Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Catatan Kecil Mengenai Desain Riset Deskripstif Kualitatif (Wahdi Suardi)

CATATAN KECIL MENGENAI DESAIN RISET DESKRIPTIF KUALITATIF

Wahdi Suardi
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara, Jalan Soekarno-Hatta 530 Bandung
e-mail: ekonomi@uninus.ac.id

Abstract
Qualitative description (QD) is a label used in qualitative research for studies that are descriptive in nature
and widely used to describe of social-related phenomena. The philosophy of QD is pragmatic approach,
overtones of other qualitative approach and probably the least theoretical of the qualitative approaches.
This variability may indicate that there are no clear boundaries between QD and other strategies. QD has
been identified as important and appropriate for research questions focused on discovering the who, what,
and where of event or experiences and on gaining insight from a poorly understood phenomenon. QD
should be the method of choice only when a description of a phenomenon is desired. Purposeful and
maximum variation sampling may be used in QD studies. Data collection techniques usually include
minimally-to-moderately structured open-ended interviews with individuals or focus groups. Qualitative
content analysis using modifiable coding systems is analysis strategy of choice in QD studies. QD studies
result in a rich, straight description of experience, perception, or event using language from the collected
data through lon-inference interpretation during data analysis.

Keywords: naturalistic perspective, qualitative description, participant observation, data saturation,

PENDAHULUAN desain QD diantaranya yaitu interpretive


Penggunaan pendekatan kualitatif qualitative (Elliott & Timulak, 2015),
cenderung diminati akhir-akhir ini karena diyakini basic/generic qualitative (Merriam & Tisdell,
beragam pilihan desain penelitian yang 2016) dan pragmatic qualitative approach (Savin-
ditawarkannya dapat menjawab dan menjelaskan Baden & Major, 2013). Desain QD lebih banyak
semua masalah penelitian terutama dalam disiplin digunakan untuk penelitian bidang kesehatan
ilmu social (Yin, 2011). Namun demikian bagi masyarakat dan pendidikan. Dalam kaitan ini,
yang baru menekuninya kadang-kadang dapat Polit & Beck (2009) melaporkan dari 1.000 karya
membuat kekeliruan dalam memilih salah satu riset bidang keperawatan dalam kurun waktu
desain yang tepat, apakah grounded theory, 2005-2006, sekira 52%-nya menggunakan desain
ethnography, narrative study, case study atau QD yang menurutnya sebuah desain yang tidak
lainnya. Ketika desain kualitatif tradisional terkait dengan tradisi studi kualitatif pada
tersebut dianggap tidak memenuhi kriteria umumnya.
penelitiannya, terutama bila dikaitkan dengan Dengan demikian QD cenderung disiasati
masalah penelitian yang diajukan, ada sebagai desain pelarian atau keranjang sampah
kecenderungan peneliti membelokkan desainnya karena ditafsirkan cocok dengan semua masalah
ke arah qualitative description (QD). Beberapa penelitian kualitatif. Lebih ekstrim lagi QD
sebutan lain yang sering disetarakan dengan kadang-kadang ditafsirkan lebih mudah, lebih
1
P-ISSN: 0254.351
JURNAL EKUBIS Volume 2, No. 1, September 2017

