Professional Documents
Culture Documents
542 887 1 PB
542 887 1 PB
Abstract
The study the historical-critical communication study of Information Minister of Harmoko and press in New Order
Era is an interesting phenomenon particularly during the rule of the New Order government. The struggle for freedom
of the press is the symbol of press struggle like in the American Revolution. It also prevails for Indonesian press with
its major figures. They were successful to insert the freedom of the press in some articles of the 1945 Constitution. After
the independence, however, Indonesian press did not get the freedom instantly. In the New Order Era, the press was
under the control of the government of President Suharto through the hand of Information Minister Harmoko during
his three periods of ministerial office. Finally, Harmoko, a former journalist, occupied the position of Chairman of
MPR RI (People’s Consultative Assembly of Republic of Indonesia). Harmoko’s communication skill to control the
Indonesian press were carried out through some measures, i.e. the establishment of Indonesian Journalists’ Association
(PWI), the control of Indonesian Press Board and The Indonesian News Publishers’ Association (SPS) as well as the
appointment of chief editors as the Golkar party officials. Harmoko also adopted the Press Law Number 21 of 1982
and issued Press Publication Permit (SIUPP). The study applies qualitative research constructivist paradigm. It
occurs in the past because it uses historical approach and public relations theories, mass media/press communication,
sociological communication, psychological communication and political communication.
Abstrak
Penelitian studi kritis historis komunikasi Menteri Penerangan Harmoko dengan pers di era Orde Baru, adalah
merupakan fenomena yang menarik di era Orde Baru. Dalam perjuangan kebebasan pers yang sudah menjadi
symbol perjuangan pers seperti dalam revolusi Amerika. Demikian pula pers Indonesia dengan tokoh-tokohnya
berhasil mencantumkan kebebasan pers dalam UU Dasar 1945. Namun kenyatannya setelah merdeka pers Indonesia
tidak selalu mendapatkan kebebasan itu. Terutama pada era Orde Baru dimana pers nyata-nyata dikendalikan oleh
pemerintahan Ode Baru dibawah Presiden Suharto, dengan peranan utamanya Menteri Penerangan Harmoko yang
dipercaya sampai tiga periode, dan pada akhirnya Harmoko mantan wartawan, menduduki jabatan Ketua MPR.
Kemampuan komunikasinya dalam usaha mengendalikan pers Indoneia adalah memasukkan dalam satu organisasi
PWI, penguasaan Dewan Pers, SPS dan para pimpinan redaksi menjadi pengurus partai Golkar. Demikian pula
melegalisasi UU Pers N0 21/82 dengan SIUPP (Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers) sebagai senjata pamungkas
menghadap pers yang bandel. Metode kualitatif dengan paradigma konstruktif dimana karena waktu sudah lampau
dengan pendekatan sejarah. Serta teori-teori Humas, komunikasi media massa/pers, komunikasi sosiologi, komunikasi
psikologi dan komunikasi politik.
45
JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57
46
Print ISSN: 2614-8153
Online ISSN: 2614-8498
masyarakat dan setiap aspeknya menyentuh media yang luas. Harmonis adalah mengacu
langsung kehidupan masyarakat. kepada gambaran tunggal dari sebuah kejadian
Membantu pimpinan untuk pengumpulan, atau isu yang dapat berkembang dan sering
pengolahan dan penyusunan bahan kebijakan dipergunakan bersama surat kabar, majalah,
dan pelaksanaan kegiatan departemen televisi, dan media lain yang berbeda-beda
untuk informasi kepada masyarakat. Fungsi (Werner Severin 20003:5).
