Professional Documents
Culture Documents
Penggunaan Hak Angket DPR
Penggunaan Hak Angket DPR
Abstract :
The aim of this research is to analyze the use of the Anquette Right of People’s Representative
Council (DPR) conducted to independent state institutions. This is normative legal research or library
legal research by analyzing a legal problem throught legislation, literature, and other reference
materials related with issue of the research.
The results of the research shows that Firstly, for the doctrine’s point of view, governmental
system is a system which explains relation between the holder of executive power and the holder of
legislative power and in running its constitutional functions, the People’s Representative Council
(DPR) has interpelation right, anquette rights, and right to express opinion. Both in the Parliamentary
system and Presidential system, anquette right is a form of implementation of the legislative controlling
authority upon the executive power because it is executive who runs the daily government, both the
implementation of the government directly vested by or as mandate of the legislation and realization of
government as performance of policy made by the executive it self. Secondly, based on systematic and
authentic interpretation, it is not coherent if the object of the implementation of anquette right and and
other rights of the People’s Representative Council (DPR) regulated in Article 79 paragraph (3) of
MD3 Act is said to cover cover matters outside the scope of government (executive) power.
Independent institution does not belong to the legislative, executive and judicative power.
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan Hak Angket DPR yang dilakukan
terhadap lembaga negara independen.
Jenis penelitian hukum yang digunakan adalah penelitian hukum normatif atau penelitian hukum
kepustakaan yaitu suatu jenis penelitian hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan, dengan
menganalisis suatu permasalahan hukum melalui peraturan perundang-undangan, literatur-literatur
dan bahan-bahan referensi lainnya yang berhubungan dengan permasalahan.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa Pertama, Secara doktriner, sistem pemerintahan
merupakan sistem yang menjelaskan hubungan/relasi antara pemegang kekuasaan eksekutif dengan
pemegang kekuasaan legislatif dan dalam menjalankan fungsi konstitusionalnya, DPR mempunyai hak
interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Baik dalam sistem Parlementer maupun dalam
sistem Presidensial, hak angket adalah salah satu bentuk perwujudan kewenangan pengawasan
legislatif terhadap eksekutif selaku pemegang kekuasaan pemerintahan. Pengawasan itu ditujukan
kepada pemegang kekuasaan eksekutif sebab eksekutiflah yang melaksanakan pemerintahan sehari-
hari, baik pelaksanaan pemerintahan yang diturunkan langsung dari atau merupakan amanat undang-
undang maupun pelaksanaan pemerintahan yang merupakan pelaksanaan kebijakan yang dibuat oleh
eksekutif sendiri. Kedua, Berdasarkan penafsiran secara sistematis dan otentik, adalah tidak koheren
apabila objek dari pelaksanaan hak angket dan hak-hak DPR lainnya yang diatur dalam Pasal 79 ayat
(3) UU MD3 dikatakan mencakup hal-hal yang berada di luar ruang lingkup kekuasaan Pemerintah
(eksekutif). Dan lembaga independen tidak termasuk dalam cabang kekuasaan legislatif, eksekutif,
maupun yudikatif.
DPR memiliki hak yang melekat kepadanya. Indonesia (KBBI) angket adalah
Dalam ketentuan Undang-Undang Dasar Penyelidikan oleh lembaga perwakilan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 rakyat terhadap kegiatan pemerintah.8
(UUD NRI Tahun 1945) dimana yang Pengertian Hak Angket juga dapat dilihat
menjadi hak Dewan Perwakilan Rakyat pada Bagian Penjelasan Pasal 27 huruf b
adalah Hak Interpelasi, Hak Angket, dan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009
6
Hak Menyatakan Pendapat. tentang susunan dan kedudukan Majelis
Di dalam Undang-Undang Dasar Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
dijelaskan tentang tugas-tugas DPR, yaitu Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat
mengawasi jalannya kinerja pemerintahan Daerah, yang menyatakan sebagai berikut:
dengan menggunakan hak maupun “Hak Angket adalah Hak DPR untuk
7
kewajibannya. Salah satu hak yang dimiliki melakukan penyelidikan terhadap kebijakan
pemerintah yang penting dan strategis serta
oleh DPR dalam menjalankan fungsinya berdampak luas pada kehidupan
untuk mengawasi pemerintahan yaitu Hak bermasyarakat dan bernegara yang diduga
bertentangan dengan peraturan perundang-
Angket, atau hak anggota badan legislatif 15
undangan”.
