Analisis Nilai Tukar Nelayan 3

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

Media Trend Vol. 7 No.

2 Oktober 2012, hal 169188

ANALISIS NILAI TUKAR NELAYAN


KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2012

Jakfar Sadik
Universitas Trunojoyo Madura

Abstract
The islands are quite large and long to be one of the strategic location for the
development of marine-based economy. There are several main reasons that make the
region a high potential in the marine and fisheries sector: (1) has a huge marine
resources both in terms of quantity and diversification, (2) have a high competitiveness
in terms of raw materials and production owned generated, (3) industry in the marine
and fisheries sector has linkages (backward and forward linkage) is strong with other
industries, and (4) resource in the marine and fisheries sector is a readily renewable
resource (renewable resourse) that persist in long term management of origin followed
by the wise.
Sumenep is one that is high fish producer in East Java, this is half of the area is
Sumenep Islands Region, approximately 45, 21% of the total area of the whole. So the
research conducted to gain a vivid picture of domestic fishermen and fishing rate
(NTN).
Research shows of various types of transportation used by fishing boats jukong
the screen, jukong engines, sailboats, boat engines, boat engines and aquaculture
shows that the welfare of fishermen below the average index of 1 (one), which means
that fishermen are able to meet the kebtuhan primary but has not been able to meet the
needs of secondary and tertiary. 6 types of transport are studied only fishermen fishing
with this type of boat transport machinery, ship machinery and aquaculture are indices
greater than one.

Keyword: Fishermen, Exchange Rate

PENDAHULUAN dihasilkan
c. Industri di sektor kelautan dan
Latar Belakang perikanan memiliki keterkaitan
Wilayah kepulauan yang cukup (backward and forward linkage)
luas dan panjang menjadi salah satu yang kuat dengan industri-industri
lokasi yang strategis untuk lainnya
pengembangan ekonomi yang berbasis d. Sumberdaya di sektor kelautan dan
kelautan. Ada beberapa alasan utama perikanan merupakan sumberdaya
yang menjadikan suatu wilayah sangat yang selalu dapat diperbaharui
berpotensi pada sektor kelautan dan (renewable resourse) sehingga
perikanan: bertahan dalam jangka panjang asal
a. Memiliki sumber daya laut diikuti dengan pengelolaan yang arif
yang besar baik ditinjau dari e. Investasi di sektor kel autan dan
kuantitas maupun diversifikasinya kelautan memiliki efesiensi yang
b. Memiliki daya saing yang tinggi relatif tinggi sebagaimana dicer-
yang ditinjau dari bahan baku minkan dalam Incremental Capital
yang dimiliki dan produksi yang Output Ratio (ICOR) yang rendah

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 169
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

dan memiliki daya serap tenaga kerja tidak adanya keinginan dari anggota
yang tinggi pula keluarga lainnya menjadi nelayan.
f. Pada umumnya industri perikanan Keterbatasan modal dalam mengem-
berbasis sumberdaya lokal dengan bangkan usahanya dikarenakan tidak
input rupiah namun dapat meng- dimiliknya akses ke pelayanan
hasilkan output dalam bentuk dolar. kredit.
Sejalan dengan misi Pembangunan 2. Tingkat pendidikan rendah
Kelautan dan Perikanan yaitu social Tingkat pendidikan sumberdaya
equity, economic growth, environmental manusia yang rendah merupakan
sustainability, peningkatan kecerdasan salah satu permasalahan yang juga
dan kesehatan bangsa melalui pe- dapat menyebabkan nilai tambah
ningkatan konsumsi ikan, pening - kemiskinan nelayan. Biaya pen-
katan peran laut sebagai pemersatu didikan yang tinggi, lokasi sekolah
bangsa dan peningkatan budaya bahari yang jauh dari tempat tinggal
bangsa Indonesia. Seringkali pengaturan merupakan alasan bagi nelayan
kegiatan manusia dalam kaitannya untuk memilih tidak bersekolah.
dengan pemanfaatan sumberdaya Selain itu nelayan merasa tidak
ikan menjadi sangat penting dan memerlukan pendidikan formal
patut diutamakan. Begitu pentingnya karena sebagian besar waktunya
faktor manusia ini sehingga kunci lebih banyak dihabiskan di laut.
sukses pengelolaan sumberdaya 3. Pendapatan yang rendah
perikanan bukan terletak pada Banyak faktor yang menyebabkan
sumberdaya ikannya, tetapi terletak pendapatan nelayan rendah,
pada sumberdaya manusia yang meman- diantaranya unit penangkapan yang
faatkannya. Manusia yang memanfaatkan terbatas, skala modal usaha yang
sumberdaya ikan memiliki emosi, kecil dan masih tradisional, law
strategi, intrik, taktik, tujuan, visi, kondisi enforcement yang tidak berpihak
sosial budaya, kondisi ekonomi, kepada nelayan (ego sektoral,
pengalaman, keinginan, dan perasaan regulasi yang tidak mendukung,
yang semuanya secara bersama-sama kebijakan ekonomi mikro yang
menentukan sikap mereka dalam banyak merugikan nelayan)
memanfaatkan sumberdaya ikan tersebut. 4. Perilaku ekonomi rumah tangga
Namun demikian komitmen pen- nelayan yang cenderung boros
dayagunaan sumberdaya masih kurang. Pendapatan hari ini dihabiskan hari
Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan- yang sama pula, tidak adanya
nya bahwa nelayan selaku aktor utama kesadaran untuk memiliki tabungan
di sektor ini masih berada dibawah dan pola konsumsi yang cenderung
garis kemiskinan. Ada beberapa faktor tidak teratur.
yang menyebabkan kemiskinan nelayan 5. Tidak ada alternatif livelihood ;
masih terjadi yaitu : Dengan segala bentuk keterba-
1. Keterbatasan modal untuk mengem- tasannya, nelayan tidak mampu
bangkan usaha memiliki mata pencaharian lain,
Hal ini disebabkan oleh tanggungan keterbatasan tersebut antara lain
keluarga yang tinggi. Selain itu tidak memiliki keahlian lain selain
sumber pendapatan diperoleh menjadi nelayan, terbatasnya
kebanyakan hanya dari satu orang. peluang kerja bagi mereka dan
Keadaan ini dimungkinkan oleh usia kemampuan melihat peluang kerja
anak yang relatif masih kecil ataupun yang rendah.

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 170
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

