Professional Documents
Culture Documents
15 16 Thirdproblem 2
15 16 Thirdproblem 2
15 16 Thirdproblem 2
A massive explosion rocked a busy harbour in the morning, flattening much of the city’s port,
and damaging buildings across the seashore. More than 100 people were killed and many were
injured. You are a part of the emergency response team who gets called to evacuate the
victims. At that moment, you found 6 victims evacuated from the epicentre.
The first patient, a middle-aged female, saved from the rubble. She is coughing and has multiple
bruises on her left side of abdomen and left flank. She looks pale and is complaining of severe
abdominal pain. There are visible swellings over her left flank. Her blood pressure is 80/50
mmHg, heart rate is 110 beats per minute and respiratory rate is 28 breaths per minute.
The second patient, a young boy, is conscious. He is crying for help because he cannot move
both of his lower extremities and needs to be carried. There is a hematoma on his back without
any apparent bleeding. He says that his legs are numb and cannot feel his lower body parts
starting from his thighs. His blood pressure is 80/50 mmHg, heart rate is 118 beats per minute
and respiratory rate is 26 breaths per minute.
The third patient, an elderly female, appears dyspnoeic, breathless and disoriented. A piece of
steel stabbed her left chest. Her blood pressure is 90/60 mmHg, heart rate is 58 beats per
minute and respiratory rate is 36 breaths per minute.
The fourth patient, a young female, unconscious, with rapid and shallow breaths, and thick
smoke covering her head and upper body. Some apparent bruise and burn wounds are seen.
Her blood pressure is 80/64 mmHg, heart rate is 120 beats per minute and respiratory rate is 40
breaths per minute.
The fifth patient, a young male, conscious and alert. He has a laceration wound at his forehead,
just an inch to his right eye. He feels confused, coughs, breathless, and there is an active
bleeding from his head. His initial vital signs examination reveals that his blood pressure is
120/70 mmHg, pulse is 110 beats per minute and respiratory rate is 28 breaths per minute.
The sixth patient, a young male, has burns all over his trunk. His clothes seemed to have caught
on fire while he was trapped in the scene. He is writhing in severe pain. There are also burn
injuries on his back and neck. His blood pressure is 90/60 mmHg, heart rate is 110 beats per
minute and respiratory rate is 36 breaths per minute.
After initial prehospital care, all of the patients are to be transferred to hospitals with trauma
center. The nearest one is one hour away. However, there are only 2 available ambulances to
transport the patients.
Discuss the cases, assess the condition of all the patients, make a priority plan to transfer the
patients and plan proper treatment while considering coronavirus pandemic situation and all
possible differentials!
A. ISTILAH ASING
-
2. Raihan-15 Mengapa pasien mengalami batuk dan memar pada sisi tubuh bagian
kiri?
Virdha-15
Diselamatkan dari reruntuhan kemungkinan mengalami trauma tumpul abdomen terjadi
kompresi abdomen → inkontinuitas jaringan → PD pecah dan terjadi perdarahan
intraabdomen pendarahan internal, menyebabkan memar, atau cedera pada usus, limpa,
hati, dan usus. karena pada pasien memar disisi kiri perut bisa jadi karena spleen trauma
Caitlyn-16
Bisa karena cedera pada pelvis, ada 3 mekanisme: kompresi AP (rotasi hemipelvis
external → perdarahan parah), kompresi lateral (rotasi hemipelvis internal), geser vertikal
Chesia-16
- Kasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis menurut
meliputi: nyeri tekan diatas daerah abdomen, distensi abdomen, demam,
anorexia, mual dan muntah, takikardi, peningkatan suhu tubuh, dan nyeri
spontan.
o Non penetrasi (tumpul)
§ Jejas atau ruptur di bagian dalam abdomen
§ Terjadi perdarahan intra abdominal
o Pada trauma penetrasi
§ Terdapat luka robekan pada abdomen
§ Luka tusuk sampai menembus abdomen
§ Penanganan yang kurang tepat memperbanyak perdarahan
- Pemeriksaan rotgen servikal lateral, toraks anteroposterior (AP), dan pelvis
- USG digunakan untuk evaluasi pasien dengan trauma tumpul abdomen. Tujuan
evaluasi USG untuk mencari cairan intraperitoneal bebas.
