Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

I S S N : 1411-8564

V ol. 15 | N o.1

Pertanggungjawaban Pidana Illegal Minyak


Dan Gas Bumi Oleh Nakhoda/Crew Kapal
Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia

Aditya Rezeki Ramadhan*, Joko Sriwidodo**, Kristiawanto***

*Universitas Jayabaya
**Universitas Jayabaya
***Universitas Jayabaya
ARTICLE INFO ABSTRACT

Keywords: Business activities in the oil and gas sector that violate the laws and regulations in the oil
Hukum, and gas sector. Especially carried out by the captain / crew of tankers or other types of ships
Sanksi Pidana, such as tugboats, cargo, SPOB and others. The research method is juridical-normative.
Minyak dan Gas Bumi The source of data in this study is secondary data. Data collection was carried out using
field research, while the data analysis technique used was normative juridical analysis,
making it possible to produce conclusions regarding criminal law enforcement and crimi-
nal liability in the oil and gas sector carried out by the captain/ship crew. Based on research
that legal sanctions perpetrators of criminal acts in the field of Oil and Gas have not been
able to make a major contribution in order to suppress or eliminate or hinder acts of law
violations in the field of Oil and Gas, because there are still many legal loopholes from the
Regulations and Legislation created by the Government. Therefore, the management of
oil and gas must be improved comprehensively and thoroughly in one law and it is not
sufficient if it is only partially regulated in the Job Creation Law so there needs to be a
Corresponding Author: comprehensive overhaul of the new law.
adityametuik@gmail.com
Kegiatan usaha dibidang minyak dan gas bumi yang melanggar peraturan dan perundang-
undang dibidang minyak dan gas bumi. Khususnya dilakukan oleh Nakhoda/Crew kapal
jenis Tangker ataupun Kapal jenis lainnya seperti Tugboat, Cargo, SPOB dan lainnya.
Metode penelitian dilakukan secara yuridis-normatif. Sumber data dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan penelitian
lapangan, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis yuridis normatif,
sehingga memungkinkan menghasilkan kesimpulan mengenai penegakan hukum pidana
serta pertanggungjawaban pidana dibidang minyak dan gas bumi yang dilakukan oleh
Nahkoda/Crew Kapal. Berdasarkan penelitian bahwa sanksi hukum dibidang minyak dan
gas bumi selama ini tidak efektif menghambat dan mencegah para pelaku ataupun eks.
Pelaku yang melanggar hukum dibidang minyak dan gas bumi untuk mengulangi kembali
perbuatannya salah satu pelakunya yaitu Nakhoda/Crew kapal. Sanksi terhadap para
pelaku tindak pidana dibidang Minyak dan Gas Bumi belum dapat memberikan kontribusi
yang besar agar dapat menekan ataupun menghilangkan ataupun menghambat perbuatan
pelanggaran hukum dibidang Minyak dan Gas Bumi, karena masih terdapat banyak celah
hukum dari Peraturan dan Perundang-undangan yang diciptakan oleh Pemerintah. Oleh
karena itu tata kelola migas harus dilakukan perbaikan secara komprehensif dan menyeluruh
dalam satu Undang-Undang dan tidak cukup memadai jika hanya diatur secara parsial
dalam UU Cipta Kerja sehingga perlu adanya perbaikan dengan komprehensif dalam
undang-undang yang baru.

Jurnal Penelitian Hukum Legalitas


Volume 15 Nomor 1
Januari 2021 - Juni 2021
ISSN 1411-8564
hh. 27 – 36 ©2021 JPHL. All rights reserved.

-27-
Jurnal Penelitian Hukum Legalitas Volume 15 No.1 Januari 2021

Pendahuluan lain-lain. Bahan galian tersebut dikuasai oleh negara.


