Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 69

MAKING

OUR
PACKING, LABELING WORLD
AND HANDLING FRAGILE PRODUCTS SAFER

In-House Training (Online)


PT. Mutiara Laut Abadi
26 April 2022

By: Anita Widyanti


1
Our Services | Indonesia

SYSTEM CERTIFICATION
ISO 9001, ISO 14001, ISO 13485/MDD, IATF16949, OHSAS 18001, SA 8000,
ISO 22000, ISO 37001, ISO 50001, ISO 27001, FSSC, HACCP, BRC, IFS, ISPO,
Hotel Certification, etc.
PRODUCT CERTIFICATION
SNI Mark, E Mark, GS Mark, CE Mark, etc.

INSPECTION
Third-party Inspection, Pre-shipment Inspection, Loading & Unloading
Inspection, Food Hygiene Inspection, etc.

LABORATORY
Analytical (Microbiology, Chemical, Nutrition Fact, Water Test, etc) and Calibration

TRAINING
All related system standards, Internal Audit, System Documentation, IRCA Auditors, etc.
Contact Us| Indonesia
 Head Office  Branch Office - Surabaya
Perkantoran Hijau Arkadia, Intiland Tower 11th Floor, Suite 1E
Jl. TB. Simatupang Kav. 88, Tower F Jl. P. Sudirman 101-103, Surabaya
7th Floor, Suite 704, Jakarta Selatan Phone : 031-5344454
Phone : 021-7883 7338 (Hunting) Fax : 031-5344482
Fax : 021-7883 7336 E-mail: wieke@tuv-nord.com
www.tuv-nord.com/id/en/

 Laboratory Division  Branch Office - Medan


Jl. Science Timur 1 Block B3-F1 Graha Merah Putih, 6th Floor
Kawasan Industri Jababeka V, Cibatu Jl. Putri Hijau No.1 Medan 20111
Cikarang – Bekasi 17530 Phone : 061-88818957
Phone :021-29574720 E-mail: kharry@tuv-nord.com
Fax :021-29574721
E-mail: laboratorydivision@tuv-nord.com
Guten Morgen!
ANITA WIDYANTI

awidyanti@tuv-nord.com; anita.widynugroho@gmail.com
081252696497

 Registered Lead Auditor: FSSC 22000 version 5.1; BRCGS Issue 8;


ISO 9001:2015; SNI Product Certification; Food Hygiene Inspection
 Trainer: FSMS, Product Shelf Life, Inventory Management, Problem Solving
Tools & Documentation System
Work Experience:
 TUV NORD Indonesia: Auditor, Inspector, Trainer
 The Westin Jakarta – Marriott International Group Hotel: Hygiene Manager
 The Trans Luxury Hotel Bandung: Food Safety & Hygiene Manager
 Nestle Indonesia – Kejayan Factory: Food Safety Hygiene Liquid Milk Plant
 Nestle Indonesia – Kejayan Factory: Food Safety Coordinator
 Orang Tua Group – Pandaan Factory: QA Section Head

Education:
Brawijaya University: Food Science & Technology – Master Degree
Brawijaya University: Food Science & Technology – Bachelor Degree
4
AGENDA PELATIHAN

5
TUJUAN PELATIHAN

 Memperoleh gambaran tentang cara packing dan labeling yang baik


dan benar

 Memahami langkah-langkah yang diperlukan untuk merencanakan,


melaksanakan dan mengevaluasi aktivitas handling barang yang
rentan

 Memahami penanganan penyimpanan barang dan pengiriman yang


tepat

6
Mari Kita Lihat...

Food Safety?

Quality?

Quantity

Complaint?

Losses?

7
Bagaimana agar produk aman
hingga sampai di tempat tujuan?

Manajemen Pengendalian
Mutu Operasional

Sarana
Inspeksi
Distribusi

8
Bagaimana agar produk aman
hingga sampai di tempat tujuan?

Manajemen Mutu

Sistem Manajemen:
sistem untuk menetapkan kebijakan dan sasaran serta untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
(IS0 9000)

Sistem Manajemen Mutu:


kegiatan yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam
hal mutu. Manajemen Mutu mencakup semua aktivitas dari keseluruhan fungsi
manajemen yang menentukan kebijakan mutu, sasaran, dan tanggung jawab serta 3
penerapannya.
(ISO 9000)