sederhana, dan prosesnya cenderung lebih Kekurang-pahaman terhadap studi QD


fleksibel (≠ zigzag?). Kecenderungan seperti ini yang paling menonjol dan pertama kali dapat
ditenggarai oleh Sandelowski (2010) sebagai dideteksi dari beberapa laporan penelitian
pertunjukkan methodological acrobatics (berbahasa Indonesia) yang tidak menjelaskan
(penjungkir-balikan metodologi?) yang kurang secara argumentatif mengenai justifikasi pilihan
berkontribusi terhadap pengembangan teori atau QD sebagai desain penelitiannya, terutama bila
metodologi. Pokoknya ketika sebuah judul dikaitkan dengan nature of problems-nya
penelitian disisipkan label deskriptif’ plus Kemudian dari sisi research objection, masih
kualitatif, maka dengan sangat yakin peneliti dijumpai pemaknaan yang kurang pas mengenai
mengklaim bahwa penelitiannya merupakan karya apakah ditujukan: to explore, identify, describe,
ilmiah yang ber-genre kualitatif. understand, atau investigate terhadap satu atau
Namun demikian belum ditemukan beberapa fenomena. Padahal kelima istilah ini
konsep yang baku dan memuaskan mengenai merupakan salah satu yang membedakan antara
desain QD seperti halnya desain kualitatif pendekatan kualitatif dengan kuantitatif yang
tradisional lainnya. Oleh karenanya Bradshaw umumnya ditujukan untuk melakukan
et.al (2017) menyarankan agar lebih memahami pengukuran. Dalam beberapa laporan penelitian,
terhadap karakteristiknya saja daripada harus pemahaman terhadap kelima term tersebut masih
focus pada apa tujuan penelitiannya. Sebut saja agak simpang-siur, tidak jelas dibedakan, dan
desain etnografi yang focus dalam memahami bahkan kerap saling dipertukarkan terutama oleh
kultur, atau pengalaman hidup seperti pada desain peneliti yang baru menekuni pendekatan ini
fenomenologi, atau membangun teori seperti (Neergaard, et al., 2009).
halnya grounded theory. Berikutnya Neergaard Berdasarkan hasil penelusuran penulis
et.al (2009) menyatakan QD lebih cocok terhadap beberapa jurnal internasional, kata kerja
digunakan bila informasi yang diperlukan dapat pernyataan tujuan dan/atau masalah penelitian
diperoleh langsung dari mereka yang terlibat yang sering digunakan adalah: to explore,
dalam fenomena yang sedang ditelitinya, describe dan investigate. Ketiga kata kerja tujuan
sementara waktu dan sumberdaya lainnya penelitian tersebut umumnya disandingkan
terbatas, atau sebagai bagian dari tahapan desain dengan fokus studi seperti: pengalaman partisipan
metode kombinasi kuantitatif-kualitatif. terhadap fenomena tertentu, factor-faktor yang
Sedangkan Caelli et al (2003) menegaskan bahwa mempengaruhi, alasan berperilaku, persepsi
QD ditujukan untuk mengungkapkan dan terhadap sebuah praktik atau program intervensi,
memahami sebuah fenomena, proses, perspektif pengetahuan, sikap dan keyakinan.
atau pandangan hidup. Dalam wacana metodologi penelitian,
frasa pokoknya harus kualitatif alias pemaksaan

2
P-ISSN: 0254.351
Catatan Kecil Mengenai Desain Riset Deskripstif Kualitatif (Wahdi Suardi)

oleh otoritas akademik terhadap (forgotten books) hingga yang kekinian, dan dari
peneliti/mahasiswa untuk menggunakan yang gratisan hingga berbayar. Hasil penelusuran
pendekatan kualitatif, diduga sebagai factor lain penulis, ditemukan setidaknya tujuh artikel
yang dapat memotivasi peneliti terjebak dalam alternatif yang banyak dirujuk oleh beberapa
pemikiran penjungkir-balikan metodologi karya penelitian yang dapat mengarahkan
tersebut. Padahal pemilihan pendekatan pembacanya untuk mulai menekuni QD, yaitu
seharusnya paling tidak didasarkan pada minat sejak merumuskan desain, implementasi, hingga
atau/dan pengalaman peneliti serta nature teknis analisisnya. Ketujuh sumber itu adalah:
problem, apakah layak menggunakan pendekatan Sandelowski (2000, 2010), Neergaard et al.
kuantitatif, kualitatif atau kombinasi keduanya (2009), Milne & Oberle (2005), Sulivan-Bolyai et
(Corbin & Strauss, 1998). al. (2005), Vasimoradi, Turunen & Bondas
Langkanya buku teks studi kualitatif yang (2013), Willis, Sulivan-Bolyai, Knafi & Zichi-
ditulis dalam bahasa Indonesia (yang ada hanya Cohen (2016). Selain itu ada juga Critical
disisipkan satu atau dua bab dalam buku metode Appraisal Skills Program (CSAP) yang secara
penelitian), apalagi yang khusus membahas teknis menyajikan review check-list yang bersifat
mengenai QD, diduga berkontribusi besar jenerik untuk menilai kelayakan blue-print studi
terhadap kesalah-pahaman mengenai studi QD kualitatif pada umumnya (CSAP, 2013).
selama ini. Sebetulnya hasil studi kualitatif dalam Naskah singkat ini ditujukan untuk
bentuk tesis & disertasi seharusnya dapat mengungkapkan beberapa karakteristik atau fitur
mengatasi masalah kelangkaan literatur ini, QD berdasarkan penelusuran penulis terhadap
namun sayangnya karena tidak dikonversi dan beberapa literatur, diantaranya meliputi: landasan
dipublikasikan menjadi sebuah artikel dalam filosofinya, data dan teknik pengumpulannya,
bentuk jurnal maka peluang untuk teknik sampling, dan teknik analisis datanya.
mendiskusikannya menjadi sirna. Seperti Kemudian untuk melengkapinya penulis akan
layaknya membuat negative film di kamar gelap, menyajikan beberapa hasil studi empiris yang
hanya peneliti dan pembimbingnya sendiri yang telah dipublikasikan di perpustakaan maya
tahu. Harus diakui memang bahwa menulis artikel berkenaan dengan karakteristik QD tersebut.
jurnal hasil studi kualitatif memerlukan Tulisan ini tidak diniatkan untuk memberikan
keterampilan khusus yang berbeda dengan studi penilaian tentang bagaimana penggunaan desain
kuantitatif. QD seharusnya, namun hanya melaporkan
Namun bagi mereka yang sedang beberapa variasi fitur desain QD yang umum
gandrung terhadap QD tidak perlu khawatir digunakan dalam penelitian kualitatif. Tulisan ini
karena perpustakaan maya menyediakan diharapkan dapat dijadikan pintu masuk alternatif
semuanya, mulai dari yang tergolong klasik bagi peneliti yang berminat terhadap studi QD