lainyang tak kalah pentingnya pembinaan Pers sebagai media politik adalah: 1)
hubungan kerjasama media massa dan Pers yang melayani kepentingan politik,
pembinaan jabatan/pranata kehumasan. memperoleh citra sebagai pers politik. 2) Pers
Untuk mendukung fungsi itu Humas sebagai organ partai yang menyuarakan ideologi
menurut Rosady Ruslan, pertama mengamankan politik tertentu (party bound press), yaitu pers
kebijaksanaan pemerintah. Kedua memberikan yang tunduk sepenuhnya kepada kehendak atau
pelayanan dan menyebarluaskan pesan/ kebijakan partai. 3) Pers sebagai simpatisan
informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga partai atau ideologi tertentu (party directed
program-program kerja secara nasional kepada press), yaitu pers yang tidak didominasi oleh
masyarakat. Ketiga menjadi komunikator dan partai politik melainkan hanya mendukung
sekaligus sebagai mediator yang proaktif, dalam secara bebas suatu cita-cita politik. 4) Pers
menjembatani kepentingan instansi pemerintah yang dikuasai oleh politisi atau aktivis maka
di satu pihak dan menampung aspirasi serta pers akan memperoleh citra sebagai pers
memperhatikan keinginan-keinginan publiknya politik. Pers itu dibina oleh profesional, maka
di lain pihak. Keempat dapat berperan serta pers itu dapat memiliki sebagai pers informasi
dalam menciptakan iklim yang kondusif dan yang pada umumnya melayani kepentingan
dinamis demi mengamankan stabilitas dan bisnis, sehingga disebut sebagai pers bisnis
keamanan politik pembangunan nasional, baik (pers komersial). 5) Pers perjuangan maupun
jangka pendek maupun jangka panjang. pers partai didirikan dan dipimpin oleh politisi
ata aktivis dan bukan oleh profesional
Pengaruh Media Massa/Pers Terhadap
Opini Peranan Media Massa/Pers Terhadap
Menurut Denis Mc Quail yang dikutip Pemberitaan
oleh Laurence Grossberg et all (1998:244) Menurut Denis McQuail (2000), media
mengatakan pengaruh media massa (pers) massa /pers memiliki beberapa ciri khas.
untuk memberikan pengaruh atau kepuasan Pertama, media massa/pers bertugas sebagai
kebutuhan informasi individu. Sedangkan distributor pengetahuan dalam wujud
kepada khalayak adalah memberikan informasi informasi, pandangan dan budaya. Kedua,
untuk dapat pelayanan dari masyarakat. media massa/pers menyediakan saluran untuk
Artinya melalui berita atau pesan media menghubungkan orang tertentu dengan orang
massa/ pers itu, ia bisa mendapatkan pelayanan lain. Ketiga, media menyelenggarakan sebagian
yang dibutuhkan. Pendapat Grossberg ada besar kegiatannya dalam lingkungan publik,
hubungannya dengan pendapat Elizabeth dan merupakan institusi terbuka bagi semua
Noelle Neuman yang mengatakan media massa orang untuk berperan serta sebagai penerima.
mempunyai dampak yang sangat kuat pada opini Keempat, partisipasi anggota khalayak dalam
public. Karena media massa/pers mempunyai institusi pada hakikatnya bersifat sukarela
tiga karakteristik: yaitu komunikasi, ubikuitas, tanpa adanya keharusan atau kewajiban
dan harmoni. Komunikasi mengacu kepada sosial. Kelima, industri media massa/pers
pembesaran tema-tema atau pesan-pean dikaitkan dengan industri pasar, karena industri
tertentu secara perlahan-lahan dari waktu media massa/pers selalu berkaitan dengan
kewaktu. Ubikuitas, mengacu kepada kehadiran ketergantungan pada imbalan kerja, teknologi,
47
JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57
dan pembiayaan atas operasionalisasi media dan pemindahan warisan sosial. 4) media
tersebut. Keenam, media berkaitan dengan massa/pers mempunyai fungsi entertaintment,
kekuasaan negara. maksudnya fungsi ini menunjuk pada usaha-
usaha yang dilakukan media massa dalam
Fungsi Media Massa/Pers memberikan hiburan pada masyarakat. Anggota
Menurut Lasswell dan Wright dalam masyarakat yang memanfaatkan media untuk
Mediating the Message (Shoemaker dan Reesse, fungsi ini menjadikan media sebagai salah satu
1996) media massa/pers memiliki fungsi- sarana untuk melepas rasa lelah dan mengatasi
fungsi penting, yaitu: 1) media massa/pers kejenuhan.
mempunyai fungsi pengawasan lingkungan,
atau fungsi Surveillance of Environmen., media Komunikasi politik
berupaya mengumpulkan dan menyebarluaskan Menurut Dan Nimmo (1981 : “Political
informasi mengenai berbagai peristiwa di dalam communication as a field of inquiry is cross
atau di luar lingkungan masyarakat. Berita yang diciplinity “ , maksudnya bahwa komunikasi
disebarluaskan sebagai peringatan awal agar politik melintas berbagai disiplin ilmu. Sebab
khalayak dapat menilai dan menyesuaikan pada politik sendiri mempunyai pengetian siapa
kondisi yang sedang berkembang dan berubah. memperoleh apa, kapan dan bagaimana. Dapat
Fungsi ini terlihat jelas dalam upaya mengatur pula diartikan sebagai pembagian nilai-nilai
opini publik, memonitor dan mengontrol yang berwewenang, Sementara itu menurut
kekuasaan, dan sebagainya. 2) media massa / Fagen(De Nimmo, 1981)memberikan definisi
pers mempunyai fungsi correlation of the Komunikasi Politik sebagai Communicatory
parts of society,maksudnya untuk korelasi acitvity considered political by virtue of its
antar bagian bagian dalam masyarakat dalam consequences ,actual and potencial, that it has
memberi respons terhadap lingkungan . Fungsi for the functioning of political system“.
