Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Volume 06, No.

03, June 2023, pages 1 - 13

JEE
Jurnal Edukasi Elektro
https://journal.uny.ac.id/index.php/jee

PENGEMBANGAN SENSOR ULTRASONIK DAN


FOTOVOLTAIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA
MATA KULIAH SENSOR DAN TRANDUSER

Ahsanti Fauza Kamalia


Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika, Universitas Negeri Yogyakarta
ahsantifauza.2022@student.uny.ac.id
*corresponding author

ABSTRACT

Ultrasonic and photovoltaic sensors are two types of sensors that are important in the study
of sensors and transducers. Ultrasonic sensors use ultrasonic waves to detect distance, pres-
ence, or changes in surrounding objects. Photovoltaic sensors, on the other hand, convert
light energy into electrical energy using the photovoltaic effect.
In the sensors and transducers course, it is important for students to learn the working prin-
ciples, characteristics, and applications of various types of sensors, including ultrasonic and
photovoltaic sensors. Through a good understanding of these sensors, students can develop
the ability to design and implement sensor-based solutions in various fields, such as indus-
try, healthcare, automation, and environment.
This research aims to discuss the utilization of ultrasonic and photovoltaic sensors in learn-
ing sensor and transducer courses. First, this research will explain the working principle of
ultrasonic and photovoltaic sensors. Then, the characteristics and relevant parameters of
these two types of sensors will also be discussed. Next, it will outline the various applica-
tions of ultrasonic and photovoltaic sensors.
This research aims to improve students' understanding of ultrasonic and photovoltaic sen-
sors in the learning of sensor and transducer courses. Thus, students will have a basic
knowledge of ultrasonic and photovoltaic sensors and can also apply them in everyday life.

Keywords: ultrasonic sensor, photovoltaic sensor, learning, sensor and transducer, sensor
application

ABSTRAK

Sensor ultrasonik dan fotovoltaik merupakan dua jenis sensor yang penting dalam studi
tentang sensor dan transduser. Sensor ultrasonik menggunakan gelombang ultrasonik untuk
mendeteksi jarak, kehadiran, atau perubahan objek di sekitarnya. Sensor fotovoltaik, di sisi
lain, mengubah energi cahaya menjadi energi listrik dengan menggunakan efek fotovoltaik.
Dalam mata kuliah sensor dan transduser, penting bagi mahasiswa untuk mempelajari prin-
sip kerja, karakteristik, dan aplikasi dari berbagai jenis sensor, termasuk sensor ultrasonik
dan fotovoltaik. Melalui pemahaman yang baik tentang sensor ini, mahasiswa dapat

1
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

mengembangkan kemampuan untuk merancang dan menerapkan solusi berbasis sensor da-
lam berbagai bidang, seperti industri, kesehatan, otomasi, dan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk membahas pemanfaatan sensor ultrasonik dan fotovoltaik
dalam pembelajaran mata kuliah sensor dan transduser. Pertama, penelitian ini akan men-
jelaskan prinsip kerja sensor ultrasonik dan fotovoltaik. Kemudian, karakteristik dan pa-
rameter yang relevan dari kedua jenis sensor ini juga akan dibahas. Selanjutnya, penelitian
ini akan menguraikan berbagai pengaplikasi sensor ultrasonik dan fotovoltaik.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang sensor ultra-
sonik dan fotovoltaik dalam pembelajaran mata kuliah sensor dan transduser. Dengan
demikian, mahasiswa akan memiliki dasar pengetahuan tentang sensor ultrasonik dan foto-
voltaik dan juga dapat mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: sensor ultrasonik, sensor fotovoltaik, pembelajaran, sensor dan transduser,
aplikasi sensor

Article submitted May 21st, 2023. Resubmitted May 31st, 2023. Final acceptance June 1th, 2023.

1 PENDAHULUAN

Sensor ultrasonik dan fotovoltaik adalah dua jenis teknologi yang terus mengalami
perkembangan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Sensor ultrasonik digunakan
untuk mendeteksi atau mengukur jarak, gerakan, kecepatan, dan keberadaan objek dengan
menggunakan gelombang ultrasonik. Sensor ini telah digunakan dalam berbagai aplikasi,
mulai dari kendaraan otonom hingga pengukuran jarak dalam industri manufaktur. Di sisi
lain, sel fotovoltaik atau panel surya digunakan untuk mengubah energi matahari menjadi
energi listrik. Penggunaan panel surya telah berkembang pesat dalam aplikasi energi terba-
rukan dan dapat ditemukan di berbagai tempat, seperti rumah, bangunan komersial, hingga
kapal dan pesawat ruang angkasa.

