Bab 3

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

2021 Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) ISSN 2809-2767

Purwokerto, Indonesia, 06 Oktober 2021

Efektivitas Kompres Hangat terhadap Penurunan


Suhu Tubuh Anak Demam di Rumah Sakit Islam
Banjarnegara

Swasti Jamalina Ratnasari1,*, Etika Dewi Cahyaningrum2, Amin Susanto3


1
Program Studi Keperawatan Program Alih Jenjang, Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa
2,3
Pogram Studi Keperawatan Program Sarjana, Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa
1
linajamal46@gmail,com*; 2tita.etika@gmail.com, 3aminsusanto@uhb.ac.id

ABSTRACT

Fever can be associated with infection which can be local or systemic infection. Therefore, fever must
be handled properly because there are several negative impacts on children. Warm compress therapy
are non-pharmacological therapy to reducing fever in children at RSI Banjarnegara. The case of fever
in children at RSI Banjarnegara is the highest health problem that occurs in children during the period
2020. This research design uses a quasi-experimental approach with a pre-test post-test design
approach. 15 respondents were taken using the accidental technique. The results showed that the
average temperature before warm compress therapy was 38.33℃ and a decrease in the average
temperature after warm compress therapy was 37.8℃. The results showed that warm compresses
were effective in reducing fever in children at RSI Banjarnegara with a p value of 0.161. Therefore,
warm compress therapy is an effective non-pharmacological therapy to reduce fever in children at RSI
Banjarnegara.

Keywords: fever, warm compres therapy, non pharmacological

ABSTRAK

Demam dapat dihubungkan dengan infeksi yang dapat berupa infeksi lokal atau sistemik. Demam
harus ditangani dengan benar karena terdapat beberapa dampak negatif pada anak. Terapi kompres
hangat merupakan terapi non farmakologis untuk menurunkan demam anak. Kasus demam pada
anak di RSI Banjarnegara merupakan masalah kesehatan tertinggi yang terjadi pada anak selama
periode tahun 2020. Penelitian bertujuan mengetahui efektivitas terapi kompres hangat terhadap
penurunan demam pada anak usia di RSI Banjarnegara. Metode penelitian menggunakan rancangan
penelitian quasy experiment dengan pendekatan pre-test post-test design. Tehnik pengambilan
sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 15 responden. Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata suhu sebelum terapi kompres hangat adalah 38,33℃ dan terjadi penurunan
rata-rata suhu setelah terapi kompres hangat sebesar 37,8℃. Hasil penelitian menunjukkan terapi
kompres hangat efektif terhadap penurunan demam pada anak di RSI Banjarnegara dengan p value
0,161. Oleh karena itu, terapi kompres hangat merupakan terapi non farmakologis yang efektif untuk
menurunkan demam pada anak di RSI Banjarnegara.

Kata kunci : demam, terapi kompres hangat, non farmakologis

PENDAHULUAN pengeluaran panas. Penyakit – penyakit


Demam pada anak merupakan salah yang ditandai dengan adanya demam
satu masalah kesehatan yang umum di dapat menyerang sistem tubuh. Selain itu
jumpai pada anak. Demam dapat menjadi demam mungkin berperan dalam
tanda adanya kenaikan set point di meningkatkan perkembangan imunitas
hipotalamus akibat infeksi atau adanya spesifik dan nonspesifik dalam membantu
ketidakseimbangan antara produksi dan pemulihan atau pertahanan terhadap
infeksi (Sodikin, 2012).

