657 2433 2 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

LAPSUS

MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 308-313


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Hiperplasia sebasea yang diterapi


dengan bedah beku

Ricky Maharis,* Made Wardhana


CrossMark
ABSTRACT

Sebaceous gland hyperplasia is a manifestation of benign skin tumors complication rate. Therefore, this method was chosen as the therapy in
on the face in the form of papules, yellowish or skin-coloured lesion. this case report. Liquid nitrogen is the preferred cryogen in the field of
In this case, treatment method of cryosurgery was used, taking into dermatology. Liquid nitrogen is easy to store and use, environmentally
account the number of lesions and the patient’s cosmetic goal. A woman, friendly, non-flammable, affordable prices, and has the lowest
28 years old, came with the chief complaint of an uneven skin bump on temperature causing rapid freezing of treated tissue. 3 days after the
the nose for 5 years. Cryosurgery is a method, in which the skin tissue procedure, the surgical wound turned into bullae, which then breaks off,
is being cooled down to extreme temperatures, and being allowed for leaving an erosion. Patient was given normal saline compresses every
the tissue to thaw slowly. Tissue damage was caused by crystallization 8 hours for 15 minutes, followed by sodium fusidate antibiotic cream
of fluid inside the cells and blood vessel thrombotic ischemia. This every 12 hours. Patients controlled for day 14 after the procedure, and
non-invasive procedure tends to be easy to perform, fast and has a low the surgical wounds improved. Skin texture became smoother.

Keywords: Cryosurgery, Sebaceous Hyperplasi


Cite This Article: Maharis, R., Wardhana, M. 2019. Hiperplasia sebasea yang diterapi dengan bedah beku. Medicina 50(2): 308-313. DOI:10.15562/
Medicina.v50i2.657

ABSTRAK

Hiperplasia kelenjar sebasea adalah manifestasi tumor kulit jinak dan memiliki tingkat komplikasi yang rendah, sehingga metode ini
pada wajah berupa papul, sewarna kulit atau kekuningan. Pada kasus dipilih sebagai terapi pada laporan kasus ini. Nitrogen cair merupakan
ini, metode pengobatan seperti cryosurgery atau bedah beku dapat kriogen pilihan dalam bidang dermatologi. Nitrogen cair mudah untuk
digunakan, dengan mempertimbangkan jumlah lesi dan harapan disimpan dan digunakan, ramah lingkungan, tidak mudah terbakar,
kosmetik pasien. Seorang perempuan, 28 tahun, datang dengan harga yang terjangkau, serta memiliki suhu terendah sehingga
keluhan utama permukaan kulit hidung yang tidak rata sejak 5 tahun. menimbulkan pembekuan yang cepat pada jaringan yang diterapi.
Bedah beku adalah metode dimana terjadi pendinginan jaringan 3 hari paska tindakan, luka bedah beku menjadi bula, lalu pecah
dengan temperatur ekstrim, dan membiarkan jaringan mencair secara meninggalkan erosi. Penangganan selanjutnya, diberikan kompres
perlahan. Kerusakan jaringan disebabkan oleh kristalisasi cairan dalam normal saline tiap 8 jam selama 15 menit, dilanjutkan dengan krim
sel dan iskemia pemuluh darah yang disebabkan oleh trombosis. antibiotik natrium fusidat tiap 12 jam. Pasien kontrol hari ke 14 paska
Prosedur non-invasif ini cenderung tidak sulit untuk dilakukan, cepat tindakan, luka bedah beku membaik. Tekstur kulit tampak lebih rata.

Departemen Dermatologi dan Kata kunci: Cryosurgery, Hiperplasia Sebasea


Venerologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RSUP Cite Pasal Ini: Maharis, R., Wardhana, M. 2019. Hiperplasia sebasea yang diterapi dengan bedah beku. Medicina 50(2): 308-313. DOI:10.15562/
Sanglah Denpasar, Jl. Diponegoro, Medicina.v50i2.657
Denpasar 80114.