Pada jurnal ini, kami akan mengeksplorasi perkembangan terbaru dalam sensor ultra-
sonik dan fotovoltaik serta relevansi mereka dalam aplikasi teknologi modern. Kami akan
melihat kemajuan dalam desain, teknologi, dan kinerja sensor ultrasonik dalam mendeteksi
dan mengukur dengan presisi tinggi dalam berbagai skenario. Kami juga akan membahas
perkembangan dalam desain, material, dan efisiensi panel surya untuk meningkatkan
penggunaan energi matahari secara efisien.

Salah satu aspek penting yang akan dibahas adalah integrasi sensor ultrasonik dan foto-
voltaik dalam aplikasi yang lebih luas. Kombinasi kedua teknologi ini dapat memperluas
kemungkinan penggunaan mereka dalam bidang seperti transportasi, energi terbarukan,
pertanian cerdas, dan lain sebagainya. Contohnya, penggunaan sensor ultrasonik untuk
mendeteksi dan mengukur jarak dalam kendaraan otonom dapat berfungsi sebagai sistem
keamanan yang penting, sementara panel surya dapat digunakan untuk menghasilkan en-
ergi yang dibutuhkan oleh kendaraan tersebut.

Selain itu, jurnal ini juga akan membahas tantangan yang dihadapi dalam pengembangan
sensor ultrasonik dan fotovoltaik. Kami akan membahas tentang aspek seperti keterbatasan
teknologi saat ini, biaya produksi, dan efisiensi energi. Pengenalan terhadap teknologi

2
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

terkini, seperti penggunaan material nanoteknologi dalam sensor ultrasonik atau panel
surya, juga akan menjadi fokus dalam jurnal ini.

Melalui jurnal ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
perkembangan terbaru dalam sensor ultrasonik dan fotovoltaik serta potensinya dalam ap-
likasi teknologi modern. Kami juga berharap dapat mengidentifikasi tantangan yang masih
dihadapi dan menginspirasi pengembangan teknologi baru dalam bidang ini. Dengan
demikian, diharapkan kontribusi jurnal ini dapat mendorong pertumbuhan dan inovasi lebih
lanjut dalam bidang sensor ultrasonik dan fotovoltaik.

2 KAJIAN TEORI

2.1 Sensor Ultrasonik


2.1.1 Definisi Sensor Ultrasonik
Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi
untuk bisa didengar oleh telinga manusia. Ultrasonik bergetar dalam rentang
lebih besar dari 20 KiloHertz. Ultrasonik juga dapat dijelaskan secara
sederhana sebagai gelombang ultra frekuensi gelombang suara (sonik).
Gelombang ultrasonik ini digunakan oleh lumba-lumba dan kelelawar.
Lumba-lumba menggunakan gelombang ultrasonik untuk komunikasi.
Sedangkan kelelawar menggunakannya untuk navigasi (Wahyuni, 2017)
Sedangkan menurut (Siti Sendari, et al., 2021) Sensor ultrasonik
merupakan sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang
suara dan dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek tertentu
di depannya serta dapat mendeteksi jarak benda tersebut dari dirinya.
Frekuensi kerjanya pada daerah di atas gelombang suara, yaitu dari 40 kHz
hingga 400 kHz. Dan menurut (Hidayat & Supriadi, 2019) Sensor ultrasonik
adalah sebuah sensor yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran fisis alias
bunyi menjadi besaran listrik, begitupun sebaliknya.

2.1.2 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik

Prinsip kerja sensor ultrasonik ini cukup simpel, yakni berdasarkan


pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat digunakan untuk mendefin-
iskan eksistensi atau jarak suatu benda dengan frekuensi tertentu (Hidayat &
Supriadi, 2019). Menurut (Puspasari, et., 2019) Prinsip kerja sensor ultrasonik
ini bekerja dengan mengirimkan pulsa ultrasonik sekitar 40 KHz, kemudian

3
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

dapat memantulkan pulsa echo kembali, dan menghitung waktu yang diambil
dalam mikrodetik.
Prinsip kerja sensor ultrasonik menurut (Saragih, & Bancin, 2020) adalah
sinyal dipancarkan ke sasaran yang dituju, setelah sampai ke sasaran yang di-
tuju maka sinyal tersebut dipantulkan. Sinyal yang dipantulkan tersebut
diterima bagian penerima sensor ultrasonik. Besar sinyal pantulan yang
diterima sensor ultrasonik dipengaruhi jarak antara pemancar dengan benda
sasaran. Semakin jauh benda sasaran maka sinyal pantulan yang diterima sen-
sor ultrasonik semakin kecil.