ini berkaitan dengan intepretasi terhadap Komunikasi poltik sebagai kegiatan
informasi dan preskripsi untuk mencapai komunikasi pesan-pesan yang disampaikan
konsensus dalam upaya mencegah konsekuensi- berdasarkan pertimbangan kepentingan
konsekuensi yang tidak diinginkan akan politik yang didasarkan oleh kebaikan dari
terjadi. 3) media massa/pers mempunyai fungsi adanya konsekwensi tanggungjawabnya,
transmition of the social heritage,maksudnya kenyataannya dan kemampuannya, dimana
untuk transmisi/sosialisasi atau pewarisan semua itu mempunyai untuk fungsi dari sistim
nilai-nilai pengetahuan dari satu generasi politik yang di jalankan. Dengan demikian
kepada generasi selanjutnya. Pada fungsi ini, segala komunikasi yang sebenarnya untuk
media massa/pers dapat melakukan pendidikan kepentingan dan mengandung unsur tujuan
kepada masyarakat melalui informasi. Dengan politik.
adanya. Informasi yang diterima anggota Berbeda dengan Meadow yang dikutip
masyarakat tertentu merasa menjadi satu De Nimmo (1981), ”mengatakan, political
dengan anggota masyarakat lainnya. Fungsi communication refers to any exchange of
media massa/pers ini menjadi sangat penting symbols or message that to significant extent
dalam memelihara identifikasi anggota-anggota have been shaped by or have consequences
masyarakat bersangkutan. Dahulu fungsi ini for the political system”. Dengan demikian
banyak dilakukan oleh para orang tua dan guru- komunikasi politik adalah berkaitan dengan
guru sekolah, namun dengan adanya urbanisasi setiap pertukaran symbol atau pesan-pesan yang
yang meninggalkan keluarga atau merantau, ditujukan kepada kepentingan lebih luas yang
atau ketika terjadi isolasi dan anonimitas pada telah terbentuk oleh atau dari konsekwensinya
orang banyak. Peranan media massa/pers adanya sistim politik yang dijalankan. Namun
menjadi amat penting dalam proses sosialisasi demikian Dan Nimmo menambahkan dari
48
Print ISSN: 2614-8153
Online ISSN: 2614-8498
kedua pendapat tersebut, adanya konsekwensi yang disampaikan dapat dimengerti dan
adanya aturan hubungan kemanusiaan dibawah diterima dengan baik. Cara mencari titik
kondisi adanya konflik . kebersamaan itu harus melalui komunikasi.
Dalam komunikasi politik ini memegang Untuk komunikasi yang efektif kedua pihak
peranan penting adalah komunikator politik antara komunikator dan komunikan harus
yang membangun opini publik,sebagai kunci memiliki pengalaman mengenai permasalahan
keberhasilan dalam komunikasi politiknya. yang mengandung kepentingan bersama yang
Sebab komunikasi politik pada azasnya adalah saling menyilang seperti dikatakan Wilbur
membangun opini publik. Politik itu adalah Scramm yang dikutip Harmoko (1986:21).