3
P-ISSN: 0254.351
JURNAL EKUBIS Volume 2, No. 1, September 2017

untuk kemudian dapat mendalami dan dikondisikan dan dimanipulasi seperti pada desain
menemukan hal-hal yang lebih substantif. eksperimental dalam pendekatan kuantitatif.
Secara tipikal, desain ini ditujukan untuk
memahami fenomena yang masih belum jelas
LANDASAN FILOSOFIS
makna dan wujudnya dan tidak mungkin didekati
Seperti pada pendekatan kualitatif pada
dengan cara dikuantifikasikan. Karena sifatnya
umumnya, yang dilatarbelakangi oleh keyakinan,
yang alamiah, maka natural setting ini sangat
Constructivist, haqqul yakin bahwa realitas atau
kompleks, dinamis, dan beragam bentuknya
kebenaran itu tidak tunggal, tetapi tergantung
(multifaceted). Itulah sebabnya desain QD juga
bagaimana individu melihatnya. Dalam melihat
harus dibatasi dengan context dan time-bound.
dunia atau “fenomena” ini setiap individu
Desain QD disepakati penting dan tepat
melihatnya dari sudut pandang sendiri-sendiri
digunakan bila berkenaan dengan pertanyaan
(unik) sehingga sebuah realitas atau kebenaran
penelitian yang focus pada: apa, siapa dan
dapat diintrepretasikan berbeda-beda (multiple
dimana berkaitan dengan peristiwa atau
intrepretations), tergantung sedekat apa atau
pengalaman informant tentang sebuah fenomena
pengalaman individu berinteraksi dengan
yang kehadirannya belum banyak dipahami
“fenomena” atau dunianya. Studi kualitatif focus
(poorly understood), atau belum terungkap secara
terhadap pengalaman “participant” berinteraksi
jelas, masih samar-samar alias immature). Dalam
dengan sebuah fenomena, pada waktu dan kontek
hiarki desain kuantitatif, penelitian yang bersifat
tertentu dan dan dalam kondisi atau situasi yang
deskriptif umumnya ditempatkan pada pilihan
alamiah (natural setting), serta beragam makna
terakhir setelah desain eksperimental dan non
(meaning) yang diperolehnya (Crocker, 2009).
eksperimental. Begitu juga halnya dengan
Begitu juga halnya dengan desain
pengelompokkan dalam pendekatan kualitatif,
deskriptif kualitatif (QD) memandang satu
desain QD sering diposisikan pada hiarkhi
masalah atau fenomena dari kacamata naturalistic
terakhir atau sebagai kasta terendah (poor cousin)
perspective (Sandelowski, 2000), yang dalam
setelah grounded theory, ethnography, narrative
praktiknya dapat berupa tempat/ruang, suasana,
study, cases study, protocol analysis, discourses
lingkungan, organisasi, kultur, waktu, dan
analysis dan lainnya. Oleh karenanya beberapa
sebagainya. QD dibangun berdasarkan premis
pakar metodologi sering mengkategorikan desain
umum yang dikembangkan oleh constructivist,
penelitian deskriptif sebagai crudest form of
penafsirannya berdasarkan sudut pandang
inquiry yang kredibilitas epistemologinya
participant (emic perspective), sesuai apa
diragukan (Thorne, et al., 1997). QD cenderung
adanya, tidak ada penetapan variable, tidak ada merupakan desain campuran karena banyak
komitmen pada teori tertentu dalam memandang meminjam dan mengadopsi metodologi dari
target fenomena, tidak diatur-atur apalagi