9
Bagaimana agar produk aman
hingga sampai di tempat tujuan?

Manajemen Mutu

Pendekatan pada penyusunan dan pengimplementasian suatu sistem


manajemen mutu terdiri dari beberapa langkah yang terdiri atas:
a) Menentukan kebutuhan dan harapan pelanggan dan pihak lain yang
berkepentingan;
b) Menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu organisasi;
c) Menentukan proses dan tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai
sasaran mutu;
d) Menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai sasaran mutu;
e) Menetapkan metode untuk mengukur efektivitas dan efisiensi tiap proses;
f) Menerapkan pengukuran ini untuk menentukan efektivitas dan efisiensi tiap
proses;
g) Menentukan sarana pencegahan ketidaksesuaian dan menghilangkan
penyebabnya
10
Bagaimana agar produk aman
hingga sampai di tempat tujuan?

Manajemen Mutu

Kajian manajemen harus


mencakup keputusan dan tindakan
yang berkaitan dengan:

a) Perbaikan pada keefektifan


sistem manajemen mutu dan
proses- prosesnya.
b) Perbaikan pada jasa layanan
berkaitan dengan persyaratan
pelanggan
c) Sumber daya yang diperlukan

11
Bagaimana agar produk aman
hingga sampai di tempat tujuan?

Pengendalian Operasional

 Kualifikasi pemasok (persyaratan perizinan)


 Kualifikasi pelanggan (jumlah dan frekuensi pesanan,
penyaluran sesuai target)
 Proses penerimaan
 Penyimpanan (identifikasi, FEFO/FIFO, stock opname)
 Proses spesifik
 Pengemasan
 Pengiriman
 Ekspor Impor

12
Bagaimana agar produk aman
hingga sampai di tempat tujuan?

Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN

Packing Labeling
yaitu pengemasan suatu barang yang yaitu salah satu bagian dari produk
siap untuk dikirim atau didistribusikan berupa keterangan baik gambar
ke tempat lain atau bisa disebut juga maupun kata-kata yang berfungsi
dengan pengepakan. sebagai sumber informasi produk dan
penjual.
13
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Pengepakan sebagai salah satu keputusan penting dalam keputusan pembuatan
produk ritel, selain keputusan penentuan atibut produk, branding, labeling, dan layanan
purna jual.
(Kotler & Amstrong, 2010)

2 Perspektif Pengepakan

Marketing Logistik
Pengepakan yang efisien dan
produk, brand, fitur efektif akan mampu
produk, dan daya tarik menghemat biaya logistik dan
produk memudahkan dalam proses
aktivitas logistik

menjamin kebersihan, higienis,


didesain menarik, dan kesegaran produk-produk
jelas, dan simple. sampai dikonsumsi oleh
pengguna

14
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Mengapa pengepakan sangat penting?

 Perpindahan fisik barang tidak dapat terhindarkan. Sementara perpindahan informasi


dan uang kini dapat dilakukan secara elektronik.
 Penyimpanan dan perpindahan produk membutuhkan pengepakan. Pengepakan
dibutuhkan pada saat penyimpanan dan perpindahan di sepanjang jalur logistik
dan supply chain
 Keunggulan kinerja logistik dan supply chain sangat dipengaruhi keunggulan
pengepakan.

Pengepakan merupakan gabungan dari ilmu pengetahuan, seni, desain, dan


teknologi untuk membungkus, menutupi, atau melindungi suatu produk agar
produk tidak rusak selama proses distribusi, penyimpanan, penjualan,
hingga penggunaannya oleh konsumen.

15
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Kemasan berdasarkan lapisan & kegunaannya:

(Hellstrom & Saghir, 2006)

16
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Jenis-jenis kemasan untuk pengepakan:

 Karton/cardboard

 Plastik

 Bubble Wrap

 Karung

 Kayu

 Cold Packaging

17
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Karton/cardboard

Kardus membantu menahan segala bentuk goresan dan kerusakan


lain yang kemungkinan muncul selama perjalanan. Kardus juga bisa
membantu mengemas banyak barang sekaligus supaya lebih
praktis. Barang yang jumlahnya banyak dikumpulkan menjadi satu ke
dalam kardus khusus sehingga tidak mudah tercecer.

18
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Plastik

Packing jenis ini mampu menjaga barang dari goresan ataupun air. Apabila
sewaktu-waktu ada kejadian yang tidak terduga dan menyebabkan paket
basah terkena air, packing plastik akan melindungi dengan baik. Plastik yang
digunakan selalu berwarna hitam/gelap, agar isi dari paket tidak mudah
terlihat dari luar.