6. Perencanaan secara regional yang dengan menggunakan Nilai Tukar


tidak mendukung ; Nelayan (NTN) yang akan memper-
Dalam menetapkan kebijakannya timbangkan seluruh pendapatan/
pemerintah hampir tidak mem- penerimaan dan pengeluaran keluarga
perhatikan adanya perbedaan men- nelayan. Oleh karena itu untuk melihat
dasar secara demografi dan geografi, kondisi masyarakat nelayan di
sehingga kebijakan tersebut tidak Kabupaten Sumenep akan dilakukan
dilaksanakan dengan baik pada penghitungan Nilai Tukar Nelayan
daerah-daerah tertentu. Kurangnya (NTN) tahun 2012.
pembinaan mengenai tehnologi
manajemen industri dan kebijakan Maksud dan Tujuan
pengelolaan hasil laut yang belum Penghitungan Nilai Tukar
ditunjukkan oleh instansi terkait Nelayan (NTN) Kabupaten Sumenep
terhadap nelayan merupakan sebagian ini dimaksudkan untuk mendapatkan
faktor penyebab nelayan menjadi indikator yang tepat dalam mengukur
miskin. tingkat perubahan pendapatan nelayan
Dalam rangka peningkatan pen- ataupun perubahan kesejahteraan
dapatan atau kesejahteraan masyara- nelayan.
kat nelayan Kabupaten Sumenep, Sementara tujuan tersedianya
berbagai upaya dan kebijakan telah Indikator Nilai Tukar Nelayan (NTN) ini
dilakukan antara lain melalui adalah :
pemberian bantuan kredit, pembelian 1. bagi Pemerintah akan memberikan
kapal motor dan peralatan tangkap gambaran tentang dinamika tingkat
melalui koperasi nelayan untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat
meningkatkan kapasitas tangkap, pem- nelayan di Kabupaten Sumenep
berian paket bantuan pembelian kapal secara periodik dan teratur.
melalui sistem perguliran (revolving), 2. bagi swasta akan memberikan
penyediaan es dan garam untuk informasi tentang peluang
menjaga mutu hasil tangkapan, pengembangan ekonomi perikanan
pembangunan Tempat Pendaratan dan nelayan setempat secara cepat.
Ikan dan Tempat Pelelangan Ikan 3. bagi nelayan sendiri akan dapat
serta berbagai penyuluhan untuk mengukur tingkat kesejahteraan-
meningkatkan kemampuan nelayan nya sendiri secara objektif
dan sebagainya. Dari upaya tesebut di- sehingga dapat menentukan pilihan
harapkan nelayan Kabupaten Sumenep program pemberdayaan yang
mampu memperbaiki kondisi kehidupan diperlukan.
mereka, tetapi sebagian masih hidup
dalam lingkaran kemiskinan. TINJAUAN PUSTAKA
Upaya-upaya yang dilakukan Konsep Pembangunan Ekonomi
oleh Pemerintah ini baik Pusat maupun Kepulauan, Maritim, dan Archi-
Daerah harus dilihat tingkat ke- pelago
berhasilannya melalui evaluasi yang Pembangunan wilayah dalam
menggunakan indikator-indikator ter- konteks negara kepulauan (negara
tentu sehingga kebijakan yang telah maritim) seperti Indonesia, maka unsur
dilaksanakan dapat tepat sasaran dan wilayah diinterpretasikan lebih luas
mampu mengangkat harkat dan yaitu meliputi pulau besar dan pulau-
martabat nelayan. pulau kecil (gugus pulau). Konsep
Indikator yang tepat adalah pembangunan wilayah meliputi pula

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 171
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

pembangunan ekonomi kepulauan Negara kepulauan Indonesia


(islands economic development). Istilah memiliki sumber daya perairan yang
Ekonomi Kepulauan seringkali diguna- cukup luas, baik sumber daya perairan
kan untuk sebutan Ekonomi Maritim. laut maupun sumber daya perairan
Kata maritim berasal dari bahasa Latin darat. Luas total kedua perairan tersebut
“maritimus”, yang berarti (1) terletak tercatat sebesar dua per tiga dari luas
pada atau dekat laut, dan (2) berkaitan negara republik ini. Menurut Saanin
dengan pelayaran dan navigasi. (1960), perairan darat (inland waters)
Antarpulau dan maritim mempunyai Indonesia pada zaman penjajahan
perbedaan yang tipis dalam pengertian- Belanda diartikan sebagai perairan yang
nya, kalau pulau (island) menekankan berada di atas daratan, mulai dari batas
pada unsur daratannya dan maritim air surut terendah sampai ke daerah
(maritime) menekankan pada lokasinya pedalaman (pegunungan). Dengan
suatu daratan dan hubungannya dengan demikian perairan darat tersebut
lingkup kegiatannya perairan dan laut meliputi sebagian perairan pantai,
yaitu pelayaran dan navigasi. Ada pula perairan payau, dan perairan tawar.
istilah Ekonomi Kelautan yang Dengan adanya perkembangan
berkaitan dengan kegiatan pemanfaatan teknologi budidaya pantai/laut, maka
laut dan pengolahan sumber daya pada saat ini perairan darat hanyalah
kelautan. diartikan sebagai perairan yang meliputi
Di Samping istilah Ekonomi perairan payau dan perairan tawar.
Kepulauan, Ekonomi Kelautan, dan Sarnita et al. (1999) menggunakan
Ekonomi Maritim, menurut Adisasmita istilah "perairan daratan pedalaman"
(2010) sangat tepat diintroduksikan sebagai terjemahan dari istilah "inland
istilah Ekonomi Archipelago. Kata waters" yang digunakan oleh Food
Archipelago (dari bahasa Italia, dalam Agriculture Organization (FAO). Luas
bahasa Latin adalah Archipelago) perairan darat tersebut diperkirakan
berarti (1) suatu kelompok besar pulau- mencapai sekitar 54 juta ha.
pulau atau (2) suatu laut terdiri dari Perairan tawar dibagi menjadi
banyak pulau. Menurut pengertian ke perairan umum open waters dan
dua, Archipelago meliputi wilayah laut perairan budidaya air tawar. Yang
yang ditaburi oleh pulau-pulau. dimaksud dengan perairan umum
Ekonomi Archipelago dimaksudkan adalah semua badan air yang bukan
untuk membahas pemanfaatan sumber- badan air yang digunakan untuk usaha
daya manusia, sumberdaya modal, budidaya ikan air tawar (kolam, tambak
sumberdaya teknologi, sumberdaya dan sawah). Dengan demikian perairan
kelembagaan, dan sumberdaya umum meliputi danau, waduk (danau
pembangunan lainnya, untuk mencapai buatan), sungai, rawa banjiran (flood
tingkat pertumbuhan ekonomi dan plains) dan genangan air lainnya.
kesejahteraan ekonomi masyarakat yang Perairan umum tersebar di seluruh
lebih tinggi. Pembangunan ekonomi di kepulauan Indonesia dengan
wilayah daratan terkait erat dengan karakteristik ekologi dan perikanan
pembangunan ekonomi di wilayah yang berbeda antara satu dengan
perairan laut. lainnya. Selain kegiatan perikanan,
perairan umum dimanfaatkan pula oleh
Sektor Kelautan Sebagai Pintu berbagai sektor pemanfaat seperti
Ekonomi Daerah pembangkit tenaga listrik, irigasi
pertanian, pasokan air minum, industri,

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 172
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