4
P-ISSN: 0254.351
Catatan Kecil Mengenai Desain Riset Deskripstif Kualitatif (Wahdi Suardi)

tradisi studi kualitatif lainnya (Polit & Beck, mendalam. Penafsiran yang sederhana itu oleh
2012). Berkaitan dengan desain campuran ini, Sandelowsky (2010) diberi label straight
Sandelowsky (2010) menegaskan bahwa desain description atau direct description atau biasa
QD berbeda dengan desain studi kualitatif dikontraskan dengan thick description, sebuah
lainnya, namun tetap memiliki keterkaitan atau konsep deskripsi yang dipopulerkan oleh Clifford
tidak dapat lepas dari pengaruh (hues, tones & Geerzt, pelopor antropologi interpretative, dalam
texture) desain rumpun kualitatif lainnya. Jadi bukunya yang sangat berpengaruh: The
tidak tidak terlalu mengejutkan bila sebuah karya Interpretation of Culture (1973). Oleh karena itu
desain QD tetapi disajikan dengan overtones tidak heran apabila banyak karya penelitian yang
grounded theory, ethnography atau yang lainnya. memberikan justifikasi atas penggunaan desain
Itulah sebabnya ada juga beberapa pakar yang QD karena alasan tujuan penelitiannya adalah
tidak mengakui desain QD sebagai keluarga dari mendeskripsikan secara langsung tentang sebuah
studi kualitatif. Atas dasar argumentasi ini maka fenomena berdasarkan bahasa partisipan namun
tidak heran apabila desain penelitian QD jarang tetap menjaga jarak dengan data.
dibahas secara mendalam, walaupun disisi lain Straight description dalam konteks QD
banyak diminati oleh banyak peneliti karena mungkin dapat ditafsirkan sebagai upaya
alasan kemudahan (?) dan keluwesannya. menjelaskan makna pada level permukaan, tetapi
Bila kita tarik garis khayal kontinum banyak dan kaya (rich). Sebaliknya thick
antara pendekatan kuantitatif dengan kualitatif, description yaitu penggambaran yang mendalam
maka dapat dibayangkan bahwa posisi desain atau sebuah pendekatan bagaimana memahami,
qualitative description (QD) terletak memaknai, dan menjelaskan (bukan sekedar
berdampingan berdekatan dengan desain mengamati) sebuah fenomena, kejadian, gagasan,
quantitative description, atau berarti QD lebih kebiasaan sosial atau apa saja, yang lebih
dekat atau tidak perlu berjauhan dengan data mengutamakan kedalaman data dari berbagai
(near to the data) dibandingkan desain kualitatif aspek dari fenomena itu. Bagaimana perbedaan
lainnya. Konsekuensinya QD tidak menuntut kedua konsep description tersebut, salah satunya
penafsiran yang rumit, atau dengan kata lain dipaparkan secara lengkap oleh Joseph G.
penafsirannya pun jauh lebih sederhana (a lower Ponterotto (2006) dalam tulisannya yang berjudul:
level of inference interpretation) dibandingkan Brief Note on the Origins, Evolution, and
dengan tradisi desain kualitatif lainnya yang Meaning of the Qualitative Research Concept
umumnya lebih abstrak (Lambert & Lambert, “Thick Description”.
2012). Artinya peneliti tidak harus memaksakan Karena tidak terlalu jauh dengan data,
diri untuk melakukan penetrasi terlalu jauh maka QD masih memungkinkan untuk
terhadap data dengan melakukan penafsiran yang menggunakan analisis statistic walaupun pada