19
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Bubble Wrap

Packing buble wrap adalah tipe pengemasan yang terbuat dari plastik.
Hanya saja kali ini memiliki banyak gelembung udara berpola. Fungsi dari
gelembung udara tersebut adalah menahan tekanan serta benturan dari
luar. Pengiriman luar negeri membutuhkan beberapa kali transit di pihak
ekspedisi dan bercampur dengan banyak paket. Paket yang tercampur ini
pastinya sering mengalami benturan. Untuk mencegah kerusakan di bagian
dalam, pemakaian buble wrap bisa menjadi solusinya.

20
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Karung

Packing karung umumnya dipakai sebagai perlindungan terluar dari


beberapa jenis packingan yang sudah disebutkan sebelumnya.
Packing karung sebenarnya hanya optional saja. Dengan begitu, tinggal
menyesuaikan saja menurut jumlah kiriman barang Anda. Fungsi
utama packing karung agar lebih memudahkan saat pengangkutan barang.

21
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Kayu

Jika dibandingkan dengan material lain, kayu adalah bahan terbaik untuk
melindungi paket kiriman. Packing kayu sangat berguna sebagai pelindung
utama ketika paket ditumpuk dengan paket lainnya. Sehingga, tekanan tidak
langsung mengenai barang yang dikemas melainkan kayu. Barang
elektronik dan benda-benda berharga mahal lainnya biasa di-packing kayu
supaya lebih aman.

22
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Cold Packaging

Foam insulated container bekerja dengan baik untuk melindungi barang


yang mudah rusak dari kerusakan dan mengisolasinya dari perubahan suhu.
Mereka bekerja paling baik ketika mereka memiliki ice gel atau dry ice di
dalamnya. Penggunaan dry ice memerlukan label dan kemasan khusus
sebagai notifikasi saat handling kemasan tersebut.

23
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Rules from FDA:

1. Federal statutory law states that a food product is misbranded(and


thus prohibited from being sold) if the container is misleading.
2. a food shall be deemed to be misbranded if its container is so made,
formed, or filled as to be misleading. A container that does not allow
the consumer to fully view its contents shall be considered ...
misleading if it contains nonfunctional slack-fill. Slack-fill is the
difference between the actual capacity of a container and the volume
of product contained therein.
3. Also see FDA regulations addressing Fill Standards.

24
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Other consideration with respect to packaging is whether the container
may cause the food to be adulterated:

1. Packaging materials are considered an "indirect food additive;“


2. The basic premise is that "nothing may contact food (including
packaging) unless there is a regulation allowing the item to contact
food." Therefore, the focus at this time is on "what packaging
materials are allowed by regulation to contact food."
3. The regulations for packaging materials for foods subject to USDA
FSIS oversight (that is, meat and poultry) are the FDA regulations;
USDA authorizes this reliance on FDA regulations in 9 CFR part
317.24.

In summary, food that is not packaged according to FDA


regulations will be considered adulterated and prohibited from
being sold.

25
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pengepakan:

1. Bahan pengemas tidak toksik

2. Sesuai dengan bahan yang dikemas

3. Sanitasi dan kesehatan terjamin

4. Dapat mencegah pemalsuan

5. Kemudahan membuka dan menutup

6. Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi

7. Kemudahan pembuangan kemasan bekas

8. Ukuran, bentuk dan berat

26
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Packing
Cara mengetahui standar kemasan dan/atau pengepakan yang tepat:

1. Pembeli/Importir: cek regulasi spesifik yang digunakan

2. Forwarder: lakukan konsultasi untuk mengetahui standar


pengiriman ekspor

3. Situs Pemerintah Negara Tujuan: contohnya situs bea cukai dan


lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian

4. ITC Market Access Map: informasi standar yang berlaku pada


setiap negara dan setiap produk

27
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
Label adalah salah satu bagian dari produk berupa keterangan baik gambar
maupun kata-kata yang berfungsi sebagai sumber informasi produk dan
penjual.

Label umumnya berisi informasi berupa:


 nama atau merk produk
 daftar bahan yang digunakan bahan tambahan
 berat bersih atau isi bersih
 nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor;
 halal bagi yang dipersyaratkan
 tanggal dan kode produksi
 keterangan kedaluwarsa
 nomor izin edar
 asal usul bahan pangan tertentu

28
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
Menurut Kotler (2000:478), fungsi label adalah sebagai berikut:
1. Label mengidentifikasi produk atau merek.
2. Label menentukan kelas produk.
3. Label menggambarkan beberapa hal mengenai produk (siapa pembuatnya,
dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana menggunakannya, dan
bagaimana menggunakan secara aman).
4. Label mempromosikan produk lewat aneka gambar yang menarik.