Ratnasari, Cahyaningrum, & Susanto 565


Hipertermia terjadi pada 1 dari 2000 tubuh, dengan suhu di luar hangat akan
kasus anak berumur 1–10 tahun yang membuat pembuluh darah tepi di kulit
dirujuk ke unit gawat darurat pediatrik. melebar dan mengalami vasodilatasi
Sebagian besar hipertermia berhubungan sehingga pori pori kulit akan membuka
dengan infeksi yang dapat berupa infeksi dan mempermudah pengeluaran panas,
lokal atau sistemik. Badan Kesehatan sehingga akan terjadi penurunan suhu
Dunia (WHO) memperkirakan jumlah tubuh (Sorena, 2019).
kasus demam di seluruh dunia mencapai Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara
16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu merupakan salah satu Rumah Sakit
kematian tiap tahunnya (Setyowati, 2013). Swasta yang terdapat di Kabupaten
Di Indonesia penderita demam sebanyak Banjarnegara. Hasil penelitian awal
465 (91.0%) dari 511 ibu yang memakai menunjukkan jumlah kasus demam anak
perabaan untuk menilai demam pada usia di bawah lima tahun merupakan
anak mereka sedangkan sisanya 23,1% kasus kesehatan terbanyak dalam periode
saja menggunakan thermometer tahun 2020 berjumlah 505 anak. Sebagian
(Setyowati, 2013) . Demam pada anak besar tatalaksana demam pada anak
merupakan keluhan sering ditunjukkan dilakukan melalui terapi farmakologis.
pada saat anak mendapatkan pelayanan Terapi kompres belum banyak digunakan
kesehatan meliputi 19-30% kunjungan. oleh tenaga keperawatan di RSI
Penanganan yang biasa dilakukan Banjarnegara.
pada kasus anak dengan demam/febris Tujuan Umum dari penelitian ini adalah
untuk menurunkan suhu tubuh anak Mengetahui efektifitas terapi kompres
meliputi penatalaksanaan farmakologis hangat terhadap penurunan demam pada
dan penatalaksanaan non farmakologis. anak di RSI Banjarnegara. Sedangkan
Penatalaksanaan farmakologis meliputi tujuan Khususnya adalah mengidentifikasi
pemberian antipiretik (paracetamol, karakteristik responden meliputi usia, jenis
ibuprofen), pemasangan infus dan terapi kelamin, dan lama hari rawat pasien,
pengobatan lain. Profesi perawat perlu mengidentifikasi pengaruh terapi kompres
mengetahui asuhan keperawatan yang hangat terhadap penurunan demam pada
tepat pada anak dengan demam dan anak.
dapat menitikberatkan penatalaksanaan
demam pada anak melalui tindakan METODE PENELITIAN
mandiri keperawatan dengan terapi non Desain penelitian adalah rancangan
farmakologis. Penatalaksanaan non penelitian yang terdiri atas beberapa
farmakologis penurunan demam meliputi komponen yang menyatu satu sama lain
kompres hangat pada anak demam. untuk memperoleh data dan/atau fakta
Tatalaksana demam secara non dalam rangka menjawab pertanyaan atau
farmakologis menggunakan media masalah didalam penelitian (Lapau, 2012).
kompres air dapat memelihara suhu tubuh Rancangan penelitian yang digunakan
sesuai dengan fluktuasi suhu tubuh pasien. pada penelitian ini adalah penelitian
Penggunaan kompres hangat dapat eksperimental jenis quasi-experimental.
menurunkan suhu tubuh melalui proses Variabel dalam penelitian terdiri dari
evaporasi (Purwanti, 2017). Kompres yang variabel bebas (independent) dan variabel
diberikan pada anak demam yaitu terikat (dependent) (Saryono, 2011) .
kompres hangat karena dengan kompres Variabel bebas pada penelitian ini adalah
hangat yang diletakkan pada lipatan tubuh terapi kompres hangat. Variabel terikat
dapat membantu proses evaporasi atau (Dependent variable/Effectual variable)
penguapan panas tubuh (Dewi, 2016) . adalah yang timbul akibat efek penelitian.
Kompres hangat menyebabkan suhu Variabel terikat pada penelitian ini adalah
tubuh di luar akan hangat sehingga tubuh penurunan suhu tubuh anak.
akan menginterpretasikan bahwa suhu di Teknik sampling yang digunakan
luar cukup panas, akhirnya tubuh akan adalah accidental sampling yaitu teknik
menurunkan kontrol pengatur suhu di otak yang dilakukan dengan mengambil kasus
supaya tidak meningkatkan suhu pengatur atau responden yang kebetulan ada atau

