Artikel Tafsir Tarbawi (Patresia Paputungan)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

TAFSIR TARBAWI:

Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam Al-qur’an


Patresia Paputungan , Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Email : (Patresiapaputungan1102@gmail.com)

Abstract
Education for human life is an absolute necessity, which must be met for life. Without education
it is impossible a group of people can thrive in line with aspirations for advanced, prosperous,
happy according to the concept of their worldview. To advance their lives that then become the
main means of education that needs to be managed systematically and consistently. Therefore in
this paper will be presented on Islamic education, good sense and function, then about tri
education center. Education is the main factor in the human person formation. Education plays
an important role in shaping the human person is good or bad according to the size of the
normative. On the other hand the process of development and human education does not just
happen and influenced by the process of education in the formal education system (schools)
only. Mankind for life will always get the influence by family, school and community. In other
words, the process of development of human education is to achieve maximum results depends
not only on how the education system happen. But it also depends on the educational
environment besides the formal environment. Islamic religion is concerned about the
environment into the early formation of human character to the extent that there are words of The
Prophet stated that for better or worse depending on the merits of the surrounding environment.
Islamic education as a liberating people from the threat of apostasy bring men to “Neraka”.
Create the human becomes a servant of God who have a happy life harmony and balance in the
world and the Hereafter.

Keywords: Education, Environment and Islam.

Abstrak
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang mutlak, yang harus
dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera, bahagia menurut konsep
pandangan hidup mereka. Untuk memajukan kehidupan mereka itulah maka pendidikan menjadi
sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten. Untuk itu dalam makalah ini
akan disajikan mengenai pendidikan Islam, baik pengertian dan fungsinya, kemudian mengenai
tri pusat pendidikan. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi
dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja.
Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat luas. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai
hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal
dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan
formal. Agama Islam sangat memperhatikan masalah lingkungan yang menjadi awal
pembentukan karakter manusia sampai-sampai ada sabda Rosulullah SAW yang menyatakan
bahwa baik dan buruknya tergantung pada baik buruknya lingkungan sekitarnya. Pendidikan
Islam itu sebagi pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang membawa manusia kepada
api Neraka.Pembinaan Ummat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan
keseimbangan hidup bahagia didunia dan diakhirat.

Kata kunci: Pendidikan, Lingkungan dan Islam

A. PENDAHULUAN

1. Teori Dan Pandangan


a. Pengertian lingkungan menurut Sartain ahli pisikolog Amerika yang dimaksud dengan
lingkungan yaitu meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan perkembangan atau life processes.
b. Pengertian lingkungan menurut Zakiah Darajat mencakup iklim dan geografis, tempat
tinggal adat istiadat, pengetahuan pendidikan dan alam. dengan kata lain lingkungan ialah
segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa
berkembang, ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia
atau alam yang bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan
dengan seseorang.
c. Menurut Abuddin Nata bahwa Lingkungan pendidikan islam adalah suatu institusi atau
lembaga dimana pendidikan itu berlansung yang terdapat didalamnya ciri-ciri keislaman
yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan islam dengan baik.
Menurut Drs.Abdurrahman Saleh ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap
keberagaman anak, yaitu:
1. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama. Lingkungan semacam ini adakalanya
berkebaratan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agar sedikit tahu tentang
hal itu
2. Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin.
Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional
tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
3. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam kehidupan
agama. Lingkungan ini memberikan motivasi/dorongan yang kuat kepada anak untuk
memeluk dan mengikuti pendidikan agama yang ada. Lingkungan pendidikan Islam
merupakan karakter pendidikan yang semestinya diberlakukan secara nasional di negara
kita, tidak membunuh fitrah manusia, dan diturunkan untuk membentuk pribadi yang
sempurna dalam diri manusia artinya, pendidikan Islam dapat membentuk pribadi yang
mampu mewujudkan keadilan ilahiah dalam komunitas manusia serta mampu
mendayagunakan, sebab bagaimanapun bila berbicara tentang Lembaga pendidikan
sebagai wadah berlansungnya pendidikan maka tentunya akan menyangkut masalah
lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan. Berbicara lingkungan pendidikan
Islam berarti kita akan berbicara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan yang
nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut
berpengaruh terhadap pencapaian pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam
sistem pendidikan Islam, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan
karakteristik pendidikan Islam itu sendiri KI Hajar Dewantara menganggap ketiga
lembaga pendidikan tersebut sebagi tripusat pendidikan maksudnya tiga pusat pendidikan
yang secara bertahap dan terpadu mengembang suatu tanggung jawab pendidikan bagi
generasi mudanya.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang mutlak,
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju,
sejahtera, bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Untuk memajukan
kehidupan mereka itulah maka Pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola
secara sistematis dan konsisten. Untuk itu dalam makalah ini akan disajikan mengenai
pendidikan Islam, baik pengertian dan fungsinya, kemudian mengenai tri pusat
pendidikan. Dan dengan adanya penjabaran mengenai pendidikan Islam, kami berharap
akan membawa manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca semua pada Pendidikan
bagi kehidupan umat manusia merupakan suatu kebutuhanyang mutlak, yang harus
dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok
manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera, bahagia
menurut konsep pandangan hidup mereka.
Untuk memajukan kehidupan mereka itulah maka Pendidikan menjadi sarana utama
yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten. Untukitu dalam makalah ini akan
disajikan mengenai pendidikan Islam, baik pengertian dan fungsinya, kemudian mengenai
tri pusat pendidikan. Dan dengan adanya penjabaran mengenai pendidikan Islam, kami
berharap akan membawa manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca semua pada
umumnya.1

