Professional Documents
Culture Documents
020 - Ida Ayu Putu Pradya Kirana Yoga
020 - Ida Ayu Putu Pradya Kirana Yoga
020 - Ida Ayu Putu Pradya Kirana Yoga
Makalah
"PLASENTA INKOMPLIT"
Dosen Pengampu:
Ni Made Dwi Purnamayanti, S.Si.T., M. Keb
Oleh :
ABSTRACT
ABSTRAK
Menurut Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2018, Angka Kematian
Ibu (AKI) sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup. Target AKI yang ingin dicapai sesuai
Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Dengan demikian diperlukan upaya kerja keras untuk menurunkan AKI.AkIdapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab AKI pada tahun 2020 adalah 28,86 % hipertensi
dalam kehamilan, 3,76% Infeksi, 10,07% gangguan sistem peredaran darah (jantung),
3,49% gangguan metabolik, 25,91% penyebab lainnya dan masih didominasi oleh 27,92%
perdarahan. Perdarahan postpartum adalah penyebab paling umum. Perdarahan pasca
persalinan dapat berupa perdarahan primer dan sekunder. Perdarahan primer terjadi diawal
masa persalinan atau 24 jam pascapartum. Perdarahan sekunder perdarahan yang terjadi
setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai hari ke 15 post partum. Penyebab
utama perdarahan sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta. Sisa plasenta
adalah tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga rahim yang dapat menimbulkan
perdarahan post partum dini atau perdarahan post partum lambat. Perdarahan ini biasanya
terjadi dalam 5 hari sampai 15 hari pasca persalinan. Tertinggalnya kotiledon dan selaput
kulit ketuban yang mengganggu kontraksi uterus dalam menjepit pembuluh darah dalam
uterus sehingga mengakibatkan perdarahan. Sisa plasenta bisa diduga bila kala uri
berlangsung tidak lancar. Komplikasi yang ditimbulkan oleh perdarahan dengan sisa
plasenta adalah anemia, infeksi puerperium, polip, terjadi degenerasi koriokarsinoma dan
kematian akibat perdarahan. Anemia dapat terjadi jika kadar hemoglobin dalam darah
menjadi rendah karena perdarahan. Infeksi puerperium, jika sisa plasenta tertinggal
didalam rahim yang dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri dari tempat perlekatan
plasenta. Terjadi polip, pada masa proliferatif jaringan lain akibat plasenta inkomplit.
Om Swastiastu,
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir askeb Gadar yang
bejudul “Plasenta Inkomplit" tepat pada waktunya. Usulan penelitian ini dapat
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini
Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih banyak kekurangan yang
harus disempurnakan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A...Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B...Rumusan Masalah .......................................................................................................... 6
C...Tujuan Penelitian.............................................................................................................6
1....Tujuan umum............................................................................................................ 6
2....Tujuan khusus........................................................................................................... 6
D...Manfaat Penelitian...........................................................................................................6
1....Manfaat teoritis......................................................................................................... 6
2....Manfaat praktis..........................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori Ibu Hamil Trimester III............................................................................ 7
1....Definisi kehamilan Trimester III...............................................................................7
2....Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Trimester III...............................................10
3....Persalinan................................................................................................................ 10
4....MAK III...................................................................................................................12
B...Plasenta Inkomplit........................................................................................................ 15
1....Definisi plasenta Inkomplit..................................................................................... 15
2. Penanganan Plasenta Inkomplit
3....Nyeri Akibat Pendarahan Plasenta Inkomplit......................................................... 16
BAB III PEMBAHASAN
A...Pembahasan................................................................................................................... 19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A...Kesimpulan....................................................................................................................26
B...Saran.............................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
secara fisik maupun psikologis. Perubahan ini terjadi selama 9 bulan kehamilan.
Ketidaknyamanan fisik dan psikis sudah sejak awal dirasakan selama fase
kehamilan salah satu keluhan yang banyak terjadi adalah nyeri punggung bawah.