untuk mengadakan penyelidikan terhadap Di dalam undang-undang tersebut
kebijakan pemerintah yang penting dan tentang penetapan hak angket tidak
strategis serta berdampak luas pada menjelaskan mengenai apa saja yang
kehidupan bermasyarakat dan bernegara menjadi alasan untuk memunculkan hak
yang diduga bertentangan dengan peraturan angket serta dalam pasalnya hak angket
perundang-undangan. diperlukan hanya terhadap kebijakan
Berkaitan dengan urgensi bagaimana “Pemerintah” dalam hal ini eksekutif yang
penggunaan hak angket DPR pasca ketika penting dan strategis serta berdampak
amandemen UUD Negara Republik luas pada kehidupan masyarakat sehingga
Indonesia Tahun 1945. Dalam amandemen penggunaan hak angket di luar pada itu
UUD 1945 yang pertama istilah hak angket masih menimbulkan stigma negatif bahwa
belum dikenal, istilah hak angket baru mulai DPR dengan powernya menggunakan hak
muncul setelah amandemen UUD 1945 yang nya sesuai rasa keinginan yang tercermin
ke-2 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus dalam suatu bentuk hak angket terhadap
2002. Dalam Kamus Besar Bahasa salah satu lembaga negara independen yaitu
komisi pemberantasan korupsi (KPK) pada
6
Indonesia, Pasal 20A ayat 2, Undang-
Undang Dasar Negara Repulik Indonesia Tahun 1945. 8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
7
Max Boboy, DPR RI dalam Prespektif dan Besar Bahasa Indonesia, ed.4 (Jakarta: Gramedia
Sejarah dan Tata Negara, cet.I. (Jakata: Pustaka Sinar Pustaka Utama, 2005), hlm. 69.
Harapan, 1994), hlm.71
Darul Huda Mustaqim : Penggunaan Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat..............5
laporan Panitia Angket pada Rapat an authorized judge for the purpose of
Paripurna ke-18 masa persidangan III Tahun gathering testimony to be used in trial.”9
2017-2018 di Kompleks Parlemen, Senayan, Sehingga pengertian angket dalam
Jakarta, Rabu (14/2/2018). kamus Black Law dapat diartikan sebagai
Berdasarkan latar belakang dari sebuah penyelidikan kepada para saksi
permasalahan yang telah diuraikan diatas, (secara tertulis) baik sesudah atau sebelum
penulis tertarik untuk melakukan penelitian disahkan oleh hakim dengan tujuan
dalam tesis dengan judul: “Penggunaan Hak dikumpulkannya kesaksian untuk digunakan
Angket DPR terhadap Lembaga Negara di pengadilan. Sedangkan di dalam Kamus
Independen. Besar Bahasa Indonesia (KBBI) angket
Oleh karena itu dalam penulisan tesis adalah Penyelidikan oleh lembaga
ini, penulis ingin meneliti lebih jauh perwakilan rakyat terhadap kegiatan
terhadap penggunaan hak angket DPR pemerintah.10
terhadap penyelenggaraan lembaga negara Hak angket sendiri pertama kali dikenal
independen, sehingga judul tesis yang di Inggris pada pertengahan abad ke XIV
penulis ajukan adalah “PENGGUNAAN untuk menyelidiki dan menghukum
HAK ANGKET DPR TERHADAP penyelewengan-penyelewengan dalam
LEMBAGA NEGARA INDEPENDEN”.. administrasi pemerintahan yang kemudian
disebut right of impeachment (hak untuk
B. RUMUSAN MASALAH menuntut seorang pejabat karena melakukan
Berdasarkan latar belakang di atas, pelanggaran jabatan). Hak ini pertama kali
permasalahan yang diangkat dalam tesis ini digunakan oleh parlemen Inggris pada
adalah : Apakah Penggunaan Hak Angket tahun 1376 yang mengakibatkan pemecat-
DPR sudah sejalan dengan Undang-Undang an beberapa pejabat istana karena
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun melakukan penyelewengan keuangan.
