1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No.

2, 2021

E ISSN 2745-858X

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN STRES PADA REMAJA SELAMA PANDEMI COVID-19
DI SMP NEGERI 3 SUNGAI RAYA

Dora Hestia Azalia1, Triyana Harlia Putri2, Fitri Fujiana3


1,2,3 Program Studi Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak

Email: dorahesti@gmail.com/dorahesti@student.untan.ac.id

ABSTRACT
Background: During the Covid-19 pandemic 79,9% of children experienced stress due to online learning. Stress
can not be eliminated or avoided, anyone can experience it and withot exception in adolescence. At the ahe of
adolescence, there are usually many who experience inadequancy in controlling their emotional changes. Stress
in adolescents is caused by several factors, one of which is family, namely parenting. At present, the role of
parents who guide, nurture, and educate their children, because in everyday life it is parents who guide, nurture,
and educate their children. Methods: The design of this study used a cross sectional approach. Sampling in this
study using stratified random sampling with a sample of 264 respondents. Collecting data using an online
questionnaire consisting of parenting patterns measured by the Parental Bonding Instrument (PBI) and stress
measured by the Educational Stress Scale For Adolescents (ESSA). The statistical test used is the Chi-Square
test. Results : The results showed that the most parenting received by respondents from their parents was
democratic parenting, namely 118 respondents (61,1%). And the highest stress experienced by respondents
was low stress as many as 109 respondents (41,3%). Statistical tests results obtained asymptotic significance
(2-sided) Pearson Chi-Square value of 0.002 which is smaller than the significance level used of 0.05. So it can
be concluded that there is a significant relationship between parenting patterns and stress in adolescents during
the Covid-19 pandemic at SMP Negeri 3 Sungai Raya. Conclusion : Parents are expected to apply appropriate
parenting according to their conditions, so that teenagers can avoid stress.
Keywords : Parenting Parenting, Stress, Adolescents

ABSTRAK
Latar Belakang: Selama pandemi Covid-19 79,9% anak mengalami stres yang diakibatkan pembelajaran
sistem daring. Stres tidak bisa dihilangkan ataupun dihindari, siapapun bisa mengalaminya dan tanpa terkecuali
pada masa remaja. Pada usia remaja biasanya masih banyak yang mengalami ketidakadekuatan dalam
mengontrol perubahan emosionalnya. Stres pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya
keluarga diantaranya yaitu pola asuh orang tua. Saat ini, peran orang tua menjadi hal utama dalam menciptakan
kesuksesan bagi anaknya, karena dalam kehidupan sehari-hari orang tua yang banyak membimbing, membina,
dan mendidik anaknya. Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan stratified random sampling dengan sampel sebanyak 264 responden.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner online yang terdiri atas pola asuh orang tua diukur dengan Parental
Bonding Instrument (PBI) dan stres diukur dengan Educational Stress Scale For Adolescents (ESSA). Uji
statistic yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa pola asuh terbanyak
yang diterima responden dari orang tuanya adalah pola asuh demokratis yaitu 118 responden (61,1%). Dan
stres yang dialami responden tertinggi adalah stres rendah sebanyak 109 responden (41,3%). Hasil uji statistik
didapatkan nilai Asymptotic significance (2-sided) Pearson Chi-Square sebesar 0,002 dimana lebih kecil
dibandingkan taraf signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan stres pada remaja selama pandemi Covid-19 di
SMP Negeri 3 Sungai Raya. Kesimpulan: Orang tua diharapkan dapat menerapkan pola asuh yang tepat
sesuai dengan kondisinya, sehingga remaja dapat terhindar dari stres.
Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, Stres, Remaja

12
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

PENDAHULUAN asuh merupakan suatu cara perlakuan


Corona Virus Disease 2019 telah seseorang dalam memberikan pendidikan
diidentifikasi sebagai keluarga besar dan pembinaan kepada orang lain (Idrus,
penyakit menular yang dapat menginfeksi 2012).
berbagai hewan atau manusia (WHO, Berdasarkan uraian tersebut, maka
2021). Pandemi Covid-19 memaksa peneliti tertarik meneliti “Hubungan Pola
dilakukan penutupan sebagian tempat Asuh Orang Tua Dengan Stres Pada
dan fasilitas, salah satunya di Indonesia Anak Remaja Selama Pandemi Covid-19
pada bidang pendidikan. Berkaitan Di SMP Negeri 3 Sungai Raya”.
dengan itu Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia METODE PENELITIAN
menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Penelitian ini menggunakan analisis
Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan data kuantitatif dengan pendekatan cross
Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 yang sectional. Sampel mewakili sebagian dari
berisi informasi Pelaksanaan Pendidikan populasi yang dipilih untuk penelitian
pada masa pandemi, sehingga kegiatan (Irmawartini & Nurhaedah, 2017). Sampel
proses pembelajaran dilakukan secara penelitian ini adalah sebagian siswa/i dari
daring (online), supaya penyebaran kelas 7, 8, dan 9 di SMP Negeri 3 Sungai
corona virus disease dapat dicegah Raya dengan teknik pengambilan sampel
(Covid-19) (Makarim, 2020). stratified random sampling yaitu
Penerapan daring membuat anak sebanyak 264 responden. Waktu
mempunyai dampak stres, seperti penelitian dimulai sejak bulan Januari dan
tekanan dari orang tua ataupun area selesai pada bulan Desember 2021,
lingkungan sekitar termasuk sarana dan dengan alokasi waktu yang diperlukan
prasarana yang mendukung untuk untuk pengambilan data dimulai sejak 08
mengerjakan tugas pembelajaran daring. September 2021-23 Oktober 2021.
Dari hal tersebut secara psikologis anak Instrumen pada penelitian ini
peserta didik sangat rentan mengalami menggunaan kuesioner online yang terdiri
stres, kecemasan, dan depresi atas data kuesioner demografi remaja, 25
(Sulistyowati & Dianasari, 2020). pertanyaan pada kuesioner Parental
Hal ini sejalan dengan Komisi Bonding Instrument (PBI), dan 16
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di pertanyaan pada Educational Stres Scale
20 provinsi dan 54 kabupaten For Adolescents (ESSA) (Parker et al.,
mengatakan 79,9% anak-anak saat 1979; Sun et al., 2011).
belajar online mengalami stres (Yuliandri HASIL
& Wijaya, 2021). Pada penelitian ini membahas
Pandemi Covid-19 sudah mengubah mengenai hasil analisa tentang
beberapa keadaan, dan kini peran orang “hubungan pola asuh orang tua dengan
tua sangat penting bagi anaknya dalam stres pada remaja selama pandemi
memastikan kebahagiaan dan Covid-19 Di SMP Negeri 3 Sungai Raya”.
kesuksesannya (Dewi & Khotimah, 2020). Pengumpulan data dilakukan terhadap
Bentuk pola asuh yang berbeda tentunya 264 orang yang sesuai dengan kriteria
akan berdampak pada pembentukan sifat inklusi pada tanggal 08 September 2021 -
dan karakter seorang anak, dimana pola 23 Oktober 2021.

