Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI SNACK

POCKET STICK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L)


DENGAN PENAMBAHAN IKAN TERI (Stolephorus sp)
SEBAGAI KUDAPAN SEHAT ANAK SEKOLAH

(Organoleptic and Chemical Characteristics of Kidney Beans


(Phaseolus vulgaris L) Snack Pocket Stick with Addition of Anchovy
(Stolephorus sp) as a Healthy School Children Snack)

Yulia Silviani Cidi1, Yuges Saputri1*


Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul
Jl. Arjuna Utara No.9 RT.1/RW.2, Duri Kepa, Kec. Kebon. Jeruk, Kota Jakarta
Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510
* Correspondent author: yugessaputri@gmail.com

ABSTRACT
Food consumed by school children commonly contains low levels of macro and
micro nutrients. Eating habits which is consuming low-nutrient foods in school
children may affect the nutritional status and will ultimately lead to their ability in
learning activities at school. This study aims to determine the level of
organoleptic acceptance and chemical properties of red bean (Phaseolus vulgaris
l) stick pocket with the addition of anchovies (Stolephorus sp) intended for school
children. This research is experimental, using a Completely Randomized Design
(CRD) and Visual Analog Scale (VAS) instrument as well as a Likert scale. Based
on the results of the analysis, there were no significant differences in all
parameters (color, taste, aroma, texture, taste, and overall) both the hedonic
value and the hedonic quality. The best pocket stick nutrient content is in the
formulation with the addition of 80 grams of anchovies and 70 grams of red beans
that has a water content of 4.10%, ash content of 3.32%, fat content of 3.84%,
protein content of 14.6%, carbohydrate content of 54.08%, fiber content crude
6.00 mg, and calcium levels 147.08 mg. Thus snack pocket sticks can be used as
additional food for school children.

Keywords: Anchovy, Red beans, Chemistry, Organoleptic, Pocket stick.

ABSTRAK
Makanan yang dikonsumsi oleh anak sekolah umumnya mengandung zat gizi
makro dan mikro dalam jumlah rendah. Kebiasaan makan mengkonsumsi
makanan rendah zat gizi pada anak sekolah dapat mempengaruhi status gizi yang
nantinya bermuara pada kemampuan mereka dalam mengikuti kegiatan belajar di
sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan
organoleptik dan sifat kimiawi snack pocket stick kacang merah (Phaseolus
vulgaris l) dengan penambahan ikan teri (Stolephorus sp) yang ditujukan bagi

1
anak sekolah. Penelitian ini bersifat eksperimental, dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan instrument Visual Analog Scale (VAS)
serta skala likert. Berdasarkan hasil analisis, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada seluruh parameter (warna, rasa, aroma, tekstur, rasa, dan
keseluruhan) baik nilai hedonic maupun mutu hedonic. Kandungan zat gizi
pocket stick terbaik adalah pada formulasi dengan penambahan ikan teri 80 gram
dan kacang merah 70 gram yaitu memiliki kadar air sebesar 4.10%, kadar abu
3.32%, kadar lemak 3.84%, kadar protein 14.6%, kadar karbohidrat 54.08 %,
kadar serat kasar 6.00 mg, dan kadar kalsium 147.08 mg. Dengan demikian snack
pocket stick dapat dijadikan makanan tambahan anak sekolah .

Kata Kunci: Ikan teri, Kacang merah, Kimiawi, Organoleptik, Pocket stick.

