Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

2020 Buku Prosiding IFSA 2.

0
Indonesian Fun Science Award

PERBANDINGAN BEBAN TAS ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN


(COMPARISON OF BAG LOAD BETWEEN STUDENTS MALE AND FEMALE)

Anindita Zhafirah K.1, Nirmala Alifia A.1, Tatit Novi Sahara,


S.Pd.,M.Si.,M.Nat.Sci.2
1Siswa SMA Negeri 2 Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia
2Guru SMA Negeri 2 Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia

Email : aninditazk22@gmail.com, nmlaisyah@gmail.com,


tatitnovi@rocketmail.com

ABSTRACT

Bags are the main objects students must carry to school to accommodate
textbooks, stationery, sports clothes, and other objects. The number of objects carried
by students influences the burden of bags carried. This study aims to determine
differences in bag loads between male and female students as well as the factors
causing differences in bag loads. This type of research is a survey research with data
collection methods carried out by distributing questionnaires and direct observation
by weighing bag loads. As a guideline in the study, the authors divide into three ranges
of bag loads, namely 0 – 2 kg, 3 – 4 kg, and 5 – 6 kg. The results showed that female
students carried heavier bag loads compared to male students in which of the three
groups of bag load ranges, showing that 50% of male students from all total male
students carried bags with lighter loads ie 0 - 2 kg, compared to the bag load carried
by female students from all three ranges, only 22.3% of female students carry bag loads
0 - 2 kg, while 51.5% of students carry bag loads of 3-4 kg, and the remaining 26 , 2%
carry bag loads with a range of 5-6 kg. Factors that cause differences in bag loads
between male and female students are due to the number of bags and items carried. In
addition, Monday is the day with the heaviest bag load compared to other days

Keywords : bag, load, student

ABSTRAK

Tas merupakan benda utama yang harus dibawa oleh siswa ke sekolah
untuk menampung buku pelajaran, alat tulis, baju olahraga, dan benda lain.
Banyaknya benda yang dibawa siswa memengaruhi beban tas yang dibawa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan beban tas antara siswa laki-
laki dan siswa perempuan serta faktor penyebab perbedaan beban tas. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan metode pengumpulan
data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan observasi langsung dengan
melakukan penimbangan beban tas. Sebagai pedoman dalam penelitian, penulis
membagi menjadi tiga rentang beban tas yaitu 0 – 2 kg, 3 – 4 kg, dan 5 – 6 kg. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa perempuan membawa beban tas yang lebih
berat dibandingkan siswa laki-laki dimana dari ketiga kelompok rentang beban tas,
menunjukkan bahwa 50% siswa laki-laki dari total seluruh siswa laki-laki

82
2020 Buku Prosiding IFSA 2.0
Indonesian Fun Science Award

membawa tas dengan beban yang lebih ringan yaitu 0 – 2 kg, dibandingkan dengan
beban tas yang dibawa siswa perempuan dari ketiga rentang, hanya 22,3% siswa
perempuan yang membawa beban tas 0 – 2 kg, sedangkan sebanyak 51,5% siswa
membawa beban tas sebesar 3 – 4 kg, dan sisanya 26,2% membawa beban tas
dengan rentang 5 – 6 kg. Faktor yang menyebabkan perbedaan beban tas antara
siswa laki-laki dan siswa perempuan adalah jumlah tas dan benda yang dibawa.
Selain itu, hari Senin merupakan hari dengan beban tas yang paling berat
dibandingkan hari lain.
Kata kunci : tas, beban, siswa

