Professional Documents
Culture Documents
1 PB
1 PB
1 PB
2, 2021
E ISSN 2745-858X
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN STRES PADA REMAJA SELAMA PANDEMI COVID-19
DI SMP NEGERI 3 SUNGAI RAYA
Email: dorahesti@gmail.com/dorahesti@student.untan.ac.id
ABSTRACT
Background: During the Covid-19 pandemic 79,9% of children experienced stress due to online learning. Stress
can not be eliminated or avoided, anyone can experience it and withot exception in adolescence. At the ahe of
adolescence, there are usually many who experience inadequancy in controlling their emotional changes. Stress
in adolescents is caused by several factors, one of which is family, namely parenting. At present, the role of
parents who guide, nurture, and educate their children, because in everyday life it is parents who guide, nurture,
and educate their children. Methods: The design of this study used a cross sectional approach. Sampling in this
study using stratified random sampling with a sample of 264 respondents. Collecting data using an online
questionnaire consisting of parenting patterns measured by the Parental Bonding Instrument (PBI) and stress
measured by the Educational Stress Scale For Adolescents (ESSA). The statistical test used is the Chi-Square
test. Results : The results showed that the most parenting received by respondents from their parents was
democratic parenting, namely 118 respondents (61,1%). And the highest stress experienced by respondents
was low stress as many as 109 respondents (41,3%). Statistical tests results obtained asymptotic significance
(2-sided) Pearson Chi-Square value of 0.002 which is smaller than the significance level used of 0.05. So it can
be concluded that there is a significant relationship between parenting patterns and stress in adolescents during
the Covid-19 pandemic at SMP Negeri 3 Sungai Raya. Conclusion : Parents are expected to apply appropriate
parenting according to their conditions, so that teenagers can avoid stress.
Keywords : Parenting Parenting, Stress, Adolescents
ABSTRAK
Latar Belakang: Selama pandemi Covid-19 79,9% anak mengalami stres yang diakibatkan pembelajaran
sistem daring. Stres tidak bisa dihilangkan ataupun dihindari, siapapun bisa mengalaminya dan tanpa terkecuali
pada masa remaja. Pada usia remaja biasanya masih banyak yang mengalami ketidakadekuatan dalam
mengontrol perubahan emosionalnya. Stres pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya
keluarga diantaranya yaitu pola asuh orang tua. Saat ini, peran orang tua menjadi hal utama dalam menciptakan
kesuksesan bagi anaknya, karena dalam kehidupan sehari-hari orang tua yang banyak membimbing, membina,
dan mendidik anaknya. Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan stratified random sampling dengan sampel sebanyak 264 responden.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner online yang terdiri atas pola asuh orang tua diukur dengan Parental
Bonding Instrument (PBI) dan stres diukur dengan Educational Stress Scale For Adolescents (ESSA). Uji
statistic yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa pola asuh terbanyak
yang diterima responden dari orang tuanya adalah pola asuh demokratis yaitu 118 responden (61,1%). Dan
stres yang dialami responden tertinggi adalah stres rendah sebanyak 109 responden (41,3%). Hasil uji statistik
didapatkan nilai Asymptotic significance (2-sided) Pearson Chi-Square sebesar 0,002 dimana lebih kecil
dibandingkan taraf signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan stres pada remaja selama pandemi Covid-19 di
SMP Negeri 3 Sungai Raya. Kesimpulan: Orang tua diharapkan dapat menerapkan pola asuh yang tepat
sesuai dengan kondisinya, sehingga remaja dapat terhindar dari stres.
Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, Stres, Remaja
12
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
Data Univariat
13
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden Pada Remaja Di SMP Negeri
3 Sungai Raya
No Karakteristik Responden Kategori f %
1 Usia 11 Tahun 1 0,4
12 Tahun 45 17,0
13 Tahun 87 33,0
14 Tahun 83 31,4
15 Tahun 48 18,2
2 Jenis Kelamin Laki-laki 114 43,2
Perempuan 150 56,8
3 Kelas Kelas 7 (VII) 77 29,2
Kelas 8 (VIII) 87 33,0
Kelas 9 (IX) 100 37,9
4 Pendidikan Orang Tua (Ayah) Tidak sekolah 2 0,8
SD 40 15,2
SMP 63 23,9
SMA/SMK 135 51,1
S1 11 4,2
S2 8 3,0
D3 5 1,9
5 Pendidikan Orang Tua (Ibu) Tidak sekolah 6 2,3
SD 49 18,6
SMP 66 25,0
SMA/SMK 115 43,6
S1 21 8,0
S2 3 1,1
D3 4 1,5
6 Pekerjaan Orang Tua (Ayah) Tidak bekerja 9 3,4
Wirausaha 19 7,2
Karyawan swasta 96 36,4
Buruh 68 25,8
PNS 10 3,8
Polisi 5 1,9
Tentara 24 9,1
Petani 11 4,2
Tukang kayu 1 0,4
Ojek online 1 0,4
Pengusaha 1 0,4
Kuli bangunan 4 1,5
Pemadam kebakaran khusus 1 0,4
hutan 1 0,4
Ketring 1 0,4
Kadus 1 0,4
Teknisi 1 0,4
Kerja di bandara 2 0,8
Security/satpam 1 0,4
Reporter 1 0,4
Ngelas atau bikin tongkang 1 0,4
Nyetak batako 1 0,4
Serabutan 1 0,4
Perawat 1 0,4
Supir angkot 1 0,4
Ketua/bos 1 0,4
Pamong praja
14
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
Dapat dilihat dari Tabel 1 diatas SMA/SMK sejumlah 115 orang (36,4%),
menyatakan bahwa mayoritas responden mayoritas pekerjaan orang tua (ayah)
berusia 13 tahun (33,0%), mayoritas karyawan swasta sejumlah 96 orang
berjenis kelamin perempuan sejumlah (36,4%), mayoritas pekerjaan orang tua
150 responden (56,8%), mayoritas kelas (ibu) tidak bekerja sejumlah 194 orang
9 sejumlah 100 responden (37,9%), (73,5%), responden tinggal bersama
mayoritas orang tua (ayah) berpendidikan orang tua dengan kondisi utuh sejumlah
SMA/SMK sejumlah 135 orang (51,1%), 264 orang (100,0%).
mayoritas orang tua (ibu) berpendidikan
15
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Di SMP
Negeri 3 Sungai Raya
Ibu Ayah
Pola Asuh Orang Tua Jumlah
f % f %
Otoriter 58 30,1 12 16,9 70
Permisif memanjakan 12 6,2 5 7,0 17
Permisif acuh tak acuh 5 2,6 2 2,8 7
Demokratis 118 61,1 52 73,2 170
Dapat dilihat dari Tabel 3 diatas sedangkan penerapan pola asuh yang
menyatakan bahwa mayoritas orang tua paling sedikit yaitu pola asuh permisif
menerapkan pola asuh demokratis yang acuh tak acuh yang berjumlah 7
berjumlah 170 responden, ditemukan 118 responden, ditemukan 5 responden
responden (61,1%) pola asuh ibu dan 52 (2,6%) pola asuh ibu dan 2 responden
responden (73,2%) pola asuh ayah, (2,8%) pola asuh ayah.
Analisis Bivariat
Tabel 5. Tabulasi Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Stres Pada Remaja
Selama Pandemi Covid-19 Di SMP Negeri 3 Sungai Raya
Stres
Total
Pola Asuh Orang Tua Rendah Sedang Tinggi p-value
f % f % f % f %
Otoriter 17 6,4 36 13,6 17 6,4 70 26,5
Permisif memanjakan+
6 2,3 13 4,9 5 1,9 24 9,1
permisif acuh tak acuh 0,002
Demokratis 86 32,6 59 22,3 25 9,5 170 64,4
Jumlah 109 41,3 108 40,9 47 17,8 264 100,0
Dapat dilihat dari Tabel 5 diatas Oleh karena itu, peneliti melakukan
menyatakan hasil penggabungan sel, penggabungan sel menjadi 3x3, dengan
yaitu tabel 3x3 yang diuji menggunakan menggabungkan kategori permisif
Chi-Square. Pada penelitian ini sebelum memanjakan dan permisif acuh tak acuh
dilakukan penggabungan sel tabelnya karena sama-sama pola asuh permisif.