Data Univariat

13
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden Pada Remaja Di SMP Negeri
3 Sungai Raya
No Karakteristik Responden Kategori f %
1 Usia 11 Tahun 1 0,4
12 Tahun 45 17,0
13 Tahun 87 33,0
14 Tahun 83 31,4
15 Tahun 48 18,2
2 Jenis Kelamin Laki-laki 114 43,2
Perempuan 150 56,8
3 Kelas Kelas 7 (VII) 77 29,2
Kelas 8 (VIII) 87 33,0
Kelas 9 (IX) 100 37,9
4 Pendidikan Orang Tua (Ayah) Tidak sekolah 2 0,8
SD 40 15,2
SMP 63 23,9
SMA/SMK 135 51,1
S1 11 4,2
S2 8 3,0
D3 5 1,9
5 Pendidikan Orang Tua (Ibu) Tidak sekolah 6 2,3
SD 49 18,6
SMP 66 25,0
SMA/SMK 115 43,6
S1 21 8,0
S2 3 1,1
D3 4 1,5
6 Pekerjaan Orang Tua (Ayah) Tidak bekerja 9 3,4
Wirausaha 19 7,2
Karyawan swasta 96 36,4
Buruh 68 25,8
PNS 10 3,8
Polisi 5 1,9
Tentara 24 9,1
Petani 11 4,2
Tukang kayu 1 0,4
Ojek online 1 0,4
Pengusaha 1 0,4
Kuli bangunan 4 1,5
Pemadam kebakaran khusus 1 0,4
hutan 1 0,4
Ketring 1 0,4
Kadus 1 0,4
Teknisi 1 0,4
Kerja di bandara 2 0,8
Security/satpam 1 0,4
Reporter 1 0,4
Ngelas atau bikin tongkang 1 0,4
Nyetak batako 1 0,4
Serabutan 1 0,4
Perawat 1 0,4
Supir angkot 1 0,4
Ketua/bos 1 0,4
Pamong praja

14
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

7 Pekerjaan Orang Tua (Ibu) Tidak bekerja 194 73,5


Wirausaha 18 6,8
Karyawan swasta 22 8,3
Buruh 6 2,3
PNS 14 5,3
Petani 2 0,8
Penjual kue dan menjahit 1 0,4
Guru honorer 1 0,4
Membuat kue 1 0,4
Pendidik paid (KB) 1 0,4
Bidan 1 0,4
Penjaga toko 1 0,4
Buka toko kopi 1 0,4
Penata rias 1 0,4
8 Tinggal Bersama Bersama orang tua 264 100,0
9 Kondisi Orang Tua Utuh 264 100,0

Dapat dilihat dari Tabel 1 diatas SMA/SMK sejumlah 115 orang (36,4%),
menyatakan bahwa mayoritas responden mayoritas pekerjaan orang tua (ayah)
berusia 13 tahun (33,0%), mayoritas karyawan swasta sejumlah 96 orang
berjenis kelamin perempuan sejumlah (36,4%), mayoritas pekerjaan orang tua
150 responden (56,8%), mayoritas kelas (ibu) tidak bekerja sejumlah 194 orang
9 sejumlah 100 responden (37,9%), (73,5%), responden tinggal bersama
mayoritas orang tua (ayah) berpendidikan orang tua dengan kondisi utuh sejumlah
SMA/SMK sejumlah 135 orang (51,1%), 264 orang (100,0%).
mayoritas orang tua (ibu) berpendidikan

Pola Asuh Orang Tua


Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua
Pola Asuh Orang Tua f %
Ibu 193 73,1
Ayah 71 26,9

Dapat dilihat dari Tabel 2 diatas responden (73,1%). Sedangkan pola


menyatakan bahwa mayoritas pola asuh asuh yang ditunjukkan kepada ayah
ditunjukkan kepada ibu sejumlah 193 sejumlah 71 responden (26,9%).

15
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Di SMP
Negeri 3 Sungai Raya
Ibu Ayah
Pola Asuh Orang Tua Jumlah
f % f %
Otoriter 58 30,1 12 16,9 70
Permisif memanjakan 12 6,2 5 7,0 17
Permisif acuh tak acuh 5 2,6 2 2,8 7
Demokratis 118 61,1 52 73,2 170

Dapat dilihat dari Tabel 3 diatas sedangkan penerapan pola asuh yang
menyatakan bahwa mayoritas orang tua paling sedikit yaitu pola asuh permisif
menerapkan pola asuh demokratis yang acuh tak acuh yang berjumlah 7
berjumlah 170 responden, ditemukan 118 responden, ditemukan 5 responden
responden (61,1%) pola asuh ibu dan 52 (2,6%) pola asuh ibu dan 2 responden
responden (73,2%) pola asuh ayah, (2,8%) pola asuh ayah.

Stres Pada Remaja


Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Stres Pada Remaja Di SMP
Negeri 3 Sungai Raya
Stres f %
Rendah 109 41,3
Sedang 108 40,9
Tinggi 47 17,8

Dapat dilihat dari Tabel 4 diatas (41,3%), sedangkan yang mengalami


menyatakan bahwa mayoritas mengalami stres paling sedikit yaitu stres tinggi
stres rendah sejumlah 109 responden sejumlah 47 responden (17,8%).

Analisis Bivariat
Tabel 5. Tabulasi Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Stres Pada Remaja
Selama Pandemi Covid-19 Di SMP Negeri 3 Sungai Raya
Stres
Total
Pola Asuh Orang Tua Rendah Sedang Tinggi p-value
f % f % f % f %
Otoriter 17 6,4 36 13,6 17 6,4 70 26,5
Permisif memanjakan+
6 2,3 13 4,9 5 1,9 24 9,1
permisif acuh tak acuh 0,002
Demokratis 86 32,6 59 22,3 25 9,5 170 64,4
Jumlah 109 41,3 108 40,9 47 17,8 264 100,0

Dapat dilihat dari Tabel 5 diatas Oleh karena itu, peneliti melakukan
menyatakan hasil penggabungan sel, penggabungan sel menjadi 3x3, dengan
yaitu tabel 3x3 yang diuji menggunakan menggabungkan kategori permisif
Chi-Square. Pada penelitian ini sebelum memanjakan dan permisif acuh tak acuh
dilakukan penggabungan sel tabelnya karena sama-sama pola asuh permisif.
yaitu 4x3 dan memiliki nilai expected Berdasarkan tabel diatas
countnya kurang dari 5 ada 4 sel (33,3%), menunjukkan bahwa mayoritas
jadi dapat disimpulkan bahwa uji Chi- penerapan pola asuh demokratis
Square tidak memenuhi persyaratan. mengalami stres rendah yaitu sejumlah