Hak penguasaan negara berisi wewenang untuk
Minyak bumi merupakan sumber energi yang mengatur, mengurus dan mengawasi pengelolaan
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari seperti atau pengusahaan bahan galian, serta berisi
untuk Mesin Bermotor dan Perindustrian, minyak kewajiban untuk dipergunakana sebesar-besarnya
bumi yang berasal dari pelapukan sisa-sisa bagi kemakmuran rakyat yang penguasaannya oleh
organisme, bahan bakar fosil, minyak bumi dari negara yaitu Pemerintah.
jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati yang
kemudian mengendap didasar bumi lalu ditutupi Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana
lumpur, dan lumpur tersebut lambat laun menjadi diatur dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945. Sebagai negara
bebatuan karena pengaruh tekanan diatasnya lalu hukum, maka untuk menjalankan suatu negara dan
setelah bertahun-tahun lamanya menjadi bahan dasar perlindungan hak asasi harus berdasarkan hukum.
untuk diolah dan dikelola sehingga mengahasilkan Kondisi ini menyebabkan peraturan perundang-
Minyak dan Gas Bumi undangan memegang peranan yang sangat strategis
sebagai landasan dan strategi negara untuk mencapai
Berbagai percobaan untuk menciptakan jenis energi tujuan sebagaimana yang telah ditentukan (Prasetyo,
yang ramah lingkungan dilakukan diberbagai 2010).
negara. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah
penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui, Indonesia yang merupakan Negara Hukum
salah satunya adalah bahan bakar minyak. Pengalihan menertibkan pengelolaan sumber energi salah
bakar minyak sebagai sumber energi sudah satunya Minyak dan Gas Bumi dengan menciptakan
banyak dilakukan di negara-negara maju dengan Undang-undang yang mengatur tentang Minyak
menciptakan sumber energi ramah lingkungan serta dan Gas Bumi, yang sudah dilakukan beberapa kali
dapat diperbaharui seperti bahan bakar bio diesel pergantiaan Undang-undang pada masanya yaitu:
yang berasal dari tumbuhan (BPH Migas, 2005).
a. Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960
Dengan begitu pentingya peranan Minyak dan Gas tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi;
Bumi dalam kehidupan, sehingga bermunculannya
permainan mafia minyak dan gas bumi di Indonesia, b. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1962 tentang
yang ditengarai menjadi faktor penyebab pengelolaan Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
minyak dan gas bumi di Indonesia merupakan salah Undang-undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang
satu bidang untuk menghasilkan keutungan untuk Kewajiban Perusahaan Minyak Memenuhi
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi Kebutuhan Dalam Negeri;
mendapatkan penghasilan atau pundi – pundi uang. c. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang
Kekayaan Minyak dan Gas Bumi yang merupakan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas
salah satu sumber daya alam strategis yang tidak Bumi Negara sudah tidak sesuai lagi dengan
terbarukan yang dikuasai oleh Negara serta berfungsi perkembangan usaha pertambangan minyak
sebagai komoditas vital yang menguasai kebutuhan dan gas bumi, kemudian yang terakhir,
hidup orang banyak dan mempunyai peranan d. Pada tanggal 23 November 2001 telah
penting dalam perekonomian nasional sehingga diundangkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
pengelolaannya harus dapat secara maksimal 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi, dimana yang
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, menjadi dasar pertimbangan diundangkannya
kegiatan usaha minyak dan gas bumi mempunyai undang-undang tersebut adalah sudah tidak
peranan penting dalam memberikan nilai tambah sesuianya lagi Undang-Undang Nomor 44
secara nyata kepada seluruh pertumbuhan ekonomi Prp Tahun 1960 dengan perkembangan usaha
nasional yang meningkat dan berkelanjutan (Salim, pertambanagn migas baik dalam taraf nasional
2004). maupun intenasional (Sutedi, 2011).
Dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar e. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang
Republik Indonesia 1945 dinyatakan bahwa : “Bumi Minyak dan Gas Bumi lalu dilakukan perubahan
dan air dan kekayaan alam yang terkandung beberapa pasal yang tertuang pada Undang-
didalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta
sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Kerja;
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan
galian (tambang). Bahan galian itu, meliputi emas, Berdasarkan perundang-undangan tersebut maka
perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, dan penegakan hukumnya dilakukan oleh negara atau

-28-
Ramadhan, Widodo & Kristiawanto/Pertanggungjawaban Pidana Illegal Minyak Dan Gas Bumi Oleh Nakhoda/Crew Kapal Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia

pemerintah melalui badan pelaksana yang dalam undang-undang tidak salah dalam penafsiran aturan
hal ini dilaksanakan pihak kepolisian, SKK Migas perundang-undangan.
serta kejaksaaan. Berbagai peraturan perundang-
undangan yang dikeluarkan pemerintah harus dapat Bahwa Kejahatan terjadi disebabkan oleh berbagai
dijalankan dan ditegakkan apabila ada pelanggaran. faktor ekonomi dan sosial merupakan faktor utama
Sehingga Negara dalam hal ini pemerintah yang mempengaruhi terjadinya kejahatan. Oleh
bertanggung jawab untuk menjaga aturan-aturan karena itu kejahatan ditanggulangi apabila keadaan
dalam perundang-undangan yang telah diciptakan, ekonomi atau keadaan lingkungan sosial yang
yang mana dalam kasus-kasus kegiatan illegal mempengaruhi seseorang kearah tingkah laku
Minyak dan Gas Bumi dapat dikenakan sanksi kriminal dapat dikembalikan kearah yang lebih
pidana dan sanksi administrasi. baik. Dengan kata lain perbaikan keadaan ekonomi
dan lingkungan sosial yang harus dilakukan
Dengan terbentuknya Undang-Undang No. 22 Tahun untuk menekan jumlah tindak pidana kejahatan
2001 tentang Migas sangat mempertimbangkan (Atmasasmita, 1995).
amanat yang menempatkan negara untuk
menguasai dan mempergunakan kekayaan alam Pentingnya sanksi pidana di dalam penegakan
yang terkandung di dalam bumi Indonesia, akan hukum administrasi negara oleh hukum pidana
tetapi amanat ini tentu sangat tidak sesederhana dan dapat dilihat dari pendapat Logeman yang dikutip
mudah untuk dilaksanakan, hal ini berkaitan dengan Soehardjo (Ranidajita, 1994) bahwa: “Hukum
keterbatasan akan kemampuan bangsa Indonesia administrasi negara itu memberikan kaidah-kaidah
dalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi. yang membimbing turut serta pemerintah dalam
Keterbatasan juga terjadi pada sektor pembiayaan pergaulan sosial ekonomi yaitu kaidah-kaidah yang
kegiatan karena pelaksanaan eksplorasi dan oleh pemerintah sendiri diberi sanksi dalam hal
eksploitasi Migas merupakan kegiatan padat modal, pelanggaran.”
padat teknologi dan mengandung resiko investasi Kemudian menurut Prodjodikoro (2003) menyatakan
yang besar (Mangku, 2016). bahwa: “Tanda-tanda batas antara hukum pidana di
Bahwa dalam UU sudah ditegaskan mengenai tujuan satu pihak dan hukum tata usaha negara di pihak
pengelolaan minyak dan gas bumi dalam rangka lain, terletak pada rasa keadilan”
meningkatkan pendapatan negara, menciptakan Seperti diketahui bahwa dalam KUHP yang berlaku
lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan di Indonesia selama ini tidak dirumuskan pedoman
kemakmuran rakyat yang adil dan merata, serta umum pemidanaan yang mengatur tentang
tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. permaafan hakim. Perumusan asas rechterlijk pardon
Namun demikian, pengelolaan gas harus dilakukan dalam pedoman pemidanaan itu penting karena
secara hati-hati dan seyogianya terbebas dari skema sesuai atas fleksibilitas/elastisitas dan modifikasi
liberalisasi yang berpotensi membawa ketidakadilan pemidanaan yang bersumber dari nilai-nilai kearifan
sosial dan kegagalan pencapaian kesejahteraan religius (Wahyuningsih, 2018).
rakyat. Putusan MK yang telah menganulir pasal-
pasal dalam UU tersebut, maka rekonstruksi hukum Pengaruh positivisme hukum telah sangat kuat
sangat penting dilakukan, dengan menjamin tertanam dalam sistem hukum Indonesia, dalam
keberadaan hukum yang menciptakan kebahagiaan kenyataannya setelah Indonesia merdeka pun model
bagi rakyat (Sulaiman,2016). penalaran positivisme hukum masih kuat dianut,
salah satunya adalah terlepaskannya tujuan keadilan
Bahwa dengan adanya sanksi pidana dan sanksi dalam hukum.
administrasi dalam perundang-undangan tentang
minyak dan gas bumi, pelanggaran dibidang minyak Hukum hanya dimaknai sebagai norma positif
dan gas bumi harus ditegakkan agar tercapainya dalam sistem perundang-undangan, hal inipun
tujuan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran juga direpresentasikan dalam pasal-pasal yang
rakyat yang adil dan merata. Adapun dasar penegak tertuang di peraturan perundang- undangan yang
hukum untuk melakukan penindakan terhadap mengatur tentang pengelolaan minyak dan gas
kegiatan-kegiatan pelanggaran hukum harus bumi. Perdebatan dalam landasan pembentukan
berdasarkan undang-undang, sehingga perumusan peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan
perbuatan harus secara jelas, cermat dan tepat minyak dan gas bumi berpangkal pada ideologi apa
dalam peraturan perundang-undangan diciptakan yang digunakan negara dalam pengelolaan ekonomi.
karena dalam hukum negara yang menggunakan Ideologi yang digunakan menjadi landasan utama
pengelolaan minyak dan gas bumi untuk mencapai