navigasi, pariwisata, dan pembuangan perubahan biologi perikanan yang besar


limbah. selama kurun waktu 40 tahun tersebut,
Sumber daya perikanan perairan juga disebabkan karena luas perairan
umum merupakan suatu sumber daya umum pada saat ini berubah banyak.
alam yang bersifat dapat pulih Seperti kita ketahui sejumlah satu juta
(renewable), akses yang terbuka (open ha lahan perairan umum (sungai dan
access), dan milik umum (common rawa banjiran) di Kalimantan Tengah
property). Sifat-sifat tersebut membuka baru-baru ini telah diubah menjadi
peluang terjadinya eksploitasi berlebih lahan pertanian.
sehingga sumber daya alam tersebut Hal serupa terjadi pula di Jawa
harus dikelola secara rasional agar aset dalam skala yang jauh lebih kecil.
nasional tersebut menjadi lestari. Di lain Beberapa danau kecil di Jawa Barat
sisi keharusan untuk mengelola secara telah direklamasi menjadi daerah
bijaksana potensi tersebut dikarenakan permukiman atau fungsinya dialihkan
sumber daya alam itu merupakan menjadi daerah rekreasi, rumah makan,
kekayaan nasional yang bersifat terbuka atau lainnya. Beberapa perairan umum
bagi seluruh rakyat di negara ini. lainnya luasnya berkurang akibat
Potensi perikanan perairan umum kekeringan yang berkepanjangan
Indonesia cukup besar. Namun upaya ataupun karena tingkat pendangkalan
pemanfaatan dan pengelolaannya masih (sedimentasi/ siltasi) yang cukup tinggi.
belum optimal, meskipun usaha
penangkapan ikan telah sejak dulu Nelayan dan Faktor-Faktor Yang
dilakukan oleh masyarakat nelayan di Mempengaruhi Pendapatan
sekitarnya. Masyarakat nelayan yang sampai
Luas seluruh lahan perairan umum saat ini masih merupakan tema yang
tercatat sekitar 13,85 juta ha, terdiri dari sangat menarik untuk didiskusikan.
0,05 juta danau buatan (man-made Membicarakan nelayan hampir pasti isu
lake), 1,8 juta ha danau alam (natural yang selalu muncul adalah masyarakat
lake) serta 12,0 juta ha sungai dan rawa yang marjinal, miskin dan menjadi
banjiran (flood plain). Luas lahan sasaran eksploitasi penguasa baik secara
perairan umum ini masih berubah-ubah ekonomi maupun secara politik.
dengan dibentuknya waduk-waduk Nelayan orang yang melakukan
(danau buatan) di satu pihak dan penangkapan (budidaya) di laut dan di
reklamasi lahan rawa banjiran di lain tempat yang masih dipengaruhi pasang
pihak. surut (Tarigan, 2000). Jadi bila ada
Potensi produksi perikanan yang menangkap ikan di tempat
perairan umum, yang sebagian terbesar budidaya ikan seperti tambak, kolam
terdapat di Kalimantan, ditaksir sebesar ikan, danau, sungai tidak termasuk
0,8 - 0,9 juta ton (Samita, 1986). nelayan. Selanjutnya, menurut Tarigan
Mengingat estimasi potensi produksi (2000), berdasarkan pendapatnya,
tersebut dilakukan sekitar 40 tahun yang nelayan dapat dibagi menjadi :
lalu, maka pada saat ini potensi Nelayan tetap atau nelayan penuh,
produksi tersebut harus sudah yakni nelayan yang pendapatan
diestimasi kembali. seluruhnya berasal dari perikanan.
Keharusan untuk melakukan re- Nelayan sambil utama, yakni nelayan
estimasi potensi sumber daya perikanan yang sebagian besar pendapatannya
di perairan umum di samping disebab- berasal dari perikanan.
kan karena kemungkinan adanya

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 173
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Nelayan sambilan tambahan, yakni penyusunan publikasi Nilai Tukar


nelayan yang sebagian kecil pen- Nelayan Tahun 2012 ini.
dapatannya berasal dari perikanan.
Nelayan musiman, yakni orang yang Metode Pengumpulan Data
dalam musim-musim tertentu saja Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah
aktif sebagai nelayan. rasio total pendapatan terhadap total
Rendahnya kualitas sumber daya pengeluaran rumahtangga nelayan selama
manusia masyarakat nelayan yang periode waktu tertentu.
terefleksi dalam bentuk kemiskinan Penghitungan Nilai Tukar Nelayan
sangat erat kaitannya dengan faktor (NTN) Kabupaten Sumenep akan
internal dan eksternal masyarakat. menggunakan data-data yang dikumpul-
Faktor internal misalnya pertumbuhan kan pada beberapa rumahtangga
penduduk yang cepat, kurang berani nelayan yang ada di Kabupaten
mengambil resiko, cepat puas dan Sumenep melalui Survei Sosial
kebiasaan lain yang tidak mengandung Ekonomi Rumah Tangga Perikanan
modernisasi. Selain itu kelemahan Tahun 2012. Data yang dikumpulkan
modal usaha dari nelayan sangat adalah :
dipengaruhi oleh pola piker nelayan itu 1. Pendapatan rumah tangga nelayan
sendiri. Faktor eksternal yang meng- yang terdiri dari pendapatan dari
akibatkan kemiskinan rumah tangga hasil perikanan dan pendapatan non
nelayan lapisan bawah antara lain perikanan. Pendapatan perikanan
proses produksi didominasi oleh toke dipengaruhi oleh jumlah ouput dan
pemilik perahu atau modal dan sifat harga ikan hasil tangkapan yang
pemasaran produksi dikuasai kelompok berlaku saat ini. Jumlah output
dalam bentuk pasar monopsoni sendiri sangat dipengaruhi oleh
(Kusnadi, 2003). teknologi, skala usaha, cuaca dan
jumlah input yang digunakan.
2. Pengeluaran (input) rumah tangga
METODOLOGI PENELITIAN nelayan terdiri dari pengeluaran
usaha perikanan serta pengeluaran
Ruang Lingkup
konsumsi keluarga. Pengeluaran
Data dasar yang digunakan untuk
usaha perikanan dipengaruhi
keperluan penghitungan Nilai Tukar
jumlah input dan harga input usaha
Nelayan (NTN) Kabupaten Sumenep ini
perikanan yang digunakan.
berasal dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui
Metode Analisis Data
Survei Sosial Ekonomi Rumah
Dari beberapa jenis Nilai Tukar
Tangga Perikanan yang mencakup
Perikanan seperti Nilai Tukar Barter
pendapatan dan pengeluaran rumah
(Barter Term of Trade), Nilai Tukar
tangga nelayan yang ada di 20
Faktorial (Factorial Term of Trade),
kecamatan penghasil ikan di Kabupaten
Nilai Tukar Pendapatan ( Income Term
Sumenep dengan mengambil beberapa
of Trade) dan Nilai Tukar Nelayan
sampel rumah tangga nelayan
(NTN), maka NTN yang juga disebut
penangkapan ikan dilaut dan budidaya.
sebagai Nilai Tukar Subsisten
Sedangkan data sekunder adalah data
(Subsistence Term of Trade ) merupa-
yang berkaitan dengan perikanan diambil
kan indikator yang dapat mengukur
dari dinas terkait maupun instansi
tingkat kesejahter aan masyarakat
lainnya di Kabupaten Sumenep yang
nelayan secara relatif.
merupakan data pendukung dalam

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 174
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Adapun definisi Nilai Tukar keluarga nelayan periode t