PENDAHULUAN memperlancar berbagai proses


Anak usia sekolah dasar (SD) absorbsi di dalam tubuh. Konsumsi
adalah anak yang berumur antara 6- zat gizi pada anak sekolah
12 tahun. Pada usia tersebut laju dipengaruhi oleh kebiasaan makan
pertumbuhan fisik terjadi lambat mereka. Kebiasaan mengonsumsi
tetapi konsisten. Pertumbuhan fisik makanan jajanan merupakan
dan perkembangan mental pada anak kebiasaan makan yang terjadi pada
sekolah dasar perlu mendapat anak sekolah (Badan Pengawas Obat
perhatian yang cukup karena anak dan Makanan, 2013).
yang berkualitas merupakan salah Harga yang murah, dan
satu aset pembangunan bangsa di memiliki cita rasa yang enak
masa yang akan datang (Fatimah, merupakan faktor dominan pemilihan
Nasution, & Aritonang, 2013). makanan jajanan oleh siswa sekolah
Pertumbuhan dan dasar (SD). Namun, hampir setengah
perkembangan seseorang salah (45 %) makanan jajanan yang banyak
satunya dipengaruhi oleh zat gizi ditemukan di sekitar lingkungan
yang dikonsumsi sehari-hari. Zat gizi sekolah tidak memenuhi persyaratan
yang dibutuhkan anak sekolah kesehatan akibat kandungan bahan
meliputi karbohidrat, protein, lemak, berbahaya dalam jajanan (Kristianto,
vitamin, dan mineral dalam jumlah Riyadi, & Mustafa, 2013.
cukup, tidak berlebihan dan tidak Kebutuhan kalsium dan serat
juga kekurangan. Selain itu, air dan sangat penting untuk anak sekolah
serat juga diperlukan untuk karena kalsium merupakan mineral

2
yang berperan dalam pertumbuhan, tepung tapioka, telur, baking powder,
serta dapat menjaga kesehatan tulang margarin, lada bubuk, garam, dan
dan gigi. Kekurangan kalsium minyak untuk menggoreng, Bahan uji
beresiko terjadinya penurunan kalsium adalah kalsium klorida
kepadatan tulang (Praptiningrum, (CaCl2) p.a, sampel dari empat taraf
2015). Selain itu serat kurangnya perlakuan pocket stick, HNO3 35%
konsumsi serat merupakan salah satu dan 0,1 N. Bahan uji kadar serat kasar
faktor resiko terjadinya konstipasi. adalah asam sulfat H2SO4 1,25 %,
Maka dari itu, perlu diupayakan natrium hidroksida NaOH 3,25%,
adanya Penyediaan Makanan sampel dari empat taraf perlakuan
Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) pocket stick, etanol 96%, dan kertas
berupa makanan ringan (snack) yang saring Whatman 54, 541, atau 41.
tidak hanya menyumbang protein, Selanjutnya bahan yang akan
karbohidrat, dan lemak tetapi juga digunakan dalam analisis
dapat menyumbang kalsium dan organoleptik adalah sampel dari
serat. PMT-AS diberikan kepada empat taraf perlakuan pocket stick.
anak usia sekolah khsususnya anak
sekolah dasar (SD) (Noviyani, 2012). C. Metode
Formulasi Pocket Stick
METODOLOGI PENELITIAN Penentuan taraf perlakuan
A. Rancangan Penelitian pocket stick dari penambahan bahan
Penelitian ini mengenai baku ikan teri, dan kacang merah
kandungan kalsium dan serat pada dapat dilihat pada Tabel 1. Proses
pocket stick dengan penambahan ikan pertama yaitu persiapkan alat dan
teri dan kacang merah. Penelitian ini bahan serta bersihkan terlebih dahulu
termasuk ke dalam jenis penelitian kacang merah yang sudah direndam 6
eksperimental dengan menggunakan jam kemudian rebus selama 30 menit
rancangan acak lengkap. dan blender hingga halus bersamaan
dengan itu ikan teri dibersihkan dan
B. Alat dan Bahan
dipresto selama 30 menit.
Dalam pembuatan pocket stick
Proses kedua timbang ikan
bahan yang digunakan adalah ikan
teri, kacang merah dan bahan lainnya
teri, kacang merah, tepung terigu,