16
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

86 responden (32,6%), pola asuh


demokratis mengalami stres sedang yaitu PEMBAHASAN
sejumlah 59 responden (22,3%), dan pola Pola Asuh Orang Tua
asuh demokratis mengalami stres tinggi Hasil penelitian didapatkan dari 264
yaitu sejumlah 25 responden (9,5%). responden, mayoritas pola asuh
Sedangkan penerapan pola asuh otoriter ditunjukkan kepada ibu. Hal ini
mengalami stres rendah yaitu sejumlah menunjukkan bahwa pada umumnya
17 responden (6,4%), pola asuh otoriter seorang wanita lebih mengerti akan
mengalami stres sedang yaitu sejumlah anaknya dan kebutuhannya dibandingkan
36 responden (13,6%), dan pola asuh seorang pria (Huclock, 1999 yang dikutip
otoriter mengalami stres tinggi yaitu dalam Adawiah, 2017). Menurut
sejumlah 17 responden (6,4%). Selain itu, penelitian Mahendra (2010) menunjukkan
penerapan pengasuhan permisif ibu sangat memahami anaknya karena
memanjakan dan permisif acuh tak acuh memiliki sifat lebih demokratis dengan
mengalami stres rendah yaitu sejumlah 6 anak mereka dibandingkan laki-laki.
responden (2,3%), pengasuhan permisif Selain itu, ibu bersikap terbuka, sangat
memanjakan dan permisif asuh tak acuh dekat, serta memahami kebutuhan kasih
mengalami stres sedang yaitu sejumlah sayang anak-anaknya, yang dapat
13 responden (4,9%), dan pengasuhan menciptakan suasana yang harmonis,
permisif memanjakan dan permisif asuh sedangkan ayah tidak lemah lembut dan
tak acuh mengalami stres tinggi yaitu kurang memperhatikan anak, sehingga
sejumlah 5 responden (1,9%). merusak hubungan komunikasi antara
Dari hasil uji statistik menggunakan ayah dan anak dalam keluarga
Chi-Square menemukan nilai Asymptotic (Mahendra, 2010).
significance (2-sided) Pearson Chi- Berdasarkan hasil penelitian
Square sebesar 0,002 dimana lebih kecil ditemukan bahwa mayoritas dari mereka
dibandingkan taraf signifikansi yang menggunakan penerapan pengasuhan
digunakan sebesar 0,05. Oleh karena itu demokratis, dimana orang tua
dapat disimpulkan bahwa terdapat memberikan kebebasan tetapi dengan
hubungan yang signifikan antara pola kontrol dan penerimaan yang tinggi pula
asuh orang tua dengan stres pada remaja (Rahmawati & Raudatussalamah, 2020;
selama pandemi Covid-19 di SMP Negeri Rakhmawati, 2015). Penelitian ini sesuai
3 Sungai Raya. Nilai p value yang dengan penelitian Hari et al., (2017)
digunakan pada statistik ini adalah dimana 67 responden (71,3%)
Pearson Chi-Square, hal ini dikarenakan mengatakan bahwa mayoritas orang tua
variabel pada penelitian memiliki lebih menggunakan pola asuh demokratis
dari 2 kategori, sehingga memunculkan untuk anak-anak mereka. Orang tua
tabel silang lebih dari 2x2, misalnya 2x3, membuat keputusan dengan menerapkan
3x3, 3x4, dan seterusnya (Nugroho, model pengasuhan demokratis
2020). Hal ini sejalan dengan Oktavia disebabkan karena cara orang tua
(2015) yang mengatakan bahwa ada berpikir bukan lagi yang ketinggalan
aturan yang berlaku untuk uji Chi-Square zaman dimana tingkat pendidikan dan
yaitu apabila jumlah tabel >2x2 (3x2, 3x3, lingkungan pengasuhan mempengaruhi
dan lain-lain), maka cara membaca p mereka (Stright, Gallagher, & Kelley,
valuenya menggunakan pearson chi 2009 yang dikutip dalam Rizki et al.,
square. 2017).

13
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

Hasil penelitian menunjukkan baik penerapan gaya pengasuhan


mayoritas orang tua berpendidikan terhadap anak mereka.
SMA/SMK. Tingkat pendidikan yang Hasil penelitian ini ditemukan bahwa
dimiliki orang tua mempengaruhi cara mayoritas ayah bekerja sebagai
bersikap orang tua kepada anak mereka, karyawan swasta dan mayoritas ibu tidak
karena orang tua yang lebih bekerja. Orang tua yang sibuk
berpendidikan memiliki penerapan menjalankan karir serta pekerjaannya
pengasuhan yang berbeda dengan orang membuat perhatiannya pada keluarganya
tua yang berpendidikan rendah (Pardede menjadi sedikit, bahkan pada akhirnya
& Karo-Karo, 2020). Orang tua ada yang tidak memperhatikan kondisi
berpendidikan tinggi, mereka penerapan anaknya (Yulihasri & Mahyuddin, 2021).
pola asuhnya lebih tertata, dan memiliki Seorang ibu yang tidak bekerja menjadi
wawasan yang lebih luas, selain itu juga lebih mengenal sifat anak mereka, karena
mereka pasti akan menerapkan ibu yang tidak bekerja sering memantau
pengasuhan demokratis karena penuh perkembangan anaknya di rumah.
dengan keakraban, selain itu orang tua Pekerjaan umum yang dilakukan ibu di
tahu betapa pentingnya memberi dan sekitar rumah antara lain membersihkan
menerapkan pengasuhan yang tepat rumah, merapikan bahan makanan dan
terhadap anaknya akan berdampak positif memasak, mengasuh anak, berbelanja,
(Winarti, 2019). Penelitian ini sesuai mencuci pakaian, mendisiplinkan, dan
dengan penelitian Candra et al., (2017) sebagian besar ibu yang menganggur
mengatakan orang tua berpendidikan mereka harus melakukan pekerjaan
lebih tinggi mereka cenderung rumah pada saat yang bersamaan
menerapkan model pengasuhan (Santrock, 2007 yang dikutip dalam (Elya,
demokratis kepada anaknya, melalui 2014). Pekerjaan akan menentukan dan
pendidikan, pengalaman, serta mempengaruhi status sosial ekonomi,
keterampilan yang didapatkan membuat karena pekerjaan diperlukan bagi
pola pikirnya lebih terbuka terhadap seseorang dan memiliki dua aspek yaitu
model pengasuhan yang diterapkannya, kepuasan jasmani dan kebutuhan hidup
sedangkan orang tua yang berpendidikan yang lengkap (Taluke et al., 2021).
lebih rendah, mereka cenderung Status sosial ekonomi juga
menerapkan model pengasuhan permisif mempengaruhi dikarenakan mereka yang
dan otoriter, karena mereka hanya tahu berada di kelas bawah, memiliki sifat
sedikit tentang model pengasuhan, dan memaksa dan lebih otoriter, daripada
pengetahuan yang mereka dapatkan mereka yang berada di kelompok
hanya dengan pengalaman di masyarakat berpenghasilan sedang dan
lingkungannya tanpa adanya proses kelas atas (Huclock, 1999 yang dikutip
pendidikan. Tingkat pendidikan orang tua dalam Adawiah, 2017). Penelitian ini
membantu mereka untuk lebih sesuai dengan penelitian Atika & Rasyid
memahami kebutuhan anak-anak mereka (2018) mengatakan status sosial ekonomi
dan mempengaruhi kesiapan orang tua keluarga memegang peranan penting
dalam memberikan pengasuhan (Amelia dalam pendidikan dan perkembangan
et al., 2015). Dari sini kita dapat anak, dikarenakan keluaga dengan status
menyimpulkan bahwa semakin sosial ekonomi tinggi berpeluang untuk
berpendidikan orang tua, maka semakin memperluas lingkungan materi anak,
berkesempatan mengembangkan

