Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

p-ISSN: 2302-8416

e-ISSN: 2654-2552

Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi (JABJ), Maret 2024, 13 (1): 18-24


Avalilable Online http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab
DOI : 10.36565/jab.v13i1.619

Hubungan Enzim Hepar SGOT dan SGPT pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2

Novita Dewi 1* Supriyadi 2


1, 2
Tribhuwana Tunggadewi University,
Jl. Telaga Warna, Tlogomas, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144. Indonesia
*Email Korespondensi: novita2unitri@gmail.com

Submitted: 25/08/2022 Accepted: 24/02/2024 Published: 25/03/2024

Abstract

Diabetes mellitus is a collection of metabolic symptoms starting with insulin secretion or insulin
resistance. Insulin resistance in Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) sufferers causes a decrease in
the absorption of glucose levels. The liver cytosol is a source of glucose energy obtained from fatty
acid synthesis. This synthesis event causes "fatty liver", namely the accumulation of lipids in the
liver, this is very dangerous and in an effort to prevent the severity of this disease it is necessary to
check liver enzymes, namely SGPT and SGOT in T2DM sufferers. This study aims to analyse the
correlation of liver enzymes SGPT and SGOT in T2DM sufferers. This research has a collative
design with an approach to collecting data on variable blood sugar levels and liver enzymes SGOT
and SGPT at one time which is called a cross-sectional approach. The total sample was 25 patients
taken using purposive sampling technique. The observation sheet is used as an instrument to
collect data. This research resulted in the highest number of studies showing 56% of abnormal
blood glucose levels with abnormal SGPT liver enzymes. There is no correlation between blood
glucose levels and the liver enzyme SGPT in T2DM sufferers with a p-value of 0.54. The highest
abnormal blood glucose level is 4% with abnormal SGOT liver enzymes. There is no correlation
between blood glucose levels and the liver enzyme SGOT in T2DM sufferers with a p-value of 0.28.
The conclusion of the study was that there was no correlation between the liver enzymes
SGPT and SGOT in T2DM sufferers.

Keywords: blood glucose levels, liver enzymes SGPT and SGOT, T2DM sufferers

Abstrak

Diabetes melitus adalah kumpulan gejala metabolik diawali adanya sekeresi insulin atau resistensi
insulin. Resistensi insulin pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) menyebabkan
penurunan penyerapan kadar glukosa. Sitosol hepar menjadi tempat sumber energi glukosa yang
diperoleh dari sintesis asam lemak. Peristiwa sintesis tersebut menyebabkan “fatty liver” yaitu
akumulasi lipid di hepar, hal tersebut sangat berbahaya dan dalam usaha pencegahan keparahan
penyakit ini diperlukan pemeriksaan enzim hepar yaitu SGPT dan SGOT pada penderita DMT2.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kolerasi enzim hepar SGPT dan SGOT pada penderita
DMT2. Penelitian ini berdesaian koleratif dengan pendekatan pengambilan data variabel kadar gula
darah dan enzim hepar SGOT dan SGPT dalam satu waktu yang disebut sebagai pendekatan
cross-sectional. Jumlah sampel 25 pasien yang diambil dengan tehnik purposive sampling. Lembar
observasi digunakan sebagai instrument untuk mengambil data. Penelitian ini menghasilkan
penelitian terbanyak 56% kadar glukosa darah abnormal dengan enzim hepar SGPT abnormal.
Tidak ada kolerasi kadar glukosa darah dengan enzim hepar SGPT pada penderita DMT2 dengan
p-value 0,54. Kadar glukosa darah abnormal terbanyak 4 % dengan dengan enzim hepar SGOT
abnormal. Tidak ada kolerasi kadar glukosa darah dengan enzim hepar SGOT pada penderita

18
Novita Dewi, Supriyadi Hubungan enzim Hepar SGOT dan SGPT pada
JABJ, Vol. 13, No. 1, Maret 2024, 18-24 Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

DMT2 dengan p-value 0,28. Kesimpulan penelitian didapatkan bahwa tidak ada kolerasi enzim
hepar SGPT dan SGOT pada penderita DMT2.