Nelayan (NTN) tersebut adalah rasio Etd : Total pengeluarankeluarga
total pendapatan terhadap total nelayan periode t
pengeluaran rumahtangga nelayan t : Periode tahun sekarang
selama periode waktu tertentu. td : Periode dasar (tahun) ;
Formulasi penghitungan NTN adalah dimana INTN tahun dasar = 100
sebagai berikut : Beberapa jenis pendapatan dan
NTN = Yt / Et pengeluaran yang menjadi bahan
Yt= YFt + YNFt penghitungan NTN dan INTN ini yang
Et= EFt + EKt dimodifikasi berdasarkan periode
Dimana ; waktu penghitungan yaitu sebagai
YFt : Total pendapatan nelayan dari berikut :
usaha perikanan periode t 1. Jenis pendapatan yang dicakup dari
YNFt : Total pendapatan nelayan dari usaha perikanan baik kegiatan budi
usaha non perikanan periode t daya maupun penangkapan yaitu :
EFt : Total pengeluaran nelayan a. Nilai Produksi ikan hasil
untuk usaha perikanan periode t budidaya selama 3 bulan
EKt : Total pengeluaran nelayan b. Nilai Produksi biota lain hasil
untuk konsumsi keluarga nelayan budidaya seperti rumput laut dan
periode t lain-lain selama 3 bulan
T : Periode waktu c. Nilai Produksi benih ikan/biota
lain selama 3 bulan
Pada pola penghitungan NTN ini terbagi d. Nilai Produksi Induk Ikan/biota
menjadi 2 bagian yaitu : lain selama 3 bulan
a. NTN Total Pendapatan e. Nilai Hasil tangkapan Ikan
b. NTN Pendapatan Perikanan selama periode tahun 2012
Selanjutnya definisi dari Indeks f. Nilai Hasil tangkapan benih,
Nilai Tukar Nelayan (INTN) tersebut induk dan ikan hias selama
adalah rasio antara indeks total pen- periode tahun 2012
dapatan terhadap indeks total 2. Jenis pendapatan yang dicakup dari
pengeluaran rumahtangga nelayan usaha non perikanan rumah tangga
selama periode waktu tertentu. nelayan yaitu :
Formulasi penghitungan INTN a. Nilai usaha industri rumah tangga
adalah sebagai berikut : nelayan selama setahun
INTN = ( IYt / IEt ) x 100 % b. Nilai usaha perdagangan rumah
IYt = ( Yt / Ytd ) x 100 % tangga nelayan selama setahun
IEt = ( E t / E td ) x 100 % c. Nilai usaha lainnya rumah tangga
Dimana ; nelayan selama setahun
INTN : Indeks nilai tukar nelayan 3. Jenis pengeluaran yang dicakup dari
periode t usaha perikanan baik kegiatan budi
IYt : Indeks total pendapatan daya maupun penangkapan yaitu :
nelayan dari usaha perikanan periode t a. Nilai benih ikan yang ditebar
Yt : Total pendapatan keluarga b. Nilai Induk Ikan/biota lain yang
nelayan periode t (harga periode ditebar
berlaku) c. Nilai penggunaan pupuk
Ytd : Total pendapatan keluarga d. Nilai penggunaan pakan
nelayan periode dasar e. Nilai pengeluaran untuk obat-
IEt : Indeks total penpeluaran obatan, bahan bakar minyak

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 175
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

f. Nilai perbekalan penangkapan pulaunya yaitu 126 pulau, terdiri


ikan seperti es, garam, umpan, dari 48 pulau berpenghuni, 78 pulau
konsumsi dan lain-lain. tidak berpenghuni, 104 pulau
g. Nilai upah / gaji pekerja nelayan. bernama dan 22 pulau tanpa nama.
h. Nilai pengeluaran lainnya Wilayah kepulauan terdiri dari 9
4. Jenis pengeluaran untuk konsumsi (sembilan) kecamatan, yaitu :
rumah tangga nelayan yaitu : Kecamatan Giligenting, Talango,
a. Nilai pengeluaran konsumsi Nonggunong, Gayam, Ra’as, Arjasa,
untuk makanan Sapeken, Kangayan dan Kecamatan
b. Nilai pengeluaran konsumsi Masalembu.
untuk non makanan. Pulau terjauh di sebelah utara Pulau
Madura yaitu Pulau Karamaian yang
termasuk pada wilayah Kecamatan
GAMBARAN UMUM WILAYAH Masalembu dengan jarak ± 151 mil
PENELITIAN laut atau ± 243,01 km dari
Gambaran Umum Wilayah Pe- Kecamatan Kalianget. Sedangkan
nelitian Kondisi Geografis pulau paling timur yaitu Pulau
Letak Kabupaten Sumenep yang Sakala yang termasuk wilayah
berada diujung Timur Pulau Madura Kecamatan Sapeken dengan jarak ±
merupakan wilayah yang unik karena 165 mil laut atau 265,54 km dari
selain terdiri wilayah daratan juga Kecamatan Kalianget.
terdiri dari kepulauan yang tersebar Kabupaten Sumenep memiliki
berjumlah 126 pulau (sesuai dengan batas-batas sebagai berikut:
hasil sinkronisasi luas Kabupaten 1. Sebelah selatan: Selat Madura
Sumenep Tahun 2002). Kabupaten 2. Sebelah Utara : Laut Jawa
Sumenep terletak diantara 113 032 3. Sebelah Barat: Kabupaten Pamekasan
(54"-116 016 (48" Bujur Timur dan 4. Sebelah Timur : Laut Jawa / Laut
diantara 4 055 (-7 024 1 Lintang Flores
Selatan.
Kabupaten Sumenep merupakan Sarana/Transportasi Penangkap Ikan
salah satu kabupaten di Jawa Timur oleh Nelayan
yang wilayahnya terdiri dari daratan dan Sarana transportasi yang
kepulauan dengan luas keseluruhan digunakan dalam penangkapan ikan
2.093,46 Km². Pembagian wilayah oleh nelayan terdiri dari 5 jenis yaitu
tersebut adalah sebagai berikut : jukong layar, jukong mesin, perahu
 Wilayah daratan sebagai daerah layar, perahu mesin, dan kapal mesin.
yang lebih luas daripada kepulauan Ke lima sarana transportasi nelayan
dengan luas 1.146,93 Km² atau tersebut tentunya memakai alat tangkap
54,79 % dari luas keseluruhan yang berbeda, untuk jukong layar dan
Kabupaten Sumenep, terdiri dari 18 mesin alat tangkapnya gilneet, dogol,
(delapan belas) kecamatan di Pulau dan payang, sedangkan perahu layar
Madura dan satu pulau pada dan mesin menggunakan porsen, serta
Kecamatan Dungkek. kapal motor menggunakan jarring
 Wilayah kepulauan memiliki luas pukat, seperti yang tertuang pada tabel 1
946,53 Km² atau seluas 45,21 % dari di bawah ini
luas Kabupaten Sumenep. Jumlah

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 176
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Tabel 1. Jumlah Sarana Transportasi Penangkap Ikan di Kabupaten Sumenep

Jukong Jukong Perahu Perahu Kapal


No Kecamatan Layar Mesin Layar Mesin Motor
1 Pragaan 79 844
2 Bluto 17 263
3 Saronggi 15 199
4 Giligenting 92 271 258
5 Talango 47 400
6 Kalianget 42 172
7 Sumenep
8 Batuan
9 Lenteng
10 Ganding
11 Guluk-Guluk
12 Pasongsongan 35 138 79
13 Ambunten 10 210
14 Rubaru
15 Dasuk 77
Jukong Jukong Perahu Perahu Kapal
No Kecamatan
Layar Mesin Layar Mesin Motor
16 Manding 44 153
17 Gapura 5 81
18 Batang-Batang 365
19 Dungkek 46 184
20 Nonggunong 105 136 487
21 Gayam 48 515
22 Raas 35 45 57 524
23 Sapeken 10 24 72 450
24 Arjasa 290 75 242
26 Kangayan 435 63 242
27 Masalembu 197 16 183 328

NILAI TUKAR NELAYAN KA- (NTN) pada dasarnya merupakan


BUPATEN SUMENEP indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan nelayan secara relatif.
Nilai Tukar Nelayan Umum dan Indikator NTN juga merupakan ukuran
Indeks Nilai Tukar Nelayan kemampuan rumah tangga nelayan
Kabupaten Sumenep untuk memenuhi kebutuhan
Secara umum tingkat subsistensinya, sehingga NTN ini juga
kesejahteraan rumah tangga dapat disebut Nilai Tukar Subsisten
diukur dari indikator Nilai Tukar (Subsistence Terms of Trade).
Nelayan (NTN) yang dapat Sementara itu Indeks Nilai Tukar
memperlihatkan kondisi rumah tangga Nelayan (INTN) merupakan bagian
nelayan tersebut dalam kurun waktu dari perkembangan penghitungan NTN
tertentu. Konsep Nilai Tukar Nelayan yang merupakan rasio dari indeks total

