Professional Documents
Culture Documents
Artikel India Pakistan
Artikel India Pakistan
Artikel India Pakistan
Abstract
This research aims to analyze how the strengths and weaknesses of the political
systems in both countries impact their political development. The study compares the
political systems of India and Pakistan through a comparative method, analyzing their
history, institutions, and political context. Journal selection is based on high reputation
criteria in political science and international relations, employing a search strategy on
Google Scholar using relevant keywords. Prioritizing journals with strong research
methods and objectivity ensures the quality and reliability of the findings. The research
results indicate that India's political system, with its unique history including caste
institutions and significant events like the Sudasa war, demonstrates the strengths of
parliamentary democracy and separation of powers. Conversely, Pakistan's political
system, originating from the Hindu-Muslim partition in 1947, faces challenges of
Islamic identity and political instability, influencing the country's growth and
development. In conclusion, India's political system stands out with the strengths of
parliamentary democracy and separation of powers, while Pakistan's political system
is characterized by challenges of Islamic identity and political instability, both
impacting the direction of political development in each country.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kekuatan dan kelemahan
sistem politik di kedua negara tersebut berdampak pada pembangunan politiknya.
Penelitian ini membandingkan sistem politik India dan Pakistan melalui metode
komparatif dengan menganalisis sejarah, kelembagaan, dan konteks politik. Seleksi
jurnal dilakukan berdasarkan kriteria reputasi tinggi di bidang ilmu politik, hubungan
internasional, dengan strategi pencarian melalui Google Scholar menggunakan kata
kunci relevan. Pemilihan jurnal dengan metode penelitian kuat dan obyektivitas
diutamakan untuk memastikan kualitas dan keandalan temuan. Hasil penelitian ini
diperoleh bahwa Sistem politik India, dengan sejarah uniknya yang mencakup institusi
kasta dan peristiwa penting seperti perang Sudasa, menunjukkan kekuatan demokrasi
parlementer dan pemisahan kekuasaan. Di sisi lain, sistem politik Pakistan, berawal
dari pemisahan Hindu-Muslim pada 1947, menghadapi tantangan identitas Islam dan
ketidakstabilan politik, mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan negara.
Kesimpulannya adalah Sistem politik India menonjol dengan kekuatan demokrasi
parlementer dan pemisahan kekuasaan, sementara sistem politik Pakistan diwarnai
oleh tantangan identitas Islam dan ketidakstabilan politik, yang keduanya berdampak
pada arah pembangunan politik di masing-masing negara.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian komparatif untuk membandingkan
secara sistematis sistem politik kedua negara. Desain penelitian ini melibatkan analisis
perbandingan historis, kelembagaan, dan kontekstual dari kedua sistem politik. Kriteria
screening jurnal yang digunakan melibatkan pemilihan sumber-sumber akademis yang
terpercaya, dengan fokus pada jurnal-jurnal yang memiliki reputasi tinggi di bidang ilmu
politik, hubungan internasional, dan area terkait. Strategi mencari jurnal dapat
melibatkan pencarian melalui basis data akademis seperti Google Scholar dengan kata
kunci yang relevan seperti "political system India," "political system Pakistan," "compa
rative politics," dan sebagainya. Pemilihan jurnal-jurnal yang memiliki metode penelitian
yang kuat dan obyektivitas dalam membahas kekuatan dan kelemahan kedua sistem
politik akan menjadi kunci dalam memastikan kualitas dan keandalan temuan penelitian.