Kata kunci : enzim hepar SGPT dan SGOT, kadar glukosa darah, penderita DMT2

yang kejadiannya melalui beberapa


PENDAHULUAN tahapan fibrosis hepar.
Tahapan fibrosis ini diakibatkan
Diabetes melitus menjadi topik terjadinya perlemakan non alkohol.
permasalahan utama pada kelompok Pengamatan studi kohort dalam skala
penyakit tidak menular. Data yang besar didapatakan bahwa penderita
mencantumkan angka kesakitan, DMT2 beresiko 2-2,5 kali beresiko
kematian, bahkan besarnya biaya menjadi serosis hepatis dan penyakit
perawatan akibat penyakit ini (IDF, hepar kronis yang diakibatkan
2021; Taylor, 2020; Yadav et al., 2021). perlemakan hepar non alkohol (NAFLD).
Penyakit ini bertambah serius ketika Fibrosis hepar juga disebabkan
mengalami komplikasi. Komplikasi independen dari sindrom metabolik
meliputi keberbagai organ, salah satunya (Tolman et al., 2007). Penyakit hepar
hepar. Parameter terjadinya komplikasi kronis, karsinoma, hepatoseluler, serta
penyakit ini adalah tingginya kadar penyakit hepar akut beresiko lebih pada
enzim hepar berupa Serum Glutamic penderita DM (El–Serag & Everhart,
Piruvic Transaminase (SGPT) dan Serum 2002; El-Serag et al., 2004;Tolman et al.,
Glutamic Oxaloacetic Transaminase 2007).
(SGOT). Enzim tersebuat release DM ditandai dengan peningkatan
berlebihan ketika terdapat masalah pada glukosa diatas normal (hiperglikemia),
heparnya. yang diawali dengan insulin resisten.
Hepar memiliki peran penting Hiperglikemia menyebabkan aktif jalur
dalam proses homeostasis glukosa. Ia glikasi protein, poliol dan autooksidasi
berperan sebagai tempat menyimpanan glukosa, berakibat terbentuk Reactive
glikogen, dan produksi glukosa akibat Oxygen Species (ROS)/ radikal bebas.
proses pembentukan glukosa yang Radikal bebas mengakibatkan kerusakan
disebut sebagai glukoneogenosis yaitu hepar dan jantung, berupa kerusakan
suatu pembentukan glukosa hasil dari jaringan. Kerusakan tersebut berasal dari
lemak dan protein atau non karbohidrat. reaksi komponen seluler dan induksi lesi.
Penyakit hepar ditandai dengan adanya Penalaksanaan kerusakan tersebut
gangguan metabolismenya yaitu hiper tindakan transplatasi hepar. Transplantasi
enzim hepar SGPT dan SGOT yang hepar dilakukan pada penderita DM yang
menjadi salah satu gejala dari penyakit sering terjadi serosis hepatis sebagi
sirosis hepatis. Serosis hepatis penyebab manifestasi klinis pada 30% DMT2
kematian dari penyakit hepar kronis yang (Procurement & Network, 2003). Serosis
kejadiannya terus meningkat pada hepatis dilakukan pemeriksaan lanjut
penderita Diabetes Melitus Tipe 2 sebagai penunjang enzim hepar yang
(DMT2) (De Marco et al., 1999; El- lebih spesifik.
Serag et al., 2004; Zoppini et al., 2014). Pemeriksaan spesifik hepar pada
Penyakit ini menyebabkan buruknya bagian parietal berupa SGPT atau
keberlangsungan hidup, ditunjang Alanine aminotransferase (ALT).
dengan gangguan lainnya berupa Aspartarte aminotransferase
hipoglikemik oral yang beresiko menjadi (AST)/SGOT (Gaze, 2007). Enzim hepar
hepatotoksik, kelainan ginjal dan hepar,

19
Novita Dewi, Supriyadi Hubungan enzim Hepar SGOT dan SGPT pada
JABJ, Vol. 13, No. 1, Maret 2024, 18-24 Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

SGOT banyak terdapat di otot ginjal, Analisis Enzim Hepar SGOT pada
jantung, sel darah merah, otot rangka dan Penderita DMT2
otak (Gaze, 2007). Kerusakan organ Hasil analisis enzim hepar SGOT dapat dilihat
hepar banyak terjadi pada berbagai pada tabel 2 berikut:
penyakit seperti penyakit Tabel 2 Crosstab enzim hepar SGOT pada
musculoskeletal, luka bakar, penderita DMT2 dan analisis uji
prankreatitis akut,dan anemia hemolitik, Fisher's Exact Test
akut. Enzim hepar SGPT lebih spesifik
Kadar SGPT Total p-
pada kerusakan parenkim hepar, Variabel value
dibandingkan enzim hepar SGPT (Gaze, independent Normal Abnormal
F % F % F % 0.54
2007). Kadar enzim hepar SGOT dan
Kadar 0 0 5 20 5 20
SGPT diketahui meningkat pada Glu Norm
kerusakan hepar (Gupta et al., 2021). kosa al
Darah Tidak 4 16 16 64 20 80
Normal
METODE PENELITIAN Total 4 16 21 84 25 100