2. Perbandingan Penelitian
a. fungsi pendidikan Islam sudah cukup jelas, yaitu memelihara dan mengembangkan fitroh
dan sumber daya manusia menuju terbentuknya manusia yang sempurna.5Untuk
memperjelas fungsi pendidikan Islam, dapat ditinjau dari fenomena yang muncul dalam
perkembangan peradapan manusia, dengan asumsi bahwa peradapan manusia senantiasa
tumbuh dan berkembang melalui pendidikan.
Dalam kajian Antropologi dan Sosiologi, diketahui ada 3 fungsi pendidikan, yakni:
a) Mengembangkan wawasan subyek didik mengenai dirinya dan alam sekitarnya,
sehingga akan muncul kemampuan membaca.
b) Melestarikan nilai – nilai insani yang akan menuntun jalan kehidupannya.
c) Memasuki pintu ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang sangat bermanfaat bagi
kelangsungan kemajuan hidup individu maupun sosial.
Apabila dari kajian Antropologi dan Sosiologi tersebut dikembalikan pada sudut pandang
Al-Qur‟an sebagai sumber utama pendidikan Islam, maka fungsi pertama dan terutama
pendidikan Islam adalah memberikan kemampuan membaca (Iqra) pada peserta didik.
Perintah membaca yang ditulis dalam Q.S Al-Alaq ayat pertama, bukanlah hanya sekedar
membaca sebuah tulisan saja, namun membaca fenomena alam dan peristiwa dalam
kehidupan.
b. Pendidikan yang selama ini terformat cenderung menggunakan paradigma me– kanistik
yang dapat memupuk sikap antroposentris. Dunia pendidikan formal disekolah hanya
1
Dety Mulyanti and M Pd, PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP ISLAM, n.d.
terbatas pada kurikulum yang mengagungkan aspek kuantitatif. Institusi keluarga juga
merupakan pe– ranan penting dalam membangun moral dan etika anak. Sebagai contoh;
kuri– kulum yang selama ini digunakan belum mampu menghasilkan akhlak/perilaku
kepada peserta didik tentang bagaimana memperlakukan/memperhatikan lingkungan
yang sebagaimana mestinya.
Pendidikan Islam sebagai Pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam yang
merupakan agama rahmatan lil ‘alamin, Islam tidak hanya menjaga hubungan antara
manusia dengan Allah SWT (Habblun Mina ‘Allah) dan hubungan manusia dengan
manusia (Habblun Mina ‘nas), tetapi Islam juga memperhatikan hubungan manusia
dengan alam (Habblun Minal ‘alam). Menjaga alam atau lingkungan hidup termasuk
kedalam salah satu tujuan pokok syariah (maqashid al-Syaria’ah).2 Pendidikan Islam
bukan hanya sebatas pada akhirat saja tetapi juga memperhatikan aspek dunia. Namun
dalam pelaksanaanya, pendidikan Islam masih terdapat kesenjangan yang hanya menitik
beratkan kepada hubungan manusia dengan Allah (Habblun Mina Allah) dan hubungan
manusia dengan manusia (Habblun Mina Nas) saja, sementara hubungan manusia
dengan alam (Habblun Mina ‘Alam) masih kurang untuk ditekankan, padahal hal tersebut
tidak kalah pentinganya untuk ditekankan pada pendidikan Islam. Akibatnya tindakan-
tindakan perusakan pada lingkungan hidup marak terjadi, dan hal tersebut tentunya
sudah melanggar amanat dari Allah SWT yang menugaskan setiap individu sebagai
khalifah fil ard yang seharusnya bisa menjaga dan merwatnya, bukan justru untuk
merusaknya.
c. Penelitian mengenai lingkungan hidup sebelumnya sudah banyak dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya dengan menggunakan pendekatan agama Islam Penelitian terdahulu
tersebut membahas mengenai konsep pendidikan lingkungan dengan pandangan Islam.
Dalam penelitian tersebut berfokus pada pembahasan untuk memaparkan tujuan serta
implimentasi pendidikan lingkungan hidup di sekolah serta etika dan konservasi
lingkungan dalam perspektif Islam. Sedangkan, dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji eksistensi Pendidikan lingkungan hidup dalam ranah Pendidikan Islam.