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 177
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

pendapatan terhadap indeks total 164.343.624,- pada tahun 2012 atau


pengeluaran rumah tangga nelayan. sebesar Rp. 13.695.302,- setiap
Survei sosial ekonomi rumah bulannya. Kategori kegiatan pe -
tangga nelayan tahun 2012 menetapkan nangkapan ikan yang memperoleh
jumlah alokasi sampel sebanyak 228 nilai estimasi yang rendah dalam
rumah tangga yang tersebar di 20 (dua survei ini adalah rumah tangga
puluh) Kecamatan pada daerah nelayan yang menggunakan Jukong
konsentrasi perikanan tangkap di mesin yang mencapai Rp.
Kabupaten Sumenep seperti di 23.477.661,- selama tahun 2012 atau
Kecamatan Pragaan, Bluto, Saronggi, sekitar Rp. 1.956.472,- setiap bulannya.
Gili genting, Talango, Kalianget, Berdasarkan besaran estimasi
Pasongsongan, Ambunten, Dasuk, Batu rata-rata pendapatan rumah tangga
Putih, Gapura, Batang-batang, Dung- nelayan Kabupaten Sumenep yang
kek, Nung Gunung, Gayam, Ra’as, mencapai Rp 480.656.504,- yang di-
Sapeken, Arjasa, Kangayan, dan peroleh dari estimasi rata-rata
Masalembu. pendapatan rumah nelayan dari
Dari kegiatan penangkapan ikan penangkapan ikan sebesar Rp.
yang dilakukan rumah tangga 469.553.210,- ditambah dengan
nelayan tersebut terdapat 5 (lima) estimasi rata-rata pendapatan non
kategori besar usaha berdasarkan perikanan mencapai Rp. 11.103.294,-
penggunaan sarana transportasi pe- selama tahun 2012 dan besaran estimasi
nangkapan dan alat tangkap. Ber- rata-rata pengeluaran baik untuk
dasarkan sarana transportasi kegiatan penangkapan maupun
penangkapan meliputi Jukong layar, konsumsi rumah tangga yang mencapai
Jukong mesin, perahu layar, perahu Rp 556.228.030,- selama tahun 2012
mesin dan kapal mesin. maka Nilai Tukar Nelayan (NTN)
Untuk penghitungan NTN tahun Kabupaten Sumenep dari total
2012 ini lebih dititikberatkan pada pendapatan pada tahun 2012 adalah:
penggunaan sarana transportasi Y
penangkapan. Namun demikian kedua NTN (total pendapatan )  t
Et
pola penghitungan NTN sama-sama
480.656.504
dapat digunakan untuk melihat NTN 
dinamika tingkat kesejahteraan nelayan 556.229.030
secara umum. NTN 0.86
Pendapatan dari hasil penangkap -
an ikan tersebut mempunyai variasi Y
berdasarkan kategori usaha dimana NTN (pendapatan perikanan)  t
Ef t
rumah tangga nelayan yang meng-
gunakan perahu mesin dalam kegiatan 469.553.210
NTN 
penangkapan ikan mempunyai produk - 260.310.324
tivitas yang lebih besar dengan NTN 1.80
estimasi pendapatan rata-rata per
rumah tangga sebesar Rp

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 178
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Tabel 2 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Rumah Tangga Nelayan

No Kategori Tahun 2012


A Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 469.553.210
2. Usaha Non-Perikanan 11.103.294
Total A 480.656.504
B Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 260.310.324
2. Konsumsi Rumah Tangga 295.917.706
Total B 556.228.030
C Nilai Tukar Nelayan (NTN)
1. Total Pendapatan 0,86
2. Pendapatan Perikanan 1,80

Pada tabel terlihat bahwa NTN Dari hasil survei pada nelayan
untuk nelayan di Kabupaten Sumenep Jukong layar di Kabupaten Sumenep
selama tahun 2012, dari total diperoleh estimasi rata-rata pendapatan
pendapatan rumah tangga berada berada usaha perikanan pada tahun 2012 ini
kurang dari satu. Sedangkan NTN dari adalah sebesar Rp. 46.955.321,- atau
pendapatan usaha perikanan tangkap setiap bulannya sebesar Rp. 3.912.943,-
nilainya diatas satu. Hal ini berarti , sedang estimasi rata-rata pendapatan
bahwa rumah tangga nelayan di non perikanan yang merupakan
Kabupaten Sumenep secara umum pendapatan yang diperoleh diluar usaha
mampu mencukupi kebutuhan perikanan adalah sebesar Rp.
primernya, tetapi sebagian besar masih 2.866.221,- atau sekitar Rp. 238.852,-
belum mampu memenuhi kebutuhan perbulannya. Pendapatan usaha non
sekunder dan tersier meskipun semua perikanan ini jauh dibawah standar hal
kebutuhan atau pengeluaran untuk usaha ini diduga disebabkan anggota rumah
perikanan tangkap dapat dipenuhi. tangga pada keluarga nelayan banyak
yang tidak bekerja. Kebanyakan
Nilai Tukar Nelayan Perairan anggota rumah tangga nelayan
Umum Kabupaten Sumenep Jukong layar ini bekerja sebagai
Nilai Tukar Nelayan Perairan buruh harian di sektor industri
Umum Kabupaten Sumenep diukur pengolahan perikanan sehingga upah
dari beberapa jenis transportasi yang yang diterima didasarkan jumlah hari
dilakukan nelayan dalam menangkap kerja.
ikan diantaranya: Sementara itu estimasi rata -rata
pengeluaran untuk usaha perikanan
Nilai Tukar Nelayan Jukong Layar sebesar Rp. 28.876.200,- atau rata-rata
Seperti disebutkan pada bab sebulan mencapai Rp. 2.406.350,- per
terdahulu, agar penghitungan Nilai bulan, sedang estimasi rata-rata
Tukar Nelayan tahun 2012 ini lebih pengeluaran rumah tangga nelayan
rinci maka penghitungan dari masing- Jukong layar sendiri sebesar Rp.
masing kategori penggunaan sarana 32.460.240,- atau Rp. 2.705.020,-.
transportasi perikanan seperti Jukong NTN Jukong layar selama tahun
layar, Jukong mesin, perahu layar, 2012, dari total pendapatan keluarga
Perahu mesin dan kapal mesin, berada dibawah satu, sedangkan NTN
sehingga tingkat kesejahteraan rumah dari pendapatan usaha perikanan
tangga nelayan dapat lebih terukur. tangkap nilainya diatas satu.

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 179
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Tabel 3 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Rumah Tangga Nelayan Jukong layar
No Kategori Tahun 2012
A Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 46.955.321
2. Usaha Non-Perikanan 2.866.221
Total A 49.821.542
B Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 28.876.200
2. Konsumsi Rumah Tangga 32.460.240
Total B 61.336.440
C Nilai Tukar Nelayan (NTN)
1. Total Pendapatan 0,81
2. Pendapatan Perikanan 1,63
Hal ini berarti penerimaan rumah Nilai Tukar Nelayan Jukong mesin
tangga nelayan Jukong layar selama Dari hasil survei pada nelayan
tahun 2012 belum mampu memenuhi Jukong mesin di Kabupaten Sume-
kebutuhan hidup rumah tangganya dan nep diperoleh estimasi rata-rata
ada kecenderungan defisit anggaran di pendapatan dari usaha perikanan
rumah tangganya, walaupun semua sebesar Rp. 23.477.661,- atau setiap
kebutuhan atau pengeluaran untuk bulannya sebesar Rp. 1.956.472,-
usaha perikanan tangkapnya dapat sedang estimasi rata-rata pendapatan
terpenuhi. Perlu dicermati karena ke- non perikanan sebesar Rp. 1.755.667,-
cenderungan penurunan ini meng- atau sekitar Rp. 146.206,- perbulannya.
indikasikan bahwa sebagian besar Sementara itu estimasi rata-rata
nelayan Jukong layar belum terlepas pengeluaran untuk usaha perikanan
dari garis kemiskinan. Kebutuhan untuk sebesar Rp. 20.006.244,- atau rata-rata
usaha perikanan dapat dipenuhi oleh sebulan mencapai Rp. 1.667.187,-
nelayan Jukong layar karena semua itu perbulan, sedang estimasi rata-rata
dilakukan demi kelangsungan hidup pengeluaran rumah tangga Jukong
keluarganya. mesin sendiri sebesar Rp. 17.818.200,-
atau sekitar Rp. 1.484.850,-.
Tabel 4. Nilai Tukar Nelayan (NTN) Rumah Tangga Nelayan Jukong mesin