Tujuan label adalah sebagai berikut:


1. Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus
membuka kemasan.
2. Berfungsi sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen tentang
hal-hal yang perlu diketahui oleh konsumen tentang produk tersebut,
terutama hal-hal yang kasat mata atau tak diketahui secara fisik.
3. Memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi
produk yang optimum.
4. Sarana periklanan bagi produsen.
5. Memberi rasa aman bagi konsumen.
29
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
Regulasi Indonesia:

 Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan


 Peraturan BPOM Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pencantuman Informasi Nilai Gizi
untuk Pangan Olahan yang diproduksi oleh UMKM
 Peraturan BPOM No 22 Tahun 2019 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label
Pangan Olahan

Regulasi Internasional:
Labeling & Nutrition Guidance Documents & Regulatory Information
https://www.fda.gov/food/guidance-documents-regulatory-information-topic-food-and-
dietary-supplements/labeling-nutrition-guidance-documents-regulatory-information
REGULATION (EU) No 1169/2011 on the provision of food information to
consumers 25 October 2011
http://eur-
lex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?uri=OJ:L:2011:304:0018:0063:EN:PDF

30
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling

31
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
1. Nama Produk

Nama produk terdiri atas nama jenis Pangan Olahan dan nama dagang. Nama
dagang sebagaimana tidak dapat digunakan apabila nama dagang memuat
unsur sebagai berikut:
• bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, moralitas
agama, budaya, kesusilaan, dan/atau ketertiban umum;
• tidak memiliki daya pembeda;
• telah menjadi milik umum;
• menggunakan nama jenis atau nama umum/generik terkait Pangan Olahan
yang bersangkutan;
• menggunakan kata sifat yang secara langsung atau tidak langsung dapat
memengaruhi penafsiran terhadap Pangan Olahan;
• menggunakan kata yang terkait aspek keamanan pangan, gizi, dan/atau
kesehatan; dan/atau
• menggunakan nama dagang yang telah mempunyai sertifikat merek untuk
Pangan Olahan sejenis atas nama orang dan/atau badan usaha lain.

32
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
2. Daftar Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan meliputi bahan baku, BTP, dan bahan penolong.
Pangan Olahan yang diproduksi menggunakan lebih dari satu bahan Pangan
wajib dicantumkan persentase kandungan bahan untuk bahan baku utama pada
daftar bahan yang digunakan. Selain itu, gambar buah, daging, ikan atau bahan
Pangan lainnya hanya boleh dicantumkan apabila Pangan Olahan mengandung
Bahan Baku tersebut, bukan sebagai BTP.

33
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
3. Berat Bersih atau Isi Bersih

Penulisan satuan berat bersih atau isi bersih


meliputi:
• padat ditulis menggunakan satuan miligram
(mg), gram (g), kilogram (kg);
• cair ditulis menggunakan satuan mililiter (ml
atau mL), liter (l atau L);
• Atau semi padat ditulis menggunakan satuan
miligram (mg), gram (g), kilogram (kg),
mililiter (ml atau mL), liter (l atau L).

34
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
4. Nama dan Alamat
Produsen/Pengimpor

Pihak yang memproduksi, pihak yang


mengimpor, pihak pemberi kontrak, pihak
penerima kontrak dan/atau pihak pemberi
lisensi Pangan Olahan wajib
mencantumkan nama dan alamat.
Pencantuman alamat paling sedikit meliputi
nama kota, kode pos, dan Indonesia.

35
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
5. Halal bagi yang Dipersyaratkan

Pelaku Usaha yang memproduksi atau


mengimpor Pangan Olahan yang dikemas
eceran untuk diperdagangkan di wilayah
Indonesia wajib mencantumkan keterangan
halal setelah mendapatkan sertifikat halal.

36
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
6. Tanggal dan Kode Produksi

Tanggal dan kode produksi wajib


dicantumkan pada Label dan diletakkan
pada bagian yang mudah dilihat dan
dibaca. Tanggal dan kode produksi paling
sedikit memuat informasi mengenai riwayat
produksi Pangan pada kondisi dan waktu
tertentu. Tanggal dan kode produksi berupa
nomor bets (batch) dan/atau waktu
produksi.