- CT adalah metode yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi pasien
dengan trauma abdomen tumpul yang stabil
Dinul-15
Multiple bruises ( memar bisa timbul karena trauma yang mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah kapiter di bawah kulit. Bs menyebabkan pain and
ternderness di tempat yang kena trauma. batuk --> adanya rangsangan pada
silia saluran pernafasan akibat adanya polutan/iritan.
Elizabeth-15 Kita bisa curiga ada perdarahan intraabdomen dan adanya akut
abdomen seperti peritonitis. Pasien tampak pucat bisa jadi karena anemia dari
perdarahanny atau shock hemoragik/ hipovolemik. Bengkak nya karena ketindih
-> luka organ -> berdarah -> hematom. Pada trauma abdomen biasanya
ditemukan kontusio, abrasio, lacerasi dan echimosis. Echimosis merupakan
indikasi adanya perdarahan di intra abdomen. Terdapat Echimosis pada daerah
umbilikal biasa kita sebut ‘Cullen’s Sign’ -> rupture kehamilan ektopik,
sedangkan echimosis yang ditemukan pada salah satu panggul disebut sebagai
‘Turner’s Sign’ -> perdarahan retroperitoneal, atau pendarahan di belakang
peritoneum, yang merupakan lapisan rongga perut. Terkadang ditemukan
adanya eviserasi yaitu menonjolnya organ abdomen keluar seperti usus, kolon
Theo-15
• Evaluasi
• Evaluasi awal pasien trauma adalah survei primer (ABCDE)
• Sekunder
• Pemeriksaan rektal digital juga harus dilakukan selama survei
sekunder. Gross blood menunjukkan cedera gastrointestinal. Prostat
naik tinggi, darah di meatus uretra, ketidakmampuan untuk berkemih,
atau gross hematuria bisa menjadi indikasi lain dari cedera uretra.
• Pelvis dinilai dengan kompresi anteroposterior. Hematoma dan edema
perineum juga harus meningkatkan kecurigaan cedera isi panggul.
Setiap ketidakstabilan menunjukkan fraktur panggul.
• Penanda laboratorium sering berguna dalam pengaturan traumatis.
Penanda sensitif untuk perdarahan termasuk kadar laktat serum dan
defisit basa, yang keduanya dapat diperoleh dari gas darah arteri.
Serum laktat dan defisit basa juga dapat digunakan untuk memantau
resusitasi.
• Penanda laboratorium lain yang berguna adalah panel koagulasi,
seperti kadar PTT, PT/INR, dan fibrinogen.
• Pencitraan: Penilaian Terfokus dengan Sonografi dalam Trauma (FAST)
(digunakan untuk mengidentifikasi cairan bebas), rontgen panggul
pada pasien yang secara hemodinamik tidak stabil dapat membantu
mengidentifikasi penyebab cedera yang berpotensi mengancam jiwa,
CT, uretrogram untuk membantu mendiagnosis cedera uretra
PASIEN 2
1. Lestari-16 Apa yg menyebabkan kedua ext pasien tdk dpt digerakkan dan perlu
digendong?
Jeni-15
mengalami spinal injuryà jd mati rasa, paralisis. kelumpuhan (paralysis) akibat
cedera tulang belakang dapat dikategorikan menjadi:
-Tetraplegia atau quadriplegi, injury di regio cervical. yang bisa memengaruhi
keempat anggota gerak, dada, dan perut.
-Paraplegia, injury di thoracic, segmen lumbar/sacral, memengaruhi anggota
gerak bawah dan organ panggul.
PASIEN 3
1. Chesia-16 Apakah ada hub antara sepotong baja yg menusuk dadanya dgn
keluhan dyspnea, terengah-engah & disorientasi?
Jason-16 Pasien kemungkinan mengalami tension pneumothorax dikarenakan
tertusuk baja.Tension pneumothorax adalah kegawatdaruratan medis yang
mengancam jiwa yang disebabkan oleh masuk dan terperangkapnya udara
secara terus menerus ke dalam rongga pleura, sehingga menekan paru-paru,
jantung, pembuluh darah di thorax, mengakibatkan penurunan kapasitas vital
paru dan PaO2 sehingga timbul hipoksia hingga distress pernapasan. Pasien
dapat mengalami gejala sesak napas yang semakin berat, kesadaran yang lama
kelamaan akan menurun, dan tekanan darah juga akan turun hingga syok.