PENDAHULUAN
Saat ini tas sekolah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari siswa.
Buku dan peralatan sekolah merupakan benda wajib yang harus dibawa siswa ke
sekolah setiap hari. Untuk memudahkan membawa benda tersebut siswa akan
menggunakan tas ke sekolah (Lisa, 2018). Berkembangnya dunia pendidikan
menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut yang
mempunyai dampak yang signifikan pada barang bawaan yang dibawa oleh siswa.
Jenis dan jumlah benda yang dibawa oleh siswa mempengaruhi jumlah dan
beban tas yang dibawa. Jika dicermati, siswa sekolah pada era seperti sekarang ini
terlihat lebih banyak membawa beban daripada siswa sekolah di era 90-an. Ada
berbagai bentuk dan desain tas yang digunakan siswa, jika diamati tas yang
memiliki daya tampung besar lebih banyak diminati oleh siswa sekolah. Salah satu
jenis tas yang sering dibawa siswa adalah tas punggung. Tas jenis ini sangat diminati
oleh anak sekolah. Banyaknya peminat yang menggunakan tas punggung
disebabkan karena tas ini lebih praktis dan memiliki daya tampung yang lebih besar.
Meskipun banyak diminati, penggunaan tas punggung yang tidak sesuai dari segi
desain, berat beban, maupun cara pemakaiannya memiliki dampak negatif yang
cukup besar bagi siswa sekolah karena dapat meningkatkan stres pada struktur
tulang belakang yang sedang dalam masa pertumbuhan terutama pada penggunaan
yang tidak sesuai.
Menurut penelitian Chansirinukor dalam Setiani (2017), penggunaan tas
ransel yang berat dan asimetris dalam waktu lama sangat berpengaruh terhadap
terjadinya perubahan postur. Jika beban tas terlalu berat maka akan berdampak
buruk terhadap terjadinya kesalahan pada tubuh yang dapat menyebabkan nyeri
punggung bawah (Haidar dkk, 2015). American Chiropratic Association (ACA) dalam
Prawira (2017) menyarankan bahwa berat tas punggung tidak melebihi 5 – 10%
dari berat badan siswa sekolah.
Menurut studi kepustakaan dan observasi yang penulis lakukan, dalam
keseharian di lingkungan sekolah yang teramati, jumlah dan beban tas siswa laki-
laki dan perempuan cenderung berbeda. Siswa perempuan lebih banyak membawa
tas dengan beban yang lebih berat dibandingkan dengan siswa laki-laki. Hal ini
dapat dimaklumi karena siswa laki-laki cenderung tidak ingin repot dengan tas yang
dibawa. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Pinem (2018) siswa berjenis
kelamin perempuan lebih banyak membawa tas dengan berat beban tas >10%
berat badannya. Selain lebih berat beban yang dibawa, siswa perempuan cenderung

83
2020 Buku Prosiding IFSA 2.0
Indonesian Fun Science Award

membawa tambahan tas seperti tas untuk bekal agar tidak tercampur dengan buku
pelajaran atau tas khusus untuk baju ganti ketika ada pelajaran olahraga.
Sehubungan dengan itu maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui perbedaan beban tas antara siswa laki-laki dan perempuan. Selain itu,
penulis juga ingin mengetahui faktor penyebab perbedaan beban tas siswa laki-laki
dan perempuan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Semarang dan berlangsung selama
dua bulan, yaitu dari bulan Januari sampai dengan Pebruari tahun 2020. Sebagai
obyek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Semarang dan siswa SMA
yang ada di pulau Jawa. Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari : smart phone, timbangan badan, alat tulis dan laptop dan gambar
peralatan tersebut disajikan dalam gambar 1.

Gambar 1. Peralatan yang digunakan dalam penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan metode


penelitian yang bersifat kuantitatif.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode
kuesioner dan observasi langsung. Pembagian kuesioner dilakukan dengan
menggunakan media sosial Instagram dan WhatsApp dengan sasaran siswa SMA
yang berada di pulau Jawa, sedangkan observasi langsung dilakukan kepada siswa
SMA Negeri 2 Semarang. Adapun pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner
disajikan dalam tabel 1.
Jumlah sampel yang diambil melalui kuesioner direncanakan sebanyak 260
siswa dan yang diambil melalui observasi langsung sebanyak 130 siswa. Adapun
variabel yang diukur/diamati dalam penelitian ini adalah beban tas, jumlah tas dan
hari sekolah.
Pelaksanaan pengumpulan data melalui observasi langsung disajikan pada
tabel 2. Sedangkan pelaksanaan pengumpulan data melalui kuesioner disajikan
dalam tabel 3.