3
yang akan digunakan. Proses ketiga karbohidrat dilakukan by difference,
yaitu campurkan ikan teri, kacang yaitu berat total produk dikurangi
merah, tepung terigu, tepung tapioka, kadar air, kadar abu, kadar protein
telur, baking powder, lada bubuk, dan dan kadar lemak. Analisis kadar
garam selanjutnya diaduk hingga lemak dilakukan dengan metode
tercampur rata dan menjadi adonan Sokhlet. Analisis serat dilakukan
yang kalis. Kemudian adonan dengan metode gravimetric. Kadar
ditipiskan dengan penggiling mie dan kalsium dapat ditentukan dengan
potong menggunakan pisau dengan menggunakan metode titrimetric.
masing-masing panjangnya 10 cm Nilai organoleptic dilakukan
dan lebar 0,5 cm. melalui uji hedonic dan mutu
Proses terakhir yaitu goreng hedonic. Data dari tingkat kesukaan
menggunakan minyak diatas wajan hedonik dan mutu hedonik panelis
dengan api kecil atau pada suhu 90 dikumpulkan melalui uji organoleptik
- 120 selama 3-5 menit. Selama yang dilakukan oleh 30 panelis semi
penggorengan berlangsung terjadi terlatih (Fadly & Purwayantie 2019).
perubahan seperti pengembangan dan
Tabel 1. Komposisi Pocket Stick
perubahan warna permukaan pocket Komposisi F0 F1 F2 F3
stick. Setelah itu angkat pocket stick Ikan Teri (g) 0.0 60.0 70.0 80.0
Kacang 150.0 90.0 80.0 70.0
yang sudah matang dan didiamkan Merah (g)
Terigu (g) 170.0 170.0 170.0 170.0
hingga dingin. Tapioka (g) 25.0 25.0 25.0 25.0
Telur (g) 60.0 60.0 60.0 60.0
Setelah dingin lakukan Margarin (g) 45.0 45.0 45.0 45.0
Garam (g) 6.0 6.0 6.0 6.0
pengemasan produk dengan
Lada (g) 1.5 1.5 1.5 1.5
memasukkan produk pocket stick Baking 1.5 1.5 1.5 1.5
powder (g)
kedalam kemasan sesuai dengan Seledri (g) 3.0 3.0 3.0 3.0
Minyak (mL) 20.0 20.0 20.0 20.0
masing-masing kelompoknya, setelah
itu dilakukan uji zat gizi dan uji D. Analisis Data

organoleptik di laboratorium. Uji statistik yang digunakan

Analisis proksimat dilakukan untuk melihat perbedaan kandungan

dengan menggunakan metode AOAC zat gizi dan daya terima terhadap

2005. protein dilakukan dengan taraf perlakuan pocket stick adalah

metode Kjehdahl. Penentuan kadar menggunakan uji One Way Anova

4
atau uji Anova atau Uji F, Uji F Analisis penilaian hedonik
dilakukan untuk mengetahui oleh panelis semi terlatih terhadap
perbedaan lebih dari dua kelompok aroma pada pocket stick dengan
variabel serta untuk membuktikkan penambahan ikan teri dan kacang
hipotesis nol ditolak (Fhitung > Ftabel ) merah tidak berbeda siginfikan.
atau gagal ditolak (Fhitung < Ftabel). Jika Tetapi dari nilai rata-rata, panelis
dari hasil analisis menggunakan uji F semi terlatih lebih menyukai aroma
dihasilkan data yang menunjukkan pada perlakuan F0 dengan nilai rata-
hipotesis nol ditolak, maka dapat rata 68.17. Hasil tersebut sejalan
dilakukan uji lanjut yaitu uji lanjut dengan penelitian Justisia dan Adi
Duncan. (2016) daya terima aroma pada
nugget ikan lele tertinggi adalah F3
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang menggunakan pencampuran
Karakteristik Organoleptik
kacang merah 35 gram. Sehingga
Analisis organoleptik meliputi
aroma khas ikan lele berkurang
uji hedonik dan uji mutu hedonik. Uji
sehingga bau amis khas ikan lele
hedonic dan mutu hedonic dilakukan
tertutupi oleh kacang merah
oleh panelis semi terlatih. Nilai
Hasil analisis penilaian
keduanya tersaji pada Tabel 2.
hedonik oleh panelis semi terlatih
Hasil analisis penilaian
terhadap tekstur pada pocket stick
hedonik oleh panelis semi terlatih
dengan penambahan ikan teri dan
terhadap warna pada pocket stick
kacang merah tidak berbeda
dengan penambahan ikan teri dan
siginfikan. Tetapi dari nilai rata-rata,
kacang merah tidak berbeda
panelis semi terlatih lebih menyukai
siginfikan. Tetapi dari nilai rata-rata,
tekstur pada perlakuan F1 dengan
panelis semi terlatih lebih menyukai
nilai rata-rata 60.50 ± 20.47. Hasil
warna pada perlakuan F3 dengan nilai
tersebut hampir sejalan dengan
rata-rata 68.55. Hasil tersebut sejalan
penelitian Justisia dan Adi (2016)
dengan penelitian Fitri, Anandito, dan
bahwa daya terima pada tekstur
Siswanti (2016) warna yang paling
nugget ikan lele dengan penambahan
disukai oleh panelis adalah dari
kacang merah terbanyak dengan
produk stik dengan daging ikan.
tekstur yang tidak keras, hal ini