Menurut penelitian Amy tahun 2019 yang di dapatkan oleh data WHO sekitar 70%
dari ibu hamil mengalami nyeri punggung bawah (NPB). Keluhan ini biasa terjadi
sejak awal trimester II dan puncak keluhan tersebut terjadi pada trimester III
Angka Kematian Ibu atau yang biasa disebut AKI merupakan salah satu
indikatorpenting dalam menilai derajatkesehatan. AKI berpengar uh terhadap perb
aikanpelayanan kesehatan dan menjadikannya sebagaiindikator keberhasilan terha
dap pembangunan kesehatan. Kasus kematian ibu meliputi kematian ibu hamil,
bersalin, dan ibu nifas. Target SDGs (Suitainable Development Goals) adalah
menurunkan Angka Kematian Ibu AKI menjadi 70 per 100.000 KH. Berdasarkan
SDKI tahun 2012, AKI sebanyak 359per 100.000 KH. Dari 20% penyebab kematia
n ibuadalah perdarahan post partum (Haemorargic PostPartum) (Ditjen Bina Gizi
dan KIA, 2018).
AKI di Bali pada tahun 2018 sebanyak 111 per 100.000 KH, tahun 2019
mengalami penurunan menjadi 109 per 100.000 KH dan tahun 2020 mengalami
penurunan menjadi 88,58 per 100.000 KH dengan penyebab utama
adalah triase klasik pada fase kehamilan ibu-ibu yaitu ada hipertensi dalam masa
kehamilan (26,34 %),perdarahan (21,14 %)infeksi(2,76%) (Depkes RI Jateng, 2017).
Jawa Tengahmengalami penurunan AKI secara signifikan,namun AKI masih
tergolong tinggi karena Banyumas termasuk 5 besar penyumbang AKI di Bali.
1
AKI atau Angka Kematian Ibu di Kota Denpasar, khususnya Denpasar Barat
mulai bulan Januari sampai dengan Juli2018 sebanyak 13 kasus kematian, adapun
penyebab kematian antara lain PEB sebanyak 7 orang, perdarahan post partum.
hilangnya darah sebanyak 500 ml setelah bayi dan plasenta lahir.Perdarahan pasca
jalan lahir, plasenta yang tertinggal,inversio uteri/rahim yang turun, gangguan fakt
(1) Pemberian obat uterotonika (untuk kontraksi rahim) dalam waktu dua
menitsetelah kelahiran bayi; (2) Menjepit dan memotong tali pusat segera
Manajemen Aktif Kala III (MAK III) dimulai dari pengecekan janin tunggal,
MAK III seperti waktu pemberian oksitosin tidak tepat masase fundus uteri tidak
26
optimal, dan penegangan tali pusat terkendali atau disebut juga dengan PTT
gangan talipusat terkendali, dan melahirkan plasenta (Depkes RI, 2018; Henderson
dengan khasus plasenta inkomplit , maka proses kelahiran harus dibantu oleh
bidan yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan MAK III dalam pertolongan
dilaksanakan bidan sesuai dengan protap, antara lain masih adanya penyuntikan
oksitosin 10 international unit serta protap yang tifak dilakukan oleh yang tidak
dilaksanakan pada menit pertama setelah bayi lahir,peregangan tali pusat yang
inversio uteri, pada pertolongan pengeluaran plasenta kadang tidak di tangkap dan
di putar secara perlahan sehingga adaselaput ketuban yang sobek dan tertinggal,
KabBanyumas, 2018).
hal ini dapat menekan angka kematian ibu atau AKI lebih tinggi secara bermakna.
26
sema ini dilakukan ternyata hal yang dilakukan ini besar pengaruhnya untuk dapat
masase uteruse yang tidak sesuai protap maka bisa menyebabkan uterus tidak
la salah dalammelakukan penegangan tali pusat terkendali, maka akan ada selaput
dan mengganggu kontraksi uterus sehingga terjadi perdarahan atau atonia uteri,
lebih fatalnya bila terjadi inversio uteri. Inversio uteri adalah keadaandimana
osteum uteri eksternum yang dapatbersifat inkomplit sampai komplit, yang bisam
Perdarahan yang terjadi pada kala III adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml
ngan darah dengan tepat dan jumlahnyasering diperkirakan hampir terlalu rendah.