2.1.3 Peran Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik berperan sebagai pengukur jarak sebagai masukan ke


mikrokontroler yang akan diolah dan menghasilkan keluaran angka melalui
Laptop (Saragih, & Bancin, 2020).

2.1.4 Penggunaan sensor ultrasonik


Menurut (Siti Sendari, et al., 2021) aplikasi sensor ultrasonik dalam dunia
industri antara lain :
a. Penanganan material,
b. Pengemasan,
c. Pemrosesan kertas,
d. Makanan dan minuman,
e. Bahan kimia,
f. Industry plastik, karet/pengolahan ban, dan
g. Pengolahan baja.
Sensor Ultrasonik HCSR04 juga dapat digunakan untuk Sistem Monitor-
ing Ketinggian, karena teknologi sudah semakin maju, jadi pengukuran
ketinggian bisa diukur menggunakan sensor ultrasonic berbasis arduino (Pus-
pasari, et al., 2019)

2.2 Fotovoltaik

2.2.1 Definisi Fotovoltaik

4
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

Fotovoltaik (Photovoltaic) merupakan gabungan dua buah kata. yaitu


"photo" berasal dari bahasa Yunani yang berarti cahaya, dan "volta" dari kata
volt yang merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur potensial listrik
pada titik tertentu. Fotovoltaik dapat diartikan sebagai proses konversi energi
cahaya menjadi energi listrik (Mursal & Azmi, 2022). Sedangkan menurut
(Ariyono, 2019) Sel surya atau yang disebut juga (Fotovoltaik) adalah piranti
semiconductor yang dapat mengubah energi matahari secara langsung men-
jadi energ listrik DC (arus searah) dengan menggunakan kristal Si (silicon)
yang tipis.
Sel fotovoltaik terdiri atas satu atau dua lapisan bahan semikonduktor. Saat
cahaya menyinari sel, maka akan tercipta medan listrik dalam lapisan, yang
menyebabkan listrik mengalir. Semakin besar intensitas cahaya, maka
semakin besar pula aliran listriknya. Oleh karena itu, sistem fotovoltaik dapat
beroperasi ketika cuaca cerah, maupun mendung atau berawan. (Mursal &
Azmi, 2022).
Menurut (Arsana, et al., 2018) merupakan Energi surya yang berasal dari
matahari adalah salah satu energi altematif yang terbarukan, dapat
dikonversikan secara langsung menjadi energi listrik dengan bantuan alat
yang umumnya disebut sel surya atau fotovoltaik. Fotovoltaik merupakan
sebuah divais semi konduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri
dari rangkaian diode tipe p dan n, yang mampu merubah energi sinar matahari
menjadi energi listrik. Pengertian fotovoltaik sendiri merupakan proses
merubah cahaya menjadi energi listrik

2.2.2 Prinsip Kerja Fotovoltaik


Menurut (Handrea Bernando Tambunan, 2020) Modul fotovoltaik me-
manfaatkan sebagian cahaya matahari yang menerpa sel fotovoltaik yang
kemudian merubahnya menjadi energi listrik. Sel fotovoltaik merupakan suatu
media yang dapat mengubah energi matahari (light rays) menjadi energi listrik
DC melalui material semikonduktor. Prinsip kerja sel fotovoltaik secara se-
derhana adalah memanfaatkan tumbukan partikel foton dari sinar matahari ter-
hadap elektron pada sambungan p-n atau dikenal dengan sebutan p-n junction
yang dapat diukur dalam satuan Volt atau eV [46]. Foton dari cahaya mem-
bentur elektron valensi atom semikonduktor dengan energi yang besar