5
dikarenakan kacang merah keseluruhan pada perlakuan F0
merupakan pengisi dan pengikat yang dengan nilai rata-rata 64.75 ± 18.98
berfungsi untuk mengikat lemak dan dan 2.22 ± 0.70 .
air dalam satu emulsi. Sehingga
Karakteristik Kimiawi
kacang merah mampu mengikat kadar
Kandungan Zat Gizi yang di
air yang terkandung pada ikan teri,
analisis meliputi analisis proksimat
agar menghasilkan produk yang
(kadar air, abu, lemak, protein, dan
renyah dan tidak keras.
karbohidrat), kadar kalsium, dan
Hasil penilaian hedonik oleh
kadar serat kasar disajikan pada Tabel
panelis semi terlatih terhadap rasa
3.
pada pocket stick dengan penambahan
Hasil analisis kadar air pada
ikan teri dan kacang merah tidak
produk pocket stick tertinggi pada
berbeda siginfikan. Tetapi dari nilai
perlakuan F3 dengan penambahan
rata-rata, panelis semi terlatih lebih
ikan teri 80 gram dan kacang merah
menyukai rasa pada perlakuan F0
70 gram sebesar 4.10 g. Kemudian,
dengan nilai rata-rata 62.50 ± 21.84.
kadar air pada perlakuan F3 masih
Hasil tersebut sejalan dengan
berada dibawah batas maksimal SNI
penelitian Siswanti, Agnesia, dan
untuk produk kue kering (5 g)
Katri (2017) yang menunjukkan
sehingga sudah sesuai dengan standar
bahwa daya terima pada penggunaan
mutu. Kadar air dipengaruhi oleh
daging ikan pada pembuatan stik
penambahan ikan teri. Semakin
tertinggi pada F1 dengan rasa yang
meningkatnya penambahan ikan teri
gurih, tetapi apabila terlalu banyak
basah pada produk pangan akan
yang tulang ikan yang digunakan
meningkatkan kadar air pada dendeng
maka stik akan terasa pahit.
batang talas sebab ikan teri basah
Dari Hasil analisis penilaian
memiliki kandungan air yang tinggi
hedonik oleh panelis semi terlatih
80 gram dalam 100 gram bahan
terhadap keseluruhan pada pocket
(Herliani 2016).
stick dengan penambahan ikan teri
Kadar abu yang terkandung
dan kacang merah tidak berbeda
pada produk pocket stick tertinggi
siginfikan. Namun dari nilai rata-rata,
terdapat pada perlakuan F3 yaitu
panelis semi terlatih lebih menyukai
dengan penambahan ikan teri 80 gram