*
Correspondence to: Ricky Maharis, PENDAHULUAN
Departemen Dermatologi dan Hiperplasia kelenjar sebasea adalah manifes- wajah pasien lanjut usia, lesi kulit ini juga dapat
Venerologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RSUP Sanglah tasi tumor kulit jinak pada wajah berupa papul, ditemukan pada pasien dengan usia muda.1-4
Denpasar, Jl. Diponegoro, Denpasar sewarna kulit atau kekuningan.1 Lesi hiperplasia Hiperplasia sebasea terjadi pada sekitar 1%
80114 sebasea sering ditemukan pada orang lanjut usia populasi Amerika Serikat yang sehat. Kondisi kulit
dr.rickyfernando@gmail.com dan ras kulit putih. Lesi tampak bulat, menonjol, ini biasanya ditemukan pada remaja dan dewasa
dengan diameter 2-5 mm. Lesi ini terutama terletak muda yang memiliki sejarah anggota keluarga
Diterima: 2018-05-23 pada daerah kulit yang kaya akan kelenjar sebasea dengan keluhan serupa. Pria lebih sering terkena
Disetujui: 2019-01-10 seperti di daerah frontal, hidung, leher dan dada. daripada wanita. Selain ditemukan pada populasi
Diterbitkan: 2019-08-01 Meskipun kondisi ini paling sering ditemukan sehat, peningkatan insiden hiperplasia sebasea juga

308
LAPSUS

ditemukan pada 10-60% pasien yang menerima spray dengan ukuran lubang yang bervariasi terikat
pengobatan imunosupresi jangka panjang dengan pada unit, akan memancarkan aliran nitrogen cair
siklosporin. ke arah lesi pada jarak 1 hingga 2 cm.5-7
Metode pengobatan seperti cryosurgery atau Berikut dilaporkan kasus hiperplasia sebasea
bedah beku, elektrodesikasi, kuretase, eksisi, dan pada hidung dengan penatalaksanaan berupa terapi
pengolesan asam trikloroasetat topikal dapat bedah beku. Prosedur non-invasif ini cenderung
menghancuran seluruh lesi. Dengan pertimbangan tidak sulit untuk dilakukan, cepat dan memiliki
jumlah lesi dan kosmetik pasien, maka pemilihan tingkat komplikasi yang rendah, sehingga metode
modalitas terapi perlu dipikirkan.1 ini dipilih sebagai terapi pada laporan kasus ini.
Cryosurgery atau bedah beku merupakan suatu Tujuan pelaporan kasus ini adalah untuk lebih
tindakan menggunakan suhu dingin ekstrim untuk memahami prosedur, manfaat dan efek samping
menghancurkan sel dari jaringan yang abnormal terapi bedah beku sebagai salah satu modalitas
atau mengalami kelainan. Penggunaan bahan terapi hiperplasia sebasea.
pendingin dalam bidang kedokteran pertama kali
dilakukan oleh White, seorang dermatologis dari
ILUSTRASI KASUS
New York pada tahun 1899. Cryosurgery atau bedah
beku ditemukan pada abad ke-19. Bedah beku Seorang perempuan, 28 tahun, suku Tionghoa,
adalah metode dimana terjadi pendinginan jarin- warga negara Indonesia, datang ke poliklinik Kulit
gan dengan temperatur ekstrim dan membiarkan dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar, pada tanggal
jaringan mencair secara perlahan. Kerusakan jarin- 20 Maret 2018 dengan keluhan utama permukaan
gan disebabkan oleh kristalisasi cairan dalam sel kulit hidung yang tidak rata sejak 5 tahun.
dan iskemia pemuluh darah yang disebabkan oleh Keluhan permukaan kulit hidung yang tidak
trombosis. Sensitivitas lesi kulit terhadap tempera- rata dirasakan kurang lebih 5 tahun yang lalu dan
tur dingin ditemukan berbeda, sehingga tiap jenis tampak jelas dari jarak dekat. Permukaan kulit
lesi kulit memerlukan durasi pembekuan yang berupa penginggian kulit yang dirasakan tidak rata
berbeda. Sel pada dermis cenderung lebih resis- ketika dipegang, tidak nyeri, tidak gatal, bertambah
ten terhadap pendinginan, sehingga terbentuknya banyak secara bertahap.
jaringan parut dapat diminimalisir.5-7 Status dermatologi lokasi pada regio nasal
Nitrogen cair adalah salah satu kriogen yang tampak papul multipel sewarna kulit, bulat, batas
paling banyak digunakan pada kulit. Nitrogen tidak tegas, ukuran diameter bervariasi antara
mudah digunakan, banyak tersedia, ramah lingkun- 0.2cm-0.4cm, beberapa dikelilingi telangiektasis
gan, tidak mudah terbakar, memiliki temperatur (Gambar 1a).
paling rendah diantara kriogen lainnya. Teknik Pada dermoskopi ditemukan lesi kulit berwana
bedah beku bermacam-macam, antara lain teknik bulat keputihan disertai dengan pembuluh darah
semprot, teknik oles, atau probe. Pemilihan teknik yang mengelilingi lesi (Gambar 1b).
sesuai dengan ukuran, bentuk dan keterampilan Diagnosis kerja adalah hiperplasia sebasea nasal.
operator. Pada kasus ini, digunakan teknik semprot, Pasien dilakukan terapi tindakan bedah beku.
dimana tabung nitrogen cair dipegang dengan satu Siapkan alat berupa cryogun berisi nitrogen
tangan, dengan ujung jari menekan pemicu. Ujung cair, cryotips, cryofunnel, betadine, normal salin,
krim anestesi 2.5% lidokain/prilokain, dan stop
watch. Penderita diposisikan duduk pada tempat