5
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

sehingga elektron lepas dari atom dan bergerak ke daerah pita konduksi. El-
ektron yang tertumbuk ak bergerak melalui hole dimana pergerakan tersebut
menghasilkan energi listrik.
Sedangkan Prinsip Kerja Fotovoltaik menurut (Ariyono, 2019) Cahaya
yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron yang bermuatan positif dan
“hole” yang bermuatan negatif. Elektron dan “hole” mengalir membentuk
arus listrik.
Menurut (Arsana, et al., 2018) yaitu Sel surya disusun dengan meng-
gabungkan silikon jenis p dan jenis n, silikon jenis p adalah silikon yang ber-
sifat positif akibat dari kekurangan elektron sedangkan silikon jenis n adalah
silikon yang bersifat negatif akibat dari kelebihan elektron ketika menerima
radiasi surya (berupa foton) pada keduanya (silikon jenis p dan n) terbentuk
positif (hole) dan negatif (elektron). Hal ini menyebabkan terciptanya pengku-
tuban (polarisasi) dimana hole bergerak menuju silikon jenis n, dengan
menyambungkan kedua jenis silikon (jenis p dan jenis n) melalui suatu
penghantar luar maka erjadi beda potensial antara keduanya dan mengalirkan
arus searah

2.2.3 Kelebihan Fotovoltaik

Menurut (Hariyati, et al., 2019) Energi surya (Fotovoltaik) memiliki


keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan energi fosil, diantaranya:
1. Sumber energi yang mudah didapatkan.
2. Ramah lingkungan.
3. Sesuai untuk berbagai macam kondisi geografis.
4. Instalasi, pengoperasian dan perawatan mudah.
Ada pula kelebihan fotovoltaik menurut (Setyo Yuwono, et al., 2021)
yaitu;
1. Hemat Biaya Listrik Bulanan
2. Multifungsi
3. Minim Biaya Pemeliharaan
4. Kontribusi Penyelamatan Lingkungan

6
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

2.3 Media Pembelajaran


2.3.1 Definisi Media Pembelajaran
Kata "Media" berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
"medium", secara harfiah berarti perantara atau pengantar. National Education
Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen
yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut (Nurfadhillah, 2021).
Sementara itu menurut (Falahudin, 2014) Media pembelajaran dapat dipa-
hami sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi. Media pembelajaran secara kese-
luruhan adalah suatu alat maupun bahan yang digunakan dalam proses belajar
mengajar yang memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber bela-
jar.

2.3.2 Fungsi Media Pembelajaran

Media sebagai komponen sistem pembelajaran, memiliki fungsi yang


berbeda dengan fungsi komponen- komponen lainnya, yaitu sebagai
komponen yang dimuati pesan pembelajaran untuk disampaikan kepada siswa
(Nurfadhillah, 2021). Dalam proses penyampaiannya media pembelajaran
dapat berfungsi dengan baik apabila media tersebut dapat digunakan secara
perorangan maupun kelompok.
Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran memiliki beberapa
fungsi. Dapat dijabarkan beberapa fungsi tersebut dalam beberapa jenis yaitu:
1. Fungsi komunikatif, Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan
komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.
2. Fungsi Motivasi, Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan
siswa akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan demikian, pengem-
bangan media pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistik saja
akan tetapi juga memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran se-
hingga dapat meningkatkan gairah belajar siswa.
3. Fungsi Kebermaknaan, Melalui penggunaan media, pembelajaran bukan
hanya dapat meningkatkan penambahan informasi berupa data dan fakta
sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat

7
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencip-


tasebagai aspek kognitif tahap tinggi. Bahkan lebih dari itu dapat
meningkatkan aspek sikap dan keterampilan.
4. Fungsi Penyamaan Persepsi, Melalui pemanfaatan media pembelajaran,
diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap
siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguh-
kan.
5. Fungsi individualitas, Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk
dapat melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya
belajar yang berbeda. Berikut merupakan fungsi media pembelajaran
menurut (Sanjaya, 2014).

2.3.3 Landasan Media Pembelajaran

(Nurfadhillah, 2021) ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan


media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan
empiris.
a. Landasan filosofis berpendapat bahwa dengan adanya berbagai media
pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk
digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik.
b. Landasan psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah
mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.
c. Landasan teknologi merupakan proses kompleks dan terpadu yang meli-
batkan orang. prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, men-
gevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di
mana kegiatan belajar mempunyai tujuan dan terkontro
d. Landasan empiris yaitu pemilihan media pembelajaran hendaknya atas
dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan. kesesuaian antara
karakteristik pembelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik
media itu sendiri.

Landasan penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan batasan


usia peserta didik, materi yangakan diajarkan, sehingga peserta didik mudah
dalam menangkap pesan yang disampaikan oleh suatu media tersebut.