3. Metode Penelitian
Metode penelitian yag digunakan adalah kualitatif deskriptif yang merupakan jenis penelitian
studi pustaka (Library Reseacrh) yaitu penelitian yang dilakuakan melalui pengumpulan data
dan menganalisisnya untuk kemudian diinterpretasikan dan dinarasikan. Suatu penelitian
yang tidak meneliti angka melainkan dengan menghimpun dan menganalisis data berupa
buku-buku, jurnal penelitian, artikel dan sumber informasi lainnya termasuk sumber
informasi online, yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam menyusun penelitian ini.4
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dengan teknik analisa
menggunakan analisis isi (content analysis).

4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana Pendidikan lingkungan hidup dalam
perspektif Islam.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana relevansi pendidikan lingkungan hidup
dengan pendidikan Islam.2

2
Mulyanti and Pd, PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP ISLAM.
B. PEMBAHASAN

Di dalam Al-Qur‟an, terdapat kata-kata yang terkait dengan pendidikan, yakni: “ Rabba,
„allama. )

24 : ‫وا حفض لهما جىاح الذل مه الزحمت و قل ربّ إرحمهما كما ربّيا و صغيزا ) اإلسزاء‬

“Sayangilah keduanya ( orang tuaku ) sebagaimana mereka telah mengasuhku (mendidikku )


sejak kecil.” ( Q.S. Al-Isra‟ : 24)3
) 5 : ‫علم اإلوسان ما لم يعلم ) العلق‬

“Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya “. ( Q.S. Al- Alaq : 5 )

Dalam bahasa Arab, kata Rabba dan „Allama mengandung pengertian sebagai berikut:
a) Kata kerja Rabba, Artinya mengasuh, mendidik
b) Kata kerja „Allama, masdarnya ta‟liman berarti mengajar
Jadi dapat dari kedua ayat Al-Qur‟an di atas, dapat diambil sebuah pengertian bahwa
pendidikan Islam itu adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah
manusia, serta sumber daya manusia manuju terbentuknya manusia yang seuruhnya sesuai
dengan syari‟at Islam Konsep manusia seutuhnya dalam pandangan Islam dapat
diformulasikan secara garis besar sebagai pribadi muslim, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa serta memiliki berbagai kemampuan yang teraktualisasi dalam hubungannya dengan
Tuhan, sesama manusia dan lingkungan secara baik, positif dan konstruktif.Demikianlah
kualitas produk pendidikan Islam yang diharapkan pantas menjadi Khalifatullah fil ardhi.
Suatu sistem terdiri atas komponen komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu
kesatuan. Atau seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk
suatu totalitas. Lingkungan terdiri atas unsur biotik (ma– nusia, hewan, dan tumbuhan) dan
abiotic (udara, air, tanah, iklim dan lainnya).
Allah SWT berfirman:

َ ‫ض َمدَدْنَاهَا َوأ َ ْلقَ ْينَا فِي َها َر َواس‬


‫ِي َوأ َ ْنبَتْنَا فِيه‬ َ ‫األر‬ ْ ‫َو‬
ُ َ ْ
‫ ( َو َجعَلنَا لك ْم فِي َها‬٩١ ) ‫ون‬ ُ
ٍ ‫ش ْي ٍء َم ْوز‬ ُ
َ ‫م ِْن ك ِل‬
ّ
) ٠٢ ) َ‫رزقِين‬ ِ َ ‫ش َو َم ْن لَ ْست ُ ْم لَهُ بِ ا‬ َ ِ‫َم َعاي‬

