Professional Documents
Culture Documents
35 Ijm 276-282
35 Ijm 276-282
35 Ijm 276-282
e-ISSN: 3025-5961
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2024
https://journal.csspublishing/index.php/ijm
Abstract
This study aims to analyze the implementation of learning assessment in the subject of Islamic
Education within the Merdeka Curriculum at SMA MTA Surakarta. The research method
employed is qualitative with a descriptive approach. The researcher conducted direct interviews
and utilized document study methods to gather robust and comprehensive data. The Merdeka
Curriculum is applied to students in grades 10 and 11 at SMA MTA Surakarta. The
application of learning assessment at SMA MTA Surakarta within the Merdeka Curriculum
encompasses two main domains: summative assessment and formative assessment. Summative
assessment involves daily quizzes, Mid-Semester Assessments, and End-Semester Assessments.
Meanwhile, formative assessment is conducted through group assignments, individual tasks,
and observation of the learning process. From the research findings, it can be concluded that the
learning assessment in the Merdeka Curriculum at SMA MTA Surakarta has been executed
effectively. The processes of summative and formative assessments are carried out consistently
and in accordance with the principles of the Merdeka Curriculum approach. This study provides
a positive overview of the implementation of learning assessment in the educational
environment.
Keywords: Learning Assessment; Islamic Education; Merdeka Curriculum
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi asesmen pembelajaran pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Merdeka di SMA MTA
Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Peneliti melakukan wawancara langsung dan menggunakan metode studi
dokumen untuk mengumpulkan data yang kuat dan lengkap. Kurikulum Merdeka
diterapkan untuk peserta didik kelas 10 dan 11 di SMA MTA Surakarta. Penerapan
asesmen pembelajaran di SMA MTA Surakarta dalam Kurikulum Merdeka mencakup
dua ranah utama, yaitu asesmen sumatif dan asesmen formatif. Asesmen sumatif
melibatkan ulangan harian, Penilaian Tengah Semester, dan Penilaian Akhir Semester.
Sementara itu, asesmen formatif dilakukan melalui pemberian tugas berkelompok,
tugas individu, dan pengamatan proses pembelajaran. Dari hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa asesmen pembelajaran pada Kurikulum Merdeka di SMA MTA
Surakarta telah berjalan dengan baik. Proses asesmen sumatif dan formatif dilakukan
secara konsisten dan sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan Kurikulum Merdeka.
Penelitian ini memberikan gambaran positif terhadap implementasi asesmen
pembelajaran di lingkungan pendidikan tersebut.
Kata Kunci: Asesmen Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Kurikulum Merdeka.
IJM: Indonesian Journal of Multidisciplinary
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2024
276
Penerapan Asesmen Pembelajaran.…, Santika et.all.,
PENDAHULUAN
Asesmen menjadi elemen krusial dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka
sebagai suatu proses yang membantu memahami kemajuan pembelajaran
peserta didik, mengukur pemahaman mereka, dan merangsang pemikiran
kritis serta kreativitas (Lestari et al., 2023). Dalam implementasi Kurikulum
Merdeka, asesmen menjadi kegiatan penting yang harus dilaksanakan di setiap
satuan pendidikan di Indonesia (Yulianto dan Iryani, 2023). Asesmen dan
pembelajaran seharusnya membentuk suatu siklus yang terintegrasi, dimulai
dari perencanaan asesmen dan pembelajaran, perancangan asesmen,
perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hingga proses asesmen
pembelajaran (BSKAP, 2022).
Dalam konteks ini, asesmen bukan hanya alat pengukur kemampuan peserta
didik, tetapi juga menjadi sarana refleksi dan perbaikan proses pembelajaran.
Keterlibatan aktif peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua/wali dalam menggunakan hasil asesmen sebagai umpan balik diharapkan
dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik dan mendukung
perkembangan holistik peserta didik. Sebagai suatu siklus yang tak
terpisahkan, asesmen dan pembelajaran harus senantiasa menjadi fokus dalam
merancang kurikulum dan melaksanakan proses pembelajaran yang bermakna.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Peneliti melakukan wawancara secara langsung untuk
mengumpulkan informasi secara lengkap. subjek informan dalam penelitian ini
merupakan pihak yang mengetahui dan berkaitan yaitu guru PAI SMA MTA
Surakarta yang sudah menggunakan dan melaksanakan kurikulum merdeka.
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara dimana
metode ini digunakan untuk menggali informasi dengan melakukan kegiatan
tanya jawab kepada pihak yang berkaitan sebagai informasi didalam memberi
data, selain itu dalam penelitian juga menggunakan metode studi dokumen,
teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen yang ada
dilokasi, metode penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tertulis
tentang suatu hal yang dibutuhkan didalam lokasi tersebut serta dengan
menggunakan metode ini juga akan memperkuat dan memantapkan berbagai
data yang diperoleh.
PEMBAHASAN
SMA MTA Surakarta menggunakan dua kurikulum yaitu Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka. Kurikulum 2013 digunakan untuk peserta didik kelas 12.
Kurikulum Merdeka digunakan untuk peserta didik kelas 10 dan 11. Perbedaan
yang paling menonjol dalam kedua kurikulum tersebut adalah tidak adanya
peminatan seperti MIPA, IPS, ataupun Bahasa di Kurikulum Merdeka. SMA
MTA Surakarta memiliki 10 kelas pada setiap angkatannya. Untuk kelas 12
dengan Kurikulum 2013 terdapat 5 kelas MIPA, 4 kelas IPS, dan 1 kelas Bahasa.