14
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

kemampuan dan keterampilan secara Pontianak, dimana orang tua mengakui


luas, dan mendapat dukungan finansial anak mereka sebagai anggota keluarga,
dari orang tuanya, sedangkan anak-anak dan ikut berperan dalam musyawarah,
yang mendapatkan status sosial ekonomi orang tua mendahulukan kepentingan
rendah dari keluarganya, mereka kurang anak-anaknya tetapi tetap memegang
berkembang dalam kemampuannya kendali, orang tua menyerahkan
karena terkendala oleh ekonominya. kebebasan kepada anaknya untuk
Selain itu orang tua cenderung membuat pilihan dan keputusan mereka
menggunakan hukuman fisik dalam sendiri, dan mereka membentuk
menerapkan pengasuhan kepada hubungan yang penuh kasih dengan
anaknya, dikarenakan status ekonomi anak-anak mereka. Menurut Listyaningsih
mereka yang rendah (Atika & Rasyid, et al., (2019) juga menjelaskan bahwa
2018). penerapan pengasuhan di Daerah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Istimewa Yogyakarta mayoritas
bahwa mayoritas menerapkan demokratis untuk mendidik anak-
pengasuhan demokratis, dengan anaknya. Cara utama orang tua
penjelasan dapat ditemukan pada memperlakukan anaknya adalah tetap
persentase responden terhadap dekat dengan anak mereka, mengajari
kuesioner online, didapatkan bahwa dari mereka untuk mandiri, menerima sudut
264 responden terdapat 70,1% orang tua pandang anaknya meskipun berbeda
berbicara kepada anaknya dengan nada dengan sudut pandangnya, dan
suara yang hangat dan ramah, 64% orang mengingatkan anak ketika dia lupa akan
tua bisa memahami masalah dan kewajibannya.
kekhawatiran anaknya, 96,2% orang tua Pola asuh kedua yang diterapkan
sayang kepada anaknya, 79,9% orang pada remaja adalah pola asuh otoriter,
tua sering tersenyum kepada anaknya, yaitu 70 responden yang terdiri dari 58
dan 57,2% orang tua membuat anaknya responden (30,1%) untuk pola asuh ibu
merasa lebih baik ketika anaknya kesal. dan 12 responden (16,9%) untuk pola
Berdasarkan penjelasan penerapan pola asuh ayah. Orang tua yang
asuh demokratis diatas terlihat bahwa mempraktikkan gaya pengasuhan ini
orang tua berkomunikasi dengan baik dan memiliki tingkat kontrol yang tinggi tetapi
terjalin hubungan yang saling penerimaan yang rendah. Penjelasan
menguntungkan, serta hangat antara penggunaan pola asuh otoriter dalam
mereka berdua (Rakhmawati, 2015; penelitian ini dapat ditemukan pada
Safitri & Hidayati, 2013). persentase responden terhadap
Orang tua yang memperoleh manfaat kuesioner online, didapatkan bahwa dari
dari pola asuh demokratis memberikan 264 responden terdapat 48,5% orang tua
anak-anak mereka kebebasan dan mencoba untuk mengontrol semua yang
arahan yang mereka butuhkan untuk dilakukan anaknya, 29,2% orang tua
berkembang secara wajar, serta sangat berlebihan dan sangat ketat dalam
berinteraksi dengan mereka secara menjaga anaknya, dan 12,9% orang tua
harmonis (Rakhmawati, 2015). Penelitian saya tidak terlalu banyak membantu saya
ini sesuai dengan penelitian Sukamto & sebanyak yang saya butuhkan. Anak-
Fauziah (2021) mengatakan 80 dari 90 anak yang dibesarkan dalam pola asuh
responden mayoritas menerapkan otoriter seperti itu cenderung
pengasuhan demokratis di Kota mengembangkan sikap hormat dan

15
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

patuh, tetapi mereka juga memiliki sisi pola asuh ayah. Dalam pola asuh permisif
negatif yaitu anak merasa ketakutan, acuh tak acuh, membuat kurangnya
merasa kecemasan, merasa tidak keterlibatan orang tua dalam kehidupan
bahagia, kurangnya inisiatif, dan tidak anaknya, dan bahkan tidak dapat
dapat berkomunikasi dengan orang lain menjawab pertanyaan tentang dimana
(Riandini, 2015). anak-anak mereka, dan apa yang mereka
Pola asuh ketiga, orang tua lakukan. Orang tua yang menerapkan
menerapkan permisif memanjakan, yaitu model pengasuhan ini memiliki kontrol
sebanyak 17 responden yang terdiri dari dan penerimaan yang rendah (Santrock,
12 responden (6,2%) pola asuh ibu dan 5 2003 yang dikutip dalam Pertiwi &
responden (7,0%) pola asuh ayah. Dalam Juneman, 2012; Rahmawati &
pengasuhan permisif orang tua sungguh Raudatussalamah, 2020).
terikat dengan anak remajanya dan Penjelasan penggunaan pola asuh
membolehkan anak mereka melakukan permisif acuh tak acuh dalam penelitian
apa yang ingin mereka lakukan, tetapi ini dapat ditemukan pada persentase
orang tua sedikit menuntut atau sedikit responden terhadap kuesioner online,
menguasai kendali atas anak-anak didapatkan bahwa dari 264 responden
mereka. Orang tua yang menggunakan terdapat 12,9% orang tua tidak terlalu
pengasuhan permisif memiliki kontrol banyak membantu anaknya sebanyak
yang rendah tetapi penerimaan yang yang mereka butuhkan, 11% orang tua
tinggi (Anggraeni et al., 2020; Rahmawati membiarkan anaknya melakukan hal-hal
& Raudatussalamah, 2020). apapun yang ingin mereka lakukan,
Penjelasan penggunaan pola asuh 11,4% orang tua bersikap dingin kepada
permisif dalam penelitian ini dapat anaknya, dan 6,8% orang tua
ditemukan pada persentase responden membiarkan anaknya pergi sesering yang
terhadap kuesioner online, didapatkan anaknya inginkan. Anak yang dibesarkan
bahwa dari 264 responden terdapat 64% dengan pola asuh permisif acuh tak acuh
orang tua cenderung memperlakukan cenderung kurang kurang mampu
saya seperti anak kecil, 14,4% orang tua mengendalikan diri, mendominasi, kurang
mencoba untuk membuat anaknya menghargai, dan tidak bisa menjaga
merasa bergantung dengan mereka, dan hubungan baik dengan teman sebayanya
30,7% orang tua merasa bahwa anaknya (Riandini, 2015).
tidak dapat menjaga diri sendiri ketika Di masa mewabahnya Covid-19 saat
tidak bersama mereka. Berdasarkan ini, peran dari orang tua dan wali sangat
penjelasan tersebut, pola asuh seperti ini penting dalam menerapkan pengasuhan,
menimbulkan masalah sosial pada anak, pemberian perawatan, dan dukungan
karena mereka tidak belajar untuk pendidikan seorang anak, karena bagi
mengontrol perilaku mereka, dan selalu kehidupan anak keluarga merupakan unit
menginginkan apa yang mereka inginkan terkecil dan tempat utama baginya (Dewi
(Santrock, 2003 yang dikutip dalam & Khotimah, 2020). Menurut Ayun (2017)
Pertiwi & Juneman, 2012). model pengasuhan ini juga menjelaskan
Pola asuh keempat, orang tua pentingnya membekali anak-anaknya
menerapkan model pengasuhan permisif dengan model perilaku yang lebih
acuh tak acuh, yaitu sebanyak 7 lengkap. Peran orang tua dalam
responden terdiri dari 5 responden (2,6%) mengasuh anaknya penting dalam
pola asuh ibu dan 2 responden (2,8%) menjaga perkembangan spiritual anaknya