Virdha-15 Jika luka tembusnya merusak pembuluh darah sistemik atau
pembuluh darah Terkumpulnya darah dengan cepat lebih dari 1.500 cc di dalam
rongga pleura. Kehilangan darah (terutama organ lain yg membutuhkan sirkulasi
darah yg stabil) hipoksia (Hemotoraks)
Anggi-16 → Cardiac Tamponade → kompresi pada jantung akibat akumulasi cairan /
darah di kantung perikardium. Akibatnya curah jantung menurun karena aliran masuk ke
jantung menurun. Paling sering terjadi akibat luka tusuk/ tembus,tetapi bisa juga pada
trauma tumpul
Alpin-16 → Dalam banyak kasus, objek penusukan menembus dinding toraks
yang melukai pembuluh darah interkostal dan dengan ujung pleura visceral,
berkontribusi mengalami pneumotoraks atau hematopneumotoraks.
Elizabeth-15 Pneumothorax merupakan penyakit kegawatdaruratan medis yang
didefinisikan sebagai kondisi abnormal terdapat udara pada rongga pleura yang
secara fisiologis hanya berisi sedikit cairan. Pneumothorax yang berukuran besar
mengakibatkan penurunan kapasitas vital paru dan PaO2 sehingga timbul
hipoksia hingga distress pernapasan. Pneumothorax penyebab : 1. internal 2.
eksternal : luka tusuk -> pada kasus kemungkinan adalah open pneumothorax
karena ada luka tusuknya. Open pneumothorax ada yang simple dan tension.
Untuk yang simple tidak ada mediastinal shift dan mild dispneu. Untuk yang
tension terdapat mediastinal shift, severe dispneu, dan hemodynamic alteration
(bisa terjadi karena terdapat penekanan pada vena cava, akibatnya penurunan
cardiac output & terjadi syok). Penegakan diagnosis didasari atas anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang. Gejala utama berupa nafas pendek, sesak dan
nyeri dada pleuritik, mendadak. Temuan klinis pada pemeriksaan fisik yang khas
meliputi pergerakan dada tertinggal satu sisi, suara napas menurun atau bahkan
tidak terdengar saat auskultasi, penurunan vokal fremitus serta hipersonor,
takipneu, takikardia, hipotensi, distensi vena jugularis, deviasi trakea ke sisi
kontralateral, sianosis.
PASIEN 4
1. Theo-15 Apakah hub adanya luka memar & luka bakar terlihat dgn kondisi
pasien yg tdk sadarkan diri dgn napas cepat & dangkal?
Anggi-16 → kemungkinan pasien telah terpajan api dlm ruang tertutup → jd bisa ada
luka bakar dan biasanya disertai dengan adanya trauma inhalasi
Luka bakar → penurunan total blood volume → hypovolemic shock → penurunan
oksigenasi pada otak → disorientasi
Untuk nafas cepat dan dangkal itu dihibungkan karena trauma inhalasi akibat dari →
pajanan asap (karbonmonoksida) → disfungsi sistem pernapasan → destruksi surfaktan,
bronkospasme, disfungsi siliar → tubuh kekurangan O2 karena akibat dari peningkatan
CO dalam darah → menghambat delivery oksigen → sesak
Shalisha-15
Sung Chian-16
-Kulit berfungsi untuk mengurangi kehilangan air secara evaporasi, selain
menjadi penghalang infeksi dan mengontrol suhu tubuh. Syok hipovolemik sering
terjadi pada luka bakar yang parah sebagai akibat dari kombinasi peningkatan
aliran darah perifer dengan kehilangan cairan karena evaporasi/ penguapan dan
kebocoran kapiler yang berlebihan.
-Pada pasien bernafas cepat ( kompensasi tubuh untuk mengatasi shock
sehingga bisa menaikan kadar oksigen tubuh )
Elizabeth-15 Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan
akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk
pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar
derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme
kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan
terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin,
berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin
berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah
delapan jam.
