Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

VICRATINA: Jurnal Pendidikan Islam

Volume 3 Nomor 2 Tahun 2018


e-ISSN: ---- - ------

STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA


MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTS DARUN NAJAH
KARANGPLOSO

Rain Firmansyah 1, Moh. Eko Nasrullah 2, Kukuh Santoso3


Universitas Islam Malang
e-mail: 21901011321@unisma.ac.id , 2 eko.nasrullah@unisma.ac.id,
1
3 kukuh.santoso@unisma.ac.id,

Abstract

The teacher's strategy is a plan that contains a series of activities designed to achieve
certain goals. In this case the teacher's strategy has an important meaning and role,
namely planning the learning process takes place which contains a series of activities
designed to achieve educational goals. Motivation is an impulse that arises in a person
consciously or unconsciously to carry out an action with a specific purpose. Motivation
here means an encouragement of motives in a person which with this motivation will
cause them to be active and feel there is a need to do learning, so that the teaching and
learning process will work optimally. In this study using qualitative research. Because
researchers want to conduct research that intends to understand the phenomenon of
what is experienced by research subjects or information about teacher strategies in
increasing student motivation in the subject of Islamic Religious Education at MTS
Darun Najah Karangploso. This type of research is field research using primary and
secondary data sources. Techniques in collecting research data include: observation,
interviews, and documentation. The data analysis technique used is through four
processes, namely Data Collection or data collection, Display or presentation of data,
Conclusion Drawing, and verification or data conclusions. Techniques for checking the
validity of triangulation data consisting of source triangulation, time triangulation
and method triangulation. The results of research on teacher strategies in increasing
student motivation in the subject of Islamic Religious Education at MTS Darun Najah
Karangploso carried out planning before starting a new teaching by preparing lesson
plans, teaching materials/materials, rewards, and fun learning. Islamic Religious
Education teachers evaluate students at the end of learning such as checking the
strengths and weaknesses of the learning model, recapitulating assessments and
punishments.

Kata Kunci: Strategi Guru, Motivasi Belajar, Pendidikan Agama Islam

A. Pendahuluan
Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai upaya pembelajaran
guru untuk menciptakan sistem lingkungan yang memfasilitasi proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dan

This work is licensed under Creative Commons Attribution Non Commercial 4.0 International
License Available online on: http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/index
Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

berhasil. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki kemampuan untuk
mengorganisasikan komponen pembelajaran secara umum sedemikian rupa
sehingga terjalin hubungan fungsional antar komponen pembelajaran tersebut
(Made Wena, 2009).

Sebagai salah satu komponen terpenting dalam pendidikan, guru harus


berperan aktif dan memposisikan diri sebagai tenaga profesional, sejalan dengan
tuntutan masyarakat yang terus berkembang. Dalam arti khusus, dapat dikatakan
bahwa setiap guru mempunyai tanggung jawab untuk membawa anak didiknya
pada tingkat kedewasaan atau kedewasaan tertentu. Dalam kerangka ini, guru tidak
hanya sebagai guru yang memberikan ilmu, tetapi juga sebagai pendidik dan
pembimbing yang mengarahkan atau membimbing siswa dalam belajar (Syaiful
Bahri Djamarah, 2005).

Untuk membawa siswa ke tingkat yang diinginkan, guru memainkan peran


yang unik dan rumit dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, sesuai dengan
profesi dan tanggung jawabnya, setiap rencana kegiatan guru harus semata-mata
didasarkan pada kepentingan siswa itu sendiri. Ketika kita berbicara tentang siswa,
guru adalah orang yang bertanggung jawab atas kemajuan pendidikan.

Padahal, guru memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi serta perkembangan dunia. Kehadiran guru sangat
penting, karena tugas guru tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh inovasi.

Pendidik sebagai komponen yang paling berpengaruh untuk menciptakan


proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, segala upaya
peningkatan mutu pendidikan tidak akan memberikan kontribusi yang berarti
tanpa dukungan guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain,
peningkatan mutu dimulai dari guru dan diakhiri oleh guru. Peran guru ini selalu
menggambarkan pola perilaku yang diharapkan dalam interaksi yang berbeda, baik
dengan (khususnya) siswa, sesama guru dan staf lainnya. Kegiatan interaksi untuk
belajar mengajar menunjukkan bahwa itu adalah pusat perannya. Karena disadari
atau tidak, waktu dan perhatian guru banyak tercurah untuk mengerjakan proses
belajar mengajar dan interaksi dengan siswa (Oemar Hamalik, 2011).