-29-
Jurnal Penelitian Hukum Legalitas Volume 15 No.1 Januari 2021

kesejahteraan rakyat. Kesimpulannya, negara perlu konstitusionalitas sebuah undang-undang terkait


ikut campur dalam kegiatan-kegiatan ekonomi dengan sumber daya alam, namun perlu juga
khususnya dalam mengelola Sumber Daya Minyak memperhatikan manfaat model penguasaan negara
dan Gas Bumi untuk mencapai kesejahteraan rakyat. tersebut kedalam sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Sehingga, jika model pengelolaan Migas
Negara mempunyai kekuasaan untuk mengelola memenuhi unsur penguasaan negara namun tidak
sumber daya alam demi mewujudkan keadilan sosial, memberikan dampak bagi kemakmuran negara
kesejahteraan umum dan untuk kemakmuran rakyat. maka model tersebut adalah inkonstitusinal”
Instrumen hukum kontrak menjadi payung hukum (Sunarya, 2017).
utama sebagai upaya perlindungan hukum terhadap
asset negara yang berupa minyak dan gas bumi. Namun dewasa ini pengelolaan minyak dan gas
Kontrak Bagi Hasil menjadi pilar dasar dalam upaya bumi banyak disalahgunakan oleh oknum ataupun
pengelolaan dan pemanfaatan kegiatan usaha minyak masyarakat untuk memperoleh keuntungan pribadi
dan gas bumi. Kontrak Bagi Hasil merupakan kontrak diberbagai daerah perairan di Indonesia karena
publik yang tidak sepenuhnya tunduk pada hukum dikerjakan tanpa standar pengelolaan dan keamanan
privat. Dalam melakukan hubungan kontraktualnya, yang baik. Hal ini tentu saja sangat menyalahi
negara tidak boleh dirugikan (imunitas negara) peraturan undang-undang yang ada. Pengelolaan
dan harus memperhatikan klausula-klausula yang minyak dan gas bumi yang tidak memperhatikan
menitikberatkan pada perlindungan asset negara aspek-aspek standar operasional yang telah diatur
(Kurniawan, 2013). pasti akan banyak berdampak negatif, tidak hanya
kepada kerusakan lingkungan namun juga akan
Terdapat Hubungan hukum antara pemerintah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dari kegiatan
sebagai pemegang Kuasa Pertambangan (KP) tersebut.
dengan kontraktor dalam kontrak pertambangan
Migas bukanlah berdasarkan pengalihan Hak Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang
Penguasaan Negara, tetapi merupakan hubungan Minyak dan Gas Bumi (Migas) selanjutnya
kontraktual yang memungkinkan pihak swasta disebutkan UU Migas, merupakan undang-undang
dapat turut serta di dalam usaha pertambangan yang mengatur kaidah-kaidah hukum dalam
Migas. Dalam kontrak pertambangan Migas, posisi lingkup hukum administrasi negara. Hal ini dilihat
hukum pemerintah bersifat “monodualis”, di satu dari aturan-aturan perizinan berkaitan dengan
sisi pemerintah berkedudukan sebagai regulator penyelenggaraan kegiatan usaha hilir. Kegiatan
dan sekaligus pemegang KP, namun di sisi lain usaha hilir adalah kegiatan usaha yang berintikan
pemerintah (dalam hal ini melalui SKK Migas) atau bertumpu pada kegiatan usaha pengolahan,
juga berkedudukan sebagai salah satu pihak dalam pengangkutan, penyimpanan dan niaga. Berbagai
kontrak pertambangan Migas yang kedudukannya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan
“setara” dengan kontraktor. Akibatnya, pemerintah pemerintah harus dapat dijalankan dan ditegakkan
baik sebagai regulator maupun pemegang KP tidak apabila terjadi suatu pelanggaran.
bisa mengendalikan kontraktor dalam kontrak
pertambangan Migas (Rokhim, 2017). Bila melirik kepada aturan hukum yang ada, maka
praktek melakukan kegiatan illegal migas telah
Dalam industri Minyak dan Gas Bumi terdapat 2 (dua) dapat di kategorikan kepada pelanggaran terhadap
kegiatan usaha yakninya kegiatan usaha hulu dan Undang-Undang No. 22 tahun 2001 tentang minyak
kegiatan usaha hilir. Kegiatan usaha hulu merupakan dan gas bumi yang mana tahun 2020 telah dilakukan
akivitas yang ditujukan untuk menemukan dan beberapa perubahan pasal yang tertuang didalam
mengeksploitasi sumber-sumber Minyak dan Gas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta
Bumi, melalui aktifitas survei (eksplorasi) dan Kerja. sebagaimana disebutkan dalam bab III ndang-
pengeboran (eksploitasi). Kemudian kegiatan Undang No. 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas
usaha hilir adalah aktifitas usaha yang ditujukan bumi yang menyatakan tentang penguasaan dan
untuk melakukan pengelolaan hydrocarbon yang pengusahaan “pasal 4” yaitu:
dihasilkan melalui proses penyulingan (refinary),
distribusi (pembangunan pipa) dan penjualan a. Minyak dan gas bumi sebagai sumber daya
kepada konsumen (Sunarya, 2017). alam strategis takterbarukan yang terkandung
didalam wilayah hukum pertambangan
Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Indonesia merupakan kekayaan nasional yang
Nomor:36/PUU-X/2012) “Penguasaan negara tidak dikuasai oleh Negara.
hanya dapat dijadikan elemen untuk mengukur