Sedangkan kelas 10 yang menggunakan Kurikulum Merdeka, terdapat 10 kelas
dengan penamaan X-1, X-2, X-3, X-4, X-5, X-6, X-7, X-8, X-9, X-10. Penamaan
tersebut berlaku juga pada kelas 11 yang sama-sama menggunakan Kurikulum
Merdeka.
Perbedaan yang lain adalah pada bagian evaluasi. Dalam Kurikulum Merdeka,
penilaian hasil belajar di SMA MTA Surakarta juga menerapkan penilaian
asesmen diagnostik, asesmen sumatif, dan asesmen formatif. Sebagaimana
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 ayat (1) evaluasi perlu dilakukan sebagai
bentuk pengendalian mutu pendidikan. Dalam undang-undang yang sama
pasal 58 ayat (1) disebutkan bahwa pelaksanaan evaluasi hasil peserta didik
oleh pendidik dilakukan guna memantau proses, kemajuan, serta sebagai
perbaikan hasil belajar peserta didik secara kontinuitas (Undang-Undang
Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003).
Pernyataan dari Bapak Drs. R. Muh. Wasita Lelana, yang merupakan guru PAI
kelas 11 di SMA MTA Surakarta, penerapan asesmen sumatif dalam
pembelajaran PAI di SMA MTA Surakarta diterapkan dengan adanya
pelaksanaan Penilaian Tengah Semester, dan Penilaian Akhir Semester.
Pernyataan tersebut sedikit berbeda dengan pernyataan Bapak Muhammad
Ilyas, S.Pd yang merupakan guru PAI kelas 10 SMA MTA Surakarta
menyatakan bahwa asesmen sumatif dilaksanakan di pertengahan semester
(PTS), akhir semester (PA), dan kegiatan ulangan harian. Bapak Drs. R. Muh.
Wasita Lelana tidak menyebutkan ulangan harian sebagai bentuk asesmen
sumatif. Menurutnya, ulangan harian merupakan bagian dari penerapan
asesmen formatif.
Sementara itu, dalam buku panduan yang diterbitkan oleh Badan Standar,
Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia dengan judul “Pembelajaran dan
Asesmen”, asesmen sumatif dilakukan untuk memastikan ketercapaian
keseluruhan tujuan pembelajaran, sehingga asesmen sumatif dilakukan pada
akhir proses pembelajaran. Adanya perbedaan tersebut menunjukkan masih
terdapat miskonsepsi dari guru terhadap konsep asesmen sumatif yang telah
dirancang oleh Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia. Dalam segi penerapan asesmen formatif, Bapak Drs. R. Muh. Wasita
Lelana dan Bapak Muhammad Ilyas, S.Pd memiliki cara yang berbeda dalam
menerapkan asesmen tersebut. Pada kelas 10, setiap kali pembelajaran tiap bab
sudah tuntas tersampaikan, guru akan melakukan penilaian kepada para siswa
Pada kelas 11, guru melakukan asesmen formatif dengan pengamatan dalam
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru menggunakan strategi
pembelajaran reading guide. 15 menit pertama pembelajaran, guru akan
menyampaikan prolog dengan menerangkan peristiwa atau permasalahan
yang terjadi sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Kemudian, guru akan
mengelompokkan peserta didik dengan kapasitas lima peserta didik tiap
kelompok. Selanjutnya, guru meminta peserta didik membaca materi dan
membuat rangkuman terhadap apa yang telah dibaca. Setelah selesai, setiap
kelompok yang diwakili 1 orang melakukan presentasi terhadap hasil diskusi
mereka. Dari langkah pembelajaran tersebut, guru melakukan asesmen formatif
dengan menilai peserta didik ketika melakukan belajar kelompok dan ketika
presentasi.
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian yang kami lakukan dengan mewawancarai beberapa guru
PAI di SMA MTA Surakarta, dapat disimpulkan bahwa di SMA MTA Surakarta
ini dibeberapa jenjang kelas sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Pada
ranah asesmen sumatif sudah terlaksana dengan baik, diterapkan dengan
adanya pelaksanaan ulangan harian, Penilaian Tengah Semester, dan Penilaian
Akhir Semester, sedangkan pada ranah asesmen formatif juga sudah terlaksana
cukup baik, akan tetapi kurang maksimal, berdasarkan hasil dari wawancara
dua narasumber, narasumber pertama dan kedua memiliki cara yang berbeda
dalam penerapannya pada ranah formatif, terdapat guru yang melakukan
penilaian kepada para siswa dengan memberikan tugas berkelompok,
memberikan tugas individu dan melakukan asesmen formatif dengan
pengamatan dalam proses pembelajaran. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa
dalam penerapan asesmen pembelajarann di SMA MTA Surakarta memang
bisa dikatakan cukup terlaksana dengan baik tetapi ternyata masih terdapat
beberapa hal yang belum sesuai dengan capaian dari asesmen pembelajaran
yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aly, A. and Inayati, N. (2019), Pengembangan Evaluasi Pendidikan Agama Islam
(PAI), Surakarta: Muhammadiyah University Press