1945 dan Peraturan di Bawahnya? Sekarang hak angket di Inggris dilakukan
Apakah Penggunaan Hak Angket DPR oleh sebuah komisi khusus yang bertugas
dapat dilakukan terhadap lembaga negara menyelidiki kegiatan pemerintah dan
independen? administrasi.11
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HAK ANGKET
9
Pengertian angket di dalam Black Law Brian A Garner, Black Law Dictionary, Ninth
Edition, ( West Group, 2009), hlm. 610.
10
Dictionary yaitu enquete yang artinya Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, ed.4 (Jakarta: Gramedia
sebagai berikut: “An examination of Pustaka Utama, 2005), hlm. 69.
11
witnesses (take down a writing) by or before Arifin Sari Surunganlan Tambunan, Fungsi
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Menurut
UUD 1945, Suatu Studi Analisis Mengenai Pengaturannya
6 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019
bukan merupakan bagian dari cabang menyusun aturan bersifat primer. Karena
kekuasaan yang diatur dalam konstitusi, tidak ada manusia yang memiliki kuasa
harus dilihat sebagai suatu cabang untuk memasrahkan pelestarian diri, kepada
kekuasaan terpisah dari konsep pembagian kehendak absolut dan dominasi pihak lain
dan pemisahan kekuasaan klasik, yang yang sewenang-wenang, maka bila orang
disebut Crince Le Roy dan Peter L Strauss yang hendak membawa pada kondisi
sebagai kekuasaan keempat (the fourth perbudakan maka berhak menolak. Dengan
branch) dan kalau demikian bagaimana demikian masyarakat bisa dikatakan
melihat pengawasannya, karena tidak boleh sebagai penguasa tertinggi yang tidak
ada kekuasaan dalam negara hukum yang berada di bawah bentuk pemerintahan
tanpa kontrol atau pengawasan. Kekuasaan apapun.15
yang berasal rakyat melalui negara harus
2. Landasan Sosiologis
berjalan seiring dengan akuntabilitas, karena
Pengawasan merupakan kegiatan
kekuasaan ditandai tidak hanya oleh
yang ditujukan untuk menjamin agar penye-
kewenangan hukum ketika menjalankan
lenggara negara sesuai dengan rencana. Jika
fungsi pemerintahan, melainkan juga
dikaitkan dengan hukum tata negara,
kewajiban hukum publik.
pengawasan berarti suatu kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin terlaksananya
C. Landasan Hak Angket penyelenggaraan negara oleh lembaga
1. Landasan Filosofis lembaga kenegaraan sesuai dengan hukum
Zaman Yunani Kuno, Plato dan yang berlaku.16
Aristoteles yakin, dan keyakinan mereka Landasan Hukum
sejalan dengan tradisi Yunani, bahwa Mengenai pengaturan dan dasar hukum hak
hukum dan perundangan (nomos dan nomoi) angket terbagi dalam beberapa peraturan
sangatlah penting untuk menata polis. Perundang-Undangan yakni:
Sejalan dengan keyakinan tersebut, didapati a. Konstitusi Indonesia
bahwa tatanan atau bangunan politik yang Dasar hukum mengenai pengaturan hak
baik selalu berupa aturan hukum, yakni angket dalam Konstitusi dapat ditemui
peraturan yang sesuai dengan hukum, yang dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat
akhirnya dapat membawa keadilan di dalam pasal 121 yang berbunyi “Dewan
14
masyarakat.
Menurut John Locke hukum 15
Carl Joachim Friedrich, Constitutional
Government and Democracy, 1950 (especcially chap.I
membuktikan bahwa hak rakyat untuk and the literature given there, hlm. 129.
16
Sri Soemantri, dkk, Ketatanegaraan
14 Indonesia Dalam Kehidupan Politik Indonesia: 30
Carl Joachim Friedridh, Filsafat Hukum, (The
Tahun Kembali ke Undang-Undang Dasar 1945, hlm.
University of Chicago Press, 1969), hlm. 17.
285.