Gambar 1a Papul sewarna kulit multipel pada


hidung. Gambar 1b Dermoskopi berupa

Medicina 2019; 50(2): 308-313 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.657 309


LAPSUS

Cryogun untuk
Gambar 2a  menyemprotkan
nitrogen cair

Cryofunnel untuk meminimalisir


Gambar 2b 
kerusakan jaringan sekitar

Lesi kulit setelah pembekuan


Gambar 2d 
lesi superfisial memiliki batas pembekuan secara
klinis sepanjang 2 hingga 3 mm. Satu tangan oper-
ator memegang cryofunnel (Gambar 2b), sedang-
kan tangan lainnya membekukan dengan alat
cryogun. Waktu tindakan dengan metode cryofun-
nel ini sebaiknya dipersingkat karena suhu akhir
Cryotips dapat disesuaikan dengan
Gambar 2c  pada orifisium cryofunnel tercapai lebih cepat
jenis semprotan yang diinginkan bila dibandingkan dengan metode penyemprotan
pemeriksaan, namun tabung cryogun dipegang terbuka (Gambar 2d).
pada posisi tegak lurus (Gambar 2a). Targetnya adalah terbentuknya bola es yang
Setelah dianestesi secara topikal selama muncul pada lesi kulit. Bola es dibiarkan mencair,
45 menit, kulit didisinfeksi dengan betadine dan lalu dioleskan antibiotik topikal natrium fusidat.
normal salin. Metode spray merupakan metode Pasien disarankan untuk menghindari paparan
yang paling sering digunakan. Metode ini menggu- langsung sinar matahari, penggunaan kompres,
nakan unit bedah beku yang dapat dipegang dengan krim antibiotik topikal, dan apabila terdapat tanda-
satu tangan, dengan ujung jari menekan pemicu. tanda infeksi segera kontrol ke poliklinik Kulit dan
Cryotip yang digunakan adalah yang mikro 2 mm Kelamin RSUP Sanglah.
yang berbentuk tegak lurus, diposisikan 1-2 cm Pasien kontrol hari ke-3 paska tindakan, luka
di atas lesi (Gambar 2c). Penyemprotan yang bedah beku menjadi bula, lalu pecah meninggal-
dilakukan secara intermiten membantu melokali- kan erosi (Gambar 3a). Penangganan selanjutnya,
sir pengobatan pada lesi dengan halo pembekuan diberikan kompres normal saline tiap 8 jam selama
yang lebih kecil, sehingga kerusakan jaringan 15 menit, dilanjutkan dengan krim antibiotik
normal kolateral dapat diminimalisir. Umumnya natrium fusidat tiap 12 jam. Pasien kontrol hari