-30-
Ramadhan, Widodo & Kristiawanto/Pertanggungjawaban Pidana Illegal Minyak Dan Gas Bumi Oleh Nakhoda/Crew Kapal Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia

b. Penguasaan oleh Negara sebagaimana di maksud Dalam penelitian ini akan dibahas salah satunya
dalam ayat (1) di selenggarakan oleh pemerintah terkait kegiatan Hilir Migas yaitu tindak pidana
sebagai pemegang kuasa pertambangan. dibidang minyak dan gas bumi melanggar pasal 53
huruf (d) Undang – Undang Nomor 22 tahun 2001
c. Pemerintah sebagai pemegang kuasa tentang Minyak dan Gas Bumi Jo Pasal 55 ayat (1)
pertambangan membentuk badan pelaksana ke – 1 KUHP, yang dilakukan oleh Nakhoda dan
sebagaimana di maksud dalam pasal 1 angka 23. Mualim I Kapal Tangker yang melakukan kegiatan
Bergantinya beberapa penyelenggara negara yang jual beli (niaga) minyak dan gas bumi tanpa ijin
menjadi pemegang otoritas negara sama sekali tidak usaha niaga Jo Turut serta melakukan, yang terjadi
mencerminkan penghentian terhadap liberalisasi diwilayah Perairan Indonesia. Penegakan hukum
minyak dan gas bumi. Saat ini eksploitasi minyak tindak pidana tersebut dilakukan oleh Direktorat
dan gas bumi semakin tak tertanggulangi, aturan Kepolisian Perairan Korpolairud Baharkam Polri.
yang dikeluarkan demi keuntungan investasi semata. Merujuk dengan Kasus tersebut ada 2 (dua) orang
Indonesia sebagai salah satu koloni sumber daya Tersangka yaitu Nakhoda dan Mualim I pada
energi dan pasar konsumsi tak terhindarkan telah sebuah kapal Tangker dengan Putusan Nomor 528/
digeser pada globalisme dan imperialisme Mutakhir Pid.B/2020/PN.Pkb tanggal 10 Februari 2021 dan
(Qurbani, 2012). Nomor 549/Pid.B/2020/PN.Pkb tanggal 10 Februari
Saat ini di wilayah Perairan Indonesia sangat 2021. yang Penulis angkat menjadi bahan primer
banyak sekali kegiatan illegal Minyak dan Gas untuk Proposal Tesis bahwa jelas dan terang apa
Bumi yang dilakukan oleh Nakhoda/Crew Kapal yang dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU)
yang tidak mengindahkan tata kelola Migas yang terhadap Terdakwa yang sekarang sudah Terpidana
dapat melanggar ketentuan dalam undang-undang tentang “melakukan niaga bahan bakar minyak
nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi tanpa izin usaha niaga”, selanjutnya dalam tuntutan
yang berujung ke pelanggaran pidana minyak dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyatakan Terdakwa
gas bumi, sehingga pada tahun 2020 telah adanya secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
beberapa perubahan pasal yang tertuang dalam niaga bahan bakar minyak tanpa izin usaha niaga”,
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku..
Kerja. Metodologi Penelitian
Berdasarkan ketentuan Undang-UndangMigas, Metode dalam penelitian ini mengunakan penelitian
pengelolahan minyak dan gas bumi dipisahakan yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif
antara sektor hulu dan sektor hilir. Sehingga keinginan merupakan suatu proses untuk menemukan aturan
yang tersimpul bahwa perubahan Undang-Undang hukum, prinsip hukum, maupun doktrin hukum
Migas mengusung ide liberalisme dan kompetensi guna menjawab isu hukum yang dihadapi.
terbuka dan persaingan baik desektor hulu maupun
disektor hilir (Bakhri, 2012). Jenis penelitian hukum dilakukan secara yuridis-
normatif ini dimana hukum dikonsepkan sebagai
Selanjutnya mengenai Pengusahaan Minyak dan Gas apa yang tertulis dalam peraturan perundang-
Bumi, Pasal 5 Undang-undang No. 22 Tahun 2001, undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan
menyatakan sebagai berikut : sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan
Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi terdiri atas : berperilaku manusia yang dianggap pantas.