6
dan kacang merah 70 gram sebesar penambahan ikan teri 80 gram dan
3.32 g. Kadar abu yang terkandung kacang merah 70 gram sebesar 14.65
pada F3 sudah melebihi batas g. Kadar protein yang terkandung
maksimal SNI untuk produk kue pada seluruh perlakuan F3 sudah
kering (1,6 g) sehingga belum sesuai berada diatas batas minimum kadar
mutu. Hasil yang sama diperoleh protein SNI untuk produk kue kering
pada penelitian yang dilakukan oleh (5 g) sehingga sudah sesuai mutu.
Handayani dan Kartikawati (2014) Penambahan ikan teri akan
serta Putra, Sayuti, dan Yenrina mempengaruhi kandungan protein
(2014) bahwa semakin banyak tulang produk (Herliani 2016).
ikan yang ditambahkan pada produk Kadar karbohidrat yang
stik dan nugget ikan, dapat membuat terkandung pada produk pocket stick
nilai kadar abu semakin meningkat. tertinggi terdapat pada perlakuan F0
Hasil analisis menunjukkan yaitu dengan penambahan kacang
bahwa kadar lemak yang terkandung merah 150 gram dengan sebesar
pada produk pocket stick tertinggi 58.78 g. kadar karbohidrat yang
terdapat pada perlakuan F2 yaitu terkandung pada perlakuan F0 masih
dengan penambahan ikan teri 70 gram berada dibawah batas minimum kadar
dan kacang merah 80 gram sebesar karbohidrat SNI untuk produk kue
26.79 gr. Selain itu, kadar lemak pada kering (70 g) sehingga belum sesuai
perlakuan F2 masih berada dibawah mutu.
batas maksimal SNI untuk produk Hasil analisis menunjukkan
kue kering (38 g) sehingga sudah bahwa kadar serat kasar tertinggi
sesuai mutu. Diduga penggunaan pada perlakuan F3 dengan
kacang merah menurunkan kadar penambahan ikan teri 80 gram dan
lemak (Bestari & Pujonarti, 2013). kacang merah 70 gram sebesar 0.06
Kadar protein memperlihatkan g, kadar serat kasar pada seluruh
jumlah nitrogen dalam suatu perlakuan pocket stick masih dibawah
substansi (Fadly et al. 2017). Kadar batas maksimal kadar serat kasar SNI
protein yang terkandung pada produk untuk produk kue kering (0.5 g)
pocket stick tertinggi terdapat pada sehingga sudah sesuai mutu. hal ini
perlakuan F3 yaitu dengan sejalan dengan penelitian Herliani

7
(2016) bahwa semakin banyak yaitu dengan penambahan ikan teri
penambahan ikan teri dan semakin 70 gram dan kacang merah 80 gram
kecil jumlah batang talas yang sebesar 167.73 mg. Hal ini sesuai
digunakan maka kadar serat kasar dengan penelitian Herliani (2016)
pada dendeng batang talas semakin bahwa jumlah ikan teri yang
rendah. ditambahkan akan mempengaruhi
Kadar kalsium yang kandungan kalsium suatu produk
terkandung pada produk pocket stick pangan.
tertinggi terdapat pada perlakuan F2

Tabel 2. Karakteristik organoleptik


Taraf Perlakuan (Mean ± SD) P-
Parameter
F0 F1 F2 F3 value
Hedonik
Warna 66.89±18.84a 63.07±14.36a 59.46±23.35a 68.55±16.57a 0.22
Aroma 68.17±15.38a 57.25±16.64a 57.67±24.86a 64.82±20.49a 0.10
Tekstur 57.39±20.47a 60.50±20.47a 57.60±19.13a 58.94±22.57a 0.93
Rasa 62.50±21.84a 56.32±22.58a 57.35±22.93a 61.60±22.04a 0.66
Keseluruhan 64.75±18.98a 60.00±19.44a 61.17±20.50a 62.53±17.85a 0.81
Mutu Hedonik
Warna 50.92±21.42a 55.25±23.21ab 62.10±23.86b 67.25±21.46b 0.03
Aroma 76.07±24.37b 54.07±26.09a 65.78±24.42ab 68.21±24.46b 0.01
Tekstur 71.92±15.79a 73.00±18.74a 65.39±21.26a 68.64±20.81a 0.44
Kepatahan 49.53±21.26a 60.92±21.27a 58.25±20.88a 9.62±20.55a 0.17
Rasa 61.35±21.56a 62.46±21.29a 67.10±19.13a 6.25±17.59a 0.64
Keterangan : Huruf superskip yang berbeda mengikuti angka dalam baris yang sama
menunjukkan nilai yang berbeda signifikan (P > 0.05), nilai disajikan dalam bentuk rerata ±
standar deviasi dari skala penilaian 1 100.