yaitu 4x3 dan memiliki nilai expected Berdasarkan tabel diatas
countnya kurang dari 5 ada 4 sel (33,3%), menunjukkan bahwa mayoritas
jadi dapat disimpulkan bahwa uji Chi- penerapan pola asuh demokratis
Square tidak memenuhi persyaratan. mengalami stres rendah yaitu sejumlah
16
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
13
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
14
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
15
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
patuh, tetapi mereka juga memiliki sisi pola asuh ayah. Dalam pola asuh permisif
negatif yaitu anak merasa ketakutan, acuh tak acuh, membuat kurangnya
merasa kecemasan, merasa tidak keterlibatan orang tua dalam kehidupan
bahagia, kurangnya inisiatif, dan tidak anaknya, dan bahkan tidak dapat
dapat berkomunikasi dengan orang lain menjawab pertanyaan tentang dimana
(Riandini, 2015). anak-anak mereka, dan apa yang mereka
Pola asuh ketiga, orang tua lakukan. Orang tua yang menerapkan
menerapkan permisif memanjakan, yaitu model pengasuhan ini memiliki kontrol
sebanyak 17 responden yang terdiri dari dan penerimaan yang rendah (Santrock,
12 responden (6,2%) pola asuh ibu dan 5 2003 yang dikutip dalam Pertiwi &
responden (7,0%) pola asuh ayah. Dalam Juneman, 2012; Rahmawati &
pengasuhan permisif orang tua sungguh Raudatussalamah, 2020).
terikat dengan anak remajanya dan Penjelasan penggunaan pola asuh
membolehkan anak mereka melakukan permisif acuh tak acuh dalam penelitian
apa yang ingin mereka lakukan, tetapi ini dapat ditemukan pada persentase
orang tua sedikit menuntut atau sedikit responden terhadap kuesioner online,
menguasai kendali atas anak-anak didapatkan bahwa dari 264 responden
mereka. Orang tua yang menggunakan terdapat 12,9% orang tua tidak terlalu
pengasuhan permisif memiliki kontrol banyak membantu anaknya sebanyak
yang rendah tetapi penerimaan yang yang mereka butuhkan, 11% orang tua
tinggi (Anggraeni et al., 2020; Rahmawati membiarkan anaknya melakukan hal-hal
& Raudatussalamah, 2020). apapun yang ingin mereka lakukan,
Penjelasan penggunaan pola asuh 11,4% orang tua bersikap dingin kepada
permisif dalam penelitian ini dapat anaknya, dan 6,8% orang tua
ditemukan pada persentase responden membiarkan anaknya pergi sesering yang
terhadap kuesioner online, didapatkan anaknya inginkan. Anak yang dibesarkan
bahwa dari 264 responden terdapat 64% dengan pola asuh permisif acuh tak acuh
orang tua cenderung memperlakukan cenderung kurang kurang mampu
saya seperti anak kecil, 14,4% orang tua mengendalikan diri, mendominasi, kurang
mencoba untuk membuat anaknya menghargai, dan tidak bisa menjaga
merasa bergantung dengan mereka, dan hubungan baik dengan teman sebayanya
30,7% orang tua merasa bahwa anaknya (Riandini, 2015).