5
P-ISSN: 0254.351
JURNAL EKUBIS Volume 2, No. 1, September 2017

level sederhana (quasi-statistical). Pemahaman Dalam beberapa studi QD, posisi teori
yang kaku terhadap studi kualitatif yang dalam (theoretical framework) bervariasi antara karya
analisisnya konon diharamkan mengggunakan penelitian yang satu dengan yang lainnya.
data numerik (tetapi harus data tekstual) dan anti Misalnya Al-Zadjali, et al (2014) dan Debruyn, et
prosedur statistic (tetapi menggunakan penafsiran- al (2014) memosisikan teori sebagai pertimbangan
penafsiran), tampaknya membuat peneliti ketika menyusun pedoman wawancara. Kemudian
berusaha keras untuk menghindari data numerik Wiens, et al. (2014) menempatkan kerangkan
berikut analisis statistiknya. Padahal penggunaan teoritis sebagai konsep kunci dalam merumuskan
data numeric masih memungkinkan sepanjang kode-kode dan pengkategorian hasil dari analisi
diposisikan sebagai pelengkap dan bukan yang isi. Sementara Zhang et al (2014) dan Oosterveld-
utama (Crocker, 2009). Vlug (2014) membahasanya pada bagian latar
belakang (background) dan diskusi
POSISI TEORI pembahasannya. Namun demikian pada umumnya
Tidak seperti pada pendekatan kuantitatif, studi QD tidak menempatkan kerangka teoritis
kedudukan atau peran teori dalam pendekatan dan filosopinya secara spesifik.
kualitatif masih banyak didiskusikan, apakah di
awal, di tengah atau diakhir bagian. Pada TEKNIK SAMPLING
pendekatan kuantitatif, posisi teori sudah jelas Penarikan sampel umumnya
yaitu di bagian awal (grand), karena memang menggunakan teknik purposive sampling dengan
tujuan peneliti akan membuktikan atau beberapa derivasinya seperti maximum variation
mengkonfirmasi hipotesis yang diajukannya sampling, yang diyakini lebih tepat untuk
berdasarkan landasan sejumlah teori melalui nalar mengungkapkan banyak insight dan informasi
deduktif yang dibangunnya. Desain QD lebih luas. Maximum variation sampling sering
cenderung lebih sedikit melibatkan teori (less digunakan untuk ukuran sampel yang sangat kecil
theory-driven) dan dukungan studi-studi terdahulu dengan variasi data yang ekstrim, dan apabila
dibandingkan dengan pendekatan kualitatif informasi tentang populasi tidak diperoleh.
lainnya, sehingga memungkinkan bagi peneliti Namun ada juga riset QD yang menggunakan
untuk lebih leluasa atau fleksibel dalam teknik campuran (multiple sampling strategies)
memosisikan teori dalam penelitiannya seperti kombinasi snowball, convenience dan
(Neergaard et al., 2009). Oleh karena itu bila ada maximum variation. Misalnya Chand & Lopez
karya ilmiah atau disertasi yang penuh sesak (2014) dan Soule (2014) menggunakan
dengan tinjauan pustaka atau kajian teoritis, maka convenience sampling, yaitu melibatkan 20 orang
kelayakan desain QD-nya patut dipertanyakan. pakar untuk mengungkapkan kompetensi kultural