37
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
7. Keterangan Kedaluwarsa

Keterangan kedaluwarsa merupakan batas akhir suatu Pangan dijamin


mutunya, sepanjang penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan
produsen.
Keterangan kedaluwarsa dinyatakan dalam tanggal, bulan, dan tahun.
Keterangan kedaluwarsa didahului tulisan “Baik digunakan sebelum”.

Dikecualikan dari ketentuan pencantuman keterangan kedaluwarsa


adalah minuman yang mengandung alkohol paling sedikit 7% (tujuh
persen), roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang dari atau
sama dengan 24 (dua puluh empat) jam, dan cuka.

38
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
7. Nomor Izin Edar

Pencantuman Nomor Izin Edar Pangan Olahan produk dalam negeri harus
diawali dengan tulisan “BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka dan
pencantuman Nomor Izin Edar Pangan Olahan produk impor harus diawali
dengan tulisan “BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka.

Dalam hal Pangan Olahan merupakan Pangan Olahan industri rumah


tangga, pada Label harus dicantumkan tulisan “P-IRT”.

39
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
8. Asal Usul Bahan Pangan Tertentu

Keterangan tentang asal usul bahan Pangan tertentu yang bersumber dari
hewan atau tanaman harus dicantumkan pada daftar bahan berupa nama
bahan diikuti dengan asal bahan.
Pangan Olahan yang mengandung bahan berasal dari babi wajib
mencantumkan tanda khusus berupa tulisan ”MENGANDUNG BABI” dan
gambar babi.

Pangan olahan yang proses pembuatannya bersinggungan dan/atau


menggunakan fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi wajib
mencantumkan keterangan:

40
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
Allergen
Manajemen Alergi mengatur sistem manajemen keamanan
pangan berdasarkan assessment senyawa alergen

CXS 1-1985 General Standard For The


Labeling of Prepackaged Foods
Food Safety and CXS 80-2020 Food Allergen
Regulatory Management for Food Business Operator
Compliance is Food Safety Management System
NOT NEGOTIABLE
Peraturan BPOM No. 31 Thn 2018
tentang Label Pangan Olahan

41
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
Allergen

42
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
Allergen

(lanjutan) Regulasi Alergen

43
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
Allergen

CODEX STAN 1-1985

44
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
Allergen
Pasal 50: Pengecualian
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 untuk Pangan
Olahan yang mengandung Alergen yang
telah mengalami proses pemurnian lebih
lanjut (highly refined food).

Meliputi:
▪ produk serealia : sirup glukosa (termasuk dekstrosa),
maltodekstrin, fruktosa, dan gula alkohol
▪ produk perikanan : gelatin, minyak ikan
▪ produk kedelai : minyak, lemak kedelai dan lesitin; RRR alpha
tocopherol; alpha tocopherol; gama tocopherol; alpha tocotrienol;
5,7,8-trimethyltocol; dan campuran tocopherol;
45
▪ produk susu : laktitol, protein terhidrolisa sempurna.
www.tuev-nord-group.com
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
Allergen
Pasal 51: Pencantuman Pada Label

46
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling
Allergen

Gendel et al., Regulatory Toxicology and Pharmacology 63 (2012) 279–285

47
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling

48
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling

49
Pengendalian Operasional:
PENGEMASAN Labeling

50
Bagaimana agar produk aman
hingga sampai di tempat tujuan?

Pengendalian Operasional:
PENYIMPANAN

Dry Chilled Frozen


Storage Storage Storage
Room Temperature 0 – 10 ⁰C < 0 ⁰C; < - 15 ⁰C

51
Pengendalian Operasional:
PENYIMPANAN

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam penyimpanan:

 Karakteristik produk

 Jenis penyimpanan, infrastruktur

 Kapasitas penyimpanan

 Risiko kontaminasi: segregasi & labeling

 FIFO/FEFO

 Perhitungan stock

52
Pengendalian Operasional:
PENYIMPANAN

Penyimpanan & Warehousing

 Bahan dan produk harus disimpan di tempat


yang bersih, kering, ventilasi yang memadai
untuk melindungi dari debu, kondensasi,
kontaminasi lainnya.
 Pengendalian yang efektif terhadap parameter
yang disyaratkan.
 Waste dan bahan kimia harus disimpan terpisah.
 Area produk yang tidak sesuai harus disediakan.
 Truk atau forklift berbahan bakar bensin atau
solar tidak boleh digunakan di gudang
bahan/produk.