Guru memiliki peran yang sangat strategis dalam mencapai tujuan


pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, sehingga perlu
dikembangkan sebagai tenaga profesional yang bermartabat dan profesional.

Sebagai orang yang mengajarkan dan mengajarkan agama Islam dengan


mengarahkan, mengarahkan, memberi contoh dan membantu murid-muridnya
menuju perkembangan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 116


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

agama yaitu mendidik anak menjadi muslim yang sejati, beriman, beramal saleh,
berakhlak mulia dan berguna bagi masyarakat, agama dan negara. (Nasrullah,
2015).

Tugas dan peran ustadz tidak terbatas pada masyarakat, bahkan ustadz pada
hakekatnya merupakan komponen strategis yang berperan penting dalam
menentukan gerak kehidupan bangsa. Dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan
guru hendaknya “Ingarsa Tulada Ing madya mangan karsa, tutwuri handayani”,
artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun dan di belakang memberi
dorongan dan motivasi. (Moch. Uzer Usman, 2009).

Menurut Sardiman (2007), motivasi adalah perubahan energi dalam


kepribadian seseorang yang ditandai dengan munculnya tujuan yang efektif dan
reaktif untuk mencapai tujuan. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa motivasi
merupakan sesuatu yang dibutuhkan setiap orang saat melakukan suatu kegiatan,
tetapi juga dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar siswa juga memerlukan
motivasi, karena motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Jika motivasi
belajar siswa baik, maka ia akan memperoleh hasil belajar yang optimal begitu pula
sebaliknya.

Agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal, guru
harus menerapkan strategi yang efektif dan efisien untuk membantu setiap siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, karena setiap siswa memiliki kemampuan
yang berbeda-beda. Memang, strategi harus dipilih untuk membantu siswa
mencapai tujuan secara efektif dan produktif.

Berdasarkan observasi awal peneliti di MTS Darun Najah Karang Ploso


tersebut guru sangat dihadapkan pada situasi yang kompleks, seperti seorang
murid yang keluar masuk saat pembelajaran, murid yang tidur saat pembelajaran
serta murid yang tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran, bahkan untuk siswa
kelas IX yang akan segera melaksanakan berbagai ujian. Maka tugas bagi seorang
guru untuk memotivasi siswa sangatlah berat apa lagi untuk kelas IX. Oleh karena
itu, sangatlah perlu bagi seorang guru untuk selalu meningkatkan motivasi belajar
siswa agar nantinya dapat menunjang proses pembelajaran, serta terciptanya suatu
tujuan pembelajaran.

Penelitian strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTS


Darun Najah Karangploso memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu yaitu
membahas mengenai strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kontribusi bagi penelitian berikutnya

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 117


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

dengan hasil dari penelitian ini dapat menjadi sebuah pengetahuan baru serta
sebagai bahan rujukan untuk memberikan pengalaman dan bentuk informasi
keilmuannya, pada ilmu pendidikan khususnya ilmu Pendidikan Agama agama
Islam memberikan beentuk arahan serta tujuan sebagai calon seorang pendidik.

B. Metode
Penelitian yang berjudul strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTS Darun Najah
Karangploso. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan, dan lainnya. Secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Jadi jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research).


Adapun cara memperoleh data penelitian ini ialah dengan cara datang langsung ke
lokasi penelitian untuk mengumpulkan dan mencari data-data yang berkaitan
dengan judul penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian
ini di Madrasah Tsanawiyah Darun Najah Karangploso beralamat dijalan Pesantren
No. 51, Kendalsari, Karang Ploso, Kabupaten Malang. Dalam penelitian ini
menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Menurut
Etta Mamang, Sangadji & Sopiah (2010: 171) menjelaskan bahwa data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
(tidak melalui perantara). Sedangkan data sekunder merupakan data pendukung
yang digunakan peneliti dalam penyusunan penelitian. Teknik dalam pengecekan
keabsahan data triangulasi yang terdiri dari triangulasi sumber, triangulasi, waktu
dan triangulasi metode.