6
P-ISSN: 0254.351
Catatan Kecil Mengenai Desain Riset Deskripstif Kualitatif (Wahdi Suardi)

PENGUMPULAN DATA Pertanyaan yang sering muncul adalah


Strategi pengumpulan data studi QD seberapa banyak data atau informasi yang
dilakukan dengan wawancara yang melibatkan diperlukan dalam desain QD, jawabannya tidak
individu dan/atau kelompok dipandu dengan pasti karena antara tujuan penelitian yang satu
pedoman wawancara mulai dari yang semi- dengan yang lainnya memerlukan data yang
structured hingga minimally structured berbeda (there is one-size-fits-all). Kuncinya,
(Sandelowski, 2000; Neergaard et al., 2009). ketika tujuan penelitian sudah terungkap, dan
Beberapa penelitian melaporkan bahwa datanya ketika penambahan data/informasi sudah tidak
diperoleh dengan menggunakan pendekatan lagi akan menambah temuan baru, atau
participant observations, walaupun yang paling menambah tema baru, atau kode-kode baru,
banyak ditemukan adalah menggunakan non- berarti data atau informasi yang diperlukan
participant observation. Walaupun tidak umum, sudah berada pada kondisi jenuh (data
ada juga studi QD yang menggunakan data
saturation). Konsep data saturation memang
kuantitatif melalui metode survey dengan
penting, namun tidak ada pedoman pragmatis
menggunakan instrumen kuesioner open-ended.
yang menunjukkan kapan data saturation
Hal ini dimungkinkan asalkan saja pada akhirnya
tersebut telah dicapai (Guest et al., 2006). Data
sekumpulan data tersebut harus ditafsirkan
saturation tidak berhubungan dengan kuantitas
berdasarkan kaidah-kaidah kualitatif menuju ke
per se, tetapi yang lebih penting adalah kualitas
arah non-mathematic interpretation sesuai dengan
(rich) dan kelengkapannya (thick) (Burmeister
skema penjelasan teoritis yang akan (Corbin &
& Aitken, 2012). Studi QD yang lengkap
Strauss, 2008). Ketidakjelasan batas antara QD
seharusnya melaporkan secara eksplisit apakah
dengan tradisi desain kualitatif lainnya
memungkinkan peneliti untuk memperkaya penelitiannya telah mencapai data saturation

datanya dan menghasilkan kesimpulan yang atau tidak, namum tidak sedikit yang tidak

komprehensif untuk menjawab semua pertanyaan melaporkannya.


penelitiannya melalui berbagai pendekatan
pengumpulan data dan analisisnya. Misalnya ANALISIS DATA
beberapa studi QD yang dalam pengumpulan Teknik analisis data yang digunakan
datanya dikombinasikan dengan metode umumnya adalah analisis isi (content analysis)
participant observation (yang umum digunakan dan analisis tema (thematic analysis) karena
dalam desain kualitatif etnografi). Hal ini dapat keduanya dipandang paling tepat untuk desain QD
dipertimbangkan mengingat karena (Vaismoradi et al., 2013). Analisis isi biasanya
memungkinkan peneliti memeoleh informasi lebih diikuti dengan mengembangkan sistim
lengkap. pengkodean yang dapat mengungkapkan tema-
tema dan pola yang muncul pada data naratif.
7
P-ISSN: 0254.351
JURNAL EKUBIS Volume 2, No. 1, September 2017

Kedua teknik ini masih memungkinkan peneliti KESIMPULAN


untuk tetap menjaga jarak dengan data (close to Tidak ada batas yang jelas antara desain
the data) seperti yang disyaratkan oleh QD dengan desain kualitatif lainnya, yang oleh
pendekatan kualitatif pada umumnya. Namun beberapa pakar hal ini diduga dapat memengaruhi
demikian ada juga studi yang menggunakan rigorous dan trustworthiness sebuah karya
teknik analisis komparatif konstan (constant penelitian. Fleksibilitas dan variabilitas dalam
comparison techniques), dan kombinasi analisis studi QD dapat membingungkan pembacanya atau
isi dengan komparatif konstan. bahkan si penelitinya sendiri. Namun yang
Baik analisis isi atau tematik pada lainnya berpendapat sebaliknya, justeru hal ini
umumnya dilakukan dengan penalaran induktif, merupakan kelebihan bagi desain QD karena
walaupun dalam praktiknya ada juga studi yang dimungkinkan untuk memperkaya data dan
menggunakan kombinasi penalaran induktif- menghasilkan pemahaman yang komprehensif
deduktif. Analisis isi merupakan salah satu untuk menjawab pertanyaan penelitian melalui
instrumen yang dianggap obyektif dan sistimatik berbagai pendekatan dalam mengungkap data dan
untuk menggambarkan dan mengkuantifikasikan menganalisisnya. Misalnya menurut Kawulich
sebuah fenomena sehingga darinya dapat (2005), ketika data dikumpulkan dengan
dihasilkan kategori-kategori, model, dan sistem menggunakan pendekatan etnografi (participant
atau peta konsep penelitian yang diinginkan observation), maka studi QD dapat
(Schreier, 2012). Tetapi yang terpenting adalah memanfaatkannya untuk melakukan in-depth
karena analisis isi yang memadai akan description dengan partisipan dan berinteraksi
menentukan atau merupakan indicator validitas dengan lingkungan atau situasi yang menjadi
penelitian yang dalam pendekatan kualitatif minat peneliti.
dikenal dengan rigorous dan trustworthiness. Produk akhir studi grounded theory,
Karena QD ‘berdekatan’ dengan desain kuantitatif phenomenological dan ethnography seharusnya
deskriptif, maka tidak terlalu mengejutkan bila adalah teori, deskripsi tentang makna atau esensi
ditemukan beberapa studi menggunakan analisis sebuah pengalaman hidup manusia, dan deskripsi
statistik deskriptif dalam menganalisis datanya, naratif yang mendalam tentang sebuah kultur yang
misalnya ketika harus menghitung frekuensi kode- diungkapkan oleh peneliti melalui interpretasi
kode atau tema yang muncul. Untuk keperluan itu yang mendalam, refleksi dan/atau transformasi
tercatat beberapa perangkat lunak yang dapat data (Streubert & Carpenter, 2011). Sebaliknya
digunakan untuk menghitung-hitung data desain QD seharusnya menghasilkan deskripsi
kualitatif, diantara yang populer adalah: NVivo, yang tegas, langsung tetapi kaya (rich) mengenai
Atlas.ti, QDA miner dan Maqxda. sebuah pengalaman, persepsi atau peristiwa
dengan menggunakan bahasa yang umum melalui