siapa mendapatkan apa, kapan dan bagaimana. Menurut Harmoko dari kesimpulan beberapa
Politik diartikan pula pembagian nilai- nilai fungsi komunikasi: 1) Fungsi instrumental,
oleh yang berwenang atau penguasa, dan politik yaitu sarana untuk mencapai sesuatu tujuan
lebih dapat dilihat sebagai usaha mempengaruhi atau sasaran, ataupun untuk mencapai sesuatu
orang lain untuk mempertahankan tindakan sesuai dengan yang diharapkan. 2) Fungsi
atau pun memperluas tindakannya,atau control, dalam rangka pengarahan dengan
kekuasaannya. Mark Roelofs, dikutip Dan cara edukatif, persuasif, ataupun cara-cara
Nimmo (2000) mengatakan Politik adalah yang lain, mendorong seseorang untuk berbuat
pembicaraan atau lebih tepat, kegiatan politik sesuai dengan pola yang ditetapkan. 3) Fugsi
(‘berpolitik’) adalah berbicara. Jika dikaitkan informative, memberi informasi sekedar
dengan komunikasi maka politik itu seperti untuk mengetahui ataupun menerangkan
komunikasi. Yakni adanya pembicaraan yang mengenai sesuatu hal .4) Fungsi expression,
tidak hanya sekedar berbicara tapi lebih bersifat untuk menggugah perasaan daan merebut
luas, di situ ada proses pertukaran simbol- hati khalayak dengan cara-cara tertentu. 5)
simbol, melalui kata-kata, gerakan tubuh, sikap Fungsi social contact, berbaur dengan dalam
dan cara berpakaian. Ini yang kemudian kita msyarakatdengan jalan berpartisipasi dalam
kenal sebagai transaksi, dan transaksi tersebut kelompok. 6) Fungsi alleviation of anxiety,
hanya bisa terjadi melalui proses komunikasi. atau meredakan kegelisahan dengan jalan
memisahkan keruwetan dalam permasalahan,
Landasan konsep meredakan kecemasan mengenai sesuatu
Pokok pikiran Harmoko tentang komunikasi, hal dengan memberikan informasi
bahwa komunikasi dimungkinkan adanya yangsebenarnya.7) Fungsi stimulation,
masyarakat,sedangkan masyarakat memiliki merangsang tanggapan terhadap sesuatu hal
tumpuannya komunikasi (communication yang menjadi pehatian pada sesuatu waktu.
is made possible by community and in 8) Fungsi role-related, menonjolkan peranan
turn,community is based upon communination) sektoral tertentu yang memerlukan penjelasan,
dikutip dari Everett Kleinjans. Kleinjas penyuluhan, dan keterangan yang diperlukan
mempermasalahkan mana yang lebih mengenai sektor kegiatan kemasyarakatan
didahulukan komunikasi atau masyarakat, tersebut.
seperti dahulu mana ayam dan telor. Untuk
dapat satu bahasa dan saling mendukung, maka Pers Pancasila Pers Bebas yang
Klenjans menegaskan dalam suatau negara atau Bertanggungjawab
kelompok kultural, komunikasi didasarkan Menurut Sukarno (1988:217) Pers Indonesia
atas cara hidup, berkepercayaan dan bertindak harus berdasarkan falsafah Pancasila. Dasar
bersama. Dengan demikian maka komunikasi Falsafah ini tertera dalan GBHN (Garus
akan berjalan lancar, kalaupun belum ada Besar Haluan Negara) bahwa Pers Indonesia
harus dicarikan atau diciptakan titik-titik haruslah bertindak dan bersikap mencerminkan
kebersamaan, hingga pesan-pesan komunikasi aspirasi masyarakat .Artinya pers haruslah
49
JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57
50
Print ISSN: 2614-8153
Online ISSN: 2614-8498
pertumbuhan dan perkembangan pers kearah adanya sensor. Kebebasan Pers, ini bukanlah
yang dicita-citakan masyarakat. 11) Jika terjadi tidak terbatas, tidak mutlak dan bukanlah tidak
perbedaan atas konflik pendapat di dalam bersyarat sifatnya. Kebebasan Pers merupakan
tubuh pers atau lingkungan pers sendiri,atau suatu kebebasan dalam lingkungan batas-batas
antara pers denganmasyarakat cq golongan tertentu dengan syarat-syarat limitatif dan
dalam masyarakat ,dicarikan penyelesaian demokrasi, seperti oleh hukum nasional, hukum
atas dasar hukum yang berlaku,namun tetap internasional dan ilmu hukum. Kemerdekaan/
berlandaskan pada itikad baik dari suatu Kebebasan Pers dibimbing oleh tanggung
pers yang bertanggungjawab dalam hidup jawab dan membawa kewajiban yang pers
Pancasila. Kebebasan pers itu menurut sendiri salurkan melalui beroeseptiek mereka.