Tabel 3. Karakteristik kimiawi


Taraf Perlakuan
Parameter P-value
F0 F1 F2 F3
Air (%) 2.31 ± 0.00a 2.44 ± 0.03b 3.13 ± 0.02 c 4.10 ± 0.03d 0.00
Abu (%) 2.64 ± 0.02a 2.86 ± 0.03b 2.95 ± 0.02 b 3.32 ± 0.04c 0.00
Lemak (%) 24.90 ± 0.23b 23.42 ± 0.24a 26.79 ± 0.28d 23.84 ± 0.08a 0.00
Protein (%) 11.35 ± 0.04a 12.97 ± 0.02b 13.70 ± 0.00c 14.65 ± 0.05d 0.00
K 58.78 ± 0.26d 58.29 ± 0.21d 53.42 ± 0.24a 54.08 ± 0.21b 0.00
arbohidrat (%)
Energi (kkal) 504.68±1.22c 495.88±1.23b 509.63±1.64d 489.50±0.11a 0.00
Serat Kasar (%) 0.03±0.00a 0.02±0.00a 0.05±0.00a 0.06±0.00a -
Kalsium (%) 32.93±0.14a c
157.48±0.81 167.73±1.01 d
147.08 ± 1.33b 0.00
Keterangan : Huruf superskip yang mengikuti angka dalam baris yang sama menunjukkan nilai
yang berbeda signifikan (P < 0.05), nilai disajikan dalam bentuk rerata ± standar deviasi.

8
KESIMPULAN [Skripsi]: Universitas
Diponegoro.
Karakteristik organoleptik
pada uji hedonic terhadap produk Aryanti, E., Dharmayanti, A. 2014.
Manfaat Ikan Teri Segar
terpilih F3 adalah warna (suka), (Stolephorus sp) Terhadap
aroma (suka), tekstur (suka), rasa Pertumbuhan Tulang dan
Gigi. Odonto Dental Journal
(suka), dan keseluruhan (suka). 1 (2), 52-56.
Sedangkan hasil uji mutu hedonik
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
pada perlakuan terpilih F3 adalah 2013. Pedoman Pangan
warna (hampir kuning keemasan), Jajanan Anak Sekolah untuk
Pencapaian Gizi Seimbang
aroma (cenderung agak tidak amis), Bagi Orang Tua, Guru dan
tekstur (cenderung agak renyah), Pengelola Kantin. Jakarta:
Direktorat Standardisasi
tingkat kepatahan (cenderung agak Produk Pangan Deputi Bidang
mudah patah), dan rasa (cenderung Pengawasan Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya
gurih). Produk pocket stick formulasi Badan Pengawas Obat dan
F3 dengan penambahan ikan teri 80 Makanan RI.