No Kategori Tahun 2012


A Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 23.477.661
2. Usaha Non-Perikanan 1.755.667
Total A 25.233.328
B Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 20.006.244
2. Konsumsi Rumah Tangga 17.818.200
Total B 37.824.444
C Nilai Tukar Nelayan (NTN)
1. Total Pendapatan 0,67
2. Pendapatan Perikanan 1,17

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 180
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Pada tabel terlihat bahwa NTN 211.252,- perbulannya.


untuk nelayan Jukong mesin dari Sementara itu estimasi rata -rata
pendapatan keluarga berada kurang pengeluaran untuk usaha perikanan
/dibawah satu, Demikian juga untuk sebesar Rp. 61.341.250,- atau rata-
NTN dari pendapatan usaha rata sebulan mencapai Rp. 5.213.511,-
perikanan tangkap nilainya diatas perbulan. Nilai rata-rata pengeluaran
satu. Hal ini mengindikasi bahwa untuk usaha perikanan ini lebih kecil
sebagian besar Nelayan Jukong mesin dari nelayan Jukong mesin karena
belum mampu untuk memenuhi adanya perbedaan dalam biaya
kebutuhan hidup rumah tangganya operasional yang dikeluarkan oleh
namun masih dapat memenuhi semua nelayan perahu layar. Pada nelayan
kebutuhan atau pengeluaran untuk jukong mesin, biaya operasional
usaha perikanan tangkapnya. Dengan menjadi besar karena adanya
kata lain bahwa hampir sebagian besar pengeluaran bahan bakar minyak dan
nelayan Jukong belum terlepas dari pelumas yang mencapai 51 - 60 persen
Garis kemiskinan. dari total biaya operasional.
Sementara pada nelayan perahu layar,
Nilai Tukar Nelayan Perahu Layar biaya bahan bakar hanya dibutuhkan
Dari hasil survei pada nelayan untuk penerangan dan bahan bakar
perahu layar di Kabupaten Sumenep memasak selama kegiatan penangkapan
diperoleh estimasi rata-rata pendapatan ikan/biota laut dengan kisaran sebesar
usaha perikanan pada tahun 2012 ini 27-30 persen dari total biaya
adalah sebesar Rp. 93.910.642,- atau operasionalnya.
setiap bulannya sebesar Rp. Sama seperti nelayan Jukong
7.825.887,-, sedang estimasi rata-rata Mesin, NTN perahu layar selama tahun
pendapatan non perikanan yang 2012 dari total pendapatan keluarga
merupakan pendapatan yang diperoleh berada dibawah satu (0,78), sedangkan
diluar usaha perikanan adalah sebesar NTN dari pendapatan usaha perikanan
Rp. 2.525.025,- atau sekitar Rp. tangkap nilainya diatas satu (1,53).

Tabel 5 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Rumah Tangga


Nelayan Perahu Layar

No Kategori Tahun 2012


A Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 93.910.642
2. Usaha Non-Perikanan 2.535.029
Total A 96.445.671
B Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 61.341.250
2. Konsumsi Rumah Tangga 62.562.133
Total B 123.903.383
C Nilai Tukar Nelayan (NTN)
1. Total Pendapatan 0,78
2. Pendapatan Perikanan 1,53

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 181
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Hal ini berarti penerimaan rumah diperoleh estimasi rata-rata pendapatan


tangga nelayan perahu tanpa motor dari usaha perikanan tangkap pada
selama tahun 2012 belum mampu tahun 2012 ini adalah sebesar Rp.
memenuhi kebutuhan hidup rumah 164.343.624,- atau setiap bulannya
tangganya dan sehingga ada ke- sebesar Rp. 13.695.302,- sedang
enderungan defisit anggaran di rumah estimasi rata-rata pendapatan non
tangganya, walaupun semua kebutuhan perikanan sebesar Rp. 2.159.696,- atau
atau pengeluaran untuk usaha perikanan sekitar Rp. 179.975,- perbulannya.
tangkapnya dapat terpenuhi bahkan Sementara itu estimasi rata -rata
diatas rata-rata Kabupaten Sumenep. pengeluaran untuk usaha perikanan
Hal ini perlu dicermati karena sebesar Rp. 89.426.400,- atau rata-rata
kecenderungan penurunan ini sebulan mencapai Rp. 7.452.200,-
mengindikasikan bahwa sebagian besar perbulan.
nelayan perahu layar belum terlepas dari Sama seperti nelayan j ukong
garis kemiskinan. Kebutuhan untuk mesin dan nelayan perahu layar, pada
usaha perikanan dapat dipenuhi oleh table terlihat bahwa NTN tanpa perahu
nelayan perahu tanpa motor karena selama tahun 2012 dari total
semua itu dilakukan demi kelangsungan pendapatan keluarga berada dibawah
hidup keluarganya. satu (0,87), sedangkan NTN dari
pendapatan usaha perikanan tangkap
Nilai Tukar Nelayan Laut Lepas nilainya diatas satu (1,84). Hal ini
Kabupaten Sumenep berarti penerimaan rumah tangga
Nilai Tukar Nelayan Laut Lepas nelayan perahu tanpa motor selama
diukur dari beberapa jenis transportasi tahun 2012 masih belum mampu
yang dilakukan nelayan d alam memenuhi kebutuhan hidup rumah
menangkap ikan diantaranya. tangganya dan sehingga ada
kecenderungan defisit anggaran di
Nilai Tukar Nelayan Perahu Mesin rumah tangganya, walaupun semua
Pada survei sosial ekonomi rumah kebutuhan atau pengeluaran untuk usaha
tangga nelayan pada nelayan tanpa perikanan tangkapnya dapat terpenuhi.
perahu mesindi Kabupaten Sumenep

Tabel 6 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Rumah Tangga Nelayan Perahu Mesin
Kabupaten Sumenep Tahun 2012
No Kategori Tahun 2012
A Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 164.343.624
2. Usaha Non-Perikanan 2.159.696
Total A 166.503.320
B Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 89.426.400
2. Konsumsi Rumah Tangga 101.625.233
Total B 191.051.633
C Nilai Tukar Nelayan (NTN)
1. Total Pendapatan 0,87
2. Pendapatan Perikanan 1,84