Dalam analisis data kualitatif menggunakan teknik analisis Miles dan


Huberman (dalam Rijali, 2018) yang melalui empat proses, yaitu Data Collection
atau pengumpulan data, Display atau penyajian data, Conclusion Drawing, dan
verifikasi atau kesimpulan data. Pengecekan keabsahan data digunakan untuk
meninjau data yang diperoleh di lapangan, apakah sudah valid atau belum. Data
yang valid diperoleh dengan melakukan terhadap hasil penelitian, yang sesuai
dengan prosedur uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Perencanaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTS
Darun Najah Karangploso

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 118


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

Agar pembelajaran dan kegiatan pembelajaran dapat terarah sesuai dengan


tujuan yang ingin dicapai, maka guru harus merencanakan pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan matang. Perencanaan guru
dalam pembelajaran merupakan persiapan untuk mengelola pembelajaran yang
akan dilaksanakan di kelas pada setiap tatap muka.

1. Menyusun RPP

Dari segi administrasi, rencana ini dimasukkan ke dalam RPP (pelaksanaan


rencana pembelajaran). RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah
rencana yang menjabarkan prosedur dan menyelenggarakan pembelajaran untuk
mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
dalam silabus (Muslich, 2007).

Masalah perencanaan akan ditinjau lebih jelas dan teratur. Rencana dikaitkan
dengan penggunaan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk mencapai
kesuksesan. Hal-hal tersebut dilakukan dalam kegiatan yang disusun secara cermat
dan dengan perhatian yang besar untuk mencapai tujuan atau sasaran (Nasrulloh,
2020).

Seperti yang dijelaskan oleh E. Mulyasa dalam bukunya Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan (2002) bahwa untuk mengarahkan kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, guru harus merencanakan dengan matang
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Rencana ini
dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut E. Mulyasa,
RPP ini bisa dibandingkan dengan skenario pembelajaran yang akan dilakukan oleh
guru pada interval waktu yang telah ditentukan. RPP ini akan digunakan sebagai
pedoman guru dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar yang diselenggarakannya untuk siswa. Tujuan RPP (rencana
pelaksanaan pembelajaran) adalah untuk:

a. Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar


mengajar.
b. Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan
berdaya guna. Maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis dan
memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan
terencana.

Sementara itu, dalam bukunya Profesi Guru: Implementasi Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Sertifikasi Guru (2009), Kunandar
menjelaskan bahwa fungsi RPP merupakan acuan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar (learning activities) agar lebih fokus dan bekerja secara
efektif dan efisien. Dengan kata lain, RPP bertindak sebagai skenario untuk proses

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 119


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

pembelajaran. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan pembelajaran harus bersifat


fleksibel dan memungkinkan guru menyesuaikan diri dengan reaksi siswa dalam
proses pembelajaran yang sebenarnya.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan melalui


wawancara, peneliti menemukan bahwa guru di MTS Darun Najah Karangploso
harus mempersiapkan perangkat pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai.
Dalam perangkat pembelajaran guru membuat RPP, agar proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa perencanaan


guru dalam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan
pembelajaran yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
peserta didik dalam belajar dan mengajar disekolah. Perencanaan strategi
pembelajaran dengan menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran, RPP ini
dapat diumpamakan sebagai sebuah skenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh guru dalam interval waktu yang yang telah ditentukan. RPP ini
akan dijadikan pegangan guru dalam menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan belajar dan pembelajaran yang diselenggarakanya bagi siswa.

2. Materi Ajar

Materi merupakan media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang


“dikonsumsi” oleh siswa. Bahan ajar merupakan bahan yang terus berkembang
secara dinamis sesuai dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan masyarakat.
Dengan demikian, hal ini sejalan dengan apa yang ditemukan oleh Fathurrahman
dan Sutikno (2010), bahwa “Materi pembelajaran yang diterima siswa harus
mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang
mungkin terjadi di masa yang akan datang.