84
2020 Buku Prosiding IFSA 2.0
Indonesian Fun Science Award

Tabel 1. Daftar isi pertanyaan dalam kuesioner.


No Pertanyaan
1. Nama
2. Asal sekolah
3. Jenis kelamin
4. Apa fungsi tas selain untuk bawa buku
5. Berapa jumlah tas yang kamu bawa ke sekolah
6. Berapa total bobot tas yang kamu bawa
7. Barang apa saja yang kamu bawa
8. Apa yang membuat tasmu berat selain buku
9. Hari apa yang bawaan tasmu paling berat

Tabel 2. Pelaksanaan pengumpulan data melalui observasi langsung.

Waktu Keterangan Kegiatan


Senin, 27 Januari 2020 Proses penimbangan hari pertama, dilakukan pada
jam istirahat pertama (09.30 WIB – 10.00 WIB) dan
istirahat kedua (12.15 WIB – 13.00 WIB).

Selasa, 28 Januari 2020 Proses penimbangan hari kedua, dilakukan pada


jam istirahat kedua (12.15 WIB – 13.00 WIB) dan
pulang sekolah (15.00 WIB – 16.00 WIB).

Rabu, 29 Januari 2020 Proses penimbangan hari ketiga, dilakukan pada


jam istirahat kedua (12.15 WIB – 13.00 WIB) dan
pulang sekolah (15.00 WIB – 16.00 WIB).

Kamis, 30 Januari 2020 Proses penimbangan hari keempat, dilakukan pada


jam istirahat pertama (09.30 WIB – 10.00 WIB) dan
istirahat kedua (12.15 WIB – 13.00 WIB).

Jumat, 31 Januari 2020 Proses penimbangan hari keempat, dilakukan


setelah jam pulang sekolah (11.30 WIB – 12.00
WIB) dan sepulang kegiatan ekstrakurikuler
pramuka (16.15 WIB – 17.00 WIB).

85
2020 Buku Prosiding IFSA 2.0
Indonesian Fun Science Award

Tabel 3. Pelaksanaan pengumpulan data melalui kuesioner.


Waktu Keterangan Kegiatan
Senin, 3 Februari 2020 Pembuatan kuesioner.
Senin, 3 Februari 2020 Pembagian kuesioner secara online dan
pengisian kuesioner oleh responden (siswa
SMA).

Kamis, 20 Februari 2020 Penutupan pengisian kuesioner.


Jumat, 21 Februari 2020 Rekapitulasi hasil kuesioner dan pengolahan
data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil kuesioner melalui media sosial (Instagram dan WhatsApp)


diperoleh feed back 260 responden siswa SMA di beberapa kota di Pulau Jawa, yaitu
Semarang, Demak, Purwokerto, Surakarta, Pekalongan, Yogyakarta, Bandung,
Malang dan Jakarta, yang terdiri dari 130 siswa laki-laki dan 130 siswa perempuan.
Dari 130 siswa laki-laki terdapat 65 siswa yang membawa tas dengan beban 0-2 kg,
58 siswa membawa beban beban 3-4 kg dan 7 siswa membawa beban 5-6 kg.
Sedangkan dari 130 siswa perempuan terdapat 29 siswa yang membawa beban 0-2
kg, 57 siswa membawa beban 3-4 kg dan 34 siswa membawa beban 5-6 kg.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa 50% siswa laki-laki membawa tas
dengan beban 0-2 kg, 44,6 % membawa tas dengan beban 3-4 kg dan hanya 5,4%
siswa yang membawa beban 5-6 kg. Sedangkan siswa perempuan yang membawa
beban 0-2 kg sebanyak 29 siswa (22,3 %), yang membawa beban 3-4 kg sebanyak
67 siswa (51,5 %) dan yang membawa beban 5-6 kg sebanyak 34 siswa (26,2 %).
Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa siswa perempuan membawa
beban tas yang lebih berat dibandingkan siswa laki-laki, dimana dari ketiga
kelompok rentang beban tas menunjukan bahwa 50% siswa laki-laki dari seluruh
siswa laki-laki membawa tas dengan beban lebih ringan yaitu 0-2 kg. Dibandingkan
dengan beban tas yang dibawa siswa perempuan dari ketiga rentang, hanya 22,3%
siswa perempuan yang membawa beban tas 0-2 kg, sedangkan sebanyak 51,5 %
siswa membawa beban tas 3-4 kg dan 26,2 % membawa beban tas 5-6 kg. Hal ini
sejalan dengan penelitian dari Legiran (2018) yang menyatakan bahwa beban tas
sekolah relatif lebih berat pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki, dan lebih banyak anak perempuan merasa bahwa tas sekolahnya terasa berat
dan melelahkan dibandingkan dengan anak laki-laki. Perbandingan beban tas yang
dibawa siswa laki-laki dan perempuan disajikan pada gambar 2.

