisis persepsi khalayak, kualitatif dengan maksud agar
maupun analisis semiotika. Analisis terkumpulnya banyak referensi atau data
semiotika bermakna sebuah disiplin ilmu yang mendalam (Kriyantono, 2010). Data-
mengenai menyiratkan suatu tanda. Tanda data ini diperoleh dari observasi, studi
yang dimaksud adalah alat untuk mencari pustaka, dan dokumentasi.
suatu makna, dimana maknanya ada Data yang digunakan pada penelitian
bersama manusia dan ditengah manusia ini didapatkan dari beberapa sumber data,
(Sobur, 2013). yaitu data primer dan data sekunder. Data
Melihat penjelasan mengenai primer diperoleh dari hasil observasi atau
semiotika menjadikan sebuah alasan pengamatan langsung yaitu berupa
peneliti memilih analisis semiotika sebagai wawancara untuk menggali informasi lebih
metode penelitian ini. Analisis semiotika dalam. Sumber Data Primer yang menjadi
dinilai sebagai metode yang tepat dalam objek penelitian ini yaitu soft file dengan
menganalisis film, karena film sendiri format VLC media file (.mp4) film Skin
mengandung simbol atau tanda untuk dengan mengetahui scenes rasisme dalam
menyampaikan pesan isi film, dan simbol film Skin. Sedangkan data sekunder
dan tanda tersebut dipelajari dalam analisis digunakan sebagai data pendukung dari
semiotika. Untuk metode semiotika yang data primer yaitu literatur dan dokumen,
peneliti gunakan adalah metode semiotika misalnya dari studi pustaka, literatur, buku
Roland Barthes. atau media online yang berhubungan
Semiotika Roland Barthes dengan subyek peneliti.
mengembangkan tanda menjadi dua
tingkatan, yaitu denotasi dan konotasi. Teknik Analisis Adegan
Denotasi dianggap sebagai tanda premier Dalam menentukan adegan yang
sedangkan konotasi tanda sekunder. terkandung nilai-nilai rasisme, peneliti
Menurut Barthes, denotasi memiliki arti menyeleksi apa saja adegan yang sesuai
makna yang sebenarnya dari tanda terhadap dengan makna rasisme dalam film Skin.
sebuah objek, sedangkan konotasi memiliki Kemudian, peneliti mengklasifikasi atau
arti makna tersembunyi dari tanda terhadap menetapkan bagian adegan mana yang
sebuah objek. Pada signifikasi tahap kedua, dianalisis sebagai adegan yang mengandung
tanda bekerja melalui mitos. Mitos adalah unsur Rasisme dalam film Skin.
bagaimana kebudayaan menjelaskan atau
memahami beberapa aspek tentang realitas Teknik Analisis Data
atau gejala alam (Vera, 2014). Teknik yang digunakan dalam
Melihat penjelasan mengenai penelitian ini adalah teknik analisis Roland
semiotika Roland Barthes menjadikan Barthes. Barthes mengembangkan
sebuah alasan peneliti memilih metode semiotika dalam beberapa tahap yaitu
semiotika Roland Barthes, karena didalam denotasi dan konotasi yang di dalamnya
197
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
terkadung pula makna mitos. Semiotik terhadap kulit hitam, berikut ini akan
Roland Barthes menghasilkan makna secara dijabarkan tiap adegan sekaligus makna
objektif untuk memahami makna secara denotasi, konotasi, dan mitos rasisme yang
tersirat dalam film Skin yang menjadi objek ditunjukkan pada tabel-tabel berikut ini.
penelitian ini.
Objek yang dianalisa pada penelitian Tabel 1. Adegan 1 “Meludahi Jenkins
ini adalah gambar atau adegan yang (Aktifis Antifasisme Kulit Hitam)”
mengandung tanda dan petanda Rasisme
pada film Skin. Visual dan Dialog/Situasi Waktu
198
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
Makna denotasi pada Tabel 1 yaitu Pekikan kata – kata “Who’s street?
dimana sebuah kelompok supremasi kulit Our Street” oleh kelompok Vina ini
putih Vinlanders Social Club turun kejalan diartikan sebagai mereka menanyakan siapa
sambal berteriak “Burn that land” atau pemilik jalanan yang sedang mereka lewati
bakar tanah itu yang ditujukan kepada tersebut, dan mereka mengakui jalanan
kelompok demonstran aktifis kulit hitam tersebut adalah miliknya karena mereka
didepan mereka. Mereka terus berjalan berkulit putih dan merasa menjadi
beriringan dilanjutkan dengan mayoritas di negaranya, kelompok Jenkins
membentangkan bendera dan spanduk – yang berkulit hitam dianggap minoritas dan
spanduk bernada mengejek kepada para tidak berhak atas hak untuk melewati
aktifis anti fasisme didepan mereka dan jalanan tersebut karena jalanan tersebut
bendera logo Swastika NAZI adalah yang milik mereka yang mayoritas atau berkulit
paling mencolok, bendera lain seperti putih.