Bahan ajar adalah “isi yang disampaikan kepada siswa selama proses belajar
mengajar, melalui bahan ajar tersebut siswa disampaikan kepada tujuan
pembelajaran”. Dengan kata lain, tujuan yang ingin dicapai siswa diwarnai dan
dibentuk oleh mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan kepada siswa sesuai
dengan kurikulum yang diambilnya (Sudjana, 2006).

Adapun hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan melalui


wawancara, peneliti menemukan bahwa guru di MTS Darun Najah Karangploso
mempersiapkan materi yang akan diajarkan. Bahan atau materi sebagai substansi
yang akan disampaikan dalam proses interaksi edukatif. Karena itu guru yang akan

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 120


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

mengajar pasti mempelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran yang akan


disampaikan kepada siswa.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menjelaskan bahwa keberadaan


bahan ajar berperan sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran
karena dapat menjembatani bahkan memadukan antara pengalaman dan
pengetahuan peserta didik. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dalam belajar.

3. Reward

Reward merupakan salah satu cara guru dalam mengapresiasi siswa atas
perbuatannya yang patut dipuji. Menurut Mulyasa (2007), reward adalah respon
terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulang
kembalinya tingkah laku tersebut. Sedangkan menurut Nugroho (2006), reward
adalah ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan yang bertujuan agar seseorang
menjadi lebih giat usahanya untuk memperbaiki atau yang telah dicapai.

Pemberian hadiah ini bertujuan untuk memberikan penguatan terhadap


perilaku yang baik sehingga akan memotivasi peserta didik untuk terus selalu maju
dan berkembang dalam proses pembelajaran. Reward tidak selamanya berupa
materi. Sebagaimana pemahaman umum, reward identik dengan hadiah yang
biasanya berupa benda atau barang yang diberikan dengan tujuan tertentu seperti
kado, parcel, bingkisan dan semacamnya, atau mungkin berupa barang-barang
berharga lainnya. Padahal reward tidak hanya membahas tentang hal itu, reward
juga dapat digunakan dalam arti luas dan fleksibel, seperti sesuatu yang dapat
menimbulkan efek rasa senang, kepuasan batin dan simpatik atas apa yang telah
diperbuat.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan melalui


wawancara, peneliti menemukan bahwa guru di MTS Darun Najah memberikan
reward berupa tambahan nilai bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan. Dengan cara itu siswa pasti bersemangat untuk belajar karena mereka
menginginkan nilai yang bagus.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pemberian


reward tidak selalu identik dengan pemberian berupa benda atau barang seperti
kado, parcel, bingkisan dan semacamnya. Akan tetapi, pemberian reward berupa
tambahan nilai yang diberikan guru ke siswa di MTS Darun Najah Karangploso.

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 121


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

4. Membuat lingkup belajar yang menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan (joyfull learning) adalah pembelajaran yang


dirancang untuk menciptakan suasana yang tidak membelenggu siswa. Siswa berani
mencoba atau berbuat, bertanya dan berani mengemukakan pendapat sehingga
siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan
begitu diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Fadillah, 2019).

Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan melalui


wawancara, peneliti menemukan bahwa guru mengadakan kompetisi berupa tanya
jawab siswa yang satu dengan lainnya. Kompetisi ini membuat keaktifan peserta
didik yang bisa mendorong dirinya untuk terus belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran


menyenangkan sebagai suatu rangkaian perencanaan kegiatan yang dirancang guru
untuk menciptakan suasana kelas yang tidak menjenukan siswa, dan membuat
pembelajaran lebih bermakna serta tercapainya tujuan pembelajaran yang
menyenangkan.

2. Pelaksanaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTS


Darun Najah Karangploso
Setelah proses kegiatan perencanaan guru dalam meningkatkan motivasi
belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTS Darun Najah
Karangploso selanjutnya yaitu pelaksanaan apa saja yang sudah direncanakan
sebelumnya. Dalam implementasi (pelaksanaan) guru mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses pembelajaran yang menjadikan baik buruknya
terhadap siswa.