16
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

dari berbagai faktor negatif, tetapi juga Penelitian ini sesuai dengan penelitian
membentuk kepribadian dan karakter Zalsabela et al., (2020) mengatakan stres
anak serta menjadi selalu menjadi pribadi yang dirasakan oleh siswa SMP selama
yang spiritual yang taat beragama. Dari pembelajaran jarak jauh disebabkan
empat gaya pengasuhan yang tercantum adanya periode storm and stres pada
diatas, tidak terdapat yang terbaik remaja yaitu stres akibat tekanan
ataupun terburuk, karena pada dasarnya pembelajaran secara online, hal ini
semua pola asuh memiliki kelebihan dan dikarenakan tidak ada bimbingan
kelemahan, tergantung pada karakteristik langsung, sehingga siswa merasa
remaja yang bersangkutan dalam tertekan dan kesulitan dalam belajar,
menanggapi hal tersebut. serta menguasai tugas-tugas yang
diberikan kepadanya. Selain itu stres
Stres Pada Remaja siswa di dunia akademik merupakan
Berdasarkan hasil penelitian respon yang muncul dari banyaknya
didapatkan dari 264 responden, remaja tuntutan tugas yang harus dikerjakan
mayoritas mengalami stres rendah. Hasil olehnya (Barseli et al., 2020).
penelitian ini berbeda dengan penelitian Stres tidak bisa dihilangkan ataupun
Hari et al., (2017) mengenai hubungan dihindari, siapapun bisa mengalaminya
pola asuh dengan tingkat stres menjelang dan tanpa terkecuali pada masa remaja.
Ujian Nasional (UN) pada anak kelas VI di Stres merupakan suatu perasaan yang
SDN Sukun 1 Malang mengatakan bahwa dirasakan setiap orang yang mengalami
sebanyak 63 anak (67,0%) siswa tidak tertekan dan ketegangan (Danastri &
mengalami tingkat stres. Desiningrum, 2016). Stres yang dialami
Stres secara umum dapat diartikan pada remaja disebabkan beberapa faktor,
sebagai hasil terhadap penilaian dari yaitu keluarga karena adanya tuntutan
sumber dan reaksi stres yang dialami dari orang tua supaya mendapatkan nilai
pada remaja berdasarkan pertanyaan yang bagus di sekolah dan kurangnya
yang tersedia pada kuesioner online. Dari dukungan serta bimbingan pembelajaran
hasil jawaban responden yang ada pada saat di rumah karena kesibukan orang tua
kuesioner online didapatkan bahwa dari (Bayani & Sarwasih, 2013; Zalsabela et
264 responden terdapat 23,1% menjawab al., 2020).
setuju merasa terlalu banyak tugas Setiap orang memiliki respons dan
sekolah, 15,9% setuju merasa terlalu reaksi yang berbeda terhadap stresnya.
banyak PR, 32,2% setuju orang tua peduli Hal ini tergantung pada pengalaman
dengan akademis anaknya. Nilai yang masing-masing individu, kepribadian,
terlalu banyak yang memberi anak kondisi lingkungan sekitarnya, serta daya
banyak tekanan, 23,5% setuju terlalu tahan dan kemampuan individu dalam
banyak persaingan di antara teman mengatasi stresnya. Seseorang memiliki
sekelas yang memberi saya banyak cara sendiri untuk menghadapi stres, dan
tekanan akademis, 39,8% setuju merasa jika kita melakukannya secara teratur itu
telah mengecewakan orang tuanya saat menjadi kebiasaan. Dalam mengatasi
ulangan atau hasil ujiannya rendah, dan stres tersebut, beberapa orang ada yang
26,1% setuju merasa stres ketika anak menghadapinya dengan cara yang sehat,
tidak hidup dengan standar dirinya tetapi ada juga yang memperburuk
sendiri. keadaannya dengan melebih-lebihkan
sesuatu (Muslim, 2020; Sukadiyanto,

17
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

2010). Oleh karena itu, remaja sangat asuh orang tua dengan stres pada remaja
membutuhkan nasihat dan bimbingan dari selama pandemi Covid-19 di SMP Negeri
orang tua tentang bagaimana menangani 3 Sungai Raya. Penelitian ini sesuai
stresnya supaya ke arah yang positif, dengan penelitian Hari et al., (2017)
tidak merugikan dirinya, dan tidak mengatakan ada hubungan pola asuh
berbahaya. dengan tingkat stres menjelang Ujian
Nasional (UN) pada anak kelas VI SDN
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Sukun 1 Malang dengan nilai p
Dengan Stres Pada Remaja Selama value=(0,002)<a(0,050) yang artinya data
Pandemi Covid-19 Di Smp Negeri 3 dinyatakan signifikan maka H1 diterima.
Sungai Raya Menurut Ningrum (2018) mengatakan
Hasil analisa diperoleh mayoritas 86 bahwa orang tua mempunyai pengaruh
responden (32,6%) mempersepsikan pola terbesar pada anak mereka. Setiap orang
asuh demokratis mengalami stres rendah, tua memiliki gaya pengasuhan masing-
17 responden (6,4%) mempersepsikan masing yang mempengaruhi
pola asuh otoriter dengan stres rendah, 5 perkembangan sosial anak-anak mereka.
responden (1,9%) mempersepsikan pola Penerapan pengasuhan yang berbeda
asuh o permisif memanjakan dengan dikaitan dengan ciri kepribadian yang
stres rendah, 1 responden (0,4%) berbeda dari setiap anak, dan diharapkan
mempersepsikan pola asuh permisif acuh orang tua dapat mengajarkan anaknya
tak acuh dengan stres rendah. Siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan,
yang mempersepsikan pola asuh otoriter dan menyelesaikan masalahnya
dengan mengalami stres sedang (Hermawan, 2018).
sebanyak 36 responden (13,6%), yang Gaya pengasuhan ada empat yaitu
mempersepsikan pola asuh permisif demokratis, otoriter, permisif acuh tak
memanjakan dengan stres sedang acuh dan permisif memanjakan. Hasil
sebanyak 9 responden (3,4%), yang penelitian menunjukkan remaja yang
mempersepsikan pola asuh permisif acuh mempersepsikan pola asuh demokratis
tak acuh dengan stres sedang sebanyak yang merasai stres rendah berjumlah 86
4 responden (1,5%), yang responden (32,6%), yang merasai stres
mempersepsikan pola asuh demokratis sedang berjumlah 59 responden (22,3%),
dengan stres sedang berjumlah 59 dan yang merasai stres tinggi berjumlah
responden (22,3%). Dan siswa dengan 25 responden (9,5%). Orang tua yang
stres tinggi berjumlah 17 responden mempraktikkan pengasuhan demokratis
(6,4%) mempersepsikan pengasuhan mempunyai kontrol dan penerimaan yang
otoriter, yang mempersepsikan tinggi, dan anak mereka yang
pengasuhan permisif memanjakan mendapatkan penerapan pola asuh ini
dengan stres tinggi sebanyak 3 lebih mampu mengelola stresnya
responden (1,1%), yang mempersepsikan (Rahmawati & Raudatussalamah, 2020;
pola asuh permisif acuh tak acuh dengan Riandini, 2015). Akan tetapi orang tua
stres tinggi sebanyak 2 responden yang menerapkan pengasuhan
(0,8%), yang mempersepsikan pola asuh demokratis tidak menutup kemungkinan
demokratis dengan stres tinggi sebanyak terjadinya stres pada anak mereka,
25 responden (9,5%). karena setiap pengasuhan memiliki
Dalam penelitian ini, terdapat kelebihan dan kelemahannya. Penerapan
hubungan yang signifikan antara pola pengasuhan demokratis mempuyai