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 182
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Hal ini perlu dicermati karena rata pengeluaran untuk usaha


kecenderungan penurunan ini perikanan sebesar Rp. 19.641.333,-
mengindikasikan bahwa sebagian besar atau rata-rata sebulan mencapai Rp.
nelayan perahu tanpa belum terlepas 1.636.778,- perbulan, sedang estimasi
dari garis kemiskinan. Kebutuhan untuk rata-rata pengeluaran rumah tangga
usaha perikanan dapat dipenuhi oleh nelayan kapal mesin sendiri sebesar Rp.
nelayan perahu tanpa motor karena 16.321.133,- atau sekitar Rp. 1.360.094,-
semua itu dilakukan demi kelangsungan NTN kapal mesin selama tahun
hidup keluarganya. 2012, dari total pendapatan keluarga
berada diatas satu, sedangkan NTN dari
Nilai Tukar Nelayan Kapal Mesin pendapatan usaha perikanan tangkap
Dari hasil survei pada nelayan nilainya juga diatas satu. Hal ini berarti
kapal mesin di Kabupaten Sumenep penerimaan rumah tangga nelayan kapal
diperoleh estimasi rata-rata pendapatan mesin selama tahun 2012 sudah mampu
usaha perikanan pada tahun 2012 ini memenuhi kebutuhan hidup rumah
adalah sebesar Rp. 140.865.963,- atau tangganya dan ada kecenderungan
setiap bulannya sebesar Rp. 11.738.830,- surplus anggaran di rumah tangga-
, sedang estimasi rata-rata pendapatan nya, dan juga semua kebutuhan atau
non perikanan yang merupakan pengeluaran untuk usaha perikanan
pendapatan yang diperoleh diluar usaha tangkapnya dapat terpenuhi.
perikanan adalah sebesar Rp. 1.786.680,- Hal ini mengindikasikan bahwa
atau sekitar Rp. 148.890,- perbulannya. sebagian besar nelayan kapal mesin
Pendapatan usaha non perikanan ini sudah terlepas dari garis kemiskinan.
jauh dibawah standar hal ini diduga Kebutuhan untuk usaha perikanan
disebabkan anggota rumah tangga pada dapat dipenuhi oleh nelayan kapal
keluarga nelayan banyak yang tidak mesin.
bekerja. Sementara itu estimasi rata-

Tabel 7.Nilai Tukar Nelayan (NTN) Rumah Tangga Nelayan kapal mesin

No Kategori Tahun 2012


A Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 140.865.963
2. Usaha Non-Perikanan 1.786.680
Total A 142.652.643
B Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 60.660.230
2. Konsumsi Rumah Tangga 81.451.900
Total B 142.112.130
C Nilai Tukar Nelayan (NTN)
1. Total Pendapatan 1,01
2. Pendapatan Perikanan 2,32

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 183
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Nilai Tukar Nelayan Budidaya pengeluaran untuk usaha perikanan


Kabupaten Sumenep sebesar Rp. 6,086,633.00 atau rata-rata
Nilai Tukar Nelayan Budidaya sebulan mencapai Rp. 507,219.42
diukur dari beberapa jenis budidaya perbulan, sedang estimasi rata-rata
yang dilakukan nelayan dalam usaha pengeluaran rumah tangga nelayan
perikanan diantaranya: budidaya udang sendiri sebesar Rp.
16,006,245.00 atau perbulannya sekitar
Nilai Tukar Nelayan Budidaya Ikan Rp. 1,333,853.77.
Payau (Bandeng, Belanak, dan NTN budidaya ikan payau selama
Mujahir) tahun 2012, dari total pendapatan
Dari hasil survei pada nelayan keluarga berada diatas satu, sedangkan
budidaya ikan payau di Kabupaten NTN dari pendapatan usaha perikanan
Sumenep diperoleh estimasi rata-rata budidaya nilainya juga diatas satu. Hal
pendapatan usaha perikanan pada tahun ini berarti penerimaan rumah tangga
2012 ini adalah sebesar Rp. 13,039,910,- nelayan budidaya ikan selama tahun
atau setiap bulannya sebesar Rp. 2012 sudah mampu memenuhi
1.086.659,17 , sedang estimasi rata-rata kebutuhan hidup rumah tangganya
pendapatan non perikanan yang dan ada kecenderungan surplus
merupakan pendapatan yang diperoleh anggaran di rumah tangganya, dan
diluar usaha perikanan adalah sebesar juga semua kebutuhan atau pengeluaran
Rp. 3,623,780.30 atau sekitar Rp. untuk usaha perikanan budidayanya
301,981.69 perbulannya. Pendapatan dapat terpenuhi.
usaha non perikanan ini jauh dibawah Hal ini mengindikasikan bahwa
standar hal ini diduga disebabkan sebagian besar nelayan budidaya ikan
anggota rumah tangga pada keluarga payau sudah terlepas dari garis
nelayan ini penghasilan utamanya kemiskinan. Kebutuhan untuk usaha
memang dari usaha budidaya. perikanan dapat dipenuhi oleh nelayan
Sementara itu estimasi rata-rata budidaya ikan payau.

Tabel 8 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Rumah Tangga Nelayan Budidaya Ikan Payau

No Kategori Tahun 2012


A Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 13,039,910.00
2. Usaha Non-Perikanan 3,623,780.30
Total A 16,663,690.00
B Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 6,086,633.00
2. Konsumsi Rumah Tangga 9,919,612.20
Total B 16,006,245.00
C Nilai Tukar Nelayan (NTN)
1. Total Pendapatan 1,04
2. Pendapatan Perikanan 2,14

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 184
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Nilai Tukar Nelayan Budidaya Udang pengeluaran rumah tangga nelayan


(Udang Putih dan Udang Windu)) budidaya udang sendiri sebesar Rp.
Dari hasil survei pada nelayan 15,865,675.00 atau perbulannya sekitar
budidaya udang di Kabupaten Rp. 1,322,139.57.
Sumenep diperoleh estimasi rata-rata NTN budidaya udang selama
pendapatan usaha perikanan pada tahun tahun 2012, dari total pendapatan
2012 ini adalah sebesar Rp. keluarga berada diatas satu, sedangkan
12,036,840.00 atau setiap bulannya NTN dari pendapatan usaha perikanan
sebesar Rp. 1,003,070.00, sedang budidaya nilainya juga diatas satu. Hal
estimasi rata-rata pendapatan non ini berarti penerimaan rumah tangga
perikanan yang merupakan pendapatan nelayan budidaya udang selama tahun
yang diperoleh diluar usaha perikanan 2012 sudah mampu memenuhi
adalah sebesar Rp. 3,875,226.28 atau kebutuhan hidup rumah tangganya
sekitar Rp. 322,935.52 perbulannya. dan ada kecenderungan surplus
Pendapatan usaha non perikanan ini anggaran di rumah tangganya, dan
jauh dibawah standar hal ini diduga juga semua kebutuhan atau pengeluaran
disebabkan anggota rumah tangga pada untuk usaha perikanan budidaya dapat
keluarga nelayan ini penghasilan terpenuhi.
utamanya memang dari usaha budidaya. Hal ini mengindikasikan bahwa
Sementara itu estimasi rata-rata sebagian besar nelayan budidaya udang
pengeluaran untuk usaha perikanan payau sudah terlepas dari garis
sebesar Rp. 6,335,067.00 atau rata-rata kemiskinan. Kebutuhan untuk usaha
sebulan mencapai Rp. 527,922.25 perikanan dapat dipenuhi oleh nelayan
perbulan, sedang estimasi rata-rata budidaya udang payau.