310 Medicina 2019; 50(2): 308-313 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.657


LAPSUS

Erosi soliter 3 hari paska tindakan


Gambar 3a  Penyembuhan kulit baik, berupa
Gambar 4a 
makula eritema 14 hari paska
ke 14 paska tindakan, luka bedah beku membaik. tindakan
Tekstur kulit tampak lebih rata (Gambar 4a).
dekade ketiga kehidupan. Ketika kadar androgen
menurun dengan bertambahnya usia, regenerasi
DISKUSI sebosit mulai terhambat. Sebosit berubah bentuk
Hiperplasia sebasea adalah proses proliferasi yang menjadi sel kecil yang tidak berdiferensiasi, memi-
bersifat jinak dan umum terjadi pada kelenjar liki nukleus yang besar dan lipid sitoplasma yang
sebasea. Secara klinis, lesi tampak sebagai papul sedikit, sehingga terbentuk kelenjar sebasea yang
berwarna kekuningan atau sewarna kulit yang hiperplastik.10,11
bervariasi dalam ukuran (2-6 mm), sering diser- Dermoskopi pada hiperplasia sebasea berupa
tai telangiektasis dan terkadang terdapat umbi- papul putih atau kekuningan. Terkadang, ostium
likasi kelenjar sebasea misalnya, wajah dan leher. dari kelenjar terlihat sebagai kawah kecil. Papul
Meskipun lesi ini jinak dan tidak memerlukan ini dikelilingi oleh kelompok-kelompok pembu-
perawatan, namun kadang secara kosmetik dapat luh darah yang berliku yang berliku dan hampir
mengganggu.8,9 Pada pasien ini terdapat beberapa tidak bercabang. Pembuluh dapat dapat meluas ke
papul multipel sewarna kulit, bulat, pada hidung, pusat lesi, namun tidak pernah melewatinya. Pola
disertai telangiektasis disekitarnya mendukung pembuluh darah ini diistilahkan "crowning blood
diagnosis hiperplasia sebasea. vessel" dan pola vaskular ini spesifik untuk kelenjar
Kelenjar sebasea ditemukan di seluruh kulit sebasea hiperplastik. Pada pasien ini terdapat papul
kecuali di telapak tangan dan telapak kaki. sewarna kulit, diikuti dengan pembuluh darah
Sebosit mengandung enzim yang memetabo- yang mengelilingi lesi membentuk pola. Gambaran
lisme androgen, termasuk 5-alpha-reductase dermoskopi ini mengarah pada gambaran hiper-
tipe I, 3-beta-hydroxysteroid dehydrogenase, dan plasia sebasea.12,13
17-beta-hydroxysteroid dehydrogenase tipe II. Manifestasi kulit berupa permukaan kulit yang
Enzim ini memetabolisme hormon androgen yang tidak rata ini memilki beberapa diagnosis banding,
relatif lemah, seperti dehydroepiandrosterone-sul- salah satunya adalah rinofima. Rinofima adalah
fate, menjadi androgen yang lebih poten, seperti tumor hidung yang tumbuh dengan lambat, ditan-
dihidrotestosteron. Androgen poten ini terikat pada dai dengan pembesaran progresif dari hidung yang
reseptor sebosit, menyebabkan peningkatan ukuran disebabkan oleh hiperplasia sebasea, sumbatan
dan metabolisme kelenjar sebasea. Penelitian telah folikel, fibrosis dan telangiektasia.14 Rinofima
menunjukkan bahwa aktivitas 5-alpha-reductase sering mempengaruhi pria pada dekade kelima dan
lebih tinggi di kulit kepala dan kulit wajah daripada ketujuh. Pada pasien ini, terdapat papul multipel
di area lain, sehingga testosteron dan dihidrotes- sewarna kulit, tanpa fibrosis atau pun pembesaran
tosteron menstimulasi proliferasi kelenjar sebasea hidung, sehingga diagnosis rinofima disingkirkan.
lebih banyak di area ini. Estrogen, di sisi lain, telah Diagnosis banding lainnya adalah fibrous papul
ditemukan untuk mengurangi sekresi kelenjar yang merupakan kondisi jinak yang biasanya
sebasea. Saat pubertas, kelenjar sebasea membesar berukuran 1-5 mm, dan distribusi anatominya
dan menjadi semakin aktif karena peningkatan mendominasi pada alur lidah, alar, dan ujung
produksi androgen, mencapai maksimum pada hidung.15 Lesi fibrous papul biasanya soliter, dan

Medicina 2019; 50(2): 308-313 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.657 311