Source: ISO/TS 22002-1:2009

53
Pengendalian Operasional:
PENYIMPANAN

Urutan Penyimpanan

54
Handling Fragile
Pengendalian Operasional:
Products

Manufacturing Delivery Customer

• Product • Loading • Agreement


Characteristic Activity • Market
• SOP • Inspection Visit
• Inspection / • Transporta
Process tion
Control Choice

55
Handling Fragile
Pengendalian Operasional
Products

For Shipping:

1. Select the best shipping mode

PRICE – PRODUCT TYPE & TRANSIT TIME – QUANTITY

2. Match the product to the mode

TEMPERATURE CONTROL
CONTACT YOUR SHIPPING VENDOR

56
Handling Fragile
Pengendalian Operasional
Products

For Shipping:

3. Pre-cool the product


*for fruit & vegetable – pre-conditioning

4. Know the proper shipping conditions for your products


Reff: USDA – Protecting Perishable Foods

57
Handling Fragile
Pengendalian Operasional
Products
Ensure that trucks transporting frozen food are:
• clean and free from dirt, debris, odors, or any substance that may
contaminate the food;
• constructed, insulated, and equipped with adequate refrigeration
capacity and air delivery system to continuously maintain a product
temperature of 0oF (–18oC) or colder
• precooled by setting the thermostat at 0oF (–18oC) and letting the
refrigeration unit operate for at least one-half hour before loading, or
until a temperature gradient is established across the insulation
• use pallets

58
Handling Fragile
Pengendalian Operasional
Products

For Shipping:

5. Avoid Freezing and Chilling Injury


freeze and thaw

6. Make sure equipment has proper circulation


check the maximum capacity

7. Keep equipment clean


removing debris, washing or sweeping floors, and ensuring
drains are clean, remove odors

59
Handling Fragile
Pengendalian Operasional
Products

For Shipping:

8. Check equipment for leaks and damage


door seal, check floor and ceiling

9. Ensure you have the proper loading and unloading environment


rainy season, clean in surrounded area

60
Bagaimana agar produk aman
hingga sampai di tempat tujuan?

INSPEKSI

Inspeksi adalah suatu evaluasi kesesuaian melalui pengamatan dan


penetapan, jika perlu dengan pengukuran, pengujian atau
pembandingan.

Audit adalah proses sistematis, independen dan terdokumentasi


untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara obyektif
untuk menentukan tingkat pemenuhan kriteria audit.
(ISO 9000)

61
INSPEKSI

Tentukan:

 Tujuan inspeksi / audit

 Ruang lingkup

 Tugas dan tanggungjawab

 Prosedur inspeksi / audit

 Pelaksanaan inspeksi / audit

 Penulisan laporan dan tindakan perbaikan

 Peninjauan kegiatan inspeksi / audit

 Pembahasan dalam Tinjauan Manajemen


62
Bagaimana agar produk aman
hingga sampai di tempat tujuan?

Sarana Distribusi:
PENGIRIMAN

Know the regulation...

Regulasi Indonesia:

Karantina Ekspor Hewan dan Produk Hewan


https://www.indonesia.go.id/kategori/perdagangan/1443/karantina-
ekspor-hewan-dan-produk-hewan

Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan


http://www.bkipm.kkp.go.id/bkipm/regulasi

63
Sarana Distribusi :
PENGIRIMAN
Food Transportation

64
Sarana Distribusi:
PENGIRIMAN
Food Transportation

65
Sarana Distribusi :
PENGIRIMAN
Food Transportation

Shipping Frozen Product:

 Frozen meat is easier to ship without spoiling, as the sub-zero


temperatures help keep it at a safe temperature for longer and limit
bacterial growth.
 Needs to be placed in temperature controlled shipping boxes to
insulate the product against outside temperature fluctuations.
 Make sure the meat is wrapped and sealed well to avoid leakage or
exposure to the elements.
 Vacuum-sealed or cling-wrapped packaging is great for protecting it,
but put an additional plastic bag around them in case of punctures
or tears.

66
Sarana Distribusi :
PENGIRIMAN
Food Transportation

Shipping Food Internationally:

 Custom restrictions

 Ensure the recipient is informed of their responsibilities regarding


customs paperwork

 Food grade transportation

 If there is any chance of delays, foods that require refrigeration


should be sent in a refrigerated cargo container or stored in a
refrigerated warehouse immediately upon arrival.

67
68
Thank You
www.tuv-nord.com

69

You might also like