Siebert “freedom of the press is not and never
can be absolute.” Dikatakan selanjutnya, Pengendalian pers dalam Kebebasan Pers
“the extent of government control of the press Kebebasan pers adalah wujud dari
depends on the nature of the relationship of the keikutsertaan warganya dalam melaksanakan
government to the subject to the government. kekuasaan negara. Kebebasan pers ini
This relationship is characterized by the degree menurut undang-undang ada batasnya.
of accountability“. Karena di samping adanya kebebasan itu
Dari disertasi Krishna Harahap (Unpad, juga ada rasa tanggung jawab nasional dan
2000), yang mengutip Komisi Hutchkins, pelaksanaannya diatur dalam undang-undang.
mendefinisikan beberapa Kebebasan Pers. Adanya undang-undang itu juga membatasi
Kebebasan Pers adalah pers yang bebas dari kebebasan pers, seperti adanya SIT dan
paksaan mana pun, baik dari pemerintah SIC, lalu SIUPP. Kebebasan pers itu adalah
maupun kekuatan sosial mana pun. Kendati kebebasan menyampaikan pendapat melalui
demikian, tidaklah berarti pers bebas dari pers. Pada akhirnya mengenai kebebasan pers
tekanan, karena tidak ada pers yang bebas dari itu tergantung kepada falsafah negaranya yang
tekanan. Kebebasan Pers, adalah pers bebas mengontrol dan menentukan power, Hasyim
mengungkapkan pendapat.Untuk mencapai Nangtjik dimuat di buku ulang tahun harian
maksud tersebut pers harus menguasai Sinar Harapan (1986:245).
sumber daya tekhnis dan keuangan, akses Menurut Oemar Seno Adji bahwa
yang layak kesumber informasi dan fasilitas larangan terbit, baik sementara maupun
yang dibutuhkan untuk mengirim informasi. selamanya identik dengan pembredelan pers,
Kebebasan Pers, adalah pers yang bebas bagi yang sebenarnya menurut Undang-undang
siapa saja yang perlu untuk mengatakan sesuatu Pers adalah tidak dibenarkan. Dalam TAP
yang berguna bagi umum, karena tujuan pokok MPR No.II/MPR/1983, GBHN mengatakan
yang menjadikan pers bebas dihargai adalah dalam rangka meningkatkan peranan pers
gagasan yang patut didengar oleh umum dalam pembangunan perlu ditingkatkan
dapat terlaksanan dengan baik. Kebebasan usaha pengembangan pers yang sehat, pers
Pers, adalah pers merupakan bagian dari Hak yang bebas bertanggung jawab, yaitu pers
Asasi Manusia (HAM) yang dijamin dalam yang dapat menjalankan fungsinya sebagai
Declaration of Human Right. (2000:103). penyebar informasi yang objektif, melakukan
Sementara itu dari, Oemar Seno Adji kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan
yang dikutip Krishna Harahap (2000:110) aspirasi rakyat dan meluaskan komunikasi
“Kemerdekaan Pers/kebebasan Pers harus dan partisipasi masyarakat. Dalam kaitan
diartikan sebagai kemerdekaan dan bukan usaha itu maka perlu dikembangkan interaksi
sebagai kemerdekaan untuk memperolah positif antara pers, pemerintah dan masyarakat.
alat alat dari ekspresi (ungkapan), seperti di Jadi, jelas dalam kedudukan pers yang bebas
negara-negara sosialis. Ia tidak mengundang bertanggung jawab di Indonesia, benar-
51
JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57
benar dijamin secara konstitusional. Dengan yang secara struktural nyata dari dunia materi.
demikian SIT oleh pemerintah dan SIC oleh Paradigma kritis dapat mengungkap yang belum
KOPKAMTIB tidak diperlukan. Demikian terungkap selama ini, dan dapat membuat
pula dengan sensor terhadap pers, menurut suatu yang merupakan perbaikan selanjutnya.
Seno Adjie adalah tidak dibenarkan, tulisan Maksudnya membantu membentuk kesadaran
Oemar Senoadji yang dimuat di buku ulang social untuk merubah dan memperbaiki
tahun harian Sinar Harapan (1986 :263) kondisi kehidupan manusia. Nilai,etika
dan moral bagian yang tidak terpisahkan
Metodologi dari penelitian. Partisipatif mengutamakan
Dalam penelitian ini digunakan jenis analisisi komprehensif, kontekstual dari
fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan multilevel analysis yang bisa dilakukan melalui
yang berasal dari kesadaran, atau cara di mana penempatan diri sebagai aktivis /partisipan
orang menjadi paham akan objek dan peristiwa dalam proses transformasi sosial. Hubungan
dengan mengalaminya secara sadar. Studi ini peneliti dengan yang diteliti selalu dijembatani
melihat obyek dan kejadian dari sudut pandang nilai tertentu . Pemahaman suatu realitas
diperceiver, individu yang mengalami hal-hal merupakan value mediated findings. Menurut
tersebut (LitleJohn 1996:354). Fenomenologi Agus Salim ( 2006:101) disarikan dari Guba
menjadikan pengalaman hidupnya yang and Lincoln (1994): Competing Paradigma in
sesungguhnya sebagai data dasar dan realitas. Qualitative Research in Devin and Lincoln
Fenomenalogi membiarkan segala sesuatu (eds). Handbook of Qualitative Research,
menjadi nyata sebagaimana aslinya, tanpa London.SAGE Publication. Neuman .L.(1997)
memaksakan kategori-kategori kita sendiri Social Research Methods :Qualitative and
tehadapnya (LitleJohn 1996:355). Sebagaimana Quantitative Approaches third Edition, New
dikemukakan Moleong (2007), peneliti York :Allyn and Bacon.