86
2020 Buku Prosiding IFSA 2.0
Indonesian Fun Science Award

100
siswa laki-laki
80 65 67

Jumlah Siswa
58 siswa perempuan
60
40 29 34

20 7
0
0 - 2 kg 3 - 4 kg 5 - 6 kg
Beban Tas
Gambar 2. Grafik Perbandingan beban tas siswa laki-laki dan perempuan hasil
kuesioner.

Dari kuesioner juga diperoleh data jumlah tas yang dibawa oleh siswa laki-
laki dan perempuan, sebagai berikut : siswa laki-laki yang membawa 1 tas sebanyak
92 siswa (70,8 %), yang membawa 2 tas sebanyak 38 siswa (29,2 %) dan yang
membawa 3 tas sebanyak 0 siswa (0 %). Sedangkan siswa perempuan yang
membawa 1 tas sebanyak 48 siswa (36,9 %), yang membawa 2 tas sebanyak 72
siswa (55,4 %) dan yang membawa 3 tas sebanyak 10 siswa (7,7 %). Dari hasil
analisis data tersebut menunjukkan adanya korelasi antara beban tas dengan
jumlah tas yang dibawa oleh siswa laki-laki dan siswa perempuan, yaitu semakin
banyak jumlah tas yang dibawa semakin berat beban tas yang dibawa siswa.
Perbandingan jumlah tas yang dibawa siswa laki-laki dan perempuan disajikan pada
gambar 3.

100 92
siswa laki-laki
80 72
Jumlah Siswa

siswa perempuan
60 48
38
40

20 10
0
0
1 2 3
Jumlah Tas
Gambar 3. Grafik Perbandingan jumlah tas siswa laki-laki dan perempuan hasil
kuesioner.

Dari hasil kuesioner diperoleh bahwa jenis tas yang dibawa siswa umumnya
adalah tas punggung, sedangkan siswa yang membawa lebih dari satu tas mereka
membawa tas tambahan dengan jenis totebag. Jumlah tas yang dibawa siswa
berkaitan dengan benda yang dibawa dalam tas. Dari hasil kuesioner diperoleh data
mengenai benda yang dibawa oleh siswa yang penulis kelompokan dalam tabel 4.

87
2020 Buku Prosiding IFSA 2.0
Indonesian Fun Science Award

Tabel 4. Jenis benda dalam tas yang dibawa siswa


Jenis benda yang dibawa Persentase (%)
Buku pelajaran 35
Alat tulis 14,8
Barang elektronik (laptop, Charger dan 13,5
telepon seluler)
Atribut sekolah (topi, baret, baju olahraga) 9,8
Bekal (makanan dan minuman) 11,1
Perlengkapan ibadah (mukena, sajadah, 2,4
sarung)
Alat musik 11,1
Jaket dan jas hujan 2,3