“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami
tum– buhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu
di bumi ke– perluan-keperluan hidup, dan (Kami mencipta– kannya pula) makhluk-makhluk
yang kamu sekalikali bukan pemberi rezeki kepadanya.” (QS.al-Hijr [15]: 19-20)
Hal ini senada dengan pengertian lingkungan hidup, yaitu sistem yang merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia
dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Atau bisa juga dikatakan sebagai suatu sistem kehidupan dimana terdapat
campur tangan manusia terha– dap tatanan ekosistem.
Oleh karena itu, pembangunan lingkungan hidup pada hakekatnya untuk pengubahan
lingkungan hidup, yakni mengurangi resiko lingkungan dan atau memperbesar manfaat
lingkungan. Sehingga manusia mempunyai tanggung jawab memelihara dan memakmurkan
alam sekitarnya. Allah SWT berfirman:

َ ‫صا ِل ًحا َقا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُد ُوا‬


‫ّللا‬ َ ‫واِلَى ث َ ُمودَ أَخَاهُ ْم‬
‫ض‬ ِ ‫األر‬ ْ َ‫شأك ْم مِن‬ ُ َ ْ َ َ ‫َما لَكُ ْم م ِْن إِلَ ٍه‬
َ ‫غي ُْرهُ ه َُو أن‬
ُ
‫َوا ْست َ ْع َم َركُ ْم فِيه ا فَا ْست َ ْغف ُِروهُ ث َم تُوبُوا ِإلَ ْي ِه ِإ َن َربِّي‬
) ١٩ ) ٌ‫قَ ِريبٌ ُم ِجيب‬

“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu
dari bumi (ta– nah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-
Nya, kemudian bertobat– lah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya)
dan lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya).” (QS. Hud [11]: 61)
Lingkungan hidup sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan manusia guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Allah SWT berfirman:

‫ض ذَلُوال فَا ْمشُوا فِي‬ ْ ‫ه َُو الَذِي َج َع َل لَكُ ُم‬


َ ‫األر‬
) ٩١ ) ‫ُور‬ َ ْ ‫َمنَا ِكبِ َها َوكُلُوا‬
ُ ‫مِن ِر ْزقِ ِه واِل ْي ِه النُّش‬

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala
penjurunya, dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu
(kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk [67]: 15)
Tujuan tersebut dapat dicapai apabila manusia tidak membuat kerusakan di bumi.
Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita
tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan pelestarian kekayaan hayati, dan
hewani dan lain se–
bagainya. Rasulullah SAW bersabda:

‫من قطع سدرة صوب هللا أ رسه في النار )رواه‬


6 (‫أبو داود‬

“Barangsiapa yang memotong pohon “Sidrah” maka Allah akan meluruskan kepalanya
tepat ke dalam neraka.” (HR. Abu Daud dalam Sunannya)

Larangan Merusak Lingkungan Menurut Syari’at Islam dalam Firman Allah SWT dalam
Surah al-
A’raf [7]: ayat 56

ُ‫ض َب ْعدَ ِإصْالحِ َها َوادْعُوه‬ ْ ‫َوال ت ُ ْف ِسد ُوا فِي‬


ِ ‫األر‬
ْ
َ‫ّللا قَ ِريبٌ مِنَ ال ُم ْح ِسنِين‬ َ َ ‫خ َْوفًا َو‬
ِ َ ‫ط َمعًا إِ َن َر ْح َمة‬

Dan jangan lah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan ber– doalah kepada Allah, dengan rasa takut dan hara– pan.
Sesungguhnya rahmat dan harapan. Sesung– guhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orangorang yang berbuat baik.
Ayat ini melarang perusakan di muka bumi. Perusakan adalah salah satu bentuk
pelanggaran atau bentuk pelampauan batas. Karena itu. Ayat ini melanjutkan tuntunan
ayat yang sebelumnya [ayat55] dengan menyatakan:

َ‫عا َو ُخ ْفيَةً إِنَهُ ال يُحِ بُّ ْال ُم ْعتَدِين‬ َ َ ‫ادْعُوا َربَكُ ْم ت‬


ً ‫ض ُّر‬

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Allah SWT. Juga menjelaskan dalam Al-Qur’an, bahwa semua yang ada di ala mini
memang sudah diciptakan untuk kepentingan manusia.