1. Kegiatan Usaha Hulu yang mencakup: Penelitian hukum normatif ini diadasarkan kepada
bahan hukum primer dan sekunder, yaitu penelitian
a. Eksplorasi; yang mengacu kepada norma-norma yang terdapat
dalam peraturan perundangundangan. Sehubungan
b. Eksploitasi.
dengan jenis penelitian yang digunakan adalah
2. Kegiatan Usaha Hilir yang mencakup: Yuridis normatif, maka pendekatan yang dilakukan
dalam tulisan ini adalah pendekatan perundang-
a. Pengolahan; undangan (statute approach) dan peraturan
b. Pengangkutan; pemerintah.

c. Penyimpanan; Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian


adalah penegakan hukum pidana serta Putusan
d. Niaga. Hakim Pengadilan Negeri Palembang Nomor: 528/

-31-
Jurnal Penelitian Hukum Legalitas Volume 15 No.1 Januari 2021

Pid.B/2020/PN.Pkb, tanggal 10 Februari 2021 dan bagaimana dapat teratasi dengan baik praktek
Putusan Hakim Pengadilan Negeri Palembang kegiatan pelanggaran pada sektor migas ini, karena
Nomor: 549/Pid.B/ 2020/PN.Pkb, tanggal 10 Februari para pejabat Penegak Hukum dan Para Pejabat
2021. lainnya sering menjadi backing atau tameng bagi
para pelaku tindak pidana dibidang Minyak dan
Hasil Penelitian dan Pembahasan Gas Bumi dalam melancarkan aksi mereka.
Penegakan hukum terhadap pelanggaran tindak Perubahan pasal 23 dan pasal 53 Undang-Undang
pidana Minyak dan Gas Bumi di wilayah Perairan nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi
khususnya salah satunya adalah Direktorat terkait perijinan berusaha dibidang Hilir Minyak
Kepolisian Perairan. Dengan maraknya crew kapal dan Gas Bumi dalam paragraf 5 pasal 40 undang-
yang melakukan pelanggaran dibidang Minyak undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
dan Gas Bumi membuat pemerintah harus semakin terkait perijinan berusaha dibidang hilir minyak
tegas dalam menanggulanginya agar tidak semakin dan gas bumi, perijinan sebagaimana dimaksud
merugikan negara. adalah perijinan usaha Pengolahan, Pengangkutan,
Bahwa dalam praktek kegiatan industri sektor Penyimpanan dan Niaga Minyak dan Gas Bumi.
laut/perairan menjadi market utama dalam Apabila tidak melengkapi perijinan tersebut
pendistrubusian Bahan Bakar Minyak, juga sebagaimana pasal dalam pasal 53 Undang-Undang
menjadi salah satu income terbesar untuk negara. Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas bumi
Namun demikian, juga menjadi tempat atau sarana dengan ancaman sanksi pidana dirubah menjadi
terjadinya penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak menjadi sanksi administratif, namun apabila
yang melanggar peraturan perundang-undangan perbuatan pelanggaran tersebut yang tidak memiliki
yang menimbulkan terjadinya tindak pidana ijin mengakibatkan dampak seperti adanya korban/
dibidang Minyak dan Gas Bumi. Kerusakan terhadap kesehatan, keselamatan,
keamanan, dan lingkungan dapat dikenakan sanksi
Dalam hal ini para pengusaha disektor bungker pidana dengan ancaman paling lama 5 tahun atau
bahan bakar minyak yang menghalalkan segala denda paling tinggi Rp 60.000.000.000 ,00 ( enam
cara untuk menghasilkan keuntungan pribadi piluh milyar rupiah).
mengambil kesempatan untuk melakukan upaya-
upaya nakal dengan melanggar ketentuan peraturan Namun dalam prakteknya perbuatan pelanggaran
dan perundangan-undangan disektor minyak dan tanpa ijin lah yang sering terjadi, dan terkait
gas bumi. dampak yang dapat menimbulkan sanksi pidana
sangat jarang terjadi. Dengan perubahan tersebut
Selain para pengusaha, crew kapal pun ikut serta mengakibatkan semakin banyaknya mafia minyak
dalam melakukan kegiatan penyalahgunaan Bahan dan gas bumi menggunakan kesempatan tersebut
Bakar Minyak dengan melakukan niaga bahan untuk melanggar demi meraih keuntungan
bakar minyak tanpa perijinan yang sah untuk sebanyak-banyaknya.
menghasilkan pundi- pundi uang.
Aparat penegak hukum tindak pidana dibidang
Untuk melancarkan kegiatannya para Crew kapal minyak dan gas bumi sering menemukan pelaku
nakal bekerjasama dengan para Pengusaha dibidang usaha yang memiliki ijin Pengangkutan namun pada
Bungker Bahan Bakar Minyak untuk melakukan prakteknya sering melakukan niaga minyak dan gas
penjualan bahan bakar minyak tersebut kepada bumi, pelaku usaha tersebut membeli bahan bakar
pengusaha bungker dengan harga dibawah harga minyak dari Nakhoda/Crew kapal yang bersumber
pasar atau dibawah harga yang ditetapkan BUMN dari mensiasati jumlah muatan bahan bakarminyak
yaitu PERTAMINA. dari muatan kapal atau dari sisa-sisa bahan bakar
kapal (jenis HSD/SOLAR) yang dikumpulkan
Dengan adanya semua kegiatan-kegiatan yang
sedikit demi sedikit kemudian dijual kepada pelaku
melanggar peraturan perundang-undangan pada
usaha dibidang Migas yang sering melakukan
sektor Migas ini, sangat dibutuhkan peran dari
pelanggaran aturan dibidang minyak dan gas bumi.
Direktorat Kepolisian Perairan untuk mengatasi
dan mencegah terjadinya pelanggaran tersebut agar Berdasarkan contoh yang diatas sangat sering
tidak merugikan negara. terjadi, undang- undang nomor 22 tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi belum maksimal
Namun dalam praktek kegiatan pelanggaran
diterapkan dan belum menekan terjadinya
tersebut juga mendapat dukungan dari oknum-
perbuatan pelanggaran dibidang hilir minyak dan
oknum aparat penegak hukum sendiri, lantas