Penelitian “Analisis enzim hepar Hasil tabel 2 didapatkan bahwa


SGOT dan SGPT Jenis penelitian didapatkan sebesar 64% (16 sampel)
koleratif pendekatan crossectinal data memiliki kadar glukosa darah puasa tidak
bersifat retrospektif. Populasi 25 normal dan hasil enzim hepar SGOT tidak
penderita DMT2 dengan tehnik total normal. Hasil analisis didapatkan data
sampling didapatkan 25 sampel penderita yang tidak homogen, maka menggunakan
DMT2. Kriteria insklusi pasien DMT2 uji anternatif berupa uji Fisher's Exact
yang menjalani pemeriksaan SGOT dan Test didapatkan p-value = (0,54) > (0,05)
SGPT sedang di Rawat di RS Panti yang bermakna tidak ada kolerasi antara
Waluyo Sawahan, selama bulan Maret- kadar enzim hepar dengan enzin hepar
Desember 2020. Kriteria eksklusi SGOT.
komplikasi ginjal dan jantung pada
penderita DMT2 Analisis Kolerasi Enzim hepar SGPT
pada Penderita DMT2
HASIL Data hubungan enzim hepar
SGPT pada penderita DMT2.
Berikut hasil tabulasi karakteristik
umum pada table dibawah ini; Tabel 3 Crosstab enzim hepar SGPT pada
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik penderita DMT2 dan uji Fisher's
Umum Responden DMT2 Exact Test
Karakteristik Frekuensi % Kadar SGPT Total p-value
Jenis Kelamin Variabel Normal Abnormal
independent F % F % F % 0.54
Laki-laki 10 40
wanita 15 60 Kadar Normal 0 0 5 20 5 20
glukos Tidak 6 24 14 56 20 80
Jumlah 25 100 a Normal
Usia darah
45-62 tahun 17 68 Total 6 24 19 76 25 100
63-81 tahun 8 32 Tabel 3 menunjukkan terbanyak
Jumlah 25 100 56% (14 sampel) memiliki kadar glukosa
Tabel 1 menyatakan terbanyak darah tidak normal dan enzim hepar SGPT
sampel wanita sebesar 60 % (15 sampel). pada penderita DMT2. Hasil crosstab
Sampel terbanyak pada rentang usia 42-62 didapatkan Sebagian besar sampel dengan
sebesar 68 % (17 sampel). kadar glukosa darah tidak normal dan

20
Novita Dewi, Supriyadi Hubungan enzim Hepar SGOT dan SGPT pada
JABJ, Vol. 13, No. 1, Maret 2024, 18-24 Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