3. Sung Chian-16 Apakah asap tebal yg menutupi bag kepala & tubuh
berhubungan dgn keluhan pasien?
Caitlyn-16 pasien mengalami apneu → akibat hipoksia → akibat trauma inhalasi
(partikel yang masuk dapat merusak sel mukosa → respon inflamasi → masalah airway
→ sulit bernapas)
Shalisha-15 pasien mengalami inhalasi trauma pd saat terbakar → keracunan CO dmn
peningkatan CO dlm darah akan berkompetitif dgn O2 dan menginhibisi delivery O2
sistemik → napas sesak. Gejala yg dpt tjd akibat keracunan CO → takipnea, altered
mental status, sakit kepala & mual
Elizabeth-15 Pasien sesak karena ada trauma inhalasi dari CO -> restriksi ->
asfiksia sesak, uap panas -> udema laring, zat iritatif lain
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi
kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap.
Oedem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas
dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna
gelap akibat jelaga.
Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan
mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi
mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual
dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bisa lebih dari 60%
hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12 – 24 jam,
permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali
cairan edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan meningkatnya diuresis
PASIEN 5
1. Jason-16 Mengapa pasien merasa bingung, batuk, sesak nafas dan mengalami
perdarahan aktif pada kepalanya?
Dinul-15
adanya head injury: Benturan pada kepala dapat mengakibatkan pendarahan
dan pembengkakan otak yang meningkatkan tekanan di dalam kepala.
Peningkatan tekanan di dalam kepala dpt menimbulkan gejala Sakit kepala, Mual
dan muntah, Penglihatan ganda, Tekanan darah meningkat, Merasa bingung,
linglung, gelisah atau timbul perubahan perilaku. sesak dan batuk --> inhalasi
injury
Fungsi otak sangat bergantung pada tersedianya oksigen dan glukosa. Cedera
kepala dapat menyebabkan gangguan suplai oksigen dan glukosa, yang terjadi
karena berkurangnya oksigenisasi darah akibat kegagalan fungsi paru atau
karena aliran darah ke otak yang menurun sehingga mempengaruhi kesadaran
pasien
Virdha-15
Jika perdarahan aktif ditemukan adanya luka robek trauma tajam (Trauma oleh
benda tajam: menyebabkan cedera setempat cedera lokal. Kerusakan lokal).
Sedangkan jika trauma tumpul benda tumpul dapat menyebabkan difus pada
cedera. pasien menjadi bingung dikarenakan terganggunya kesadaran pasien
oleh karena perdarahan aktif dari kepala volume darah di sirkulasi berkurang,
perfusi ke otak juga dapat berkurang terganggunya kesadaran pasien.
Alpin-16
- Perdarahan Epidural
Hematom epidural terletak di luar dura tetapi di dalam rongga tengkorak dan
gambarannya berbentuk bikonveks atau menyerupai lensa cembung. Biasanya
terletak di area temporal atau temporo parietal yang disebabkan oleh robeknya
arteri meningea media akibat fraktur tulang tengkorak (Sjamsuhidajat, 2010).
PASIEN 6
1. Dinul-15 Dari data di atas yg diberikan, seberapa parah tingkat luka bakar pd
pasien?
Theo-15
Luka bakar dapat disebabkan oleh gesekan, dingin, panas, radiasi, bahan kimia
atau sumber listrik, tetapi sebagian besar luka bakar disebabkan oleh panas dari
cairan panas, padatan atau api. Meskipun semua luka bakar melibatkan
kerusakan jaringan karena transfer energi, penyebab yang berbeda dapat
dikaitkan dengan respons fisiologis dan patofisiologis yang berbeda.
· Luka bakar yang mengenai lapisan kulit paling atas (hanya epidermis)
diklasifikasikan sebagai luka bakar superfisial (tingkat pertama); kulit menjadi
merah dan nyeri yang dialami terbatas durasinya.
· Luka bakar dengan ketebalan parsial (derajat dua) superfisial terasa nyeri,
menangis, memerlukan pembalut dan perawatan luka, dan mungkin
menimbulkan bekas luka, tetapi tidak memerlukan pembedahan.