LAPSUS

memiliki batas lebih tegas, permukaan berbentuk menimbulkan pembekuan yang cepat pada jarin-
kubah dan permukaan mengkilat, sehingga diag- gan yang diterapi.17 Bedah beku merupakan modal-
nosis ini dapat disingkirkan. itas terapi dengan sifat destruktif yang digunakan
Modalitas terapi terdiri dari, bedah beku, sebagai pengobatan pada kasus neoplasma jinak
kuretase, pengelupasan kimia seperti asam trik- maupun ganas. Beberapa faktor meliputi tipe,
loroasetat, perawatan laser (pulsed-dye atau laser ukuran, kedalaman, tepi hingga lokasi lesi serta tipe
CO2), bedah listrik, shaving, eksisi atau terapi kulit penderita, perlu dipertimbangkan bila bedah
isotretinoin oral untuk beberapa hiperplasia seba- beku digunakan sebagai pilihan terapi. Karena
sea yang menyebar luas. Laser pulsed-dye dan mudah didapat dan digunakan, pada pasien ini
CO2 juga bisa digunakan dalam literatur, tetapi dipakai nitrogen cair.
risiko hiperpigmentasi paska inflamasi juga tinggi. Kontraindikasi absolut dari tindakan bedah
Penggunaan kuretase, bedah listrik, shaving, eksisi beku meliputi lesi yang membutuhkan pemerik-
dapat dilakukan, tergantung keahlian operator, saan histopatologi untuk menegakkan diagnosis
dan dapat berisiko memimbulkan jaringan parut, dan kanker kulit non-melanoma yang rekuren.
dan terbentuknya keloid. Isotretinoin oral dapat Kontraindikasi relatif dari tindakan bedah beku
memberikan perbaikan 2-6 minggu setelah terapi meliputi penderita dengan urtikaria yang dicetus-
dimulai, namun sering rekuren jika pengobatan kan oleh suhu dingin, intoleransi terhadap dingin
dihentikan.16 Pada pasien ini, dipilih bedah beku yang abnormal, krioglobulinemia, atau kriofibrin-
sebagai modalitas terapi, karena cenderung mudah ogenemia, atau tumor dengan batas yang tidak
dilakukan, dapat dilakukan tanpa bantuan asis- jelas atau lesi dengan gambaran melanotik dengan
ten, dan tersedia di poli kulit dan kelamin RSUP pigmen yang berwarna gelap.17
Sanglah. Terdapat beberapa teknik bedah beku yang
Bedah beku atau Cryosurgery menyebabkan dapat digunakan sebagai pengobatan pada lesi
kerusakan pada sel, stasis vaskuler, dan respon kulit. Metode spray merupakan metode yang paling
inflamasi sehingga menyebabkan destruksi jarin- sering digunakan. Metode ini menggunakan unit
gan.17 Pembekuan sel secara cepat menyebabkan bedah beku yang dapat dipegang dengan satu
pembentukan kristal es intraseluler, dengan gang- tangan, dengan ujung jari menekan pemicu. Ujung
guan keseimbangan elektrolit dan perubahan pH, spray dengan ukuran lubang yang bervariasi terikat
sedangkan pembekuan secara lambat menyebab- pada unit, akan memancarkan aliran nitrogen cair
kan pembentukan es ekstraseluler dan kerusakan ke arah lesi pada jarak 1 hingga 2 cm. Walaupun
sel yang lebih sedikit. Oleh karena itu efek pada waktu pembekuan bervariasi tergantung pada tipe
jaringan dan kematian sel lebih mudah dicapai bila lesi, penyemprotan/spray secara intermiten dalam
pembekuan jaringan dilakukan secara cepat.17 bentuk langsung, sirkuler, atau seperti paint-brush,
Selama proses pencairan, rekristalisasi terjadi umum digunakan. Pada lesi yang lebih tebal, kera-
jika kristal es bergabung membentuk kristal ukuran totik, atau ganas dibutuhkan waktu penyemprotan
besar sehingga menyebabkan kerusakan membran yang lebih lama, sedangkan pada lesi yang lebih
sel. Selanjutnya saat es mencair, kondisi ekstraselu- tipis, atrofi, atau jinak dibutuhkan waktu yang lebih
ler menjadi hipotonik, sehingga air masuk ke dalam singkat. Penyemprotan yang dilakukan secara inter-
sel, menyebabkan lisisnya sel. Waktu pencairan miten membantu melokalisir pengobatan pada lesi
yang lebih panjang, menimbulkan kerusakan sel dengan halo pembekuan yang lebih kecil, sehingga
yang lebih berat karena meningkatnya efek zat kerusakan jaringan normal kolateral dapat dimin-
terlarut dan rekristalisasi yang lebih besar.17 imalisir. Hal ini penting terutama bila tindakan
Setelah proses pembekuan, terjadi stasis dalam dilakukan pada lesi di sekitar mata, hidung, auri-
sistem pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kula, genital atau area periungual. Pada pasien ini
terhentinya proses sirkulasi dan menimbulkan dilakukan teknik semprot, dengan cryotip mikro
anoksia, sebagai mekanisme utama pada proses 2 mm, tegak lurus, 1-2 cm di atas lesi. Penyemprotan
injuri dalam bedah beku. Saat proses pencairan dilakukan secara intermiten, agar terkontrol dan
jaringan pada suhu di atas 0ºC (32ºF), mengaki- mencegah kerusakan jaringan sekitar. Umumnya
batkan respon hiperemis yang jelas, yang disertai lesi superfisial memiliki batas pembekuan secara
timbulnya edema dan inflamasi.17 klinis sepanjang 2 hingga 3 mm.17
Nitrogen cair merupakan kriogen pilihan dalam Keuntungan bedah beku yang membuat
bidang dermatologi. Nitrogen cair mudah untuk modalitas ini menjadi pilihan utama antara lain:
disimpan dan digunakan, ramah lingkungan, prosedurnya yang sederhana, mudah, dan aman
tidak mudah terbakar, harga yang terjangkau, serta dilakukan, biaya yang relatif rendah. Tidak memer-
memiliki suhu terendah (-195,8ºC atau -320ºF) bila lukan anestesi umum, bahkan tidak selalu harus
dibandingkan dengan kriogen lainnya, sehingga menggunakan anestesi topikal.