Ratnasari, Cahyaningrum, & Susanto 566


tersedia di suatu tempat sesuai dengan Usia anak pada kelompok terapi
konteks penelitian, dengan kriteria inklusi kompres hangat sebagian besar
dan ekslusi. Jumlah sampel penelitian berusia 1-3 tahun dengan jumlah 8
adalah 15 responden. responden (53%) dan terdapat 5
Terdapat dua sumber data pada responden (34%) berusia < 1 tahun,
penelitian ini, yaitu sumber data primer sedangkan hanya terdapat 2 responden
dan sumber data sekunder. Data primer (13%) yang berusia 4-5 tahun. Distribusi
adalah data yang didapat dari sumber frekuensi responden berdasarkan umur
penelitian dengan cara menyebar menunjukkan lebih banyak responden
kuisioner pada responden (Sugiono, 2019). yang berumur 1-3 tahun. Hal tersebut
Data primer yang diambil meliputi data kemungkinan terjadi karena imunitas
karakteristik responden meliputi usia, jenis anak pada rentang usia 1-3 tahun belum
kelamin, dan pengukuran suhu pasien. sempurna dan pada rentang usia 1-3
Sedangkan data sekunder adalah data tahun memasuki tahap perkembangan
yang diperoleh dari sumber lain selain sensitif penggunaan tangan / sensitive
responden. Data sekunder digunakan periods for using hands, sehingga
sebagai data pendukung dan pelengkap rentan mengalami penyakit infeksi
dari data primer yang ada relevansinya (Karsaeni, 2019). Hasil penilitian
dengan keperluan penelitian ini (Sugiono, menunjukan responden yang
2019) . Data sekunder pada penelitian ini mengalami kenaikan suhu tubuh
adalah data lama hari rawat pasien. terbanyak adalah responden yang
Instrumen penelitian pada pengukuran berumur antara 1-3 tahun. Usia
suhu adalah thermometer digital jenis merupakan salah satu faktor yang dapat
thermometer gun type XS-IFT002B, berpengaruh terhadap perubahan suhu
instrument terapi kompres hangat adalah tubuh. Pada anak- anak dibawah lima
prosedur kompres hangat yang telah di tahun masih memiliki mekanisme
sahkan dalam SPO Tindakan kontrol suhu tubuh yang imatur dan
keperawatan kompres hangat. dapat naik dengan cepat (Potter & Perry,
Pemeriksaan dilakukan pada 2010).
responden untuk mengetahui data Jenis kelamin pada kelompok terapi
perbedaan efektifitas terapi kompres kompres hangat memiliki proporsi
hangat terhadap penurunan demam pada karakteristik jenis kelamin yang sama.
anak. Responden didata dan kemudian Karakteristik jenis kelamin pada
dikumpulkan, responden diminta untuk kelompok penelitian, menunjukkan
mengisi informed consent yang perempuan lebih dominan dengan
menyatakan kesediaan untuk terlibat jumlah 10 responden (67%) daripada
dalam penelitian ini. jenis kelamin laki-laki berjumlah 5
responden (33%). Distribusi responden
HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan jenis kelamin menunjukan
1. Karakteristik Responden lebih banyak responden perempuan (15
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden responden) dan responden laki-laki
Karakteristik Kompres Hangat lebih sedikit (4 responden). Hasil
n % penelitian tidak sesuai dengan beberapa
Usia Anak
< 1 tahun 5 34 penelitian sebelumnya yang
1-3 tahun 8 53 menunjukkan responden laki-laki lebih
4-5 tahun 2 13 rentan mengalami infeksi. Pada
Total 15 100
Jenis kelamin
penelitian sebelumnya yang diteliti oleh
Laki-laki 5 33 Permatasari (2012), mengemukakan
Perempuan 10 67 bahwa responden dengan jenis kelamin
Total 15 100 laki-laki lebih banyak mengalami
Lama Hari Rawat
< 3 hari 13 87
kenaikan suhu tubuh dibanding
>3 hari 2 13 responden perempuan. Jenis kelamin
Total 15 100 merupakan satu faktor yang dapat
mempengaruhi suhu tubuh, pada laki-