kadar SGPT tidak normal pada penderita lama pengobatan dan sakitnya. Hasil
DMT2. Hasil uji Fisher's Exact Test 0,28, penelitian ini menggambarkan bahwa
lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak organ tubuh menerima efek akibat
kolerasi enzim hepar SGPT pada perbedaan biologi berupa ekspresi gen
penderita DMT2. Hasil analisis tersebut spesifik dan beda kromosom hormon seks
tidak berkolerasi diakibatkan karena ada (Schiebinger et al., 2011; EUGenMed et
factor dominan yang berpengaruh pada al., 2016). Perempuan dalam
Enzim hepar SGPT berupa life style jenis kehidupannya mengalami perubahan
kelamin, dan usia. Factor tersebut lebih hormonal yang disebabkan factor
mempengaruhi kadar glukosa darah. reproduksi yang berbeda gender.
Enzim hepar SGPT yang berada di Beda gender berdasarkan
parenkim hepar, Hepar merupakan tempat pendekatan bidang sosiokultural berupa
menetralisir racun. Kerusakan hepar beda perilaku laki-laki dan perempuan,
memicu enzim SGPT terstimulus, dan lingkungan yang spesifik, gaya hidup
meningkat di hepar. Kadar enzim SGPT nutrisi, stress, dan sikap ssat pencegahan
yang tinggi pada pasien DMT2 dan pengobatan (EUGenMed et al., 2016;
diakibatkan karena kadar glukosa yang Schiebinger et al., 2011). Namun tidak
tinggi akibat insulin resisten, jumlahnya hanya dari segi gender saja, beberapa
tidak mencukupi. Metabolisme glukosa variabel faktor sosiodemografi juga
oleh sel tubuh berakibat peningkatan berpengaruh lainnya (Hammarström &
kadar glukosa darah dalam rentang 300- Annandale, 2012). Peran identitas
1200 mg/dl (Hasanudin, dkk, 2019). gender, peran identitas gender dipengaruhi
interaksi kompleks antara factor endokrin,
PEMBAHASAN genetic dan sosial (Geary, 2010).
Hormon seks berpengaruh
Analisa Kolerasi Enzim hepar SGOT terhadap perilaku sepanjang hidupnya dan
pada Penderita DMT2 fisik yang berubah berdampak pada peran
Berdasarkan hasil penelitian sosial, gaya hidup dan kesehatan mental.
didapatkan terbanyak penderita DMT2 Lingkungan sangat berpengaruh pada
memiliki kadar glukosa darah tidak biologi yaitu kemampuan untuk
normal dan memiliki SGOT tidak normal. memodulasi fenotipe biologis yang
Hasil kolerasi didapatkan tidak ada spesifik pada jenis kelamin dengan yang
hubungan diantara kedua variabel. Hasil kuat, Penyakit kronis ditemukan Sebagian
tersebut tersebut diakibatkan karena besar karena kombinasi kombinasi antara
adanya factor lain yang dimungkinkan lingkungan dengan biologis. Penelitian
dominan berpengaruh dibandingkan kadar membuktikan banyak interaksi factor
glukosa darah pasien yaiyu jenis kelamin, biologis, dan sosial pada pria dan wanita
usia,lama menderita, maupun penyakit (Hammarström & Annandale, 2012).
penyerta. Wanita dibanding pria 2,46%, 1,56%
Penelitian ini berbeda dengan dengan selisih 0.9% yang mengalami DM
penelitian Islamiyah (2021); Rampa et al., (Riskesdas, 2018), Bonger et al., (2018),
(2021) yang menyatakan Sebagian besar sebanyak 56,6%, 43,4 %. Penelitian
enzim hepar SGOT dan SGPT dalam Bhusal et al., (2021) menyatakan jenis
kategori normal pada pasien DM yang kelamin dikolerasikan dengan meningkat
tidak terkontrol, sebesar 4% dan 60% usia pada laki-laki >10 % di usia 40 tahun
ditemukan meningkat 16 % (5 dari 30 dan wanita 10% di usia 50 tahun di Korea.
sampel) di RSUD Wamena Papua. Hasil Faktor jenis kelamin berpengaruh pada
ini disebabkan tidak ditampilkan data

21
Novita Dewi, Supriyadi Hubungan enzim Hepar SGOT dan SGPT pada
JABJ, Vol. 13, No. 1, Maret 2024, 18-24 Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