312 Medicina 2019; 50(2): 308-313 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.657


LAPSUS

Adapun kekurangan krioterapi adalah timbul- kulit. Prognosis hiperplasia sebasea pada pasien ini
nya edema dan rasa tidak nyaman setelah tindakan. adalah dubius ad bonam.
Luka lesi krioterapi memerlukan perawatan selama
1-2 minggu sampai luka tersebut mengering.
DAFTAR PUSTAKA
Hipopigmentasi atau depigmentasi dapat muncul.
Penyembuhan luka lesi sembuh lebih lambat. Lesi 1. Kakkar Sushil, Sharma PK. Sebaceous Hyperplasia:
Treatment with Combination of Oral Isotretinoin and
terkadang rekuren sehingga memerlukan follow up. salicylic Acid Chemical Peeling. Indian J Drug Dermatol.
Komplikasi yang terjadi pada bedah beku 2016;2:106-107.
digolongkan menjadi sementara dan permanen18 2. Gittler J, Penn L, Terushkin V, Nooshin Brinster. Diffuse
Sebaceous Gland Hyperplasia. UC davis Dermatol Online
Komplikasi yang dapat timbul pada penderita Jour. 2016;22(12):66-68.
dengan terapi antikoagulan hendaknya berhati-hati 3. Tagliolatto S, Santos NO, Alchorne MM, Enokihara MY.
akan terjadinya lebam akibat nekrosis jaringan. Sebaceous Hyperplasia: Systemic Treatment with
Isotretinoin. An Bras Dermatol. 2015;90(2):211-215.
Hipopigmentasi atau hiperpigmentasi merupa- 4. Sgontzou T, Armyra K, Kouris A, Bokotas C,
kan komplikasi paska bedah yang dapat membuat Kontochristopoulos G. Repeated Salicylic Acid Peels
penderita menjadi tidak percaya diri. Steroid topi- for the Treatment of Hyperplastic Sebaceous Glands in
Hypohidrotic Ectodermal Dysplasia. J Cosmet Laser Ther.
kal, asam glikolat, retinoid, dan hidrokuinon dapat 2014;16:293-295.
membantu mengurangi gangguan pigmentasi.17 5. Wang Q, Liu JM, Zhang YZ. Premature Sebaceous
Cryofunnel dapat digunakan bersamaan saat Hyperplasia in an Adolescent Boy. Pediatr Dermatol. 2011
Mar-Apr, 28 (2):198-200
penyemprotan nitrogen. Alat ini ditempelkan 6. Jalian HR, Tam J, Vuong LN. Selective Cryolisis of Sebaceous
pada lesi. Hal ini memungkinkan nitrogen cair Glands. J Invest Dermatol. 2015;135(1):2173-2180.
tersemprot memasuki kerucut dan membekukan 7. Yiu W, Basco MT, Aruny JE, Cheng SW, Sumpio BE.
Cryosurgery: A review. The Int Jour of Angio.2007;16(1):1-6.
lesi secara cepat. Waktu tindakan dengan metode 8. Gittler J, Penn L, Terushkin V, Brinster N. Diffuse Sebaceous
kerucut ini sebaiknya dipersingkat karena suhu Gland Hyperplasia. On Derm Jour.2016;22(12):1-5.
akhir pada orifisium kerucut tercapai lebih cepat 9. Abramovits W, Losornio M, Marais G, Perlmutter A.
Cutaneous Surgery. Dermatol Nurs. 2006;18:456-459.
bila dibandingkan dengan metode penyemprotan 10. Stone RC, Schwartz RA, penulis. Sebaceous Gland
terbuka.17 Pada pasien ini, digunakan Cryofunnel Hyperplasia. Abramovits W, Graham G, Harshai V,