Ratnasari, Cahyaningrum, & Susanto 567


laki suhu tubuh lebih tinggi daripada 5.369 dan nilai signifikansi atau p-value
perempuan, hal ini diakibatkan karena sebesar 0.000, karena nilai signifikansi
kegiatan metabolisme tubuh (Mubarak atau p-value ≤ 0.05 (0.000 ≤ 0.05),
et al., 2015). maka terdapat perbedaan derajat suhu
Lama hari rawat responden pada tubuh.
kelompok penelitian memiliki proporsi Uji analisis statistik hasil penelitian
jumlah yang sama. Karakteristik lama diperoleh bahwa teknik kompres hangat
hari rawat pada kelompok penelitian efektif terhadap penurunan suhu tubuh
menunjukkan < 3 hari merupakan pada anak demam dengan hipertermi.
kelompok dominan pada masing- Nilai signifikansi atau p-value dari
masing kelompok sebesar 13 kompres hangat sebesar 0.000, karena
responden (87%) sedangkan 2 nilai signifikansi atau p-value ≤ 0.05
responden (13%) pada masing-masing (0.000 ≤ 0.05) maka terdapat
kelompok meimiliki lama hari rawat > 3 keefektifan kompres hangat terhadap
hari. Distribusi responden berdasarkan penurunan demam pada anak.
waktu lama rawat inap menunjukan Penelitian Anisa (2019) menyebutkan
responden yang mengalami kenaikan perawatan yang telah dilakukan
suhu tubuh lebih banyak pada < 3 hari terhadap anak demam dengan cara
saat rawat inap. Hal tersebut dapat dikompres air hangat didapatkan rata-
disebabkan karena pasien yang sudah rata penurunan suhu sebesar 0.4 ⁰C per
mendapatkan perawatan yang intensif di hari dan dilakukan selama 3 hari. Hasil
ruang rawat inap sehingga suhu tubuh perawatan menunjukkan bahwa terjadi
pasien dapat mengalami penurunan penurunan setelah dilakukan kompres
atau normal. Pada anak yang air hangat sesuai target yang ingin
mengalami demam gejala demam dicapai. Dapat disimpulkan bahwa
biasanya berkembang selama 2-3 hari kompres air hangat efektif menurunkan
disertai dengan gejala yang lain seperti demam pada klien di RSUD
anoreksia, mialgia, malaise, dan nyeri Temanggung.
kepala (Nelson, 2012). Teknik kompres hangat dapat
2. Pengaruh Terapi Kompres Hangat mempercepat vasodilatasi pembuluh
terhadap Penurunan Demam pada darah perifer diseluruh tubuh sehingga
Anak di RSI Banjarnegara pengeluaran panas dari tubuh melalui
kulit lebih cepat dibandingkan teknik
Analisis pengaruh terapi kompres
kompres hangat yang hanya pada
hangat terhadap penurunan demam
daerah tertentu seperti aksila dan dahi.
pada anak di RSI Banjarnegara
Perubahan pembuluh darah diatur oleh
ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 2. Pengaruh Terapi Sentuhan pusat vasometer pada medulla
terhadap Penurunan Demam Pada Anak di oblongata dari tangkai otak, dibawah
RSI Banjarnegara pengaruh hipotalamik bagian anterior
Mean t df
Sig (2- sehingga terjadi vasodilatasi. Dengan
tailed) terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan
Suhu Suhu
sebelum sesudah pembuangan atau kehilangan energi
38.33 37.88 5.369 14 0.000 panas melalui kulit meningkat (yang
ditandai dengan tubuh mengeluarkan
Rerata suhu sebelum terapi kompres keringat), kemudian suhu tubuh dapat
hangat adalah 38.330C, dan rerata suhu menurun atau normal. (Potter & Perry,
setelah terapi kompres hangat selama 2011).
10 menit adalah 37,880C. Hal ini Mekanisme penurunan suhu dengan
menunjukkan terjadi perubahan terapi kompres hangat yaitu kulit
(penurunan) suhu rata-rata 0,4530C mengatur suhu melalui insulasi
pada responden setelah perlakuan /pembungkusan tubuh, vasokontriksi
kompres hangat. Hasil uji Paired dan sensasi suhu. Sesuai teori
Sample T-Test kelompok perlakuan kehilangan panas melalui konduksi
kompres hangat diperoleh nilai thitung (kontak kulit ke kulit), penurunan suhu