Komplikasi kala III dapat diturunkan dengan penanganan yang optimal oleh
menghindari risiko kesakitan yang disebabkan oleh komplikasi kala III seperti
tindakan operatif dan infeksi, sehingga yang menjadi titik utama pencegahan
melaksanakan MAK III hendaknya tidak hanya dilatihkan saja namun harus
diterapkan dalam setiap pertolongan persalinan dan menjadi standar dalam asuhan
saat penatalaksanaan aktif kala tiga, bahkan pada populasi yang berisiko
26
rendahmengalami perdarahan post-partum. Bidan harus yakin bahwa hanya ada
AKI dapat ditekan 40-45 per 100.000 kelahiran hidup. Pelatihan pada dasarnya
Menurut Simon dan Morton (1995 dalam Hakim, 2019), semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat perkembangan dan
kemampuan dalam memahami wawasan serta ilmu pengetahuan yang didapat. Hal
an, usia bidan, lamamasa kerja bidan serta pelatihan Asuhan Persalinan Normal
yang telah diikuti oleh bidan. Bidan belum sepenuhnya melakukan pemberian
oksitosin pada ibu bersalin sesuai prosedur APN, meninjau beberapa hasil
ngan tali pusat terkendali pada ibu bersalinsesuai prosedur APN. Bidan (100%)
26
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data bagi peneliti
2. Manfaat Praktis
menjadi acuan bagi peneliti dan terutama yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan Gadar.
26
b. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
secara komperhensif khususnya pada ibu bersalin kala III dengan plasenta
inkomplit.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ibu bersalin khususnya MAK
III dengan sindroma plasenta inkomplit serta keluarga dan masyarakat sehingga
masa kehamilan, persalinan, ataupun masa nifas yang dilalui berjalan secara
normal tanpa ada suatu komplikasi apapun serta masyarakat aktif mencari
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu terjadi pada
setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh
dan berkembang di dalam uterus syelama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42
pada minggu ke-I sampai minggu ke-12, trimester II pada minggu ke- 13 sampai
minggu ke 27, trimester III pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40.
Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut fase penantian yang penuh
dengan kewaspadaan. Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan
waspada, ibu sering merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
dialami pada saat persalinan. Ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu- waktu, serta takut bayinya yang akan dilahirkan tidak normal. Rasa tidak
nyaman akibat kehamilan timbul kembali, merasa diri aneh dan jelek, serta
a. Sistem Respirasi
untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh dan
26
Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah.
Diafragma menjadi lebih naik sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi
b. Sistem Endokrin
diperlukan dalam persalinan dan dapat merangsang kontraksi uterus ibu. Selain
hormon oksitosin ada hormon prolaktin juga meningkat 10 kali lipat saat
kehamilan aterm.
c. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan,
karena akibat pembesaran uterus ke posisi depan, lordosis menggeser pusat daya
berat ke belakang ke arah tungkai. Hal ini menyebabkan tidak nyaman pada
bagian punggung terutama pada akhir kehamilan sehingga perlu posisi relaksasi .
d. Sistem Perkemihan
tonus otot saluran kemih menurun. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi
pembesaran uterus yang terjadi pada trimester III, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam
darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal (Wulan Purnamayanti,
2022).
26
e. Sistem Kardiovaskuler
pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat
sebanyak kurang lebih 30% dari nadi dan tekanan darah. Tekanan darah arteri
cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan naik lagi seperti pada
pra hamil. Pada ekstremitas atas dan bawah cenderung naik setelah akhir trimester
pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata- ratanya 84 kali permenit (Rustikayanti,
2018).
f. Uterus
kava dan aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan sering terjadi
kontraksi uterus yang disebut his palsu (braxton hicks). Istmus uteri menjadi
bagian korpus dan berkembang menjadi segmen bawah rahim yang lebih lebar
dan tipis, servik menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki dengan satu jari
pada akhir kehamilan. Uterus yang semula hanya berukuran sebesar jempol atau
seberat 1000 gram di akhir masa kehamilan. Otot dalam rahim mengalami
hiperplasia dan hipertrofi sehingga dapat menjadi lebih besar, lunak dan dapat
2022).
g. Payudara
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan
26
somatotropin. Kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di
bawah kulit akan lebih terlihat, puting payudara akan membesar, berwarna
tentang perkembangan janin. Keperluan penambahan berat badan semua ibu hamil
tidak sama tetapi harus melihat dari BMI atau IMT sebelum hamil. IMT
merupakan proporsi standar berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB). IMT
perlu diketahui untuk menilai status gizi catin dalam kaitannya dengan persiapan
kehamilan. Jika perempuan atau catin mempunyai status gizi kurang ingin hamil,
status gizinya baik. Ibu hamil dengan kekurangan gizi memiliki risiko yang dapat
membahayakan ibu dan janin, antara lain anemia pada ibu dan janin, risiko
keguguran, bayi lahir mati, serta cacat bawaan pada janin (Kemenkes RI, 2021).