tidak dapat menjaga diri sendiri ketika Di masa mewabahnya Covid-19 saat
tidak bersama mereka. Berdasarkan ini, peran dari orang tua dan wali sangat
penjelasan tersebut, pola asuh seperti ini penting dalam menerapkan pengasuhan,
menimbulkan masalah sosial pada anak, pemberian perawatan, dan dukungan
karena mereka tidak belajar untuk pendidikan seorang anak, karena bagi
mengontrol perilaku mereka, dan selalu kehidupan anak keluarga merupakan unit
menginginkan apa yang mereka inginkan terkecil dan tempat utama baginya (Dewi
(Santrock, 2003 yang dikutip dalam & Khotimah, 2020). Menurut Ayun (2017)
Pertiwi & Juneman, 2012). model pengasuhan ini juga menjelaskan
Pola asuh keempat, orang tua pentingnya membekali anak-anaknya
menerapkan model pengasuhan permisif dengan model perilaku yang lebih
acuh tak acuh, yaitu sebanyak 7 lengkap. Peran orang tua dalam
responden terdiri dari 5 responden (2,6%) mengasuh anaknya penting dalam
pola asuh ibu dan 2 responden (2,8%) menjaga perkembangan spiritual anaknya
16
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
dari berbagai faktor negatif, tetapi juga Penelitian ini sesuai dengan penelitian
membentuk kepribadian dan karakter Zalsabela et al., (2020) mengatakan stres
anak serta menjadi selalu menjadi pribadi yang dirasakan oleh siswa SMP selama
yang spiritual yang taat beragama. Dari pembelajaran jarak jauh disebabkan
empat gaya pengasuhan yang tercantum adanya periode storm and stres pada
diatas, tidak terdapat yang terbaik remaja yaitu stres akibat tekanan
ataupun terburuk, karena pada dasarnya pembelajaran secara online, hal ini
semua pola asuh memiliki kelebihan dan dikarenakan tidak ada bimbingan
kelemahan, tergantung pada karakteristik langsung, sehingga siswa merasa
remaja yang bersangkutan dalam tertekan dan kesulitan dalam belajar,
menanggapi hal tersebut. serta menguasai tugas-tugas yang
diberikan kepadanya. Selain itu stres
Stres Pada Remaja siswa di dunia akademik merupakan
Berdasarkan hasil penelitian respon yang muncul dari banyaknya
didapatkan dari 264 responden, remaja tuntutan tugas yang harus dikerjakan
mayoritas mengalami stres rendah. Hasil olehnya (Barseli et al., 2020).
penelitian ini berbeda dengan penelitian Stres tidak bisa dihilangkan ataupun
Hari et al., (2017) mengenai hubungan dihindari, siapapun bisa mengalaminya
pola asuh dengan tingkat stres menjelang dan tanpa terkecuali pada masa remaja.
Ujian Nasional (UN) pada anak kelas VI di Stres merupakan suatu perasaan yang
SDN Sukun 1 Malang mengatakan bahwa dirasakan setiap orang yang mengalami
sebanyak 63 anak (67,0%) siswa tidak tertekan dan ketegangan (Danastri &
mengalami tingkat stres. Desiningrum, 2016). Stres yang dialami
Stres secara umum dapat diartikan pada remaja disebabkan beberapa faktor,
sebagai hasil terhadap penilaian dari yaitu keluarga karena adanya tuntutan
sumber dan reaksi stres yang dialami dari orang tua supaya mendapatkan nilai
pada remaja berdasarkan pertanyaan yang bagus di sekolah dan kurangnya
yang tersedia pada kuesioner online. Dari dukungan serta bimbingan pembelajaran
hasil jawaban responden yang ada pada saat di rumah karena kesibukan orang tua
kuesioner online didapatkan bahwa dari (Bayani & Sarwasih, 2013; Zalsabela et
264 responden terdapat 23,1% menjawab al., 2020).
setuju merasa terlalu banyak tugas Setiap orang memiliki respons dan
sekolah, 15,9% setuju merasa terlalu reaksi yang berbeda terhadap stresnya.