Darul Huda Mustaqim : Penggunaan Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat..............9
Perwakilan Rakyat mempunyai hak Hak angket atau hak untuk menyelidiki
menyelidiki (enquete), menurut aturan- telah dikenal oleh lembaga legislasi saat
aturan yang ditetapkan dengan Undang- kekuasaan legislasi di bawah komite
Undang Federal”.17 Undang- Undang Dasar nasional pusat dan badan pekerja komite
Sementara 1950 pasal 79 dinyatakan secara nasional pusat. Hal ini dapat ditemukan
jelas bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat pada peraturan Tata Tertib Badan Pekerja
mempunyai hak menyelidiki (enquete), Komite Nasional Pusat.19 Dalam Peraturan
menurut aturan- aturan yang ditetapkan oleh DPR Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tata
Undang-Undang”. Dalam Undang-Undang Tertib DPR menyebutkan hak angket salah
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, satunya diatur dalam pasal 161 dimana
hak angket secara jelas tercantum pada dikatakan bahwa DPR memiliki hak
Pasal 20A ayat (2) dimana berbunyi” dalam interpelasi, Angket, dan Menyatakan
melaksanakan fungsinya, selain hak yang Pendapat. Dalam peraturan tata tertib ini
diatur dalam pasal-pasal lain Undang- juga dijelaskan bagaimana proses hak
Undang Dasar ini, Dewan Perwakian angket itu dilaksanakan.
Rakyat mempunyai hak angket”.18
3. Teori Lembaga Negara
b. Undang-Undang
Has Natabaya dalam Ernawati Munir
Undang-Undang yang mengatur secara
mengatakan bahwa istilah badan, organ,
khusus mengenai hak angket adalah
atau lembaga mempunyai makna yang
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1954
esensinya kurang lebih sama. Ketiganya
Tentang Hak Angket, Undang- Undang
dapat digunakan untuk menyebutkan suatu
Nomor 5 Tahun 1955, Undang-Undang
organisasi yang tugas dan fungsinya
Nomor 5 Tahun 1975, Undang-Undang
menyelenggarakan pemerintahan negara.
Nomor 2 Tahun 1975, Undang-Undang
Namun demikian perlu ditekankan adanya
Nomor 2 Tahun 1985, Undang-Undang
konsistensi penggunaan istilah agar tidak
Nomor 4 Tahun 1999, Undang-Undang-
digunakan dua istilah untuk maksud yang
Undang Nomor 22 Tahun 2003, dan
sama.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009
Lembaga Negara itu dapat berada
tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
dalam ranah legislatif, eksekutif, yudikatif,
c. Peraturan di bawah Undang-Undang ataupun yang bersifat campuran dan
19
17 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia, Pasal 121, Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1950, Republik Indonesia Gotong Royong, Himpunan peraturan tata tertib
Serikat. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 1945-
18
Republik Indonesia, Pasal 20 A ayat (2), 1971, (BP.KNIP-DPR Pemilu II), hlm. 19.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
10 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019
hukum terhadap pejabat yang duduk di tentunya DPR tidak berwenang untuk
24
dalamnya. melakukannya. Meskipun demikian dalam
4. Mekanisme Hak Angket menyelenggarakan hak angket terdapat
Mekanisme penggunaan Hak Angket beberapa hak dan kewenangan yang dapat
DPR merupakan bagian yang tidak dilakukan oleh DPR dalam melakukan
terpisahkan dari struktur lembaga DPR. penyelidikan yaitu:
Adapun struktur lembaga DPR diatur dalam 1. Meminta keterangan pada pemerintah,
UU No.27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, badan hukum, organisasi profesi, saksi,
DPD, dan DPRD dan berdasarkan peraturan pakar dan/atau pihak terkait;25
DPR Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tata a. Saksi dapat merupakan warga negara
Tertib disebutkan tata cara pelaksanaan Hak Indonesia maupun Warga Negara Asing
Angket. yang ada di Indonesia;26
Jika dilihat dari pengaturan hak angket b. Mendapatkan keterangan dari saksi atau
maka pada intinya hak angket adalah hak Ahli yang berada diluar negeri melalui
untuk menyelidiki. Dalam ketentuan pertanyaan secara tertulis kepada menteri
KUHAP (Undang-Undang Nomor 8 Tahun yang bersangkutan yang membantu
1981 tentang Hukum Acara Pidana) Pasal 1 dipenuhinya pertanyaan-pertanyaan itu
angka 5 mengatakan bahwa : dengan perantara perwakilan Indonesia di
“Penyelidikan adalah serangkaian tindakan luar negeri;27
Penyelidik untuk mencari dan menemukan c. Dalam melakukan pemanggilan DPR
suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak dapat melakukannya secara tertulis;28
pidana guna menentukan dapat atau 2. Melakukan sumpah pada saksi atau ahli
tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang berumur 16 tahun;29
yang diatur dalam undang-undang”. 3. Melakukan penuntutan pada saksi atau
Pengertian menyelidiki yang dimaksud ahli yang lalai, melalui Kejaksaan
dengan hak angket memang tidak dapat Pengadilan Negeri;30
disamakan secara keseluruhan dengan
penyelidikan dalam Kitab Undang-Undang 25
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2009, Pasal 179 jo ayat (1) Peraturan DPR Nomor 1
Hukum Pidana. Hal mengenai tindakan Tahun 2009 tentang Tata tertib.