18
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

kelebihan yaitu memberi anak serta tidak percaya pada orang-orang di


kepercayaan diri dan tanggung jawab sekitarnya (Fitriyani, 2015).
atas tindakan mereka, tidak berpura-pura, Pada penelitian ini ditemukan bahwa
berperilaku jujur, menjadikan anaknya remaja mempersepsikan pola asuh
mandiri, dan percaya diri. Namun selain permisif memanjakan yang mengalami
itu, pengasuhan demokratis memiliki stres rendah sebanyak 5 responden
kekurangan yaitu anak-anak cenderung (1,9%), yang merasai stres sedang
mempertahankan otoritas orang tua, berjumlah 9 responden (3,4%), dan yang
sehingga apapun yang terjadi antara merasai stres tinggi berjumlah 3
mereka dan orang tua harus responden (1,1%). Orang tua dengan
dipertimbangkan (Fitriyani, 2015). penerapan pola asuh permisif
Pada penelitian ini ditemukan bahwa memanjakan mempunyai kontrol yang
remaja mempersepsikan pola asuh lebih rendah dan tingkat penerimaan yang
otoriter yang merasai stres rendah lebih tinggi (Rahmawati &
sebanyak 17 responden (6,4%), yang Raudatussalamah, 2020). Dalam model
merasai stres sedang berjumlah 36 pengasuhan ini, orang tua lebih banyak
responden (13,6%), dan yang merasai terlibat dengan anak mereka, tetapi
stres tinggi berjumlah 17 responden dengan menuntut atau kontrol yang lebih
(6,4%). Orang tua dengan pengasuhan sedikit terhadap anak-anak mereka
otoriter mempunyai tingkat kontrol tinggi (Santrock, 2003 yang dikutip dalam
dan penerimaan rendah (Rahmawati & Situmorang et al., 2018).
Raudatussalamah, 2020). Pola asuh Dalam penelitian ini, remaja yang
otoriter (authoritarian) merupakan pola mempersepsikan pola asuh permisif acuh
asuh yang membatasi dan memaksa tak acuh yang mengalami stres rendah
mereka untuk mematuhi perintah tanpa sebanyak 1 responden (0,4%), yang
melakukan rundingan dengan anak-anak merasai stres sedang berjumlah 4
mereka. Selanjutnya, orang tua yang responden (1,5%), dan yang merasai
menerapkan pengasuhan otoriter stres tinggi berjumlah 2 responden
mempunyai kebiasaan menghukum anak (0,8%). Orang tua dengan pengasuhan ini
secara fisik, kecenderungan emosi dan mempunyai kontrol dan penerimaan yang
menolak (Yusuf yang dikutip dalam rendah (Rahmawati & Raudatussalamah,
Marisa et al., 2018; Pertiwi & Juneman, 2020). Pada pengasuhan permisif acuh
2012). tak acuh ini, orang tua tidak terbawa-
Orang tua yang menerapkan bawa dalam kehidupan anak-anaknya,
pengasuhan otoriter dengan benar, maka cenderung kurang mempunyai
akan berdampak positif atau memiliki keterampilan sosial, dan mempunyai
kelebihan terhadap remaja tersebut, kontrol diri yang buruk, serta tidak
karena pada pola asuh otoriter ini anak mandiri. Selain itu, anak sering kali tidak
terdidik disiplin yaitu berpegang teguh saling menghargai, dan belum dewasa,
pada aturan. Namun, anak cenderung serta dapat bertindak jauh dari keluarga
disiplin hanya di depan orang tuanya. untuk menyakiti (merusak) lingkungan
Tidak hanya itu pula, pola asuh otoriter sekitarnya (Ani et al., 2020).
juga bisa berdampak negatif atau memiliki Gaya pengasuhan yang tepat akan
kekurangan yaitu anak akan menarik diri berdampak pada pola perilaku dan sikap
dari masyarakat dan menjadi tidak puas, anak. Oleh karena itu, kerjasama seluruh
agen sosialisasi baik keluarga, sekolah,

19
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

serta warga di sekitar lingkungannya asuh ditunjukkan kepada ibu, mayoritas


merupakan solusi terbaik untuk orang tua menerapkan pola asuh
keberhasilan anak. Tugas dan kewajiban demokratis. Mayoritas mengalami stres
menyukseskan pengasuhan anak sejak rendah. Dan penelitian ini menunjukkan
dini, terutama bagi keluarga sangat besar, terdapat hubungan yang bermakna
mengingat anak itu lahir dan besar dalam antara pola asuh orang tua dengan stres
keluarga. Pengasuhan dan lingkungan pada remaja selama pandemi Covid-19 di
sekitar keluarga sangat menentukan cara SMP Negeri 3 Sungai Raya
berpikir, kebiasaan, dan kemampuan
memotret kehidupan sekitar Saran
(Rakhmawati, 2015). Bagi lembaga pendidikan, sekolah
Peneliti menyimpulkan, pola asuh harus dapat memberikan nasehat,
merupakan salah satu faktor penyebab bimbingan, dan konseling kepada remaja
stres. Sedangkan stres merupakan suatu untuk membantu mereka menghindari
perasaan yang dirasakan setiap orang dan mengurangi stres.
yang mengalami tertekan dan Bagi institusi keperawatan diharapkan
ketegangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
ini, penerapan pengasuhan orang tua membantu mereka memperluas
yang tepat akan berdampak pula pada pengetahuan mereka di bidang
kejadian stres yang rendah pada remaja keperawatan, khususnya psikologi
sehingga dapat menjadi bahan remaja.
pertimbangan dan mengubah pola pikir Bagi profesi keperawatan diharapkan
orang tua tentang pola asuh, perawatan, perawat dapat memberikan pendidikan
dan dukungan pendidikan kepada dan pelatihan melalui penyuluhan,
anaknya. Selain itu remaja diharapkan kunjungan orang tua, dan pengabdian
mampu menghadapi berbagai masyarakat, memberikan pendidikan
permasalahan yang sering dihadapinya. tentang pola asuh, meningkatkan
Remaja dapat melibatkan orang tua atau pengetahuan masyarakat, dan memberi
kerabatnya untuk mendiskusikan tahu orang tua tentang penerapan pola
masalah yang sedang mereka hadapi, asuh yang akan diterapkan kepada
sehingga orang yang mendengarkannya anaknya. Hal tersebut diharapkan dapat
dapat memberikan solusi sehingga dapat mencegah atau mengurangi stres yang
mengurangi dan terhindar dari stres. dialami pada remaja.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan
KESIMPULAN DAN SARAN meneliti tentang faktor-faktor yang lain
Kesimpulan berkaitan dengan stres pada remaja
Hasil penelitian menyatakan mayoritas menggunakan variabel berbeda, dan
responden berusia 13 tahun, berjenis mengembangkan metode penelitian
kelamin perempuan, dan kelas 9. kualitatif untuk memperjelas masalah
Sedangkan pada tingkat pendidikan dalam gaya pengasuhan.
orang tua yaitu SMA/SMK, dengan
mayoritas pekerjaan orang tua (ayah) DAFTAR PUSTAKA
karyawan swasta, dan mayoritas Adawiah, R. (2017). Pola Asuh Orang Tua
pekerjaan orang tua (ibu) tidak bekerja, Dan Implikasinya Terhadap
responden tinggal bersama orang tua Pendidikan Anak (Studi pada
dengan kondisi yang utuh. Mayoritas pola Masyarakat Dayak di Kecamatan