banyak PR, 32,2% setuju orang tua peduli Hal ini tergantung pada pengalaman
dengan akademis anaknya. Nilai yang masing-masing individu, kepribadian,
terlalu banyak yang memberi anak kondisi lingkungan sekitarnya, serta daya
banyak tekanan, 23,5% setuju terlalu tahan dan kemampuan individu dalam
banyak persaingan di antara teman mengatasi stresnya. Seseorang memiliki
sekelas yang memberi saya banyak cara sendiri untuk menghadapi stres, dan
tekanan akademis, 39,8% setuju merasa jika kita melakukannya secara teratur itu
telah mengecewakan orang tuanya saat menjadi kebiasaan. Dalam mengatasi
ulangan atau hasil ujiannya rendah, dan stres tersebut, beberapa orang ada yang
26,1% setuju merasa stres ketika anak menghadapinya dengan cara yang sehat,
tidak hidup dengan standar dirinya tetapi ada juga yang memperburuk
sendiri. keadaannya dengan melebih-lebihkan
sesuatu (Muslim, 2020; Sukadiyanto,
17
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
2010). Oleh karena itu, remaja sangat asuh orang tua dengan stres pada remaja
membutuhkan nasihat dan bimbingan dari selama pandemi Covid-19 di SMP Negeri
orang tua tentang bagaimana menangani 3 Sungai Raya. Penelitian ini sesuai
stresnya supaya ke arah yang positif, dengan penelitian Hari et al., (2017)
tidak merugikan dirinya, dan tidak mengatakan ada hubungan pola asuh
berbahaya. dengan tingkat stres menjelang Ujian
Nasional (UN) pada anak kelas VI SDN
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Sukun 1 Malang dengan nilai p
Dengan Stres Pada Remaja Selama value=(0,002)<a(0,050) yang artinya data
Pandemi Covid-19 Di Smp Negeri 3 dinyatakan signifikan maka H1 diterima.
Sungai Raya Menurut Ningrum (2018) mengatakan
Hasil analisa diperoleh mayoritas 86 bahwa orang tua mempunyai pengaruh
responden (32,6%) mempersepsikan pola terbesar pada anak mereka. Setiap orang
asuh demokratis mengalami stres rendah, tua memiliki gaya pengasuhan masing-
17 responden (6,4%) mempersepsikan masing yang mempengaruhi
pola asuh otoriter dengan stres rendah, 5 perkembangan sosial anak-anak mereka.
responden (1,9%) mempersepsikan pola Penerapan pengasuhan yang berbeda
asuh o permisif memanjakan dengan dikaitan dengan ciri kepribadian yang
stres rendah, 1 responden (0,4%) berbeda dari setiap anak, dan diharapkan
mempersepsikan pola asuh permisif acuh orang tua dapat mengajarkan anaknya
tak acuh dengan stres rendah. Siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan,
yang mempersepsikan pola asuh otoriter dan menyelesaikan masalahnya
dengan mengalami stres sedang (Hermawan, 2018).
sebanyak 36 responden (13,6%), yang Gaya pengasuhan ada empat yaitu
mempersepsikan pola asuh permisif demokratis, otoriter, permisif acuh tak
memanjakan dengan stres sedang acuh dan permisif memanjakan. Hasil
sebanyak 9 responden (3,4%), yang penelitian menunjukkan remaja yang
mempersepsikan pola asuh permisif acuh mempersepsikan pola asuh demokratis
tak acuh dengan stres sedang sebanyak yang merasai stres rendah berjumlah 86
4 responden (1,5%), yang responden (32,6%), yang merasai stres
mempersepsikan pola asuh demokratis sedang berjumlah 59 responden (22,3%),
dengan stres sedang berjumlah 59 dan yang merasai stres tinggi berjumlah
responden (22,3%). Dan siswa dengan 25 responden (9,5%). Orang tua yang
stres tinggi berjumlah 17 responden mempraktikkan pengasuhan demokratis
(6,4%) mempersepsikan pengasuhan mempunyai kontrol dan penerimaan yang
otoriter, yang mempersepsikan tinggi, dan anak mereka yang
pengasuhan permisif memanjakan mendapatkan penerapan pola asuh ini
dengan stres tinggi sebanyak 3 lebih mampu mengelola stresnya
responden (1,1%), yang mempersepsikan (Rahmawati & Raudatussalamah, 2020;
pola asuh permisif acuh tak acuh dengan Riandini, 2015). Akan tetapi orang tua
stres tinggi sebanyak 2 responden yang menerapkan pengasuhan
(0,8%), yang mempersepsikan pola asuh demokratis tidak menutup kemungkinan
demokratis dengan stres tinggi sebanyak terjadinya stres pada anak mereka,
25 responden (9,5%). karena setiap pengasuhan memiliki
Dalam penelitian ini, terdapat kelebihan dan kelemahannya. Penerapan
hubungan yang signifikan antara pola pengasuhan demokratis mempuyai
18
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
19
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
20
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
Halong Kabupaten Balangan). Barseli, M., Ifdil, I., & Fitria, L. (2020).