٠١ ) ‫ض َجمِي ًع ا‬ ْ ‫ه َُو الَذِي َخلَقَ لَكُ ْم َما فِي‬


ِ ‫األر‬

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (QS.al Baqarah
[2]: 29)3

Dalam GBHN ( Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978 ) berkenaan dengan


pendidikan dikemukakan: “ Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di
dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.7Dari ketetapan –
ketetapan MPR tersebut, maka tri pusatpendidikan adalah Keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
a. Keluarga
dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan juga utama. Karena itu
peran dan pengaruh keluarga sangatlah esensial bagi perkembangan anak. Apa yang
diberikan dan dilakukan oleh keluarga akan menjadi sumber perlakuan pertama yang
akan mempengaruhi pembentukan karakteristik perilaku dan pribadi anak. Perlakuan
pada masa awal kehidupan anak yang terjadi dalam keluarga sangat memegang peran
kunci dalam pembentukan struktur dasar kepribadiannya tersebut. Sebagian besar
waktu anak akan dihabiskan di keluarga, jika kesempatan yang banyak diisi dengan
hal-hal yang positif, maka akan memberikan kontribusi yang positif pula untuk anak.
Karakteristik hubungan orang tua dan anak berbeda dari hubungan anak dengan
pihak-pihak lainnya di sekitar mereka. Kepada orang tua, selain si anak memiliki
ketergantungan secara materi, ia juga memiliki ikatan psikologis tertentu yang sejak
dalam kandungan telah dibangun melalui jalinan kasih saying dan pengaruh-pengaruh
normatif tertentu. Interaksi kehidupan orangtuaanak mewujudkan keadaan yang apa
adanya dan bersifat “asli”, tidak seperti hubungan anak dengan gurunya yang
mungkin akan selalu menekankan formalitas karena terikat oleh posisi guru yaitu
sebagai pendidik yang harus selalu bisa membangun keadaan yang wajar dengan
nasihat-nasihat baiknya.
Sedangkan Pengaruh keluarga akan sangat bervariasi tergantung pada bentuk,
kualitas, dan intensitas perlakuan yang terjadi serta pada kondisi anak itu sendiri.
Namun prinsip-prinsip yang dimiliki orang tua untuk bahan rujukan dalam
membimbing anak tersebut tidaklah boleh terlepas dari unsur-unsur pribadi anak

3
Mulyanti and Pd, PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP ISLAM.
yang unik. Peran keluarga lebih banyak bersifat memberikan dukungan baik dalam
hal penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif.
Sedangkan Dalam hal pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan,
penanaman nilai, dan perilaku-perilaku lainnya pengaruh keluarga sangatlah kuat dan
bersifat langsung. Keluarga berfungsi sebagai lingkungan kehidupan nyata dalam
pengembangan aspek-aspaek perilaku tersebut. Enam hal yang dimungkinkan bisa
dilakukan orang tua dalam mempengaruhi anak, yaitu:
1. Peneladanan perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung
2. Memberiakan ganjaran atau hukuman, seperti pujian dan teguran
3. Perintah langsung
4. Menyatakan peraturan-peraturan
5. Penalaran, dan
6. Menyediakan fasilitas atau bahan-bahna dan adegan suasana, seperti
membeliakan buku-buku yang diminati anak untuk proses belajarnya.
Keenam cara tersebut juga bisa dilakukan oleh guru dan teman-teman,
namun bagaimanapun hubungan orang tua dan anak berbeda dari guru atau orang
lain di sekitarnya. Pada umumnya setiap orang tua memiliki gaya atau pola asuh yang
berbeda-beda dalam mensikapi anak-anaknya. Orang tua yang otoriter akan
menerapkan seperangkat peraturan bagi anaknya secara ketat dan sepihak. Orang tua
yang permisif akan cenderung memberikan banyak kebebasan kepada anaknya dan
kurang memberikan kontrol. Sedangkan orang tua yang otoritatif akan memberikan
seperangkat peraturan yang jelas yang akan dilakukan dengan pemahaman, bukan
paksaan. Sehingga peraturan-peraturan yang
diberikan akan dimengerti si anak dengan pengontrolan orang tua dalam suasana
hubungan yang hangat dan dialog yang terbuka.
b. Sekolah
Selama kurang lebih lima sampai dengan enam jam, umumnya anak berada di sekolah
yang bukan hanya hadir secara fisik, namun juga mengikuti kegiatan-kegiatan Macam-
macam lingkunganPendidikan Islam
Menurut Milieu, yang dimaksud lingkungan ditinjau dari perspektif pendidikan Islam
adalah sesuatu yang ada disekeliling tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:
1) Lingkungan alam, seperti udara, daratan, pegunungan, sungai, danau, lautan, dsb.
2) Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga, sekolah,dan Masyarakat Lingkungan
c. Keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter
manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan
komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. Di keluarga pula
manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena
didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak.

Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam
sabdanya yang berbunyi:

‫صزاو‬
ّ ‫ى داو او يى‬ ّ ‫ك ّل مىلى ٍد يىلد عل الفطزة‬
ّ ‫واوما ابىاي يمجّسا و او يه‬

Artinya:
“Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang
menjadikan dia Majusi, Yahudi dan Nasrani”

Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam
membentuk kepribadian anak didik. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi
tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya. Dalam hal ini Allah berfirman:

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa
api neraka…..(at-Tahrim:6)

Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak
adalah amanat Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang kelak akan diminta
pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya. Dalam hadist lain juga disebutkan

ّ ‫(علٍّمىا اوالدكم السباحت‬


‫والزيامت )رواي الزيلىي‬

Artinya
“Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah” (HR. Zailani)

Yang dimasud dengan berenang dan memanah dalam hadist ini adalah kewajiban orang
tua untuk mendidiknya dalam pendidikan agama dan pendidikan umum, termasuk di
dalamnya adalah pendidikan keterampilan. Keluarga dalam perspektif pendidikan Islam
memiliki tempat yang sangat strategis dalam pengembangan kepribadian hidup
seseorang. Baik buruknya kepribadian seseorang akan sangat tergantung pada baik
buruknya pelaksanaan
pendidikan Islam di keluarga. 4

C. ANALISIS

1. Macam-Macam Pendidikan Lingkungan Dalam Al-qur’an


a. Keluarga Sebagai Lingkungan Pendidikan Islam
Dalam al-Qur’an kata keluarga ditunjukkan oleh kata ahl, ‘ali, dan ‘asyir,
namun tidak semua kata tersebut berkaitan dengan makna keluarga, seperti kata ahl
al-kitab, ahl al-injil, ahl al-madinah.
Keluarga dapat diperoleh melalui keturunan (anak, cucu), perkawinan (suami,
isteri), persusuan dan pemerdekaan. Keluarga (kawula dan warga) dalam pandangan
antropologi adalah suatu kesatuan sosial terkecil oleh manusia sebagai makhluk sosial
yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerjasama ekonomi, berkembang,
mendidik, melindungi, merawat, dsb. Inti keluarga adalah ayah, ibu dan anak
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama tempat anak
mendapatkan pendidikan. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar
kepribadian anak-anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak
lebih peka terhadap pengaruh dari pendidiknya (orangtuanya dan anggota yang lain).