untuk mempercepat waktu penyemprotan, dan Strumia R, penyunting. Dalam: Dermatological Cryosurgery
and Cryotherapy. Edisi ke-1. London: Springer-Verlag;
menghindari kerusakan jaringan pada sekitar lesi. 2016. h.605-608.
Terdapat penelitian lain pada hiperplasia 11. American Academy of Dermatology Committee on
sebasea dengan menggunakan teknik semprot. Guidelines of Care. Guidelines of Care for Cryosurgery. J
Am Acad Dermatol. 2015;31:648-653.
Penyemprotan dilakukan selama 10-15 detik, 1 12. Geraldine BS, Adam JF. Eruptive Sebaceous Hyperplasia:
siklus, dengan batas kurang dari 1 cm, dengan A Rare Consequence of Systemic Corticosteroids. Jour of
frekuensi pengulangan yang bervariasi.18 Drugs in Derm. 2018;17(1):118-120.
13. Zaballos P, Ara M, Puig S, Malvehy J. Dermoscopy of
Pada pasien ini, hasil terapi baik, dan disarankan Sebaceous Hyperplasia. Arch Dermatol. 2006;141(6):808.
untuk dilakukan tindakan bedah beku untuk lesi 14. Sadick H, Goepel B, Bersch C, Goessler U, Hoermann K,
hiperplasia sebasea lainnya. Prognosis pasien ini Riedel F. Rhinophyma: Diagnosis and Treatment
Options for a Disfiguring Tumor of the Nose. Ann Plast
adalah bonam. Surg. 2008;61:114–120.
Prognosis hiperplasia sebasea, tergantung dari 15. Park HS, Cho S, Kim KH, Won CH. Fibrous Papule of the
besarnya lesi, modalitas terapi yang dipilih, serta Face, Clear Cell type: A Case Report. J Eur Acad Dermatol
Venereol. 2007;21(9):1267–1268.
harapan realistis pasien terhadap hasil dari terapi. 16. Hatice Ataş, Müzeyyen Gönül. Evaluation of the Efficacy
Hiperplasia sebasea pada pasien ini memiliki of Cryosurgery in Patients With Sebaceous Hyperplasia.
prognosis yang baik karena ukurannya yang kecil. Journal of Cutaneous Medicine and Surgery.2017;21:1-3.
17. Justin JV, Leonard H, Goldberg, penulis. Cryosurgery
Terapi yang dipilih merupakan terapi bedah beku and Electrosurgery. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
yang memiliki tingkat rekurensi yang rendah pada Paller AS, Leffel DJ, Wolf K, penyunting. Dalam buku:
lesi yang sama, dan pasien juga memiliki harapan Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Edisi ke-8.
New york: McGraw-hill; 2008. h.2968-2976.
yang realistik terhadap hasil terapi. 18. Barara M, Mendiratta V, Chander R. Cryotherapy in
Treatment of Keloids: Evaluation of Factors Affecting
Treatment Outcome. J of Cutan and Aesthet Surg.
SIMPULAN 2012;5(3);1-43.

Pasien adalah seorang perempuan, umur 28 tahun,


dengan diagnosis hiperplasia sebasea pada hidung
dan diberikan penganganan bedah beku. Paska
tindakan terapi tersebut dilakukan pengamatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
pada hari ke 14 dan didapatkan perbaikan pada lesi

Medicina 2019; 50(2): 308-313 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.657 313

You might also like