26
Republik Indonesia, Pasal 180, Undang-Undang
paksa seperti penangkapan, menyuruh Nomor 27 Tahun 2009.
27
Republik Indonesia, Pasal 24, Undang-Undang
berhenti, mengambil sidik jari, dan Nomor 6 Tahun 1954.
28
Republik Indonesia, Pasal 4, tentang Tata
memotret orang dan membawa dan Tertib Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat.
menghadapkan seorang pada penyidik 29
RepublikIndonesia, Pasal 8 ayat (1), Tata
Tertib Dewan Perwakilan Rakyat.
30
24
Jimly Asshidiqie, Perkembangan dan Republik Indonesia, Pasal 10, Tata Tertib
Konsolidasi, hlm.60. Dewan Perwakilan Rakyat.
12 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019
4. Memaksa saksi atau ahli untuk datang dalam kaitannya dengan pola hubungan
memenuhi panggilan dengan bantuan yang terbangun antar lembaga negara
31
Kepolisian atau Kejaksaan; tersebut. Perubahan konstitusi yang diikuti
5. Melakukan penahanan kepada saksi atau dengan pembentukan dan perubahan
ahli yang membangkang melalui ketua berbagai peraturan perundang-undangan
32
Pengadilan Negeri; adalah untuk terbentuknya perimbangan
6. Memeriksa surat-surat yang disimpan fungsi dan tugas lembaga-lembaga negara
33
oleh pegawai kementrian; khhususnya lembaga Eksekutif dan
7. Melakukan penyitaan dan atau menyalin Legislatif, juga dimaksudkan untuk saling
surat kecuali berisi rahasia negara melalui mengimbangi dan saling mengawasi yang
34
Pengadilan Negeri. bekerja sama sistemik, berdasarkan aturan-
5. Hubungan Hak Angket Dengan aturan yang ada.
Dewan Perwakilan Rakyat
Dengan diamandemennya UUD 1945,
Pada masa era reformasi, perubahan
telah terjadi pergeseran dari stigma
Undang-Undang Dasar 1945 oleh Majelis
executive heavy menjadi legislative heavy.36
Permusyawaratan Rakyat telah berpengaruh
Peran DPR menjadi menonjol, karena
terhadap struktur ketatanegaraan, susunan
konstitusi dan peraturan perundang-undang
DPR serta hubungan DPR dengan lembaga-
telah mengatur demikian, DPR dapat
lembaga negara lainnya. Struktur
mengoptimalkan peran dan fungsinya, agar
ketatanegaraan ini mengarah kepada
bisa lebih kuat dalam pengawasannya
terciptanya mekanisme check and balances
terhadap pemerintahan dan dapat membantu
antar lembaga negara khususnya antar tiga
kinerja pemerintah dalam menjalankan
cabang kekuasaan yaitu Eksekutif,
pemerintahannya sesuai dengan aturan.