· Luka bakar dengan ketebalan parsial dalam (derajat kedua) (sebelumnya
dikenal sebagai luka bakar 2B) kurang menyakitkan karena kerusakan
sebagian reseptor rasa sakit, lebih kering, memerlukan pembedahan dan
akan menimbulkan bekas luka.
· Luka bakar full-thickness (derajat ketiga) meluas ke seluruh dermis dan
biasanya tidak menyakitkan karena kerusakan pada ujung saraf, dan
memerlukan perlindungan dari infeksi dan, kecuali sangat kecil, manajemen
bedah.
· Akhirnya, luka bakar tingkat empat melibatkan cedera pada jaringan yang
lebih dalam, seperti otot atau tulang, sering menghitam dan sering
menyebabkan hilangnya bagian yang terbakar.
Aurel-15 -
Trunk 18%
Back - 18%
Neck 1%
Total Body surface area pada pasien-> 37%
Elizabeth-15 Luka bakar grade I -> Disebut juga luka bakar superficial ->
Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah dermis
Luka bakar grade II -> Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari
dermis -> Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3-9 minggu ( bila tidak terkena
infeksi )
Luka bakar grade III -> Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen
TAMBAHAN
1. Felix-15 Bagaimana status triage dari masing-masing pasien?
Shafira-16 Triage ditentukan dari kemampuan masing - masing pasien untuk
berjalan dan bernapas, dilihat juga untuk respiratory rate dan capillary refillnya,
juga status mental pasien. Pasien dengan triage kuning adalah pasien 1, 2, dan
5, sedangkan pasien dengan triage merah adalah pasien 3, 4, dan 6.
2. Caitlyn-16 Apa tatalaksana awal yg dpt diberikan pd masing-masing pasien?
Felix-15 (pasien 1)
Tatalaksana awal
● ○ Selalu dimulai dengan ABC ( airway , breathing, circulation )
● ○ Airway → pada pasien didapatkan tanda batuk-batuk, kita harus periksaapakah
batuk nya itu disebabkan oleh adanya sumbatan jalan napas atau tidak. Jika ada
sumbatan berupa benda padat dan letak nya bisa kita jangkau bisa diambil.
Apabila dalam bentuk cairan bisa di swab dengan cara jari kita dilapiskan kain
● ○ Breathing → pasien masih bisa bernapas spontan, namun bisa kita berikan
supplementasi oksigen agar kondisi pasien lebih stabil.
● ○ Circulation → di cek denyut nadi nya. Disini pasien dalam keadaan yang
hipotensi. Apabila denyut nadi nya juga tidak kuat bisa saja dugaan pasien ada
shock hipovolemic akibat perdarahan di abdomen ataupun pelvic nya → untuk
awal dapat kita berikan resusitasi cairan kristaloid
● ○ Karena curiga nya juga pasien terdapat fraktur pelvis maka bisa kita
lakukan fiksasi pada daerah pelvis
● ○ Nanti setelah hemodinamic stabil dan dibawa ke rumah sakit, bisa kita
lakukan ct-scan dan endoskopi untuk mengetahui perdarahan nya dan
menyelesaikan sumber perdarahan nya.
Lestari-16 (pasien 1)
a.resusitasi cairan dengan kristaloid hingga sistolik blood pressure 90 mmHg
b.Iv antibiotic broad spectrum cephalosporin generasi 2 untuk mencegah
terjadinya peritonitis karena adanya trauma abdomen
c.NGT untuk mengevakuasi lambung, mengurangi distensi dan cegah aspirasi
d.Tetanus toxoid jika ada luka terbuka
e.Rujukan ke dokter bedah akibat curiga pada trauma abdomen
Elizabeth-15 (pasien 1)
Hitung MAP, CRT jika lebih dari 3 detik -> segera
pasang intra venous line berikan cairan kristaloid Ringer Laktat untuk dewasa
pemberian awal 2 liter, dan pada anak 20cc/kgBB -> cek tanda vital -> Bila
sudah pasti ada perdarahan maka kehilangan 1 cc darah harus diganti dengan
cairan kristaloid 3 cc atau bila kehilangan darah 1 cc maka diganti dengan darah
1 cc (sejumlah perdarahan). • Setelah itu kaji disability dengan menilai tingkat
kesadaran klien baik dengan menilai menggunakan skala AVPU: Alert (klien
sadar), Verbal (klien berespon dengan dipanggil namanya), Pain (klien baru
berespon dengan menggunakan rangsang nyeri) dan Unrespon (klien tidak
berespon baik dengan verbal ataupun dengan rangsang nyeri). • Eksposure dan
environment control buka pakaian klien lihat adanya jejas, perdarahan dan bila
ada perdarahan perlu segera ditangani bisa dengan
Lestari-16 (pasien 6)
Pilihan penutupan luka sesuai dengan derajat luka bakar.