Jurnal Pendidikan Stress Akademik Akibat Covid-19.
Kewarganegaraan, 7(1), 33–48. JPGI (Jurnal Penelitian Guru
Indonesia), 5(2), 95–99.
Amelia, B., Elita, V., & Dewi, Y. I. (2015). https://doi.org/https://doi.org/10.292
Hubungan Pola Asuh Orang Tua 10/02733jpgi0005
Dengan Motivasi Melanjutkan
Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Bayani, I., & Sarwasih, S. (2013).
Pada Remaja Di Daerah Pesisir Attachment Dan Peer Group
Riau. JOM, 2(2). Dengan Kemampuan Coping Stress
Pada Siswa Kelas VII Di SMP RSBI
Anggraeni, C. S., Hidayati, N., Farisia, H., Al Azhar 8 Kemang Pratama.
& Khoirulliati, K. (2020). Trend Pola Journal Soul, 6(1), 77–96.
Asuh Orang Tua dalam
Pendampingan Model Candra, N. A., Sofia, A., & Anggraini, G.
Pembelajaran Blended Learning F. (2017). Gaya Pengasuhan Orang
pada Masa Pandemi Covid-19. Tua Pada Anak Usia Dini. Jurnal
JECED : Journal of Early Childhood Pendidikan Anak, 3(2), 1–10.
Education and Development, 2(2),
97–108. Danastri, N., & Desiningrum, D. (2016).
https://doi.org/10.15642/jeced.v2i2. Eksplorasi Pengalaman Stress
915 Pada Individu Yang Berperilaku
Bruksisme (Studi Kualitatif Dengan
Ani, S., Harapan, E., & Sari, K. (2020). Pendekatan Fenomenologis). Jurnal
Pengaruh Pola Asuh Permisif Orang Empati, 5(4), 604–609.
Tua Terhadap Self-Control Pada
Siswa Kelas VIII Smpn 2 Rambang Dewi, P. A. S. C., & Khotimah, H. (2020).
Kabupaten Muara Enim. Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Di
Psikodidaktika: Jurnal Ilmu Masa Pandemi Covid-19. Seminar
Pendidikan, Psikologi, Bimbingan Nasional Sistem Informasi, 2433–
Dan Konseling, 5(1), 55–63. 2441.
https://journals.unihaz.ac.id/index.p Elya, M. H. (2014). Perbedaan Pola Asuh
hp/psikodidaktika/article/view/986 Ibu Bekerja Dan Tidak Bekerja Pada
Atika, A. N., & Rasyid, H. (2018). Dampak Anak Usia Prasekolah Di TK Tunas
Status Sosial Ekonomi Orang Tua Karya Kelapa Gading. Universitas
Terhadap Keterampilan Sosial Negeri Jakarta.
Anak. Pedagogia : Jurnal Fitriyani, L. (2015). Peran Pola Asuh
Pendidikan, 7(2), 111–120. Orang Tua Dalam Mengembangkan
https://doi.org/10.21070/pedagogia. Kecerdasan Emosi Anak. Lentera,
v7i2.1601 18(1), 93–110. https://journal.iain-
samarinda.ac.id/index.php/lentera_j
Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua
Dan Metode Pengasuhan Dalam ournal/article/view/431
Membentuk Kepribadian Anak. Hari, P. P., Widodo, D., & Widiani, E.
ThufuLA, 5(1), 102–122. (2017). Hubungan Pola Asuh
https://doi.org/10.21043/thufula.v5i1 Dengan Tingkat Stres Menjelang
.2421 Ujian Nasional (UN) Pada Anak
21
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
22
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
23
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021
E ISSN 2745-858X
24