-32-
Ramadhan, Widodo & Kristiawanto/Pertanggungjawaban Pidana Illegal Minyak Dan Gas Bumi Oleh Nakhoda/Crew Kapal Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia

gas bumi khususnya diwilayah Perairan, tetapi kegiatan usaha dibidang minyak dan gas bumi
justru dilakukan perubahan terhadap undang yang dilakukan dengan melanggar peraturan
nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi perundang- undangan yang ada.
pada paragraf 5 pasal 40 undang-undang nomor 11
tahun 2020 tentang cipta kerja, yang mana dengan 2. Sulitnya mendapatkan informasi tentang adanya
perubahan tersebut justru memberikan celah yang kegiatan pelanggaran dibidang minyak dan gas
besar bagi pelaku usaha dibidang hilir minyak dan bumi di wilayah perairan, mengingat Indonesia
gas bumi khususnya usaha dibidang Pengangkutan memiliki wilayah perairan yang sangat luas.
dan Niaga Minyak dan Gas Bumi melakukan Sehingga para pelaku kejahatan dibidang
pelanggaran dibidang usaha hilir minyak dan gas minyak dan gas bumi sulit dideteksi melakukan
bumi khususnya di wilayah perairan. kegiatan tersebut. Para pelaku dengan
leluasanya bisa melakukan kegiatan ship to ship
Hal tersebut tidak ada aturan yang jelas untuk bahan bakar minyak ditengah laut tanpa adanya
kegiatan dibidang hilir migas seperti yang penulis pengawasan dari Pemerintah, karena lokasi yang
contohkan, Sampai kapan hal ini tidak diatur dan sulit dijangkau dan kurangnya armada kapal
diawasi dengan tegas? Sementara keadaan ekonomi untuk melakukan patroli di wilayah perairan/
masyarakat semakin terpuruk. Padahal dapat kita laut Indonesia.
lihat, hal tersebut sangat merugikan bagi Pertamina
ataupun Pendapatan Negara. 3. Jika tidak tertangkap tangan melakukan
pemindahan (penjualan) bahan bakar minyak,
Pengaturan sektor minyak dan gas bumi belum sulit dilakukan pembuktian terhadap perbuatan
dapat menunjukkan perbaikan dan tata kelola yang pidana dibidang minyak dan gas bumi yang
baik tentang hulu maupun tata niaga hilir minyak dilakukan oleh pelaku, dengan alasan:
dan gas bumi. Kemudian peraturan dan undang-
undang yang ada dibidang minyak dan gas bumi • Apabila petugas direktorat kepolisian perairan
tidak memadai mengatur dan mengelola kegiatan melakukan pemeriksaan (upaya hukum)
khususnya sektor hilir minyak atau tata niaga bahan terhadap kapal (agen bungker) yang diduga
bakar minyak (BBM) dan tidak ada pengaturan melakukan pembelian bahan bakar minyak
tentang tentang niaga hilir minyak dan gas bumi, yang tindak bersumber dari Pertamina atau
sehingga berakibat bermunculannya para mafia Perusahaan Asing yang memiliki Ijin Usaha
dibidang minyak dan gas bumi memanfaatkan Niaga BBM dari Pemerintah, tidak memiliki
keadaan lemahnya pengaturan dari Pemerintah dasar yang kuat karena tidak ada aturan yang
disektor Minyak dan Gas Bumi untuk mencari mengatur tentang hal tersebut.
keuntungan dan merugikan pemasukan kas negara. • Tidak ada aturan yang mengatur sering sekali
Bahwa berdasarkan contoh Perkara diatas Direktorat dijadikan modus oleh para pelaku, dengan
Kepolisian Perairan telah melakukan penegakan alasan adalah bahan bakar sisa yang belum
hukum terhadap perbuatan pidana melanggar terjual. Seharusnya sebagai agen bunker
sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 Undang- (Transportir BBM) setiap bahan bakar minyak
Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan yang diangkut harus sesuai sebagaimana
Gas Bumi yang dilanjutkan dengan pelimpahan tertulis di Loading order ataupun Delivery
perkara ke Kejaksaan untuk proses Pendakwaan order dari Pertamina (ataupun Perusahaan
dan kemudian penuntutan di Pengadilan. Dalam Niaga BBM) kepada Konsumen Akhir,
hal ini Direktorat Kepolisian Perairan telah berhasil tetapi kenapa adanya selisih minyak yang
melakukan Penegakan hukum terhadap tindak tidak ada legalitasnya, itulah modus yang
pidana dibidang Minyak dan Gas Bumi. digunakan oleh mafia migas untuk mendapat
keuntungan yang lebih dalam usaha dibidang
Tetapi dalam melakukan Penegakan Hukum Pidana minyak dan gas bumi.karena nantinya
dibidang Minyak dan Gas Bumi, aparat penegak minyak yang tidak ada legalitas tersebut
hukum khususnya Direktorat Kepolisian Perairan diberikan legalitas dengan berbagai macam
memiliki beberapa kendala, yaitu: cara.padahal Bahan Bakar Minyak jenis Solar
tersebut patut diduga adalah bersumber dari
1. Pelaku Pengusaha yang membeli atau kegiatan yang illegal contohnya membeli
menampung bahan bakar minyak dari dari Nakhoda/Crew salah satu kapal Tangker
Nakhoda/Crew Kapal memiliki backingan dari di wilayah Perairan yang tidak dilengkapi
Oknum Pejabat, bahkan para oknum pejabat
juga sebagai pemodal dalam melakukan aksi