berusaha masuk ke dalam dunia konseptual Sebagai konsekuensi paradigma kritis,
subjek yang diteliti, sedemikian rupa sehingga maka kecenderungan penelitian lebih bersifat
mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian kualitatif, yang mengandalkan manusia
yang dikembangkan oleh mereka di sekitar sebagai alat penelitian, memiliki minat teoretis
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. pada proses penginterpretasian manusia,
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan menitikberatkan pada kajian tindakan
paradigma kritis. Paradigma kritis adalah manusia yang disituasikan secara sosial,
penelitian yang bersifat subyektif,sebab serta mengandalkan bentuk-bentuk naratif
peneliti harus terlibat dalam penelitian ini. untuk mengkode data dan menulis teks untuk
Demikian pula peneliti sudah mempunyai sikap disajikan dalam bentuk ilustrasi pada khalayak
dalam penelitian ini. Artinya dalam wawancara (Deddy Mulyana, 1999:148). Teknik analisis
dengan sumber bisa juga terjadi perdebatan, data merupakan suatu tahapan mengurut-
atau juga perbedaan suatu data. Tokoh teori urutkan, mengelompokkan, memberi ide, dan
kritis generasi baru adalah Habermas, Teori mengategorikan serta menafsirkan data tersebut
kritis Habemas lebih mengemukakan evolusi sebelum menarik kesimpulan.Langkah-langkah
daripada revolusi Paradigma penelitian adalah penyusunan: Pertama, mengumpulkan data,
pola pikir (cara pandang, aliran, mazhab) dari dokumentasi instansi yang terkait, kliping
mengenai keseluruhan proses, format dan Koran yang terkait. Kedua, melakukan tabulasi
hasil penelitian. Ragamnya adalah klasik, data yang telah dikumpulkan secara terpisah
konstruktif, kritikal dan partisipatoris. Dalam dari lingkungan pejabat pemerintah dan tokoh
pembahasan penelitian ini, menggunakan pers.
paradigma penelitian kritis.Paradigma kritis Menurut Harmoko, secara fungsional dan
menempatkan ilmu sosial sebagai suatu proses struktural pers/media dibawah Pembinaan
52
Print ISSN: 2614-8153
Online ISSN: 2614-8498
Departemen Penerangan. Sekarang karena apa, pandangannya terhadap pers Indonesia yang
karena menyangkut ijin terbit dan ijin cetak. mempunyai kebebasan pers, namun ada
Kan kita sudah punya Undang undang, pers ada pengendalian pers oleh pemerintah dan ABRI
disana,apalagi adanya Kode etik Jurnalistik. Dikatakan, saya pikir ada tahapan dalam sejarah
Pers sendiri yang harus mampu melaksanakan bangsa, tahapan yang mengutamakan stabilitas,
Kode etik, yaitu bisa menimbang, bisa itulah pendekatan yang bisa salah dan juga
memutuskan bisa tidaknya pemuatan suatu bisa benar dari segi politis. Seperti contohnya
berita. Oleh karena itu seolah olah semua Malaysia dan Singapur, sampai sekarang pers
dipertanggungjawabkan oleh pers sendiri, dikendalikan, juga Cina dikendalikan. Tentang
serahkan kepada pers sendiri bagaimana adanya pengendalian pers itu ada manfaatnya
menglolanya. Di organsasi pers sendiri seperti atau tidak.