Seperti yang dijelaskan, Wina Sanjaya (2010) dalam bukunya Strategi


Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan bahwasanya peranan guru,
yaitu:

1. Guru sebagai sumber belajar


Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan melalui
wawancara, peneliti menemukan bahwa guru di MTS Darun Najah Karangploso
harus menguasai materi karena di pelaksanaan otomatis guru langsung berinteraksi
dengan siswa saat pembelajaran. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat
dengan penguasaan materi pelajaran. Penguasaan materi dapat meningkatkan

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 122


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

kemahiran intelektualnya dan membantu dalam memecahkan persoalan yang


dihadapi guru serta menimbulkan pembelajaran yang bermakna.

2. Guru sebagai fasilitator


Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan melalui
wawancara, peneliti menemukan bahwa guru pendidikan agama islam di MTS
Darun Najah Karangploso memanfaatkan LCD yang berada disetiap kelas untuk
digunakan menampilkan PPT, video atau film yang menarik sesuai dengan materi
yang akan diajarkan. Dengan memanfaatkan LCD, siswa lebih termotivasi dan
tertarik saat pembelajaran.

3. Guru sebagai pengelola


Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan melalui
wawancara, peneliti menemukan bahwa guru pendidikan agama Islam di MTS
Darun Najahmampu mengelola kelas dengan baik. Melalui pengelolaan kelas yang
baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif.

4. Guru sebagai motivator


Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan melalui
wawancara, peneliti menemukan bahwa guru pendidikan agama Islam di MTS
Darun Najah Karangploso selalu memberikan motivasi kepada siswa saat di kelas
maupun di luar kelas. Pemberian motivasi agar siswa selalu semangat dalam belajar.

5. Guru sebagai evaluator


Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan melalui
wawancara, peneliti menemukan bahwa guru pendidikan agama Islam di MTS
Darun Najah Karangploso melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengecek
apa saja kekurangan yang harus diperbaiki. Evaluasi biasanya dilakukan 1 kali pada
tiap pertemuan. Dengan adanya evaluasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
perbaikan.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam


kegiatan belajar disekolah, antara lain:

1. Memberi angka
2. Saingan atau kompetisi
3. Pujian

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 123


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

Dalam kegiatan pembelajaran tentu terdapat faktor-faktor yang


mempengaruhi motivasi belajar siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:

1. Kondisi siswa
2. Kondisi lingkungan siswa

3. Evaluasi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTS Darun


Najah Karangploso
Evaluasi adalah bagian penting dalam keberlangsungan dalam menjalankan
proses pembelajaran. Evaluasi dalam proses pembelajaran dibawahi oleh guru.
Evaluasi dilakukan dengan cara pengamatan dan praktik. Evaluasi biasanya
dilakukan 1 kali pada tiap pertemuan. Jadi tiap kali pertemuan pasti ada
evaluasinya. Dengan adanya evaluasi dapat dijadikan sebagai perbikan untuk
pembelajaran selanjutnya.

Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen (2019) menjelaskan evaluasi


tersebut dengan mengatakan bahwa evaluasi itu berhubungan dengan pengukuran.
Dalam beberapa hal evaluasi lebih luas, karena dalam evaluasi juga termasuk
penilaian formal dan penilaian intuitif mengenai kemajuan peserta didik. Evaluasi
juga mencakup penilaian tentang apa yang baik dan apa yang dharapkan. Dengan
demikian hasil pengukuran yang benar merupakan dasar yang kokoh untuk
melakukan evaluasi.

Kegunaan evaluasi dari penerapan model pembelajaran. Evaluasi digunakan


untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari model pembelajaran yang
diterapkan. Sehingga dengan adanya kekurangan dan kelebihan dapat dijadikan
sebagai bahan untuk memperbaiki dan disesuaikan dengan kondisi pembelajaran.
Dengan adanya evaluasi dapat menjadikan lebih baik dari sebelumnya.

Pendapat Tyler dikutip Darmawan Harefa & Tatema (2020) mengatakan


bahwa evaluasi merupakan proses untuk menentukan sampai sejauhmana
kemampuan yang dapat dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian
dijelaskan pula bahwa evaluasi dilakukan melalui pengukuran dan penilaian yang
merupakan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan sistem
pembelajaran secara keseluruhan.