-33-
Jurnal Penelitian Hukum Legalitas Volume 15 No.1 Januari 2021

dengan perijinan-perijinan yang ditetapkan yang jelas, dan memberikan keuntungan bagi
oleh pemerintah. para mafia Migas tentunya.

4. Pada saat tertangkap tangannya sebuah kapal Undang-undang Nomor 22 tahun 2001 tentang
yang nakhoda/Crew nya melakukan penjualan Migas menurut Penulis belum maksimal dalam
bahan bakar minyak kepada kapal armada menjerat para Pelaku Mafia Minyak dan Gas Bumi
milik perusahaan bungker yang tidak mentaati khususnya di wilayah perairan yang diteliti oleh
peraturan perundang-undangan. Bahwa Penulis, karena masih banyak celah hukum yang
sebenarnya dapat diterapkan Pasal 53 uu nomor dimanfaatkan oleh para pelaku usaha nakal maupun
22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi perorangan untuk mengambil keuntungan pribadi,
melanggar tentang melakukan niaga BBM tanpa sehingga dengan penegakan hukum yang dlakukan
ijin, tetapi dengan ditiadakannya sanksi pidana oleh aparat penegak hukum tidak memberikan efek
sebagaimana telah dirubahnya undang-udang jera dan hukuman yang maksimal bagi Pelaku tindak
migas dalam undang-undang cipta kerja yaitu pidana dibidang Minyak dan Gas Bumi, ditambah
sanksi pidana menjadi sanksi administratif lagi dengan adanya perubahan Undang-undang no
membuat sulitnya melakukan penegakan 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas bumi dalam
hukum dalam rangka memberikan efek jera Undang-undang no 11 tahun 2020 tentang Cipta
kepada pelaku-pelaku pidana dibidang minyak Kerja, yang mana sanksi pidana dirubah menjadi
dan gas bumi. Jika diterapkannya Pasal 378 sanksi administratif, sehingga penegakan hukum
KUHPidana tentang penggelapan minyak kapal yang dilakukan oleh kepolisian maupun instansi
Tugboat yang mana adalah milik Perusahaan lainnya tidak maksimal memberikan efek jera dan
tempat Nakhoda kapal Tugboat itu bekerja juga mencegah terjadinya kecurangan ataupun tindak
sulit, karena nantinya Owner kapal Tugboat pidana dibidang minyak dan gas bumi.
tersebut tidak akan menyatakan dia dirugikan,
karena pihak Owner takut dengan diprosesnya Peran Pertamina sebagai pihak yang bermain
Nakhoda kapal tentunya akan membuat kapal pada sektor Migas yang melakukan perubahan
Tugboatnya berhenti beroperasi dan pun menjadi Badan Pelaksana Migas, seharusnya dapat
mengakibatkan terganggunya operasional membuat nuansa baru yang akan mengangkat harga
kapalnya dalam menjalankan bisnis atau usaha. minyak di Indonesia dan diharapkan membawa
Dengan alasan tersebut membuat para Owner Indonesia lepas dari keterpurukan perekonomian
kapal tidak mempermasalahkan perbuatan yang melanda sejak krisis ekonomi yang terjadi
yang dilakukan oleh Nakhoda ataupun Crew pada pertengahan tahun 1997. Undang-undang
kapal lainnya, membuat penegak hukum sulit no 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
melakukan penegakan hukum pidana dibidang juga seharusnya dapat ditegakkan dan diterapkan
Minyak dan Gas Bumi. semaksimal mungkin untuk mewujudkan harapan
Indonesia menuju perekonomi yang baik. Tetapi
5. Salah satu faktor lainnya adalah dengan adanya faktanya UU nomor 22 tahun 2001 tentang
Perubahan Undang-Undang No 22 Tahn 2001 Minyak dan Gas Bumi belum cukup mampu
tentang Minyak dan Gas Bumi dalam Undang- membawa harapan membebaskan keterpurukan
Undang No 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, perekonomian.
yang mana terhadap pasal perijinan usaha
dibidang minyak dan gas bumi yang mulanya Kesimpulan
dikenakan sanksi pidana justru setelah dirubah 1. Sanksi hukum dibidang minyak dan gas
menjadi sanksi administratif. Dan terkait bumi selama ini tidak efektif menghambat dan
penerapan undang- undang Cipta kerja dibidang mencegah para pelaku dan eks. Pelaku yang
minyak dan gas bumipun belum diterbitkan melanggar hukum dibidang minyak dan gas
Peraturan Pemerintahnya. bumi untuk mengulangi kembali perbuatannya.
Kemudian sanksi terhadap para pelaku tindak
6. Dengan diterbitkannya Undang-Undang Cipta pidana dibidang Minyak dan Gas Bumi belum
Kerja tersebut pelaku usaha dengan leluasanya dapat memberikan kontribusi yang besar
melakukan kegiatan usaha dibidang minyak agar dapat menekan ataupun menghilangkan
dan gas bumi dengan cara-cara yang dapat ataupun menghambat perbuatan pelanggaran
merugikan negara, Dalam hal ini terdapat hukum dibidang Minyak dan Gas Bumi,
penyelewengan dan lepasnya pengawasan karena masih terdapat banyak celah hukum
pemerintah dalam hal pendistribusian (Kegiatan dari Peraturan dan Perundang-undangan yang
Usaha Hilir) Minyak karena tidak ada aturan diciptakan oleh Pemerintah.