Kehamilan adalah hal yang fisiologis terjadi pada wanita. Setiap kehamilan
akan terjadi perubahan yaitu perubahan fisik maupun psikologis pada ibu
khususnya ibu yang memasuki fase trimester III kehamilannya. Tidak jarang
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara mencolok. Otot
dinding perut meregang dan akhirnya sedikit kehilangan tonus otot. Selama
26
trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah menyebabkan isi perut
menonjol digaris tengah. biasanya mengeluh nyeri punggung pada bagian bawah
akibat peningkatan ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung yang menganggu
rutin dilakukan, dan kesulitan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur dan
istirahat. Pada tubuh ibu hamil dari trimester III terjadi banyak perubahan fisik,
antara lain:
bayi lahir). Pada trimester ketiga ini terjadi perubahan terutama pada berat badan,
akibat pembesaran uterus dan sendi panggul yang sedikit mengendur yang
menyebabkan calon ibu sering kali mengalami nyeri pinggang. Jika kepala bayi
sudah turun ke dalam pelvis, ibu mulai merasa lebih nyaman dan nafasnya
menjadi lebih lega (Kemenkes,2022). Kondisi psikologis ibu hamil selama masa
kehamilan tidak kalah penting. Justru ibu hamil lebih banyak mengalami
mempengaruhi suasana hati, penerimaan, sikap dan bahkan nafsu makan ibu
hamil itu sendiri. faktor penyebab terjadinya perubahan psikologis ibu hamil
kerentanan daya psikis seseorang atau yang lebih dikenal dengan kepribadian. Ibu
hamil yang menerima atau sangat mengharapkan kehamilan akan lebih baik dalam
menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan. Berbeda dengan ibu hamil yang
26
atau mengganggu. Kondisi tersebut akan mempengaruhi kehidupan psikis ibu
1. Persalinan
Persalinan merupakan suatu kondisi alamiah yang dialami oleh ibu sebagai
a. Usia Kehamilan
trimester 2 dan trimester III, Masa kehamilan pada trimester 2 dimulai dari 13
sampai 27 minggu dan pada trimester III dimulai dari 28 sampai 40 minggu
(Purnamasari, 2019).
karena bisa mempengaruhi organ tubuh, kehamilan di usia muda atau remaja. Saat
rahim mengembang, dua otot paralel (otot abdominis rektal) yang berada dari
tulang rusuk ke tulang kemaluan dapat terpisah di sepanjang garis tengah tubuh.
Kehamilan paling ideal adalah kehamilan pada usia 20-35 tahun karena
merupakan usia yang tepat untuk kehamilan karena otot-otot dan organ reproduksi
26
sudah siap untuk menghadapi perubahan selama kehamilan. Kesiapan otot-otot
termasuk nyeri punggung, pada usia ini juga sudah dikatakan siap secara fisik,
Usia pada waktu hamil sangat berpengaruh pada kesiapan ibu untuk
menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu. Kehamilan di usia tua ( >35 tahun)
alat-alat reproduksi ibu sudah menurun untuk hamil. Risiko yang dialami yaitu
c. Keletihan
d. Paritas
oleh perempuan.
1) Primigravida
Pada ibu yang belum pernah hamil dan melahirkan (primigravida), kehamilan
dan persalinan merupakan hal yang asing bagi mereka, primigravida memiliki otot
yang sangat baik karena belum pernah digunakan sebelumnya. Ibu yang pertama
kali hamil akan merasa stress atau takut dalam menjalani kehamilan dan
26
2) Multigravida
Ibu yang pernah hamil dan melahirkan anak lebih dari satu (multigravida)
kehamilan, Ibu lebih bisa memahami dan lebih tenang menjalani proses kehamilan
dan persalinan dan juga otot menjadi lebih kendur dan sendi menjad lebih regang.