20
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

Halong Kabupaten Balangan). Barseli, M., Ifdil, I., & Fitria, L. (2020).
Jurnal Pendidikan Stress Akademik Akibat Covid-19.
Kewarganegaraan, 7(1), 33–48. JPGI (Jurnal Penelitian Guru
Indonesia), 5(2), 95–99.
Amelia, B., Elita, V., & Dewi, Y. I. (2015). https://doi.org/https://doi.org/10.292
Hubungan Pola Asuh Orang Tua 10/02733jpgi0005
Dengan Motivasi Melanjutkan
Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Bayani, I., & Sarwasih, S. (2013).
Pada Remaja Di Daerah Pesisir Attachment Dan Peer Group
Riau. JOM, 2(2). Dengan Kemampuan Coping Stress
Pada Siswa Kelas VII Di SMP RSBI
Anggraeni, C. S., Hidayati, N., Farisia, H., Al Azhar 8 Kemang Pratama.
& Khoirulliati, K. (2020). Trend Pola Journal Soul, 6(1), 77–96.
Asuh Orang Tua dalam
Pendampingan Model Candra, N. A., Sofia, A., & Anggraini, G.
Pembelajaran Blended Learning F. (2017). Gaya Pengasuhan Orang
pada Masa Pandemi Covid-19. Tua Pada Anak Usia Dini. Jurnal
JECED : Journal of Early Childhood Pendidikan Anak, 3(2), 1–10.
Education and Development, 2(2),
97–108. Danastri, N., & Desiningrum, D. (2016).
https://doi.org/10.15642/jeced.v2i2. Eksplorasi Pengalaman Stress
915 Pada Individu Yang Berperilaku
Bruksisme (Studi Kualitatif Dengan
Ani, S., Harapan, E., & Sari, K. (2020). Pendekatan Fenomenologis). Jurnal
Pengaruh Pola Asuh Permisif Orang Empati, 5(4), 604–609.
Tua Terhadap Self-Control Pada
Siswa Kelas VIII Smpn 2 Rambang Dewi, P. A. S. C., & Khotimah, H. (2020).
Kabupaten Muara Enim. Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Di
Psikodidaktika: Jurnal Ilmu Masa Pandemi Covid-19. Seminar
Pendidikan, Psikologi, Bimbingan Nasional Sistem Informasi, 2433–
Dan Konseling, 5(1), 55–63. 2441.
https://journals.unihaz.ac.id/index.p Elya, M. H. (2014). Perbedaan Pola Asuh
hp/psikodidaktika/article/view/986 Ibu Bekerja Dan Tidak Bekerja Pada
Atika, A. N., & Rasyid, H. (2018). Dampak Anak Usia Prasekolah Di TK Tunas
Status Sosial Ekonomi Orang Tua Karya Kelapa Gading. Universitas
Terhadap Keterampilan Sosial Negeri Jakarta.
Anak. Pedagogia : Jurnal Fitriyani, L. (2015). Peran Pola Asuh
Pendidikan, 7(2), 111–120. Orang Tua Dalam Mengembangkan
https://doi.org/10.21070/pedagogia. Kecerdasan Emosi Anak. Lentera,
v7i2.1601 18(1), 93–110. https://journal.iain-
samarinda.ac.id/index.php/lentera_j
Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua
Dan Metode Pengasuhan Dalam ournal/article/view/431
Membentuk Kepribadian Anak. Hari, P. P., Widodo, D., & Widiani, E.
ThufuLA, 5(1), 102–122. (2017). Hubungan Pola Asuh
https://doi.org/10.21043/thufula.v5i1 Dengan Tingkat Stres Menjelang
.2421 Ujian Nasional (UN) Pada Anak

21
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

Kelas VI Di SDN Sukun 1 Malang. Perspectiva


Nursing News, 2(3), 511–521. alumnos.pdf%0Ahttps://ww
https://publikasi.unitri.ac.id/index.ph
p/fikes/article/view/450/368 Makarim, N. A. (2020). Surat Edaran
Menteri Pendidikan Dan
Hermawan, A. (2018). Pola Asuh Parental Kebudayaan Republik Indonesia
Responsiveness Dan Parental Tentang Pencegahan Corona Virus
Demandingness Dalam Keluarga Di Disease (Covid-19) Pada Satuan
Era Globalisasi. INJECT Pendidikan. Surat Edaran Menteri
(Interdisciplinary Journal of Pendidikan Dan Kebudayaan
Communication), 3(1), 105–123. Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2020, 3(1), 2.
Idrus, A. (2012). Pola Asuh Orangtua https://covid19.hukumonline.com/w
dalam Memotivasi Belajar Siswa p-
Sekolah Dasar. 21(2), 145–151. content/uploads/2020/04/surat_eda
http://journal.um.ac.id/index.php/jur ran_menteri_pendidikan_dan_kebu
nal-sekolah-dasar/article/view/3801 dayaan_nomor_3_tahun_2020-
Irmawartini, & Nurhaedah. (2017). 2.pdf
Metodologi Penelitian. In Marisa, C., Fitriyanti, E., & Utami, S.
Kementerian Kesehatan Republik (2018). Hubungan Pola Asuh
Indonesia. Orangtua Dengan Motivasi Belajar
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdik Remaja. Jurnal Konseling Dan
sdmk/wp- Pendidikan, 6(1), 25.
content/uploads/2017/11/Daftar-isi- https://doi.org/10.29210/118700
Metodologi-Penelitian_k1_restu.pdf
Muslim, M. (2020). Manajemen Stress
Listyaningsih, U., Alfana, M. A. F., Pada Masa Pandemi Covid-19.
Pujihastuti, R., & Amrullah, H. ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis,
(2019). Populasi Pola Asuh Orang 23(2), 192–201.
Tua pada Anak Usia 10-14 Tahun di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Ningrum, W. R. (2018). Pengaruh
Populasi, 27, 1–12. Peranan Dan Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Mahendra, S. (2010). Hubungan Antara Sekolah Dasar Negeri (SDN) Di
Pola Asuh Orang Tua Dan Kecamatan Bogor Barat. Jurnal
Pergaulan Peer Group (Kelompok Pendidikan, 17(2), 129–137.
Sebaya) Dengan Sikap Pada Siswa http://jurnal.ut.ac.id/index.php/JP/ar
Kelas XI IPS SMA Negeri 3 ticle/view/621
Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010
[Universitas Sebelas Maret]. Nugroho, P. S. (2020). Biostatistik
http://awsassets.wwfnz.panda.org/d Inferensial Kesehatan Masyarakat
ownloads/earth_summit_2012_v3.p (Muslikh & R. M. H. Sri (eds.)).
df%0Ahttp://hdl.handle.net/10239/1 Penerbit Lakeisha.
31%0Ahttps://www.uam.es/gruposi https://books.google.co.id/books?id
nv/meva/publicaciones =qXwGEAAAQBAJ&pg=PA84&dq=
jesus/capitulos_espanyol_jesus/20 hasil+uji+chi+square+tabel+3x3&hl
05_motivacion para el aprendizaje =id&sa=X&ved=2ahUKEwjY-