enzim hepar pada penderita DM, begitu SARAN


pula factor kepatuhan pengobatan.
Kepatuhan pengobatan Saran berdasarkan hasil riset
berpengaruh pada kadar glukosa darah diharapkan : 1). Rumah sakit secara rutin
penderita DM (Supriyadi et al., 2021). mengedukasi komplikasi DMT2 agar
Berpengaruh pada pemeriksaan terjadi preventif komplikasi DMT2. 2) tim
laboratorium, kontrol glikemik dan tidak nakes memberikan pendidikan kesehatan
boleh dilalaikan (Halim & Halim, 2019). penderita DMT2 yang kurang memahami
Kelalaian dalam kontrol glikemik kurang komplikasi penyakit berupa enzim hepar
maksimal menyebabkan kegagalan SGPT, SGOT untuk memeriksakan diri
pengobatan berdampak ke resiko secara berkala sehingga derajat keparahan
komplikasi penyakit (Shao et al., 2017). penyakit dapat ditekan.
Komplikasi meningkat seiring
mortalitasnya. Berkebalikan dengan UCAPAN TERIMAKASIH
kepatuhan pengobatan menurunkan biaya
dan mortalitas penderita DM (Bagonza et Terima kasih banyak kepada pihak
al., 2015). Tidak akurat kontrol glikemik prodi Ners Universitas Tribhuwana
diakibatkan pengobatan yang buruk Tunggadewi telah memfasilitasi
(Polonsky & Henry, 2016). Kepatuhan perselenggaranya hibah publikasi riset ini.
pengobatan yang buruk berdampak
control glikemik yang buruk, begitu pula DAFTAR PUSTAKA
sebaliknya (Gu et al., 2017). Kontrol
glikemik dilakukan dengan self care yang Bagonza, J., Rutebemberwa, E., &
dilakukan penderita DM, dan tersebut Bazeyo, W. (2015). Adherence to
berpengaruh pada kadar glukosa darah anti diabetic medication among
sewaktu (Cita, 2019). patients with diabetes in eastern
Uganda; a cross sectional study.
SIMPULAN BMC Health Services Research,
15(1), 1–7.
Penelitian ini dapat disimpulkan Bhusal, A., Rahman, M. H., Lee, W. H.,
bahwa tidak terdapat kolerasi antara Lee, I. K., & Suk, K. (2021). Satellite
enzim hepar SGOT dan SGPT pada glia as a critical component of
penderita DMT2, kesimpulan keterkaitan diabetic neuropathy: Role of
antar faktor tersebut berupa : 1). Hasil lipocalin-2 and pyruvate
enzim hepar SGPT pada penderita DMT2 dehydrogenase kinase-2 axis in the
sebagian besar kadar gula darah puasa dorsal root ganglion. Glia, 69(4),
tidak normal dan memiliki kadar SGPT 971–996.
tidak normal. 2). Tidak ada kolerasi enzim https://doi.org/10.1002/glia.23942
hepar SGPT pada penderita DMT2, 3). Bonger, Z., Shiferaw, S., & Tariku, E. Z.
Enzim hepar SGOT pada penderita (2018). Adherence to diabetic self-
DMT2, sebagian besar kadar gula darah care practices and its associated
puasa tidak normal dan memiliki enzim factors among patients with type 2
hepar SGOT normal. 4). Tidak ada diabetes in addis Ababa, Ethiopia.
kolerasi enzim hepar SGPT pada Patient Preference and Adherence,
penderita DMT2 12, 963–970.
https://doi.org/10.2147/PPA.S156043
Cita, E. E. (2019). Self Care Dan Kadar
Gula Darah Pada Pasien Diabetes

22
Novita Dewi, Supriyadi Hubungan enzim Hepar SGOT dan SGPT pada
JABJ, Vol. 13, No. 1, Maret 2024, 18-24 Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Melitus Tipe 2. and Hepatic Fibrosis in Patients with


De Marco, R., Locatelli, F., Zoppini, G., Type 2 Diabetes Mellitus. Clinical
Verlato, G., Bonora, E., & Muggeo, Nutrition ESPEN.
M. (1999). Cause-specific mortality Halim, M., & Halim, A. (2019). The
in type 2 diabetes. The Verona effects of inflammation, aging and
Diabetes Study. Diabetes Care, oxidative stress on the pathogenesis
22(5), 756–761. of diabetes mellitus (type 2 diabetes).
El-Serag, H. B., Tran, T., & Everhart, J. E. Diabetes and Metabolic Syndrome:
(2004). Diabetes increases the risk of Clinical Research and Reviews,
chronic liver disease and 13(2), 1165–1172.
hepatocellular carcinoma. https://doi.org/10.1016/j.dsx.2019.01.
Gastroenterology, 126(2), 460–468. 040
El–Serag, H. B., & Everhart, J. E. (2002). Hammarström, A., & Annandale, E.
Diabetes increases the risk of acute (2012). A conceptual muddle: an
hepatic failure. Gastroenterology, empirical analysis of the use of
122(7), 1822–1828. ‘sex’and ‘gender’in ‘gender-specific
EUGenMed, Group, C. C. S., Regitz- medicine’journals. PLoS One, 7(4),
Zagrosek, V., Oertelt-Prigione, S., e34193.
Prescott, E., Franconi, F., Gerdts, E., IDF. (2021). IDF Diabetes Atlas (10 Th
Foryst-Ludwig, A., Maas, A. H. E. (ed.)). International Diabetes
M., & Kautzky-Willer, A. (2016). Federation.
Gender in cardiovascular diseases: Indonesia, K. K. R. (2018). Hasil utama
impact on clinical manifestations, riskesdas 2018. Jakarta: Badan
management, and outcomes. Penelitian Dan Pengembangan
European Heart Journal, 37(1), 24– Kesehatan, Kementrian Kesehatan
34. Republik Indonesia.
Gaze, D. C. (2007). The role of existing Islamiyah, C. A. (2021). Gambaran Nilai
and novel cardiac biomarkers for Serum Glutamic Pyrufic
cardioprotection. Current Opinion in Transaminas Dan Serum Glutamic
Investigational Drugs (London, Oxaliacetic Transaminase Penderita
England: 2000), 8(9), 711–717. Diabetes Melitus Tipe-2 Tidak
Geary, N. (2010). Counterpoint: Terkontrol Di RSUD Ibnu Sina
physiologists should not distinguish Gresik Tahun 2020. UNIVERSITAS
“sex” and “gender.” American AIRLANGGA.
Journal of Physiology-Regulatory, Polonsky, W. H., & Henry, R. R. (2016).
Integrative and Comparative Poor medication adherence in type 2
Physiology, 298(6), R1702–R1704. diabetes: Recognizing the scope of
Gu, L., Wu, S., Zhao, S., Zhou, H., Zhang, the problem and its key contributors.
S., Gao, M., Qu, Z., Zhang, W., & Patient Preference and Adherence,
Tian, D. (2017). Association of social 10, 1299–1306.
support and medication adherence in https://doi.org/10.2147/PPA.S106821
Chinese patients with type 2 diabetes Procurement, O., & Network, T. (2003).
mellitus. International Journal of Scientific Registry of Transplant
Environmental Research and Public Recipients Annual Report:
Health, 14(12), 1522. Transplant Data 1993–2002. US
Gupta, A., Anoop, S., Ansari, I. A., Department of Health and Human
Prakash, S., & Misra, A. (2021). Services, Health Resources and
High Prevalence of Hepatic Steatosis Services Administration, Special