Dengan adanya evaluasi peserta didik yaitu untuk mengetahui seberapa jauh
pehaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Apa ada yang masih belum
dipahami oleh peserta didik tentang materi yang telah disampaikan.

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 124


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

D. Simpulan
Kesimpulan dari skripsi ini yang berjudul “Strategi Guru Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTS Darun Najah Karangploso” yaitu:

1. Perencanaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTS Darun


Najah Karangploso bahwasanya sebelum melakukan proses pembelajaran guru
terlebih dahulu membuat perangkat pembelajaran. Perencanaan strategi
pembelajaran dengan menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), RPP
ini dapat diumpamakan sebagai sebuah skenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh guru dalam interval waktu yang yang telah ditentukan. RPP ini
akan dijadikan pegangan guru dalam menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan belajar dan pembelajaran yang diselenggarakanya bagi siswa.

2. Pelaksanaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTS Darun


Najah Karangploso bahwasanya peran guru sebagai berikut: a. Guru sebagai sumber
belajar b. Guru sebagai fasilitator c. Guru sebagai pengelola d. Guru sebagai
motivator e. Guru sebagai evaluator.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam


kegiatan belajar disekolah, antara lain: a. Memberi angka b. Saingan atau kompetisi
c. Pujian

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi


motivasi belajar siswa adalah: a. Kondisi siswa b. Kondisi lingkungan siswa.

3. Evaluasi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTS Darun


Najah Karangploso.Evaluasi dalam proses pembelajaran dibawahi oleh guru.
Evaluasi dilakukan dengan cara pengamatan dan praktik. Evaluasi biasanya
dilakukan 1 kali pada tiap pertemuan. Jadi tiap kali pertemuan pasti ada
evaluasinya. Dengan adanya evaluasi dapat dijadikan sebagai perbikan untuk
pembelajaran selanjutnya.

Evaluasi digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari model


pembelajaran yang diterapkan. Sehingga dengan adanya kekurangan dan kelebihan
dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperbaiki dan disesuaikan dengan kondisi
pembelajaran. Dengan adanya evaluasi dapat menjadikan lebih baik dari
sebelumnya.

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 125


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

Daftar Rujukan
Abdurrahman Gintings, Esensi Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Humani Citra,
2008), hlm. 14

Abdurrahman Gintings, Esensi Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Humani Citra,


2008), hlm. 226

Darmawan Harefa & Tatema, Belajar Berfikir dan Bertindak Secara Praktis dalam
Dunia Pendidikan Kajian untuk Akademis, (Sumatra Barat: CV Insan Cendekia
Mandiri, 2020) hal. 27

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Integrasi Edukatif (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm. 30

Enco Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. II

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2002),


hlm.218

Fadillah, M. Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini Menciptakan Pembelajaran


Menarik, Kreatif, dan Menyenangkan. Jakarta: Kencana, 2014.

Hamalik, Oemar. 2011. Psikologi belajar dan mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo

Kunandar, Guru Professional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: rajawali pers, 2009), hlm.
262-263

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Mansur Muslich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidikan,(Jakarta: Bumi


Aksara, 2007), hlm. 14

Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2009)

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 126


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,


2009), h.2-3

Mulyasa.E. 2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru


Algesindo, 2006), hlm. 67
Nasrullah, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Siswa,
Jurnal Ilmiah Kreatif “Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Agama Islam” Vol.
XII No. 1 Januari 2015.

Nasrullah, Moh Eko. (2020). Strategi pembelajaran berbasis masalah dalam PAI
sebagai upaya mencegah perkelahian siswa, Vol. 2, No. 1

Pupuh Fathurrahman dan M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui


Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami,(Bandung: Rineka Aditama,
2010), hlm. 14

Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah, 17, 82-83

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007, h. 73

Sangadji, Etta Mamang & Sopiah. (2010). Metodologi-Pendekatan Praktis Dalam


Penelitian, Yogjakarta: Andi Offset.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana, 2010.

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 127


Rain Firmansyah, Moh. Eko Nasrullah, Kukuh Santoso

Vicratina: Volume 4 Nomor 1, 2019 128

You might also like