8
P-ISSN: 0254.351
Catatan Kecil Mengenai Desain Riset Deskripstif Kualitatif (Wahdi Suardi)

penafsiran-penafsiran yang sederhana selama Bradshaw, C., Atkinson, S., & Doody, O. (2017,
October). Employing a Qualitative
proses analisis data berlangsung.
Description Approach in Health Care
Banyak sekali karya penelitian di Research. Global Qualitative Nursing
Research, 4, 1-8.
Indonesia yang menggunakan desain QD, namun
Burmeister, E., & Aitken, L. M. (2012). Sample
sedikit sekali yang mengungkapkan rasionalnya
size: how many is enough? Australian
mengapa memilih desain QD. Karena salah satu Critical Care, 25(4), 271-274.
karaketristik desain QD adalah fleksibilitas dan Caelli, K., Ray, L., & Mill, J. (2003). Clear as
Mud: Toward Greater Clarity in Generic
variabilitas dalam penggunaan metodenya Qualitative Research. International
(metode kualitatif dengan rasa nano-nano), maka Journal of Qualitative Methods, 2(2), 1-
13.
sudah seharusnya peneliti menjelaskan secara
Chan, C. W., & Lopez, V. (2014, July-Augustus).
rinci dan jujur memaparkan justifikasi A Qualitative Descriptive Study of Risk
penggunaan desain QD sehingga para pembaca Reduction for Coronary Disease among
the Hong Kong Chinese. Public Health
dapat menikmatinya, seraya memberikan Nursing (PHN), 31(4), 327-335.
penilaian apakah metode yang digunakannya itu Corbin, J., & Strauss, A. (1998). Thousand Oaks,
efektif dan tepat, dan apakah temuannya tergolong CA: Sage Publication.
kredibel atau tidak. Corbin, J., & Strauss, A. (2008). Basic of
qualitative research: Techniques and
Tujuan penelitiannya juga harus spesifik, procedures for developing grounded
mau mendeskripsikan apa, apakah akan theory (3rd ed.). Thousand Oaks, CA:
Sage Publication.
mendeskripsikan kategori-kategori atau
Crocker, R. A. (2009). An introduction to
mengklasifikasikan fenomena dalam berbagai qualititative research. In R. A. Crocker, J.
parameter, mendeskripsikan latar belakang atau Heigham, & R. A. Crocker (Eds.),
Qualitative research in applied
kontek sebuah situasi, mendeskripsikan langkah Linguistic: A practical introduction (1st
atau tahapan-tahapan proses kejadian secara ed., pp. 3-24). Hampshire: Palgrave
Macmillan.
sekuensial, atau mendeskripsikan proses
CSAP. (2013). 10 questions to help you make
kausalitas atau mekanisme sebuah peristiwa. sense of qualitatif research. Retrieved
from
http://media.wix.com/ugd/dded_29c5b002
DAFTAR PUSTAKA d99342f788c670e49f274.pdf.
Al-Zadjali, M., Keller, C., Larkey, L., & Debruyn, R. R., Ocha-Marin, S. C., & Semenic, S.
Evans, B. (2014). GCC Women: Causes and (2014). Barriers and facilitators to
Processes of Midlife Weight Gain. Health Care evidence-based nursing in Colombia:
For Women International, 35(11-12), 1267-1286. perspectives of nurse educators, nurse
Anfara, V., & Jr, A. (2008). Theoretical researchers and graduate students. 32(1),
Frameworks. In L. M. Given, The SAGE 9-21.
Encyclopedia of Qualitative Research Elliott, R., & Timulak, L. (2015). Descriptive and
Methods (pp. 1-12). Thousand Oaks: interpretive approaches to qualitative
SAGE Publications, Inc. research. In J. Miles, & P. Gilbert, A
handbook of research methods for clinical