Jenis benda yang dibawa oleh siswa mempengaruhi beban tas siswa. Benda
yang banyak dibawa siswa yaitu buku pelajaran sebanyak 35%, baik buku tulis
maupun buku paket sesuai dengan jadwal pelajaran pada masing-masing hari.
Adapun benda lain yang banyak dibawa siswa yaitu alat tulis, barang elektronik
(laptop, charger), bekal, dan alat musik. Dari beberapa benda yang dibawa siswa
menyebabkan siswa membawa lebih dari satu tas. Sebagai contoh bekal makanan
dan minuman biasanya tidak dijadikan satu dengan tas punggung yang dibawa
siswa, tetapi dipisahkan ke dalam tas lain untuk menghindari agar bekal tidak
tumpah dan mengotori tas yang berisi buku pelajaran serta alat tulis.
Banyak sedikitnya jumlah tas dan benda yang dibawa siswa dipengaruhi
oleh hari efektif dalam kegiatan belajar di sekolah. Selama hari sekolah, yaitu Senin
hingga Jumat jadwal mata pelajaran yang berbeda menyebabkan siswa harus
menyesuaikan benda yang dibawa dan jumlah tas yang dibawa ke sekolah. Pada
gambar 4 disajikan hubungan antara beban tas dengan hari efektif sekolah.

50
3840 Siswa laki-laki
40 3432 Siswa perempuan
Jumlah siswa

29
30 26
21
20 17 15
8
10

0
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Hari Sekolah
Gambar 4. Grafik hubungan beban tas dengan hari sekolah hasil kuesioner.

88
2020 Buku Prosiding IFSA 2.0
Indonesian Fun Science Award

Dari hari Senin hingga Jumat diperoleh bahwa hari Senin merupakan hari
dimana siswa membawa tas dengan beban yang paling berat dibandingkan hari
lainnya, sedangkan hari Jumat merupakan hari dengan beban tas yang paling ringan.
Hal ini didukung oleh data, yaitu 38 siswa laki-laki dan 40 siswa perempuan, yang
merupakan 30 % dari responden menyatakan hari Senin merupakan hari dengan
beban tas yang lebih berat, sementara itu 15 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan,
yang merupakan 8,8% responden menyatakan hari Jumat merupakan hari dengan
beban tas lebih ringan.
Hal tersebut disebabkan beberapa alasan yang disampaikan siswa antara
lain, pada hari Senin siswa membawa buku paket banyak, membawa laptop, charger
dan ada kegiatan upacara bendera sehingga perlu membawa atribut sekolah yang
lengkap. Selain itu, terdapat alasan siswa yang menyatakan bahwa pada hari Senin
terdapat pelajaran olahraga sehingga harus membawa baju olahraga. Jenis benda
dan jumlah tas yang dibawa oleh siswa pada hari sekolah berkorelasi dengan beban
tas siswa. Semakin banyak benda yang dibawa, maka semakin berat pula beban tas
siswa.
Dari observasi langsung yang dilakukan di SMA Negeri 2 Semarang,
terhadap 130 siswa kelas X IPA1, IPA9, IPA10, dan IPS 1 diperoleh 65 siswa laki-laki
dan 65 siswa perempuan. Dari 65 siswa laki-laki terdapat 35 siswa yang membawa
tas dengan beban 0-2 kg, 21 siswa dengan beban 3-4 kg dan 9 siswa dengan beban
5-6 kg. Dari data tersebut menunjukkan bahwa 53,9 % siswa laki-laki membawa tas
dengan beban 0-2 kg, 32,3 % membawa tas dengan beban 3-4 kg dan hanya 13,8%
siswa yang membawa beban 5-6 kg. Sedangkan siswa perempuan yang membawa
beban 0-2 kg sebanyak 7 siswa (10,8 %), yang membawa beban 3-4 kg sebanyak 20
siswa (30,8 %) dan yang membawa beban 5-6 kg sebanyak 38 siswa (58,5 %).
Dari hasil analisis diatas menunjukan bahwa siswa perempuan membawa
beban yang lebih berat dibandingkan siswa laki-laki, dimana dari ketiga kelompok
rentang beban tas menunjukan bahwa 53,9% siswa laki-laki dari total seluruh siswa
laki-laki membawa tas dengan beban lebih ringan, yaitu 0-2 kg. Dibandingkan
dengan beban tas yang dibawa siswa perempuan dari ketiga rentang, hanya 10,8 %
siswa perempuan yang membawa beban tas 0-2 kg, sedangkan sebanyak 30,8%
siswa membawa beban tas 3-4 kg dan 58,5% membawa beban tas 5-6 kg.
Perbandingan beban tas siswa laki-laki dan perempuan disajikan pada gambar 5.