HASIL
A. Sejarah Sistem Politik India dan Pakistan
1. Sejarah Sistem Politik India
Peradaban India Kuno menunjukkan karakteristik yang unik dengan minimnya
catatan sejarah politik yang terdokumentasi dengan baik. Kurangnya sumber tertulis
mengenai sejarah politik dalam periode sebelum Bimbisara (abad ke-6 SM)
menyebabkan para ahli sejarah menyebutnya sebagai 'era kegelapan sejarah'. Artefak
kuno menjadi sumber informasi utama untuk memahami kehidupan dan kepercayaan
masyarakat pada masa tersebut. Catatan-catatan yang ada lebih cenderung bersifat
keagamaan, memberikan wawasan mendalam mengenai sistem kepercayaan, upacara
keagamaan, dan nilai-nilai spiritual yang dipegang oleh masyarakat. Meskipun catatan
sejarah politik mungkin minim, kemajuan besar telah dicapai oleh peradaban India Kuno
dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra, filsafat, dan seni. Peninggalan seperti Veda,
Upanishad, dan Mahabharata memberikan wawasan mendalam tentang pemikiran dan
kehidupan masyarakat pada masa itu. Meskipun tidak ada risalah waktu yang jelas,
peninggalan ini memberikan gambaran tentang kekayaan intelektual dan spiritual
peradaban India Kuno, meskipun memang tantangan interpretasi muncul akibat
minimnya catatan sejarah politik yang mendetil (Sutrisno et al., 2019:1).
Pada zaman dahulu sistem politik di India, terkenal adalah sistem kasta, suatu tata
urutan sosial yang didasarkan pada faktor keturunan dan menentukan kelas sosial
seseorang. Institusi ini berkembang dari kebiasaan bangsa Arya awal dalam membagi
masyarakat sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Sistem kasta asli terdiri dari
empat kasta utama. Pertama, Brahmana merupakan kasta tertinggi yang terdiri dari
pendeta dan cendekiawan. Kedua, Ksatria terdiri dari tentara dan pemimpin pemerinta
han yang bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat. Ketiga, Waisya adalah kasta
pedagang dan petani yang berperan dalam kegiatan perdagangan dan pertanian.
Terakhir, Sudra adalah kasta pengrajin dan buruh yang terlibat dalam pekerjaan fisik dan
produksi. Sistem kasta tidak hanya membagi masyarakat menjadi empat kasta utama,
tetapi juga memberikan ruang bagi pembentukan sub-kasta atau jati yang lebih spesifik
(Ulum, 2018:16).
Menurut Sutrisno et al., (2019:3) sejarah sistem politik di India terdiri atas bebe-
rapa periode diantaranya adalah :
a) Periode Weda (2000-600 SM)
Periode Weda (2000-600 SM) mencakup fase penting dalam sejarah politik
India Kuno, yang tercermin dalam catatan Rigveda VII.18, 33, 83 mengenai perang
Sudasa melawan aliansi sepuluh raja, atau yang dikenal sebagai dasarajna yuddha.
Ahli sejarah menggali makna politik di balik peristiwa ini, dengan beberapa hipote
sis muncul. Pertama, perang ini diyakini terjadi di wilayah barat laut Doab dan
terkait dengan migrasi suku Bharata. Pola yang terlihat menunjukkan upaya sistema
tis untuk menguasai wilayah tersebut dengan mendorong penduduk asli ke pinggi
ran dan menguasai pusat kota. Kedua, perang ini dianggap lebih sebagai konflik
antarsuku daripada pertempuran antarnegara, karena istilah 'rajan' mengacu pada
kepala suku bukan raja. Ketiga, terdapat indikasi awal sistem monarki rajarshi,
seperti kaitan Sudasa dengan Maharshi Vasistha dan Vishvamitra sebagai purohita.
Keempat, penaklukan klan Bharata terhadap sepuluh klan lainnya menegaskan do-
minasi atas wilayah India Kuno, yang kemudian dikenal sebagai Bharatavarsa.
Perkembangan selanjutnya mengarah pada pembentukan dinasti Kuru, di
mana klan Bharata bersekutu dengan klan Puru. Aliansi ini kemudian melibatkan
klan Pancala untuk mengelola pemerintahan di sekitar lembah sungai Gangga dan
Yamuna. Dinasti Kuru menjadi sangat signifikan dalam sejarah India Kuno dan
menyumbang pada fondasi struktur politik yang berkembang di masa selanjutnya.