9
P-ISSN: 0254.351
JURNAL EKUBIS Volume 2, No. 1, September 2017

and health psychology (p. 147). Oxford Sandelowski, M. (2010). What's in a name?
University Press. Qualititative description revisited.
Research in Nursing & Health, 33, 77-84.
Guest, G., Bunce, A., & Johson, L. (2006). How
many interviews are enough? An Sandelowski, M. (2000). Whatever happened to
experiment with data saturation and qualitative description? Research in
variability. Field Methods, 18(1), 59-82. Nursing in Health, 23, 334-340.
Kawulich, B. B. (2005, May). Participant Savin-Baden, M., & Major, C. H. (2013).
observation as a data collection method. Qualitative Research: The essential guide
Forum: Qualitative Sosial Research, 6(2), to theory and practice. Routledge.
Art.43.
Schreier, M. (2012). Qualitative content analysis
Kawulich, B. B. (2005, May). Participant in practice. CA: Sage.
Observation as a Data Collection Method.
Soulé, I. (2014). Cultural competence in health
Forum: Qualitative Social Research, 6(2),
care: an emerging theory. Advance in
Art. 43.
Nursing Science, 37, 48-60.
Kim, H., Sefcik, J. S., & Bradway, C. (2017).
Streubert, H. J., & Carpenter, D. R. (2011).
Characteristic of qualitative descriptive
Qualitative research in nursing:
studies: A systematic review. Research in
Advancing the humanistic imperative (5th
Nursing & Health, 40, 23-42.
ed.). Philadelphia, PA: Lippincott
Lambert, V. A., & Lambert, C. E. (2012, October- William & Wilkin.
December). Qualitative descriptive
Thorne, S., Khirkam, S. R., & McDonald-Emes, J.
research: An acceptable design. Pacific
(1997). Interpretive description: A
Rim International Journal of Nursing
noncategorical qualitative alternative for
Research, 16(4), 255-256.
developing nursing knowledge. Research
Merriam, S. B., & Tisdell, E. J. (2016). in Nursing & Health, 20(2), 169–177 .
QUALITATIVE RESEARCH: A Guide to
Vaismoradi, M., Turunen, H., & Bondas, T.
Design and Implementation (fourth ed.).
(2013). Content analysis and thematic
San Francisco: Jossey-Bass.
analysis: Implications for conducting a
Milne, J., & Oberle, K. (2005). Enhancing Rigor qualitative descriptive study. Nursing and
in Qualitative Description. Journal of Health Sciences, 15, 398-405.
Wound Ostomy & Continence Nursing,
Wiens, S., Babenko-Mould, Y., & Iwasiw, C.
32(6), 413-420.
(2014). Clinical instructors' perceptions of
Neergaard, M., Olesen, F., Andersen, R., & structural and psychological
Sondergaard, J. (2009). Qualititative empowerment in academic nursing
description-The poor cousin of health environments. The Journal of nursing
research. BMC Medical Research education, 53, 265-270.
Methodology, 9(52).
Yin, R. K. (2011). Qualitative research from start
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2009). International to finish. London: The Guilford Press.
Differences in nursing research, 2005-
Zhang, H., Shan, W., & Jiang, A. (2014). The
2006. Journal of Nursing Schoolarship,
meaning of life and health experience for
41, 44-52.
the Chinese elderly with chronic illness: a
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing qualitative study from positive health
Research: Generating and assesing philosophy. International Journal of
evidence for nursing practice (9 ed.). Nursing Practice, 20(5), 530-39.
Wolters Kluwer Health.

10
P-ISSN: 0254.351
Catatan Kecil Mengenai Desain Riset Deskripstif Kualitatif (Wahdi Suardi)

11
P-ISSN: 0254.351

You might also like