3) Patofisiologi
Bentuknya terdiri dari serangkaian badan silindris vertebra, yang terartikulasi oleh
diskus intervertebral dan diikat bersamaan oleh ligamen longitudinal anterior dan
posterior. 26 struktur yang peka terhadap nyeri adalah periosteum, 1/3 bangunan
luar anulus fibrosus, ligamentum, kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua
Pada kondisi nyeri punggung bawah pada umumnya otot ekstensor lumbal lebih
lemah dibanding otot fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban. Otot sendiri
sebenarnya tidak jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle spindles jelas
mengalami spasme sehingga mengalami nyeri tekan. Perlengketan otot yang tidak
26
2. Manajemen Aktif Kala III
Manajemen aktif kala (MAK) III inj bisa disebut termasuk dalam Asuhan
Persalinan Normal (APN) dalam pertolongan persalinan (Sumantri dan
Siswishanto, dalam Purwarini, Rustina, dan Nasution, 2019). Intervensi
yang direncanakan melalui MAK III untuk mempercepat pelepasan plasenta
dalam mencegah perdarahan post partumdengan meningkatkan kontraksi rahim un
tuk menghindari terjadinya antonia uteri. Komponen MAK III meliputi
(1) Pemberian obat uterotonika (untuk kontraksi rahim) dalam waktu dua
menitsetelah kelahiran bayi; (2) Menjepit dan memotong tali pusat segera
setelah melahirkan; (3) Lakukan peregangan tali pusat terkendali dengan
melakukantekanan pada rahim secara bersamaan melalui perut.Setelah pelepasan
plasenta, memijat uterus yangdapat membantu kontraski mengurangi perdarahan(
Shane, 2002, dalam Purwarini, Rustina, danNasution, 2018). Manajemen Aktif
Kala III (MAK III) dimulai dari pengecekan janin tunggal, penyuntikan oksitosin
10 Iu (1 menit setelah bayi lahir), peregangan tali pusat terkendali, dan masase
uterus.
B. Plasenta Inkomplit
26
Perdarahan pasca persalinan dapat berupa perdarahan primer dan sekunder. Perdarahan
primer terjadi diawal masa persalinan atau 24 jam pascapartum. Perdarahan sekunder
perdarahan yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai hari ke 15
post partum. Penyebab utama perdarahan sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa
plasenta. Sisa plasenta adalah tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga rahim yang
dapat menimbulkan perdarahan post partum dini atau perdarahan post partum lambat.
Perdarahan ini biasanya terjadi dalam 5 hari sampai 15 hari pasca persalinan.
Tertinggalnya kotiledon dan selaput kulit ketuban yang mengganggu kontraksi uterus
dalam menjepit pembuluh darah dalam uterus sehingga mengakibatkan perdarahan. Sisa
plasenta bisa diduga bila kala uri berlangsung tidak lancar. Komplikasi yang ditimbulkan
oleh perdarahan dengan sisa plasenta adalah anemia, infeksi puerperium, polip, terjadi
Numerical Rating Scale (NRS) merupakan salah satu alat ukur menilai
tingkat nyeri yang dialami pasien sesuai subjektivitas pasien tersebut. Instrumen
nyeri dengan garis yang menunjukkan nilai 0-10 dimana 0 yang menunjukkan
tidak ada rasa sakit dan 10 rasa sakit yang tidak tertahankan. ( DI Labibah, 2022)
26
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Moderate Worst
pain pain possible
pain
Gambar 1. Numeric Rating Scale (NRS)
kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS terutama untuk menilai
Verbal Rating Scale (VRS) adalah skala ordinal, yakni menggunakan 4-6 kata
26
Metode pengukuran skala nyeri ini digunakan untuk pasien anak dan
hubungan yang erat dengan nyeri yang dirasakan, termasuk alis turun kebawah,
26
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
26
Tegangan yang ditimbulkan menyebabkan lapis dan desidua spongiosa yang
longgar memberi jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di tempat itu. Pembuluh
darah yangterdapat di uterus berada di antara serat - serat otot miometrium yang
saling bersilang. Kontraksi serat - serat otot ini menekan pembuluh darah dan
retaksi otot ini mengakibatkan pembuluh darah terjepit serta perdarahan berhenti.
Pengamatan yang bidan harus lakukan sesuai dengan protap terhadap persalinan
kala tiga dengan menggunakan pencitraan ultrasonografi secara dinamis telah
membuka perspektif baru tentang mekanisme kala tiga persalinan. Kala tiga yang
normal dapat dibagi dalam empat fase yaitu :
a. Fase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas tempat plasenta,
namun dinding uterus tempat plasenta melekat masih tipis.