8
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

2.3.4 Ciri-ciri Media Pembelajaran

Menurut (Hasibuan, 2016) ciri-ciri media pembelajaran menurut adalah se-


bagai berikut:
1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dikenal sebagai hard-
ware, yakni benda yang dapat dilihat, diraba, dan didengar dengan
panca indra.
2. Media pendidikan mempunyai pengertian nonfisik yang dikenal dengan
software, yakni kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras
yang merupakan isi yang hendak disampaikan kepada peserta didik.
3. Penekanan media pendidikan terdapat pada media visual dan audio.
4. Media pendidikan mempunyai pengertian sebagai alat bantu proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar ruang belajar.
5. Media pendidikan digunakan dalam rangka interaksi serta komunikasi
antara guru denga peserta didik dalam proses belajar mengajar.
6. Sikap perbuatan, strategi, organisasi, dan manajemen saling berhub-
ungan dengan penerapan suatu ilmu.

2.4 Sensor dan Tranduser

2.4.1 Definisi Sensor dan Tranduser


Menurut (Yusro & Diamah, 2019) sensor dan transduser adalah komponen
penting elektronika yang banyak digunakan serta terus mengalami perkem-
bangan pada sisi material, bentuk, spesifikasi, fungsi dan teknologinya. Dalam
perkembangan teknologi elektronika, sensor memiliki peran penting dalam
memastikan berfungsinya sebuah mesin, gadget, kendaraan dan proses indus-
tri. Sensor pun banyak digunakan dalam peralatan medis, teknik penerbangan,
dalam proses otomasi industri dan robotika, dan berbagai aplikasi yang lain.

2.4.2 Perbedaan Sensor dan Tranduser

(Yusro & Diamah, 2019) Sensor adalah suatu komponen atau peralatan
yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal
dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia,

9
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

energi biologi, energi mekanik dan sebagainya. Contoh dari sensor adalah ka-
mera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran, kulit se-
bagai sensor peraba, LDR (Light Dependent Resistance) sebagai sensor ca-
haya, dan lainnya.
Sedangkan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh suatu
energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut da-
lam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi
berikutnya. Berdasarkan metode pengubahan energinya, transduser dan sensor
dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yakni:
2.3.6.1 Transduser jenis pembangkit sendiri (self generating type) yang
menghasilkan tegangan atau arus analog bila dirangsang dengan suatu
bentuk fisis energi, transduser jenis ini tidak memerlukan daya dari
luar untuk mendapatkan atus atau tegangan analog tersebut. Contoh
termokopel, foto voltaik, dan
2.3.6.2 Transduser yang memerlukan daya dari luar untuk mendapatkan
tegangan dan arus keluaran disebut transduser pasif. Contoh thermis-
tor, RTD, LVDT, strain gauge.

2.4.3 Karakteristik Sensor dan Transduser

Sensor dan transduser memiliki 2 karakteristik, yaitu karakteristik statis


dan karakteristik dinamis. Berikut adalah penjelasan dari (Yusro & Diamah,
2019) tentang karakteristik statis dan karakteristik dinamis:
a. Karakteristik Statis
Karakteristik statis adalah karakteristik yang dimiliki oleh sensor dan
transduser pada saat keadaan stabil, karakteristik ini tidak dipengaruhi oleh
waktu. Karakteristik statis memiliki bagian-bagiannya, seperti akurasi,
presisi, resolusi, sensitivitas, linearitas, histerisis, span, repeatability
b. Karakteristik Dinamis
Karakteristik dinamis adalah karakteristik yang dimiliki oleh sensor dan
transduser pada saat keaadaan akan siap atau keadaan transien (semen-
tara), karakteristik ini dipengaruhi oleh waktu. Karakteristik dinamis
terdiri dari rise time, time constant, dead time atau delay, respon frekuensi,
dan parameter orde ke-2.

10
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

1) Rise time
Rise time adalah waktu yang dibutuhkan oleh rerspon untuk
naik dari 10%- 90% (overdamped) atau 0% – 100% (under-
damped) dari nilai akhir.
2) Time konstan
Time konstan merupakan waktu yang dibutuhkan output untuk
mencapai nilai tertentu dari nilai maksimum. 100% FS 100% FSO
Kurva 1 Histeresis Masukan Keluaran X x y Kurva 2 15
3) Dead time atau delay
Dead time atau delay adalah perbedaan waktu antara input dan
output. Dengan kata lain, waktu yang dibutuhkan untuk transisi
pada input (perpindahan logika) dengan respon perpindahan logika
pada output.
4) Respon frekuensi
Respon frekuensi merupakan representasi dari respon sistem
masukan yang berupa sinyal sinusoida dengan frekuensi yang
bervariasi.