4
Mulyanti and Pd, PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP ISLAM.
M. Quraish Shihab menyatakan bahwa keluarga adalah sekolah tempat putra-
putri bangsa belajar. Dari sana mereka mempelajari sifat-sifat mulia, seperti kesetiaan,
rahmat, dan kasih sayang, ghirah (kecemburuan positif) dan sebagainya. Dari
kehidupan berkeluarga, seorang ayah dan suami memperoleh dan memupuk sifat
keberanian dan keuletan sikap dan upaya dalam rangka membela sanak keluarganya
dan membahagiakan mereka pada saat hidupnya dan setelah kematiannya.
Hasby Ash-Shiddieqy mengungkapkan bahwa cara memelihara anak dari api
neraka adalah dengan memberikan kepada anak-anak pelajaran-pelajaran akhlak dan
menjaganya dari bergaul dengan orang yang buruk pekertinya.10 Berikutnya Wahbah
Zuhaily dalam tafsirnya menyatakan bahwa cara memelihara diri dengan senantiasa
berada dalam ketaatan, dan meninggalkan perbuatan maksiat. Sedangkan memelihara
keluarga adalah dengan memberikan pendidikan.
Mendidik anak-anak dalam rumah tangga muslim merupakan permasalahan utama
yang dibicarakan oleh Islam, bahkan sangat penting bagi masa depan umat Islam.
Mereka adalah anak-anak yang harus dididik dengan sungguhsungguh dan cermat.
Mendidiknya untuk selalu konsekuen, menjelaskan yang halal dan haram,
menggambarkan batasanbatasan kehidupan dalam Islam, serta bermoral baik dan
beretika luhur.
Nilai-nilai yang ditanamkan oleh seorang ibu di dalam keluarga sangat
berpengaruh terhadap akhlak dan pemikiran anak di masa akan datang.13 Secara
umum kewajiban orangtua pada anak-anaknya adalah sebagai berikut:
1. Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik. Firman Allah Swt dalam Surat
al-Furqān (25) ayat 74
2. Orangtua jangan mengutuk anaknya dengan kutukan yang tidak manusiawi dan
memelihara anak dari api neraka. Firman Allah Swt dalam Surat al-Taḥrīm (66)
ayat 6
3. Orangtua menyuruh anaknya untuk shalat Q.S.Th aha (20) ayat 132
4. Orangtua Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga Q.S. An-Nisa (4) ayat
128
5. Orangtua memberi pelajaran kepada anaknya yang dapat berbekas pada jiwanya.
Firman Allah dalam Surat an-Nisa ayat 63
6. Orangtua bersikap hati-hati terhadap anaknya Q.S. atTaghabun (64) ayat 14
7. Orangtua mendidik anak agar berbakti pada ibu bapaknya. Firman Allah dalam
Surat al-Isra(17) ayat 235

b. Sekolah/Madrasah sebagai lingkungan Pendidikan Islam


Abuddin Nata14 menjelaskan bahwa di dalam al-Qur’an tidak ada satu pun
kata yang secara langsung menunjukkan pada arti sekolah (madrasah). Akan tetapi
sebagai akar dari kata madrasah, yaitu darasa di dalam al-Qur’an dijumpai sebanyak 6
kali. Kata-kata darasa tersebut mengandung pengertian yang bermacam-macam, di
antaranya berarti mempelajari sesuatu (Q.S. 6: 105); mempelajari Taurat (Q.S. 7: 169);
perintah agar mereka (ahli kitab) menyembah Allah lantaran mereka telah membaca
al-Kitab (Q.S. 3: 79); pertanyaan kepada kaum Yahudi apakah mereka memiliki kitab
yang dapat dipelajari (Q.S. 68: 37); informasi bahwa Allah tidak pernah memberikan
kepada mereka suatu kitab yang mereka pelajari (baca) (Q.S. 34: 44); dan berisi
informasi bahwa al-Qur’an ditujukan sebagai bacaan untuk semua orang (Q.S. 6:
5
Mulyanti and Pd, PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP ISLAM.
165). Dari keterangan tersebut jelaslah bahwa kata-kata darasa yang merupakan akar
kata dari madrasah terdapat dalam al-Qur’an.
Sekolah atau dalam Islam sering disebut madrasah, merupakan lembaga
pendidikan formal, juga menentukan membentuk kepribadian anak didik yang Islami.
sekolah bisa disebut sebagai lembaga pendidikan kedua yang berperan dalam
mendidik anak setelah keluarga. Lingkungan sekolah madrasah merupakan
lingkungan tempat peserta didik menyerap nilai-nilai akademik termasuk
bersosialisasi dengan guru dan teman sekolah.
Iklim sekolah yang kondusif-akademik baik fisik maupun non-fisik
merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif,
antara lain lingkungan yang aman, nyaman, dan tertib, serta ditunjang oleh optimisme
dan harapan warga sekolah, kesehatan sekolah dan kegiatankegiatan yang berpusat
pada perkembangan peserta didik.
Pendidikan agama di sekolah/ madrasah sangat penting bagi kehidupan
manusia, terutama dalam mencapai ketenteraman batin dan kesehatan mental pada
umumnya. Tidak diragukan lagi, bahwa agama Islam merupakan bimbingan hidup
yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan mungkar yang paling ampuh,
pengendalian moral yang tiada taranya. Untuk membekali peserta didik diperlukan
lingkungan sekolah yang agamis.
Menurut Abuddin Nata,17 guru adalah pendidik professional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Abuddin Nata,17 guru adalah pendidik professional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
memiliki kemampuan dalam mengembangkan potensi peserta didiknya,
mendewasakan mereka, memberdayakan komponen pendidikan, memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, dan bertanggung jawab dalam proses
pendidikan.
Guru sebagai muallim, peranannya terfokus pada mentransfer dan
menginternalisasikan ilmu pengetahuan dalam rangka mewujudkan peserta didik yang
mampu menguasai, mendalami, memahami, mengamalkan ilmu baik secara teoritis
maupun praktis.
Guru sebagai muaddib, bertugas menanamkan nilai-nilai tatakrama, sopan
santun, dan berbudi pekerti yang baik. Muaddib, orang yang harus menjadi teladan
bagi peserta didik karena sebelum melaksanakan tugas, ia harus mengamalkan adab
dan tingkah laku yang terpuji.
Guru sebagai mursyid, bertugas membimbing peserta didik agar memiliki
ketajaman berpikir, dan kesadaran dalam beramal.
Guru sebagi mudarris, berusaha mencerdaskan peserta didik,
mengembangkan potensi mereka dan menciptakan suasana belajar yang harmonis.
Guru sebagai mutli, bertanggung jawab terhadap proses perkembangan
kemampuan membaca peserta didik. Selain dapat membaca baik secara lisan maupun
tulisan, juga harus mampu memahami dan menterjemahkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru sebagai muzakki, bertugas menjauhkan diri peserta didik dari sifat-sifat
tercela dan menanamkan sifat-sifat terpuji.6