26
oleh dindingrahim atau atas vagina. Kadang- kadang,plasenta dapat keluar dari
lokasi ini oleh adanya tekanan inter-abdominal. Namun, wanita yang berbaring
dalam posisi terlentang sering tidak dapat mengeluarkan plasenta secara spontan.
Umumnya, dibutuhkan tindakan artifisal untuk menyempurnakan persalinan
kala tiga.
4. Komplikasi Rest Plasenta
b. Infeksi puerperium
a. Umur
Usia ibu hamil terlalu muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun)
mempunyai resiko yanglebih besar untuk melahirkan bayi kurang sehat. Hal ini
dikarenakan pada umur 20 tahun, dari segi biologis fungsi organ
reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna untuk
menerima keadaan janin dan segi psikis belum matang dalam menghadapi
tuntutan beban moril, mental dan emosional, sedangkanpada umur diatas 35 tahun
dan sering melahirkan, fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami
kemunduran atau degenerasidibandingkan fungsi normal sehingga kemungkinan
untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan lebih besar.
Perdarahan post partum yang mengakibatkan kematian maternal pada wanita
hamil yang melahirkan pada umur dibawah 20 tahun, dua sampai lima kali lebih
tinggi dari pada perdarahan post partum yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
Perdarahan post partum meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun.
26
b. Paritas
e. Robekan rahim
f. Plasenta suksenturiata
g. Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah
26
7. Penatalaksanaan
d. Antiobiotika ampisilin dosis awal 1 gr IV dilanjutkan dengan 3x1 gram per oral
dikombinasikan dengan metrodinazol 1 gram suppositoria dilanjutkan dengan
3x500 mg.
e. Oksitosin
g. Bila kadar HB <8 gr % berikan tranfusi darah. Bila kadar Hb >8 gr%,
berikan sulfas ferosis 600mg/hari selama 10 hari
Sisa plasenta bisa diduga kala uri berlangsung tidak lancar atau setelah
melakukan plasenta manual atau menemukan adanya kotiledon yang tidak
lengkap pada saat melakukan pemeriksaan plasenta dan masih ada perdarahan
dari ostium uteri eksternum pada saat kontraksi rahim sudah baik dan robekan
26
jalan lahir sudah terjahit. Untuk itu, harus dilakukan eksplorasi kedalam rahim
dengan cara manual/ digital atau kuret dan pemberian uterotonika.
pengolahan data diatas memiliki kolerasi dengan penelitian Fitriyah pada tahun
2020 dimana umur ibu pada umumnya akan mengalami nyeri punggung bawah
diantara usia 20 – 24 tahun serta akan mencapai puncaknya saat berusia lebih dari
40 tahun (Sukeksi et al., 2018). Pada paritas sering terjadi pada multipara dan
26
rahim yang sudah semakin membesar sehingga banyak yang mengalami nyeri
b. Pekerjaan
penelitian Goel pada tahun 2015 mendapatkan hasil bahwa wanita hamil sering
NPB pada ibu rumah tangga yang sedang hamil pada usia 30–40 tahun di dunia
sangat sering terjadi dan sekitar 51% menimbulkan kecacatan berat (Goel, 2015).
c. Usia Kehamilan
37-41 minggu yang paling banyak mengalami nyeri punggung bawah sebanyak 26
orang (72.5%) kebanyak kedua yaitu usia kehamilan 33-36 minggu sebanyak 6
orang (15.00%) dan yang terakhir usia kehamilan 28-32 minggu sebanyak 5 orang
(12.5%). Sejalan dengan penelitian Merdiana yang dilakukan pada tahun 2020,
nyeri biasanya memuncak pada usia gestasi 36 minggu dan akan menurun
(Mardiana,2020).
26
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
kejadian plasenta inkomplit beirdasarkan usia ibu, usia kehamilan dan pekerjaan.
B. Saran
1. Bagi masyarakat
lebih mengenal bahaya dan masalah-masalah pada ibu nifas dengan rest plasenta,
sehingga lebih waspada dalam merawat ibu nifas dengan rest plasenta.
2. Tenaga Kesehatan
4. Bagi Penulis
rest plasenta.