Legislatif, dan Yudikatif.35
Pasal 25 UUD 1945 hasil amandemen
Dari ketiga kekuasaan tersebut,
menentukan bahwa DPR mempunyai fungsi
ternyata dalam tataran implementasinya
legislasi, fungsi Anggaran, dan Fungsi
masih dijumpai berbagai macam persoalan
Pengawasan, dan pada pasal 27 UUD 1945
31
Republik Indonesia, Pasal 180 ayat (3), hasil amandemen di tentukan bahwa DPR
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009, Indonesia,
jo Pasal 169 ayat (6) Peraturan DPR Nomor 1 Tahun mempunyai Hak Interpelasi, Hak Angket,
2009 tentang Tata Tertib.
32
dan Hak Menyatakan Pendapat. Atas dasar
Republik Indonesia, Pasal 1 ayat (2), Undang-
Undang Nomor 6 tahun 1954 tentang Hak Angket.
33
hal tersebut diatas, Hak Angket dalam
Republik Indonesia, Pasal 18, Undang-Undang
Nomor 6 tahun 1954. hubungannya dengan.
34
Republik Indonesia, Pasal 19, Undang-
Undang Nomor 6 tahun 1954.
36
35
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Ni’matul Huda, Politik Ketatanegaraan
Tata Negara, hlm. 282. Indonesia, kajian terhadap dinamika perubahan
UUD1945, (Yogyakarta : FH UII Press, 2003), h. 32
Darul Huda Mustaqim : Penggunaan Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat............13
DPR merupakan hak yang melekat yang terdiri dari tiga belas orang anggota
pada DPR selaku Badan Legislatif dengan Margono Djojohadi Kusumo
berdasarkan ketentuan konstitusi serta sebagai ketua panitia angket. DPR menerima
peraturan perundang- undangan yang baik laporan tentang hasil-hasil pekerjaan
berlaku.37 Hak angket merupakan bentuk panitia angket atas usaha memperoleh dan
pengawasan intensif serta investigatif DPR cara menggunakan devisien. Catatan yang
terhadap kebijaksanaan pemerintah. Peran diberikan masih harus dirahasiakan sampai
DPR melalui Hak Angket akan lebih ada ketentuan lain dari DPR.
konkret daripada hanya sekadar (b) DPR 1956-1959
menggunakan hak meminta keterangan, DPR hasil pemilu tahun 1955
karena dalam hak angket terkandung unsur mengacu kepda UUDS Tahun 1950. DPR
dimana DPR juga ikut andil mengawal periode ini menggunakan hak angket
proses penyelesaian suatu kasus dan untuk menyelidiki kecelakaan kereta api
sekaligus langsung menjadi investigator di Trowek, Tasikmalaya. Adapun tujuan
dalam kasus tersebut. Dimana dengan melaksanakan Hak Angket dijelaskan
terlibatnya DPR terhadap suatu kasus, maka dalam usulan. Hak angket menyebutkan
diharapkan upaya penyelesaian kasus ini bahwa, ”Angket digunakan untuk
akan semakin menemui titik terang dan mendapatkan penjelasan-penjelasan yang
mencegah terjadinya korupsi, kolusi dan lebih luas lebih banyak dari pada
nepotisme. keterangan pemerintah. Dalam
6. Kasus Hak Angket Sebelum pembicaraan juga ditekankan bahwa
Amandemen UUD NRI Tahun 1945
panitia angket tidak mencari sipa yang
(a) Masa DPR 1950-1956 salah, akan tetapi sekedar mencari
Pada akhir tahun 1954 anggota DPR, jawaban yang lengkap, mencari
Margono Djojohadi Kusumo, dan kawan- keterangan-keterangan yang diterima
kawan, mengajukan usul resolusi yang dan demikian dapat membantu
dimaksudkan ialah supaya DPR kekacauan jalannya kereta api.39
mengadakan angket atas usaha memperoleh
7. Kasus Hak Angket Setelah
dan cara menggunakan devisien.38 Dibuatlah Amandemen UUD NRI Tahun 1945
keputusan untuk membentuk panitia angket (a) DPR Era Reformasi Periode 1999-2004
mendesak Presiden memberikan tindakan maka dapat dilihat penggunaan hak angket
tegas kepada Menteri Agama periode 2004- pada masa sebelum UUD 1945 di
2009, perlunya amaandemen Undang- amandemen memiliki peluang yang lebih
Undang No.13 Tahun 2008 tentang besar untuk dapat memberhentikan Presiden
penyelenggaraan Haji, dan perlunya di masa jabatannya, apabila Pemerintah
43
rancangan UU Lembaga Keuangan Haji. yang dalam hal ini Presiden dianggap telah
(c) DPR era Reformasi Periode 2009-2014 melanggar Undang-Undang atau terlibat
kejahatan.