KESIMPULAN

Lingkungan keluarga adalah salah satu lingkungan pertamakali mempengaruhi pembentukan


karakter manusia, baik msaih dalam kandungan dirahim sang ibu maupun setelah lahir kedunia.
Agama Islam sangat memperhatikan masalah lingkugan yang terjadi awal pembentukan karakter
manusia sampai-sampai ada sabda Rosulullah SAW yang menyatakan bahwa baik dan buruknya
tergantung pada baik buruknya lingkungan disekitarnya. Jenis-jenis lingkungan yang selama ini
menjadi pembentuk karakter manusia antara lain yaitu: lingkungan keluarga, sekolah/madrasah dan
lingkungan masyarakat pada umumnya. Lingkungan/lembaga pendidikan ada 2 hal yaitu:
lembaga pendidikan formal dan lembaga pendidikan informal. Pembentukan peribadi
manusia yang memancarkan sinar keimanan yang sarat dengan ilmu pengetahuan, dan keyakinan dan
keimanannya sebagai penyuluh terhadap akal budi yang sekali gus mendasari ilmu pengetahuannya.
Terlaksananya amar
ma‟ruf dan nahi mungkar dan membebaskan manusia dari belenggu-belenggu kenistaan.
Pengembangan daya pikir, daya nalar daya rasa sehingga dapat menciptakan anak didik yang kreatif
dapat mengfungsinya daya cipta, rasa dan karsanya.
Menurut KI. Hajar Dewantara mempokuskan penyelenggara Lembaga pendidikan dengan tri
centra yang merupakan tempat pergaulan anak didik dan sebagai pusat pendidikan yang amat penting
yaitu:
a. Keluarga yang membentuk lembaga pendidikan keluarga.
b. Sekolah yang membentuk Lembaga pendidikan sekolah.
c. Lingkungan rumah yang membentuk lembagapendidikan masyarakat.
Sekolah yaitu pendidikan scunder yang mendidik anak mualai dari usia masuk sekolah sampai
keluar dari sekolah tersebut. pendidiknya adalah guru yang peropesional. Kesatuan sosial, yaitu
pendidikan tertinggi yang merupakan pendidikan yang terakhir tetap bersifat permanen. Pendidiknya
adalah kebudayaan adat istiadat, suasana masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyanti, Dety, and M Pd. PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP ISLAM,
n.d.

6
Mulyanti and Pd, PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP ISLAM.
Abdurrahman Annahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, Masyarakat, Jakarta:
Gema Insani press, 1996
Abdurrahman saleh, Didaktik dan Methodik Pendidikan Agama, Jakarta: Bulan
Bintang, 1969
Ahmad, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Al Jumbulati,Ali. Perbandingan Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994
An Nahlawi Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,
Gema Insani Press. Jakarta 1996.
Daradjat, Zakiah, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 2001
Desmita,Psikolgi Perkembangan Peserta Didik, Cet, I; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2009
Habuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, cet.I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997

You might also like