PWI, SPS, semua karyawannya adalah PNS Menurut Parni Hadi sebagai wartawan
Dapartemen Penerangan, sama saja denhgan tahun 1973, mengalamai masa Orde Baru
kanorf pemrintah. Semua terdeteksi oleh dan mengalami masa Reformasi. Menurut
pemerintah, bahkan KOPKAMTIB masuk saya karena tuntutan keadaan memang harus
dalam lingkunga kerja itu Alasannya, seperti dikendalikan. Saya sebagai wartawan bekerja
yang dikatakan Menteri Harmoko lakukan kreatif, susah dikendalikan bisa memahami dan
Deppen dengan KOPKAMTIB adalah sama alhamndulillah bisa mengikuti. Pers terkendali
sama menjaga pengertian interaksi positip ,karena tuntutan keadaan memang harus
adalah antara pers . Dengan demikian apa yang dikendalikan. Saya sebagai wartawan bekerja
dengan masyarakat, yaitu interaksi posistip kreatif, susah dikendalikan bisa memahami
yang kita kembangkan. Antara Departemen dan alhamndulillah bisa menemukan jalan
Penerangan dengan Pers, masing masing .Memang tidak semua orang mempunyai
menjalankan 3 pilar fungsi masing masing. keberanian, atau meniti jalan kreatif atau
Tiga pilar ini harus menjalankan fungsinya mungkin sedikit kompromistis. Maunya orang
masing masing. Misalnya untuk pemerintah, “Longing the Bye”, mudah mudahan saya
Departemen Penerangan menglola interaksi dapat membuktikan bahwa dalam Orde Baru
komunikasi politik antara pemerintah dan saya mempunyai bukti sebagai wartawan
masyarakat. Pemerintah dengan pers tidak boleh yang berani. Seperti tentang Petisi 50, katanya
menghambat dong, pemerintah yang dilakukan dilarang saya menyiarkannya di ANTARA.
terhadap pers, dan pers harus mampu menjaga Caranya tentunya yang dapat diterima Orde
sebagai pers yang bebas bertanggungjawab Baru. wartawan itu pekerja intelektual, kritis,
sesuai dengan undang undang pers, juga Kode bersahabat dengan siapa saja. Apalagi dengan
etik Jurnalisitik, penting itu. pihak intelejen harus kenal baik, karena
Tidak ada pers yang tiarap itu, terbuka pekerjaan wartawan sama dengan intel.
itu, bahwa pers itu mampu mengembangkan Wartawan dapat menjadi komunikator
dirinya, yaitu situasinya disana. Kita transparan mempertemukan pihak pihak yang berselisih.
interaksi itu juga ditetapkan oleh Dewan ANTARA zaman itu sangat menentukan, Saya
pers,interaksi politik antara pemerintah pers di ANTARA menyiarkan berita dimana tidak
dan masyarakat. Dan pers seharusnya juga ada satu koranpun yang menyiarkan berita
begitu, kalau ada yang dirugikan pers adukan itu menyiarkan, disitu ada keberanian sedikit.
kepengadilan, jangan mengadili sendiri. Waktu itu Pak Harto berkunjung ke Kalimantan
Pada jaman Orde Baru, kerjasama Barat, saya wartawan istana. Pak Harto
antara Deppen dan pers sendiri, sangat baik berkunjung ke transmigrasi di Kalimantan
sekali,karena apa,karena kita sama sama Barat. Biasa laporan Gubernur sukses, laporan
melaksanakan undang undang.Waktu itu menteri sukses.Tetapi waktu dialog dengan para
organisasi wartawan hanya satu PWI, SPS transmigran itu, Pak Harto mendapat keluhan
satu. Grafika satu. Deppen bersama Institusi “Aduh bapak, nasib kami pagi makan siang
Pembina Pers lainnya selalu mengadakan tidak, pagi tidak makan siang makan ”Saya
pertemuan dengan DPR yaitu Komisi I DPR. puter otak, bagaimana dapat memberitakan ini,
Parni Hadi, mantan Sekjen PWI, tujuh keliling berpikir bagaimana bisa masuk
53
JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57
54
Print ISSN: 2614-8153
Online ISSN: 2614-8498
pers dan pemerintah. salah satu unsur hukum pers nasional yang
Ada lima ciri komunikasi pers: ciri memperkuat ciri-ciri teori pers otoriter.
publisitas, ciri universalitas, ciri periodesitas, Sebab menurut Denis Mc Quail (1987), di
ciri aktualitas dan ciri komersialitas. Ciri negera dunia ketiga termasuk Indonesia
publisitas adalah pesan atau komunikasi pers menganggap pers Indonesia mempunyai ciri
terbuka untuk siapapun. Ciri universialitas isi teori pers otoriter, karena untuk stabilitas
pesan komunikasi persnya bermacam-macam. keamanan dan kelangsungan pembangunan.