23
Novita Dewi, Supriyadi Hubungan enzim Hepar SGOT dan SGPT pada
JABJ, Vol. 13, No. 1, Maret 2024, 18-24 Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Programs Bureau, Division of Puskesmas X Kota Malang. Nursing


Transplantation. News: Jurnal Ilmiah Keperawatan,
Rampa, E., Sinaga, H., & Putri, N. (2021). 5(1), 9–15.
Pemeriksaan SGOT, SGPT dan Taylor, S. I. (2020). The high cost of
Jumlah Leukosit Pada Penderita DM diabetes drugs: Disparate impact on
Di RSUD Wamena Kabupaten the most vulnerable patients.
Jayawijaya Papua. Jurnal Analis Diabetes Care, 43(10), 2330–2332.
Medika Biosains (JAMBS), 8(1), 17– https://doi.org/10.2337/dci20-0039
21. Tolman, K. G., Fonseca, V., Dalpiaz, A.,
Schiebinger, L., Klinge, I., Sánchez de & Tan, M. H. (2007). Spectrum of
Madariaga, I., Paik, H. Y., liver disease in type 2 diabetes and
Schraudner, M., & Stefanick, M. management of patients with diabetes
(2011). Gendered innovations in and liver disease. Diabetes Care,
science, health & medicine, 30(3), 734–743.
engineering, and environment. Yadav, R., Jain, N., Raizada, N., Jhamb,
Available at Genderedinnovations. R., Rohatgi, J., & Madhu, S. V.
Stanford. Edu/What-Is-Gendered- (2021). Prevalence of diabetes
Innovations. Html. Accessed related vascular complications in
January, 21, 2015. subjects with normal glucose
Shao, Y., Liang, L., Shi, L., Wan, C., & tolerance, prediabetes, newly
Yu, S. (2017). The Effect of Social detected diabetes and known
Support on Glycemic Control in diabetes. Diabetes & Metabolic
Patients with Type 2 Diabetes Syndrome: Clinical Research &
Mellitus: The Mediating Roles of Reviews, 15(5), 102226.
Self-Efficacy and Adherence. Zoppini, G., Fedeli, U., Gennaro, N.,
Journal of Diabetes Research, 2017. Saugo, M., Targher, G., & Bonora, E.
https://doi.org/10.1155/2017/280417 (2014). Mortality from chronic liver
8 diseases in diabetes. Official Journal
Supriyadi, S., Dewi, N., & Ridja, E. W. of the American College of
(2021). Kepatuhan Pengobatan Pada Gastroenterology| ACG, 109(7),
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di 1020–1025.

24

You might also like