Pada periode ini Hak Angket
Apabila Presiden terbukti melakukan
digunakan untuk menyelidiki dana Bail Out
pelanggaran Hukum yang
pemerintah sebesar 6,7 trilyun ke Bank
menciderai Undang-Undang, maka DPR
Century. Penggunaan hak angket terkait dan
dapat langsung melakukan pengajuan
talangan ke bank Century bergulir cepat di
memorandum 1 dan memorandum 2
DPR. Sejak diusulkan oleh 139 anggota
kepada Presiden, untuk selanjutnya DPR
DPR, dukungan atas terus membesar.
dapat mengajukan kepada MPR untuk
Saat sidang Paripurna digelar 1 Desember
mengadakan Sidang Istimewa.45 Terhadap
2009 tercatat 503 orang dari sembilaan
penggunaan Hak Angket
fraksi mendukung hak angket diputuskanlah
pada masa setelah Undang-Undang Dasar
rekomendasi bahwa bailout century
1945 di amandemen justru memiliki peluang
menyimpang dan ,merekomendasikan agar
yang lebih kecil bagi DPR untuk dapat
kepolisian, kejaksaan dan KPK menyelidiki
memberhentikan Presiden di masa
kasus century ini.44
jabatannya, karena sesuai ketentuan
8. Kekuasaan DPR dalam
Konstitusi Amandemen Undang-Undang
Penggunaan Hak Angket
Apabila dilihat dari Pembahasan yang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
berkenaan dengan Undang-Undang Nomor 1945, prosedur pemberhentian Presiden
27 Tahun 2009 Tentang Susunan dan harus melalui berbagai mekanisme, yaitu
Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD atas pengajuan DPR kepada Mahkamah
beserta Peraturan Tata Tertib DPR RI Konstitusi tentang berbagai macam alasan
Nomor.01/DPRRI/2009 Tentang Peraturan pelanggaran yang telah dibuat oleh Presiden
Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat, untuk dinyatakan telah melanggar atau tidak
melanggar Undang-Undang Dasar Negara
Repulik Indonesia Tahun 1945.
43
Risalah Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia, Rapat Paripurna Ke-11, Masa Sidang I,
Tahun Sidang 2009-2010, hlm. 78.
44
Risalah Dewan Perwakilan Rakyat 45
Indonesia, Rapat Paripurna Ke-14, Masa Sidang II, Untung Wahyono, Peran Politik Poros
Tengah dalam Kancah Pepolitikan Indonesia, (Jakarta:
Tahun Sidang 2009-2010, hlm. 32. Pustaka Tarbiatuna, 2003), hlm. 192.
16 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019
undang-undang dan kebijakan sekaligus oleh tersebut memiliki latar belakang yang tidak
Pemerintah, di mana kata “Pemerintah” sama.
dalam norma a quo tidak boleh dimaknai Baik dalam sistem Parlementer maupun
selain dalam makna atau pengertian dalam sistem Presidensial, hak angket
eksekutif. Tidak hanya itu, dalam konstruksi adalah salah satu bentuk perwujudan
norma Pasal 79 ayat (3) UU MD3, bahwa kewenangan pengawasan legislatif terhadap
pemaknaan “pemerintah” menjadi eksekutif selaku pemegang kekuasaan
“eksekutif” ditambah dengan syarat pemerintahan. Pengawasan itu ditujukan
pelaksanaan undang- undang dan/atau kepada pemegang kekuasaan eksekutif
kebijakan tersebut harus menyangkut hal sebab eksekutiflah yang melaksanakan
penting, strategis, dan berdampak luas pada pemerintahan sehari- hari, baik pelaksanaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan pemerintahan yang diturunkan langsung dari
bernegara yang diduga bertentangan atau merupakan amanat undang-undang
dengan peraturan perundang-undangan. maupun pelaksanaan pemerintahan yang
merupakan pelaksanaan kebijakan yang
PENUTUP dibuat oleh eksekutif sendiri yang tujuan
Berdasarkan uraian yang penulis akhirnya adalah terwujudnya pemerintahan
kemukakan diatas, maka dapat disimpulkan yang akuntabel.