Pesan komunikasi pers yang nilai jurnalisitik Walaupun Indonesia mengakui mempunyai
adalah penyebaran informasi untuk publik, teori pers yang khas Indonesia yaitu pers
opini publik, dan hiburan untuk publik yang Pancasila yaitu pers yang sehat ,bebas dan
sifatnya sistimatis dan dapat dipercaya melalui bertanggungjawab. Sebenarnya bredel pada
media komuniksi massa modern. Sedangkan pers dengan menggunakan pencabutan SIUPP
ciri komunikasi aktualitas beritanya ada yang adalah melanggar pada UU N0 21/82 dimana
obyektif, baru,segar, hangat ada yang subyektif kebebasan pers dijamin ,sebagaimana pada
beritanya memang baru bagi orang tertentu UU D 45 pasal 28. Keadaan inilah menjadikan
saja. Ciri Komersialitas pers yang mempunyai teorti pers Pancasila yang di veetuskan ada
fungsi berdagang atau pers adalah komoditi permulkaan Orde Baru 1970 sampai akhir Orde
yang berkembang menjadi industri pers. Baru 1998 ,Era Reformasi dan sampai sekarang
Keempat ciri itu menurut Dr. K. Basschwitz tidak pernah tercapai apa yang dimaksud
yang dikutip oleh Muis (1996:12). Oleh Edwin dengan Teori Pers Pancasila secara nyata.
Emery (1965) Komunikasi yang dilakukan pemerintah
Jurnalisitk sebagai laporan tentang kejadian- terhadap pers Indonesia adalah komunikasi
kejadian yang sedang berlangsung pada saat politik, karena pers Indonesia ditujukan
ditulis, buka kajian yang definitif tentang untuk kepentingan politik Orde Baru, yaitu
sesatui keadaan.Dengan demikian memang melanggengkan pemerintahan Orde Baru
suatu berita tidak lepas dari kepentingan pers yang anti komunis yang di setujui pers
itu sendiri,sehingga suatu kejadian yang sama dan pembangunan nasional karena rakyat
atau sumber berita yang sama, akan diberitakan menghendaki adanya pembangunan untuk
menurut kepentingan pers itu sendiri. Sehingga mengentaskan kemiskinan yang telah
dapat terjadi adanya perbedaan kepentingan membelit rakyat Indonesia selama ini, sebagai
antara penguasa dan pers.Karena penguasa perwujudan adanya Indonesia merdeka. Pers
diberi legalitas untuk melakukan pengendalian yang tidak setuju dengan politik Orde Baru
berita terhadap pers,maka pemberitaan pers itu tidak dapat hidup di bumi Indonesia .Oleh
akan mejadi pengawasan dan pertimbangan Karena itu semua Pimpinan Redaksi adalah
dari pemerintah selaku penguasa. Dalam Pengurus Golkar sebagai Pendukung penuh
pelaksanaannya pemerintah selaku menteri pemerintah Orde Baru dengan Ketua Umum
Penerangan tidak penah menggunakan Pembina adalah Presiden Suharto. Disamping
pengadilan ,tetapi menggunakan senjata SIUPP itu tulang punggung Orde Baru adalah ABRI
( Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers). Keadaan dengan Panglima Tertinggi adalah Jenderal
inilah yang sebenarnya dinilai beberapa ahli Suharto,Presiden Republik Indonesia.Harmoko
hukum yang mendalami tentang pers pers menduduki posisi Menteri Penerangan yang
sebagai tindakan yang keliru. Sebab SIUPP berhasil mengendalikan pers indonesia yang
sebenarnya bukan untuk menutup usaha didukung ABRI (KOPKAMTIB). Komuniksi
penerbitan berkaitan dengan beritanya, tetapi politik ini membawa keamanan pemberitaan
berkaitan dengan menejaman . Maka penutupan pemberitaan yang dapat mempengaruhi opini
harus melalui KUHP dalam sidang Pengadilan publik dimana Pers sangat kuat mempengaruhi
.Cara ini yang tidak di lakukan Harmoko, opini publik. Sehingga pemrintahan Orde Baru
karena pertimbangannya penyelesaiannya lama dibawah Presiden Suharto dapat bertahan
dan belum tentu juga nerhasil seperti kasus selama 32 tahun, sebagai pemerintahan
bredel majalah Tempo 1995. terlama didunia.
Menurut Muis (1996:2) SIUPP merupakan Dalam komunikasi politik dapat terjadi
55
JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57
56
Print ISSN: 2614-8153
Online ISSN: 2614-8498
57