Ratnasari, Cahyaningrum, & Susanto 568


pusat akan diikuti respon fisiologi DAFTAR PUSTAKA
termasuk penurunan produksi panas, Anisa, K., 2019. Efektifitas Kompres Hangat
peningkatan aliran darah ke kulit, serta Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Pada
peningkatan pelepasan panas melalui an.D Dengan Hipertermia. Jurnal
kulit (Parry & Potter, 2011). Menurut Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan
Kesehatan Vol. 5(2), p. 122–127.
Mahdiyah (2015), panas tubuh yang
keluar dari tubuh hilang melalui kulit Dewi, A. K., 2016. Penurunan Suhu Tubuh
dipengaruhi oleh perbedaan antara antara Pemberian Kompres Hangat
suhu tubuh dan lingkungan, jumlah dengan Tepid Sponge Bath pada Anak
permukaan tubuh yang terpapar udara, Demam. Jurnal Keperawatan
jenis pakaian yang dikenakan, serta Muhammadiyah, Volume 1(1), pp. 63-
pemberian kompres. Mekanisme 71.
hilangnya suhu tubuh melalui proses
Mahdiyah, D. R., 2015. Perbedaan Efektifitas
konduksi pada pemberian kompres Kompress Hangat Basah dan Plester
yang bekerja sebagai isolator yang KOmpres terhadap Penurunan Suhu
efektif terhadap hilangnya panas yang Tubuh Anak Demam Typhoid. Jurnal
berlebihan (Mahdiyah, 2015). Kebidanan dan Keperawatan, Volume
Hasil penelitian sejalan dengan 6 (1), pp. 35-47.
penelitian, yang menyimpulkan Data
yang diperoleh dari 34 responden Nelson, 2012. Ilmu Keperawatan Anak Edisi
penurunan rata-rata setelah dilakukan 15, Alih Bahasa Indonesia, A. Samik
Wahab. Jakarta: EGC.
kompres air hangat adalah 0.8 dan
penurunan rata-rata setelah dilakukan Potter & Perry, A. G., 2011. Buku Ajar
kompres plester adalah 0.4 dengan Fundamental Keperawatan. (konsep,
hasil tersebut berarti pemberian proses, dan praktik). Jakarta: EGC.
kompres air suhu hangat lebih efektif
menurunkan suhu tubuh anak demam Purwanti, S., 2017. Pengaruh kompres hangat
(Wowor, 2017). terhadap perubahan suhu tubuh pada
pasien anak hipertermia di Ruang
Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi
SIMPULAN Surakarta. Jurnal Berita Ilmu
Berdasarkan hasil penelitian efektifitas Keperawatan, Volume 1 (2), pp. 81-86.
terapi kompres hangat terhadap
penurunan demam pada anak di RSI Ramada, A. C., 2013. Therapeutic touch:
Banjarnegara dapat disimpulkan bahwa influence on vital signs. einstein Vol 11
terdapat pengaruh terapi kompres hangat (4), pp. 421-425.
terhadap penurunan demam pada anak di
Saryono, 2011. Metodologi penelitian
RSI Banjarnegara dengan p value 0,000.
keperawatan. Purwokerto: UPT.
Percetakan dan Penerbitan UNSOED.
SARAN
Bagi orang tua: Diharapkan kepada Setyowati, L., 2013. Hubungan Tingkat
orang tua untuk mampu melaksanakan Pengetahuan Orang Tua Dengan
terapi kompres hangat sebagai terapi non Penanganan Demam Pada Anak
farmakologis untuk langkah awal Balita Di Kampung Bakalan Kadipiro
tatalaksana demam pada anak. Banjarsari Surakarta, Surakarta:
Bagi Rumah Sakit: Menyusun prosedur Publikasi Skripsi STIKES PKU
Muhamadiyah Surakarta..
baku dan media pendidikan kesehatan
berkaitan dengan terapi kompres hangat Sodikin, 2012. Prinsip perawatan demam pada
sebagai tambahan tatalaksana non anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
farmakologis demam pada anak dan
memasukkan terapi kompres hangat Sorena, 2019. Efektifitas kompres hangat
dalam discharge planning pasien. terhadap suhu tubuh pada anak di
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu. Jurnal
Vokasi Keperawatan, Volume 2 (1), pp.
17-24.

Ratnasari, Cahyaningrum, & Susanto 569


Sugiono, 2019. Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif, R & D. Bandung: CV.
Alfabeta.

Wowor, 2017. Efektivitas Kompres Air Suhu


Hangat dengan Kompres Plester
terhadap Penurunan Suhu Tubuh
Anak Demam Usia Pra Sekolah di
Ruang Anak RS Bathesda GMIM
Tomohon. E-Journal Keperawatan,
Volume 5(2), pp. 1-8.

Ratnasari, Cahyaningrum, & Susanto 570

You might also like