Luka bakar derajat I, : sedikit hilangnya barier pertahanan kulit. Luka seperti ini
tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian salep antibiotik untuk mengurangi
rasa sakit dan melembabkan kulit. Bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen,
Acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit dan pembengkakan.
Luka bakar derajat II (superfisial ), perlu perawatan luka setiap harinya, pertama-
tama luka diolesi dengan salep antibiotik, kemudian dibalut dengan perban katun
dan dibalut lagi dengan perban elastic.
bahan alami (Xenograft (pig skin) atau Allograft (homograft, cadaver skin) ) atau
bahan sintetis (opsite, biobrane, transcyte, integra)
Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III, perlu dilakukan eksisi awal dan
cangkok kulit (early exicision and grafting )
• Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya
dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk
menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala
• Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek
Torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi
oedem
• Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air
atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima
belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu
tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi
tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah
yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama
sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil
• Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luas
karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan
langsung pada luka bakar apapun
• ABC -> Saat menilai ‘airway” perhatikan apakah terdapat luka bakar
inhalasi. Biasanya ditemukan sputum karbonat, rambut atau bulu hidung
yang gosong
• Resusitasi cairan -> 24 jam pertama.Cairan Ringer laktat :
4ml/kgBB/%luka bakar
• Salep antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit.
Bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen)
Shafira-16 Untuk tatalaksana awal pada masing - masing pasien bisa dilakukan
primary & secondary survey.
Neurologis:
● Evaluasi kembali tingkat kesadaran dan responnya
● Periksa cedera besar
● Lindungi sumsum tulang belakang sampai cedera tulang
belakangnya dikecualikan
Kepala:
● Periksa adanya laserasi atau fraktur pada kulit kepala dan kepala
● Evaluasi mata (tajam penglihatan, luka tembus, perdarahan
konjungtiva, dll)
Struktur maksillofacial:
● Palpasi struktur tulang
● Pemeriksaan intraoral
● Periksa adanya trauma maksilofasial yang tidak berhubungan
dengan obstruksi jalan napas/perdarahan besar -> diobati setelah
pasien stabil.
Muskuloskeletal:
● Palpasi tulang, periksa nyeri tekan, dan gerakan abnormal
Felix-15
Untuk menentukan prioritas, juga harus melihat kondisi di lapangan. Apakah
termasuk mass casualties atau multiple caasualties. Pada kasus mass casualties
adalah kondisi dimana jumlah korban yang banyak dan tenaga medis yang
kurang memadai sehingga prioritas nya adalah menolong korban sebanyak-
banyaknya ( hijau-merah-kuning-hitam ) . sedangkan pada multiple casualties
dimana tenaga medis memadai maka biasa diprioritaskan korban yang
mengancam nyawa terlebih dahulu yaitu merah-kuning-hijau-hitam.
Pada kasus ini terdapat 6 orang yang terevakuasi sehingga bisa kita
mulai dengan yang mengancam nyawa terlebih dahulu ( merah - kuning - hijau -
hitam ), lalu yang bertugas sebagai triage harus selalu memantau korban yang
belum mendapatkan pertolongan karena triage sifat nya continue yaitu korban
yang awalnya triage kuning bisa saja berubah menjadi merah.
C. MIND MAP
D. LEARNING ISSUES
1. MM Triase
2. MM Primary Survey (tatalaksana awal, secondary survey, diagnostic procedure,
komplikasi, prognosis)
A. Trauma kepala
B. Trauma abdomen
C. Trauma pelvis
D. Trauma torak
E. Trauma spinal cord (patofisiologi)
3. MM Luka bakar & trauma inhalasi