40 35 38
laki-laki
30
Jumlah siswa

21 20
perempuan
20
7 9
10
0
0-2 kg 3-4 kg 5-6 kg
Beban tas

Gambar 5. Grafik Perbandingan beban tas siswa laki-laki dan perempuan hasil
observasi.

89
2020 Buku Prosiding IFSA 2.0
Indonesian Fun Science Award

Dari observasi juga diperoleh data jumlah tas yang dibawa oleh siswa laki-
laki dan perempuan, yang mana siswa laki-laki yang membawa 1 tas sebanyak 55
siswa (85%), yang membawa 2 tas sebanyak 10 siswa (15%) dan yang membawa 3
tas sebanyak 0 siswa (0 %). Sedangkan siswa perempuan yang membawa 1 tas
sebanyak 15 siswa (23,1 %), yang membawa 2 tas sebanyak 43 siswa (66,1 %) dan
yang membawa 3 tas sebanyak 7 siswa (10,8 %). Dari hasil analis data tersebut
menunjukkan adanya korelasi antara beban tas dengan jumlah tas yang dibawa oleh
siswa laki-laki dan siswa perempuan.
Perbandingan jumlah tas yang dibawa siswa laki-laki dan perempuan
disajikan pada gambar 5.

60 55
43 Laki-laki
Jumlah siswa

40
Perempuan
20 15
10 7
0
0
1 2 3
Jumlah tas

Gambar 5. Grafik Perbandingan jumlah tas siswa laki-laki dan perempuan hasil
observasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
siswa perempuan cenderung membawa beban tas yang lebih berat dibandingkan
siswa laki-laki. Faktor yang menyebabkan perbedaan beban tas antara siswa laki-
laki dan siswa perempuan adalah jumlah tas dan benda yang dibawa oleh siswa
perempuan lebih banyak dibandingkan siswa laki-laki. Selain itu, hari efektif
kegiatan belajar juga memengaruhi beban tas yang dibawa, dimana hari Senin
merupakan hari dengan beban tas yang paling berat dibandingkan hari lain dan hari
Jumat merupakan hari dengan beban tas yang paling ringan.

Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara beban tas siswa
yang memiliki prestasi tinggi, sedang dan rendah, sehingga dapat diketahui
seberapa besar faktor tuntutan prestasi belajar siswa memengaruhi beban tas yang
di bawa siswa.

90
2020 Buku Prosiding IFSA 2.0
Indonesian Fun Science Award

DAFTAR PUSTAKA

Haidar, R., Widjasena, B., Ekawati. (2015). Perbedaan Keluhan Nyeri Punggung pada
Siswa Kelas V antara SD X dan SD Y Akibat Penggunaan Tas Punggung di
Tembalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 3 (3) : 627 – 638.
Legiran, Tri Suciati, Meirisa R P. 2018. Hubungan Antara Penggunaan Tas Sekolah
dan Keluhan Muskuloskeletal pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan
Komunitas, Vol. 5 (1) : 1 - 9.
Lisa Mahdatul. 2018. “Hubungan Antara Berat Beban Tas Punggung dengan Keluhan
Nyeri Punggung Bawah, Nyeri Bahu dan Nyeri Leher Pada Siswa di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Samarinda”. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi,
Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Pinem A S, Hendra Sutysna, 2018. Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel dengan
Kejadian Nyeri Punggung Bawah pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Muhammadiyah 08 Medan Tahun 2016. Anatomic Medical Journal, Vol. 1 (1)
: 21 – 26.
Prawira, M.,A., Yanti, N.,P., Kurniawan, E., Artha, L.,P. 2017. Faktor yang
Berhubungan terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Mahasiswa
Universitas Udayana Tahun 2016. Vol. 1(2) : 101 - 118.
Setiani Pipit. 2017. Hubungan Beban Tas dengan Terjadinya Skoliosis Postural Pada
Anak Sekolah Dasar Usia 10-12 Tahun Di Kecamatan Gunung Jati. Publikasi
Ilmiah. http://eprints.ums.ac.id/50884/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
(Diakses tanggal 8 Februari 2020).

91

You might also like