sebagai berikut: Berdasarkan penafsiran secara
Secara doktriner, sistem pemerintahan sistematis, adalah tidak koheren apabila
merupakan sistem yang menjelaskan objek dari pelaksanaan hak angket dan hak-
hubungan/relasi antara pemegang kekuasaan hak DPR lainnya yang diatur dalam Pasal 79
eksekutif dengan pemegang kekuasaan UU MD3 dikatakan mencakup hal-hal yang
legislatif. Dalam kaitan ini, sistem berada di luar ruang lingkup kekuasaan
pemerintahan negara berkaitan dengan Pemerintah (eksekutif). Bahwa, selanjutnya,
pengertian regeringsdaad, yaitu dengan menggunakan penafsiran otentik,
penyelenggaraan pemerintahan oleh Pasal 79 ayat (3) UU MD3 tersebut juga
eksekutif dalam hubungannya dengan fungsi tidak mungkin untuk ditafsirkan meliputi
legislatif yang berdasarkan Pasal 20A ayat hal-hal yang berada di luar ruang lingkup
(2) UUD 1945, dalam menjalankan fungsi kekuasaan Pemerintah (Eksekutif). Dan
konstitusionalnya, DPR mempunyai hak lembaga independen tidak termasuk dalam
interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan cabang kekuasaan legislatif, eksekutif,
pendapat. Sebagai sebuah hak yang melekat maupun yudikatif.
kepada institusi legislatif, masing-masing hak
Darul Huda Mustaqim : Penggunaan Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat............19
Huda, Ni’matul, 2006, Hukum Tata Negara Loebis, A.R., 2001, Belantara Kebangsaan,
Indonesia, cet.I, Jakarta: Raja cet.I, Yogyakarta: Jendela
Grafindo Persada. Yogyakarta
Kahtarina Riris, “mengenai hak angket Mochtar, Zainal Arifin, 2016, Lembaga
melalui perjalanan sejarah DPR Negara Independen di Indonesia,
RI dalam berbagai prespektif Jakarta: PT.Rajagrafindo
tentang memorandum kepada Persada.
presiden: suatu studi terhadap Nasional, Departemen Pendidikan, 2005,
pemberian memorandum DPR RI Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kepada Presiden Abdurrahman ed.4 Jakarta: Gramedia Pustaka
Wahid”, (Jakarta: Pusat Utama.
Pengkajian dan Pelayanan Patrick, Jhon J., dkk, 2001, The Oxford
Informasi Sekretaris Jenderal guide to the United States
DPR RI, 2002). Government, Oxford: Oxford
Kusnardi, Moh. dan Bintan Saragih, 2000, University Press.
Ilmu Negara, cet.I, edisi revisi, Parlementaria, 2008, Menuju DPR Bersih,
Jakarta: Gaya Media Pratama. Jakarta: Tata Usaha Bagian
Labolo, Muhadam., 2007, Memahami Ilmu Pemberitaan & Penerbitan DPR-
Pemerintahan (Suatu Kajian RI.
Teori, Konsep, dan Salang, Sebastian dkk, 2009, Panduan Kinerja
Pengembangannya), Jakarta : DPR/DPRD Menghindari Jeratan Hukum
Bagi Anggota Dewan, Jakarta: Forum
Raja Grafindo Persada. Sahabat.
Legowo, T.A.,2005, Lembaga Perwakilan
Soemantri, Sri, dkk, 1993, Ketatanegaraan
Rakyat di Indonesia: Studi dan
Indonesia Dalam Kehidupan
Analisis Sebelum dan Setelah
Politik Indonesia: 30 Tahun
Perubahan UUD 1945, Jakarta:
Kembali ke Undang-Undang
FORMAPPI.
Dasar 1945, cet. I, Jakarta:
Lesmana, 2010, Hak Angket Sebagai Hak
Pustaka Sinar Harapan.
DPR: Mekanisme dan
Implikasinya Terhadap
Kemungkinan Pemakzulan,
Jakarta: Fakultas Hukum
,Universitas Indonesia.