Tabel 9 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Rumah Tangga Nelayan Budidaya Udang

No Kategori Tahun 2012


A Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 12,036,840.00
2. Usaha Non-Perikanan 3,875,226.28
Total A 15,912,066.00
B Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
1. Usaha Perikanan 6,335,067.00
2. Konsumsi Rumah Tangga 9,530,607.80
Total B 15,865,675.00
C Nilai Tukar Nelayan (NTN)
1. Total Pendapatan 1,01
2. Pendapatan Perikanan 1,90

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 185
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

SIMPULAN DAN SARAN sehingga tidak mampu untuk me-


menuhi kebutuhan standar keluarga-
Simpulan nya. Hanya kelompok nelayan kapal
Sektor kelautan dan perikanan motor dan budidaya air payau yang
seharusnya dapat memberikan kesejah- tingkat kehidupannya cukup layak
teraan bagi para pelaku yang berada atau memenuhi standart kehidupan
didalamnya. Selain itu diharapkan dapat keluarganya karena tingkat pen-
memberikan sumbangan untuk per- dapatannya cukup tinggi (>1).
ekonomian nasional melalui
penyerapan tenaga kerja dan nilai Saran
tambah. Regulasi Pemerintah baik
Dari berbagai analisa dan Pemerintah Pusat maupun Daerah
penghitungan Nilai Tukar Nelayan serta diperlukan melalui beberapa kebijakan
Indeks Nilai Tukar Nelayan terhadap dan strategi dalam meningkatkan
Rumah Tangga secara keseluruhan di produktivitas dan pendapatan seperti :
Kabupaten Sumenep yang kemudian 1. Sistem pemasaran (tata niaga
analisa dan penghitungan NTN perikanan) yang dibantu pemerin-
terhadap masing-masing kategori tah akan membantu nelayan
rumah tangga nelayan dari 3 (lima) mendapatkan harga yang layak
kategori yaitu rumah tangga nelayan sesuai harga pasar.
perairan umum, laut lepas, dan 2. Bantuan sarana penangkapan
budidaya dengan kesimpulan yang bagi nelayan dengan penghasilan
merupakan output dari analisa NTN rendah karena terbatasnya ke-
Kabupaten Sumenep sebagai berikut : pemilikan sarana penangkapan
1. Nilai Tukar Nelayan Perairan Umum akan sangat membantu dalam
- Nilai Tukar Nelayan jukong layar peningkatan hasil penangkapan
sebesar 0,81 3. Bantuan permodalan bagi nelayan
- Nilai Tukar Nelayan jukong dalam upaya melepaskan keter-
mesin sebesar 0,67 gantungan kepada pedagang
- Nilai Tukar Nelayan perahu layar pengumpul yang mengikat para
sebesar 0,78 nelayan tersebut.
2. Nilai Tukar Nelayan Laut Lepas 4. Pengembangan keterampilan
- Nilai Tukar Nelayan perahu pengolahan hasil perikanan untuk
mesin sebesar 0,87 meningkatkan nilai tambah hasil
- Nilai Tukar Nelayan kapal motor perikanan sehingga dapat
sebesar 1,01 meningkatkan pendapatan rumah
3. Nilai Tukar Nelayan Budidaya Air tangga nelayan tersebut melalui
Payau pelatihan industri rumah tangga.
- Nilai Tukar Nelayan budidaya Oleh karena NTN merupakan
ikan (bandeng, belanak, dan indikator kesejahteraan nelayan, maka
mujahir) sebesar 1,04 faktor-faktor yang mempengaruhi NTN
- Nilai Tukar Nelayan budidaya juga mempengaruhi kesejahteraan
udang (udang putih, dan udang nelayan, yaitu variabel-variabel yang
windu) sebesar 1,01 mempengaruhi peningkatan pe-
Kelompok rumah tangga nelayan nerimaan nelayan, serta variabel -
Kabupaten Sumenep kebanyakan variabel yang dapat mengefisienkan
berada dalam lingkaran kemiskinan biaya.
karena pendapatan yang rendah (<1) Upaya untuk meningkatkan

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 186
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

penerimaan nelayan dapat disarankan Lautan Secara Terpadu. Pradnya


melalui perbaikan teknologi pe- Paramita, Jakarta.
nangkapan, penyediaan modal berbunga Dahuri, R. 1997. Aplikasi Teknologi
rendah, serta peningkatan sumber daya Sistem Informasi Geografis (SIG)
manusia nelayan. Sedangkan upaya untuk perencanaan dan
untuk mengefesienkan biaya dapat Pengelolaan Tata Ruang Wilayah
disarakan melalui pembebasan biaya Pesisir. Makalah disampaikan
atau subsidi impor mesin dan alat pada Pelatihan Pengelolaan
tangkap, pengadaan stasiun bahan bakar Sumberdaya Pesisir dan Lautan.
minyak di dekat lokasi pemukiman PKSPL-IPB.
nelayan dengan harga subsidi. Dahuri, R., 2000. Pendayagunaan
Sumberdaya Kelautan Untuk
Kesejahteraan Rakyat (Kumpulan
DAFTAR PUSTAKA Pemikiran). LISPI. ISBN : 979-
96004-0-5.
Anwar, A., 1999. Mobilisasi Dahuri, R., 2002. Membangun Kembali
Sumberdaya Ekonomi dalam Perekonomian Indonesia Melalui
Mengatasi Masalah Penganggur- Sektor Perikanan dan Kelautan.
an ke Arah Pemerataan yang LISPI. ISBN : 979-96004-3-X.
Menyumbang kepada Per- Dinas PU Cipta Karya. 2006-2016.
tumbuhan Ekonomi, Seminar Rencana Tata Ruang dan Wilayah
Nasional Pembangunan Wilayah Kabupaten Sumenep. Kabupaten
dan Perdesaan. Institut Pertanian Sumenep.
Bogor. Tidak dipublikasikan. Direktorat Jenderal Pembangunan
Bengen, D.G. 2000a. Sinopsis Daerah. 1998. Penyusunan
Ekosistem dan Sumberdaya Alam Kebijakan Pengelolaan Wilayah
Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir. Laporan Akhir. Bogor.
Pesisir dan Lautan (PKSPL). Gunawan, I. 1998. Typical Geographic
Institut Pertanian Bogor. Information System (GIS)
Bengen, D.G. 2000b. Sinopsis Teknik Application For Coastal
Pengambilan Contoh dan Analisis Resources Management
Data Biofisik Sumberdaya Pesisir. Indonesia. Jurnal Pengelolaan
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir Sumberdaya Pesisir dam lautan
dan Lautan. Fakultas Perikanan Indonesia I (1): 1-12.
dan Ilmu Kelautan Institut Pemerintah Kabupaten Sumenep. 2011.
Pertanian Bogor. Kecamatan dalam Angka.
Bengen, D.G. 2001. Ekosistem dan Kabupaten Sumenep
Sumberdaya Alam Pesisir dan Pemerintah Kabupaten Sumenep. 2008.
Laut. Sinopsis. PKSPL IPB. Rencana Pengembangan Wilayah
ISBN: 979-95617-44. Strategis dan Cepat Tumbuh,
Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Wilayah Kepulauan. Kabupaten
Pembangunan Wilayah Pesisir Sumenep.
dan Lautan. Pradnya Paramita. Rustandi, Y., 1999. Sistem Penunjang
Jakarta. Keputusan (Decision Support
Dahuri, R.,J. Rais, S.P. Ginting dan System) untuk Pengelolaan
M.J. Sitepu, 1996. Pengelolaan Wilayah Pesisir. Thesis SPL-IPB.
Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Tidak dipublikasikan.

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 187
Media Trend Vol. 7 No. 2 Oktober 2012, hal 169188

Rustiadi, E., 2001. Pengembangan


Wilayah Pesisir sebagai Kawasan
Strategis Pembangunan Daerah.
Pelatihan Pengelolaan dan
Perencanaan Wilayah Pesisir
secara Terpadu (ICZM). DKP.

Jakfar Sadik, Analisis Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Sumenep Tahun 2012 188

You might also like