2.4.4 Klasifikasi Sensor dan Transduser

Sensor dan transduser dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa hal, (Yusro


& Diamah, 2019) yaitu: pemakaiannya atau penggunaannya, metode pengu-
bahan energi dan sifat-sifat dari sinyal keluaran
a. Klasifikasi sensor berdasarkan pemakaian atau penggunaannya Berdasar-
kan pemakaian atau penggunaannya, sensor dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu:
a. Sensor Thermal
b. Sensor Mekanis
c. Sensor Optic (Cahaya)
b. Klasifikasi sensor dan transduser berdasarkan metode pengubahan ener-
ginya
Berdasarkan metode pengubahan energinya, sensor dan transduser dapat
d iklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1) Self-generating transducer (Transduser pembangkit sendiri)

11
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

2) External power transducer (Transduser daya dari luar)

c. Klasifikasi Sensor Berdasarkan Sifat-sifat Dasar Keluaran


Berdasarkan sifat-sifat dasar keluaran transduser dan sensor dapat
diklasifikasikan mejadi lima jenis, yaitu:
1) Perubahan Resistansi
2) Perubahan Kapasitansi
3) Perubahan Induktansi
4) Menghasilkan Arus Listrik
5) Menghasilkan Tegangan Listrik

3. KESIMPULAN

Kesimpulan dari keseluruhan penelitian, sensor ultrasonik digunakan sebagai alat de-
teksi jarak, fotovoltaik digunakan untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi
listrik, dan media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar-
mengajar. Sehingga mahasiswa dapat mempelajari sensor ultrasonik dan fotovoltaik dalam
mata kuliah sensor dan tranduser, serta diharap dapat mengimplementasikan dalam ke-
hidupan sehari-hari bisa berupa pembuatan alat yang dapat bermanfaat,.

4. DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A & Supriadi, D. (2019). Tongkat Tunanetra Pintar Menggunakan Arduino.


JURNAL TEKNIK INFORMATIKA, 7, 1-10.

Puspasari, F., Fahrurrozi, I & Satya, T.P., et al. (2019). Sensor Ultrasonik HCSR04
Berbasis Arduino Due untuk Sistem Monitoring Ketinggian. Jurnal Fisika Dan
Aplikasinya, 15, 37-39. doi:10.12962

Saragih, B & Bancin, C. (2020). Perancangan Pengukur Jarak Secara Wireless


Menggunakan Sensor Gelombang Ultrasonik Berbasis Arduino Uno Atmega 328
Dengan Tampilan Di Laptop. Jurnal Teknologi Energi Uda, 9, : 74-80.

Wahyuni, S. (2021). Learning by Project Dengan Lego Mindstorms NXT. Malang:


Media Nusa Creative (MNC Publishing).

Ariyono. (2019). Analisa Teknologi Fotovoltaik Sebagai Distributed Generation (Dg)


Pada Sistem Distribusi Menggunakan Software Electric Transient And Analysis
Program (ETAP). Jurnal Energi Elektrik, 08, 11-17.

12
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 06, No. 03, June 2023 E-ISSN: 2548-8260

Hariyati, R., Muchamad Nur Qosim, & Aas Wasri Hasanah. (2019). Konsep Fotovoltaik
Terintegrasi On Grid dengan Gedung STT-PLN. Energi dan Kelistrikan: Jurnal
Ilmiah, 11, 17-26.

Arsana, dkk. (2018). Perencanaan Prasarana Perkotaan. Sleman: Deepublish.

Mursal & Azmi N. (2022). Fotovoltaik. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Tambunan, H.I. (2020). Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Sleman: Deepublish.

Yuwono, S., Diharto., & Nugroho Wahyu Pratama. (2021). Manfaat Pengadaan Panel
Surya dengan Menggunakan Metode On Grid. Energi dan Kelistrikan: Jurnal
Ilmiah, 13, 161-171.

Nurfadhillah, S. (2021). Media Pembelajaran. Tangerang, Indonesia: CV Jejak.

Sanjaya, W. (2014). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Me-


dia Group

Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkar


Widyaiswara, 4, 104– 117

Hasibuan, M. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi


Aksara.

Yusro, M & Diamah, A. (2019). Sensor Dan Transduser (Teori Dan Aplikasi). Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.

Sendari, S., I Made Wirawan, & Mokhammad Nasrulloh. (2021). Sensor Tranduser.
Malang: Ahlimedia Book.

13

You might also like