Pembentukan aliansi antara kelompok suku ini tidak hanya mencerminkan dinamika
politik, tetapi juga menciptakan landasan untuk pengembangan pemerintahan yang
lebih terorganisir dan struktur monarki di India Kuno.
b) Era Kemunduran Politik Hindu (543 SM-185 SM)
Azhari, D., & Sugitanata, A. (2022). Genealogi dari Produk dari Reformasi Undang
Undang Perceraian di Pakistan. Jurnal Asy Syukriyyah, 23(2), 36–53.
Faqih, M. (2021). Konsep Ketatanegaraan Pakistan Perspektif Fiqh Siyasah. Jurnal Aibafa,
9(2), 115–128.
Fatma, Y. (2019). Batasan Usia Perkawinan Dalam Hukum Keluarga Islam (Perbandingan
Antar Negara Muslim: Turki, Pakistan, Maroko dan Indonesia). Jurnal Ilmiah
Syariah, 8(2), 117–135.
Hamidah. (2017). Perjuangan dan Pengaruh Muhammad Ali Jinnah Dalam Pembentukan
Negara Pakistan. Jurnal Kontekstualita, 33(1), 28–53.
Hasanah, U., Kirani, C., Gabylia, E. M., & Adawiyah, R. (2022). Etika Dan Budaya Politik “
Konsep Sistem Politik Di Indonesia .” Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi, 1(2),
11–12.
Margiansyah, D., & Kunci, K. (2021). Otokratisasi dan Populisme Otoriter dalam Rezim
Demokrasi : Perbandingan. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 11(2), 263–300.
Reni, Santalia, I., & Wahyuddin. (2022). Muhammad iqbal serta ide pembentukan negara
pakistan. Al Urwatul Wutsqa, 2(2), 119–131.
Rezeki, W., Amalia, T., & Putri, K. A. (2020). India dalam Dunia Pendidikan. Jurnal
Dinamika Pendidikan, 13(1), 39–46.
Rohayatin, T. (2021). Dasar Dasar Pemerintahan. Sleman: Penerbit Budi Utama. diakses
pada tanggal 30/01/2024 url:
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=55lFEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=pakistan+Presiden+memiliki+p
eran+seremonial+sebagai+kepala+negara,
+sementara+kekua+saan+eksekutif+sebagian+besar+dipegang+oleh+Perdana+Men
teri.
+Perdana+Men+teri+dipilih+dari+anggota+Majelis+Nasional&ots=AM_AdzgePs&si
g=kmpRO1TpJM3zAPoL6JVhQEccMRU&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Rusfiana, Y., & Nurdin, I. (2017). Dinamika Politik Kontemporer Internasional dan Lokal
Dengan Hambatan dan Tantangan dalam Pencapaiannya. Bandung: Alfabeta.
diakses pada tanggal 30/01/2024 url: http://eprints.ipdn.ac.id/2475/1/BUKU -
DINAMIKA POLITIK KONTEMPORER.pdf
Rusydi, I. (2022). Upaya Legislasi Qanun Syari ’ ah Di India Dan Pakistan. JUSTICES :
Journal of Law, 1(1), 1–9.
Sobri, A. (2024). Potret Sistem Pendidikan India Era Kontemporer : Tetap Solid Pada
Kebijakan Ghandi. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 2(1), 220–233.
Sutrisno, N., Avalokitesvari, N. N. A. N., Sutarya, I. G., Duija, I. N., & Surpi, N. K. (2019).
POLITIK HINDU Sejarah, Moral dan Proyeksinya. IHDN Press.
Ulum, R. (2018). Institusi minoritas dan struktur sosial di india. Jurnal Harmoni, 17(1), 8–
27.
Zulfajri, Jalil, & Gani, I. (2019). Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia dan
Perbandingannya dengan AS. Belanda dan India. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 21(3),
377–396.