gram dan kacang merah 70 gram Badan Pengawas Obat dan Makanan.
memiliki kadar air 4.10 %, kadar abu 2016. Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan
3.32 %, kadar lemak 23.84, kadar RI No. 13 Tahun 2016
protein 14.6 %, kadar karbohidrat Tentang Pengawasan Klaim
pada Label dan Iklan Pangan
54.08 %, kadar serat kasar 0.06 %, Olahan.
dan kadar kalsium 147.08 mg.
Fadly, D., Kusharto, CM., Kustiyah,
L., Suptijah, P. 2017.
DAFTAR PUSTAKA Physicochemical
Alatas, S. 2011. Status Gizi Anak Characteristics of
Usia Sekolah (7-12 Tahun) Carboxymethyl Chitosan from
dan Hubungannya dengan Silkworm (Bombyx mori L.)
Tingkat Asupan Kalsium Pupa. IJSBAR, 31: 1, pp 204-
Harian di Yayasan 212.
KampungKids Pejaten Jakarta Fadly D, Purwayantie S. 2019.
Selatan Tahun 2009. [Skripsi]: Karakteristik Sensori dan
Universitas Indonesia. Kimiawi Non-Meat Burger
Patties Berbasis Kearifan
Aninditya, I. 2011. Peran Zat Gizi Pangan Lokal. Ghidza: Jurnal
Makro Dalam Makanan Gizi dan Kesehatan, 3: 1, hal.
Jajanan Di Lingkungan 19-24. DOI:
10.22487/j26227622.2019.v3.il.
Sekolah Terhadap Kejadian
13122.
Obesitas Pada Anak.

9
Fatimah, P., Nasution, E., Aritonang, Tahun 2015. Jakarta: Pusat
E. 2013. Uji Daya Terima dan Data dan Sistem Informasi
Nilai Gizi Biskuit yang Pertanian RI.
Dimodifikasi dengan Tepung
Kacang Merah. Jurnal Kristianto, Y., Riyadi, B., Mustafa,
Universitas Sumatera Utara, A. 2013. Faktor Determinan
1-7. Pemilihan Makanan Jajanan
Fitri, A., Anandito, B., Siswanti. pada Siswa Sekolah Dasar.
2016. Penggunaan Daging dan Jurnal Kesehatan Masyarakat
Tulang Ikan Bandeng Nasional, 489-493.
(Chanos chanos) Pada Stik
Ikan Sebagai Makanan Noviyani, D. 2012. Efek Pemberian
Ringan Berkalsium Dan Makanan Tambahan Anak
Berprotein Tinggi. Jurnal Sekolah (PMT-AS) Terhadap
Teknologi Hasil Pertanian 9 Peningkatan Prestasi Belajar
(2), 65-77. Di SD Negeri Banyuanyar III
Kota Surakarta Tahun 2012.
Handayani, D., Kartikawati, D. 2014. Jurnal UMS, 10-16
Stik Lele Alternatif
Diversifikasi Olahan Lele Praptiningrum, W. 2015. Eksperimen
(Clarias SP) Tanpa Limbah Pembuatan Butter Cookies
Berkalsium Tinggi. Jurnal Tepung Kacang Merah.
Ilmiah UNTAG Semarang, 40- [Skripsi]: Universitas Negeri
48. Semarang.

Herliani, D. 2016. Pengaruh Putra, Y., Sayuti, K., Yenrina, R.


Penambahan Ikan Teri 2014. Pengaruh Pencampuran
(Stolephorus commersonii) Fillet dan Tulang Tuna
dan Suhu Pengeringan (Thunnus Sp.) Terhadap
Terhadap Karakteristik Karakteristik Nuget Yang
Dendeng Batang Talas Dihasilkan. [Thesis] :
(Colocasia esculenta (L) Universitas Andalas.
Schott). [Skripsi] : Universitas
Pasundan. Siswanti, Agnesia, P., Katri, B. 2017.
Pemanfaatan Daging dan
Justisia, W., Adi, A. 2016. Tulang Ikan Kembung
Peningkatan Daya Terima dan (Rastrelliger Kanagurta)
Kadar Protein Nugget dalam Pembuatan Camilan
Subtitusi Ikan Lele (Clarias Stik. Jurnal Teknologi Hasil
Batrachus) dan Kacang Pertanian 9 (1), 41-49.
Merah (Vigna Angularis).
Media Gizi Indonesia 11 (1),
106-112.

Kementerian Pertanian RI. 2015.


Statistik Konsumsi Pangan

10

You might also like