-34-
Ramadhan, Widodo & Kristiawanto/Pertanggungjawaban Pidana Illegal Minyak Dan Gas Bumi Oleh Nakhoda/Crew Kapal Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia

2. Bahwa pertanggungjawaban tindak pidana yang tidak tegas dalam hal mengatur kegiatan
dibidang minyak dan gas bumi yang diangkat disektor hulu dan hilir mingas, selain itu
sudah sesuai dengan peraturan perundang- banyak hal yang sudah tidak relevan dan perlu
undangan. Namun dengan terbitnya Undang- dilakukan penyesuaian. Seharusnya tata kelola
Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta migas dapat dilakukan perbaikan dengan
Kerja membuat Hakim maupun Jaksa Penuntut komprehensif dan menyeluruh dalam satu
sulit melakukan pembuktian pidana yang Undang-Undang dan tidak cukup memadai jika
terdapat dalam undang-undang Nomor 11 hanya diatur atau dirubah dalam UU Cipta Kerja.
tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Unsur-Unsur Kemudian terkait ancaman sanksi khususnya
pasal ancaman sanksi pidana dalam perubahan sanksi pidana dalam Undang-undang Nomor 22
Pasal Undang-Undang Migas didalam Undang- tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan
Undang Cipta Kerja tersebut hanya memberikan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang
celah melakukan pelanggaran dibidang Minyak Cipta Kerja perlu dilakukan pengkajian ulang
dan Gas Bumi bukan mencegah terjadinya dan lebih ditegaskan lagi.
pelanggaran dibidang minyak dan gas bumi
karena unsur-unsur dalam ancaman sanksi 2. Bahwa perubahan sanksi terhadap perijinan di
pidana tersebut pada prakteknya akan jarang sektor hilir minyak dan gas bumi dalam undang-
terjadi, justru pada prateknya unsur-unsur undang nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak
yang sering terjadi tidak diberikan sanksi dan Gas Bumi yang dirubah dalam undang-
pidana, sehingga kedepannya akan sering undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta
terjadi pelanggaran dibidang minyak dan gas Kerja seharusnya lebih mempertegas sanksi
bumi yang akan merugikan pendapatan negara pidana terhadap perbuatan melawan hukum
dan memberikan keuntungan bagi para mafia dibidang minyak dan gas bumi bukan justru
dibidang Minyak dan Gas Bumi. memperlemah dan memberikan celah yang
begitu besar sehingga dijadikan kesempatan
Saran bagi pelaku mafia Minyak dan Gas Bumi
1. Bahwa UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang untuk meraup keuntungan pribadi ataupun
Minyak dan Gas Bumi terdapat pasal/ketentuan perusahaannya.

Referensi

BPH Migas (2005), Komoditas Bahan Bakar Minyak (BBM), Jakarta: BPH Migas RI.

Atmasasmita, Romli, (1995) Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi, Bandung: Penerbit Maju Mundur.

Bakhri, S. (2012). Hukum migas: telaah penggunaan hukum pidana dalam perundang-undangan. Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Ilmu Hukum (P3IH), Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah.

Kurniawan, Faizal (2013) Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Kekayaan Minyak Dan Gas Bumi Sebagai
Aset Negara Melalui Instrumen Kontrak, Jurnal Hukum dan Peradilan, No.3 vol.2.

Mangku, Dewa Gede Sudika (2016) Migas Untuk Rakyat (Catatan Seorang Praktisi), Jurnal Hukum Novelty,
Vol.7 No.1.

Prasetyo, Teguh (2010) Kriminalisasi Dalam Hukum Pidana, Bandung: Penerbit Nusa Media.

Prodjodikoro, Wirjono (2003) Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: Refika Aditama.

Qurbani, Indah Dwi (2012) Politik Hukum Pengelolaan Minyak Dan Gas Bumi Di Indonesia, Arena Hukum,
Vol 5, No 2.

Ranidajita, T.H. (1994) Eksistensi Sanksi Pidana dalam hukum administrasi Negara, Semarang: FH Undip.

Rokhim, Abdul (2017) Hubungan Kontraktual Antara Pemerintah Dan Kontraktor Swasta Dalam Kontrak
Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi, Jurnal hukum Rechtidee, Vol. 12, No. 1.

Salim, HS. (2004) Hukum Pertambangan Di Indonesia, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Sulaiman (2016) Rekonstruksi Hukum Minyak dan Gas Bumi yang Berkeadilan di Indonesia, Kanun Jurnal
Ilmu Hukum, Vol. 18, No. 2.

-35-
Jurnal Penelitian Hukum Legalitas Volume 15 No.1 Januari 2021

Sunarya, Wahyudin (2017) Pengantar Hukum Minyak dan Gas Bumi, Depok: Kantor Hukum Wibowo & Rekan.

Sutedi, Adrian (2011) Hukum Pertambangan, Jakarta: Sinar Grafika.

Wahyuningsih, Sri Endah (2018) Model Pengembangan Asas Hukum Pidana Dalam KUHP Berbasis Nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, Semarang: Fastindo.

-36-

You might also like