sebuah simbol dengan tulisan “White Pride Hal – hal yang secara verbal maupun
Worldwide”, lalu ada juga bendera noverbal dalam pembatasan hak rakyat kulit
bertuliskan “100% White, 100% Pride”. hitam di Amerika sendiri sudah ada sejak
Mereka juga berteriak dan memekikan kata lama bahkan parahnya pada zaman itu
“Who’s street? Our street” atau “Jalanan dibuat aturan yang diberi nama Black
siapa? Jalan kami”, iring – iringan Codes yang sengaja dibuat untuk
kelompok vinlanderpun berhenti didepan membatasi hak – hak rakyat kulit hitam di
kelompok demonstran antifasis dibawah Amerika. Aturan – aturan tersebut
pimpinan Jenkins. diantaranya seperti anggota parlemen
Makna konotasi dalam Tabel 1 melarang orang kulit hitam menghadiri
adalah Bryon dan kelompok vinlanders sekolah orang kulit putih, bersaksi di
lainnya melakukan tindakan rasisme secara pengadilan, memiliki senjata dan memiliki
verbal maupun nonverbal kepada Jenkins properti. Fasilitas umum pun sudah
dan anggota kelompok antifasisnya. Secara bertuliskan tanda “white” dan “colored”
verbal tulisan pada spanduk yang Bryon untuk memisahkan fasilitas bagi orang kulit
bermakna sangat rasis contohnya kalimat hitam dan kulit putih. Setiap ras pun punya
“100% White, 100% Pride” artinya rumah sakit dan penjara sendiri. Bahkan
kelompok mereka menganggap bahwa dipemakaman orang kulit hitam tidak boleh
kelompok atau manusia di kota tersebut dikuburkan berdekatan dengan orang-orang
berkulit putih dan mereka sangat bangga kulit putih (Erlangga, 2020).
akan hal ini. Lalu rasisme secara verbal Dalam ketiga tindakan tersebut
lisan umpatan – umpatan kelompok secara verbal lisan, verbal tulisan dan non
Vinlanders seperti “Who’s street? Our verbal adalah tindakan rasisme. Dalmas
Street”, ini diartikan sebagai mereka Taylor mendefinisikan rasisme sebagai efek
menanyakan siapa pemilik jalanan yang kumulatif dari individu, lembaga, dan
sedang mereka lewati tersebut, dan mereka budaya yang mengakibatkan penindasan
mengakui jalanan tersebut adalah miliknya etnis minoritas. Taylor mengakui bahwa
karena mereka berkulit putih dan merasa rasisme dapat terjadi pada tiga tingkatan
menjadi mayoritas di negaranya, kelompok. yang berbeda: individu, kelembagaan, dan
Selain itu, rasisme dalam adegan ini juga budaya (Susanti, 2014). Tindakan –
dilakukan secara nonverbal saat Bryon tindakan tersebut juga diskriminatif karena
menaruh tangannya dikepala Jenkins untuk menurut Theodorson berpendapat bahwa
melakukan hormat NAZI, disusul Bryon diskriminasi adalah perlakuan yang tidak
meludahi muka Jenkins, tindakan ini tentu seimbang terhadap perorangan, atau
berindikasikan Bryon dan kelompoknya kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya
menganggap posisi berada satu derajat lebih bersifat kategorikal, atau atribut-atribut
tinggi karena mereka berkulit putih, dan khas, seperti berdasarkan ras,
bisa seenaknya melakukan tindakan apapun kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan
kepada minoritas seperti Jenkins sampai kelas-kelas sosial. Istilah tersebut biasanya
harus meludah di wajahnya. untuk melukiskan suatu tindakan dari pihak
199
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
200
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
201
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
59:12
57:53 Slayer menyalakan korek api
untuk membakar masjid atau
tempat tinggal imigran muslim.
202
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
59:15
Api berkobar dan menjalar Bryon ditembak oleh Slayer dan
membakar masjid atau tempat Krager menyuruh anggota yang
tinggal imigran muslim. lain membakar mayat imigran
muslim.
203
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
204
Jurnal SEMIOTIKA
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020
Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413
e-ISSN: 2579-8146
205