26
DAFTAR PUSTAKA
Akram, T., Lei, S., Haider, M. J., & Hussain, S. T. (2020). The impact of
organizational justice on employee innovative work behavior: Mediating
role of knowledge sharing. Suma de Negocios, 5(2), 117–129.
https://doi.org/10.1016/j.jik.2019.10.001
Bishop, A., Holden, M. A., Ogollah, R. O., & Foster, N. E. (2016). Current
management of pregnancy- related low back pain: A national cross-
sectional survey of UK physiotherapists. Physiotherapy (United Kingdom),
102(1), 78–85. https://doi.org/10.1016/j.physio.2015.02.003
Catur, dkk. (2018).. Endorphin Massage Untuk Menurunkan Intensitas Nyeri Kala
I Fase Aktif Persalinan di Puskesmas Kabupaten Demak. Jurnal SMART
volume 4 No 2.
D.I Labibah Hapsari & Hendraningsih, T. (2022). Determinan Peningkatan Angka
Kejadian tindakan Sectio Caesarea Pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Ade
Muhammad Djoen Kabupaten Sintang. Jumantik Jurnal Mahasiswa Dan
Penelitian Kesehatan.
26
Hartvigsen J, Hancock MJ, Kongsted A, Louw Q, Ferreira ML, Genevay S, et al.
(2018).What low back pain is and why we need to pay attention. The
Lancet.;391(10137):2356-67.
Ika. (2019). Kebidanan Komplementer Terapi Komplementer dalam Kebidanan.
Pustaka Baru
26
Kota Bogor. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 2. Nomor 4 Agustus.
Halaman 313-323
Ni Putu Devi Dharma Swastini(2020). Gambaran Asuhan Keperawatan
Pemberian Terapi Akupresur Untuk Mengatasi Nyeri Akut Pada Pasien
Gastritis Di Upt Kesmas Sukawati I Gianyar. Diploma thesis, Poltekkes
Denpasar Jurusan Keperawatan.
Octavia, A. M., & Ruliati. (2019). Pengaruh Senam Yoga Terhadap Nyeri
Punggung Ibu Hamil Trimester III. 9(2), 122–131.
Omoke, N. I., Amaraegbulam, P. I.,Umeora, O. U. J., & Okafor, L. C.(2021).
Prevalence and risk factors for low back pain during pregnancy among
women in Abakaliki,Nigeria. Pan African Medical Journal, 39.
https://doi.org/10.11604/pamj.2021.39.70.24367 Press. Yogyakarta
Resmi, D. C., Saputro, S. H., & Runjati. (2017). Pengaruh Yoga Terhadap Nyeri
Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Ilmiah Kesehatan,
000, 1–10.
Ridawati, I. D. et al. (2020) ‘Penerapan Warm Compress Dan Backrub’, Jurnal
Keperawatan Widya Gantari Indonesia, 4(2), pp. 90–95. Availableat:
https://ejournal.upnvj.ac.id/index.php/Gantari/article/download/1886/pdf
Rustikayanti, N.R, et all. (2018). Perubahan psikologis pada Ibu Hamil Trimester
III. The Southeast Asian Journal of Midwifery. 2(1): 45-46.
Setiawati, I., Ngudia, S., & Madura, H.(2019). Efektifitas Teknik Massage
Effleurage Dan Teknik. Prosiding Seminar Nasional Poltekkes Karya
Husada Yogyakarta, 2.
26
Shirazi, M., Mohebitabar, S., Bioos, S.,Yekaninejad, M. S., Rahimi, R.,Shahpiri,
Z., Nejatbakhsh, F. (2016).
Sukeksi, N. T., Kostania, G., & Suryani, E. (2018). Pengaruh Teknik Akupressur
Terhadap Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas
Jogonalan I Klaten. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, 1-56.
Suryati R. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika; (2011).
Swastini, N.P.D.D., (2020). Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Terapi
Akupresur Untuk Mengatasi Nyeri Akut Pada Pasien Gastritis Di Upt
Kesmas Sukawati I Gianyar (Doctoral dissertation, Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan).
Tri Perry, (2018), Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses dan Praktik vol 1
edisi 4. Jakarta : EGC
Wulan Diana. (2018). Endorphin Massage Efektif Menurunkan Nyeri Punggung
Ibu Hamil Trimester III di BPM Lulu Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Artha Bodhi Iswara. Surabaya
26
Lampiran 1. Hasil Uji Plagiarism
26