22
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

cLyrrv0AhWfH7cAHTZ7A1YQ6AF6 Ramadhani, N., & Mahmudiono, T.


BAgMEAM#v=onepage&q=hasil uji (2021). Academic Stress Is
chi square tabel 3x3&f=false Associated With Emotional Eating
Behavior Among Adolescent. Media
Oktavia, N. (2015). Sistematika Penulisan Gizi Indonesia (National Nutrition
Karya Ilmiah. Deepublish. Journal), 16(1), 38–47.
https://books.google.co.id/books?id https://doi.org/10.20473/mgi.v16i1.3
=wcIYCgAAQBAJ&pg=PA60&dq=h 8-47
asil+uji+chi+square+tabel+3x3&hl=i
d&sa=X&ved=2ahUKEwjY- Riandini, S. (2015). Pengaruh Pola
cLyrrv0AhWfH7cAHTZ7A1YQ6AF6 Pengasuhan Dengan
BAgIEAM#v=onepage&q=hasil uji Perkembangan Komunikasi Anak
chi square tabel 3x3&f=false Autis Kepada Orang Tua. Majority,
4(8), 99–106.
Pardede, M., & Karo-Karo, S. (2020).
Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Rizki, S. D., Susilawati, & Mariam, I.
Terhadap Wujud Spiritual Siswa (2017). Hubungan Pola Asuh Orang
SMK Swasta Jambi Medan Tua Dengan Prestasi Belajar Anak
Jl.Pertiwi No.116. Kecamatan Usia Sekolah Dasar Kelas II Dan III.
Medan Tembung T.A. 2019/2020. Jurnal Keperawatan, 8(1), 74–84.
Jurnal Pendidikan Religious, 2(2),
116–132. Safitri, Y., & Hidayati, N. E. (2013).
Hubungan Antara Pola Asuh Orang
Parker, G., Tupling, H., & Brown, L. B. Tua Dengan Tingkat Depresi
(1979). Parental Bonding Instrument Remaja Di Smk 10 November
(PBI). British Journal Of Medical Semarang. Jurnal Keperawatan
Psychology, 52, 1–10. Jiwa, 1(1), 11–17.
https://doi.org/10.1016/j.avb.2019.0
6.003 Situmorang, N. Z., Ismail, N., Muarifah,
A., & Wahyudin, U. (2018).
Pertiwi, M., & Juneman. (2012). Peran Kenakalan Remaja Dilihat Dari Pola
Pola Asuh Orangtua Dalam Asuh Permisif Orangtua dan Kontrol
Mengembangkan Remaja Menjadi Diri Siswa SMU di Kota Ternate.
Pelaku Dan/Atau Korban Pembulian Prosiding Konferensi Nasional Ke- 8
Di Sekolah. Sosiokonsepsia, 17(02), Asosiasi Program Pascasarjana
173–191. Perguruan Tinggi Muhammadiyah
(APPPTMA), 1–7.
Rahmawati, Y., & Raudatussalamah.
(2020). Perilaku Merokok Pada Sukadiyanto. (2010). Stress Dan Cara
Pelajar: Peran Orang Tua Dalam Menguranginya. Cakrawala
Pengasuhan. Psikobuletin:Buletin Pendidikan, XXIX(1), 55–66.
Ilmiah Psikologi, 1(1), 20–28.
https://doi.org/10.24014/pib.v1i1.82 Sukamto, R. N., & Fauziah, P. (2021).
68 Identifikasi Pola Asuh di Kota
Pontianak. Jurnal Obsesi : Jurnal
Rakhmawati, I. (2015). Peran Keluarga Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1),
dalam Pengasuhan Anak. Konseling 923–930.
Religi: Jurnal Bimbingan Konseling https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1
Islam, 6(1), 1–18. .638

23
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume 3, No. 2, 2021

E ISSN 2745-858X

Sulistyowati, E. S. P., & Dianasari, A. S. 1(1), 1–8.


P. (2020). Play Therapy Art
Expression Teknik Menggambar Yulihasri, R., & Mahyuddin, N. (2021).
Untuk Mengurangi Stres Peserta Pengaruh Pola Asuh Berdasarkan
Didik Dalam Mengerjakan Tugas Pekerjaan Orang Tua Terhadap
Pembelajaran Daring. 04(02), 68– Karakter Mandiri Anak. Early
73. Childhood: Jurnal Pendidikan, 5(2),
169–181.
Sun, J., Dunne, M. P., Hou, X. yu, & Xu,
A. qiang. (2011). Educational Stress Zalsabela, M. P., Darmadi, Ningrum, P.
Scale For Adolescents: P., Yuliarisma, S. A., Safitri, A.,
Development, Validity, And Prasetyo, Y. E., & Nabila, R. F.
Reliability With Chinese Students. (2020). Dampak Pembelajaran
Journal of Psychoeducational Jarak Jauh Terhadap Perasaan
Assessment, 29(6), 534–546. Tertekan Pada Siswa Kelas Tujuh
https://doi.org/10.1177/0734282910 Smp Saat Memahami Konsep
394976 Matematika. Jurnal Review
Pendidikan Dan Pengajaran, 3(2),
Taluke, J., Lesawengen, L., & Suwu A.A, 294–298.
E. (2021). Pengaruh Status Sosial
Ekonomi Orang Tua Terhadap
Tingkat Keberhasilan Mahasiswa Di
Desa Buo Kecamatan Loloda
Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal
Holistik, 14(2), 1–16.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.p
hp/holistik/article/view/33777
WHO. (2021). WHO Coronavirus (Covid-
19) Dashboard.
https://covid19.who.int/
Winarti. (2019). Hubungan Antara Tingkat
Pendidikan Orang Tua dengan
Orientasi Pola Asuh Anak Usia Dini
(Studi di RA al Karimy Kec. Kutorejo
Kab. Mojokerto). Proceedings: The
3rd Annual International Conference
on Islamic Education (AICIEd), 261–
270.
Yuliandri, B. S., & Wijaya, H. E. (2021).
Social Emotional Learning ( SEL ) to
Reduce Student Academic Stress
during the COVID-19 Pandemic :
Social Emotional Learning ( SEL )
untuk Mengurangi Stres Akademik
Siswa di Masa Pandemi COVID-19.

24

You might also like